“A”
DENGAN DBD DI RUANG BAJI NYAWA
RSUD LABUANG BAJI
Oleh :
Risma Sesilawati
NH0119066
CI Lahan CI Institusi
(…………………….…..) (….……………………)
NIP : NIDN :
D. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin, trombin,
histamin) terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu viremia menyebabkan pelebaran
pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma
dari intravascular ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia
dapat terjadi akibat dari penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi
melawan virus (Murwani dalam Fitriani, 2020)
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit
seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan adanya
kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis secara
normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak tertangani maka
akan menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari.
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pertama
tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam,
sakit kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik
merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati atau hepatomegali (Murwani
dalam Fitriani, 2020)
Kemudian virus bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus
antibodi. Dalam sirkulasi dan akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi
C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya pembesaran plasma
ke ruang ekstraseluler. Pembesaran plasma ke ruang eksta seluler mengakibatkan
kekurangan volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia
serta efusi dan renjatan atau syok. Hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit
>20% menunjukan atau menggambarkan adanya kebocoran atau perembesan
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena
(Murwani dalamFitriani, 2020)
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di buktikan dengan
ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritonium,
pleura, dan perikardium yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan
melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena
harus di kurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadi edema paru dan
gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan
mengalami kekurangan cairan yang akan mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan
bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan
timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
dengan baik (Murwani dalam Fitriani, 2020)
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala penyakit Dengue Haemorragic Fever (DHF) dengan diagnosa
klinis dan laboratorium menurut Wijaya & Putri (dalam Jannah et al., 2019) adalah
sebagai berikut:
1. Diagnosis Klinis
1) Demam tinggi mendadak 2-7 hari (38-40 C)
2) Manifestasi perdarahan dalam bentuk: Uji Turniquet positif, petekie, purpura,
ekomosis, perdarahan konjungtiva, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena, dan hematuri.
3) Rasa sakit pada otot persendian.
4) Pembesaran hati (Hepatomegali).
5) Renjatan (syok), tekanan nadi turun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan
sistolik 80 mmHg atau lebih rendah
6) Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia, lemah, mual
muntah, sakit perut, diare, dan sakit kepala
2. Diagnosis laboratories
1) Trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari 100.000/µL)
2) Hemokonsentrasi ( peningkatan hematokrit )
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
1) Pemeriksaan Darah lengkap
a. Hemoglobin biasanya meningkat, apabila sudah terjadi perdarahan yang
banyak dan hebat Hb biasanya menurun Nilai normal: Hb: 10-16 gr/Dl
b. Hematokrit meningkat 20% karena darah mengental dan terjadi
kebocoran plasma Nilai normal: 33- 38%
c. Trombosit biasa nya menurun akan mengakibat trombositopenia kurang
dari 100.000/ml Nilai normal: 200.000-400.000/ml
d. Leukosit mengalami penurunan di bawah normal Nilai normal: 9.000-
12.000/mm3
2) Pemeriksaan kimia darah akan menunjukkan: hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia
3) Pemeriksaan analisa gas darah, biasanya diperiksa:
a. pH darah biasanya meningkat Nilai normal: 7.35-7.45
b. Dalam keadaan lanjut biasanya terjadi asidosis metabolik mengakibatkan
pCO2 menurun dari nilai normal (35-40 mmHg) dan HCO3 rendah
2. Pemeriksaan rontgen thorak Pada pemeriksaan rontgen thorak ditemukan adanya
cairan di rongga pleura yang meyebabkan terjadinya effusi pleura
( Wijayaningsih dalam Fauziah, 2017)
G. Penatalaksanaan
1. Tirah baring atau istirahat baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu,teh manis, sirup dan beri
penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan
yang paling sering digunakan Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi,
tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam
5. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari
6. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen (Tarwoto dan
wartonah dalam Solichah, 2019)
H. Komplikasi
Komplikasi DBD ada tujuh yaitu : komplikasi susunan sistem saraf pusat (SSP) yang
dapat berbentuk konsulvi, kaku kuduk, perubahan kesadaran dan varises, ensefalopati
yaitu komplikasi neurologik yang terjadi akibat pemberian cairan hipotonik yang
berlebihan, infeksi, kerusakan hati, kerusakan otak, resiko syok, kematian (Haerani &
Nurhayati, 2020).
BAB II
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan baik melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, untuk
mendapat data yang akurat (Kasiati & Rosmawati, 2016). Adapun pengkajian
meliputi beberapa bagian menurut (Yanwar, 2018).
a. Identitas pasien secara lengkap dan tanggal masuk rumah sakit
b. Keluhan utama atau keluhan yang dirasakan saat pengkajian
c. Riwayat penyakit sekarang dan kesehatan dahulu
d. Pada fungsi kesehatan dari makan dan sampai mandi
e. Pemeriksaan fisik head to toe dari DBD
B. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas normal, sakit dan terasa
hangat
b. Defisit nutrisi b.d faktor fisiologis d.d nafsu makan menurun
c. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tampak meringis
C. Intervensi
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu, keluarga, dan
komunitas. Beberapa diantaranya diuraikan dalam Pasal 30 Undang-Undang No. 38
Tahun 2014 tentang Keperawatan bahwa dalam menjalankan tugas sebagai pemberi
asuhan keperawatan, perawat berwenang merencanakan dan melaksanakan tindakan
keperawatan, melakukan rujukan, memberikan tindakan gawat darurat, memberikan
konsultasi, berkolaborasi, melakukan penyuluhan dan konseling, pemberian obat
sesuai resep dokter atau obat bebas dan bebas terbatas, mengelola kasus dan
melakukan penatalaksanaan intervensi komplementer dan alternatif.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN
DBD DI RUANG BAJI NYAWA
RSUD LABUANG BAJI
Oleh :
Risma Sesilawati
NH0119066
CI Lahan CI Institusi
(…………………….…..) (….……………………)
NIP : NIDN :
Genogram
X 78 X 78
54 55 41 31 50 51 58
31 21 29 19
Keterangan :
Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
TB : 166 cm BB : 44 Kg IMT : 16 Kg
Kebiasaan makan : 3x sehari ( Makanan yang diberikan tidak habis/sisa)
Keluhan saat ini : Demam 38,7°C, tidak mau makan, sakit kepala, batuk,
kadang-
kadang mual/muntah
Konjungtiva : Mata merah
Sklera : Putih
Pembesaran tyroid : Tidak ada pembesaran tyroid
Hernia/massa : Tidak ada hernia
Holitosis : Tidak ada bau mulut
Kondisi gigi/gusi : Lengkap 32
Penampilan lidah : Bersih
Bising usus : Tidak ada
Terpasang infus : RL mulai tanggal 23/01/2023, dipasang pada tangan sebelah
kanan
Porsi makan yang dihabiskan : 1 porsi tiap makan tidak dihabiskan
Makanan yang disukai : menyukai semua jenis makanan
2. Cairan
Kebiasaan minum : 200 cc/hari
Turgor kulit : Elastis
CRT : < 3 detik
Mata cekung : Tidak ada
Edema : Tidak ada edema
Distensi vena jugularis : Tidak terdapat distensi vena jugularis
Asites : Tida ada
Spider naevi : Tidak terdapat spider naevi
Penggunaan kateter : Tidak menggunakan kateter
3. Eliminasi
BAB : 1-2x/hari
Warna : Khas
Konsisten : Padat
Bau : Khas
BAK : 2-3x/hari
Warna : Khas
Bau : Khas
Tampilan : Cerah
Volume : < 500 mili
Penggunaan kateter : Tidak menggunakan kateter
4. Oksigenasi
Bentuk dada : Simetris
Bunyi napas : Vasikular
5. Istirahat dan Tidur
Kebiasaan tidur : Malam jam 08-05 pagi, Siang jam 13-14
Lama tidur : Malam 10 jam, siang 1 jam
Kebiasaan tidur : Ditemani
6. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi
Sebelum Masuk RS : 2x1/ hari
Setelah Masuk RS : 1x/ hari
Kebiasaan mencuci rambut
Sebelum Masuk RS : 2x1/ hari
Setelah Masuk RS : 1x/ hari
Kebiasaan Memotong Kuku
Sebelum Masuk RS : 2x/ seminggu
Setelah Masuk RS : 1x/ seminggu
Kebiasaan Ganti Baju
Sebelum Masuk RS : 2x1/ hari
Setelah Masuk RS : 1x/ hari
7. Aktifitas-Latihan
Aktivitas waktu luang : Istirahat
Aktivitas/Hoby : Memancing
Kesulitas bergerak : Tidak
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Tonus otot
4 4
4 4
Data Fokus
1. Inspeksi
Pada saat pengkajian dengan metode inspeksi pada rambut lurus, lebat, pada wajah
tidak ada lesi, tidak ada kemerahan, tidak ada benjolan, mukosa bibir kering, wajah
simetris, dibagian leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pernapasan normal,
pada bagian dada simetris anatara kiri dan kanan, bentuk dada normal cast.
2. Auskultasi
Pada saat auskultasi tidak ada bunyi suara napas tambahan, bunyi dup-dup, tidak
ada bising usus
b. Pemeriksaan diagnostik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 116/69 mmHg
Nadi : 65x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 38,7˚C
2. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium lengkap
2. DS : Saat dilakukan pengkajian ibu pasien Defisit nutrisi b.d faktor fisiologis
mengatakan anaknya tidak mau makan + 3 hari d.d nafsu makan menurun
dari saat sakit, muntah dan sakit kepala
3. DS : Saat dilakukan pengkajian pasien dan ibu Nyeri akut b.d agen pencedera
nya mengatakan nyeri pada kepala seperti fisiologis d.d mengeluh nyeri,
tertusuk-tusuk, hilang timbul tampak meringis
DAFTAR PUSTAKA