Riset Keperawatan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata
kuliah Riset Keperawatan
Disusun oleh :
Kelompok2
Maulana.a.r.d.patty 211FK05001
Susi Septiani 211FK05003
Uyan Supian 211FK05010
1
KATA PENGANTAR
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 2
\
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Kesimpulan
saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep
serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Tujuan Penulisan
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
1. Konsep Metaparadigma dalam Teori Levine
a) Manusia
d) Lingkungan
8
terdiri dari tiga level, yaitu :
1) Perseptual
B. Pernyataan Teoritis
1. Praktek
2. Pendidikan
10
Setiap model mengandung tujuan, konsep ilmu penting, dan proses
keperawatan untuk memberikan perawat dasar dalam
3. Penelitian
11
dilakukan pada penggunaan Model administrasi Levine dengan
orang tua yang lemah. Baru-baru ini, model tersebut digunakan
untuk mengembangkan Teori Promosi Kesehatan pada bayi
prematur. Ini memiliki potensi besar untuk studi gangguan tidur dan
dalam pengembangan praktek perawatan kolaboratif dan primer.
A. Kritik
1. Kejelasan
4. Presisi empiris
5. Derivable Konsekuensi
Meskipun beberapa penulis mempertanyakan penyediaan tingkat
kontribusi Model Levine, empat prinsip prinsip konservasi diakui
sebagai salah satu awal model keperawatan l. Selain itu, terus
memiliki utilitas untuk praktek keperawatan dan penelitian dan
menerima pengakuan yang meningkat di abad kedua puluh satu ini.
4) Perseptual
Lingkungan perseptual adalah bagian dari lingkungan
eksternal dimana individu berespon terhadap sumber sensori
seperti cahaya, suara, sentuhan, suhu, perubahan kimia yang
dibau atau yang dirasa.
5) Operasional
13
B. Pernyataan Teoritis
Karya Levine dimaksudkan untuk memberikan struktur
organisasi dalam mengajar keperawatan medikal bedah bukan untuk
mengembangkan teori; Oleh karena itu ia tidak secara eksplisit
mengidentifikasi assertions. although teoritis banyak pernyataan
teoritis dapat dihasilkan dari pekerjaannya, pernyataan utama yaitu:
1. Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi energi
pasien individu
2. Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi integritas
struktural pasien individu
3. Intervensi Keperawatan didasarkan pada konservasi integritas
sosial pasien individu.
14
menyajikan masing-masing model pada akhir bab sembilan.
3. Penelitian
Fitzpatrick dan Whall menyatakan bahwa semua dalam
semua, Model Levine sebagai awal yang sangat baik.
Kontribusinya telah banyak menambahkan untuk pengembangan
keseluruhan pengetahuan keperawatan. "Namun, Fawcett
menyatakan bahwa untuk membangun kredibilitas, "evaluasi yang
lebih sistematis penggunaan model dalam berbagai situasi klinis
diperlukan, studi yang menguji struktur konseptual-teoritis-empiris
langsung berasal dari atau terkait dengan prinsip-prinsip
konservasi. "Banyak pertanyaan
penelitian dapat dihasilkan dari Model Levine. Beberapa
mahasiswa pascasarjana telah menggunakan prinsip-prinsip
konservasi sebagai kerangka kerja untuk penelitian mereka.
4. Masa depan (manfaat teori)
15
prematur. Ini memiliki potensi besar untuk studi gangguan tidur dan
dalam pengembangan praktek perawatan kolaboratif dan primer.
18
Dalam teori Orem(1991) ada 5 area aktivitas keperawatan yaitu :
a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan antara perawat
dengan pasien dengan individu, keluarga, kelompok, sampai
pasien dapat melegitimasi rencana keperawatan.
b. Menentukan kapan dan bagaimana pasien dapat di bantu
melalui keperawatan.
c. Bertanggung jawab atas permintaan pasien keinginan dan
19
penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri
secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis
pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan,
iklim dan pekerjaan dan lain-lain, garis pertahanan normal yang
meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi
secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat
kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis
pertahanan resistan yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan
kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi
dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan
diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan
primer, sekunder dan tersier. Model ini bertujuan agar
21
Klien sebagai suatu system, input dan output adalah zat-zat,
energy, informasi yang saling bertukar antara klien dan
lingkungan.
c. Feed Back:
Sistem output dalam bentuk zat, energi, dan informasi
memberikan sebagai feed back untuk input selanjutnya
untuk memperbaiki tindakan untuk merubah,
meningkatkan, atau menstabilkan system.
d. Negentropy
Suatu proses pemanfaatan energy konservasi yan g
membantu kemajuan system kearah stabilitas atau baik.
e. Entropy
Suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang
menggerakkan sistem kearah sakit atau kemungkinan kematian.
f. Stability :
Suatu keinginan keadaan seimbang antara penanggulangan
system dan stressor untuk memelihara tingkat kesehatan yang
optimal dan integritas.
g. Enviroment :
Kekuatan internal atau eksternal disekitarnya dan
mempengaruhi klien setiap saat sebagai bagian dari lingkungan.
h. Created Enviroment :
Suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien untuk
mengekspresikan system secara simbolik dari keseluruhan
system. Tujuannya adalah menyediakan suatu arena aman
untuk system fungsi klien. Dan untuk membatasi klien dari
stressor.
i. Client sistem :
Lima Variabel (fisiologi, psokologi, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual) klien dalam berinteraksi dengan
lingkungan bagian dari klien sebagai system.
k. Lines of Resistance :
Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti
dasar disebut garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan
23
perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat
kemampuan individu untuk
p. Stressor
Stressor adalah kekuatan yang secara potensial
dapat
mengakibatkan gangguan pada sistem yang stabil. Stressor
dapat berupa :
1. Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu,
seperti respon kondisional seseorang.
2. Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu atau
lebih individu, seperti harapan peran.
3. Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluat individu,
seperti keadaan finansial.
q. Tingkat reaksi :
Tingkat reaksi merupakan jumlah energy yang diperlukan oleh
klien untuk menyesuaikan terhadap stressor.
istilah input, proses control dan umpan balik serta output. Input pada
manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan
dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri.
Input atau stimulus termasuk variable satandar yang
28
internal maupun eksternal
b. Perubahan-perubahan tersebut mengharuskan manusia
mempertahankan integritasnya, yaitu adaptasi terus menerus
c. Roy mengidentifikasikan unit sebagai stimulus. Stimulus adalah unit
dari
d. Informasi materi atau energi dari lingkungan atau dirinya sebagai
respon.
e. Seiring dengan stimulus, tingkat adaptasi adalah jangkauan stimulus
manusia yang dapat mengadaptasi responnya dengan usaha yang
wajar.
f. Tingkat adaptasi dan sistem manusia dipengaruhi oleh pertumbuhan
individu dan pemakaian dari mekanisme koping
g. Roy mengkategorikan hasil sistem sebagai respon adaptif dan
inefektif
Respon adaptif adalah semua yang mengacu pada integritas manusia
yaitu semua tingkah laku yang tampak ketika manusia dapat
mengerti tentang tujuan hidup, tumbuh, produksi
dan kekuasaan
h. Respon inefektif tidak mendukung tujuan tersebut
i. Roy menggunakan istilah mekanisme koping
untuk
A. Diagnosa Keperawatan
1. Pengkajian
B. Tujuan Keperawatan
2. Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klien, caregiver atau orang
lain dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.
C. Evaluasi
30
1. Intervensi actual
2. Evaluasi
Pembahasan :
Kemunduran fungsi tubuh yang lainnya yaitu dalam hal penurunan fungsi
kognitif. Kemunduran fungsi ini nantinya akan berdampak pada pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang penyakit DM. Hasil penelitian menunjukkan lansia
yang pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang DM sebanyak 23%,
sedangkan sebanyak 77% lansia belum pernah mendapatkan informasi kesehatan
tentang DM. Kurangnya informasi yang didapat menyebabkan sebanyak 91%
lansia memiliki pengetahuan tentang DM yang rendah, sebanyak 72% lansia
memiliki sikap yang negatif terhadap perawatan DM, dan sebanyak 100% lansia
memiliki perilaku yang negatif terhadap penyakit DM.
Aspek Fisiologis, proses degeneratif pada lansia tidak bisa dihindari dan
pasti akan terjadi, namun yang bisa dilakukan adalah mencegah supaya proses
degeneratif tersebut berjalan lambat. Demikian juga dengan kejadian DM, secara
teoritis kejadian DM akan meningkat sejalan dengan usia, hal ini dikarenakan
banyak faktor beberapa diantaranya adalah karena penurunan fungsi pankreas
dalam memproduksi hormon insulin, faktor kegemukan, diit yang tinggi glukosa
dan lain sebagainya. Salah satu cara untuk menurunkan faktor resiko DM pada
lansia adalah dengan beraktivitas, bisa dengan tetap bekerja maupun dengan
berolah raga. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas lansia yang masih bekerja
sebanyak 39%, sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 61%, dalam hal olah raga
sebanyak 42% lansia melakukan oleh raga secara rutin dan sebanyak 58% lansia
tidak melakukan olah raga secara rutin. Setelah dilakukan pengkajian tentang
resiko DM pada lansia dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 76% lansia
kondisinya sehat, sebanyak 20% lansia memiliki resiko terkena DM dan sebanyak
4% lansia menderita DM.
32
sebanyak 59% kondisi psikologis lansia positif. Dalam hal kepuasan terhadap
pelayanan kesehatan sebanyak 98% lansia puas dengan pelayanan kesehatan yang
ada dan sebanyak 2% lansia merasa kurang puas dengan pelayanan kesehatan.
33
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan
atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori
keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik
dari konsep keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum,
sebagai pedoman, serta berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan.
Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu: teori
Nightingale, teori Peplau, teori Henderson, teori Abdellah, teori orlando, teori
levina, teori Johnson, teori Rogers, teori Orem, teori King, teori Neuman,
teori Roy, teori Watson.
Saran
Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Zakieh. 2017. Penerapan model sistem Betty Neuman dalam asuhan keperawatan pasien/ klien dengan multiple sclerosis.
Diakses pada tanggal 11 NOV 2022.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5565031/#!po=58.6538
Aziz Alimul Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika
Luthfa, Iskim. 2015. Penerapan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan diabetes mellitus di desa margalaksana
kecamatan cilawu kabupaten garut. Diakses pada tanggal 25 September 2017.
https://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2017/01/Keperawatan-Komunitas_-Vol-3-No-1.27-32.pdf
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
http://www.fik.unipdu.ac.id/download/konseptual-model-konseptual-keperawatan-komunitas-betty-neumanartikel-4-2015-03-
16.doc diakses pada tanggal 11 NOV 2022
35
36