Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH: HIPERTERMIA

A. Pengertian

Suhu adalah suatu keadaan baik panas atau dingin pada suatu substansi. Suhu
tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan
kesimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam
unit panas yang disebut derajat.

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara
lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-
ubah tanpa kita tahu sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia
cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi
suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh.

Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh meningkat diatas rentang normal.

B. Penyebab
A. Proses infeksi
B. Hipertiroid
C. Stroke
D. Dehidrasi
E. Trauma
F. Prematuritas

C. Pohon Masalah

Proses infeksi Proses penyakit Suhu tubuh diatas


hipertermia
normal
D. Patofisiologi
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap
organisme inang, dan bersifat paling membahayakan inang. Infeksi yang
mengacu pada keadaan di mana mikroorganisme bereplikasi dan jaringan
menjadi terganggu organisme penginfeksi atau patogen yang pada akhirnya
merugikan inang. Infeksi biasanya disebabkan oleh proses penyakit misalnya:
infeksi dan kanker, hal inilah yang menyebabkan seseorang bisa menderita
penyakit tertentu. Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara
agen yang merupakan faktor penyebab penyakit, manusia sebagai penjamu atau
lebih dikenal dengan host, dan faktor lingkungan yang mendukung proses
interaksi didalam tubuh. Dimana dari suatu proses penyakit akan menimbulkan
suatu penyakit misalnya hipertemia. Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh
meningkat diatas rentang normal. Peningkatan aliran darah ke berbagai jaringan
dalam tubuh hal ini dapat memiliki implikasi medis tetapi juga respon regulasi,
memungkinkan perubahan suplai darah ke jaringan yang berbeda
melalui vasodilatasi . Secara klinis, hipertermia dalam jaringan bermanifestasi
sebagai eritema (kemerahan pada kulit) karena pembengkakan pembuluh darah
dengan darah teroksigenasi. Kondisi ini biasanya terjadi ketika otot-otot tubuh
berkontraksi yang terjadi karena berbagai alasan seperti peningkatan aktivitas
mental, gastrointestinal, atau jantung. Hipertermia biasanya memilki tanda dan
gejala seperti suhu tubuh diatas nilai normal, kulit merah, kejang, takikardia,
takipnea, kulit terasa hangat

E. Tanda dan Gejala

 Mayor
1. Suhu tubuh diatas nilai normal
 Minor
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardia
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
1) Identifikasi pasien mencakup ( Nama, No.Rm, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, status, tanggal MRS, dan tanggal pengkajian)
2) Keluhan Utama dan Riwayat keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh
klien pada saat perawat mengkaji.
3) Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Dahulu
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
4) Psikologis

b Hipertermia

Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor

Suhu tubuh di atas nilai normal Kulit merah

Kondisi ketika suhu tubuh berada Kulit merah


diatas rentang normal (36,50-37,40C)

Kejang

Kejang adalah kondisi yang


ditandai oleh gerakan tubuh yang
tidak terkendali akibat dari
kenaikan suhu tubuh secara
drastis dan mendadak

Takikardi

Takikardi adalah denyut jantung


yang lebih cepat dari denyut
jantung normal

Takipnea

Takipnea adalah pernapasan


abnormal cepat dan dangkal,
biasanya didefinisikan lebi dari
60 hembusan permenit

Kulit terasa hangat

Ketika kulit terasa panas saat


disentuh, hal ini berarti suhu
tubuh lebih tinggi daripada
suhu normal. Terkadang kulit
seseorang terasa panas saat
disentuh karena sedang sakit.

G. Diagnosis
Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, terpapar lingkungan panas, proses
penyakit ( mis. infeksi, kanker ) , ketidaksesuaian pakaian dengan suhu
lingkungan, peningkatan laju metabolisme, respon trauma, aktivitas
berlebihan, penggunaan incubator dibuktikan dengan suhu tubuh diatas nilai
normal, kulit merah, kejang, takikardia, takipnea, kulit terasa hangat.

H. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan/ Intervensi Rasional
Keperawa kriteria hasil
tan
Hiperte Setelah A. Intervensi Utama A. Intervensi Pendukung
rmi dilakukan a. Observasi a. Observasi
intervensi 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
keperawatan penyebab apa penyebab
selama ...x... hipertermia ( mis. hipertemia
jam maka Dehidrasi, terpapar
termoregulasi lingkungan panas,
membaik penggunaan
dengan inkubator )
Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh 2. Monitor suhu 2. Untuk mengetahui
membaik tubuh suhu tubuh pasien
2. Suhu kulit
membaik 3. Monitor kadar 3. Untuk mengetahui
3. Kulit elektrolit kadar elektrolit pada
kemerahan pasien
menurun
4. Takikardia 4. Monitor haluaran 4. Untuk mengetahui
menurun urine output yang
5. Kejang dikeluarkan oleh
menurun pasien
6. Takipnea
menurun 5. Monitor 5. Untuk mencegah
kompliaksi akibat terjadinya komplikasi
hipertermia yang disebabkan oleh
hipertermia

b. Terapeutik b. Terapeutik
1. Sediakan 1. Untuk menurukan
lingkungan yang suhu tubuh pasien
dingin

2. Longgarkan atau 2. Untuk mencegah


lepaskan pakaian terjadinya iritasi pada
kulit

3. Basahi atau kipasi 3. Untuk memberikan


permukaan tubuh kenyamanan pada
pasien

4. Berikan cairan oral 4. Untuk mempercepat


penurunan suhu
tubuh pasien

5. Ganti linen setiap 5. Mencegah terjadinya


hari atau lebih komplikasi
sering jika
mengalami
hiperhidrosis (
keringat berlebih )

6. Lakukan
pendinginana 6. Untuk mempercepat
eksternal ( mis. penurunan suhu
Selimut hipotermia tubuh pasien
atau kompres
dingin pada dahi,
leher, dada,
abdomen, aksila )

7. Hindari pemberian
antipiretik atau 7. Untuk mencegah
aspirin komplikasi lainnya

8. Berikan oksigen, 8. Untuk memenuhi


jika perlu kebutuhan O2 pasien

c. Edukasi
1. Anjurkan tirah c. Edukasi
baring 1. Untuk memerikan
kesempatan kepada
pasien untuk
d. Kolaborasi beristirahat
1. Kolaborasi
pemberian cairan d. Kolaborasi
dan elektrolit 1. Untuk
intravena, jika memaksimalkan
perlu asupan cairan pasien
B. Intervensi
Pendukung B. Intervensi Pendukung
a. Observasi
1. Identifikasi a. Observasi
kesiapan dan 1. Agar pasien siap dan
kemampuan mampu untuk menerima
menerima informasi
informasi

b. Terapeutik
1. Berikan b. Terapeutik
kesempatan untuk 1. Untuk mencegah
bertanya kurang pahamnya pasien
terhadap informasi yang
diberikan
2. Dokumentasikan
hasil pengukuran 2. Untuk memantau hasil
suhu pengukuran suhu tubuh

c. Edukasi c. Edukasi
1. Jelaskan prosedur 1. Agar pasien mengerti
pengukuran suhu dan paham tentang
tubuh prosedur yang akan
dilakukan

2. Ajarkan cara 2. Agar pasien mengerti


membaca hasil cara membaca hasil
termometer air pengukuran suhu dari
raksa atau termometer air raksa atau
elektronik elektronik
I. REFERENSI

Alimul, Aziz.2015.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Alimul, Aziz.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Kozier. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Tim Pokja PPNI.2017.Standar DiagnosaKeperawatanIndonesia.Jakarta:DPP PPNI

Tim Pokja PPNI.2017.Standar Luaran KeperawatanIndonesia.Jakarta:DPP PPNI

Tim Pokja PPNI.2017.Standar DiagnosaIntervensi

KeperawatanIndonesia.Jakarta:DPP PPNI

Potter, Perry.2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Wilkonson, Judith M. Nanci R Ahern. 2009.DiagnosaKeperawatanEdisi 9.


Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai