1. Pengertian Kanker
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik
DNA seluler (Smeltzer, 2002).
2. Etiologi kanker
Sampai saat ini, masih menjadi perdebatan mengenai penyebab seseorang mengidap kanker.
Yang sudah diketahui ialah bahwa kanker disebabkan oleh banyak faktor dan berkembang dalam waktu
bertahun-tahun. Berikut adalah faktor-faktor yang paling banyak menyebabkan timbulnya kanker :
1) umur
2) tembakau
3) sinar matahari
4) zat-zat kimia
7) alkohol
8) hormon
9) riwayat keluarga
3. Komplikasi Kanker
Kanker berbahaya saat menyebar dan akan merusak jaringan normal serta mengambil alih zat
nutrisi jaringan normal. Gangguan patologis dapat terjadi akibat pengobatan dan efek sekunder dari
pengobatan. Disfungsi fisiologis yang terjadi akibat kanker diantaranya :
4. Pengobatan kanker
Pembedahan
Pembedahan adalah cara lama yang hingga saat ini masih digunakan dalam menangani penderita
kanker. Namun demikian cara pembedahan tidak senantiasa memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan dalam arti penyembuhan misalnya pada penderita yang mengalami metastase, resiko
operasi lebih besar daripada kankernya dan penderita yang cacat pasca bedah. Pada umumnya
pembedahan dilakukan pada penderita-penderita dengan tumor primer yang masih dini atau
pengobatan paliatif dekompresif. Akan tetapi diluar keganasan hematologi untuk semua penderita
kanker seyogyanya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli bedah sebelum melakukan tindakan lebih
lanjut.
Radioterapi
Radioterapi umumnya dilakukan apabila secara lokal-regional pembedahan tidak menjamin
penyembuhan atau bilamana pembedahan radikal akan mengganggu struktur serta fungsi dari organ
yang bersangkutan. Berhasil tidaknya radiasi yang akan diberikan tergantung dari banyak faktor antara
lain sensitivitas tumor terhadap radiasi, efek samping yang timbul, pengalaman dari radioterapist serta
penderita yang kooperatif. Seperti halnya pembedahan, radiasipun bisa bersifat kuratif ataupun paliatif
misalnya pada penderita-penderita metastase tulang atau sindroma vena cava superior.
Kemoterapi
Pola berpikir dahulu penggunaan kemoterapi adalah untuk penderita kanker yang sifatnya sistemik
seperti leukemia atau penderita yang mengalami metastase setelah pengobatan primer baik
pembedahan maupun radiasi. Namun demikian saat ini telah banyak diketahui. Bahwa pada penderita
kanker sering terjadi mikrometastase yang timbul secara dini yaitu pada penderita-penderita kanker
payudara yang disertai pembesaran kelenjar aksiler, pada kanker yang sangat besar serta sistologis
mempunyai derajat keganasan yang sangat tinggi. Disinilah peran tambahan dari penggunaan
kemoterapi. Pemberian kemoterapi dapat pula bersifat kuratif maupun paliatif dan dapat pula berperan
sistemik maupun regional. Kemoterapi paliatif terutama diberikan pada penderita kanker stadium lanjut
yang tujuannya bukan penyembuhan tapi peningkatan kualitas hidup. Oleh karenanya dalam
memberikan kemoterapi paliatif harus dipikirkan benar-benar dengan mempertimbangkan respect for
outonomy (segala keputusan terletak pada penderita), beneficial (yang kita berikan yakin bermanfaat),
non malificent (yang kita berikan tidak membahayakan) dan justice (bijaksana). Lama pemberian
kemoterapi paliatif berbeda dengan kemoterapi kuratif. Untuk kemoterapi paliatif evaluasi dilakukan
setelah siklus kedua. Bilamana setelah siklus kedua memberi respon yang baik kemoterapi dapat
dilanjutkan hingga 1 tahun. Apabila tidak memberi respon bahkan merugikan (efek samping yang terlalu
berat) perlu dipertimbangkan untuk dihentikan.
Pengobatan kombinasi
Hal yang paling sering dijumpai adalah cara pengobatan kombinasi baik pembedahan, radiasi ataupun
kemoterapi. Oleh karena itu, penanganan kanker yang paling baik adalah bilamana dilaksanakan secara
terpadu antara “surgical oncologist – radiation oncologist – medical oncologist.
Kanker yang memasuki saat-saat terminal adalah kanker yang sudah dalam tahap stadium lanjut
yang artinya kondisi fisiknya sudah sangat buruk. Terdapat 4 stadium atau tahapan keganasan penyakit
kanker, yaitu stadium I, II, III, dan IV. Lebih jelasnya, tahapan kanker terbagi atas stadium Ia, Ib, dan IIa,
yang disebut dengan stadium kanker invasif dini, dan stadium IIb, stadium IIIa-IIIb, dan stadium Iva- IVb
atau stadium kanker invasif lanjut. Dan pasien-pasien yang menjalani perawatan paliatif ialah pasien ber
stadium IVa- IVb atau stadium kanker invasif lanjut.
“Palliative medicine is the study and management of patients with active, progressive, far-advanced
disease for whom the prognosis is limited and the focus of care is the quality of life.”
(Pengobatan paliatif merupakan suatu studi dan penanganan terhadap pasien pasien dengan penyakit
yang aktif, progresif dan lama yang mana prognosisnya terbatas dan fokus perawatannya adalah pada
kualitas hidup).
Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendefinisikan perawatan paliatif sebagai berikut:
“Semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama yang tak mungkin disembuhkan.
Tindakan aktif yang dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan
perbaikan dalam aspek psikologis, sosial dan spiritual”
e. Masalah-Masalah Sosial Pasien Dan Anggota Keluarga Pasien Dalam Perawatan Paliatif
Hubungan dengan orang lain, baik itu keluarga maupun teman, memiliki pengaruh yang besar
untuk mengatasi permasalahan tentang penyakit kanker yang menimpa pasien. Tanpa perlindungan
yang cukup, hubungan yang erat membentuk sebuah alat untuk melawan stress karena penyakit yang
dideritanya. Berikut ini adalah masalah sosial pasien :
a) Pergantian peran
Kondisi yang menurun, membuat tugas-tugas yang biasanya pasien dapatkan didalam keluarga akan
digantikan oleh orang lain terutama dalam hal finansial, sehingga seorang pasien dapat merasa tidak
berguna, terisolasi dan depresi
b) Peran baru
Keluarga pasien mendapat peran baru dalam merawat pasien di rumah, terutama dalam hal mengganti
baju, keperluan toilet pasien yang sebelumnya diajari oleh orang-orang yang lebih orofesional sehingga
keluarga tentang merasa cemas apabila ternyata terdapat kesalahan dalam merawat pasien serta tidak
dapat mengantiipasi masalah yang mungkin muncul.
Seperti halnya pasien individual, koping mekanismenya oleh keluarga yang memungkinkan menderita
secar tertutup daripada menguranginya. Sebuah keluarga yang terlalu melindungi memungkinkan untuk
mencoba untuk mem-blok komunikasi dari tim pelayanan kesehatan, membiarkan pasien dengan
kecemasan atau ketidakpastian dan perasaan terisolasi.
d) Kelelahan
Kelelahan secara psikologis dan fisik terjadi berulangkali didalam anggota keluarga pasien yang tidak
mungkin terselamatkan.
a) Tidak adanya kebijakan dari pemerintah tentang kegiatan paliatif dan bebas nyeri dalam suatu negara
b) Tidak adanya pendidikan untuk petugas kesehatan, penentu kebijakan, administrator serta masyarakat
sehubungan dengan kegiatan paliatif
c) Penyalahgunaan obat bius menyebabkan pengawasan yang ketat akan penggunaan obat tersebut
d) Jumlah obat yang sangat terbatas terutama di negara yang sedang berkembang (analgetika)
e) Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan tentang obat analgesik
f) Kurangnya dana untuk penelitian dan pengembangan kegiatan paliatif
g. Ketakutan Akan Kematian Dan Tahapan Dalam Menghadapi Penyakit Kanker Stadium Lanjut (IV)
Ketika menengok masa lampau dan mempelajari budaya serta masyarakat kuno, kita akan
terkesan mengetahui bahwa kematian tidak disukai, dan mungkin akan terus demikian. Pasien yang
menjelang ajal harus melalui banyak tahap dalam perjuangannya untuk menerima penyakit dan
kematiannya, kemungkinan selama beberapa waktu ia menolak berita buruk tersebut dan terus bersikap
seolah-olah ia sehat dan sekuat sebelum ia sakit.
Lebih jauh lagi berkaitan dengan masalah-masalah psikologis dan sosial yang dihadapi oleh
pasien dengan penyakit terminal, telah mengidentifikasi lima tahap yang mungkin dilewati oleh pasien
penyakit terminal, yang divonis tidak akan hidup lama lagi, yaitu :
a. Tahap Kaget
Biasanya hal ini sudah dilalui oleh penderita penyakit terminal (terminal-ill). Tetapi adakalanya
mereka masih juga “kaget” dan tidak percaya bila diberitahu atau menyadari kondisi sebenarnya. Dalam
situasi ini penderita tampak kebingungan bahkan yang bersangkutan dapat melakukan segala sesuatu
tanpa disadari atau tampak seperti orang linglung. Kecelakaan mudah terjadi pada saat ini. Adakalanya
orang-orang tertentu ingin menyendiri untuk mengumpulkan energi mental dan ingin membuat rencana
masa depannya.
b. Tahap Penolakan
Pada tahap ini penolakan sering terjadi tidak saja pada penderita tetapi juga pada keluarga.
Untuk perawatan yang berkualitas sebaiknya keluarga diberi penerangan-penerangan yang intensif agar
timbul kesadaran dan tidak lari darikenyataan.
c. Tahap Amarah
Pada tahap ini penderita marah-marah dan tidak jarang menyalahkan keluarga, tim medis bahkan
Tuhan atau takdir yang diterimanya. Kondisi yang hipersensitif dan ledakan emosi tidak jarang
menjemukan keluarga bahkan tim medis, yang tidak jarang diakhiri dengan saling balas-membalas oleh
anggota tim.
d. Tahap Tawar-Menawar
Pada tahap ini tampak sekali penderita berada dalam konflik antar “mengetahui” ajal mendekat
dengan keinginan menyelesaikan tujuan hidup. Dalam fase ini ada juga perasaan takut sekarat, takut
mati dan takut pergi sendirian. Untuk itu masukan-masukan keagamaan sudah harus diperhatikan.
e. Tahap Depresi
Disini penderita pasif sekali bahkan ada yang melakukan penelantaran diri bahkan percobaan
bunuh diri. Pada umumnya untuk para Dokter, ini adalah “tanda-tanda” ajal makin mendekat.
Adakalanya dalam keadaan depresi, orangorang ingin menyendiri untuk mengumpulkan sisa tenaga dan
pemikiran membuat keputusan yang tepat.
f. Tahap Pasrah
Sebetulnya bila seseorang mendekati ajalnya maka ia akan sampai ke tahap pasrah. Pada tahap
ini bila ia masih memiliki kekuatan fisik dan kejernihan berpikir maka masih ada harapan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Lebih lanjut lagi, Ross (dalam Zastrow, 1996) mencatat bahwa tidak
setiap orang akan mengalami kemajuan ketika melewati tahap-tahap tersebut, seringkali terjadi
perubahan yang amat tidak diduga dan malah mengalami kemunduran ke tahap sebelumnya. Misalnya,
seorang pasien akan dapat mengatasi tahap penolakan menjadi depresi, menjadi kegusaran dan
kemarahan, dan kembali lagi ke penolakan, kemudian menjadi tawar-menawar, depresi, dan
selanjutnya.
Ketakutan seorang pasien paliatif stadium lanjut biasanya telah masuk dalam tahapan early
adulthood dan middle age. Terkait dengan tugas perkembangan yang dimiliki oleh individu itu, maka
kematian mendadak seseorang yang berusia produktif lebih sulit diterima karena tiga alasan:
Batasan
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang dihubungkan
dengan jaringan yang rusak, cenderung rusak, atau segala keadaan yang menunjukkan adanya
kerusakan jaringan.
Data dari WHO menyebutkan bahwa 2/3 dari penderita kanker akan meninggal karena
penyakitnya dan bahwa dalam perjalanan penyakitnya 45-100% akan mengalami nyeri yang ringan
sampai berat. Dengan bertambah majunya pengobatan kanker, maka bertambah banyak pula penderita
kanker yang berketahanan hidup panjang, sehingga bertambah pula penderita nyeri yang memerlukan
pengobatan. Laporan dari negara maju 50-80% nyeri kanker tidak mendapat pengelolaan yang adekuat.
Di RSUD Dr.Sutomo 56% penderita kanker disertai rasa nyeri dan 83% belum mnedapatkan yang
adekuat. Sesungguhnya 80-90% nyeri kanker dapat ditanggulangi jika hal tersebut dilakukan sesuai
dengan prosedur yang dianjurkan oleh WHO.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, penulis akhirnya mampu
menyelesaikan tugas menyusun makalah ini, yang bertujuan untuk memenuhi syarat mengikuti
mata kuliah Etika dan Hukum. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis.
Kendatipun begitu penulis telah berusaha sekuat tenaga untuk mengolah data, menganalisa data,
yang akhirnya menyusun ke dalam bentuk yang sudah jadi ini. Dalam penulisan makalah ini,
penulis mengalami sedikit hambatan yakni kurangnya buku referensi yang mendukung. Namun
atas pertolongan Allah SWT serta dorongan dan dukungan sahabat-sahabat, hambatan tersebut
tidak begitu berarti bagi penulis.
Penulis tidak bekerja sendirian di dalam penyusunan makalah ini, karena tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak maka mustahil makalah ini dapat penulis selesaikan. Oleh sebab itu
perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak dr.Muchtadi, M.Sc., selaku Ketua Stikes Cendekia Utama Kudus
2. Ibu Ns.Biyanti Dwi W., S.Kep., selaku ketua prodi PSIK
3. Bapak Hartotok, S.Kep., M.H. Kes., selaku Dosen mata pelajaran Etika dan Hukum yang
memberi tugas dan telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Tidak ada kata lain yang lebih indah kecuali mengucap terima kasih kepada beliau. Beliau yang
dengan sabar membimbing penulis.
Akhirnya dengan lapang dada penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya memberi
pengarahan menuju perbaikan. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca, paling
tidak sebagai studi pembanding dengan makalah lain. Amin.
Kudus, Mei 2012
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan makalah ini adalah:
1. Faktor apa yang mempengaruhi home care?
2. Apa tujuan home care?
3. Apa manfaat home care?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh, efektif dan efisien yang
berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosial- spiritual) secara mandiri.
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
D. Manfaat Penulisan
Manfaat bagi Pasien :
1. Agar pasien mengetahui bagaimana pelayanan dalam program home care
2. Agar pasien mampu melakukan perawatan secara individu/mandiri untuk mempertahankan
kesehatan dan meminimalkan terjadinya sesuatu yang menimbulkan penyakit bagi dirinya dan
keluarganya
3. Agar pasien mampu membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang di rumah
sakit
E. Landasan Hukum
1. UU Kes.No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Permenkes No. 148 tahun 2010 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.
F. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu :
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.
G. Prinsip Home Care
Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan beberapa
prinsip dalam melakuakan pelayanan home care.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di
rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampian
teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan
keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan menyembuhkan,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang
dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam
keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang
panjang.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.
Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir,
oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program home care yang
meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus klinik
dan yang biasa dijumpai di komunitas.
1. Adanya rasa kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap pelayanan
Home Care.
2. Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi. Jarak wilayah
yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari pihak rumah sakit serta
keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan rumah susun yang berkaitan
dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang mendukung untk proses penyembuhan
dalam pelayanan home care. Hal ini menyebabkan persepsi masyarakat kurang baik terhadap
keberadaan home care.
3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan pelayanan home care
4. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang pelayanan home care.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan
6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu, tenaga
dan biaya,
7. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga
8. Ketergantungan penderita dan atau keluarga,
9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup lama,
10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang
diperlukan.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba mengembangkan program
home care yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home care merupakan suatu program
yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup baik dari kebutuhan boi-
psiko social dan spiritual
B. Saran
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga ikut
mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care dimasyarakat
selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan partisipasinya dan untuk
perawat harus meningkatkan kualitas, wawasan dan keterampilan.
Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP dan SIPP, harus
kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care, mengikuti
anjuran dari perawat, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan dapat bersifat
kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka
CiptaHidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/03/makalah-home-care.html
Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC
Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
Permenkes No.148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktik perawat
UU Kes.No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Daftar Pustaka:
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka
CiptaHidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/03/makalah-home-care.html
merupakan pelayanan / perawatan pasien kanker terminal (stadium akhir) yang dilakukan di
rumah pasien setelah dirawat di rumah sakit dan kembali ke rumah.
Tujuannya:
Meringankan pasien dari penderitaannya, baik fisik (misalnya rasa nyeri, mual, muntah,
dll), maupun psikis (sedih, marah, khawatir, dll) yang berhubungan dengan penyakitnya.
Memberikan dukungan moril, spiritual maupun pelatihan praktis dalam hal perawatan
pasien bagi keluarga pasien dan perawat.
Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.
Tim pelaksana HHC-YKI terdiri atas dokter, perawat, pekerja sosial dan relawan. Anggota Tim
Pelaksana HHC � YKI ini akan mengadakan kunjungan berkala ke rumah pasien dan memberi
petunjuk kepada perawat cara merawat pasien. Mereka telah memiliki pengetahuan mengenai
Hospice dan cara-cara perawatan pasien sesuai bidang tanggung jawab masing-masing.
ANDA pun dapat ikut membantu mensukseskan program HHC-YKI ini dengan berperan aktif
sebagai RELAWAN ataupun DONATUR.
Kanopi Insan Sejahtera, telah bekerjasama dengan HHC-YKI dalam menyediakan tenaga Care
Giver bagi pasien-pasien yang membutuhkan jasa tenaga perawat home care.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan
cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh
yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin
pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga memerlukan perawatan lebih lama di
rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era peningkatan
biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar, managed care, perkembangan
teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau efek
langsung dari variabel ini, industri perawatan di rumah menjadi alat untuk menurunkan biaya dan
lama perawatan. Akibatnya, industri perawatan di rumah berkembang menjadi masalah yang
kompleks dan harus diatasi dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah
diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian
kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di
rumah memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan
bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di
rumah.
Berdasarkan uraian diatas kami tertarik untuk membuat Rancangan Ide Pelayanan
Home Care pada Rumah Sakit Swasta di Masa Depan, untuk membantu program rumah
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan karya tulis ilmuah ini
adalah bagaimana rancangan program pelayanan home care rumah sakit swasta di masa depan?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
D. Manfaat Penulisan
b. Agar pasien mengetahui rumah sakit mana saja yang ada pelayanan home care
c. Agar pasien mampu membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang di rumah sakit
rumah sakit yang mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
E. LandasanHukum
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.
F. Ruang lingkup
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan, perawat,ahli
5. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetapkan diagnosa.
7. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.
8. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik dan lainnya.
13. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care .
H. Metode penulisan
1. Studi pustaka
2. Layanan jurnal
3. Media internet.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan
keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home
care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah
oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program home
care yang meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus
khusus klinik dan yang biasa dijumpai di komunitas. Kasus umum yang merupakan pasca
perawatan di RS adalah :
3. SDM perawat
4. Kebutuhan pasien
5. Kependudukan
6. Dana
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal,
karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada yang
sakit
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang
biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang
diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat
akan meningkat.
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan home care yang
dilakukannya.
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam system
pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota
masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan
1. Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di rawat di
institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum
degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan demikian berdampak pada
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang
sangat lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban manajemen.
4. Banyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi
kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan
keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan
1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio-
spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara
keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan
evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,
dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk
perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan
memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap
1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak dilaksanakan pada
pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu
yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan prevensi.
yang sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua atau lemah yang tidak
mampu berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya untuk membayar dokter di
rumah sakit atau yang tidak memiliki akses kepada pelayanan kesehatan karena strata sosial yang
dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif pemuka agama yang care terhadap
merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang melakukannya dikenal dengan istilah
perawat kunjung (visiting nurse). Bentuk intervensi yang diberikan berupa kuratif dan
rehabilitatif.
Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan keperawatan
dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga berharap mendapatkan sesuatu yang tidak
memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan
yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat.dibawah ini terdapat tentang pro dan
1. home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh
klien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu
adaptasi.
2. home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus
pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.
3. home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana
4. home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan
5. home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah
kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami
7. home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil
8. home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan
dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus
1. home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency yang
a. dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium.
d. Petugas fisioterafi.
2. home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan
4. pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan
5. tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana keluarga
merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.
a. fasilitas resusitasi
b. fasilitas defibrilator
7. jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat ketergantungan
a. Alat kesehatan
1) Tas/ kit
2) Pemeriksaan fisik
4) Set emergency
5) Set pemasangan selang lambung
6) Set huknah
7) Set memandikan
11) Sterilisator
1) Obat emergency
2) Perawatan luka
4) Set infus
5) NGT dengan berbagai ukuran
6) Huknah
7) Kateter
c. Sarana lain
3) Kendaraan
4) Alat komunikasi
5) Dokumentasi
Spuit 50cc TIP Terumo Rp. 30.000/pcs selama perawatan home care
yellow
24 Gold
Coated
Folley Catheter no 14 s/d 24 Rp. 100.000/pcs 1 x pemakaian
bisolvon, nacl)
Jika ada tindakan lainnya diluar daftar tarif dikenakan biaya = Rp. 30.000/tindakan
1. Adanya rasa kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap pelayanan Home
Care.
2. Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi
Jarak wilayah yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari
pihak rumah sakit serta keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan rumah
susun yang berkaitan dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang mendukung untk
proses penyembuhan dalam pelayanan home care. Hal ini menyebabkan persepsi masyarakat
3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan pelayanan home care
6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu, tenaga dan
biaya,
9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup lama,
10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang diperlukan.
1. Bisa meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan kesehatan
1 minggu di rumah sakit untuk kelas 3 kurang lebih biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.
1.000.000,00 kalau memakai pelayanan home care dalam 1 minggu yang dilakukan visit 3 kali
3. Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah data-data tentang Home Care yang di dapat dari rumah sakit tempat
A. Protap Umum
Prosedur tetap (Protap) umum Home Care adalah pedoman tatalaksana perawatan
secara umum, berlaku bagi segenap komponen pelaksana home care, baik bagi dokter maupun
bidan dan perawat. Dalam hal yang bersifat khusus semisal : tatalaksana biaya perawatan,
pengelolaan obat dan bahan habis pakai atau yang lain, diatur dalam pedoman tersendiri.
4. Pelakasana home care menerima pasien dari dokter penanggung jawab, dokter praktek, institusi
pelayanan medis atau atas kemauan pasien (keluarganya) dengan indikasi rawat inap maupun
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan perawatan penunjang (paliatif) karena berbagai alasan.
b) Memeriksa tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, respirasi) dan mencatat di kartu status pasien
c) Bila dokter sulit dihubungi, berikan pertolongan pertama sesuai keadaan pasien pada saat itu,
d) Setelah diberikan terapi/tindakan, berikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
6. Awasi keadaan pasien secara berkala, termasuk pengamatan tanda vital. Tulis dan catat di
8. Pemberian obat oral di atur sesuai jadwal pengobatan dan kenyamanan pasien.
9. Apabila kondisi pasien menurun atau mengalami perubahan mendadak, segera konsultasi ke
dokter konsultan (dokter penanggung jawab) atau langsung di rujuk ke rumah sakit dengan
pendampingan
10. Jika terjadi anafilaksis shock, tangani sesuai protap anafilaksis, kemudian baru konsultasi.
11. Pelaksana home care hendaknya memberikan tindakan atas rekomendasi dokter, kecuali dikter
home care.
13. Pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium disiapkan oleh petugas pelaksana home
15. Jika diperlukan follow up, pasien dapat diperiksakan ke dokter konsultan (praktek).
16. Rujukan ke rumah sakit RK Charitas Palembang didampingi oleh petugas jaga.
17. Pasien yang tidak dapat ditangani di rumah atau memerlukan tindakan lebih lanjut atau tindakan
operatif, di rujuk ke rumah sakit disertai rujukan dan tindakan sementara yang sudah dilakukan.
18. Penggunaan mobil ambulance hendaknya bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan dikenai
tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai daftar tarif ambulance di rumah sakit RK
Charitas Palembang.
19. Dokter dan pelaksana home care tidak diperkenankan menerima sesuatu dan melakukan
perjanjian-perjanjian dengan pihak manapun yang berujung pada pembengkakan biaya home
care.
20. Dikter bersama pelaksana home care hendaknya membuat standarisasi obat sesuai keperluan
berdasarkan indikasi medis dan bekerjasama denga apotek rumah sakit dalam pengadaan obat.
Dalam menetukan jenis obat tentunya mempertimbangkan daya jangkau pasien tanpa
21. Penggantian petugas pelaksana, oleh berbagai sebab, hendaknya melakukan serah terima,
meliputi : kondisi pasien, obat dan tindakan meis, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
22. Semua komponen home care hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan keluarganya,
B. Alur Pelayanan
1. Setiap pasien, mendapatkan pelayanan home care melalui dokter penanggung jawab, dokter
2. Petugas pelaksana home care melaksanakan pelayanan meds sesuai dengan instruksi dokter atau
3. Petugas pelaksana home care membuat registrasi dan mencatat di lembar status pasien
5. Petugas pelaksana yang berhalangan dalam perawatan home care dapat digantikan oleh petugas
6. Pasien di rawat hingga sembuh atau hingga akhir perawatan pada perawatan paliatif
7. Apabila perlu di rujuk, maka pasien di rujuk setelah mendapatkan tindakan stabilisasi
8. Apabila penderita meninggal dunia, petugas pelaksana membuat laporan keatian sejak masa
perawatan.
a. Home care menerima pasie dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b. Pelaksanaan
8) Dokumentasikan kegiatan
5) Pasien di rujuk
Berikut ini adalah panduan singkat tatalaksana home care, mulai pra perawatan di rumah
1. Dokter dan tim home care merencanakan jadwal perawatan pasien sesuai jenis perawatan, jenis
penyakit, gradasi penyakit dan kondisi klinis pasien berdasarkan prosedur perawatan. Jenis
emergency.
2. Dokter dan tim home care merencanakan pemeriksaan penunjang diagnostik dan follow up jika
3. Pelaksana home care mempersiapkan saran dan prasarana perawatan, meliputi : tensimeter, infus
set, intravena cath, cairan infus, spuit, needle, nebulizer dan lain-lain sesuai keperluan perawatan
masing-masing kasus.
1. Pelaksana perawatan mengunjungi rumah pasien secara berkala sesuai jadwal perawatan untuk
yang sudah dilakukan, meliputi : kondisi umum terkini setiap pasien. Hasil laboratorium dan
obat atau tindakan medis yang telah diberikan dan respon hasil pengobatan
3. Dokter memonitor pelaksanaan home care oleh pelaksana perawatan melalui sarana komunikasi
4. Dokter dan tim home care mendiskusikan setiap kasus selama masa home care dan pasca home
1. Dokter memberikan terapi dan instruksi tindakan medis atau laboratorium serta advis sesuai
2. Dokter memberikan support dan berdialog denganpasien dan atau keluarganya secara santun dan
1. Dokter bersama-sama pelaksana home care melakukan evaluasi klinis setiap pasie pasca
pelaksanaan home care untuk perbaikan kualitas perawatan di masa yang akan datang
2. Dokter dan pelaksana home care membuat jadwal perawatan jangka panjang bagi pasien yang
memerlukan perawatan rehabilitatif, seperti : pasca stroke, decompensasi cordis dan lain-lain
3. Dokter memberikan bombingan teknis medis kepada pelaksana home care secara berkala untuk
4. Dokter dan pelaksana home care mengadakan review kasus-kasus khusus dan kasus-kasus yang
sejak tahun 2006, yang pada perkembangannya mengalami peningkatan jumlah permintaan
pelayanan kunjungan setiap tahun, hal ini dapat di lihat dari data jumlah pasien yang dilakukan
kunjungan rumah :
Di tinjau dari jumlah permintaan pelayanan home care dari pasien setiap tahunnya yang
mengalami peningkatan maka tingkat keberhasilan yang di capai oleh rumah sakit RK Charitas
Penerapan harga dalam pelayanan home care di rumah sakit RK Charitas Palembang :
g. GB kecil : Rp.50.000,00
h. GB sedang : Rp.75.000,00
l. Kolostomi : Rp.75.000,00
q. Injeksi : Rp.30.000,00
v. Transportasi : Rp.20.000,00
a. Masih kurangnya tenaga kesehatan yang khusus untuk melayani pelayanan home care.
b. Masyarakat terutama yang berada di daerah-daerah jauh dari wilayah kerja RS RK Charitas
Palembang belum bisa terjangkau pelayanannya terutama dalam pelayanan home care
d. Dalam memberikan pelayanan tenaga kesehatan kurang melibatkan keluarga dan pasien dan
a. Masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang program home care, terutama masyarakat
c. Biaya yang masih dirasakan terlalu besar oleh masyarakat terutama masyarakat dari kelas
BAB IV
Terlampir
Loket Pendaftaran
Poli Home Care
Administrasi Home Care
Pemeriksaan Kesehatan
Pembuatan Kartu
Pelayanan
Pembuatan Jadwal
Pembiayaan
Terminasi Pelayanan
Pasien Datang
C. Uraian Tugas
ian : Seorang tenaga medis yang profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab untuk
mengelola terselenggaranya kegiatan home care dan telah memiliki sertifikat pelatihan home
Persyaratan :
Uraian Tugas :
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah
2. Sekertaris
ian : Perawat profesional yang diberikan wewenang dan tan ggung jawab untuk mencatat segala
Tugas : Melaksanakan kegiatan pencatatan setiap kegiatan home care di rumah sakit untuk
didokumentasikan.
3. Bendahara
tian : Tenaga profesional yang diberikan wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan
Uraian Tugas :
rtian : Seseorang perawat profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab
Uraian Tugas :
b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan kep. dan klien di rumah
6. Pelaksana Pelayanan
an : Seorang tenaga profesional (keperawatan, pekerja sosial, terapis, gizi) yang di beri wewenang dan
c. Sertifikat pelatihan
Uraian Tugas :
e. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam kep. setiap selesai melaksanakan tugas
7. Koordinator Administrasi
ian : Seseorang perawat yang diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola
Persyaratan :
b. Mampu mengoperasikan SIM rumah sakit yang telah di program oleh rumah sakit
c. Mampu berorganisasi dengan baik
Uraian Tugas :
8. Konsulen
Uraian Tugas :
a. Menerima konsultasi dari pelaksanaan keperawatan dan memberikan petunjuk / advis sesuai
kewenangannya
Berdasarkan program yang telah dibuat oleh RS tentang home care maka pihak rumah
sakit akan terjun langsung ke lapangan untuk mensosialisasikan home care pada tempat-tempat
yang menjadi wilayah kerja rumah sakit tersebut. Sasaran yang dicapai adalah seluruh komponen
memperkenalkan apa itu home care, tujuan, manfaat, serta program-program dan prosedur home
care yang akan di berikan kepada masyarakat bisa dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya :
1. Pihak rumah sakit akan melakukan upaya pengenalan dan penyebaran pelayanan home care dari
rumah sakit tersebut dengan cara menyebar tenaga kesehatan ke setiap pembagian wilayah yang
sudah ditentukan untuk melakukan salah satunya dengan teknik berupa penyuluhan, dengan
mengumpulkan masyarakat di kelurahan tersebut. Hal yang diinformasikan adalah tentang apa
itu home care, tujuan , manfaat serta program-program dari pelayanan home care yang akan di
laksanakan. Teknik penyuluhan ini dilakukan 4 kali dalam 1 bulan agar benar-benar masyarakat
a. Waktu yang diperlukan tidak terlalu banyak dalam mempromosikan home care karena dilakukan
secara serentak
b. Bisa bertatap muka langsung dan bisa bertanya langsung, agar apa yang disampaikan bisa
diterima atau menjadi 1 persepsi dalam masyarakat tersebut tentang home care
c. Bisa dilakukan juga untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dalam kegiatan tersebut.
a. Kurangnya kesadaran dari pihak masyarakat untuk menghadiri kegiatan penyuluhan tersebut
b. Terkadang masyarakat kurang mengerti dengan apa yang disampaikan karena banyaknya
masyarakat baik yang datang ke rumah sakit untuk berobat (pasien dan keluarga) maupun pihak
masyarakat yang ada di komunitas serta pemasangan poster-poster tentang home care, melalui
c. Terkadang bagi masyarakat kurang menarik sehingga hanya di lihat sekilas saja
d. Pada orang-orang yang yang tidak bisa membaca juga mengalami kesusahan.
a. Untuk masyarakat yang tidak bisa mengakses lewat media massa akan tidak tahu tentang home
care
b. Kurang pemahaman yang lebih karena terkadang hanya melihat dan mendengar serta menyimak
sekilas saja
c. Bila masyarakat tidak paham masyarakat tidak bisa bertanya langsung.
b. Bisa langsung bertanya jawab bila ada yang perlu ditanyakan tentang home care.
b. Tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk menyampaikan hal ini butuh banyak.
area kerja rumah sakit tersebut. Tetapi apabila dalam area kerja rumah sakit tersebut ada wilayah
yang berada jauh dari rumah sakit maka bisa dilakukan dengan kerja sama melalui rumah sakit
yang ada dalam wilayah tersebut yang sebelumnya memang belum ada program home care.
Tetapi apabila dalam wilayah tersebut tidak ada sarana kesehatan maka bisa dilakukan semacam
membuat bangunan seperti puskesmas sebagai cabang home care dari rumah sakit swasta
tersebut. Setelah tersosialisasinya program home care kepada masyarakat tersebut maka pihak
rumah sakit akan langsung melakukan pelayanan home care dengan proses sebagai berikut :
1. Persiapan
h. Dokumentasikan kegiatan
e. Pasien di rujuk
1. Pelayanan home care dirumah sakit swasta yang dilakukan tersebut akan ditempatkan atau di
buat semacam poli tersendiri yakni poli home care yang nantinya akan melayani pasien-pasien
2. Pasien baru yang datang yang memerlukan perlayanan home care di rumah sakit swasta tersebut
akan melalui beberapa tahap untuk mendapatkan pelayanan keperawatan di rumahnya sendiri.
b. Pasien dari perawatan rumah sakit yang meminta pelayanan home care.
c. Setelah pembuatan kartu, pasien yang ingin menggunakan jasa home care melakukan
pemeriksaan kesehatan jika pasien tersebut datang langsung. tetapi apabila pasien tidak datang
langsung ke poli home care maka pemeriksaan kesehatan dilakukan dirumah pasien dengan
mengirimkan tenaga kesehatan ke rumah pasien sebagai data penunjang untuk melakukan
d. Setelah mengetahui hasil dari pemeriksaan kesehatan pasien tersebut akan di rujuk ke bagian
pasien tersebut
f. Setelah pasien tersebut setuju maka pelayanan home care tersebut di laksanakan sesuai dengan
5. Pasien yang sebelumnya di rawat di rumah sakit dan meminta pelayanan home care untuk
6. Setelah prosedur di atas selesai maka tenaga kesehatan pada bagian home care akan melakukan
pengkajian untuk menetukan tindakan yang akan dilakukan serta untuk menentukan jadwal
7. melakukan kunjungan ke rumah pasien serta melakukan perawatan pada pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien
8. untuk jadwal kunjungan ke pasien disesuaikan dengan apa yang dialami pasien (penyakitnya)
9. bila kebutuhan pasien sudah terpenuhi secara mandiri oleh pasien dan tingkat kesehatan sudah
10. tetapi bila kondisi pasien semakin gawat dan memerlukan perawatan secara intensif, maka
dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Sistem Rujukan :
rujukan dilakukan bila kondisi pasien lebih memburuk atau semakin gawat dan memerlukan
perawatan yang lebih intensif. rujukan akan dilakukan ke rumah sakit melalui beberapa prosedur
:
1. pemberitahuan kepada pihak pasien bahwa pasien harus di rujuk karena keadaannya yang
semakin memburuk.
2. petugas pelaksana home care pada pasien tersebut akan melaporkan kepada koordinator kasus
3. selanjutnya koordinator kasus akan mengurus proses rujukan langsung ke bagian emergency
rumah sakit.
5. untuk pembiayaan : setiap pelayanan yang dilakukan oleh tempat rujukan (rumah sakit) maka
6. Keberlanjutan pelayanan home care.ini terkait dengan apakah pelayanan home care akan
1. Ketenagaan
1) Minimal D.III
4) Memiliki SIP,SIK,SIPP
1) Minimal D.III
4) Memiliki SIP,SIK,SIPP
2. Perijinan Home Care
1) Rekomendasi PPNI
5) .Ijin lingkungan
6) Ijin usaha
a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
8) Dokumentasikan kegiatan
5) Pasien di rujuk
1. Dengan adanya program poli home care di rumah sakit swasta maka pelayanan program home
3. Semakin membuat pasien dan keluarga menjadi mandiri dalam pemeliharaan kesehatan
BAB V
ANALISA
Institusi Home Care swasta dapat didirikan dengan semacam membuat poli khusus
poli home care di rumah sakit tersebut, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang
1. Analisa Interna
Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana) baik
yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa komitmen
personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi Home Care. Komitmen personil
merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk mengawali suatu bisnis yang
baru .
2. Analisa Eksterna
maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan
berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan
keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal
juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah tersebut, baik dalam jumlah, jenis maupun
kondisinya.
Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus memperhatikan hal -hal
berikut :
2. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada institusi HC
3. Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri professional
5. Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki
kualitas layanan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba mengembangkan
program home care yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home care merupakan suatu
program yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kuaklitas hidup baik dari
B. Saran
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga ikut
mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care dimasyarakat
selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan partisipasinya dan untuk
DAFTAR PUSTAKA
RI
Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
Oktober 2011
Sumatra Selatan
http://mitramedical.blogspot.com/2010/03/home-care-ala-mitra-medical- service.html di
Perkembangan pengobatan kanker dewasa ini memungkinkan masa rawat inap yang lebih
singkat dan penderita dapat dirawat di rumah. Saat merawat penderita kanker di rumah mungkin
akan menimbulkan banyak masalah karena tidak adanya kehadiran tenaga medis. Beberapa
masalah di atas dapat disebabkan karena kanker itu sendiri dan efek samping dari pengobatan
kanker. Sebelum Anda memutuskan untuk merawat penderita di rumah, Anda sebaiknya
mengetahui kemungkinan apa saja yang akan terjadi saat penderita dirawat di rumah. Anda dapat
bertanya kepada dokter atau perawat mengenai efek samping pengobatan dan bagaimana cara
menyikapi jika terjadi masalah selama perawatan di rumah.
Saat masalah timbul, hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah tidak panik. Ingatlah
bahwa Anda harus membantu menenangkan penderita dan hal ini tidak akan efektif jika Anda
sendiri perlu ditenangkan. Kanker dapat membawa perubahan pada penderita, baik perubahan
fungsi tubuh maupun perubahan emosional. Anda harus memaklumi bahwa hal ini memang bisa
terjadi pada penderita kanker.
Apabila penderita mengeluhkan suatu gejala kepada Anda, tanyakanlah apa yang dapat
Anda lakukan untuknya agar ia merasa lebih nyaman. Anda dapat merubah posisi tidurnya,
membantunya melakukan suatu kegiatan, atau sekedar menemani penderita mengobrol. Anda
dapat menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan berada di tempat yang mudah dijangkau. Anda
juga dapat membuat catatan-catatan kecil tentang hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi
masalah dan nomor-nomor penting yang bisa Anda hubungi untuk meminta bantuan. Jangan
ragu untuk segera mencari pertolongan saat Anda tidak mampu mengatasi masalah yang ada.
Berikut ini adalah berapa masalah yang mungkin akan dijumpai saat merawat penderita
kanker di rumah.
Gangguan Kesadaran
Kenalilah apabila penderita menunjukkan tanda-tanda penurunan kesadaran. Jika hal ini
terjadi, cobalah untuk membedakan apakah penderita benar-benar mengalami gangguan
kesadaran atau hanya tidur biasa. Beberapa penderita kanker sering merasa kelelahan dan
mengantuk sehingga mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk tidur. Anda dapat mencari
pertolongan jika gangguan kesadaran terus berlanjut.
Sesak
Saat Anda menjumpai penderita kesulitan untuk bernafas, mungkin Anda dapat melakukan
beberapa hal sementara menunggu bantuan tiba. Carilah posisi yang paling nyaman bagi
penderita dan memudahkannya mengambil nafas. Anda dapat memberikan bantal tambahan di
bawah kepala dan dada. Atau jika memungkinkan, Anda dapat menyediakan tabung oksigen di
rumah.
Untuk pertolongan pertama, mungkin Anda dapat memberikan obat-obatan anti nyeri atau
penurun panas. Tanyakanlah kepada dokter seberapa banyak Anda dapat memberikan obat
tersebut.
Hal ini mungkin dapat terjadi karena efek samping dari pengobatan kanker, gangguan
saluran cerna akibat perkembangan kanker atau mungkin hanya karena kesalahanpola makan.
Saat penderita diare, berikanlah cairan pengganti seperlunya. Waspadalah jika mungkin
ditemukan darah dalam tinja, Anda dapat menghubungi dokter. Untuk kesulitan buang air besar,
cobalah untuk memperbaiki pola makan terlebih dahulu sebelum Anda memberikan obat-obatan
pencahar.
Merupakan hal yang wajar jika seseorang yang sedang sakit akan mengalami perubahan
nafsu makan. Tanyakanlah kepada penderita makanan apa yang mereka inginkan untuk makan.
Pada beberapa orang, kesulitan makan dan minum dapat terjadi karena kesulitan menelan. Untuk
mengatasinya, Anda dapat memilih makanan dalam bentuk cair, misalnya dengan makanan yang
diblender. Saat minum, Anda dapat membantunya dengan sedotan untuk mencegah
kemungkinan penderita tersedak.
Kemoterapi dan Efek Sampingnya
Ada kalanya kemoterapi dapat dilakukan di rumah. Anda dapat belajar bagaimana
memasukkan obat-obatan kemoterapi dan melakukannya sendiri. Namun jika Anda ragu-ragu,
Anda dapat mendatangkan petugas medis ke rumah untuk membantu. Mengenai kemoterapi, ada
beberapa efek samping yang sering terjadi. Contonya adalah mual dan muntah, perubahan warna
kulit, atau kerontokan rambut. Tanyakanlah kepada dokter sebelumnya agar Anda dan penderita
tidak kaget ketika mengalaminya.
Sebaiknya penderita kanker tetap dilibatkan dalam berbagai kegiatan, seperti misalnya
berolah raga. Namun Anda sebaiknya menanyakan kepada penderita sejauh mana mereka ingin
dilibatkan sehubungan dengan ketahanan fisiknya. Beberapa penderita kanker mengalami
kelemahan fisik yang berat yang membuatnya tidak dapat melakukan kegiatan apa pun.
Berikanlah bantuan sesuai kebutuhan penderita.
Depresi, cemas, dan ketakutan merupakan hal yang wajar dialami penderita kanker. Dengan
kehadiran Anda dan menjadi pendengar yang baik, Anda mungkin dapat menguranginya.
Usahakanlah bahwa Anda tidak mengalami hal yang sama agar Anda dapat memberikan
dukungan bagi penderita dengan baik. Anda dapat berkonsultasi dengan orang lain jika Anda
memerlukan bantuan dalam hal ini.
PERAWATAN KLIEN KANKER DAN TERMINAL DI RUMAH
E. Rangkuman
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/ sakit yang
tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian. Klien
dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis, maupun social-
spiritual. Klien harus dirawat dengan respek dan perhatian penuh. Dalam melakukan perawatan
keluarga dan orang terdekat klien harus dilibatkan, bimbingan dan konsultasi tentang perawatan
diperlukan.
F. Tes Formatif
a. Langkah – langkah
Berikut ini diberikan soal formatif, Anda diminta mengerjakan di lembar kertas tersendiri
(tidak didalam modul). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, Anda
dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan membandingkan jawaban Anda dengan jawaban
yang ada dikunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda.kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, gunakan
rumus yang ada pada bagian pendahuluan. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab)
soal formatif dengan 80% benar, maka Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari
pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar berikutnya.
b. Soal Formatif
Ny. K menderita kanker payudara stadium akhir dan sudah bermetastase ke area paru-paru.
Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi. Keluarga sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan medis dan non medis bahkan
pengeluaran keuangan sudah banyak sekali. Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami
yang merepotkan keluarganya terus menerus, dan Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan
selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya. Akan tetapi kondisi Ny. K tetap saja bahkan
semakin parah dan seperti seolah-olah hanya menunggu ajal. Sehingga dia tidak mau ditemui
siapa-siapa kecuali anaknya. Sekarang Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan
terhadap apa yang sudah dialaminya. Ners Rani ditugaskan untuk melakukan homecare kepada
Ny. K dan keluarga.
1. Dalam kasus di atas yang merupakan tahapan psikologis bargaining adalah
a. Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan
b. Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi
c. Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan keluarganya terus
d. Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang sudah dialaminya
e. Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya
2. Dalam kasus tersebut yang merupakan tahapan psikologis acceptance adalah
a. Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan
b. Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi
c. Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan keluarganya terus
d. Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang sudah dialaminya
e. Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya
3. Masalah Psikologis yang terjadi pada Ny. K adalah
a. Ketergantungan,
b. Kehilangan harga diri dan harapan,
c. Tidak mampu lagi produktif dalam hidup,
d. A, B dan C benar
e. A, B dan C salah
4. Dari kasus di atas penatalaksanaan yang benar dilakukan Ners Rani dalam memberikan
bimbingan dan konseling perawatan pasien terminal adalah, kecuali:
a. Peningkatan Kenyamanan
b. Pemeliharan Kemandirian
c. Dukungan Kesepian dan isolasi
d. Peningkatan Ketenangan Spiritual
e. Dukungan untuk keluarga yang berduka
5. Tujuan Ners Rani dalam merawat pasien terminal diatas adalah, kecuali:
a. Mempercepat proses kematian
b. Mempertahankan rasa aman, harkat , dan rasa berguna
c. Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan fisik pasien
d. Menghindarkan / mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
e. Memberikan dukungan kepada keluarga dan yang merawat menghadapi masalah yang ada
selama pasien sakit dan setelah pasien meninggal
G. Tugas Mandiri
a. Jelaskan apa yang harus dilakukan perawat homecare untuk merawat pasien terminal!
Diposkan oleh Ifa Nofalia di 01.23