Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

TEMPERATUR

Oleh : Dian Rudianto


Definisi
 Temperatur atau Suhu tubuh adalah perbedaan
antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke
lingkungan luar (Potter, 1997: 760).
SUHU NOMAL RATA-RATA

Oral Rektal Aksila Esofagus


C 37o 37,5o 36,7o 37,3o

F 98,6o 99,5o 98o 99,2o


Fisiologi Temperatur

1. Regulasi

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh


mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar suhu
tubuh tetap konstan dan berada dalam batas
normal, hubungan antara produksi panas dan
pengeluaran panas harus dipertahankan.
Lanjutan . . . .
2. Hipotalamus

Hipotalamus yang terletak antara hemisfer


serebral, berfungsi mengontrol suhu tubuh.
 Set Point dimana sistem panas beroperasi
 Hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran
panas
 Hipotalamus posterior mengontrol produksi
panas.
Lanjutan . . . .
3. Kulit berperan dalam regulasi suhu

4. Produksi panas

Panas diproduksi didalam tubuh melalui


metabolisme, yang merupakan reaksi kimia pada
semua sel tubuh. Produksi panas terjadi selama
istirahat, gerakan otot oplos, gerakan otot dan
termogenesisi tanpa menggigil.
Pengeluaran Panas
 Radiasi

Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke


permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan (Thibodeau dan Patton,
1993).

 Konduksi

Konduksi adalah perpindahan dari satu objek ke objek lain dengan kontak
langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang lebih dingin, maka panas
akan hilang.

 Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas karena gerakan udara.

 Evaporasi

Evaporasi adalah perpindahan panas energi panas ketika cairan berubah


menjadi gas. Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap
gram air yang menguap (Guyton, 1991).

 Diaforesis

Diaforesis adalah prespirasi visual dahi dan toraks atas.


Faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan temperatur

1. Usia

2. Olahraga

3. Kadar hormon

4. Irama sirkardian

5. Stress

6. Lingkungan
Macam-macam gangguan

 Kelelahan akibat panas


 Hipertermia
 heatstroke
 hipotermia
Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
 Keluhan utama : klien mengeluh panas/dingin, sakit kepala,
lemah. Menggigil, kejang.

2. Pemeriksaan fisik:
 Inspeksi : kulit tampak pucat atau merah, menggigil,
kejang, gelisah, lemah dan bantalan kuku sianosis, frekuensi
napas meningkat.
 palpasi : kulit teraba dingin/ hangat, nadi cepat.
 Auskultasi : Tekanan darah meningkat

3. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan HB dan PCV meningkat ( > 20%)
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi

Keadaan tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang


normalnya.
 Batasan Karakteristik
 Mual
 Kuit memerah
 Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
 Frekuensi napas meningkat
 Kejang/konvulsi
 Kulit hangat bila disentuh
 Takikardia
Hipertermi
 Faktor yang berhubungan
 Dehidrasi
 Penyakit atau trauma
 Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk
berkeringat
 Pakaian yang tidak layak
 Kecepatan metabolisme meningkat
 Pengobatan/anesthesia
 Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka
panjang)
 Aktivitas yang berlebihan
Dx.Kep . .
2. Hipotermi

Kondisi penurunan suhu tubuh seseorang dibawah rentang normal.


 Batasan karakteristik
 Kulit dingin
 Bantalan kuku sianosis
 Hipertensi
 Pucat
 Merinding
 Penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal
 Menggigil
 Pengisian kembali kapiler lambat
 Disritmia jantung
Hipotermi
 Faktor yang berhubungan
 Penuaan
 Mengkonsumsi alkohol
 Kerusakan hipotalamus
 Penurunan kecepatan metabolik basal
 Kulit berkeringat pada lingkungan yang dingin
 Penyakit atau trauma
 Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk menggigil
tidak aktif
 Pakaian yang tidk adekuat
 Obat-obatan yang menyebabkan vasodilatasi
 Terpajan lingkungan yang dingin atau kedinginan(dalam waktu
lama)
Dx. Kep . .
3. Termoregualsi tidak efektif

Keadaan fluktuasi suhu tubuh pasien antara hipotermia dan hipertermia

 Batasan karakteristik

 Kuku sianosis

 Kulit dingin

 Fluktuasi suhu tubuh diatas atau dibawah rentang normal

 Kulit merah

 Hipertensi

 Peningkatan frekuensi pernapasan

 Pucat (sedang)

 Piloereksi

 Penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal

 Kejang/konvulsi

 Menggigil (ringan)

 Pengisian kembali kapiler lambat

 Takikardia

 Hangat
Termoregualsi tidak efektif
 Faktor yang berhubungan
 Penuaan
 Fluktasi suhu lingkungan
 Imaturitas
 Trauma atau penyakit
Intervensi Keperawatan
 Diagnosa 1
 Tujuan dan kriteria hasil
 Suhu tubuh dalam batas normal
 Suhu kulit dalam rentang yang diharapkan
 Nadi dan pernapasan dalam batas normal
 Perunbahan warna kulit tidak ada
Intervensi Keperawatan
1. Kaji faktor penyebab

R/: menentukan intervensi selanjutnya

2. Pantau TTV terutama suhu tubuh setiap 2 jam

R/: hipertermi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh dari


batas normal, RR meningkat. perubahan suhu yang signifikan
membantu dalam pemberian intervensi 

3. Pantau aktiviatas kejang

R/: mendeteksi dini serangan kejang

4. Pantau masukan dan haluaran cairan

R/:mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui


keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Intervensi Keperawatan
5. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat

R/: membantu proses evaporasi

6. Anjurkan klien banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)

R/: Mengganti cairan tubuh yang keluar karena panas dan memacu
pengeluaran urine guna pembuangan panas lewat urine.

7. Berikan kompres hangat pada aksila, kening, leher, dan lipat paha.

R/:kompres hangat akan terjadi perpindahan panas secara konduksi.

8. Kolaborasi pemberian cairan intravena

R/: pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang
tinggi.

9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antipiretik

R/: Bekerja di hipotalamus menurunkan set point menurunkan suhu tubuh

 
Intervensi Keperawatan
 Diagnosa 2
 Tujuan dan kriteria hasil
 Suhu tubuh dalam batas normal
 Suhu kulit dalam rentang yang diharapkan
 Nadi dan pernapasan dalam batas normal
 Tidak terjadi sianosis
 Pengisian kembali kapiler normal
 Pasien tidak menggigil
Intervensi Keperawatan
1. Kaji faktor penyebab

R/: menentukan intervensi selanjutnya

2. Pantau TTV terutama suhu tubuh setiap 2 jam

R/: hipotermi ditandai dengan penurunan suhu tubuh dari


batas normal, TD meningkat. perubahan suhu yang
signifikan membantu dalam pemberian intervensi

3. Berikan selimut tambahan

R/: pemberian selimut tambahan dapat mengurangi


evaporasi dn radiasi sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan

 
Intervensi Keperawatan
4. Pantau suhu lingkungan

R/: menjaga suhu lingkungan tetap konstan sehingga tidak terjadi


pertukaran suhu tubuh dan suhu ruangan

5. Berikan buli-buli panas pada kaki

R/: memberikan rangsangan panas dari luar untuk membantu


mempertahankan suhu tubuh yang optimal

6. Batasi aktivitas

R/: aktivitas yang tinggi meningkatkan metabolisme tubuh sehingga


meningkatkan pengeluaran panas dari tubuh.

 
Thank You Wassalam

Anda mungkin juga menyukai