Disusun oleh :
Nur Alfi Mukaromah (A12020085)
2. ETIOLOGI
a. Nyeri saat bernafas
b. Kelemahan otot pernapasan
c. Deformitas tulang dada,
d. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
e. Imaturitas neurologia
f. Siindrom hipoventilasi
g. Ef agen farmakologis
3. BATASAN KARAKTERISTIK
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : dipsnea
Objektif : penggunaan obat bantu pernapasan, fase ekspirasi memnjang,pil napas
abnormal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Ortopnea
Objektif : pernapasan pursed-lip, penapasan cuping hidung, diameter thoraks anterior-
posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun, tekanan
ekspirasi menurun, ekskursi dada berubah
b. Pathway
7. INTERVENSI KEPERAWATAN
Observasi:
-Monitor pola napas (Frekuensi, keadalaman, usaha napas)
-Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, monkhi kering)
-Monitor sputum (jumlas, warna, aroma)
Terapeutik
-Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-lift dan chin-lift (jat-thrust jika curiga
trauma servikal)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endrotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGiil
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
8. DAFTAR PUSTAKA
- Bums, S.M. (2014). AACN Essential of Critical Care Nursing. New York :
McGraw-Hill Education
- Siela, D. (2010). Evaluation standards for management of artificial airways. Critical
Care Nurse
- Wong, M., & Elliott, M. (2009). The use of medical orders in a acute care oxygen
therapy. Brithis journal of nursing, 18(8), 462-464
- Santoso, Budi.2006. panduan diagnosa keperawatan 2009 definisi dan klarifikasi
- Suyono, Slamet,2009. Ilmu penyakit dalam jilid II jakarta : balai penerbit FKUI