RESUME
Disusun Oleh :
Nim : NH0119066
Kelas : A2/2019
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
A. Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care
1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale)
Lingkungan menurut Nightingale adalah merujuk pada lingkungan fisik
eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi
lima komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu
yang meliputi.
a. Udara bersih
b. Air yang bersih
c. Pemeliharaan yang efisien
d. Kebersihan, serta
e. Penerangan atau pencahayaan
Nightingale lebihmenekankanpadalingkungan fisik dari pada lingkungan
sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa
jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah
mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji
fisik atau tubuhnya.(La Ode, 2012)
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E.Rogers)
Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa,
manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter
yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia
dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang
lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi
tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu
keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian sistem ketersediaan sebagai satu
kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep
homeodinamik yang terdiri dari integritas, resonansi dan helicy. Integritas berarti
individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan,
dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.(La Ode, 2012)
Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta
merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik
keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik "Manusia utuh"
meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan
menyelaraskan dengan lingkungannya.(La Ode, 2012).
3. Teori Transkultural nursing (Leininger)
Leininger percaya bahwa, tujuan teori ini adalah untuk memberikan
pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja
dengan prinsip "care" dan pemahaman yang dalam mengenai "care" sehingga
cultures care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang
real dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap
pelayanan pada kultur tertentu. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik,
ekonomi, dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada
"care" dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.(La Ode, 2012).
4. Theory of Human Caring (Watson, 1979)
Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan keperawatan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.Pandangan teori Jean Watson
ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya: kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk
hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) ya7ng meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.(La Ode, 2012).
5. Teori Self Care (Dorothea Orem)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem
mengembangkan dua bentuk teori Self Care, yakni:
a. Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
1) Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
2) Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
3) Theurapetic Self Care Demand merupakan tuntutan atau permintaan dalam
perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan
dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan
metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
4) Self Care Requisites (kebutuhan self care)merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat
universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam
upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari
beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal
manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care
Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan
Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari
kondisi pasien).(La Ode, 2012).
b. Self Care Defisit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara
umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat
perawatan dibutuhkan.Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak
mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus.
Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau
kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri
serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode
untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain,
sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan
pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan
atau mendidik pada orang lain.(La Ode, 2012).
6. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care(Rice)
Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat
sakit yang ditetapkan oleh pasien.(La Ode, 2012).
B. Tujuan Home Care
Tujuan dari pelayanan home care adalah untuk
meningkatkan,mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan komplikasi akibat dari penyakit serta
pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan keluarga. Lingkungan dirumah dirasa lebih
nyaman bagi sebagian pasien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit. Hal ini
berpengaruh pada proses penyembuhannya jika mereka merasa bahagia dan nyaman.
Home care juga membantu masyarakat yang mengalami keterbatasan
membiayai pelayanan kesehatan khususnya pada kasus-kasus penyakit degenerative
yang memerlukan perawatan yang relative lama
C. Manfaat Home Care
Manfaat pelayanan Home Care dalam Home Care for seniors (2011) adalah :
a. Memberikan individu yang membutuhkan perawatan harkat dan kemadirian;
b. Dapat membantu mencegah atau menunda perawatan di Rumah Sakit atau panti
jompo:
c. Mengizinkan kebebsaan maksimal dan kenyamanan bagi individu:
d. Menawarkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan keluarga;
e. Dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka.
f. Dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka.
Hoecke (2010) menyebutkan karena tekanan pertumbuhan keuangan dalam
perawatan kesehatan dan pergeseran patologi, perawatan ini diselenggarakan di luar
lembaga medis, yang membutuhkan peran yang lebih besar dari pasien dalam
pegobatan dan perawatan penyakit kronis mereka dibandingkan rawat inap. Melalui
cara ini, perawatan di rumah berevolusi pada pendekatan berbasis kebutuhan, dimana
aplikasi tidak hanya berfokus pada tujuan medis namun juga pada perawatan dan
integrasi sosial. Konsep yang berpusat pada pasien ini yang membawa perawatan dari
Rumah Sakit ke rumah pasien diharapkan menghasilkan biaya yang lebih rendah dan
peningkatan kualitas hidup.
D. Prinsip-Prinsip Home Care
a. Mengelola pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh
perawat /TIM yang memiliki keahlian khusus bidang tersebut
b. Mengaplikasi konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik
c. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan komprehensif
secara terus menerus
d. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa keperawatan
e. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan
yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan
f. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan dan pencegahan komplikasi
g. Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan keluarga terhadap intervensi
keperawatan
h. Bertanggung jawab terhadap pasien dan keluarga akan pelayanan yang bermutu
melalui manejemen kasus, rencana penghentian asuhan keperawatan (discharge
planning) dan koordinasi dengan sumber-sumber di komunitas
i. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan yang
dilakukan anggota tim saling mendukung
j. Mengembangkan kemampuan professional dan berkontribusi pada pertumbuhan
kemampuan professional tenaga yang lain
k. Berpartipasi dalam aktifitas riset untuk mengembangkan pengetahuan pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah
l. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik keperawatan
(Tribowo, 2012).
E. Ruang Lingkup Pelayanan Home Care
Lingkup Pelayanan Home Care Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang
lingkup pelayanan home care adalah :
a. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
d. Pelayanan informasi dan rujukan
e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
f. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
g. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial
F. Konsep Pelayanan Asuhan Keperawatan Home Care
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang bisa menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu rumah
sakit. Kualitas pelayanan keperawatan berjalan dengan baik apabila proses
keperawatan yang dilaksanakan terstruktur dengan baik (Farlinda, 2011). Kualitas
pelayanan ditentukan oleh manajemen asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan menggunakan metode proses keperawatan untuk menyelesaikan
masalah pasien, antara pasien dan perawat berhubungan secara langsung dalam
pengelolaan asuhan keperawatan.
Adapun Mekanisme Pelayanan Home Care
Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat
merupakan rujukan dan klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
puskesmas, namun klien dapat langsung menghubungi agens pelayanan keperawatan
dirumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan.
Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan harus terlihat terlebih dahulu oleh dokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di rumah atau tidak
b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat dirumah,
maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari
pengelola atau agensi perawatan kesehatan di rumah, kemudian bersama-sama
klien dan kelurga akan menentukan masalahnya dan membuat perencanaan,
membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan
diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan,
dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan
c. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan di rumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan
dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator
kasus
d. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan (Ode,
2012)
Persyaratan klien yang menerima pelayanan perawatan di rumah adalah :
a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed
consent)
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di
rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan haknya dalam menerima
pelayanan.
G. Program Home Care
1. Perawatan Luka
a. Perawatan luka merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dikerjakan
oleh perawat dengan sistematis dan komprehensif. Perawatan luka yang
sistematis merupakan urutan langkah perawatan yang harus dikerjakan oleh
profesional di bidang perawatan luka, sedangkan komprehensif merupakan
metode yang dilakukan saat melakukan perawatan luka dengan
mempertimbangkan kondisi bio, psikologis, sosial dan spiritual secara
menyeluruh.
b. SOP Perawatan Luka
1. Pengertian
Standar operasional prosedur atau disingkat dengan SOP adalah
membersihkan luka, mengobati luka dan menutup kembali luka dengan teknik
steril.
2. Tujuan
1) Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
2) Memberi pengobatan pada luka
3) Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
4) Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka
3. Indikasi
1) Pasien yang luka baru maupun luka lama, lika post oprasi, luka bersih dan
luka kotor.
4. Peralatan
1) Pinset anatomis
2) Pinset chirurgis
4) Kassa steril
b. Gunting plester
c. Plester
d. Desinfektan ( Bethadin)
f. Bengkok
g. Perlak / pengalas
h. Verland
i. Obat luka sesuai kebutuhan
5. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap pra interaksi
a. Cek catatan keperawatan
b. Siapkan alat-alat
c. Cuci tangan
2. Tahap orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan, prosdur dan lamanya tindakan pada klien dan keluarga
3. Tahap kerja