Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR HOMECARE

Pengertian

 Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan


kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

 Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang
yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya (Neis dan Mc.Ewen,
2001)

 Menurut Habbs dan Perrin, 1985 (dalam Lerman D. & Eric B.L, 1993)
Home Care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien,
sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di
rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang.

Di beberapa negara maju, home care (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep
yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia
namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah
untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

Dari beberapa literatur pengertian home care adalah :

1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang
sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat
dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana
pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.

2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai


tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang


keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.

4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga,


direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir
untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian
kerja (kontrak) (Warola,1980 dalam

A. Konsep Model Teori Keperawatan yang Mendukung Home Care

Menurut Hidayat (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home care
antara lain :

1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale) Lingkungan menurut Nightingale


merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses
penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting
dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi

a. Udara bersih,
b. Air yang bersih
c. Pemel iharaan yang efisien
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial


dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.

Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa


jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah
mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji
fisik/tubuhnya.

2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)

Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda beda.

Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses


kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan
manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.

Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah


yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai
satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep
homeodinamik yang terdiri dari integritas, resonansi dan helicy.
 Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak
dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

 Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan


lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi
 Helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan
lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan lahan maupun berlangsung
dengan cepat.

Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan


meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi
klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan.

Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik:

 Manusia utuh meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus
berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.

3. Teori Transkultural nursing (Leininger)

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan
yang berbasis pada kultur.

Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip care dan pemahaman
yang dalam mengenai care sehingga culture s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola
hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan
implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu.

Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan
dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan profesional) terhadap
kesehatan, kesejahteraan, sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu
sama lain.

Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah


kekuatan signifikan yang berdampak pada care dan mempengaruhi kesejahteraan
dan kondisi sakit.

4. Theory of Human Caring (Watson, 1979)

Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi
kesanggupan pasien untuk sembuh.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
 kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,
 kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
 kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan
untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi
diri.

5. Teori Self Care (Dorothea Orem)

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada


kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya.

Dalam konsep praktik keperawatan Orem mengembangkan dua bentuk teori Self
Care, di antaranya :

a. Perawatan diri sendiri (Self Care)

1) Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.

2) Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan


perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

3) Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu
untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam
tindakan yang tepat.

4) Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mepertahankan fungsi tubuh.

Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

- Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan


kebutuhan dasar),
- Developmental Self Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan
perkembangan indvidu)
- Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi
pasien).

b. Self Care Defisit

Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.

Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus.

Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang
melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan
dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian
masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau
berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support,
meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta
mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

6. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice) perawat sebagai fasilitator
dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang ditetapkan oleh pasien.

TUJUAN HOME CARE


1. Terpenuhinya kebutuhan dasar (biologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual) bagi
pasien secara mandiri

2. Meningkatnya kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan dan perawatan


pasien di rumah

3. Meningkatnya kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah

Smith (1995), mengidentifkasi pelayanan keperawatan di rumah ( HC)


memiliki lima tujuan dasar, yaitu :
1. Meningkatkan support system yang adekuat dan efektif serta
mendiri mendorong digunakannya pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada
anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.'.
3. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari
seluruh anggota keluarga dan keluarga serta memberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang peningkatan kesehatan
dan pencegahan.
4. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga
5. Meningkatkan kesehatan lingkungan

Manfaat Home Care


Perawatan kesehatan yang dilakukan di rumah atau home care sangat menguntungkan
bagi pengguna jasa karena alasan-alasan berikut ini:
 Biaya lebih murah.
 Lebih nyaman.
 Perawatan sama efektifnya seperti di rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
 Pelayanan lebih cepat.
 Pelayanan lebih sempurna, holistik, dan komprehensif.
 Dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan pasien.

C. Landasan Hukum Home Care


1. Fungsi hukum dalam Praktik Perawat :

a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai


dengan hukum

b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain

c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri

d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi


perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

2. Landasan hukum :

a. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

b. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

c. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan


d. PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

e. PP Nomor 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.

f. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker,
ass.apoteker, pranata lab.kes. epidemiologi kes, entomology kes, sanitarian,
administrator kesehatan, penyuluh kes masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan, perawat,
radiographer, perekam medis, dan teknisi elektromedis

g. SK Menpan Nomor 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.

h. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas

i. Kepmenkes Nomor 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.

j. Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional

k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan roadmap reformasi kes.masy.

l. Permenkes Nomor 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta m. Permenkes
Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik keperawatan

D. Lingkup Pelayanan Home care


Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care adalah:

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik

3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

4. Pelayanan informasi dan rujukan

5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan

7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social


Menurut Rice (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah
meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus
khusus yang di jumpai di komunitas.

a. Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah :

1) Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis

2) Klien dengan penyakit gagal jantung

3) Klien dengan gangguan oksigenasi

4) Klien dengan perlukaan kronis

5) Klien dengan diabetes

6) Klien dengan gangguan fungsi perkemihan

7) Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi

8) Klien dengan terapi cairan infus di rumah

9) Klien dengan gangguan fungsi persyarafan

10) Klien dengan HIV/AIDS

b. Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :

1) Klien dengan post partum

2) Klien dengan gangguan kesehatan mental

3) Klien dengan kondisi usia lanjut

4) Klien dengan kondisi terminal


E. Skill Dasar yang Harus Dikuasai Perawat
Berdasarkan SK Dirjen YAN MED Nomor : HK menyebutkan ada 23 tindakan
keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara lain :

1. Vital sign 2. Memasang nasogastric tube 3. Memasang selang susu besar 4.


Memasang cateter 5. Penggantian tube pernafasan 6. Merawat luka dekubitus 7.
Suction 8. Memasang peralatan O2 9. Penyuntikan (IV,IM, IC,SC) 10.
Pemasangan infus maupun obat 11. Pengambilan preparat 12. Pemberian
huknah/laksatif 13. Kebersihan diri 14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis 15.
Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic 16. Pendidikan
kesehatan 17. Konseling kasus terminal 18. Konsultasi/telepon 19. Fasilitasi ke
dokter rujukan 20. Menyiapkan menu makanan 21. Membersihkan Tempat tidur
pasien 22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien 23. Fasilitasi perbaikan sarana klien.

Kompetensi Dasar
1. Memahami dasar-dasar anatomi, fisiologi, patologi tubuh secara umum.

a. Menjelaskan anatomi, fisiologi, patologi sebagai sistem tubuh secara umum b.


Menjelaskan konsep dasar homeostasis, dan patogenesis.

2. Melaksanakan pemberian obat kepada klien/pasien a. Menjelaskan cara-cara


pemberian obat kepada pasien b. Melakukan pemberian obat kepada pasien sesuai
resep dokter.

3. Memahami jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh klien/pasien a.


Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh klien/pasien b.
Menjelaskan persiapan klien/pasien yang akan diperiksa di laboratorium c.
Mengantarkan klien/pasien untuk periksa di laboratorium.

4. Menunjukan kemampuan melakukan komunikasi terapeutik a. Menjelaskan definisi


komunikasi terapeutik b. Menjelaskan fungsi, dan manfaat komunikasi terapeutik c.
Melaksanakan setiap tindakan keperawatan menggunakan komunikasi terapeutik.

5. Menunjukan kemampuan mengasuh bayi, balita, anak, dan lansia sesuai tingkat
perkembangan. a. Membangun hubungan antar manusia b. Mengoptimalkan komunikasi
terapeutik c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar manusia d. Merencanakan kebutuhan
dasar manusia

6. Menunjukan kemampuan melayani klien/pasien berpenyakit ringan a. Membangun


hubungan antar manusia b. Mengoptimalkan komunikasi terapeutik c. Mengidentifikasi
kebutuhan dasar klien/pasien d. Merencanakan kebutuhan dasar klien/pasien e.
Melaksanakan kebutuhan dasar klien/ pasien
7. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kebutuhan pasien/klien yang penyakit ringan.

8. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) a.


Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) b. Melaksanakan prosedur K3
c. Menerapkan konsep lingkungan hidup d. Menerapkan ketentuan pertolongan pertama
pada kecelakaan

9. Memahami kontinum sehat- sakit a. Menjelaskan keseimbangan tubuh manusia


normal b. Menjelaskan definisi sehat-sakit c. Menjelaskan model-model sehat dan sakit
d. Menjelaskan nilai-nilai yang mempengaruhi kesehatan e. Menjelaskan peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit f. Menjelaskan faktor-faktor resiko dalam kehidupan
manusia g. Menjelaskan dampak sakit pada klien/pasien dan keluarga.

10. Memahami dasar-dasar penyakit sederhana yang umum di masyarakat

a. Menjelaskan penyakit penyakit sistem integumen sederhana yang umum di


masyarakat b. Menjelaskan penyakit penyakit sistem gastro intestinal sederhana yang
umum di masyarakat. c. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem genito urinaria sederhana
yang umum di masyarakat d. Menjelaskan penyakit penyakit sistem respiratori sederhana
yang umum di masyarakat e. Menjelaskan penyakit penyakit sistem kardio vaskuler
sederhana yang umum di masyarakat f. Menjelaskan penyakit penyakit sistem persarafan
sederhana yang umum di masyarakat g. Menjelaskan penyakit penyakit sistem
reproduksi sederhana yang umum di masyarakat.

11.Memahami peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan utama a. Menjelaskan


tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit b. Menjelaskan tindakan
pelayanan kesehatan utama c. Menjelaskan peran asisten perawat dalam pemberian
perawatan utama.

12. Memahami pemberian obat a. Menjelaskan nomenklatur dan bentuk obat oral b.
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kerja obat c. Menjelaskan kemampuan
memberikan obat oral.

13. Memahami kemampuan interpersonal dan massa a. Menjelaskan berbagai tingkatan


komunikasi b. Menjelaskan proses komunikasi c. Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
d. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi e. Mendiskusikan
komunikasi terapeutik f. Menjelaskan bantuan dalam berkomunikasi.

14. Prinsip-prinsip perkembangan manusia a. Menjelaskan teori pertumbuhan dan


perkembangan manusia b. Menjelaskan tahap pertumbuhan dan perkembangan
manusia c. Menjelaskan tentang konsepsi d. Menjelaskan proses kelahiran.

15. Memahami tahap-tahap perkemangan manusia a. Menjelaskan perkembangan masa


bayi b. Menjelaskan perkembangan masa balita c. Menjelaskan perkembangan anak
masa usia sekolah d. Menjelaskan perkembangan masa remaja e. Menjelaskan
perkembangan masa
16. Dewasa muda a. Menjelaskan perkembangan masa dewasa b. Menjelaskan
perkembangan masa lansia.

17. Memahami sikap pelayanan perawat sesuai dengan tahapan perkembangan a.


Menjelaskan sikap perawat terhadap klien/pasien sesuai dengan tahap perkembangan.
b. Menjelaskan pelayanan perawatan kesehatan komunitas dan panti.

18. Memahami tentang stres a. Menjelaskan konsep stress b. Menjelaskan adaptasi


terhadap stress c. Menjelaskan respon terhadap stress d. Menjelaskan proses
keperawatan dan adaptasi terhadap stres.

19. Memahami kebutuhan dasar manusia a. Menjelaskan kebutuhan fisiologis


manusia b. Menjelaskan kebutuhan keselamatan dan rasa aman c. Menjelaskan
kebutuhan cinta dan rasa memiliki d. Menjelaskan kebutuhan penghargaan dan harga
diri e. Menjelaskan kebutuhan aktualisasi diri.

20. Memahami tentang kesehatan reproduksi a. Menjelaskan konsep kesehatan


reproduksi b. Menjelaskan anatomi dan fisiologi alat reproduksi c. Menjelaskan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

21. Memahami perilaku empatik a. Menjelaskan sikap empatik terhadap kehilangn,


kematian, duka cita saat melakukan tindakan keperawatan b. Menjelaskan bantuan yang
diberikan sesuai dengan agama, dan kebutuhan spiritual klien tersebut.

22. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital a. Menjelaska. n pedoman untuk mengukur


tanda vital b. Menjelaskan tentang pengukuran suhu tubuh c. melaksanakan pengukuran
nafas d. Melaksanakan pengukuran nadi.

23. Melakukan mobilisasi pasif terhadap klien/pasien a. Menjelaskan tentang mobilisasi


dan pengaturan gerak b. Menjelaskan gangguan mobilisasi c. Menjelaskan latihan
mobilisasi d. Menunjukan kemampuan melakukan mobilisasi pasif dan aktif e.
Menjelaskan gangguan mobilisasi.

24. Melakukan pemberian nutrisi a. Menjelaskan nutrisi seimbang b. Menunjukan


kemampuan memberikan makan peroral pada pasien/klien.

25. Melaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan a. Menjelaskan komunikasi


multidisiplin dalam tim b. Membuat dokumentasi sesuai dengan pedoman.

26. Melaksanakan tugas sesuai dengan etika keperawatan, dan kaidah hokum a.
Menjelaskan pentingnya etika dan hukum keperawatan dalam melaksanakan tugas b.
Melakukan perilaku kinerja asisten perawat sesuai dengan etika dan hukum keperawatan
G. Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah
Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan
keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan
asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

a. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-


psikososiospiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan
wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan
melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.

b. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,


dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk
perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.

c. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok.

d. Sebagai pembela/pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan


keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan
memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan
terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.

e. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,


mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

H. Mekanisme Pelayanan Home care


Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan
rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun
pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau
praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan.
Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:

1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.

2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,
maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola
atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga,
akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan,
membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien,
kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan


dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh
pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator
kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus
diketahui oleh koordinator kasus.

4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan. Persyaratan
pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :

a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi


pendamping bagi klien dalam berinteraks

i dengan pengelola.

b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent)

c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah


untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

Berikut tahapan mekanisme pelayanan Home Care :

a. Proses penerimaan kasus

1) Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga

2) Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus

3) Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus


b. Proses pelayanan home care

1) Persiapan

a) Pastikan identitas pasien

b) Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien

c) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja

d) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah

e) Siapkan file asuhan keperawatan

f) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS

Definisi Peran Perawat

Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan
secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang
dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.

 Care Giver : Pada peran ini perawat diharapkan mampu


1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat
harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.
3. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi
diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah
psikologis.

Elemen Peran Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran
perawat professional (ELEMENT ROOL) antara lain : care giver, client
advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent,
consultant dan interpersonal proses.

 Client Advocate (Pembela Klien) Tugas perawat :


1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak
petugas kesehatan.

Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien,
sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang
pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan
klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien (Dysparty,1998) antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :


1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa

 Conselor Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan


mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Peran perawat :
1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya.
2. Perubahan pola interaksi merupakan Dasar dalam merencanakan metode
untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau
keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

 Educator : Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru


membantu murid untuk belajar.
Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak
pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah
perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ).
Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau
ketrampilan secara teknis.
1. Dilakukan kepada klien /klg, tim kes. Lain baik secara spontan pada saat
berinteraksi maupun formal.
2. Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan
kesehatan.
3. Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan.

 Collaborator
Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya dalam kaitannya membantu mempercepat penyembuhan klien

 Coocrdinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.

Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :


a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan
menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c. Menggunakan keterampilan perawat untuk :
1. Merencanakan 2. Mengorganisasikan 3. Mengarahkan 4. Mengontrol

 Change Agent
Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatip membantu orla
membuat perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986)

Mengidentifikasi masalah, mengkaji motifasi pasien dan membantu klien untuk


berubah, menunjukan alternatif, menggali kemungkinan hasilk dari alternative,
mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney)
FUNGSI PERAWAT
Merupakan suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan
perannya, dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain

1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri

1. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan
pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.

2. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi
apa bila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam
pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penderita yang mempunyai penyskit kompleks
Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun lainya, seperti dokter dalam memberikan tanda
pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
obat yang telah di berikan

KARAKTERISTIK HOME CARE

 JENIS LAYANAN YG DISELENGGARAKAN MEMPRIORITASKAN PELANAN


PROMOTIFDAN PREVENTIF TANPA MENGABAIKAN UPAYA
PNGOBATAN DAN PECEGAHAN KECACATAN DGN BENTUK KEGIATAN
YG DILAKUKAN LEBIH BANYAK BERUPA KOMUNIKASI, INFORMASI DAN
EDUKASI ATAU KIE
 TATA CARA PELAYANAN TIDAK DISELENGGARAKAN TERKOTAK-KOTAK
TETAPI SECARA TERPDU DAN BERKESINAMBUNGAN DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN KLIEN DAN WAKATU PENYENGGARAAN
DENGAN PENDEKATAN SECARA MENYELULRUH

UNSUR HOME CARE

1. Pengelola pelayanan adalah agensi atau bertanggung jawab terhadap seluruh


pengelolaan perawtab kesehatan di rumah baik penyediaan tenaga, srana dan
peralatanserta meknisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan

2. Pelaksana pelayanan adalah pelaksana pelayanan yang terdiri dari tenaga


profesional yang merupakan kolaborasi praktisi kesehatan  perawat, dokter,
fisioteapist/ ahli gizi dan tenaga professional lainnya .

3. Klien adalah penerima pelayan keperawatan kesehtan dirumah dengan


melibatkan salah satu anggota keluarga sebagai penaggung jawab yang mewakili
klien.

TIPE PELAYANAN KESEHATAN DAN KEPERAWATAN DI RUMAH

 Pelayanan home care follow up  pemberian pelayanan home care yang


diberikan kepada klien yang membutuhkan perawatan lanjutan setelah
perawatan di RS guna memaksimalkan proes penyembuhan klien .

 Pelayanan home care visit pemberin pelaynan medis keperawatan untuk


pasie gawatdarurat baik berupa pertolongan pertama, terapi, maupun fasilitas
rujukan bila diperlukan

 Pelayanan home care  emergency pemberian pelayan medis keperawatan


unuk pasienketidak mampuan untuk datang kefasilitas kesehatan

PENYEDIA HOME CARE

 INSTITUSI PEMERINTAH
 INSTITUSI SOSIAL
 INSTITUSI SWASTA
 INSTITUSI BERBASIS RS
TAHAPAN HOME CARE

1. Tahap persiapan .. penentuan kasus yang akan dikujungi


2. Tahap perkenalan
3. Tahap imlementasi
4. Tahap terminasi membuat kesimpulan tentang kemajuan dan kebutuhan klieni
5. Tahap pasca kunjungan  pedokumentasian

STANDAR PRAKTIK HOME HEALTH NURSING (HHN)


Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan standar Home Health Nursing
yang meliputi standar asuhan keperawatan dan standar kinerja professional (Allender & Spradley,
2001)

1. Standard Asuhan Keperawatan

 Standard – I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien


 Standard – II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan analisa terhadap data
yang telah terkumpul
 Standard – III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien maupun lingkungannya
 Pengelola pelayanan Standard – IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan
menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan
 Standard – V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di tetapkan dalam perencanaan
 Standard – VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang mengarah ke pencapaian
hasil yang diharapkan.

2. Standard Kinerja Profesional (professional performance)

 Standard – I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi terhadap kualitas dan
efektifitas praktik keperawatan secara sistematis
 Standard – II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi diri sendiri terhadap praktik
keperawatan yang dilakukannya dihubungkan dengan standar praktik professional, hasil penelitian
ilmiah dan peraturan yang berlaku
 Standard – III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan pengetahuan dan
kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan
 Standard – IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam pengembangan
professionalism sesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya sebagai sejawat
 Standard – V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan pada landasan etika
profesi
 StandarVI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat berkolaborasi dengan
klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.
 Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian
 Standard – VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga untuk memahami
resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan .

Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai disusun dan disepakati oleh pimpinan PPNI,
saat ini sedang menunggu pengesahan dari Depkes RI.
Karakteristik
Home
karakteristik
secara
Care
memprioritaskan
memungkinkan
dengan
melaksanakan
kemanusiaan
dilakukan
kemampuan
Kemampuan
Keperawatan
sesuai
kemandirian
dan
keperawatan
praktik
kebutuhan
Meningkatnya
pelayanan
kesehatan,
dialami,
Kode
lingkup
Home
mempunyai
seba
diselenggarakan;
promotifkeperawatan
i
- Jenis layanan yang
komprehensif
tidak
oleh
etik
Care
berikut
pelayanan
keperawatan
dasar
Menjadi
2.
dalam
untuk
:
Interpersonal,
mengesampingkan
di
Profesional,
Profesional
dalam
Melakukan
profesi.
kemandirian
kualitas
kewenangannya,
Perawat
Asuhan
rumah
seorang
(biologis,
mengatasi
pengambilan
fasilitator
merawat
yang
pada
Sehingga
pelayanan
atau
Keperawatan
profesional
kesehatan
perawat
pendidikan
merupakan
profesional
dapat
psikologis,
proses
keluarga
kemampuan
kunjungan
dan
klien
masalah
bila
Bertanggung
dilihat
keputusan
sifat
dapat
keperawatan
selalu
penyembuhan
(Human
di
atau
22
kita
dalam
kesehatan
berdasarkan
cerminan
sesuai
rumah
kolaboratif
sosiokultural
rumah
bila
klien,
melayani
perawat
tim
memfasilitasi
telaah
teknikal,
seorang
pemeliharaan
care).
klinis,
perawat
meliputi
dengan
kemampuan
adalah
gugat
kesehatan
dari
berbagai
kepada
(Pokja
intervensi
klien
kesehatan,
dan
Praktik
Bertindak
kiat
dan
hubungan
dapat
atas
profesional
karakteristiknya.
:tepat
kemampuan
kepentingan
secara
1.
dan
Keperawatan
spiritual)
pasien
pengertian
Memberikan
segala
kesehatan
Keperawatan
dimaksud
merawat
di
ilmu
untuk
yang
sebagai
rumah
rehabilitasi,
holistik
profesional
dan
keperawatan
tindakan
yang
diberikan
bagi
dapat
Etik.
klien,
kliennya
Ruang
keluarganya
diatas
adalah
dan
Advokasi
CHS,
dan
pasien
mengintegrasikan
Tujuan
pelayanan
menerapkan
Profesional
Karakteristik
Menerapkan
pemeliharaan,
perawatan
profesionalnya,
komprehensif
perawat
kepada
maka
Lingkup
1992).
kemampuan
dengan:
secara
dan
Pelayanan
dalam
tentang
bentuk
asuhan
memperhatikan
Praktik
klien.
klien
adalah
Ruang
pasien
mandiri
berbagai
Praktik
Otoritas
sistem
standar
secara
dan
dimana
berbagai
Praktik
praktek
1.
Intelektual,
kondisi
keperawatan
Mempunyai
tersebut
lingkup
praktik
Terpenuhinya
dipeningkatan
2.
pelayanan
Profesi
konsep
rumah
Praktik
mandiri
perawat
yang
aspek
yang
3.

Anda mungkin juga menyukai