Anda di halaman 1dari 25

QBL 3 Konsep Perawatan Di Rumah

Disusungunamemenuhitugasmatakuliah Komunitas 2

DosenPengampu: Ns. Diah Ratnawati, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Kom

DisusunOleh:
Kelas B

Triwik Hardiyanti 1610711029


Tia Amelia Agustin 1610711031
Elsa FitriJaymar 1610711032
S. Hidayatun Nazza 1610711037
Berhalia Veronica 1610711039
Chalvin Aprianto 1610711041
Selvy Juwita Sari 1610711042
Diana 1610711047
Dwi Shohibah 1610711049
Devia Febriani 1610711051
Astri Indika Husna 1610711053

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN”JAKARTA
2019
KONSEP PERAWATAN DI RUMAH (HOME CARE)

A. Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga
di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit.
Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus
tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya  (Neis dan Mc.Ewen , 2001)
Perawatan kesehatan di rumah adalah komponen dari rangkaian perawatan
kesehatan komprehensif di mana layanan kesehatan disediakan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka tujuan mempromosikan, memelihara, atau memulihkan
kesehatan, atau memaksimalkan tingkat kemandirian, sambil meminimalkan penyakit.
Layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga direncanakan,
dikoordinasikan, dan dibuat tersedia oleh penyedia yang diselenggarakan untuk
pengiriman rumah perawatan melalui penggunaan staf yang dipekerjakan, pengaturan
kontrak, atau kombinasi dari dua pola ( Frances. A. Maurer dan Claudia M. Smith )

B. Tujuan
Tujuan Dasar dari Keperawatan Home Care adalah:
1) Meningkatkan “support system” yang adekuat dan efektif, serta mendorong
digunakannya pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan
masalah kesehatan dan kecacatan
3) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota
keluarga, serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang peningkatan
kesehatan dan pencegahan
4) Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga
5) Meningkatkan kesehatan lingkungan
C. Manfaat
Manfaat Keperawatan Home Care ( Home Care Nursing) adalah:
1) Pasien lebih dekat dengan keluarganya sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman
antara pasien dan keluarganya
2) Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien sehingga tidak merasa
diabaikan.pasien
3) Meningkatkan kualitas hidup pasien.
4) Menghemat biaya, artinya keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya (kamar)
Rumah Sakit, transport pp rumah- Rumah Sakit untuk menemani pasien di Rumah
Sakit

D. Konsep Model / Teori Keperawatan yang Mendukung Home Care


Menurut Hidayat  (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home care antara
lain:
1. Teori Lingkungan   (Florence Nightingale)
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal
yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima
komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang
meliputi:
a. Udara bersih,
b. Air yang bersih
c. Pemeliharaan yang efisien
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan
sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika
ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji
keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)
Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa
manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam
proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan
manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut
didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia
dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta
proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari
integritas, resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan
dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara
individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang
bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan
lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan
cepat.
Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi
klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan.
Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses
sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan
lingkungannya.
3. Teori Transkultural nursing (Leininger)
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan
yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip
”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-
nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat
untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur
tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara
pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan profesional)
terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama
lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah
kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan
dan kondisi sakit.
4. Theory of Human Caring (Watson, 1979)
Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat,
kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
5. Teori Self Care  (Dorothea Orem)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan Orem mengembangkan dua
bentuk teori Self Care, di antaranya :
a. Perawatan diri sendiri (Self Care)
1) Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.
2) Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
3) Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan
diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu
tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat.
4) Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis,
yaitu :Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan
yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).

b. Self Care Defisit


Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan.Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau
terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus.Self care defisit dapat
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi
serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
6. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care   (Rice)
Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit
yang ditetapkan oleh pasien.

E. Landasan Hukum Home Care


1. Fungsi hukum dalam Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
2. Landasan hukum :
a. UU Nomor 29 tahun 2004  tentang praktik kedokteran
b. UU Nomor 32 tahun 2004  tentang pemerintahan daerah
c. UU  Nomor 36  tahun 2009  tentang kesehatan
d. PP Nomor  32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
e. PP Nomor  25 tahun 2000  tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
f. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker,
ass.apoteker, pranata lab.kes. epidemiologi kes, entomology kes, sanitarian,
administrator kesehatan, penyuluh kes masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan,
perawat, radiographer, perekam medis, dan teknisi elektromedis
g. SK Menpan Nomor  94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
h. Kepmenkes Nomor  128  tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
i. Kepmenkes Nomor  279  tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas.
j. Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan roadmap reformasi
kes.masy.
l. Permenkes Nomor  920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
m. Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik
keperawatan

F. Lingkup Pelayanan Home care


Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care adalah:
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

G. Mekanisme Pelayanan Home care


Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat
merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
puskesmas, namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan
keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh
pelayanan. Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau
tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,
maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari
pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien
dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat
keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh
klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut
oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh
koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana
pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

H. Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :


a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent)
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah
untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima
pelayanan.

I. Peran dan Fungsi Perawat Home Care


1. Manajer kasus : Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga. 
b. Menyusun rencana pelayanan.
c. Mengkoordinir aktifitas tim.
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan
fungsi:
a. Melakukan pengkajian komprehensif  
b. Menetapkan masalah
c. Menyusun rencana keperawatan
d. Melakukan tindakan perawatan
e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif
g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

J. Isu Dan Legal Aspek


Secara legal perawat dapat melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasarkan
pendidikan dan pengalaman yang di miliki.Perawat dapat mengevaluasi klien untuk
mendapatkan pelayanan perawatan di rumah tanpa program medis tetapi perawatan
tersebut harus diberikan di bawah petunjuk rencana tindakan tertulis yang ditandatangani
oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan di rumah membuat rencana perawatan dan
kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan rencana tindakan medis.
Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara
lainmencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang tinggi,
seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah.
b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti pertanggungjawaban
terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga karena kesalahan informasi
dari perawat.
c. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang perawatan
di rumah.
Karena biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk perawatan di rumah,
maka perawat yang memberi perawatan di rumah harus menentukan apakah
pelayanan akan diberikan jika ada resiko penggantian biaya yang tidak adekuat.
Seringkali, tunjangan dari Medicare telah habis masa berlakunya sedangkan klien
membutuhkan perawatan yang terus-menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu
membayar biayanya. Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka
harus memilih antara menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien lansia,
miskin dan klien yang menderita penyakit kronik. Perawat harus mengetahui
kebijakan tentang perawatan di rumah untuk melengkapi dokumentasi klinis yang
akan memberikan penggantian biaya yang optimal untuk klien.
Pasal Krusial Dalam Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik Keperawatan :
 Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi.
 Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter.

Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :


 Menghormati hak pasien
 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
 Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Memberikan informasi
 Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
 Melakukan catatan perawatan dengan baik
 Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.
 Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di
ruang praktiknya
 Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan memasang
papan praktik  (sedang dalam proses amandemen)
 Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan
rumah

Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :


 Tempat praktik memenuhi syarat
 Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku
kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan.

K. Lingkup dan Standar Kesehatan Rumah PraktikKeperawatan


a) Standar Perawatan
 Penilaian Standar I
Perawat kesehatan rumah mengumpulkan data kesehatan klien.
 Diagnosis Standar II
Perawat kesehatan dirumah menganalisis penilaian data dalam menentukan
diagnosis.
 Identifikasi Hasil Standar III
Perawat kesehata nrumah mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk klien
dan lingkungan klien.
 Perencanaan Standar IV
Perawat kesehata nrumah mengembangkan rencana perawatan yang mengatur
intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan.
 ImplementasiStandarV
Perawat kesehatan rumah mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi
dalam rencana perawatan.
 Evaluasi Standar VI
Perawat kesehatan rumah mengevaluasi klien kemajuan menuju pencapaian
hasil.
b) Standar Kinerja Profesional
 Standar IKualitas Perawatan
Perawat kesehatan rumah mengevaluasi secara system atiskualitas dan
efektivitas praktik keperawatan.
 Penilaian Kinerja Standar II
Perawat kesehatan rumah mengevaluasi sendir i praktik keperawatan terkait
dengan praktik professional standar,bukti ilmiah,dan ketetapan yang relevan dan
peraturan.
 Pendidikan Standar III
Perawat kesehatan dirumah memperoleh dan mempertahan kanpengetahuan dan
kompetensi saat ini dalam praktik keperawatan.
 Collegiality Standar IV
Perawat kesehatan rumah berinteraksi dengan dan berkontribusi pada
pengembangan professional teman sebaya dan praktisi perawatan kesehatan
lainnya sebagai kolega.
 Etika Standar V
Keputusan dan tindakan perawat kesehatan dirumah nama klien ditentukan
secara etis.
 Kolaborasi Standar VI
Perawat kesehatan rumah bekerja sama dengan klien, keluarga, dan praktisi
perawatan kesehatan lainnya dalam menyediakan perawatan klien.
 Penelitian Standar VII
Perawat kesehatan dirumah menggunakan temuan penelitian dipraktek.
 Pemanfaatan Sumber day aStandar VIII
Perawat kesehatan dirumah membantu klien atau keluarga dalam menjadi
konsumen yang berpengetahuan tentang risiko, manfaat, dan biaya perencanaan
dan pemberian perawatan klien.

L. Jenis pelayanan kesehatan rumah dapat dilakukan oleh:

1) Pusat pelayanan Kesehatan Masyarakat(Puskesmas)

2) Pelayanan Kesehatan dibawah koordinasi rumahsakit

3) Pelayanan KerawatanHospice

4) Pelayanan Kesehatan Praktek Mandiri atauBerkelompok

5) Yayasan Pelayanan Sosial

M. Tipe pelayanan kesehatan rumah


1) Perawatan BerdasarkanPenyakit
Program pelayanan kesehatan yang memerlukan perawatan kesehatan,
pemantauan proses penyembuhan dan mengupayakan untuk tidak terjadi
kekambuhan dan perawatan ulang ke rumah sakit. Umumnya dikoordinasikan
dengan tim kesehatan dari beberapa disiplin ilmu atau profesi kesehatan, misal:
dokter, fisioterapi, gizi,dll.
2) Pelayanan KesehatanUmum
Pelayanan kesehatan ini berfokus pada pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit, termasuk penyuluhan kesehatan kepada ibu nifas paska
melahirkan, perawatan luka klien dengan DM, konsultasi gizi pada klien dengan
penyakit dan masalah kesehatan tertentu, masalah kesehatan lansia, dll
3) Pelayanan KesehatanKhusus
Pelayanan kesehatan khusus pada kondisi klien yang memerlukan tehnologi
tinggi, misalnya: pediatric care, chemoterapi, hospice care, psychiatric mental
health care. Melalui persiapan tehnologi medis dan keperawatan memungkinkan
situasi rumah sakit dapat dilakukan di rumah. Disamping itu pelayanan ini akan
memberikan efisiensi biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit.
N. Pemberi Perawatan Kesehatan Rumah
1) Perawat

Pelayanan kesehatan rumah dilakukan terhadap klien sesuai dengan


kebutuhannya oleh perawat professional yang sudah dan masih terdaftar memiliki
izin praktek dengan kemampuan keterampilan asuhan keperawatan klien di rumah.
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan
praktik perawat bahwa: Praktik keperawatan merupakan tindakan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat secara mandiri dan professional melalui
kerjasama bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya sesuai
ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab. Lingkup kewenangan perawat dalam
praktik keperawatan professional terhadap klien individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat dalam rentang sehat-sakit sepanjang daur kehidupan.

Asuhan keperawatan diberikan dengan menggunakan proses keperawatan


yang terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan tindakan keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang dapat diterapka
pada asuhan keperawatan gerontik pada klien usia 60 tahun keatas yang mengalami
proses penuaan dan masalahnya baik ditatanan pelayanan kesehatan maupun di
wilayah binaan di masyarakat (asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
khusus). Dalam perawatan kesehatan di rumah, perawat akan melakukan kunjungan
rumah (home visite) dan melakukan catatan perubahan dan evaluasi terhadap
perkembangan kesehatan klien. Peran perawat dalam perawatan kesehatan rumah
berupa koordinasi dan pemberi asuhan keperawatan

a) coordinator

b) pemberi pelayanan kesehatan dimana perawat memberikan perawatan langsung


kepada klien dan keluarganya

c) pendidik, perawat mengadakan penyuluhan kesehatan dan mengajarkan cara


perawatan secara mandiri

d) pengelola, perawat mengelola pelayanan kesehatan/keperawatan klien

e) sebagai konselor, dengan memberikan konseling/bimbingan kepada klien dan


keluarga berkaitan dengan masalah kesehatan klien
f) advocate (pembela klien) yang melindunginya dalam pelayanan keperawatan,
dan

g) sebagai peneliti untuk mengembangkan pelayanan keperawatan.

Pada keadaan dan kebutuhan tertentu perawat dapat koordinasi/kolaborasi


dengan dokter untuk tindakan diluar kewenangan perawat, berupa pengobatan dan
tindak lanjut perawatan klien ataupun melakukan rujukan kepada profesi lain.
2) Dokter
Program perawatan rumah umumnya berada dibawah pengawasan seorang
dokter untuk memastikan masalah kesehatan klien.Dokter berperan dalam
memberikan informasi tentang diagnosa medis klien, test-diagnostik, rencana
pengobatan dan perawatan rumah, penentuan keterbatasan kemampuan, upaya
perawatan, pencegahan, lama perawatan, terapi fisik, dll.Bila diperlukan dilakukan
kolaborasi dengan perawat, dimana perawat yang melakukan kunjungan rumah harus
mendapat izin dan keterangan dari dokter yang bersangkutan sebagai
penanggungjawab terapi program. Program perawatan di rumah harus dilakukan
follow up oleh dokter tersebut minimal setelah 60 hari kerja, sehingga dapat
disepakati apakah program dilanjutkan /tidak.
3) Speech Therapist
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan bagi klien dengan gangguan
atau kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi, dengan tujuan untuk membantu
klien agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi otot bicara agar memiliki
kemampuan dalam berkomunkasi melalui latihanberbicara.

4) Fisioterapist

Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan,


pencegahan, dan pemulihan kondisi klien di rumah.Aktivitas perawatan kesehatan
rumah yang dilakukan adalah melakukan latihan penguatan otot ekstremitas,
pemulihan mobilitas fisik, latihan berjalan, aktif-pasif, atau tindakan terapi postural
drainase klien COPD. Latihan lain berhubungan dengan penggunaan alat kesehatan
tertentu, seperti; pemijatan, stimulasi listrik saraf, terapi panas, air, dan penggunaan
sinar ultraviolet. Dalam hal ini ahli fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk
mengajarkan klien atau keluarganya tentang langkah-langkah dalam latihan program
yang diberikan.
5) Pekerja Sosial Medis
Pekerja sosial medis yang sudah mendapatkan training/pelatihan dapat
diperbantukan dalam perawatan klien dan keluarganya untuk jangka waktu yang
panjang, khususnya pada klien dengan penyakit kronis (long term care).Pekerja
sosial sangat berguna pada masa transisi dari peran perawatan medis atau perawat
kepadaklien/keluarga.

O. Kontrak Dalam Perawatan Kesehatan Rumah


Kontrak atau perjanjian antara yayasan/pemberi jasa layanan/agency dengan klien dan
keluarga merupakan aspek penting dalam pelaksanaan perawatan kesehatan di rumah.
Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kontrak adalah:
 Persetujuan atau kesepakatan antara yayasan/agency dengan klien dan keluarga
tentang pelaksanaan dan perencanaan perawatan di rumah dan catatan medis.
Kontrak tersebut memperbolehkan klien dan keluarga untuk menyusun tujuan
sendiri ataupun membantu memecahkan masalah perawatan klien sesuai rencana
perawatan/pengobatan dokter dalam kesepakatan yang tercantum (yang dibuat).
 Kontrak berhubungan langsung dengan proses keperawatan dan dapat diselesaikan
sesuai dengan tahapan proses keperawatan, yaitu; pengkajian, perumusan
masalah/diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
keperawatan. Dimana dalam setiap tindakan berkaitan dengan asuhan keperawatan
tersebut akan dilakukan atas persetujuan klien/keluarga.
 Jika selama kunjungan atau perawatan di rumah ada kesesuain kesepakatan antara
yayasan/pemberi layanan/agency dan klien/keluarga, maka kontrak tersebut dapat
dilanjutkan pada kunjungan berikutnya, akan tetapi bilatidak memungkinkan/tidak
ada kesesuain maka kontrak dapat ditinjau kembali.
 Pembuatan kontrak dapat dilakukan secara nonformal (lisan) ataupun secara formal
(tulisan), tergantung dari persetujuan dan kesepakatan bersama keduabelah pihak
antara yayasan/pemberi jasa layanan/agency dengan klien dan keluarga.

PROGRAM PERAWATAN DI RUMAH (HOME CARE)


A. Bentuk Pelayanan Home Care
Home Care merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang pelayanan
kesehatan,khususnya melayani perawatan paripurna paska hospitalisasi. Pada dasarnya
pelayanan home care dibedaka nmenjadi 2 macam pelayanan yaitu home visit dan
pelayanan pramurukti.\
1) Home visit/kunjungan rumah
Home visit merupakan salah satu bagian dari pelayanan home care/pelayanan
diluar gedung RS, pelayanan kesehatan ini dilakukan dirumah pasien.Pelayanan ini
melibatkan berbagai tenaga yang berkompetensi dibidang masing-masing,
diantaranya dokter, baik dokter umum, maupun dokter spesialis, perawat, fisioterapi,
laborat, apotik, gizi, sanitasi. Pelayanan ini bias dilakukan secara bersama-sama
ataupun sendiri-sendiri tergantung dari kebutuhan pasien dan keluarga.
a) Ruang lingkup pelayanan home visit
Ruang lingkup pelayanan homevisit adalah: pelayanan medik; pelayanan dan
asuhan keperawatan; pelayanan social dan upaya menciptakan lingkungan
terapeutik; pelayanan rehabilitasi medic dan keterapian fisik; pelayanan
informasi dan rujukan; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kesehatan;
hygiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan; pelayanan perbantuan untuk
kegiatan sosial.
b) Bentuk pelayanan home visit
Berbagai bentuk pelayanan home visit yang dapat dilakukan dirumah:
Posthospital care : Woundcare; Rehabilitation care : Terapifisik; Terapiokupasi,
Terapi gerak untuk pasien orthopedic, Specific medical condition, Maternity,
newborn, andpediatric care, Kehamilan/prenatal, Kehamilan beresiko: DM,
hipertensi, ketergantungan obat, AIDS, Ibu baru (primi gravida), Bayi:
kelahiran dengan trauma, premature, Postpartum: perawatan luka sectionsecarea,
perineum, Anak-anak Privatecare, Gerontic case management, Educational
program, konsultasi Gizi berupa menu diit khusus bagi beberapa penderita
penyakit tertentu: Menudiit diabetes,Menu diit hipertensi.
Tindakan tersebut antaralain : pengukuran tanda-tanda vital; pemasangan atau
penggantian selang lambung (NGT); pemasangan atau penggantian kateter;
pemasangan atau penggantian tube pernafasan; perawatan luka dekubitus atau
ulcer dan jenis luka lainnya; penghisapan lender dengan atau tanpa mesin;
pemasangan peralatan oksigen; penyuntikan (IM, IV, Subkuta ); pemasangan
atau penggantian infus; pengambilan preparat laboratorium (urin, darah, tinja,
dll);pemberian huknah; perawatan kebersihan diri (mandi, keramas, dll);latihan
atau exercise, fisioterapi, terapiwicara ,dan pelayanan terapilainnya; transportasi
klien; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perawatan kesehatan; konseling
pada kasus-kasus khusus; konsultasi melalui telepon; memfasilitasi untuk
konsultasi kedokter; menyiapkan menumakanan; menyiapkan dan
membersihkan tempat tidur; memfasilitasi terhadap kegiatan social atau
mendampingi; memfasilitasi perbaikan sarana atau kondisi kamar atau rumah
c) Pemberi pelayanan home visit
Anggota dari tim home visit terdiri dari:
1) Dokter umum : dokter,baik tetap maupun partimer
2) Perawat : perawat, baik pegawai tetap maupun kontrak
3) Fisioterapi : fisioterapi
4) Konsultan dokter spesialis
5) Bagian penunjang : Ahligizi, Analis, Peñatarongent, Sanitarian, Psikolog,
Rohaniwan
d) Alat dan prasarana home care
1. Alat kesehatan :
 Tas perawat atau Kit
 Alat-alat untuk pemeriksaan fisik
 Set perawatan luka
 Set pemasangan slang lambung
 Set huknah/klisma
 Set memandikan
 Set untuk pengambilan preparat untuk pemeriksaan labolatorium
 Alat untuk pemeriksaan laboratorium sederhana: Hb Sahli, Glukotest,
protein dangan lukosa dalam urin.
 Set untuk infus, injeksi/suntik
 Unit perlengkapan oxigen
 Kursi roda
 Tongkat/kruk/tripot
2. Bahan habis pakai untuk perawatan luka
3. Bahan habis pakai untuk suntik atau pengambilan darah
4. Bahan habis pakai untuk infus
5. Bahan habis pakai untuk pemasangan slang lambung
6. Huknah (selang lambung, kateter)
7. sarung tangan dan masker disposable
Untuk penggunaan alat kesehatan, obat yang harus didapatkan dari
Rumah Sakit,lewat apotik rawat jalan dengan cara menulis dibuku bon
untuk home visit, demikian juga untuk pemeriksaan penunjang yang lain,
bila sudah dibayar oleh pasien/keluarga segera dibayarkan kekasir/kasa.
e) Tarif pelayanan home visit
Tarif home visit dibedakan tariff administrasi, tariff pelaksana, tariff tindakan,
tariff peminjaman alat, adapun riciannya:
a) Untuk tarif administrasi sebesar Rp.12.500,00 tiap kedatangan
b) Untuk tariff pelaksana : tariff tindakan, konsultasi dengan dokter
umum/spesialis, pemakaian ambulance sesuai dengan tariff yang dibuat
rumah sakit, pemakaian alat habis pakai sesuai dengan apotek.
c) Pembayaran tariff dari pelayanan home visit bias secara langsung setelah
dilaksanakan home visit maupun tidak langsung (keluarga dating keRumah
Sakit untuk membayar dibagian kasir).
d) Untuk pengantaran pasien pindah Rumah Sakit atau pulang dengan
memakai ambulance dan harus didampingi perawat, jumlah tariff
berdasarkan jumlah km (Rp750,00/km, uang makan Rp10.000 setiap50 km.
pencairan uang ini melalui bagian keuangan lewat coordinator home care.
Dari berbagai tariff pelayanan home visit diatas, yang masuk keRumah
Sakit adalah biaya administrasi, pemakaian alat/obat habis pakai, sewa alat,
dan pemakaian ambulance. Untuk pelaporan pemasukan dari divisi home
care akan dilaporkan/diserahkan kepada bagian keuangan setiap bulan.

2) Pelayanan pramurukti
Pramurukti/pramusiwi merupakan asisten perawat yang bekerja untuk
membantu orang lanjut usia, bekerja pada suatu keluarga dengan tugas merawat
bayi atau anak-anak kecil keluarga yg bersangkutan.Untuk jenjang pendidikan
format bias melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang mengeluarkan sertifikat
pelatihan baik selama 1 tahun, 6 bulan, 3 bulan.
Pramurukti banyak diperlukan oleh keluarga yang sedang mengalami
kesulitan dalam merawat salah satu anggota keluarga yang sedang sakit/lansia.
Kesulitan tersebut disebabkan karena saat ini banyak suami istri yang bekerja/ada
keperluan keluar kota karena bisnis atau keperluan yangl ain.Hal ini menyebabkan
tidak mungkin harus setiap saat menunggu atau merawat anggota keluarganya
yang sedang sakit, baik itu orangtua/mertua, anak/saudara, bahkan istri atau
suaminya. Begitu juga sekarang banyak para lansia yang memerlukan perhatian
khusus dari keluarga,sehingga peran pramurukti sangat dibutuhkan.

HOME CARE PADA LANSIA

Home care bagi lansia merupakan salah satu unsur pelayanan kesehatan secara luas yang
ditujukan untuk kesehatan perorangan atau kesehatan keluarga di tempat tinggal mereka
untuk tujuan promotif, rehabilitatif, kuratif, asesmen dan mempertahankan kemampuan
individu untuk mandiri secara optimal selama mungkin. Sedikitnya terdapat empat kelompok
penderita yang dapat secara efektif dan efisien dilakukannya home care yaitu penyakit kronik
multisistem, kondisi terminal pada keganasan, kondisi kronik pada lansia dan demensia.
Tentunya potensi-potensi setempat perlu dilibatkan seperti pihak keluarga, masyarakat,
dokter keluarga, perawat keluarga, asuransi kesehatan, dan yayasan atau lembaga swadaya
masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan untuk diajak menjalin kerjasama dalam
berbagai beban seefektif mungkin (Walsh & Wieck, 1987).
Pendirian home care secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup usia
lanjut, sedang rehabilitatif yaitu pencegahan sekunder dan tertier yaitu pengobatan kronik
penderita keganasan/penyakit lainnya serta menghambat laju penyakit dan menghambat
timbulnya keterbatasan-keterbatasan (disability) sehingga penderita dapat mempertahankan
otonominya selama mungkin. Secara khusus, tujuan yang diharapkan dari Pendampingan dan
Perawatan lanjut usia di rumah (Stanhope & Lancaster, 1996) adalah:
1. Meningkatnya kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri terhadap proses perubahan
dirinya secara fisik, mental dan sosial.
2. Terpenuhinya kebutuhan dan hak lanjut usia agar mampu berperan dan berfungsi di
masyarakat secara wajar.
3. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pendampingan dan perawatan
lanjut usia di rumah.
4. Terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram bagi lanjut usia baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan dirumah (home
care) diberikan kepada individu dan keluarga baik keluarga dengan lansia di rumah tinggal
mereka yang melibatkan berbagai disiplin ilmu atau profesi dalam suatu tim kesehatan untuk
melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan tujuan untuk memberikan kondisi yang
sehat secara optimal dan terbebasnya klien dari penyakit yang diderita.

A. SASARAN
Adapun sasaran dari home care bagi lansia ini (Nugroho, 2008), antara lain
1. Lanjut usia 60 tahun ke atas
2. Lanjut usia yang tinggal sendiri dan lanjut usia yang tinggal bersama keluarga baik
keluarganya sendiri maupun keluarga pengganti.
3. Lanjut usia yang mengalami hambatan, seperti lanjut usia yang sakit, lanjut usia penyandang
cacat, lanjut usia uzur dan lain-lain.
4. Lanjut usia yang terlantar atau miskin.

B. KOMPONEN PERAWATAN KESEHATAN LANSIA DI RUMAH


Adapun komponen perawatan kesehatan lansia di rumah (Zang & Bailey, 2004) antara
lain :
1. Komponen pokok
a. Klien
Klien adalah usila yang akan menerima perawatan di rumah dan salah satu anggota keluarga
bertindak sebagai penanggung jawab yang mewakili klien. Apabila diperlukan dapat
menunjuk seorang sebagai pengasuh (caregiver) yang akan melayani kebutuhan sehari-hari
klien.
b. Pengasuh
Pengasuh adalah sanak famili, relawan, tetangga atau kerabat anggota keluarga yang bertugas
menjaga dan merawat klien sehari-hari di rumah. Umunya mereka adalah yang dapat
mendukung dan membantu klien, sehingga mereka dapat diberdayakan sesuai kemampuan
dan kondisinya.
c. Pengelola di rumah
Pengelola perawatan di rumah adalah institusi/yayasan yang bertanggung jawab terhadap
seluruh pengelolaan perawatan kesehatan di rumah, baik penyediaan tenaga kesehatan,
fasilitas yang dibutuhkan, sarana dan prasarana, mekanisme pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pengelola dapat sebagai bagian dari rumah sakit,
puskesmas, klinik, ataupun secara mandiri.
d. Koordinator kasus
Koordinator kasus adalah tenaga kesehatan profesional yang di bantu oleh tenaga kesehatan
lain terkait dengan fungsinya sebagai pengelola pelayanan kesehatan dalam melakukan
asuhan keperawatan.
e. Pramusila
Pramusila merupakan tenaga sukarela ataupun yang diberi imbalan untuk melaksanakan
kegiatan dan tugas-tugas perawatan kesehatan di rumah. Pramusila adalah salah satu
komponen penting bagi pencapaian keberhasilan perawatan kesehatan di rumah. Ada tiga
jenis pramusila yaitu
2. Komponen penunjang
Komponen penunjang terdiri dari tim perawatan kesehatan masyarakat yang berada di
puskesmas, dokter keluarga yang berada di masyarakat, dan tim kesehatan dari rawat rumah
yang berada di rumah sakit, terutama yang memiliki klinik geriatrik.
a. Tim perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas)
Tim perawatan kesehatan masyarkat adalah tim dari unit pelayanan keperawatan kesehatan
rumah yang berada di puskesmas yang terdiri dari berbagai tim/tenaga kesehatan yang berada
di puskesmas.
b. Dokter keluarga
Dokter keluarga merupakan dokter yang melaksanakan praktek kedokteran keluarga secara
mandiri ataupun berkelompok.
c. Tim rawat rumah (RR)
Tim ini adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, ahli gizi, therapis,
dll yang bertugas untuk melaksanakan tindak lanjut pelayanan kepada klien di rumah setelah
dinyatakan dapat menjalani proses rawat jalan oleh dokter yang merawat. Pelayanan
kesehatan yang diberikan bersifat holistic dengan memperhatikan aspek psikososial, ekonomi
dan budaya yang penyelenggaraannya bekerja sama dengan puskesmas sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat dasar yang dekat dengan masyarakat.

C. KEBIJAKAN/PERATURAN PEMERINTAH YANG TERKAIT


Untuk lebih meningkatkan kinerja pelayanan prasarana lansia dan mutu pelayanan yang
diberikan, maka berbagai pendekatan perlu dilaksanakan, salah satunya adanya hukum dan
perundang-undangan, antara lain :
1. UU No. 4 tahun 1965 tentang pemberian bantuan bagi orang jompo
2. UU No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai tenaga kerja
3. UU No. 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokok kesejahteraan sosial
4. UU No. 3 tahun 1982 tentang jaminan sosial tenaga kerja
5. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
6. Keputusan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Nomor 05 Tahun 1990 tentang
pembentukan kelompok kerja tetap kesejahteraan usia lanjut
7. Surat keputusan menteri kesehatan Nomor 134 Tahun 1990 tentang pembentukan tim kerja
geriatri
8. UU Kes.No. 23 tahun1992 tentang kesehatan
9. UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
10. UU No. 4 tahun1992 tentang perumahan dan pemukiman
11. UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera
12. PP No. 21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera
13. PP No. 27 tahun 1994 tentang pengelolaan perkembangan kependudukan
14. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
15. UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (tambahan lembaran negara Nomor
3796) sebagai pengganti UU No. 4 tahun 1965 tentang pemberian bantuan bagi orang jompo.
UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :
a. Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan kelembagaan
b. Upaya pemberdayaan
c. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak potensial
d. Pelayanan terhadap lansia
e. Perlindungan sosial
f. Bantuan sosial
g. Koordinasi
h. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
i. Ketentuan peralihan
16. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
17. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat
18. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional perawat
19. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
20. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
21. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
22. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas

D. PROGRAM/KEGIATAN
Adapun program/kegiatan home care (perawatan kesehatan rumah) pada lansia yang dapat
dilaksanakan, antara lain:
1. Manajemen kasus home care
a. Melakukan seleksi kasus
Melakukan spesifikasi pasien lansia dengan perawatan khusus (usia lanjut pasca rawat inap
dan risiko tinggi) seperti cidera, diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat, stroke,
amputasi, luka kronis, nutrisi melalui infus, dll. Disamping itu, pelayanan perawatan rumah
dilakukan juga bagi lansia mandiri meliputi upaya promotif dan preventif.
b. Melakukan pengkajian kebutuhan pasien
Perawat melakukan pengkajian pada kebutuhan pasien sepert kondisi fisik, kondisi
psikologis, status sosial ekonomi, pola perilaku pasien, sumber-sumber yang tersedia di
keluarga pasien.
c. Membuat perencanaan pelayanan
1) Membuat rencana kunjungan
2) Membuat rencana tindakan
3) Menyeleksi sumber-sumber yang tersedia di keluarga/masyarakat
d. Melakukan koordinasi pelayanan
1) Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia
2) Membuat perjanjian kepada pasien dan keluarga/pendamping pasien tentang pelayanan
3) Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal
4) Melakukan rujukan pasien
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan
1) Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim
2) Menilai hasil akhir pelayanan (sembuh, rujuk, meninggal, menolak)
3) Mengevaluasi proses manajemen kasus
4) Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Zang, S.M. & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual perawatan dirumah
(Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC.

Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri. Majalah
Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University), 5 (9), 8 – 15

Karota evi.2008.Jurnal Perawatan kesehatan dirumah (Home Health Care ).sumatera


utara.USU e-respiratory

Allender & Spradley. 2009.Community Health Nursing. jakarta.EGC

Anda mungkin juga menyukai