Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY.

P DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


UTAMA HIPOTERMIA PADA PASIEN BERAT BAYI LAHIR RENDAH
DI RUANG AR.FAKHRUDIN RS PKU
MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Kep. Anak Profesi Ners

Disusun oleh:
PURWANING RAHMAWATI
2022030143

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022/2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY.P DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA HIPOTERMIA PADA PASIEN BERAT BAYI
LAHIR RENDAH DI RUANG AR.FAKHRUDIN RS PKU
MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun oleh:
PURWANING RAHMAWATI
2022030143

Telah disetujui pada tanggal Desember 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Wuri Utami, M.Kep) (Ida Sri Setiyani, S.Kep.Ns)

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................i
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Pengertian ............................................................................................ 1
B. Etiologi ................................................................................................ 1
C. Batasan Karakteristik .......................................................................... 1
D. Fokus Pengkajian ................................................................................ 2
E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan ............................................. 3
F. Masalah Keperawatan yang Muncul ................................................... 4
G. Intervensi Keperawatan ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN KASUS .......................................................................... 7
A. Format Pengkajian Keperawatan Anak .............................................. 7
B. Analisa Data ....................................................................................... 25
C. Prioritas Diagnosa .............................................................................. 26
D. Intervensi ............................................................................................ 26
E. Implementasi ...................................................................................... 28
F. Evaluasi .............................................................................................. 30
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 33

iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hipotermia adalah suhu tubuh berada dibawah rentang normal tubuh
(PPNI, 2017). Hipotermia pada bayi baru lahir adalah suhu tubuh dibawah
36,5℃ pengukuran dilakukan pada ketiak selama 3-5 menit (Maryunani,
2013). Suhu tubuh rendah dapat disebabkan karena terpapar dengan
lingkungan dingin (suhu lingkungan yang rendah, permukaan yang dingin atau
basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak mengenakan pakaian (Sudarti,
2010)

B. Etiologi
Penyebab hipotermi menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016 antara lain:
1. Kerusakan hipotalamus
2. Ibu hamil yang meminum alkohol
3. Berat badan ekstrem
4. Kekurangan lemak subkutan
5. Terpapar suhu lingkungan rendah
6. Malnutrisi
7. Pemakaian pakaian tipis
8. Penurunan laju melatoblisme
9. Tidak beraktivitas
10. Transfer panas
11. Trauma
12. Proses penuaan
13. Efek agen farmakologi
14. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia
Penyebab hipotermi pada bayi menurut Maryunani (2013) dapat disebabkan
oleh:

1
1. Evaporasi, dimana evaporasi merupakan kehilangan panas ke udara
ruangan melalui kulit yang basah atau selaput mukosa. Evaporasi terjadi
apabila bayi lahir tidak segera dikeringkan
2. Konduksi terjadi apablia bayi diletakkan di tempat dengan alas dingin,
seperti pada waktu menimbang bayi
3. Radiasi terjadi jika panas berpindah dari bayi ke benda padat ainnya tanpa
melalui kontak langsung
4. Konveksi terjadi apabila bayi berada dalam ruangan dengan aliran udara
melalui pintu dan jendela terbuka, dalam hal ini konveksi merupakan
kehilangan panas dari kulit bayi ke udara yang bergerak

C. Batasan Karakteristik
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016:
1. Tanda dan gejala mayor :
a. Secara subjektif tidak tersedia
b. Secara objektif:
1) Kulit teraba dingin
2) Suhu tubuh dibawah nilai normal
2. Tanda dan gejala minor :
a. Secara subjektif tidak tersedia
b. Secara objektif:
1) Akrosianosis
2) Nradikardi
3) Dasar kuku sianotik
4) Hipoglikemia
5) Hipoksia
6) Pengisian kapiler >3 detik
7) Konsumsi oksigen meningkat
8) Ventilasi menurun
9) Piloereksi

2
10) Takikardi
11) Vasokonstriksi perifer
12) Kutis memorata (pada neonatus)

Menurut Maryuni (2013) tanda dan gejala hipotermi pada bayi BBLR yaitu:

1. Pengukuran suhu tubuh neonatus dan BBLR mungkin tidak dapat


dideteksi secara dini adanya stress dingin, karena neonatus dan
BBLR akan menggunakan simpanan energinya untuk
mempertahankan suhu tubuhnya
2. Tanda awal hipotermia:
a) Kaki terasa dingin
b) Kempuan menghisap rendah atau tidak bisa menyusu
c) Letargi atau menangis lemah
d) Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi kutis
marmorata atau plethora
e) Takipnea dan takikardia
3. Tanpa hipotermia menetap:
a) Letargi
b) Apnea dan bradikardia
c) Resiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia, asidosis
metabolik, sesak nafas, dan faktor pembekuan yang
abnormal
D. Fokus Pengkajian
1. Identitas Neonatus
2. Identitas Orang Tua
3. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan
a) Riwayat kehamilan
b) Riwayat Persalinan
4. Riwayat Keperawatan
a) Riwayat keperawatan sekarang
b) Riwayat keperawatan sebelumnya

3
c) Riwayat keluarga
d) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1) Tahap pertumbuhan
2) Tahap perkembangan
e) Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
2) Pemeriksaan fisik: refleks, tonus, kepala, mata, THT,
wajah, abdomen, toraks, paru-paru, jantung, nadi perifer,
ekstremitas, umbilikus, genital, anus, kulit, suhu, nilai
APGAR
5. Pemeriksaan Penunjang: pemeriksaan hasil laboratoriun

E. Patofisiologi

Pusat pengaturan panas di otak bayi memiliki kemampuan untuk


meningkatkan produksi panas sebagai respons terhadap stimulus yang diterima
dari reseptor suhu (termoreseptor). Akan tetapi, ini bergantung pada
peningkatan aktivitas metabolik yang menggangu kemampuan bayi untuk
mengontrol suhu tubuh, terutama dalam kondisi lingkungan yang buruk. Bayi
memiliki kemampuan terbatas untuk menggigil dan tidak mampu
meningkatkan aktifitas volunter otot untuk menghasilkan panas. Oleh sebab
itu, bayi harus bergantung pada kemampuannya sendiri untuk menghasilkan
panas melalui metabolisme (Fraser dan Cooper, 2012). Hipotermia cenderung
terjadi pada masa transisi pada bayi baru lahir. Masa transisi bayi merupakan
masa yang sangat kritis pada bayi dalam upaya untuk dapat bertahan hidup.
Bayi baru lahir harus beradaptasi dengan kehidupan diluar uterus yang suhunya
jauh lebih dingin bila dibandingkan suhu didalam uterus yang relatif lebih
hangat. Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam mengendalikan suhu
secara adekuat, bahkan jika bayi lahir saat cukup bulan dan sehat sehingga
sangat rentan untuk kehilangan panas. Hipotermia adalah keadaan dimana suhu
tubuh berada dibawah normal (<36,5°C), hipotermia terjadi karena perawatan

4
bayi baru lahir yang salah, hilangnya panas tubuh disebabkan oleh 4 hal yaitu
radiasi, konveksi, konduksi, dan evaporasi (Istiqomah & Mufida: Jurnal
Eduhealth, 2014).

F. PATHWAY

Adaptasi BBLR

Perbedaan suhu ekstra Pemotongan tali Sistem pencernaan belum


dan intra uterin pusat bayi matang

Absorbsi lemak
Luka terbuka pada tali
Fluktuasi temperatur terbatas
pusat
tubuh

Sediaan lemak tubuh


Risiko infeksi terbatas
Hipotermi

Risiko perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan

G. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Hipotermi b.d terpapar suhu lingkungan rendah (D.0131)
2. Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder(D.0142)

5
H. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan SLKI SIKI


1. Hipotermi b.d terpapar suhu lingkungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x Manajemen Hipotermia (I.14507)
rendah (D.0131) 24 jam maka diharapkan Termoregulasi Neonatus Observasi :
Gejala dan tanda mayor. Membaik dengan kriteria hasil:  Monitor suhu tubuh
Obyektif : Adaptasi Termoregulasi Neonatus (L.14135)  Identifikasi penyebab hipotermia
 Kulit teraba dingin Kriteria Hasil Skala  Monitor tanda dan gejala hipotermia
 Mengigil 1 2 3 4 5 Terapeutik :
 Suhu tubuh dibawah nilai normal Suhu Tubuh 1 2 3 4 5  Sediakan lingkungan yang hangat
Gejala dan tanda minor Suhu Kulit 1 2 3 4 5 (inkubator)
Objektif:
Keterangan:  Ganti pakaian dan linen yang basah
 Akrosianosis 1. Meningkat  Lakukan penghangatan pasif (mis:
 Nradikardi 2. Cukup meningkat selimut)
 Dasar kuku sianotik 3. Sedang  Lakukan penghangatan aktif(perawatan
 Hipoglikemia 4. Cukup menurun metode kanguru)
 Hipoksia 5. Menurun  Lakukan penghangatan aktif internal (infus
 Pengisian kapiler >3 detik cairan hangat).
 Konsumsi oksigen meningkat Edukasi :
 Ventilasi menurun  Anjurkan makan/minum hangat
 Piloereksi
 Takikardi
 Vasokonstriksi perifer
 Kutis memorata (pada neonatus)
2 Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x Pencegahan infeksi (I.14539)
pertahanan tubuh sekunder (D.0142) 24 jam maka Tingkat Infeksi Menurun dengan Observasi :
Faktor risiko: kriteria hasil:  Monitor tanda dan gejala infeksi
 Penyakit kronis Tingkat Infeksi (L.14137) Terapeutik :
 Efek prosedur invasif Kriteria Hasil Skala  Berikan perawatan pada tali pusat bayi
 Malnutrisi 1 2 3 4 5  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Kemerahan 1 2 3 4 5 dengan bayi

6
 Peningkatan paparan organisme patogen Bengkak 1 2 3 4 5  Pertahankan teknik aseptik
lingkungan Keterangan : Edukasi
 Ketidakadekuatan pertahanan tubuh 1. Meningkat  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
primer 2. Cukup meningkat  Ajarkan teknik mencuci tangan yang benar
 Ketidakadekuatan pertahanan tubuh 3. Sedang  Anjurkan meningkakan asupan dan nutrisi
sekunder 4. Cukup menurun Kolaborasi
5. Menurun  Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu

7
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Identitas Neonatus
Nama Bayi : By.Ny.P
Tanggal Lahir : 20 Desember 2022
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 2 hari
Berat Badan : 2000 gr
Ruang : Peristi
Kelahiran : Tunggal, hidup
Tanggal MRS : 20 Desember 2022 Jam: 17.15 WIB
Tanggal Pengkajian : 22 Desember 2022 Jam: 13.30 WIB
Diagnosa Medis : BBLR

B. Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny.P
Umur Ibu : 28 Tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Ibu : Sarjana
Agama : Islam
Alamat : Adimulyo
Dikirim Oleh : -
Nama Ayah : Tn.K
Umur Ayah : 32 Tahun
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pendidikan Ayah : Sarjana

C. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. Riwayat Kehamilan

8
Ibu : G1P0A0
Umur Kehamilan : 37 minggu
Berat Badan : 60 Kg
Tinggi Badan : 157 cm
Pemeriksaan Antenatal : >3x di Bidan dan Rumah Sakit
Teratur sejak kehamilan 8 minggu
Penyakit kehamilan : -
Kebiasaan makan : Normal
Merokok : Tidak
Jamu : Tidak
Kebiasaan minum obat : Tidak
Periksa terakhir :  Hb: 10,7 gr%
 Golongan Darah: B
 Lain-lain: -

Pernah mendapat terapi : Ferospat 1x1


Alergi Obat : -

2. Riwayat Persalinan
Bayi lahir secara Sectio Caesarea dengan indikasi Hipertensi pada usia
kehamilan 37 minggu pada tanggal 20 Desember 2022 jam 17.00 WIB
di ruang Instalasi Bedah Sentral RS PKU Muhammadiyah Sruweng.

D. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
a. Keluhan Utama: Berat Bayi Lahir Rendah
b. Riwayat Penyakit sekarang: Bayi lahir secara SC di IBS RS PKU
Muhammadiyah Sruweng pada tanggal 20 Desember 2022 jam
17.00 WIB dengan Berat Bayi Lahir Rendah (2000gr), bayi tampak
lemas, Nadi 140x/menit, suhu 36℃, R: 40x/menit. Bayi kemudian
dipindahkan ke ruang peristi tanggal 20 Desember 2022 jam 17.15
WIB. Bayi dilakukan pengkajian oleh perawat tanggal 22 Desember

9
2022 jam 13.30, kondisi bayi tampak lemas, reflek hisap kuat, badan
kemerahan, Nadi: 140x/menit, Suhu 36℃, R: 42x/menit
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
a. Riwayat kesehatan yang lalu: pasien seorang bayi umur 2 hari
sebelumnya dilahirkan secara SC pada tanggal 20 Desember 2022 di
RS PKU Muhammadiyah Sruweng
b. Imunisasi: Hb 0 (+)
3. Riwayat Keluarga
Genogram

Ket:
Perempuan
Laki - laki
Klien
Tinggal satu keluarga

4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Tahap Pertumbuhan
a. Berat badan: 2000 gr
b. Lingkar kepala: 32 cm
Lingkar dada: 30 cm
Lingkar abdomen: 26 cm
Lingkar lengan atas: 10 cm
c. Panjang Badan: 45 cm
Tahap Perkembangan

10
a. Psikososial: -
b. Psikoseksual: -
c. Kognitif: -
5. Pengkajian Fisik
a. Tanda – tanda vital
Nadi: 140x/menit
Suhu: 36℃
Pernafasan: 40x/menit
CRT: 3 detik
Tekanan Darah: -
b. Pemeriksaan fisik
 Refleks
Sucking (menghisap) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Palmar Grasping (menggenggam) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Tonic Neck (leher) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Rooting (mencari) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Moro (kejut) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Babinsky : Ada ( √ ) Tidak ( )
Gallant (punggung) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Swallowing (menelan) : Ada ( √ ) Tidak ( )
Plantar Grasping (telapak kaki) : Ada ( √ ) Tidak ( )

 Tonus/aktivitas: Aktif, menangis keras


 Kepala/leher:
 Fontanel anterior: lunak
 Sutura sagitalis: tepat
 Gambaran wajar: simetris
 Molding: (+)
 Mata: bersih, sklera anikterik
 THT: telinga normal, hidung simetris
 Wajah: simetris, tidak ada bibir sumbing

11
 Abdomen Lunak, lingkar perut: 26 cm, liver teraba
 Toraks: simetris, retraksi derajat 0, klavikula normal
 Paru – paru: suara nafas kanan kiri sama, bersih, respirasi
spontan, tidak ada alat bantu napas, saturasi: 93%
 Jantung: bunyi normal, nadi 140x/menit, CRT <3 detik
 Nadi perifer keras
 Ekstremitas: gerakan bebas, normal
 Umbilikus: normal tidak ada inflamasi
 Genital: laki – laki normal
 Anus: paten
 Kulit: teraba dingin, warna kemerahan, tidak ada tanda lahir,
turgor kulit elastis, lanugo (+)
 Suhu: menggunakan inkubator, suhu tubuh 36℃
 Nilai Apgar
1 menit 5 menit 2 jam
Frekuensi jantung <100 <100 <100
Usaha bernapas Tidak teratur Baik Baik
Tonus otot Sedang Sedang Baik
Iritabilitas refleks Meringis Meringis Meringis
Warna kulit Pink Pink Pink

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tanggal 21 Desember 2022 jam 07.20 WIB
Jenis pemeriksaan Hasil Normal (P)
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 4% 1-4
Batang 16% 2-5
Segmen 64% 36-66
Limfosit 10% 22-40
Monosit 6% 4-8

12
F. Terapi
 Jaga kehangatan
 Penuhi nutrisi
 Observasi KU dan VS

13
A. ANALISA DATA
Tanggal / Jam : 22 Desember 2022 Jam 13.35 WIB
No Data Fokus Pathway Problem Etiologi

1 DS: adaptasi BBLR Hipotermi (D.0131) Terpapar suhu


DO: lingkungan rendah
 Kulit bayi teraba dingin
 Suhu tubuh 36℃ Perbedaan suhu ekstra dan intra uterin
 Bayi berada di inkubator

Fluktuasi temperatur tubuh

Hipotermia

2 DS : - adaptasi BBLR Risiko infeksi (D.0142) Ketidakadekuatan


DO : pertahanan tubuh
 Terdapat luka pemotongan tali pusat sekunder
 Berat Bayi Lahir Rendah (2000gr) Pemotongan tali pusat bayi

luka terbuka

Risiko Infeksi

B. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Hipotermi berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan rendah (D.0131)
2. Risiko infeksi ditandai dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (D.0142)

14
C. INTERVENSI
Tanggal/Jam: 22 Desember 2022 Jam: 13.40 WIB
NO Diagnosa Keperawatan Luaran SLKI Perencanaan Keperawatan SIKI
1 Hipotermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam Manajemen Hipotermia (I.14507)
dengan terpapar suhu maka diharapkan Termoregulasi Neonatus Membaik Observasi :
dengan kriteria hasil:  Monitor suhu tubuh
lingkungan rendah Adaptasi Termoregulasi Neonatus (L.14135)  Identifikasi penyebab hipotermia
(D.0131) Kriteria Hasil Skala  Monitor tanda dan gejala hipotermia
1 2 3 4 5 Terapeutik :
Suhu Tubuh 1 2 3 4 5  Sediakan lingkungan yang hangat (inkubator)
Suhu Kulit 1 2 3 4 5  Ganti pakaian dan linen yang basah
Keterangan:  Lakukan penghangatan pasif (mis: selimut)
1. Meningkat  Lakukan penghangatan aktif(perawatan metode
2. Cukup meningkat kanguru)
3. Sedang  Lakukan penghangatan aktif internal (infus cairan
4. Cukup menurun hangat).
5. Menurun Edukasi :
• Anjurkan makan/minum hangat
2 Risiko infeksi ditandai Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam Pencegahan infeksi (I.14539)
dengan ketidakadekuatan maka Tingkat Infeksi Menurun dengan kriteria hasil: Observasi :
pertahanan tubuh sekunder Tingkat Infeksi (L.14137)  Monitor tanda dan gejala infeksi
(D.0142) Kriteria Hasil Skala Terapeutik :
1 2 3 4 5  Berikan perawatan pada tali pusat bayi
Kemerahan 1 2 3 4 5  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
Bengkak 1 2 3 4 5 bayi
Keterangan :  Pertahankan teknik aseptik
1. Meningkat Edukasi
2. Cukup meningkat  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
3. Sedang  Ajarkan teknik mencuci tangan yang benar
4. Cukup menurun  Anjurkan meningkatkan asupan dan nutrisi
5. Menurun Kolaborasi

15
 Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu

D. IMPLEMENTASI

No.Dx Tgl/Jam Implementasi Respon Paraf


kep
1 22 Desember 2022  Memonitor suhu tubuh  Suhu tubuh bayi: 36℃, suhu kulit dingin
14.30
14.33  Mengidentifikasi penyebab hipotermia  Berat bayi lahir rendah (2000gr)

14.45  Memonitor tanda dan gejala hipotermia  Suhu kulit bayi dingin
Pupung
14.48  Menyediakan lingkungan yang hangat (inkubator)  Bayi berada di inkubator

14.50  Mengganti pakaian dan linen yang basah  Pakaian dan linen bayi kering

 Melakukan penghangatan pasif (mis: selimut)  Bayi terlihat nyaman dengan selimut
14.55
 Melakukan penghangatan aktif(perawatan metode  Ibu bayi memperhatikan anjuran perawat
14.58
kanguru) saat memberikan contoh Perawatan
Metode Kanguru/PMK)
15.00
 Menganjurkan makan/minum hangat  Ibu bayi menyusui bayinya minimal 2 jam
sekali

16
2 22 Desember 2022  Memonitor tanda dan gejala infeksi  Bayi tidak ada tanda infeksi
15.25
15.30  Memberikan perawatan pada tali pusat bayi  Luka tali pusat bagus, tidak kemerahan,
tidak ada pus
15.40  Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak  Perawat cuci tangan sebelum tindakan
dengan bayi Pupung
16.00  Menjelaskan tanda dan gejala infeksi  Ibu bayi mendengarkan penjelasan
perawat tentang gejala infeksi
16.20  Mengajarkan teknik mencuci tangan yang benar  Ibu melakukan anjuran perawat
16.25  Menganjurkan meningkatkan asupan dan nutrisi  Ibu memberikan ASI minimal 2 jam
sekali
16.30
 Melakukan kolaborasi pemberian imunisasi jika  Imunisasi sudah masuk saat baru lahir
perlu (imunisasi HB0)
1 23 Desember 2022  Memonitor suhu tubuh  Suhu tubuh bayi: 36,7℃, suhu kulit hangat
14.30
 Mengidentifikasi penyebab hipotermia  Berat bayi lahir rendah (2000gr)
14.33
 Memonitor tanda dan gejala hipotermia  Suhu kulit bayi hangat
14.45 Pupung
 Menyediakan lingkungan yang hangat (inkubator)  Bayi berada di inkubator
14.48
 Mengganti pakaian dan linen yang basah  Pakaian dan linen bayi kering
14.50
 Melakukan penghangatan pasif (mis: selimut)  Bayi terlihat nyaman dengan selimut
14.55
 Melakukan penghangatan aktif(perawatan metode  Ibu bayi memperhatikan anjuran perawat
kanguru) saat memberikan contoh Perawatan
14.58
Metode Kanguru/PMK)
 Menganjurkan makan/minum hangat  Ibu bayi menyusui bayinya minimal 2
jam sekali

17
23 Desember 2022  Memonitor tanda dan gejala infeksi  Bayi tidak ada tanda infeksi
2 15.25
 Memberikan perawatan pada tali pusat bayi  Luka tali pusat bagus, tidak kemerahan,
15.30 tidak bengkak, tidak ada pus
 Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak  Perawat cuci tangan sebelum tindakan
15.40 dengan bayi Pupung
 Menjelaskan tanda dan gejala infeksi  Ibu bayi mendengarkan penjelasan
16.00 perawat tentang gejala infeksi
 Mengajarkan teknik mencuci tangan yang benar  Ibu melakukan anjuran perawat
16.20
 Menganjurkan meningkatkan asupan dan nutrisi  Ibu memberikan ASI minimal 2 jam
16.25 sekali

E. EVALUASI
NO Tanggal/Jam Evaluasi (SOAP) Paraf

1 23 Desember 2022 S: -
17.00 O: Kulit bayi teraba hangat, Suhu tubuh 36,7℃, Bayi berada di inkubator
A: Masalah teratasi
Kriteria Hasil Skala
Awal Tujuan Akhir
Suhu Tubuh 3 5 5
Suhu Kulit 3 5 5 Pupung
P: Pertahankan intervensi Manajemen Hipotermia (I.14507)

18
2 23 Desember 2022 S: -
17.15 O: Terdapat luka pemotongan tali pusat, luka bersih tidak ada kemerahan, tidak ada bengkak, Berat Bayi
Lahir Rendah (2000gr).
A: Masalah teratasi.
Kriteria Hasil Skala
Awal Tujuan Akhir
Kemerahan 3 5 5 Pupung
Bengkak 3 5 5
P: Pertahankan Intervensi Pencegahan infeksi (I.14539)

19
BAB III
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada By.Ny.P dengan diagnosa medis BBLR, masalah


keperawatan yang muncul adalah hipotermia dan risiko infeksi. Untuk diagnosa
keperawatan hipotermia diatasi dengan tindakan memberikan Perawatan Metode
Kanguru. Pada hari ke 2 pasien sudah mulai membaik suhu sudah normal dan
masalah teratasi. Pada masalah keperawatan risiko infeksi, tindakan yang dilakukan
adalah dengan perawatan tali pusat secara teknik aseptik, dan pada hari ke 2
pemberian asuhan sudah dapat teratasi.
Penanganan kasus By.Ny.P sesuai dengan jurnal yang dipublikasikan oleh
Hardianti (2020) dengan judul “Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap
Kestabilan Suhu Tubuh BBLR”. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa tindakan
keperawatan utama untuk mengatasi hipotermi pada BBLR adalah tindakan
Perawatan Metode Kanguru/PMK. Kesimpulannya, perawatan metode kanguru ini
terbukti dapat meningkatkan suhu tubuh dalam keadaan normal. Diharapkan
perawat dapat memberikan edukasi kepada keluarga agar perawatan metode
kanguru ini bisa dilakukan ketika sudah berada di rumah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi I Cetakan Iii (Revisi). Jakarta
Selatan: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Poksa SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi I Cetakan Ii. Jakarta Selatan:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi I Cetakan II. Jakarta Selatan:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Arti, M., Kautzar, A. M. Al, & Zelna. (2020). Manajemen Asuhan Keperawatan
BBLR Pada Bayi Dengan Hipotermia. Jurnal Mdwifery, 2(1), 44–51
Hartiningrum, I., & Fitriyah, N. (2019). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di
ProvinsiJawa Timur Tahun 2012-2016. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, 7(2), 97.
https://doi.org/10.20473/jbk.v7i2.2018.97-104
Muryanani, A. (2013). Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
(Taufik Ismail, Ed.). jakarta
Sitti Hadriyanti Hamang, N. (2020). Faktor Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir
Rendah di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makassar. 01(01), 15–25

21

Anda mungkin juga menyukai