Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

DENGAN GANGGUAN SISTEM INDRA (KATARAK)

DI RUANG AL MAUN RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Stase KMB III
Dosen Pengampu : Dr. Cahyu Septiwi. M.Kep.Sp.KMB.Ph.D

Disusun oleh Kelompok 5 Kelas Kebumen :

1. Agus Istikmal (A22020162) 6. Purwaning (A22020205)


Rahmawati
2. Kasiyanto (A22020183)
7. Rindy Eki Prawita (A22020208)
3. Marleni (A22020187)
8. Sigit Bahariawan (A22020216)
4. Muhamad Noer (A22020191)
9. Sri Lestariningsih (A22020219)
5. Nur Ngaisah (A22020196)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG 2020/2021

1
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S
DENGAN GANGGUAN SISTEM INDRA (KATARAK)
DI RUANG AL MAUN RS PKU MUHAMMADIYAH
SRUWENG

TUJUAN :

“ Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III. Selain itu Asushan Keperawatan ini juga
disusun untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Indra”

Yang disusun oleh :


Kelompok 5 Kelas Kebumen

Yang telah disahkan pada :

Hari : …………………………………

Tanggal : …………………………………

Disahkan oleh,

Dosen Pengampu Mata Kuliah


KMB III

(Dr. Cahyu Septiwi. M.Kep.Sp.KMB.Ph.D)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Indra
di RS PKU Muhammadiyah Sruweng, yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah KMB III. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Dr. Cahyu Septiwi.
M.Kep.Sp.KMB.Ph.D selaku Dosen mata kuliah KMB III, yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan Pada
Tn. S dengan Gangguan Sistem Indra (Katarak). Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam Asuhan Keperawatan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Kebumen, 06 April 2021

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 3
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 4
BAB I TINJAUAN TEORI ................................................................................ 5
A. Definisi Katarak .................................................................. 5
B. Etiologi ............................................................................... 5
C. Tanda dan gejala .................................................................................. 5
D. Patofisiologi .................................................................................... 6
E. Penatalaksanaan ......................................................................... 6
F. Pemeriksaan penunjang .......................................................................... 7
G. Pathway ....................................................................... 8
H. Masalah Keperawatan ........................................................................... 9
I. Intervensi Keperawatan .......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN KASUS ............................................................................ 11
A. Pengkajian ............................................................................................ 14
B. Diagnosa keperawatan ......................................................................... 21
C. Intervensi Keperawatan ........................................................................ 22
D. Implementasi keperawatan ................................................................. 25
E. Evaluasi keperawatan ......................................................................... 27
PENUTUP ....................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29

4
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Katarak merupakan kekeruhanlensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan pada retina (Istiqomah,2003). Menurut Nugroho
(2011). Kelainan ini bukan suatu tumor atau pertumbuhan jaringan di dalam
mata,akan tetapi keadaan lensa yang menjadi berkabut (Ilyas, 2004).
Katarak sendiri diumpamakan seperti penglihatan yg tertutup airterjun akibat
kerunhya lensa (Tamsuri,2004) biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan
berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu
yang lama.
B. ETIOLOGI
Penyebab katarak paling sering adalah penuaan dan trauma yang
menyebabkan perubahan pada jaringan mata.
Faktor resiko penyebab katarak adalah :
 Penuaan
 Riwayat keluarga
 Trauma pada mata atau operasi mata.
 Konsumsi alkohol atau merokok
 Penyakit lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan obesitas
 Paparan sinar matahari yang lama
 Penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang
C. TANDA DAN GEJALA
 Pandangan kabur seperti berkabut
 Warna di sekitar terlihat memudar
 Rasa silau saat melihat lampu mobil, matahari, atau lampu.
 Melihat lingkarang di sekeliling cahaya (halo)
 Pandangan ganda
 Penurunan penglihatan di malam hari
 Sering mengganti ukuran kacamata

5
D. PATOFISIOLOGIS
Menurut Kowalak (2003), patofoiologi katarak dapat bervariasi menurut
masing-masing bentuk katarak. Katarak senilis memperlihatkan bukti adanya
agregasi protein, cedera oksidatif dan peningkatan pigmentasi di bagian tengah
lensa, selain itu pada katarak traumatika dapat terjadi inflamasi atau fagositosis
lensa ketika lensa mata mengalami rupture (Kowalak, 2003). Sedangkan
mekanisme katarak komplikasi bervariasi menurut proses penyakitnya, sebagai
contoh pada penyakit diabetes mellitus akan terjadi peningkatan kadar glukosa
dalam lensa yang kemudian menyebabkan lensa mata menyerap air (Kowalak,
2011) sedangkan katarak kongenital merupakan bentuk yang memberikan
tantanggan khusus.
Tamsuri (2003) mengungkapkan bahwa secara kimiawi pembentukan katarak
ditandai dengan berkurangnya ambilan oksigen dan bertambahnya kandungan
air yang kemudian diikuti dengan dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium
bertambah, sedangkan kalium, asam askorbat serta protein menjadi berkurang.
Menurut Istiqomah (2003), lensa mata berisi 65% air, sisanya berupa protein
dan mineral penting. Katarak terjadi pada saat penurunan ambilan oksigen dan
penurunan air. Dilain sisi terjadi peningkatan kadar kalsium dan berubahnya
protein larut menjadi tidak dapat larut. Pada kondisi tersebut akan
menyebabkan gangguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme
ini akan mengakibatkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam
lensa. Perubahan inilah yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan
lensa.Kekeruhan dapat berkembang sampai di berbagai bagian lensa atau
kapsulnya.
E. PENATALAKSANAAN
a. Extracapsular Cataract Ekstraktie (ECCE)
Korteks dan nucleus diangkat, kapsul posteriorditinggalkan untuk
mencegah prolaps viterus, untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet
dan memberikan sokongan utuk implantasi lensa intraokuler. ECCE paling
sering dilakukan karena memungkinkan dimasukannya lensa intraokuler
ke dalam 3

6
kapsul yang tersisa. Setelah pembedahan diperlukan koreksi visus lebih
lanjut. Visus basanya pulih dalam tiga bulan setelah pembedahan. Tehnik
yang sering digunakan dalam ECCE adalah fakoemulsifikasi, jaringan
dihancurkan dan debris diangkat melalui pengisapan (suction)
(Istiqomah,2003).
b. b. Intracapsula Cataract Extractie (ICCE)
Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan dari
prosedur adalah kemudahan prosedur ini dilakukan, sedangkan
kerugiannya mata beresikotinggi mengalami retinal detachmentdan
mengangkat struktur penyokong untuk penanaman lensa
intraokuler.Salahsatu tehnik ICCE adalah menggunakan cryosurgery,
lensa dibekukan dengan probe superdingin dan kemudian diangkat.
Menurut (Ilyas,2003) pembedahan dengan cara ini mengurangi penyulit
yang sering terjadi pada tehnik ECCE.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji laboratorium kultur dan smear kornea atau konjungtiva dapat digunakan
untuk mendiagnosa tentang infeksi. (Muttaqin dan Sari, 2009) Slitlamp
memungkinkan dapat digunakan untuk pemeriksaan struktur anterior mata
dalam gambaran mikroskopis. Dalam pemeriksaan mata yang komprehensif
perlu dilakukan pengkajian TIO (Tekanan Intra Okuler).Alat yang dapat
digunakan untuk mengukur TIO yaitu tonometer schiotz. Pengukuran ini hanya
dilakukan pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun. Oftalmoskopi
jugadapat digunakan untuk pemeriksaan mata bagian dalam.

7
G. PATWAY

Usia Congenital / Cide Penyakit


lanjut biasa ra Metabolik

Nukleus mengalami
perubahan warna menjadi
coklat kekuningan

Perubahan fisik
(perubahan pada seraput
halus multiple (zunula)
yang memanjangdari bdan
silier ke sekitar daerah
lensa
Hilangnya transpransi
lensa

Perubahan kimia dalam


protein
Resiko Cidera Koagulasi

Ganagguan Mengabutkan
penerimaan sensori

Terputusnya protein lensa


diserti influk air kedalam
lensa
Usia meningkat

Penurunan enzim

Degenerasi pada lensa Resio Infeksi

Katarak Prosedur Invasif

Kurang terpapar Operasi Agen pencedera fisik


informasi

Ansiats Resiko Perdarahan Nyeri Akut

8
H. MASALAH KEPERAWATAN

Berikut adalah masalah yang timbul bagi klien Katarak berdasarkan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) :

1. Resiko cedera b.d perubahan sensasi (D.0136)

2. Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)

3. Resiko perdarahan d.d tindakan pembedahan (D.0012)

4. Nyeri akut b.d gen pencedera fisik (D.0077)

5. Resiko infeksi d.d efek prosedur infasif (D.0124)

9
A. INTERVENSI KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI


1 Resiko cedera (D.0136) Fungsi Sensori (L.06048) Pencegahan Cidera (I.14537)
d.d perubahan sensasi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 2 x24 jam, maka  Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
fungsi sensori membaik menyebabkan cidera
dengan kriteria hasil :  Indentifikasi kesesuaian alas kaki pada ekstremitas
1. Ketajaman pengelihatan meningkat
bawah
Terapeutik :
 Sediakan pencahayaan yang memadai
 Diskusikan alat bantu mobilitas yang sesuai
 Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien
Edukasi :
 Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh pada pasien dan
keluarga
2 Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)
b.d kurang terpapar informasi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Gejala dan tanda mayor keperawatan selama 2 x24 jam, maka  Identifikasi sat tingkat ansietas beruah
Subjektif : tingkat ansietas menurun  Identifiksi kemampuan mengambil keputusan
 Merasa bingung dengan kriteria hasil :
 Monitor tanda-tand ansietas
 Merasa khwatir akibat dari 1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi
yang dihadapi menurun Terapeutik :
kondisi yang dihadapi
 Sulit berkonsentrasi 2. Perilaku gelisah menurun  Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
Objektif : 3. Perilaku tegang menurun kepercayaan
4. Frekuensi nadi membaik

10
 Tanpak gelisah 5. Frekuensi pernafasan membaik  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
 Tampak tegang 6. Tekanan darah membaik
 Pahami suasana yang membuat ansietas
 Sulit tidur
Gejala dan tanda minor  Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
Subjektif : datang
 Mengeluh pusing Edukasi :
 Anoreksia  Jelaskan prosedur dan sensasi yang mungkin dialami
 Palpitasi  Jelaskan secara faktual mengenai diagnosa, pengobatan dan
 Mersa tidak berdaya prognosis
Objektif :
 Frekuensi nfas meningkat  Latih teknik relaksasi
 Frekuensi nadi meningkat Kolabirasi :
 Tekanan darah meningkat  Kolaborasi pemberian obatnti ansietas, jika perlu
 Diaforesis
 Tremor
 Muka tampk pucat
 Suara bergetar
 Kontak mat buruk
 Sering berkemih
 Berorientasi pada masa lalu
3 Nyeri akut (D.0077) Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
b.d agen pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Gejala dan tanda mayor keperawatan selama 3 x24 jam, maka  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Subjektif : tingkat nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri
 Mengeluh nyeri dengan kriteria hasil :  Identifikasi skala nyeri
Objektif : 7. Keluhan nyeri menurun
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Tampak meringis 8. Meringis menurun
 Bersikap protektif 9. Gelisah menurun  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
 Gelisah 10. Nadi membaik nyeri
 Nadi meningkat 11. Tekanan darah membaik  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Sulit tidur  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Gejala dan tanda minor  Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah

11
Subjektif : - diberikan
Objektif :  Monitor efek samping penggunaan analgetik
 Tekanan darah meningkat Terapeutik :
 Pola napas berubah  Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
 Nafsu makan berubah
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Proses berpikir terganggu
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4 Resiko perdarahan (D.0012) Tingkat perdarahan (L.02017) Pencegahan Perdarahan (I.02067)
d.d tindakan pembedahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tindakan
selama 1x24 jam diharapkan masalah Observasi
keperawatan tingkat perdarahan menurun  Monitor tanda dan gejala perdarahan
dengan kriteria hasil :  Monitor nilai hematokrit/haemaglobin sebelum dan sesudah
1. Perdarahan pasca operasi menurun perdarahan
2. Tekanan darah membaik  Monitor tanda-tanda vital ortostatik
3. Nadi membaik Terapeutik
4. Suhu tubuh membaik
 Pertahankan bedreast selama perdarahan
 Batasi tindkan invasif jika perlu
 Gunakan kasur dekubitus
 Hindari pengukurn suhu rektal
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
 Anjurakan menggunakan kaos kaki saat ambulasi

12
 Anjurkan meningkatkan asupan cairn untuk menghindari
konstipaasi
 Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
 Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
 Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
5 Resiko infeksi (D.0124) Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
d.d efek prosedur invasif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tindakan
selama 3 x 24 jam tidak terjadi infeksi Observasi
pada pasien dengan kriteria hasil :  Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi Terapeutik
 Batassi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan luka
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkung pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda-tanda infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi
 Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
 Ajarkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian Antibiotik, jika perlu

13
BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN


POST OPERASI KATARAK

Tanggal masuk : 20 Juni 2021 Jam 08.00 WIB


Tanggal pengkajian : 20 Juni 2021 Jam 09.00 WIB
Ruang : Bangsal Alma’un
Pengkaji : Agus Istikmal

A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 75 tahun.
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Sidoagung 3/4 Sruweng
Diagnosa Medis : Katarak
b. Keluhan utama
Klien mengatakan pengelihatan kabur
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien datang ke Poli RS PKU Muhammadiyah Sruweng pada 20
April 2021 jam 08.00 WIB dengan keluhan pengelihatan kabur.
Pasien sudah pernah periksa di Puskesmas dan didagnosa katarak,
kemudian pasien diberikan rujukan ke poli mata RS PKU
Muhammadiyah Seruweng dan direncanakan utuk menjalani

14
operasi.
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit serupa, tidak ada riwayat penyakit keturunan atau
menahun seperti Diabetes Melitus, asma dan hipertensi.
d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1) Pola Oksigenasi
- Sebelum sakit :
Pasien tidak mengalami gangguan nafas, tidak mengalami
sesak nafas, tidak menggunakan alat bantu nafas.
- Saat dikaji :
Pasien tidak menggunakan alat bantu nafas, nafas pasien
normal 20x/menit.
2) Pola Nutrisi
- Sebelum sakit :
Pasien tidak mengalami gangguan pola makan dan minum.
Makan 3x sehari porsi habis, minum 8 gelas/hari.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan makan makanan habis 1 porsi dan minum
7 gelas/hari.
3) Pola Eliminasi
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB 1 x/hr dengan konsistensi lembek,
warna kuning dengan bau yang khas. BAK 5-6 x/hr warna
kuning, dengan bau yang khas
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan belum BAB, pasien BAK melalui DC,
pasien mengatakan penis terasa nyeri.
4) Pola Aktivitas
- Sebelum sakit :
Pasien melakukan aktivitas dengan hati-hati karena

15
pandangannya kabur
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan aktivitas hanya diatas tempat tidur
ditemani keluarganya.
5) Pola Istirahat Dan Tidur
- Sebelum sakit :
Pasien dapat tidur malam kurang lebih 7 jam sehari, waktu
istirahat dan tidurnya cukup.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun karena
luka bekas operasinya masih terasa nyeri
6) Pola Personal Hygiene
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan mandi sendiri 2x/hari dengan
menggunakan sabun dan gosok gigi mengunakan pasta gigi.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan diseka keluarganya 2 x/hr
7) Pola Rasa Aman Dan Nyaman
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelumnya merasa lebih baik dan
nyaman saat berktivitas.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan takut kalau beraktivitas karena
pandangannya kabur. Pasien mangatakan takut kalau
dioperasi
8) Pola Pertahanan Suhu Tubuh
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak mengalami perubahan tubuh dan
tidak demam.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan tidak

16
berpengaruh pada suhu tubuh.
9) Pola Berpakaian
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan dapat memakai pakaian sendiri tanpa
bantuan orang lain.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan dapat memakai pakaian dibantu
keluarganya.
10) Pola Komunikasi
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan berkomunikasi dengan bahasa jawa.
- Saat dikaji :
Pasien dapat melakukan komunikasi dengan baik, dan
menanyakan berapa matanya bisa sembuh
11) Pola Belajar
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sudah tidak bisa membaca karena
pandanganya kabur
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan tidak bisa belajar pandangannya kabur
12) Pola Bekerja
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak bisa bekerja karena pandangannya
kabur.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan tidak bisa bekerja karena pandangannya
kabur
13) Pola Hiburan
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa mengisi waktu luang dengan
berkumpul dengan keluarga.

17
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan hiburanya ngobrol dengan keluarg
14) Pola Ibadah
- Sebelum sakit :
Pasien rutin beribadah sholat 5 waktu.
- Saat dikaji :
Pasien mengatakan dapat beribadah solat 5 waktu
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum (KU) : Baik
2) Kesadaran : Composmentis (E4V5M6)
3) TD : 150/80 mmHg.
4) N : 95 x/m.
5) S : 36,4 °C.
6) RR : 20 x/m.

b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Mesochepal, rambut lurus warna hitam.
2) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, isokor,
reflek pupil 2/2, reflek cahaya +/+, terdapat warna putih
melingkari kornea
3) Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, tidak ada perdarahan
dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
4) Mulut : Mukosa bibir basah, tidak ada lesi, klien tampak meringis
kesakitan saat menggerakkan tubuhnya.
5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
6) Leher : Baik, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7) Dada
a) Jantung
- Inspeksi : Tidak terlihat pulsasi ictus cordis.

18
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS ke 5 MCL
- Perkusi : Terdengar bunyi pekak.
- Auskultasi : Terdengar bunyi lub dub S1-S2 tunggal
b) Paru
- Inspeksi : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak
menggunakan otot bantu pernapasan, dan pernapasan
dada.
- Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris.
- Perkusi : Terdengar bunyi sonor.
- Auskultasi : Terdengar vesikuler dikedua paru-paru.
8) Abdomen
- Inspeksi : Perut simetris kanan dan kiri
- Auskultasi : Bising usus 10 x/m.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di daerah lambung
- Perkusi : Terdengar bunyi tympani.
9) Ekstremitas
1) Atas : Kekuatan otot 5/5, CRT ˂ 2 detik, tidak ada luka,
terpasang IVFD RL 20 tpm di tangan kanan.
2) Bawah : Kekuatan otot 5/5, CRT ˂ 2 detik, ada luka lecet di
lutut kaki kirinya.
10) Genitalia
Genetalia bersih dan tidak ada luka.

c. Pemeriksaan Penunjang
1) Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 20 Juni 2021
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan

19
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Leukosit 4.87 3.8-10.6 Rb/ul
Eritrosit L 3.94 4.4-5.9 Juta/L
Hemoglobin L 11.0 13.2-17.3 gr/dl
Hematokrit L 35.6 40-52 %
MCV 90.2 80-100 fL
MCH 28.0 26-34 pg
MCHC L 31.1 32-36 g/gl
Trombosit 251 150-440 rb/ul
HITUNG JENIS
Basofil 0.9 0.0-1.0 %
Eosinofil 3.4 2.4-4.0 %
Netrofil 58.8 50.00-70.00 %
Limfosit 29.7 25.0-40.0 %
Monosit 7.2 2.0- 8.0 %
KIMIA
Gula Darah 115 70-130 mg/dl
Sewaktu
FAAL GINJAL
Ureum H 30 15-39 mg/dl
Creatinin H 1.0 0.9-1.3 mg/dl

d. Terapi
- IVFD Rl 20 tpm
- Cefazoline inj 2 x 1 gr
- Ketorolak inj 10 mg/KP

20
B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tgl/ Diagnosa
Data Fokus Masalah Penyebab
No Keperawatan
20/06/2021 Ds: Resiko Perubahan (D.0136)
1 Pandangan kabur cedera sensasi Resiko cedera b.d
Do : perubahan sensasi
Terdapat warna putin
melingkari kornea
20/06/2021 Ds : Ansietas Kurang (D.0080)
2 Pasien mengatakan terpapar Ansietas b.d kurang
takut kalau dioperasi. informasi terpapar informasi
Do :
Pasien tampak tegang,
pasien menanyakan
berapa lama sakitnya
sembuh
21/06/2021 Ds : Nyeri Agen (D.0077)
3 Pasien mengatakan Akut pencecdera Nyeri akut b.d gen
matanya yang dioperasi fisik pencedera fisik
kemarin tanggal 20 Juni
2021 jam 20.00
Ds :
Terdapat luka bekas
operasi di mata kanan,
S : 37,4 °C
21/06/2021 Ds : Resiko Efek (D.0124)
4 Pasien mengatakan infeksi prosedur Resiko infeksi d.d
matanya baru dioperasi invasif efek prosedur
tadi malam invasif
Do :
Terdapat luka bekas
operasi di mata kanan,
S : 37,4 °C

21
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx/
SDKI SLKI SIKI
Tgl
1 (D.0136) Fungsi Sensori Pencegahan Cidera (I.14537)
20/064/2021 Resiko cedera d.d (L.06048) Observasi :
perubahan sensasi Setelah dilakukan  Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
tindakan menyebabkan cidera
keperawatan selama  Indentifikasi kesesuaian alas kaki pada ekstremitas
2 x24 jam, maka bawah
fungsi sensori
Terapeutik :
membaik
 Sediakan pencahayaan yang memadai
dengan kriteria hasil :
1. Ketajaman  Diskusikan alat bantu mobilitas yang sesuai
pengelihatan  Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien
meningkat Edukasi :
 Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh pada pasien dan
keluarga
2 (D.0080) Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas (I.09314)
20/06/2021 Ansietas b.d kurang (L.09093) Observasi :
terpapar informasi Setelah dilakukan  Identifikasi sat tingkat ansietas beruah
ditandai dengan tindakan  Identifiksi kemampuan mengambil keputusan
Ds : keperawatan selama  Monitor tanda-tand ansietas
Pasien mengatakan 2 x24 jam, maka
takut kalau dioperasi. Terapeutik :
tingkat ansietas
Do :  Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
menurun
Pasien tampak tegang, dengan kriteria hasil : kepercayaan
pasien menanyakan 1. Verbalisasi khawatir  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
berapa lama sakitnya akibat kondisi yang  Pahami suasana yang membuat ansietas
sembuh dihadapi menurun  Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
2. Perilaku gelisah
datang
menurun
Edukasi :
3. Perilaku tegang

22
menurun  Jelaskan prosedur dan sensasi yang mungkin dialami
4. Frekuensi nadi  Jelaskan secara faktual mengenai diagnosa, pengobatan dan
membaik
prognosis
5. Frekuensi pernafasan
membaik  Latih teknik relaksasi
6. Tekanan darah Kolabirasi :
membaik  Kolaborasi pemberian obatnti ansietas, jika perlu

3 (D.0077) Tingkat nyeri Manajemen Nyeri (I.08238)


21/06/2021 Nyeri akut b.d gen (L.08066) Observasi :
pencedera fisik Setelah dilakukan  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Ditandai dengan tindakan kualitas, intensitas nyeri
Ds : keperawatan selama  Identifikasi skala nyeri
Pasien mengatakan 3 x24 jam, maka  Identifikasi respon nyeri non verbal
matanya yang dioperasi tingkat nyeri  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
kemarin tanggal 20 Juni menurun
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
2021 jam 20.00 dengan kriteria hasil :
Ds : 1. Keluhan nyeri  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Terdapat luka bekas menurun  Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
operasi di mata kanan, 2. Meringis menurun diberikan
S : 37,4 °C 3. Gelisah menurun  Monitor efek samping penggunaan analgetik
4. Nadi membaik Terapeutik :
5. Tekanan darah  Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
membaik  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

23
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4 (D.0124) Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
21/06/2021 Resiko infeksi d.d efek Setelah dilakukan tindakan Tindakan
prosedur invasif keperawatan selama 1 x 24 Observasi
jam tidak terjadi infeksi  Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
pada pasien dengan kriteria Terapeutik
hasil :  Batasi jumlah pengunjung
Tidak terdapat tanda-tanda  Berikan perawatan luka
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
infeksi
lingkung pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda-tanda infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi
 Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
 Ajarkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian Antibiotik, jika perlu

24
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Dx/
Nama/
Tgl/ Implementasi
ttd
Jam
1  Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
20/06/2021 menyebabkan cidera
10.00  Indentifikasi kesesuaian alas kaki pada ekstremitas
bawah
 Sediakan pencahayaan yang memadai
 Diskusikan alat bantu mobilitas yang sesuai
 Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien
 Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh pada pasien
dan keluarga
2  Identifikasi sat tingkat ansietas beruah
20/06/2021  Identifiksi kemampuan mengambil keputusan
10.00  Monitor tanda-tand ansietas
 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
 Pahami suasana yang membuat ansietas
 Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
 Jelaskan prosedur dan sensasi yang mungkin dialami
 Jelaskan secara faktual mengenai diagnosa, pengobatan
dan prognosis
 Latih teknik relaksasi
 Kolaborasi pemberian obatnti ansietas, jika perlu
1  Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
21/06/2021 menyebabkan cidera
10.00  Indentifikasi kesesuaian alas kaki pada ekstremitas
bawah
 Sediakan pencahayaan yang memadai
 Diskusikan alat bantu mobilitas yang sesuai
 Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien
 Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh pada pasien
dan keluarga
2  Identifikasi sat tingkat ansietas beruah
21/06/2021  Identifiksi kemampuan mengambil keputusan
10.00  Monitor tanda-tand ansietas
 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan

25
kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
 Pahami suasana yang membuat ansietas
 Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
 Jelaskan prosedur dan sensasi yang mungkin dialami
 Jelaskan secara faktual mengenai diagnosa, pengobatan
dan prognosis
 Latih teknik relaksasi
 Kolaborasi pemberian obatnti ansietas, jika perlu
3  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
21/06/2021 kualitas, intensitas nyeri
10.00  Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
1  Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
09/04/2021  Batasi jumlah pengunjung
09.00  Berikan perawatan luka
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkung pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
 Jelaskan tanda-tanda infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi

26
 Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
 Ajarkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian Antibiotik, jika perlu

E. EVALUASI KEPERAWATAN
No Dx/
Nama/
Tgl/ Evaluasi
ttd
Jam
1 S : Pasien mengatakan pandangan masih kabur
21/06/2021 O : Terdapat warna putin melingkari kornea
07.00 A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi rencana operasi jam 20.00 WIB
2 S : pasien mengatakan sudah siap untuk operasi
21/06/2021 O : pasien tampak tenang
07.00 A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
1 S : Pasien mengatakan pandangan masih kabur
22/06/2021 O : Terdapat warna putin melingkari kornea
07.00 A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi rencana operasi jam 20.00 WIB
3 S : Pasien mengatakan nyeri luka operasi mata kanan dengan
22/06/2021 skala nyeri 4
07.00 O : terdapat luka operasi di mata kanan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
4 S : Pasien mengatakan sudah bisa menggerakan tangan kirinya
22/06/2021 tapi masih sakit
07.00 O : tidak ada tanda-tanda infeksi
A : Masalah teratasi
P : Hentika intervensi

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Diagnosa keperawatan berdasarkan analisis data yaitu resiko cidera d.d
perubahan sensasi, ansietas b.d kurang terpapar informasi, nyeri akut b.d agen
pencecder b.d fisiologi dan resiko infeksi d.d efek prosedur infasif

B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya mengacu pada pedoman
SDKI, SLKI dan SIKI disesuaikan dengan kondisi pasien serta kebijakan dari
rumah sakit.

28
DAFTAR PUSTAKA

Kundre, Maleni (2020) : Karya Tulis Ilmiyan Asuhan Keperawatan Pada Tn. R dengan
Diagosa Medis Post OP Fraktur Humerus Dextra di Ruang Melati RSUD
Bangil Pasuruan. Sidoarjo : Akademi Keperawatan Kerta Cendekia
PPNI (2016) :Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018) :Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018) :Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

29

Anda mungkin juga menyukai