Anda di halaman 1dari 35

KARAKTERISTIK PERAWAT DALAM

HUBUNGAN TERAPEUTIK
PERTEMUAN II
Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
PRODI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Visi Dan Misi FIKES Universitas Esa Unggul
Visi
•Menjadi fakultas ilmu-ilmu kesehatan yang kompeten di bdang kesehatan masyarakat,
ilmu gizi dan ilmu keperawatan, manajemen informasi kesehatan dan rekam medis dan
informasi kesehatan berbasis intelektualitas, inovasi dan kewirausahaan yang unggul
serta mampu bersaing secara global
Misi
1.Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang ilmu-ilmu kesehatan
(manajemen informasi kesehatan, kesehatan masyaraka, ilmu gizi dan ilmu Ners, serta
rekam medis dan informasi kesehatan) secara efisien dan efektif berbasis pada
teknologi informasi
2.Menyelenggarakan program-program penelitian dan pengembangan guna
menghasilkan konsep-konsep, teori dan hasil kajian yang secara fungsional dapat
mendukung pengembangan kehidupan bermasyarakat
3.Melaksanakan dan mengembangkan program-program pengabdian kepada
masyarakat melalui inovasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia
Visi dan Misi Program Studi Ners
Visi:
•Menjadi pusat pendidikan Ners yang kompeten berbasis intelektualitas, kreatifitas, dan
kewirausahaan, dengan keunggulan dibidang nursing home care serta berdaya saing global pada
tahun 2020
Misi:
•Mengembangkan Program Pendidikan Ners dengan keunggulan nursing home care yang
berwawasan global dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
•Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan dengan keunggulan
nursing home care melalui kegiatan penelitian.
•Menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing home care
melalui pengabdian masyarakat.
•Menyiapkan sumber daya manusia keperawatan dengan keunggulan nursing home care yang
berdaya saing global dan menciptakan calon pemimpin yang berkarakter bagi bangsa dan negara.
•Mengelola sarana dan prasarana yang menunjang program akademik dan profesi keperawatan
dengan keunggulan nursing home care.
•Berperan aktif dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan
nursing home care yang bermanfaat bagi organisasi profesi, bagi bangsa dan negara Indonesia
serta segenap umat manusia.
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu manganalisis karakteristik perawat dalam
hubungan terapeutik
Pendahuluan
• Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari
penyembuhan
• Mampu terapeutik berarti seseorang mampu melakukan atau
mengkomunikasikan perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang
memfasilitasi proses penyembuhan
• Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
klien
Prinsip prinsip dalam komunikasi terapeutik
• Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi
• Tingkah laku profesional mengatur hubungan terapeutik
• Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri
mempunyai tujuan terapeutik
• Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
• Kerahasiaan klien harus dijaga
• Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
• Implementasi intervensi berdasarkan teori
• Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat
penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat
• Beri petunjuk klien untuk menginterpretasikan kembali
pengalamannya secara rasional
• Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan
hindari perubahan subjek/topik jika perubahan isi topik tidak
merupakan sesuatu yang sangat menarik klien
Karakteristik
Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi
terapeutik yaitu sebagai berikut: (Arwani, 2003).
1. Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa
diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non
verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk
mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
2. Empati (Empathy)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien.
Obyektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien
dan tidak berlebihan.
3. Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan
pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa
rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya
lebih mendalam
Tehnik Komunikasi
• Mendengarkan aktif
• Mendengar pasif
• Penerimaan
• Klarifikasi
• Observasi
• Diam (memelihara ketenangan)
• Asertif
• Menyimpulkan
• Giving recognition (memberikan pengakuan/penghargaa)
• Offering self (menawarkan diri)
• Offering general leads (memberikan petunjuk umum);
• Giving broad opening (memberikan pertanyaan terbuka):
• Placing the time in time/sequence (penempatan urutan/waktu)
• Reflekting (Refleksi)
• Eksploring (Eksporasi)
• Presenting reality (menghadikan realitas/kenyataan)
• Voucing doubt (menunjukkan keraguan)
• Seeking consensual validation
• Verbalizing the implied
• Encouraging evaluation (mendukung evaluasi):
• Fokusing
• Menawarkan informasi
• Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan
perasaan);
• Suggesting collaborating (menganjurkan kolaborasi):
• Encouragingformulation of plan of action (mendukung
terbentuknya rencana tindakan):
• Estabilising guidelines (menyediakan petunjuk);
Tahapan komunikasi terapeutik

1. TAHAP PERSIAPAN/ PRA INTERAKSI


2. TAHAP PEMBUKAAN/ PERKENALAN DAN
ORIENTASI
3. TAHAP EKSPLORASI/ KERJA
4. TAHAP TERMINASI
1. Tahap Prainteraksi
• 2 kegiatan yaitu internal & eksternal
• Internal  kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri :
orientasi tugas, peningkatan kesadaran terhadap peran dan fungsi
dalam membina hub. dan menilai kekuatan dan kelemahan diri
1. Perawat mencoba menggali nilai-nilai dan
mengembangkan sikap terbuka serta meningkatkan
kesadaran akan peran, tugas, dan pentingnya diri dalam
memberi bantuan pada orang lain
2. Perawat menata diri untuk mengembangkan pola-pola
konstruktif untuk membantu orang lain dengan memaximalkan
kemampuan dan meminimalkan kekurangan diri dan
meningkatkan kesadaran akan peran dan tugas yang diembannya
B. Eksternal >> Mencari informasi sebanyak-banyak tentang klien
yang akan dihadapi sekaligus meningkatkan pengetahuan tentang
pengelolaan berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh klien secara
konseptual
Tahap Orientasi
• Perawat dan klien bertemu dan belajar untuk mengidentifikasi
masing-masing individu dengan menggunakan nama.
• Perawat memperkenalkan dirinya, baik secara lisan maupun
tulisan.
• Perawat mengklarifikasi peran masing-masing pihak untuk
menunjukkan tanggung jawab yang diemban dalam membina
hubungan
• Perawat berperan sebagai pemimpin (dalam hubungan)
Perawat dituntut untuk lebih berperan aktif dan memulai setiap
ide untuk membina hubungan.
• Pada tahap orientasi, dibuat kontrak dengan klien yang
mencantumkan :
1. Nama individu yang terlibat
2. Peran perawat dan klien
3. Harapan perawat dan klien
4.Tanggung jawab perawat dan klien
5. Tujuan hubungan
6.Tempat pertemuan
7. Waktu dan lama pertemuan
8. Situasi terminasi
9. Kerahasiaan
• Dengan adanya kontrak  suatu hubungan profesional karena
ada “rambu-rambu” yang memberi batasan hubungan perawat-
klien
KECUALI untuk pasien dengan gangguan kesadaran dan
gangguan orientasi realitas

• Perawat berperan melakukan eksplorasi pikiran, perasaan,


tindak-tanduk klien dan mengidentifikasi masalah serta
menetapkan tujuan bersama klien dalam konteks hubungan
profesional

• Tercapai kepercayaan antara kedua pihak


(terbina hubungan saling percaya)
Tahap Kerja
• Perawat dan klien menggali masalah yang dialami klien untuk
memenuhi kebutuhan klien yang telah diidentifikasi
sebelumnya pada masa orientasi

• Interaksi yang terjadi sifatnya essensial

• Perawat dan klien bertemu untuk menyelesaikan masalah dan


membentuk hubungan yang saling menguntungkan secara
profesional, yaitu mencapai tujuan yang telah ditetapkan
• Tugas perawat memenuhi kebutuhan dan mengembangkan
pola-pola adaptif klien.

• Selain sebagai pemberi pelayanan (care giver), peran perawat


sebagai pengajar dan konselor (upaya meningkatkan motivasi
klien untuk mempelajari dan melaksanakan aktifitas
peningkatan kesehatan )

• Interaksi yang memuaskan akan menciptakan situasi/ suasana


yang meningkatkan integritas klien dengan meminimalkan
ketakutan, kecemasan, ketidakpercayaan dan tekanan pada
klien
Tahap Terminasi
• Dimulai ketika klien dan perawat memutuskan untuk
mengakhiri,buhungan dengan klien
• Tahap terminasi disini adalah bersifat permanen (klien telah
sembuh atau akan dipindah ke unit lain yang tidak
memungkinkan lagi pertemuan), terminasi yang bersifat
temporer terjadi ketika perawat dan klien berpisah pada akhir
shift
• Perawat dan klien saling merasa kehilangan
• Tugas perawat menghadapi realitas perpisahan yang
tidak dapat dingkari
• Klien dan perawat bersama-sama meninjau kembali proses
hubungan yang terbentuk, mencapai tujuan hubungan, serta
menggali perasaan yang timbul akibat terminasi
• Hadapi fase terminasi dengan konsep kehilangan
Hal-hal yang harus diperhatikan
• Sikap perawat
a. Berhadapan menunjukkan/ memberi isyarat “ Saya Siap
Untuk Anda”
b. Mempertahankan kontak mata
Kontak mata sejajar menunjukkan perawat menghargai klien
dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi
c. Membungkuk kearah klien
akan memberi makna ada keinginan untuk menyatakan atau
mendengarkan sesuatu
• Mempertahankan postur terbuka
tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk
berkomunikasi. Menurut Hall dalam Kozier menyatakan bahwa
hubungan intim:
1. Berjarak dari 0-45 cm (kontak tubuh)
2. Hubungan personal memiliki jarak 45-120 cm
3. Hubungan sosial berjarak 1,2 -3,6 m
4. Hubungan publik berjarak > 3,6 m

Keintiman juga tercermin dari sentuhan tubuh, kemampuan merasakan


bau tubuh, dan kehangatan suhu tubuh, frekuensi dan kualitas
kontak mata yang terbentuk
• Rileks
 1. Akan menciptakan iklim yang kondusif bagi klien untuk
tetap melakukan komunikasi dan memungkinkan
pengembangan komunikasi.
 2. Tercipta melalui posisi tubuh yang digunakan selama
komunikasi, intonasi pembicaraan, dan penggunaan kata-kata
yang tepat atau mengandung humor
 3. Meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan diri dan
perawat tetap mempertahankan kesan profesional
2. Materi Hubungan

• Materi dalam komunikasi terapeutik diorientasikan untuk


mencapai tujuan hubungan. Isi (content) komunikasi sesuai
dengan kontrak yang telah dibuat antara klien dan perawat
sehingga nilai hubungan profesional tetap terjaga
3. Komunikasi terapeutik

• Penting sekali seorang perawat memiliki ketrampilan


berkomunikasi supaya komunikasi yang dilakukan berguna
untuk mempertahankan hubungan perawat-klien,
mempengaruhi perilaku klien menuju pola-pola kesehatan,
meningkatkan integritas klien, sehingga dapat mengatasi
masalah klien
Syarat menciptakan komunikasi yang efektif

• Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri


pemberi dan penerima pesan

• Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus


dilakukan lebih dahulu sebelum memberi saran, informasi,
ataupun masukan
Tehnik Komunikasi Terapeutik
Tehnik Pengertian Contoh
1. Diam Tenang, tidak melakukan pembicaraan Duduk/ berjalan bersama
selama beberapa detik atau menit klien dengan tenang, sambil
menunggu klien,
menyampaikan pikiran dan
perasaannya
2. Mendengar Proses aktif penerimaan informasi dan Oh.. Yaaa
penelaahan reaksi seseorang terhadap mmm..
pesan yang diterima
3. Menghadirkan - Menggunakan pernyataan atau “ Mungkin ada yang ingin
topik pertanyaan yang mendorong klien bapak diskusikan dengan
pembicaraan untuk berbicara saya?”
yang umum - Memilih topik pembicaraan, “Adakah yang ingin saudara
memfasilitasi kelanjutan sampaikan?”
pembicaraan “Baik.. Saya akan
mendengarkan apapun yang
ibu katakan nantinya..”
4. Menspesifikkan Membuat pernyataan yang “tampaknya anda sedang
lebih spesifik dan tentatif tidak ingin bicara?”
(tentatif)
“Anda kok diam saja?”
(umum)
“Apa sekarang anda tidak
nafsu makan?” (umum)
“Apakah anda tidak
menyukai makanan yang
tadi disajikan?” (tentatif)

5. Menggunakan pertanyaan Menanyakan sesuatu yang “Saya ingin mendengar lebih


terbuka bersifat luas, yang memberi banyak tentang anda dirawat
klien kesempatakan untuk disini?”
mengeksplorasikan “Ceritakan kepada saya
(mengungkapkan, klarifikasi, keluhan anda?”
menggambarkan, “Apa yang anda rasakan saat
membandingkan/mengilustra ini?”
sikan) “Apa pendapat bapak?”
6. Sentuhan Melakukan kontak fisik untuk Meletakkan tangan diatas
meningkatkan kepedulian tangan klien

7. Mengecek persepsi Metoda yang sama dengan Klien:”suami saya tidak


atau validasi klarifikasi, tetapi pengecekan pernah memperhatikan
dilakukan terhadap kata-kata saya?”
khusus yang disampaikan klien Perawat:”Apakah maksud
ibu selama menikah sampai
sekarang suami tidak
memberi perhatian kepada
ibu?”
Klien:”Bukan begitu, tetapi
saya merasa begitu dua bulan
terakhir?”
8. Menawarkan diri Menawarkan kehadiran, “Bolehkah saya menemani
perhatian dan pemahaman ibu disini?”
tentang sesuatu “Saya akan membantu ibu
berjalan menuju kamar
mandi”
9. Memberi informasi Memberi informasi faktual “Anda akan merasa mual
secara spesifik tentang klien sedikit setelah obat
walaupun tidak diminta. dimasukkan”
Apabila tidak mengetahui “Operasi akan dilakukan
informasi yang dimaksud, jam 10 besok pagi”
perawat menyatakan “Saya kurang tahu rencana
ketidaktahuannya dan tindakan berikutnya, tapi
menanyakan orang yang dapat akan saya konfirmasikan
dihubungkan untuk dengan perawat kepala”
mendapatkan informasi
Faktor-faktor penghambat Komunikasi
Terapeutik
• Perkembangan
• Persepsi
• Nilai
• Latar belakang sosial budaya
• Emosi
• Jenis Kelamin
• Peran dan hubungan
• Lingkungan
• Jarak
• Citra diri
• Kondisi fisik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai