Anda di halaman 1dari 85

Kumpulan Berbagai Macam Asuhan Keperawatan

Sunday, June 12, 2016


Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Pasien Kanker

1. Pengertian Kanker
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik
DNA seluler (Smeltzer, 2002).

2. Etiologi kanker

Sampai saat ini, masih menjadi perdebatan mengenai penyebab seseorang mengidap kanker.
Yang sudah diketahui ialah bahwa kanker disebabkan oleh banyak faktor dan berkembang dalam waktu
bertahun-tahun. Berikut adalah faktor-faktor yang paling banyak menyebabkan timbulnya kanker :

1) umur

2) tembakau

3) sinar matahari

4) zat-zat kimia

5) infeksi virus dan bakteri

6) diet, kegemukan dan kurang gerak

7) alkohol

8) hormon

9) riwayat keluarga

3. Komplikasi Kanker
Kanker berbahaya saat menyebar dan akan merusak jaringan normal serta mengambil alih zat
nutrisi jaringan normal. Gangguan patologis dapat terjadi akibat pengobatan dan efek sekunder dari
pengobatan. Disfungsi fisiologis yang terjadi akibat kanker diantaranya :

a. Kegagalan system imun dan hematopoisis


 Leukemia dan limfoma
 Kekambuhan infeksi, anemia, perdarahan

b. Gangguan Gastrointestinal dan fungsinya


 Gangguan status nutrisi
 Kontribusi dari anoreksia
 Berkembang kaheksia, deficit nutrisi
 Support nutrisi berkurang akibat pengobatan
c. Deficit motorik dan sensorik
 Akibat kanker menyebar ke tulang dan menekan jaringan saraf
 Bila ke tulang metastasis mengakibatkan fraktur, compresi mandibula spinalis, hiperkalsemia
 Nyeri efek kanker akibat gangguan tulang, kompresi saraf, inflitrasi jaringan lunak, spasme otot,
lymphodema, peningkatan tekanan intra cranial dan myopathi, nyeri akibat terapi kanker, immobilisasi
serta penyakit muskuluskeletal
d. Penurunan fungsi respirasi
 Akibat dari obstruksi saluran nafas dari tumor, penyebaran jaringan lunak paru, atau blok aliran darah
ke dada dan paru
 Sesak dan edema paru

4. Pengobatan kanker

 Pembedahan
Pembedahan adalah cara lama yang hingga saat ini masih digunakan dalam menangani penderita
kanker. Namun demikian cara pembedahan tidak senantiasa memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan dalam arti penyembuhan misalnya pada penderita yang mengalami metastase, resiko
operasi lebih besar daripada kankernya dan penderita yang cacat pasca bedah. Pada umumnya
pembedahan dilakukan pada penderita-penderita dengan tumor primer yang masih dini atau
pengobatan paliatif dekompresif. Akan tetapi diluar keganasan hematologi untuk semua penderita
kanker seyogyanya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli bedah sebelum melakukan tindakan lebih
lanjut.

 Radioterapi
Radioterapi umumnya dilakukan apabila secara lokal-regional pembedahan tidak menjamin
penyembuhan atau bilamana pembedahan radikal akan mengganggu struktur serta fungsi dari organ
yang bersangkutan. Berhasil tidaknya radiasi yang akan diberikan tergantung dari banyak faktor antara
lain sensitivitas tumor terhadap radiasi, efek samping yang timbul, pengalaman dari radioterapist serta
penderita yang kooperatif. Seperti halnya pembedahan, radiasipun bisa bersifat kuratif ataupun paliatif
misalnya pada penderita-penderita metastase tulang atau sindroma vena cava superior.
 Kemoterapi
Pola berpikir dahulu penggunaan kemoterapi adalah untuk penderita kanker yang sifatnya sistemik
seperti leukemia atau penderita yang mengalami metastase setelah pengobatan primer baik
pembedahan maupun radiasi. Namun demikian saat ini telah banyak diketahui. Bahwa pada penderita
kanker sering terjadi mikrometastase yang timbul secara dini yaitu pada penderita-penderita kanker
payudara yang disertai pembesaran kelenjar aksiler, pada kanker yang sangat besar serta sistologis
mempunyai derajat keganasan yang sangat tinggi. Disinilah peran tambahan dari penggunaan
kemoterapi. Pemberian kemoterapi dapat pula bersifat kuratif maupun paliatif dan dapat pula berperan
sistemik maupun regional. Kemoterapi paliatif terutama diberikan pada penderita kanker stadium lanjut
yang tujuannya bukan penyembuhan tapi peningkatan kualitas hidup. Oleh karenanya dalam
memberikan kemoterapi paliatif harus dipikirkan benar-benar dengan mempertimbangkan respect for
outonomy (segala keputusan terletak pada penderita), beneficial (yang kita berikan yakin bermanfaat),
non malificent (yang kita berikan tidak membahayakan) dan justice (bijaksana). Lama pemberian
kemoterapi paliatif berbeda dengan kemoterapi kuratif. Untuk kemoterapi paliatif evaluasi dilakukan
setelah siklus kedua. Bilamana setelah siklus kedua memberi respon yang baik kemoterapi dapat
dilanjutkan hingga 1 tahun. Apabila tidak memberi respon bahkan merugikan (efek samping yang terlalu
berat) perlu dipertimbangkan untuk dihentikan.

 Pengobatan kombinasi
Hal yang paling sering dijumpai adalah cara pengobatan kombinasi baik pembedahan, radiasi ataupun
kemoterapi. Oleh karena itu, penanganan kanker yang paling baik adalah bilamana dilaksanakan secara
terpadu antara “surgical oncologist – radiation oncologist – medical oncologist.

5. Aspek Bio-Psiko-Sosial Dalam Penyakit Kanker Stadium Lanjut (IV)


Pengobatan pada penderita kanker stadium lanjut (IV) mengacu pada prosedur medis yg
diberikan pada penderita kanker, sedangkan penanganan mengacu kepada pendampingan secara
menyeluruh, meliputi aspek medis dan non-medis, yaitu aspek psiko dan sosial, atau yg biasa disebut
dengan aspek bio-psiko-sosial, sesuai dengan model yang diajukan Angel dalam model biopsikososial
yaitu model yang mencakup faktor psikologi, sosial dan perilaku, pendekatan yang merupakan landasan
ilmiah dalam upaya mengasuh pasien, karena raga yang mengidap penyakit dipersatukan lagi dengan
dimensi psikososialnya yang dapat memperngaruhi perjalanan penyakitnya, model ini juga membedakan
pengertian penyakit (perubahan struktur jaringan dan organ yang menimbulkan kelainan) dan sakit
(yang dirasakan pasien). Kedua aspek ini harus ditangani karena pasien ingin bebas dari penyakit dan
merasa sehat.

6. Perawatan Paliatif Pada Kanker Kronis

a. Falsafah Perawatan Paliatif pada kanker kronis


Didasari pada falsafah bahwa setiap penderita mempunyai hak untuk mendapat perawatan yang
terbaik sampai akhir hayatnya, maka bagi penderita kanker yang penyakitnya tidak berangsur sembuh,
perawatan diberikan untuk mengurangi penderitaanya, sehingga kualitas hidup tetap dapat
dipertahankan dan meninggal dengan tenang dalam imam.

Kanker yang memasuki saat-saat terminal adalah kanker yang sudah dalam tahap stadium lanjut
yang artinya kondisi fisiknya sudah sangat buruk. Terdapat 4 stadium atau tahapan keganasan penyakit
kanker, yaitu stadium I, II, III, dan IV. Lebih jelasnya, tahapan kanker terbagi atas stadium Ia, Ib, dan IIa,
yang disebut dengan stadium kanker invasif dini, dan stadium IIb, stadium IIIa-IIIb, dan stadium Iva- IVb
atau stadium kanker invasif lanjut. Dan pasien-pasien yang menjalani perawatan paliatif ialah pasien ber
stadium IVa- IVb atau stadium kanker invasif lanjut.

b. Definisi Perawatan Paliatif


Definisi awal dari Definisi awal dari pengobatan paliatif mulai dikenal di Inggris pada tahun 1987.

“Palliative medicine is the study and management of patients with active, progressive, far-advanced
disease for whom the prognosis is limited and the focus of care is the quality of life.”

(Pengobatan paliatif merupakan suatu studi dan penanganan terhadap pasien pasien dengan penyakit
yang aktif, progresif dan lama yang mana prognosisnya terbatas dan fokus perawatannya adalah pada
kualitas hidup).

Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendefinisikan perawatan paliatif sebagai berikut:

“Semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama yang tak mungkin disembuhkan.
Tindakan aktif yang dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan
perbaikan dalam aspek psikologis, sosial dan spiritual”

c. Tujuan Perawatan Paliatif


Masih menurut WHO, tujuan perawatan paliatif adalah untuk mencapai kualitas hidup maksimal
bagi penderita dan keluarga. Perawatan paliatf tidak hanya diberikan bagi penderita menjelang akhir
hayatnya, namun sudah dapat dimulai segera setelah diagnosis penyakit (kanker) di tegakkan, dan
dilaksanakan bersama dengan pengobatan kuratif. Lebih lanjut lagi, Organisasi Kesehatan Dunia
menekankan bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar, berikut ini:

1. Meningkatkan kulaitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses normal


2. Tidak mempercepat atau menunda kematian
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
5. Mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6. Mengusahakan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga
Sehingga dari uraian diatas, jelas bahwa pemanfaatan sistem perawatan medis memegang peranan
penting untuk diterapkan dalam prinsip perawatan paliatif.

d. Peranan Perawatan Paliatif Penyakit Kanker


Disuatu pusat penanggulangan penyakit kanker, biasanya penderita terbanyak adalah pasien
stadium paliatif. Dianut pengertian bahwa :
1) Kelanjutan dan kesinambungan perawatan adalah hal yang sangat penting dan diutamakan. Tim paliatif
harus dikenal oleh penderita dan keluarga, dan berperan sebagai sumber unformasi dan sumber
dukungan mental
2) Nyeri dan gejala lain dievaluasi secara cermat dan didokumentasi sehingga perkembangannya dapat
dikontrol. Protokol untuk pengawasan perawatan di rumah diberikan kepada pelaku rawat (care giver)
3) Tim paliatf harus dapat menganalisis dan menentukan prioritas penyelesaian, bila ada masalah yang
tekait dengan pasien, keluarga, dan upaya medis
4) Perawatan di rumah penderita harus dipersiapkan dengan matang. Penyuluhan kepada penderita dan
keluarga telah dimulai sejak penderita berkonsultasi dengan pihak rumah sakit. Tim perawat dan terapis
untuk perawatan di rumah segera dipersiapkan, termasuk jadwal kunjungan rumah. Ikatan antara
rumah dakit dengan penderita di rumah selalu terjalin, lebih baik lagi, bila dokter keluarga menjadi
jembatan dalam ikatan ini

e. Masalah-Masalah Sosial Pasien Dan Anggota Keluarga Pasien Dalam Perawatan Paliatif
Hubungan dengan orang lain, baik itu keluarga maupun teman, memiliki pengaruh yang besar
untuk mengatasi permasalahan tentang penyakit kanker yang menimpa pasien. Tanpa perlindungan
yang cukup, hubungan yang erat membentuk sebuah alat untuk melawan stress karena penyakit yang
dideritanya. Berikut ini adalah masalah sosial pasien :

1. Masalah dalam hubungan antar pribadi


a. Karena reaksi pasien terhasap penyakitnya : seperti kecemasan, ketakutan, amarah, merasa bersalah,
depresi, antisipatoris, mengeluh
b. Karena reaksi orang lain terhadap penyakit pasien : seperti kecemasan, ketakutan, amarah, merasa
bersalah, depresi, antisipatoris, mengeluh
c. Membuat masalah antar pribadi menjadi lebih buruk dari sebelum sakit
d. Masalah pernikahan
e. Ketidak-sepakatan mengenai terapi anti kanker
2. Masalah Keluarga
Keluarga dari pasien yang terkena penyakit kanker akan rentan merasakan ketegangan dan tekanan,
baik secara psikis dan fisik. Akan terlihat lebih nyata bila pasien dirawat di rumah tetapi bisa
diseimbangkan dengan penyesuaian diri lebih mudah setelah kematian pasien dan perasaaan dalam
tenang sesuatu yang bermanfaat dalam merawat pasien di rumah.

a) Pergantian peran

Kondisi yang menurun, membuat tugas-tugas yang biasanya pasien dapatkan didalam keluarga akan
digantikan oleh orang lain terutama dalam hal finansial, sehingga seorang pasien dapat merasa tidak
berguna, terisolasi dan depresi

b) Peran baru

Keluarga pasien mendapat peran baru dalam merawat pasien di rumah, terutama dalam hal mengganti
baju, keperluan toilet pasien yang sebelumnya diajari oleh orang-orang yang lebih orofesional sehingga
keluarga tentang merasa cemas apabila ternyata terdapat kesalahan dalam merawat pasien serta tidak
dapat mengantiipasi masalah yang mungkin muncul.

c) Koping mekanisme bagi yang tidak dapat menyesuaikan diri

Seperti halnya pasien individual, koping mekanismenya oleh keluarga yang memungkinkan menderita
secar tertutup daripada menguranginya. Sebuah keluarga yang terlalu melindungi memungkinkan untuk
mencoba untuk mem-blok komunikasi dari tim pelayanan kesehatan, membiarkan pasien dengan
kecemasan atau ketidakpastian dan perasaan terisolasi.

d) Kelelahan

Kelelahan secara psikologis dan fisik terjadi berulangkali didalam anggota keluarga pasien yang tidak
mungkin terselamatkan.

3. Peningkatan Masalah Fisik Dan Psikis Dengan Perkembangan Penyakit


4. Kebutuhan Finansial Dan Hukum

f. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Perawatan Paliatif


Usaha perbaikan kualitas hidup bagi pasien dan keluarga pasien akan lebih

efektif dengan adanya :

a) Pengembangan pusat kegiatan paliatif


b) Pengertian yang mendalam tentang penggunaan analgetika
c) Pengertian tentang kebutuhan dari pasien dan keluarga pasien dalam usaha mengatasi keluhan
d) Kesepakatan bahwa menghilangkan gejala untuk mencapai kualitas hidup yang baik adalah hal penting
pada penderita kanker stadium lanjut
Adapun hambatan yang sering dijumpai dalam melaksanakan kegiatan paliatif ialah :

a) Tidak adanya kebijakan dari pemerintah tentang kegiatan paliatif dan bebas nyeri dalam suatu negara
b) Tidak adanya pendidikan untuk petugas kesehatan, penentu kebijakan, administrator serta masyarakat
sehubungan dengan kegiatan paliatif
c) Penyalahgunaan obat bius menyebabkan pengawasan yang ketat akan penggunaan obat tersebut
d) Jumlah obat yang sangat terbatas terutama di negara yang sedang berkembang (analgetika)
e) Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan tentang obat analgesik
f) Kurangnya dana untuk penelitian dan pengembangan kegiatan paliatif

g. Ketakutan Akan Kematian Dan Tahapan Dalam Menghadapi Penyakit Kanker Stadium Lanjut (IV)
Ketika menengok masa lampau dan mempelajari budaya serta masyarakat kuno, kita akan
terkesan mengetahui bahwa kematian tidak disukai, dan mungkin akan terus demikian. Pasien yang
menjelang ajal harus melalui banyak tahap dalam perjuangannya untuk menerima penyakit dan
kematiannya, kemungkinan selama beberapa waktu ia menolak berita buruk tersebut dan terus bersikap
seolah-olah ia sehat dan sekuat sebelum ia sakit.

Lebih jauh lagi berkaitan dengan masalah-masalah psikologis dan sosial yang dihadapi oleh
pasien dengan penyakit terminal, telah mengidentifikasi lima tahap yang mungkin dilewati oleh pasien
penyakit terminal, yang divonis tidak akan hidup lama lagi, yaitu :

a. Tahap Kaget
Biasanya hal ini sudah dilalui oleh penderita penyakit terminal (terminal-ill). Tetapi adakalanya
mereka masih juga “kaget” dan tidak percaya bila diberitahu atau menyadari kondisi sebenarnya. Dalam
situasi ini penderita tampak kebingungan bahkan yang bersangkutan dapat melakukan segala sesuatu
tanpa disadari atau tampak seperti orang linglung. Kecelakaan mudah terjadi pada saat ini. Adakalanya
orang-orang tertentu ingin menyendiri untuk mengumpulkan energi mental dan ingin membuat rencana
masa depannya.

b. Tahap Penolakan
Pada tahap ini penolakan sering terjadi tidak saja pada penderita tetapi juga pada keluarga.
Untuk perawatan yang berkualitas sebaiknya keluarga diberi penerangan-penerangan yang intensif agar
timbul kesadaran dan tidak lari darikenyataan.

c. Tahap Amarah
Pada tahap ini penderita marah-marah dan tidak jarang menyalahkan keluarga, tim medis bahkan
Tuhan atau takdir yang diterimanya. Kondisi yang hipersensitif dan ledakan emosi tidak jarang
menjemukan keluarga bahkan tim medis, yang tidak jarang diakhiri dengan saling balas-membalas oleh
anggota tim.

d. Tahap Tawar-Menawar
Pada tahap ini tampak sekali penderita berada dalam konflik antar “mengetahui” ajal mendekat
dengan keinginan menyelesaikan tujuan hidup. Dalam fase ini ada juga perasaan takut sekarat, takut
mati dan takut pergi sendirian. Untuk itu masukan-masukan keagamaan sudah harus diperhatikan.

e. Tahap Depresi
Disini penderita pasif sekali bahkan ada yang melakukan penelantaran diri bahkan percobaan
bunuh diri. Pada umumnya untuk para Dokter, ini adalah “tanda-tanda” ajal makin mendekat.
Adakalanya dalam keadaan depresi, orangorang ingin menyendiri untuk mengumpulkan sisa tenaga dan
pemikiran membuat keputusan yang tepat.

f. Tahap Pasrah
Sebetulnya bila seseorang mendekati ajalnya maka ia akan sampai ke tahap pasrah. Pada tahap
ini bila ia masih memiliki kekuatan fisik dan kejernihan berpikir maka masih ada harapan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Lebih lanjut lagi, Ross (dalam Zastrow, 1996) mencatat bahwa tidak
setiap orang akan mengalami kemajuan ketika melewati tahap-tahap tersebut, seringkali terjadi
perubahan yang amat tidak diduga dan malah mengalami kemunduran ke tahap sebelumnya. Misalnya,
seorang pasien akan dapat mengatasi tahap penolakan menjadi depresi, menjadi kegusaran dan
kemarahan, dan kembali lagi ke penolakan, kemudian menjadi tawar-menawar, depresi, dan
selanjutnya.

Ketakutan seorang pasien paliatif stadium lanjut biasanya telah masuk dalam tahapan early
adulthood dan middle age. Terkait dengan tugas perkembangan yang dimiliki oleh individu itu, maka
kematian mendadak seseorang yang berusia produktif lebih sulit diterima karena tiga alasan:

1. Masyarakat tidak memiliki waktu untuk menyiapkan diri akan kematiannya.


2. Masyarakat merasa bahwa kematian mendadak di masa produktif merupakan suatu kesedihan yang
amat sangat sebab orang tersebut belum dapat menikmati hal-hal yang baik dalam kehidupan.
3. Masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk melakukan hubungan “penutupan”: masyarakat mungkin
merasa bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan konflik antarpribadi yang terjadi
antara mereka

7. Pengelolaan Nyeri Kanker

 Batasan
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang dihubungkan
dengan jaringan yang rusak, cenderung rusak, atau segala keadaan yang menunjukkan adanya
kerusakan jaringan.
Data dari WHO menyebutkan bahwa 2/3 dari penderita kanker akan meninggal karena
penyakitnya dan bahwa dalam perjalanan penyakitnya 45-100% akan mengalami nyeri yang ringan
sampai berat. Dengan bertambah majunya pengobatan kanker, maka bertambah banyak pula penderita
kanker yang berketahanan hidup panjang, sehingga bertambah pula penderita nyeri yang memerlukan
pengobatan. Laporan dari negara maju 50-80% nyeri kanker tidak mendapat pengelolaan yang adekuat.
Di RSUD Dr.Sutomo 56% penderita kanker disertai rasa nyeri dan 83% belum mnedapatkan yang
adekuat. Sesungguhnya 80-90% nyeri kanker dapat ditanggulangi jika hal tersebut dilakukan sesuai
dengan prosedur yang dianjurkan oleh WHO.

 Penyebab Nyeri Kanker


Nyeri kanker yang lebih dikenal dengan sindroma nyeri kanker dapat disebabkan oleh beberapa
faktor :

1. Faktor jasmani yang bisa terjadi akibat :


a. Tumornya
b. Berhubungna dengan tumornya
c. Pengobatan tumornya
d. Tidak langsung dari tumornya maupun pengobatannya
2. Faktor jiwa yang bisa terjadi akibat :
a. Marah
b. Cemas
c. Depresi

 Penilaian Nyeri Kanker


1. Hubungan antara dokter dan penderita haruslah dijalin sebaik mungkin sehingga penderita mempunyai
kepercayaan penuh terhadap sang dokter. Anamnesis dan pemeriksaan yang diteliti haruslah
dilaksanakan.
2. Percayalah laporan nyeri dari penderita, walaupun nyeri adalah fenomena subyektif namun ada cara
yang obyektif untuk menilai nyeri misalnya meyeringai, takikardia, berkeringat dan pucat.
3. Tenanglah dan dengarkan keluhan penderita dan yakinkan bahwa keluhan tersebut dapat diobati.
4. Riwayat nyeri, lokasi, lama, frekuensi, tidurnya, nafsu makan, dan dapatkah menggerakkan anggota
tubuh dengan baik.
5. Obat-obatan analgetika yang pernah didapat dan berapa lama minum serta berapa dosisnya.
6. Skala nyeri
Mintalah penderita mengatakan derajat nyerinya.
Tanpa Nyeri Nyeri hebat
0 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
7. Pemeriksaan fisik dan neurologik yang teliti
8. Perhatikan adanya faktor psikologik dan sosial.
9. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.
10. Pemeriksaan foto yang diperlukan.
11. Mengobati rasa nyeri sementara melengkapi diagnosis.
12. Mencari penyebab nyeri.
Pada anak-anak terdapat cara tersendiri untuk menilai rasa nyeri sebab kemampuan anak untuk
berkomunikasi tergantung pada umur dan pengertiannya. Skala nyeri yang dapat dipakai untuk menilai
derajat nyeri pada anak ialah Smiley Analoque Scale.

 Pedoman Pengelolaan Nyeri Kanker


1. Kebijakan Dasar
- Nyeri kanker merupakan keluhan subyektif
- Makin progresif kankernya nyeri makin hebat
- Makin kronis penyebab nyeri makin kabur
- Penyebab nyeri multifaktorial
- Penyebab, jenis, sifat dan derajat nyeri dapat berubah pada seorang penderita
- Penderita yang tidak mengeluh bukan berarti tidak nyeri
- Nyeri harus dikelola dengan benar hingga bebas nyeri.

2. Dokter dan Petugas Kesehatan perlu :


- Memahami pengertian nyeri kanker
- Mendengarkan keluhan penderita dengan seksama
- Mempercayai semua keluhan penderita
- Meluangkan waktu untuk menjelaskan masalah nyeri pada penderita dan keluarga.
- Mampu dan bersedia pengelolaan nyeri kanker
- Memahami alternatif pengelolaan nyeri kanker.
- Memahami dasar-dasar umum pengelolaan nyeri kanker dengan menggunakan obat-obat analgesik dan
ajuvan.
- Menyadari kemungkinan-kemungkinan timbulnya efek samping obat dan mampu menanggulangi bila
keadaan ini benar terjadi.
- Memahami alternatif tambahan pengelolaan nyeri kanker dengan cara pembedahan paliatif,
radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal serta rehabilitasi medik.

3. Penderita dan Keluarga perlu :


- Memperoleh informasi masalah nyeri kanker yang diderita dan berperan serta aktif pada kegiatan
pengelolaan yang akan dilaksanakan.
- Memperoleh informasi mengenai alternatif pengelolaan nyeri kanker serta memahami untung rugi yang
mungkin dialami dan bersedia memberikan persetujuan tertulis (Informed Concent).
- Keluarga penderita berperan sebagai penunjang pelaksanaan terapi.
- Keluarga memerlukan penjelasan, bimbingan, serta bantuan sehingga penderita dan keluarga dapat
bersama-sama menghadapi kenyataan dengan tenang.
4. Obat-obat Analgesik
- Ditentukan secara individual
- Pada usia lanjut anak-anak perlu disesuaikan
- Tidak ada dosis maksimal untuk opiat dan pemberiannya dimulai dengan cara titrasi
- Diperlukan rawat inap untuk stabilisasi awal hingga diketahui dan dicapai dosis efektif
- Khusus untuk golongan opiat bisa terjadi toleransi dan untuk ini perlu penyesuaian dosis.

Posted by Nikita Mirzani at 1:24 PM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Senin, 06 Agustus 2012
makalah HOME CARE

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, penulis akhirnya mampu
menyelesaikan tugas menyusun makalah ini, yang bertujuan untuk memenuhi syarat mengikuti
mata kuliah Etika dan Hukum. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis.
Kendatipun begitu penulis telah berusaha sekuat tenaga untuk mengolah data, menganalisa data,
yang akhirnya menyusun ke dalam bentuk yang sudah jadi ini. Dalam penulisan makalah ini,
penulis mengalami sedikit hambatan yakni kurangnya buku referensi yang mendukung. Namun
atas pertolongan Allah SWT serta dorongan dan dukungan sahabat-sahabat, hambatan tersebut
tidak begitu berarti bagi penulis.
Penulis tidak bekerja sendirian di dalam penyusunan makalah ini, karena tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak maka mustahil makalah ini dapat penulis selesaikan. Oleh sebab itu
perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak dr.Muchtadi, M.Sc., selaku Ketua Stikes Cendekia Utama Kudus
2. Ibu Ns.Biyanti Dwi W., S.Kep., selaku ketua prodi PSIK
3. Bapak Hartotok, S.Kep., M.H. Kes., selaku Dosen mata pelajaran Etika dan Hukum yang
memberi tugas dan telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Tidak ada kata lain yang lebih indah kecuali mengucap terima kasih kepada beliau. Beliau yang
dengan sabar membimbing penulis.
Akhirnya dengan lapang dada penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya memberi
pengarahan menuju perbaikan. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca, paling
tidak sebagai studi pembanding dengan makalah lain. Amin.
Kudus, Mei 2012

Tim Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan
cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh
masyarakat. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus
menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang, sosial
ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan
yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin
pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga diperlukan perawatan yang
meminimalkan biaya perawatan bagi masyarakat ekonomi rendah dengan diadakannya home
care.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang diorganisir untuk
memberi pelayanan rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau
kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di Rumah
Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan
pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan
pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan
izin operasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan
kesehatan dirumah antara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan,
tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan makalah ini adalah:
1. Faktor apa yang mempengaruhi home care?
2. Apa tujuan home care?
3. Apa manfaat home care?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh, efektif dan efisien yang
berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.

2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosial- spiritual) secara mandiri.
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah

D. Manfaat Penulisan
Manfaat bagi Pasien :
1. Agar pasien mengetahui bagaimana pelayanan dalam program home care
2. Agar pasien mampu melakukan perawatan secara individu/mandiri untuk mempertahankan
kesehatan dan meminimalkan terjadinya sesuatu yang menimbulkan penyakit bagi dirinya dan
keluarganya
3. Agar pasien mampu membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang di rumah
sakit

Manfaat bagi Perawat :


1. Untuk menambah wawasan perawat
2. Agar mengurangi pandangan buruk masyarakat terhadap perawat
3. Untuk memotivasi perawat agar mampu melaksanakan perannya dengan baik
Manfaat bagi Rumah Sakit :
1. Untuk mempromosikan rumah sakit
2. Untuk memotivasi rumah sakit merencanakan, membuat/ memperbaharui program–program
rumah sakit yang mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap mas
3. Agar rumah sakit mendapat citra yang baik dimasyarakat

E. Landasan Hukum
1. UU Kes.No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Permenkes No. 148 tahun 2010 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.

F. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu :
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.
G. Prinsip Home Care
Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan beberapa
prinsip dalam melakuakan pelayanan home care.

Prinsip – prinsip tersebut diantaranya :


1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan,
perawat,ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
3. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
4. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
5. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetapkan diagnosa.
6. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan.
7. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.
8. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik dan
lainnya.
9. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
10. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
11. Mengembankan kemampuan profesional.
12. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
13. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di
rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampian
teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan
keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan menyembuhkan,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang
dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam
keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang
panjang.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.
Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir,
oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program home care yang
meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus klinik
dan yang biasa dijumpai di komunitas.

Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di RS adalah :


1. Klien dengan COPD
2. Klien dengan penyakit gagal jantung
3. Klien dengan gangguan oksigenas
4. Klien dengan mengalami perlukaan kronis
5. Klien dengan diabetes
6. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
7. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi )
8. Klien dengan terapi cairan infus di rumah
9. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
10. Klien dengan AIDS
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
1. Klien dengan post partum
2. Klien dengan gangguan kesehatan mental
3. Klien dengan kondisi Usia Lanjut
4. Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)
(Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001)
B. Tujuan Diadakannya Home Care
1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Home Care


1. Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat
2. Upaya promotif atau preventif
3. SDM perawat
4. Kebutuhan pasien
5. Kependudukan
6. Dana

D. Manfaat Home Care

1. Bagi Klien dan Keluarga :


a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal,
karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada
yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang
biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap
sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang
diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat
akan meningkat.
c. Data dan minat pasien
3. Bagi Rumah Sakit :
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan home care
yang dilakukannya.
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat

E. Perkembangan Pelayanan Kesehatan Dirumah


Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam system
pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota
masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan
tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong
perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :
1. Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di rawat
di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum
ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit
degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan demikian berdampak pada
makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah.
Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan
pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relative lama
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang
sangat lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban manajemen.
4. Banyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi
kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena
terikat aturan-aturan yang ditetapkan.
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan
dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (DEPKES, 2002).

F. Lingkup Keperawatan Di Rumah

Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan


keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan
keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio-
spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara
langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan
keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan
wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan
evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini
diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai
bukti untuk jasa pelayanan keperawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
4. Sebagai pembela/pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan
klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang
klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan
/asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekuensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencakup
berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.
G. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah
Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak dilaksanakan
pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah.
Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan
mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit.
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan prevensi.
Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah
melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi
terhadap proses menua, serta tentang diet mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit terminal
misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hpertensi, masalah-masalah
kejiwaan dan asuhan pada anak.

H. Peran dan Fungi Perawat Home Care


1. Manajer kasus: mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi:
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
b. Menyusun rencana pelayanan
c. Mengkoordinir akifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b. Menyusun rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
e. Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
f. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
h. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
i. Mendikumentasikan asuhan keperawatan.

I. Standart Alat Home Care


a. Alat kesehatan
1) Tas/ kit
2) Pemeriksaan fisik
3) Set perawatan luka
4) Set emergency
5) Set pemasangan selang lambung
6) Set huknah
7) Set memandikan
8) Set pengambilan preparat
9) Set pemeriksaan lab. Sederhana
10) Set infus/ injeksi
11) Sterilisator
12) Pot/ urinal
13) Tiang infus
14) Tempat tidur khusus orang sakit
15) Pengisap lendir
16) Perlengkapan oxigen
17) Kursi roda
18) Tongkat/ tripot
19) Perlak/ alat tenun
b. Alat habis pakai
1) Obat emergency
2) Perawatan luka
3) Suntik/ pengambilan darah
4) Set infus
5) NGT dengan berbagai ukuran
6) Huknah
7) Kateter
8) Sarung tangan, masker
c. Sarana lain
1) Alat dan media pendidikan kesehatan
2) Ruangan beserta perlengkapannya
3) Kendaraan
4) Alat komunikasi
5) Dokumentasi

J. Faktor Penghambat Dalam Pelayanan Home Care

1. Adanya rasa kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap pelayanan
Home Care.
2. Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi. Jarak wilayah
yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari pihak rumah sakit serta
keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan rumah susun yang berkaitan
dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang mendukung untk proses penyembuhan
dalam pelayanan home care. Hal ini menyebabkan persepsi masyarakat kurang baik terhadap
keberadaan home care.
3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan pelayanan home care
4. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang pelayanan home care.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan
6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu, tenaga
dan biaya,
7. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga
8. Ketergantungan penderita dan atau keluarga,
9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup lama,
10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang
diperlukan.

K. Kelebihan Pelayanan Home Care

1. Bisa meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan


kesehatan
2. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
3. Pembiayaan yang lebih murah

L. Kekurangan Pelayanan Home Care


1. Penanganan masa kritis kurang cepat dan kurang efektif
2. Kurang perhatian atau pengawasan dari tenaga medis
3. Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pro dan Kontra Home Care di Indonesia


Di awal perjalanannya home care nursing sesungguhnya merupakan bentuk pelayanan yang
sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua atau lemah yang tidak mampu
berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya untuk membayar dokter di rumah
sakit atau yang tidak memiliki akses kepada pelayanan kesehatan karena strata sosial yang
dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif pemuka agama yang care terhadap
merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang melakukannya dikenal dengan istilah
perawat kunjung (visiting nurse). Bentuk intervensi yang diberikan berupa kuratif dan
rehabilitatif.
Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan keperawatan
dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga berharap mendapatkan sesuatu yang tidak
didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah sakit, adapun klien dan keluarga
memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan
yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat, dibawah ini terdapat tentang pro dan
kontra home care di Indonesia.

Pro home care berpendapat :


2. home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh klien
dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu adaptasi.
3. home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus pada
satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.
4. home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana
pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif (biopsikososiospiritual).
5. home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan hanya
keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
6. home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah daripada
biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
7. home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor
kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami perubahan
pola dan perawatan klien.
8. home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil
melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien.
9. home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan dirumah
sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus dalam home care.
10. pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang diberikan,
perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan
keluarga.

Kontra home care berpendapat :


1. home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency yang belum
ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :
a. dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium
c. Petugas ahli gizi.
d. Petugas fisioterafi.
e. Psikolog dan lain-lain.
2. home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan menggunakan
tenaga kesehatan secara individu.
3. klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-unit yang
terdapat dirumah sakit, misalnya :
a. Unit diagnostik rontgen
b. Unit diagnostik CT scan.
c. Unit diagnostik MRI.
d. Laboratorium dan lain-lain.
4. pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan total,
misalnya: klien dengan koma.
5. tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana keluarga
merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.
6. pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya:
b. fasilitas resusitasi
c. fasilitas defibrilator
7. jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat ketergantungan klien
dan keluarga pada perawat

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba mengembangkan program
home care yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home care merupakan suatu program
yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup baik dari kebutuhan boi-
psiko social dan spiritual

B. Saran
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga ikut
mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care dimasyarakat
selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan partisipasinya dan untuk
perawat harus meningkatkan kualitas, wawasan dan keterampilan.
Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP dan SIPP, harus
kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care, mengikuti
anjuran dari perawat, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan dapat bersifat
kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka
CiptaHidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/03/makalah-home-care.html
Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC
Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
Permenkes No.148 tahun 2010 tentang registrasi dan praktik perawat
UU Kes.No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Daftar Pustaka:
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka
CiptaHidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/03/makalah-home-care.html

Diposkan oleh Nailul Himmah di 23.31


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
HOSPICE HOME CARE (HHC)
Apa yang disebut dengan HOSPICE?

Hospice adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana


pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi (dokter sudah angkat tangan). Perawatan
ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada
aspek bio-psiko-spiritual.

HOSPICE HOME CARE � YAYASAN KANKER INDONESIA HHC-YKI

merupakan pelayanan / perawatan pasien kanker terminal (stadium akhir) yang dilakukan di
rumah pasien setelah dirawat di rumah sakit dan kembali ke rumah.

Tujuannya:

 Meringankan pasien dari penderitaannya, baik fisik (misalnya rasa nyeri, mual, muntah,
dll), maupun psikis (sedih, marah, khawatir, dll) yang berhubungan dengan penyakitnya.
 Memberikan dukungan moril, spiritual maupun pelatihan praktis dalam hal perawatan
pasien bagi keluarga pasien dan perawat.
 Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.

KRITERIA PASIEN HHC-YKI

 Pasien kanker stadium terminal (stadium ditentukan oleh dokter onkologi).


 Ada permintaan dari pasien dan keluarga berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial-
spirituil.
 Ada perawat (care giver) di rumah pasien.

TIM PELAKSANA HHC-YKI

Tim pelaksana HHC-YKI terdiri atas dokter, perawat, pekerja sosial dan relawan. Anggota Tim
Pelaksana HHC � YKI ini akan mengadakan kunjungan berkala ke rumah pasien dan memberi
petunjuk kepada perawat cara merawat pasien. Mereka telah memiliki pengetahuan mengenai
Hospice dan cara-cara perawatan pasien sesuai bidang tanggung jawab masing-masing.

BIAYA MENGIKUTI PROGRAM HHC-YKI


Pasien tidak dipungut biaya apapun dalam program kunjungan rumah. Begitu juga untuk
peminjaman alat-alat kesehatan seperti tempat tidur, tabung oksigen, kursi roda selama
persediaan masih ada. Namun demikian, pembelian obat-obatan atau peralatan yang diperlukan
pasien tetap menjadi tanggung jawab pasien dan keluarganya.

ANDA pun dapat ikut membantu mensukseskan program HHC-YKI ini dengan berperan aktif
sebagai RELAWAN ataupun DONATUR.

Kanopi Insan Sejahtera, telah bekerjasama dengan HHC-YKI dalam menyediakan tenaga Care
Giver bagi pasien-pasien yang membutuhkan jasa tenaga perawat home care.

Bagi yang membutuhkan jasa HHC-YKI dapat menghubungi:

Hospice Home Care (HHC)

YAYASAN KANKER INDONESIA

Jl. Dr. Sam Ratulangi 35-37 Jakarta 10350

Telp. (021) 31927464 www.kankerindo.org


Makalah Home Care

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan

cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh

masyarakat. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus

menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang, sosial

ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan

yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin

pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga memerlukan perawatan lebih lama di

rumah sakit.

Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era peningkatan

biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar, managed care, perkembangan

teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau efek

langsung dari variabel ini, industri perawatan di rumah menjadi alat untuk menurunkan biaya dan

lama perawatan. Akibatnya, industri perawatan di rumah berkembang menjadi masalah yang

kompleks dan harus diatasi dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah

memberi hasil yang terbaik bagi setiap individu.


Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan

keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang

diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian

kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di

Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).

Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu

dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi

tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di

rumah memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan

keperawatan kesehatan dirumah antara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK

bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di

rumah.

Berdasarkan uraian diatas kami tertarik untuk membuat Rancangan Ide Pelayanan

Home Care pada Rumah Sakit Swasta di Masa Depan, untuk membantu program rumah

sakit pemerintah yang telah dijalankan selama ini.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan karya tulis ilmuah ini

adalah bagaimana rancangan program pelayanan home care rumah sakit swasta di masa depan?

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh, efektif dan efisien yang

berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.


2. Tujuan khusus

a. Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosial- spiritual) secara mandiri.

b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.

c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

d. Meminimalisir tingkat kematian.

e. Menekan serendah mungkin biaya rumah sakit

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat bagi pasien :

a. Agar pasien mengetahui pelayanan yang ada di rumah sakit swasta

b. Agar pasien mengetahui rumah sakit mana saja yang ada pelayanan home care

c. Agar pasien mampu membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang di rumah sakit

2. Manfaat bagi perawat :

a. Untuk menambah wawasan perawat

b. Agar mengurangi pandangan buruk masyarakat terhadap perawat

c. Untuk memotivasi perawat agar mampu melaksanakan perannya dengan baik

3. Manfaat bagi rumah sakit :

a. Untuk mempromosikan rumah sakit

b. Untuk memotivasi rumah sakit merencanakan, membuat/ memperbaharui program–program

rumah sakit yang mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

c. Agar rumah sakit mendapat citra yang baik dimasyarakat

E. LandasanHukum

1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.


3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat

6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas

7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.

8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.

9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.

F. Ruang lingkup

Ruang Lingkup Home Care yaitu :

1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif

2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.

3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik

3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

4. Pelayanan informasi dan rujukan

5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

6. Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan

7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.


G. Prinsip Home Care

Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan

beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care.

Prinsip – prinsip terssebut diantaranya :

1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat

2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan, perawat,ahli

gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).

3. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.

4. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.

5. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetapkan diagnosa.

6. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan.

7. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.

8. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik dan lainnya.

9. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.

10. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.

11. Mengembankan kemampuan profesional.

12. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.

13. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care .

H. Metode penulisan

1. Studi pustaka

2. Layanan jurnal

3. Media internet.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada

pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan

keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada

asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan menyembuhkan,

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.

Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan

kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home

care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah

melalui sejarah yang panjang.

Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan

kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di

tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan

kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.

Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir,

oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.

Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program home

care yang meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus
khusus klinik dan yang biasa dijumpai di komunitas. Kasus umum yang merupakan pasca

perawatan di RS adalah :

1. Klien dengan COPD

2. Klien dengan penyakit gagal jantung

3. Klien dengan gangguan oksigenasi

4. Klien dengan mengalami perlukaan kronis

5. Klien dengan diabetes

6. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan

7. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi )

8. Klien dengan terapi cairan infus di rumah

9. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan

10. Klien dengan AIDS

Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :

1. Klien dengan post partum

2. Klien dengan gangguan kesehatan mental

3. Klien dengan kondisi Usia Lanjut

4. Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)

(Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001)

B. Tujuan Diadakannya Home Care

1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.

2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.


3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

C. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Home Care

1. Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat

2. Upaya promotif atau preventif

3. SDM perawat

4. Kebutuhan pasien

5. Kependudukan

6. Dana

D. Manfaat Home Care

1. Bagi Klien dan Keluarga :

a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal,

karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga

b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada yang

sakit

c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri

d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang

biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya

2. Bagi Perawat :

a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang

diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat

akan meningkat.

c. Data dan minat pasien

3. Bagi Rumah Sakit :

a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan home care yang

dilakukannya.

b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan

c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat

E. Perkembangan Pelayanan Kesehatan Dirumah

Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam system

pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota

masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan

tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong

perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :

1. Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di rawat di

institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum

ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.

2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit

degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan demikian berdampak pada

makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah.


Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan

pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relative lama.

3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang

sangat lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban manajemen.

4. Banyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi

kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena

terikat aturan-aturan yang ditetapkan.

5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan

perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (DEPKES, 2002).

F. Lingkup Keperawatan Di Rumah

Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan

keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan

keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup

wewenang dan tanggung jawabnya.

Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko- sosio-

spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara

langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan

keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan

wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan

evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,

dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk

perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.

3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.

4. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan

keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan

memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap

klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.

5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,

mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

G. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah

Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :

1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak dilaksanakan pada

pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu

yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah

tingkat keparahan sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit.

2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan prevensi.

Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah

melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi

terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.


3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit terminal

misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hpertensi, masalah-masalah

kejiwaan dan asuhan paa anak.

H. Peran dan Fungi Perawat Home Care

1. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi :

a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga

b. Menyusun rencana pelayanan

c. Mengkoordinir akifitas tim

d. Memantau kualitas pelayanan

2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi :

a. Melakukan pengkajian komprehensif

b. Menyusun rencana keperawatan

c. Melakukan tindakan keperawatan

d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien

e. Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif

f. Melibatkan keluarga dalam pelayanan

g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan

h. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan

i. Mendikumentasikan asuhan keperawatan.

I. Pro dan Kontra Home Care di Indonesia

Di awal perjalanannya home care nursing sesungguhnya merupakan bentuk pelayanan

yang sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua atau lemah yang tidak

mampu berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya untuk membayar dokter di
rumah sakit atau yang tidak memiliki akses kepada pelayanan kesehatan karena strata sosial yang

dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif pemuka agama yang care terhadap

merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang melakukannya dikenal dengan istilah

perawat kunjung (visiting nurse). Bentuk intervensi yang diberikan berupa kuratif dan

rehabilitatif.

Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan keperawatan

dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga berharap mendapatkan sesuatu yang tidak

didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah sakit.adapun klien dan keluarga

memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan

yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat.dibawah ini terdapat tentang pro dan

kontra home care di Indonesia.

Pro home care berpendapat :

1. home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh

klien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu

adaptasi.

2. home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus

pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.

3. home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana

pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif (biopsikososiospiritual).

4. home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan

hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.

5. home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah

daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.


6. home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor

kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami

perubahan pola dan perawatan klien.

7. home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil

melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien.

8. home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan

dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus

dalam home care.

9. pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang

diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan

perawatan yang dilakukan keluarga.

Kontra home care berpendapat :

1. home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency yang

belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :

a. dokter spesialis.

b. Petugas laboratorium.

c. Petugas ahli gizi.

d. Petugas fisioterafi.

e. Psikolog dan lain-lain.

2. home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan

menggunakan tenaga kesehatan secara individu.


3. klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-unit

yang terdapat dirumah sakit, misalnya :

a. Unit diagnostik rontgen

b. Unit diagnostik CT scan.

c. Unit diagnostik MRI.

d. Laboratorium dan lain-lain.

4. pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan

total, misalnya: klien dengan koma.

5. tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana keluarga

merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.

6. pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya :

a. fasilitas resusitasi

b. fasilitas defibrilator

7. jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat ketergantungan

klien dan keluarga pada perawat

J. Standar Alat Home Care

a. Alat kesehatan

1) Tas/ kit

2) Pemeriksaan fisik

3) Set perawatan luka

4) Set emergency
5) Set pemasangan selang lambung

6) Set huknah

7) Set memandikan

8) Set pengambilan preparat

9) Set pemeriksaan lab. Sederhana

10) Set infus/ injeksi

11) Sterilisator

12) Pot/ urinal

13) Tiang infus

14) Tempat tidur khusus orang sakit

15) Pengisap lendir

16) Perlengkapan oxigen

17) Kursi roda

18) Tongkat/ tripot

19) Perlak/ alat tenun

b. Alat habis pakai

1) Obat emergency

2) Perawatan luka

3) Suntik/ pengambilan darah

4) Set infus
5) NGT dengan berbagai ukuran

6) Huknah

7) Kateter

8) Sarung tangan, masker

c. Sarana lain

1) Alat dan media pendidikan kesehatan

2) Ruangan beserta perlengkapannya

3) Kendaraan

4) Alat komunikasi

5) Dokumentasi

Pembiayaan Sarana Dan Prasarana Dan Obat-Obatan

Nama barang Harga Keterangan

Suction pump Rp. 300.000/bln 1 x Pemakaian

Kasur Dekubitus Rp. 200.000/bln 1 x pemakaian

Kursi Roda Strecher Rp. 200.000/bln selama perawatan home care

Oksigen 1 kubik Rp. 100.000/bln 1 x pemakaian

Inhalasi/Nebilizer Rp. 100.000/bln 1 x pemakaian

Ventilator Rp. 500.000/hari selama perawatan home care


Tempat tidur manual 3 posisi Rp. 300.000/hari selama perawatan home care

Harga Alkes Dan Obat

Nama barang Harga Keterangan

NGT no 8 s/d 20 Terumo Rp. 20.000/pcs 1 x pemakaian

Xylocain Jelly 2% 10mg Rp. 50.000/pcs 1x pemakaian

Spuit 50cc TIP Terumo Rp. 30.000/pcs selama perawatan home care

Spuit 5cc Terumo Rp. 2.000/pcs 1 x pemakaian

Spuit 10cc Terumo Rp. 2.500/pcs 1 x pemakaian

Spuit 3cc Terumo Rp. 1.500/pcs 1 x pemakaian

Handscoon Sensi Glovers Rp. 40.000/box 1 x pemakaian

WFI 25ml Rp. 3.000 1 x pemakaian

NaCl 0,9% 25ml Rp. 3.000 1 x pemakaian

Handscoon Gamex no 6 s/d 8 Rp. 15.000/pcs 1 x pemakaian

Urine Bag Adult Rp. 10.000 1 x pemakaian

Folley Catheter no 8 s/d 24 Rp. 18.000/pcs 1 x pemakaian

yellow

Folley Catheter Rusch no 8 s/d Rp. 20.000/pcs 1 x pemakaian

24 Gold

Folley Catheter no 18 Silicon Rp. 22.000/pcs 1 x pemakaian

Coated
Folley Catheter no 14 s/d 24 Rp. 100.000/pcs 1 x pemakaian

Silicon White Rusch

Wing Neddle no 23 & 25 Rp. 7.000/pcs 1 x pemakaian

Makro Set Rp. 15.000/pcs 1 x pemakaian

Venflon no 18 s/d 24 Rp. 30.000/pcs 1 x pemakaian

Obat Inhalasi (berotec, Rp. 20.000 1 x pemakaian

bisolvon, nacl)

Kassa sterile 10pcs Rp. 1.500 1 x pemakaian

Contoh Biaya Pelayanan Home Care

Kunjungan dan perawatan paramedis:

1. Rp 50.000 untuk 1 kali kunjungan (berlaku radius 5-30 km)

2. Rp 75.000 untuk 1 kali kunjungan (berlaku radius >30 km)

3. Rp 30.000 untuk 1 kali kunjungan (radius <5 km)

Konsul dan kunjungan dokter:

1. Kunjungan ke rumah penderita: Rp 250.000,- per kunjungan sesuai radius di atas.

2. Konsul via telepon (hp): Rp50.000,- per hari (1 kali)

Sudah termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital dan konsultasi.

Untuk pemasangan kateter = Rp. 30.000/tindakan

Untuk Pemasangan NGT = Rp. 30.000/tindakan

Untuk pemasangan infuse = Rp. 40.000/tindakan

Tindakan Suctioning = Rp. 30.000/tindakan


Untuk perawatan luka dan ganti balutan = Rp. 30.000/tindakan

Jika ada tindakan lainnya diluar daftar tarif dikenakan biaya = Rp. 30.000/tindakan

K. Faktor Penghambat Dalam Pelayanan Home Care

1. Adanya rasa kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap pelayanan Home

Care.

2. Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi

Jarak wilayah yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari

pihak rumah sakit serta keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan rumah

susun yang berkaitan dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang mendukung untk

proses penyembuhan dalam pelayanan home care. Hal ini menyebabkan persepsi masyarakat

kurang baik terhadap keberadaan home care.

3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan pelayanan home care

4. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang pelayanan home care.

5. Terbatasnya tenaga kesehatan

6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu, tenaga dan

biaya,

7. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga

8. Ketergantungan penderita dan atau keluarga,

9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup lama,

10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang diperlukan.

L. Kelebihan Pelayanan Home Care

1. Bisa meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan kesehatan

2. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan


3. Pembiayaan yang lebih murah

1 minggu di rumah sakit untuk kelas 3 kurang lebih biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.

1.000.000,00 kalau memakai pelayanan home care dalam 1 minggu yang dilakukan visit 3 kali

kurang lebih biaya yang dikeluarkan Rp. 425.000,00.

M. Kekurangan Pelayanan Home Care

1. Penanganan masa kritis kurang cepat dan kurang efektif

2. Kurang perhatian atau pengawasan dari tenaga medis

3. Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

BAB III

PEMBAHASAN

Berikut ini adalah data-data tentang Home Care yang di dapat dari rumah sakit tempat

kami praktek yaitu Rumah Sakit RK Charitas Palembang :

A. Protap Umum

Prosedur tetap (Protap) umum Home Care adalah pedoman tatalaksana perawatan

secara umum, berlaku bagi segenap komponen pelaksana home care, baik bagi dokter maupun

bidan dan perawat. Dalam hal yang bersifat khusus semisal : tatalaksana biaya perawatan,

pengelolaan obat dan bahan habis pakai atau yang lain, diatur dalam pedoman tersendiri.

4. Pelakasana home care menerima pasien dari dokter penanggung jawab, dokter praktek, institusi

pelayanan medis atau atas kemauan pasien (keluarganya) dengan indikasi rawat inap maupun

pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan perawatan penunjang (paliatif) karena berbagai alasan.

Langkah awal adalah :


a) Pelaksana home care mencatat identitas pasien di buku register dan kartu status home care

b) Memeriksa tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, respirasi) dan mencatat di kartu status pasien

5. Melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Bila ada instruksi tertulis, lakukan sesuai instruksi/tindakan

b) Bila belum ada instruksi, konsultasi dokter

c) Bila dokter sulit dihubungi, berikan pertolongan pertama sesuai keadaan pasien pada saat itu,

misalnya pasang infus, perawatan luka, pasang kateter dan lain-lain

d) Setelah diberikan terapi/tindakan, berikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang

cara-cara mengawasi infus dan tindakan medis lainnya

e) Mencatat setiap tindakan/terapi/konsultasi dalam lembar status pasien

f) Memberitahu keluarga pasien tentang cara menghubungi pelaksana bila sewaktu-waktu

diperlukan terkait dengan keluhan pasien

6. Awasi keadaan pasien secara berkala, termasuk pengamatan tanda vital. Tulis dan catat di

lembar catatan perawat setiap melakukan pengukuran tanda-tanda vital.

7. Melaksanakan petunjuk/perintah pengobatan selanjutnya dari dokter

8. Pemberian obat oral di atur sesuai jadwal pengobatan dan kenyamanan pasien.

9. Apabila kondisi pasien menurun atau mengalami perubahan mendadak, segera konsultasi ke

dokter konsultan (dokter penanggung jawab) atau langsung di rujuk ke rumah sakit dengan

pendampingan

10. Jika terjadi anafilaksis shock, tangani sesuai protap anafilaksis, kemudian baru konsultasi.

11. Pelaksana home care hendaknya memberikan tindakan atas rekomendasi dokter, kecuali dikter

tidak bisa dihubungi atau pasien memerlukan tindakan cepat.


12. Penggunaan obat dan BHP (bahan habis pakai) di catat di buku stok masing-masing pelaksana

home care.

13. Pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium disiapkan oleh petugas pelaksana home

care, kemudian di kirim ke bagian laboratorium rumah sakit RK Charitas Palembang.

Selanjutnya hasil laboratorium dikonsultasikan ke dokter.

14. Konsultasi pasien dapat dilaksanakan melalui telepon atau SMS

15. Jika diperlukan follow up, pasien dapat diperiksakan ke dokter konsultan (praktek).

16. Rujukan ke rumah sakit RK Charitas Palembang didampingi oleh petugas jaga.

17. Pasien yang tidak dapat ditangani di rumah atau memerlukan tindakan lebih lanjut atau tindakan

operatif, di rujuk ke rumah sakit disertai rujukan dan tindakan sementara yang sudah dilakukan.

18. Penggunaan mobil ambulance hendaknya bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan dikenai

tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai daftar tarif ambulance di rumah sakit RK

Charitas Palembang.

19. Dokter dan pelaksana home care tidak diperkenankan menerima sesuatu dan melakukan

perjanjian-perjanjian dengan pihak manapun yang berujung pada pembengkakan biaya home

care.

20. Dikter bersama pelaksana home care hendaknya membuat standarisasi obat sesuai keperluan

berdasarkan indikasi medis dan bekerjasama denga apotek rumah sakit dalam pengadaan obat.

Dalam menetukan jenis obat tentunya mempertimbangkan daya jangkau pasien tanpa

mengurangi kualiatas obat.

21. Penggantian petugas pelaksana, oleh berbagai sebab, hendaknya melakukan serah terima,

meliputi : kondisi pasien, obat dan tindakan meis, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
22. Semua komponen home care hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan keluarganya,

memberikan support serta mendidik pasien berkenaan dengan penyakitnya.

B. Alur Pelayanan

Secara garis besar alur pelayanan yang diberikan adalah :

1. Setiap pasien, mendapatkan pelayanan home care melalui dokter penanggung jawab, dokter

konsultan atau langsung melalui petugas pelaksana home care

2. Petugas pelaksana home care melaksanakan pelayanan meds sesuai dengan instruksi dokter atau

prosedur tetap home care rumah sakit Charitas Palembang

3. Petugas pelaksana home care membuat registrasi dan mencatat di lembar status pasien

4. Petugas pelaksana mengunjungi rumah pasien secara berkala

5. Petugas pelaksana yang berhalangan dalam perawatan home care dapat digantikan oleh petugas

lain dengan melakukan serah terima

6. Pasien di rawat hingga sembuh atau hingga akhir perawatan pada perawatan paliatif

7. Apabila perlu di rujuk, maka pasien di rujuk setelah mendapatkan tindakan stabilisasi

8. Apabila penderita meninggal dunia, petugas pelaksana membuat laporan keatian sejak masa

perawatan.

C. Mekanisme Pelayanan Home Care

1. Proses Penerimaan Kasus

a. Home care menerima pasie dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga

b. Pimpinan home care menunjuk koordinator kasus untuk mengelola kasus

c. Koordinator kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.

2. Proses Pelayanan Home Care


a. Persiapan

1) Pastikan identitas pasien

2) Bawa denah/penunjuk tempat tinggal pasien

3) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja

4) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah

5) Siapkan file asuhan keperawatan

6) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

b. Pelaksanaan

1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan

2) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat

3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien

4) Membuat rencana pelayanan

5) Lakukan perawatan langsung

6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dan lain-lain

7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan

8) Dokumentasikan kegiatan

c. Monitoring dan Evaluasi

1) Keakuratan data kelengkapan pengkajian awal

2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan

3) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana

d. Proses Penghentian Pelayanan Home Care, Dengan Kriteria :

1) Tercapai sesuai tujuan

2) Kondisi pasien stabil


3) Program rehabilitasi tercapai secara maksimal

4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien

5) Pasien di rujuk

6) Pasien menolak pelayanan lanjutan

7) Pasien meninggal dunia

D. Tata Laksana Home Care

Berikut ini adalah panduan singkat tatalaksana home care, mulai pra perawatan di rumah

pasien hingga pasca perawatan.

Pra Home Care :

1. Dokter dan tim home care merencanakan jadwal perawatan pasien sesuai jenis perawatan, jenis

penyakit, gradasi penyakit dan kondisi klinis pasien berdasarkan prosedur perawatan. Jenis

perawatan, meliputi : perawatan kuratif, perawatan suportif, perawatan rehabilitatif, perawatan

emergency.

2. Dokter dan tim home care merencanakan pemeriksaan penunjang diagnostik dan follow up jika

diperlukan, seperti : laboratorium, rontgen dan lain-lain

3. Pelaksana home care mempersiapkan saran dan prasarana perawatan, meliputi : tensimeter, infus

set, intravena cath, cairan infus, spuit, needle, nebulizer dan lain-lain sesuai keperluan perawatan

masing-masing kasus.

Pelaksanaan Home Care :

1. Pelaksana perawatan mengunjungi rumah pasien secara berkala sesuai jadwal perawatan untuk

melaksanakan perawatan dan tindakan medis berdasarkan jadwal perawatan


2. Pelaksana home care melaporkan kondisi klinis setiap pasien dan keluhan serta tindakan medis

yang sudah dilakukan, meliputi : kondisi umum terkini setiap pasien. Hasil laboratorium dan

obat atau tindakan medis yang telah diberikan dan respon hasil pengobatan

3. Dokter memonitor pelaksanaan home care oleh pelaksana perawatan melalui sarana komunikasi

untuk menilai hasil perawat dan menetukan langkah selanjutnya

4. Dokter dan tim home care mendiskusikan setiap kasus selama masa home care dan pasca home

care untuk evaluasi dan perbaikan kualitas perawatan penderita,

Kontrol dan Pemeriksaan :

1. Dokter memberikan terapi dan instruksi tindakan medis atau laboratorium serta advis sesuai

kondisi klinis pasien pemeriksaan saat pasien kontrol

2. Dokter memberikan support dan berdialog denganpasien dan atau keluarganya secara santun dan

bersahabat ketika pasien menjalani konrol.

Pasca Home Care :

1. Dokter bersama-sama pelaksana home care melakukan evaluasi klinis setiap pasie pasca

pelaksanaan home care untuk perbaikan kualitas perawatan di masa yang akan datang

2. Dokter dan pelaksana home care membuat jadwal perawatan jangka panjang bagi pasien yang

memerlukan perawatan rehabilitatif, seperti : pasca stroke, decompensasi cordis dan lain-lain

3. Dokter memberikan bombingan teknis medis kepada pelaksana home care secara berkala untuk

meningkatkan kualitas perawatan

4. Dokter dan pelaksana home care mengadakan review kasus-kasus khusus dan kasus-kasus yang

sering memerlukn home care.

E. Jumlah Permintaan Pasien Untuk Pelayanan Home Care


Pelayanan kunjungan perawatan di rumah sudah dilakukan oleh rumah sakit RK Charita

sejak tahun 2006, yang pada perkembangannya mengalami peningkatan jumlah permintaan

pelayanan kunjungan setiap tahun, hal ini dapat di lihat dari data jumlah pasien yang dilakukan

kunjungan rumah :

1. Pada tahun 2006 = 14 orang

2. Pada tahun 2007 = 19 orang

3. Pada tahun 2008 = 26 orang

4. Pada tahun 2009 = 39 orang.

F. Data Pelayanan Home Care

1. Jenis Penyakit Yang Sering Dilayani

a. Klien dengan penyakit gagal jantung

b. Klien dengan gangguan oksigenasi

c. Klien dengan diabetes

d. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi )

e. Klien dengan terapi cairan infus di rumah

f. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan

g. Klien dengan post partum

h. Klien dengan kondisi Usia Lanjut

i. Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care).

2. Keberhasilan Pelaksanaan Home Care Sesuai Harapan Pasien

Di tinjau dari jumlah permintaan pelayanan home care dari pasien setiap tahunnya yang

mengalami peningkatan maka tingkat keberhasilan yang di capai oleh rumah sakit RK Charitas

Palembang dalam memberikan pelayanan home care cukup berhasil.


3. Biaya Dalam Pelayanan Home Care

Penerapan harga dalam pelayanan home care di rumah sakit RK Charitas Palembang :

a. Imbalan dokter/visit dokter : Rp. 100.000,00

b. Spoeling telinga : Rp. 70.000,00

c. Konsul gizi : Rp. 50.000,00

d. Fisioterapi : Rp. 150.000,00-Rp. 175.000,00

e. GB besar : Rp. 100.000,00

f. GB ekstra besar : Rp. 150.000,00

g. GB kecil : Rp.50.000,00

h. GB sedang : Rp.75.000,00

i. Pasang infus :Rp.50.000,00

j. Pasang Cateter : Rp.100.000,00

k. Pasang NGT : Rp.100.000,00

l. Kolostomi : Rp.75.000,00

m. Pemeriksaan BSS : Rp.25.000,00

n. Pemeriksaan asam urat : Rp.30.000,00

o. Pemeriksaan kolesteol : Rp.20.000,00

p. Pemeriksaan TTV : Rp.30.000,00

q. Injeksi : Rp.30.000,00

r. Perawatan luka bakar : Rp.75.000,00

s. Post partum/resiko tinggi : Rp.50.000,00

t. Personal higiene : Rp.50.000,00


u. Visit perawat : Rp.50.000,00

v. Transportasi : Rp.20.000,00

4. Kelebihan dari Program Home Care RS RK Charitas Palembang

a. Pelayanan yang diberikan dilandasi dengan semangat cinta kasih

b. Tanggung jawab terhadap tugas pelayanan

5. Kekurangan dari Program Home Care RS RK Charitas Palembang

a. Masih kurangnya tenaga kesehatan yang khusus untuk melayani pelayanan home care.

b. Masyarakat terutama yang berada di daerah-daerah jauh dari wilayah kerja RS RK Charitas

Palembang belum bisa terjangkau pelayanannya terutama dalam pelayanan home care

c. Asuhan keperawatan yang belum sepenuhnya dijalankan.

d. Dalam memberikan pelayanan tenaga kesehatan kurang melibatkan keluarga dan pasien dan

hanya melakukan tindakan medis saja.

6. Kendala Pelaksanaan Pelayanan Home Care RS RK Charitas

a. Masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang program home care, terutama masyarakat

dari daerah-daerah yang jauh.

b. Masih kurangnya tingkat kepercayaan terhadap program home care.

c. Biaya yang masih dirasakan terlalu besar oleh masyarakat terutama masyarakat dari kelas

ekonomi menengah ke bawah.

BAB IV

RANCANGAN GAGASAN PROGRAM HOME CARE


A. Struktur Organisasi Home Care

Terlampir

B. Bagan Alur Pelayanan Home Care

Loket Pendaftaran
Poli Home Care
Administrasi Home Care
Pemeriksaan Kesehatan
Pembuatan Kartu
Pelayanan
Pembuatan Jadwal
Pembiayaan

Terminasi Pelayanan
Pasien Datang

C. Uraian Tugas

1. Ketua Koordinator Home Care

Nama Jabatan : Ketua Koordinator Home Care

ian : Seorang tenaga medis yang profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab untuk

mengelola terselenggaranya kegiatan home care dan telah memiliki sertifikat pelatihan home

care yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.

Persyaratan :

a. Dokter yang berpengalaman kerja kurang lebih 2 tahun

b. Memiliki sertifikat pelatihan home care

c. Sehat jasmani dan rohani

d. Fleksibel dan kreatif

Masa Jabatan : 2 tahun

Uraian Tugas :
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah

b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien.

c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan Pelayanan

d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap kinerja pelayanan

e. Menyusun laporan pelaksanaan Home Care secara berkesinambungan

2. Sekertaris

Nama Jabatan : Sekertaris

ian : Perawat profesional yang diberikan wewenang dan tan ggung jawab untuk mencatat segala

kegiatan pelayanan home care.

Tugas : Melaksanakan kegiatan pencatatan setiap kegiatan home care di rumah sakit untuk

didokumentasikan.

3. Bendahara

Nama Jabatan : Bendahara

tian : Tenaga profesional yang diberikan wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan

pencatatan pembiayaan dalam pelayanan home care.

Tugas : mencatat pemasukan dan pengeluaran pelayanan home care

4. Penanggung Jawab Poli Home Care

Uraian Tugas :

a. Mengkoordinasi semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh pelaksana pelayanan

b. Menngkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaksana perawatan

c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana keperawatan

d. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugas.


5. Koordinator Kasus

Nama Jabatan : Koordinator kasus

rtian : Seseorang perawat profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab

untuk membantu ketua koordinator home care dalam terselenggaranya kegiatan

pelayanan home care di rumah sakit.

Persyaratan : a. Usia minimal 21 tahun

b. Pendidikan minimal D3 Keperawatan + SIP + SIK + SIPP

c. Memiliki sertifikat pelatihan

d. Pengalaman di unit pelayanan minimal 3 tahun

e. Mampu melakukan pengkajian, analisis dan rencana intervensi

f. Mampu bekerja sama dengan tim dan mampu memimpin

g. Mampu melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi

Masa Jabatan : 2 tahun

Uraian Tugas :

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pel. yang dilaksanakan oleh pelaksanan pelayanan

b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan kep. dan klien di rumah

c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan keperawatan

d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana keperawatan

e. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya

6. Pelaksana Pelayanan

Nama Jabatan : Pelaksana Pelayanan.

an : Seorang tenaga profesional (keperawatan, pekerja sosial, terapis, gizi) yang di beri wewenang dan

tanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan home care rumah sakit.


Persyaratan :

a. Usia minimal 21 tahun

b. Ijazah normal tenaga profesional (keperawatan, pekerja sosial, terapis, gizi)

c. Sertifikat pelatihan

d. Mampu memberi pelayanan secara mandiri dan bertanggung jawab

e. Mampu menjalankan standar prosedur

f. Mampu memberikan pelayanan sesuai etika

g. Mampu bekerja sama

h. Sehat jasmani dan rohani

Uraian Tugas :

a. Melaksanakan pengkajian dan menentukan diagnosa keperawatan

b. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan

c. Melaksanakan intervensi / tindakan keperawatan sesuai rencana yang ditentukan

d. Mengevaluasi kegiatan/ tindakan yang diberikan dg. berpedoman pada renpra.

e. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam kep. setiap selesai melaksanakan tugas

7. Koordinator Administrasi

Nama Jabatan : Petugas Administrasi Home Care

ian : Seseorang perawat yang diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola

administrasi (pelayanan, pemakaian alat-alat kesehatan, surat-menyurat) yang berhubungan

dengan pelayanan hone care rumah sakit

Persyaratan :

a. Pendidikan minimal SPK/SLTA

b. Mampu mengoperasikan SIM rumah sakit yang telah di program oleh rumah sakit
c. Mampu berorganisasi dengan baik

d. Mampu bekerja sama

e. Sehat jasmani dan rohani

Uraian Tugas :

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan administrasi dan keuangan Home Care

b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap administrasi pengelolaan Home Care

c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pada bidang administrasi dan

keuangan Home Care

d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian proses adm. keuangan Home Care

e. Menyusun laporan administrasi keuangan Home Care

8. Konsulen

Uraian Tugas :

a. Menerima konsultasi dari pelaksanaan keperawatan dan memberikan petunjuk / advis sesuai

kewenangannya

b. Memberikan advokasi khususnya dalam bidang tindakan medik

c. Melaksanakan tindakan-tindakan medik sesuai kewenangannya

d. Memeriksa, menentukan Diagnosa dan memberi terapi medik.

10. Pelaksanaan Kegiatan Program Home Care

Berdasarkan program yang telah dibuat oleh RS tentang home care maka pihak rumah

sakit akan terjun langsung ke lapangan untuk mensosialisasikan home care pada tempat-tempat

yang menjadi wilayah kerja rumah sakit tersebut. Sasaran yang dicapai adalah seluruh komponen

masyarakat baik dari tingkat sosial, ekonomi, budaya, dan usia.


Dalam mensosialisasikan program home care kepada masyarakat dengan

memperkenalkan apa itu home care, tujuan, manfaat, serta program-program dan prosedur home

care yang akan di berikan kepada masyarakat bisa dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya :

1. Pihak rumah sakit akan melakukan upaya pengenalan dan penyebaran pelayanan home care dari

rumah sakit tersebut dengan cara menyebar tenaga kesehatan ke setiap pembagian wilayah yang

sudah ditentukan untuk melakukan salah satunya dengan teknik berupa penyuluhan, dengan

mengumpulkan masyarakat di kelurahan tersebut. Hal yang diinformasikan adalah tentang apa

itu home care, tujuan , manfaat serta program-program dari pelayanan home care yang akan di

laksanakan. Teknik penyuluhan ini dilakukan 4 kali dalam 1 bulan agar benar-benar masyarakat

mengerti dan paham tentang home care.

Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah :

a. Waktu yang diperlukan tidak terlalu banyak dalam mempromosikan home care karena dilakukan

secara serentak

b. Bisa bertatap muka langsung dan bisa bertanya langsung, agar apa yang disampaikan bisa

diterima atau menjadi 1 persepsi dalam masyarakat tersebut tentang home care

c. Bisa dilakukan juga untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dalam kegiatan tersebut.

Kekurangan Dari Teknik Ini Adalah :

a. Kurangnya kesadaran dari pihak masyarakat untuk menghadiri kegiatan penyuluhan tersebut

walaupun pihak dari kelurahan/wilayah tersebut sudah turun tangan sendiri

b. Terkadang masyarakat kurang mengerti dengan apa yang disampaikan karena banyaknya

masyarakat (sibuk sendiri-sendiri)


2. Pihak dari rumah sakit akan menyebarkan pamflet, brosur tentang home care kepada

masyarakat baik yang datang ke rumah sakit untuk berobat (pasien dan keluarga) maupun pihak

masyarakat yang ada di komunitas serta pemasangan poster-poster tentang home care, melalui

koran serta majalah kesehatan.

Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah :

a. Menghemat tenaga yang mempromosikan pelayanan home care

b. Akan lebih menarik karena disertai dengan gambar-gambar

c. Mudah untuk dilakukan.

Kekurangan Dari Teknik Ini Adalah :

a. Terkadang masyarakat kurang memahami tentang apa yang ada di brosur/pamflet

b. Untuk pemasangan poster pun harus melewati perizinan dahulu

c. Terkadang bagi masyarakat kurang menarik sehingga hanya di lihat sekilas saja

d. Pada orang-orang yang yang tidak bisa membaca juga mengalami kesusahan.

3. Melalui media massa, misalnya radio, tv, internet.

Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah :

a. Semua orang bisa tahu tentang program home care

b. Lebih efisien dalam pelaksanaannya.

Kekurangan Dari Teknik Ini Adalah :

a. Untuk masyarakat yang tidak bisa mengakses lewat media massa akan tidak tahu tentang home

care

b. Kurang pemahaman yang lebih karena terkadang hanya melihat dan mendengar serta menyimak

sekilas saja
c. Bila masyarakat tidak paham masyarakat tidak bisa bertanya langsung.

4. Melalui door to door setiap keluarga dalam wilayah tersebut

Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah :

a. Keluarga bisa dengan jelas menangkap/memahami tentang home care

b. Bisa langsung bertanya jawab bila ada yang perlu ditanyakan tentang home care.

Kekurangan Dari Teknik Ini Adalah :

a. Waktu yang diperlukan untuk menyampaikan butuh waktu yang lama

b. Tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk menyampaikan hal ini butuh banyak.

Teknik-teknik di atas bisa dilakukan di setiap pembagian masing-masing wilayah dalam

area kerja rumah sakit tersebut. Tetapi apabila dalam area kerja rumah sakit tersebut ada wilayah

yang berada jauh dari rumah sakit maka bisa dilakukan dengan kerja sama melalui rumah sakit

yang ada dalam wilayah tersebut yang sebelumnya memang belum ada program home care.

Tetapi apabila dalam wilayah tersebut tidak ada sarana kesehatan maka bisa dilakukan semacam

membuat bangunan seperti puskesmas sebagai cabang home care dari rumah sakit swasta

tersebut. Setelah tersosialisasinya program home care kepada masyarakat tersebut maka pihak

rumah sakit akan langsung melakukan pelayanan home care dengan proses sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Pastikan identitas pasien

b. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien

c. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja

d. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah

e. Siapkan file asuhan keperawatan


2. Pelaksanaan

a. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.

b. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat

c. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien

d. Membuat rencana pelayanan

e. Lakukan perawatan langsung

f. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll

g. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan

h. Dokumentasikan kegiatan

3. Monitoring dan evaluasi

a. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal

b. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan

c. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan

4. Proses penghentian pelayanan home care

a. Tercapai sesuai tujuan

b. Kondisi pasien stabil

c. Program rehabilitasi tercapai secara maximal

d. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien

e. Pasien di rujuk

f. Pasien menolak pelayanan lanjutan

g. Pasien meninggal dunia

Untuk pembiayaan, rumah sakit memberikan pilihan diantaranya yaitu:

1. Dibayar setiap kali bertemu atau setiap melakukan pelayanan.


2. Dibayar pada saat dihentikannya pelayanan.

Alur Pelayanan Home Care :

1. Pelayanan home care dirumah sakit swasta yang dilakukan tersebut akan ditempatkan atau di

buat semacam poli tersendiri yakni poli home care yang nantinya akan melayani pasien-pasien

yang membutuhkan pelayanan atau perawatan di rumah.

2. Pasien baru yang datang yang memerlukan perlayanan home care di rumah sakit swasta tersebut

akan melalui beberapa tahap untuk mendapatkan pelayanan keperawatan di rumahnya sendiri.

3. Pasien yang datang yakni :

a. Pasien baru yang datang langsung ke poli home care.

b. Pasien dari perawatan rumah sakit yang meminta pelayanan home care.

c. Pasien yang meminta pelayanan home care melalui telepon.

4. Tahap-tahap yang harus dilalui pasien baru yakni sebagai berikut:

a. Tahap pendaftaran di loket pendaftaran

b. Selanjutnya masuk ke poli home care untuk pembuatan kartu

c. Setelah pembuatan kartu, pasien yang ingin menggunakan jasa home care melakukan

pemeriksaan kesehatan jika pasien tersebut datang langsung. tetapi apabila pasien tidak datang

langsung ke poli home care maka pemeriksaan kesehatan dilakukan dirumah pasien dengan

mengirimkan tenaga kesehatan ke rumah pasien sebagai data penunjang untuk melakukan

pelayanan home care.

d. Setelah mengetahui hasil dari pemeriksaan kesehatan pasien tersebut akan di rujuk ke bagian

menurut pembagian wilayah kerja pelayanan home care.


e. Selanjutnya pasien tersebut akan melakukan administrasi untuk mengurus cara pembiayaan serta

mengenai pemberitahuan informasi tentang jadwal kunjungan pelayanan perawatan di runah

pasien tersebut

f. Setelah pasien tersebut setuju maka pelayanan home care tersebut di laksanakan sesuai dengan

jadwal yang telah di buat

g. Melakukan perawatan sampai pasien mampu melakukan perawatan mandiri.

5. Pasien yang sebelumnya di rawat di rumah sakit dan meminta pelayanan home care untuk

prosedurnya tetap sama, hanya meneruskan pelayanannya yang diteruskan di rumahnya.

6. Setelah prosedur di atas selesai maka tenaga kesehatan pada bagian home care akan melakukan

pengkajian untuk menetukan tindakan yang akan dilakukan serta untuk menentukan jadwal

kunjungan sesuai data yang diperoleh saat pengkajian

7. melakukan kunjungan ke rumah pasien serta melakukan perawatan pada pasien sesuai dengan

kebutuhan pasien

8. untuk jadwal kunjungan ke pasien disesuaikan dengan apa yang dialami pasien (penyakitnya)

serta sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pasien.

9. bila kebutuhan pasien sudah terpenuhi secara mandiri oleh pasien dan tingkat kesehatan sudah

mulai membaik bahkan sembuh maka pelayanan home care dihentikan.

10. tetapi bila kondisi pasien semakin gawat dan memerlukan perawatan secara intensif, maka

dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Sistem Rujukan :

rujukan dilakukan bila kondisi pasien lebih memburuk atau semakin gawat dan memerlukan

perawatan yang lebih intensif. rujukan akan dilakukan ke rumah sakit melalui beberapa prosedur

:
1. pemberitahuan kepada pihak pasien bahwa pasien harus di rujuk karena keadaannya yang

semakin memburuk.

2. petugas pelaksana home care pada pasien tersebut akan melaporkan kepada koordinator kasus

bahwa pasien tersebut perlu di rujuk.

3. selanjutnya koordinator kasus akan mengurus proses rujukan langsung ke bagian emergency

rumah sakit.

4. pasien langsung di rujuk.

5. untuk pembiayaan : setiap pelayanan yang dilakukan oleh tempat rujukan (rumah sakit) maka

sistem pembiayaan akan melalui administrasi rumah sakit.

6. Keberlanjutan pelayanan home care.ini terkait dengan apakah pelayanan home care akan

dilanjutkan atau dihantikan setelah pasien dirujuk ke rumah sakit.

11. Syarat-Syarat Pengadaan Home Care

1. Ketenagaan

a. Manajer kasus, dengan kwalifikasi :

1) Minimal D.III

2) Pemegang sertifikat pelatihan home care

3) Pengalaman kerja minimal 3 tahun

4) Memiliki SIP,SIK,SIPP

b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi :

1) Minimal D.III

2) Pemegang sertifikat pelatihan home care

3) Pengalaman kerja minimal 3 tahun

4) Memiliki SIP,SIK,SIPP
2. Perijinan Home Care

a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya )

b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melampirkan:

1) Rekomendasi PPNI

2) Ijin prakik perawat ( SIP, SIK, SIPP )

3) Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi

4) Ijin lokasi bangunan

5) .Ijin lingkungan

6) Ijin usaha

7) Persyaratan tata ruang bangunan

12. Mekanisme Pelayanan Home Care

1. Proses Penerimaan Kasus

a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga

b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus

c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus

2. Proses Pelayanan Home Care

a. Persiapan

1) Pastikan identitas pasien


2) Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien

3) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja

4) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah

5) Siapkan file asuhan keperawatan

6) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

b. Pelaksanaan

1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.

2) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat

3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien

4) Membuat rencana pelayanan

5) Lakukan perawatan langsung

6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll

7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan

8) Dokumentasikan kegiatan

c. Monitoring dan evaluasi

1) Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal

2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan

3) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan

d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kriteria :

1) Tercapai sesuai tujuan


2) Kondisi pasien stabil

3) Program rehabilitasi tercapai secara maximal

4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien

5) Pasien di rujuk

6) Pasien menolak pelayanan lanjutan

7) Pasien meninggal dunia

13. Keunggulan Program Home Care

1. Dengan adanya program poli home care di rumah sakit swasta maka pelayanan program home

care akan semakin efektif.

2. Masyarakat akan semakin tahu tentang program home care.

3. Semakin membuat pasien dan keluarga menjadi mandiri dalam pemeliharaan kesehatan

BAB V

ANALISA

Institusi Home Care swasta dapat didirikan dengan semacam membuat poli khusus

poli home care di rumah sakit tersebut, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang

bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar.

Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa

eksternal dan internal.

1. Analisa Interna
Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana) baik

yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa komitmen

personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi Home Care. Komitmen personil

merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk mengawali suatu bisnis yang

baru .

2. Analisa Eksterna

Analisa eksternal, memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis

maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan

berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan

keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal

juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah tersebut, baik dalam jumlah, jenis maupun

kondisinya.

Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus memperhatikan hal -hal

berikut :

1. Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan informasi, untuk membuat janji)

2. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada institusi HC

3. Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri professional

4. Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien

5. Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki

kualitas layanan

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba mengembangkan

program home care yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home care merupakan suatu

program yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kuaklitas hidup baik dari

kebutuhan boi-psiko social dan spiritual

B. Saran

Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga ikut

mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care dimasyarakat

selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan partisipasinya dan untuk

perawat harus meningkatkan kualitas, wawasan dan keterampilan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes

RI

Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka Cipta

Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"

http://www.facebook.com/note.php?note_id=133675939370. Diakses tanggal 02

Oktober 2011

Mahyuddin.2006.Revitalisasi Kesehatan Daerah Sumsel Melalui Paradigma Sehat.

Sumatra Selatan

Notoatmodjo,Soekidjo.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT Rineka Cipta


Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC

Pujawayan. 2011. Home Care.http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/13/home- care/ di

akses tanggal 02 Oktober 2011

Wijayanto, W. T. 2010. Home Care Ala Mitra Medical Service

http://mitramedical.blogspot.com/2010/03/home-care-ala-mitra-medical- service.html di

akses tanggal 02 Oktober 2011


Panduan Merawat Penderita Kanker di Rumah

Perkembangan pengobatan kanker dewasa ini memungkinkan masa rawat inap yang lebih
singkat dan penderita dapat dirawat di rumah. Saat merawat penderita kanker di rumah mungkin
akan menimbulkan banyak masalah karena tidak adanya kehadiran tenaga medis. Beberapa
masalah di atas dapat disebabkan karena kanker itu sendiri dan efek samping dari pengobatan
kanker. Sebelum Anda memutuskan untuk merawat penderita di rumah, Anda sebaiknya
mengetahui kemungkinan apa saja yang akan terjadi saat penderita dirawat di rumah. Anda dapat
bertanya kepada dokter atau perawat mengenai efek samping pengobatan dan bagaimana cara
menyikapi jika terjadi masalah selama perawatan di rumah.

Saat masalah timbul, hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah tidak panik. Ingatlah
bahwa Anda harus membantu menenangkan penderita dan hal ini tidak akan efektif jika Anda
sendiri perlu ditenangkan. Kanker dapat membawa perubahan pada penderita, baik perubahan
fungsi tubuh maupun perubahan emosional. Anda harus memaklumi bahwa hal ini memang bisa
terjadi pada penderita kanker.

Apabila penderita mengeluhkan suatu gejala kepada Anda, tanyakanlah apa yang dapat
Anda lakukan untuknya agar ia merasa lebih nyaman. Anda dapat merubah posisi tidurnya,
membantunya melakukan suatu kegiatan, atau sekedar menemani penderita mengobrol. Anda
dapat menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan berada di tempat yang mudah dijangkau. Anda
juga dapat membuat catatan-catatan kecil tentang hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi
masalah dan nomor-nomor penting yang bisa Anda hubungi untuk meminta bantuan. Jangan
ragu untuk segera mencari pertolongan saat Anda tidak mampu mengatasi masalah yang ada.

Berikut ini adalah berapa masalah yang mungkin akan dijumpai saat merawat penderita
kanker di rumah.

Gangguan Kesadaran

Kenalilah apabila penderita menunjukkan tanda-tanda penurunan kesadaran. Jika hal ini
terjadi, cobalah untuk membedakan apakah penderita benar-benar mengalami gangguan
kesadaran atau hanya tidur biasa. Beberapa penderita kanker sering merasa kelelahan dan
mengantuk sehingga mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk tidur. Anda dapat mencari
pertolongan jika gangguan kesadaran terus berlanjut.

Sesak

Saat Anda menjumpai penderita kesulitan untuk bernafas, mungkin Anda dapat melakukan
beberapa hal sementara menunggu bantuan tiba. Carilah posisi yang paling nyaman bagi
penderita dan memudahkannya mengambil nafas. Anda dapat memberikan bantal tambahan di
bawah kepala dan dada. Atau jika memungkinkan, Anda dapat menyediakan tabung oksigen di
rumah.

Nyeri dan Demam

Untuk pertolongan pertama, mungkin Anda dapat memberikan obat-obatan anti nyeri atau
penurun panas. Tanyakanlah kepada dokter seberapa banyak Anda dapat memberikan obat
tersebut.

Diare atau Sulit Buang Air Besar

Hal ini mungkin dapat terjadi karena efek samping dari pengobatan kanker, gangguan
saluran cerna akibat perkembangan kanker atau mungkin hanya karena kesalahanpola makan.
Saat penderita diare, berikanlah cairan pengganti seperlunya. Waspadalah jika mungkin
ditemukan darah dalam tinja, Anda dapat menghubungi dokter. Untuk kesulitan buang air besar,
cobalah untuk memperbaiki pola makan terlebih dahulu sebelum Anda memberikan obat-obatan
pencahar.

Kesulitan Makan dan Minum

Merupakan hal yang wajar jika seseorang yang sedang sakit akan mengalami perubahan
nafsu makan. Tanyakanlah kepada penderita makanan apa yang mereka inginkan untuk makan.
Pada beberapa orang, kesulitan makan dan minum dapat terjadi karena kesulitan menelan. Untuk
mengatasinya, Anda dapat memilih makanan dalam bentuk cair, misalnya dengan makanan yang
diblender. Saat minum, Anda dapat membantunya dengan sedotan untuk mencegah
kemungkinan penderita tersedak.
Kemoterapi dan Efek Sampingnya

Ada kalanya kemoterapi dapat dilakukan di rumah. Anda dapat belajar bagaimana
memasukkan obat-obatan kemoterapi dan melakukannya sendiri. Namun jika Anda ragu-ragu,
Anda dapat mendatangkan petugas medis ke rumah untuk membantu. Mengenai kemoterapi, ada
beberapa efek samping yang sering terjadi. Contonya adalah mual dan muntah, perubahan warna
kulit, atau kerontokan rambut. Tanyakanlah kepada dokter sebelumnya agar Anda dan penderita
tidak kaget ketika mengalaminya.

Kelelahan dan Kelemahan Fisik

Sebaiknya penderita kanker tetap dilibatkan dalam berbagai kegiatan, seperti misalnya
berolah raga. Namun Anda sebaiknya menanyakan kepada penderita sejauh mana mereka ingin
dilibatkan sehubungan dengan ketahanan fisiknya. Beberapa penderita kanker mengalami
kelemahan fisik yang berat yang membuatnya tidak dapat melakukan kegiatan apa pun.
Berikanlah bantuan sesuai kebutuhan penderita.

Depresi, Cemas, dan Ketakutan

Depresi, cemas, dan ketakutan merupakan hal yang wajar dialami penderita kanker. Dengan
kehadiran Anda dan menjadi pendengar yang baik, Anda mungkin dapat menguranginya.
Usahakanlah bahwa Anda tidak mengalami hal yang sama agar Anda dapat memberikan
dukungan bagi penderita dengan baik. Anda dapat berkonsultasi dengan orang lain jika Anda
memerlukan bantuan dalam hal ini.
PERAWATAN KLIEN KANKER DAN TERMINAL DI RUMAH

PERAWATAN KLIEN KANKER DAN TERMINAL DI RUMAH

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar-9
ini, Anda diharapkan akan mampu memahami perawatan klien kanker dan terminal di rumah.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran ini, Anda diharapkan akan dapat :
1. Menjelaskan pengertian kondisi terminal
2. Menjelaskan tujuan merawat klien terminal
3. Menjelaskan masalah yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
4. Menjelaskan pelaksanaan bimbingan dan konseling pada pasien terminal

C. Pokok – Pokok Materi


Adapun pokok-pokok materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan belajar-9 ini adalah:
1. Pengertian kondisi terminal
2. Tujuan merawat klien terminal
3. Masalah yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
4. Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada pasien terminal

D. Uraian Materi Pembelajaran


1. Pengertian kondisi terminal
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/ sakit yang
tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian.
2. Tujuan merawat klien terminal
Tujuan merawat klien terminal adalah sebagai berikut:
a. Menghargai kehidupan dan menganggap 'proses menjelang kematian' sebagai proses normal
b. Tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian
c. Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan fisik pasien
d. Mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari- hari
e. Mempertahankan harapan dan Mencapai kenyamanan spiritual
f. Menghindarkan / mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
g. Mempertahankan rasa aman, harkat , dan rasa berguna
h. Memberikan dukungan kepada keluarga dan yang merawat menghadapi masalah yang ada selama
pasien sakit dan setelah pasien meninggal
i. Membantu keluarga menerima kehilangan
3. Masalah yang muncul pada klien dengan kondisi terminal
Klien dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis,
maupun social-spiritual.
a. Masalah Fisik
1) Masalah Oksigenasi
Untuk klien dengan kesadaran penuh, posisi fowler akan lebih baik dan pengeluaran
sekresi lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan nafas, sedangkan bagi klien yang tidak
sadar, posisi yang baik adalah posisi sim dengan dipasang drainase dari mulut dan pemberian
oksigen.
2) Masalah Eliminasi
a) Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi konstipasi, inkontinen urin dan
feses. Obat laxant perlu diberikan untuk mencegah konstipasi. Klien dengan inkontinensia dapat
diberikan urinal, pispot secara teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau dilakukan
kateterisasi.
b) Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan
salep.
3) Masalah suhu
a) Ekstremitas dingin, kedinginan sehingga harus memakai selimut.
4) Masalah Nutrisi dan cairan
a) Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya penurunan peristaltik. Dapat diberikan
anti emetik untuk mengurangi nausea dan merangsang nafsu makan serta pemberian makanan
tinggi kalori dan protein serta vitamin.
b) Karena terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia, perawat perlu menguji reflek
menelan klien sebelum diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan cair terlebih dahulu.
5) Masalah Kebersihan Diri
a) Kebersihan dilibatkan untuk mampu melakukan kerbersihan diri sebatas kemampuannya dalam
hal kebersihan kulit, rambut, mulut, badan, dsbg.
6) Masalah sensori
a) Klien dengan dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya menolak/ menghadapkan kepala
kearah lampu/ tempat terang. Klien masih dapat mendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon,
b) Perawat dan keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
7) Masalah nyeri
a) Beberapa obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan pada klien dengan sakit terminal, seperti
morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan sesuai dengan tingkat toleransi nyeri yang
dirasakan klien.
8) Masalah mobilitas
a) Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk bergerak, seperti: turun dari
tempat tidur, ganti posisi tidur untuk mencegah decubitus dan dilakukan secara periodik, jika
diperlukan dapat digunakan alat untuk menyokong tubuh klien, karena tonus otot sudah menurun.
b. Masalah Psikologis
Masalah psikologis pada pasien terminal antara lain:
1) Ketergantungan,
2) Hilang control diri,
3) Tidak mampu lagi produktif dalam hidup,
4) Kehilangan harga diri dan harapan,
5) Kesenjangan komunikasi
Seseorang yang menjelang ajal menunjukan lima tahapan psikologis , yaitu :
1) Denial (menolak)
- Pada tahap ini individu menyangkal dan bertindak seperti tidak terjadi sesuatu, dia mengingkari
bahwa dirinya dalam kondisi terminal. Pernyataan seperti ‘ tidak mungkin, hal ini tidak akan
terjadi pada saya, saya tidak akan mati karena kondisi ini’ umum dilontarkan klien.
- Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan cara mananyakan tentang
kondisinya pasien dapat mengekspresikan perasaan-perasaannya.
2) Anger (Marah)
- Individu melawan kondisi terminalnya, dia dapat bertindak pada seseorang atau lingkungan di
sekitarnya. Tindakan seperti tidak mau minum obat, menolak tindakan medis, tidak ingin makan,
adalah respon yang mungkin ditunjukan klien dalam kondisi terminal.
- Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa masih merupakan hal yang normal dalam
merespon perasaan kehilangan menjelang kamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan
kepada perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan rasa aman dan akan menerima
kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam menumbuhkan
rasa aman.
3) Bargaining (Tawar Menawar)
- Individu berupaya membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk mencegah
kematian. Seperti “ Tuhan beri saya kesembuhan, jangan cabut nyawaku, saya akan berbuat baik
dan mengikuti program pengobatan”.
- Perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong pasien untuk dapat berbicara
karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak masuk akal.
4) Depresion (Depresi)
- Ketika ajal semakin dekat atau kondisi semakin memburuk klien merasa terlalu sangat kesepian
dan menarik diri. Komunikasi terjadi kesenjangan, klien banyak berdiam diri dan menyendiri.
- Perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih
baik jika berkomunikasi secara non verbal yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan
mengamati reaksi-reaksi non verbal dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
5) Aceptance (Penerimaan)
- Reaksi fisiologis semakin memburuk, klien mulai menyerah dan pasrah pada keadaan atau putus
asa.
- Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan teman-temannya
dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal
mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas
kemampuannya.
c. Masalah Sosial
Klien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal, tidak ingin
berkomunikasi dan memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan.
Perawat harus bisa mengenali tanda klien mengisolasi diri. Perawat dapat melakukan:
1) Menanyakan siapa- siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan klien dan
didiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-teman dekat, atau anggota keluarga
lain.
2) Menggali perasaan- perasaan klien sehubungan dengan sakitnya.
3) Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan teman-teman
terdekatnya, yaitu dengan memberikan klien untuk membersihkan diri dan merapikan diri.
4) Meminta saudara/ teman- temannya untuk sering mengunjungi dan mengajak orang lain dan
membawa buku- buku bacaan bagi klien apabila klien mampu membacanya.
d. Masalah Spiritual
Perawat harus mengkaji:
1) Bagaimana keyakinan klien akan proses kematian,
2) Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana-rencana klien
selanjutnya menjelang kematian.
3) Apakah semakin mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin berontak akan keadaannya.
4) Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas
kemampuannya.
Perawat juga harus mengetahui disaat- saat seperti ini apakah pasien mengharapkan
kehadiran tokoh agama untuk menemani disaat-saat terakhirnya.
4. Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada pasien terminal
Klien harus dirawat dengan respek dan perhatian penuh. Dalam melakukan perawatan
keluarga dan orang terdekat klien harus dilibatkan, bimbingan dan konsultasi tentang perawatan
diperlukan.
Pokok-pokok dalam memberikan bimbingan dan konseling dalam perawatan pasien
terminal terdiri dari:
a. Peningkatan Kenyamanan
1) Kenyamanan bagi klien menjelang ajal termasuk pengenalan dan peredaan distress
psikobiologis.
2) Perawat harus memberikan bimbingan kepada keluarga tentang tindakan penenangan bagi klien
sakit terminal.
3) Kontrol nyeri terutama penting karena mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas, dan fungsi
psikologis.
4) Ketakutan terhadap nyeri umum terjadi pada klien kanker.
5) Pemberian kenyamanan bagi klien terminal juga mencakup pengendalian gejala penyakit dan
pemberian terapi.
6) Klien mungkin akan bergantung pada perawat dan keluarganya untuk pemenuhan kebutuhan
dasarnya, sehingga perawat bisa memberikan bimbingan dan konseling bagi keluarga tentang
bagaimana cara memberikan kenyamanan pada klien.
b. Pemeliharan Kemandirian
1) Tempat perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah perawatan intensif. Pilihan lain adalah
perawatan hospice yang memungkinkan perawatan komprehensif di rumah. Perawat harus
memberikan informasi tentang pilihan ini kepada keluarga dan klien.
2) Sebagian besar klien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya.
3) Mengizinkan pasien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi, makan, membaca, akan
meningkatkan martabat klien.
4) Perawat tidak boleh memaksakan partisipasi klien terutama jika ketidakmampuan secara fisik
membuat partisipasi tersebut menjadi sulit.
5) Perawat bisa memberikan dorongan kepada keluarga untuk membiarkan klien membuat
keputusan.
c. Pencegahan Kesepian dan isolasi
1) Perawat membutuhkan kesabaran dan pengalaman untuk merespon secara efektif terhadap klien
menjelang ajal.
2) Untuk mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawat mengintervensi untuk
meningkatkan kualitas lingkungan. Lingkungan harus diberi pencahayaan yang baik, keterlibatan
anggota keluarga, teman dekat dapat mencegah kesepian.
3) Keluarga atau penjenguk harus diperbolehkan bersama klien menjelang ajal sepanjang waktu.
4) Perawat memberikan bimbingan kepada keluarga untuk tetap/ selalu bersama klien menjelang
ajal, terutama saat-saat terkhir hidupnya.
d. Peningkatan Ketenangan Spiritual
1) Ketika kematian mendekat, Klien sering mencari ketenangan.
2) Perawat dan keluarga dapat membantu klien mengekspresikan nilai dan keyakinannya.
3) Klien menjelang ajal mungkin mencari untuk menemukan tujuan dan makna hidup sebelum
menyerahkan diri kepada kematian.
4) Klien mungkin minta pengampunan baik dari yang maha kuasa atau dari anggota keluarga. Selain
kebutuhan spiritual ada juga harapan dan cinta, cinta dapat diekspresikan dengan baik melalui
perawatan yang tulus dan penuh simpati dari perawat dan keluarga.
Perawat dan keluarga memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan
ketrampilan komunikasi, empati, berdoa dengan klien, membaca kitab suci, atau mendengarkan
musik.
e. Dukungan untuk keluarga yang berduka
Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan kematian dari orang
yang mereka cintai.

E. Rangkuman
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/ sakit yang
tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian. Klien
dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis, maupun social-
spiritual. Klien harus dirawat dengan respek dan perhatian penuh. Dalam melakukan perawatan
keluarga dan orang terdekat klien harus dilibatkan, bimbingan dan konsultasi tentang perawatan
diperlukan.

F. Tes Formatif
a. Langkah – langkah
Berikut ini diberikan soal formatif, Anda diminta mengerjakan di lembar kertas tersendiri
(tidak didalam modul). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, Anda
dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan membandingkan jawaban Anda dengan jawaban
yang ada dikunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda.kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, gunakan
rumus yang ada pada bagian pendahuluan. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab)
soal formatif dengan 80% benar, maka Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari
pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar berikutnya.
b. Soal Formatif
Ny. K menderita kanker payudara stadium akhir dan sudah bermetastase ke area paru-paru.
Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi. Keluarga sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan medis dan non medis bahkan
pengeluaran keuangan sudah banyak sekali. Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami
yang merepotkan keluarganya terus menerus, dan Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan
selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya. Akan tetapi kondisi Ny. K tetap saja bahkan
semakin parah dan seperti seolah-olah hanya menunggu ajal. Sehingga dia tidak mau ditemui
siapa-siapa kecuali anaknya. Sekarang Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan
terhadap apa yang sudah dialaminya. Ners Rani ditugaskan untuk melakukan homecare kepada
Ny. K dan keluarga.
1. Dalam kasus di atas yang merupakan tahapan psikologis bargaining adalah
a. Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan
b. Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi
c. Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan keluarganya terus
d. Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang sudah dialaminya
e. Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya
2. Dalam kasus tersebut yang merupakan tahapan psikologis acceptance adalah
a. Keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pengobatan
b. Keluarganya merasa kondisi yang dialami Ny. K itu tidak semestinya terjadi
c. Ny. K merasa marah dengan kondisi yang dialami yang merepotkan keluarganya terus
d. Ny. K dan keluarga hanya bisa pasrah kepada Tuhan terhadap apa yang sudah dialaminya
e. Ny. K berharap jika diberi kesembuhan akan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarganya
3. Masalah Psikologis yang terjadi pada Ny. K adalah
a. Ketergantungan,
b. Kehilangan harga diri dan harapan,
c. Tidak mampu lagi produktif dalam hidup,
d. A, B dan C benar
e. A, B dan C salah
4. Dari kasus di atas penatalaksanaan yang benar dilakukan Ners Rani dalam memberikan
bimbingan dan konseling perawatan pasien terminal adalah, kecuali:
a. Peningkatan Kenyamanan
b. Pemeliharan Kemandirian
c. Dukungan Kesepian dan isolasi
d. Peningkatan Ketenangan Spiritual
e. Dukungan untuk keluarga yang berduka
5. Tujuan Ners Rani dalam merawat pasien terminal diatas adalah, kecuali:
a. Mempercepat proses kematian
b. Mempertahankan rasa aman, harkat , dan rasa berguna
c. Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan fisik pasien
d. Menghindarkan / mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
e. Memberikan dukungan kepada keluarga dan yang merawat menghadapi masalah yang ada
selama pasien sakit dan setelah pasien meninggal
G. Tugas Mandiri
a. Jelaskan apa yang harus dilakukan perawat homecare untuk merawat pasien terminal!
Diposkan oleh Ifa Nofalia di 01.23

Anda mungkin juga menyukai