1
Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi
pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui
staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak) (warola,1980
dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan dirumah yang
disusun oleh PPNI dan Depkes).
2
lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun
berlangsung dengan cepat. Menurut Rogers (1970), tujuan
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi
klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik
keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik:
“Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus
menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.
3) Teori Transkultural nursing (Leininger)
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk
memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa
perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang
dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan,
dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk
perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada
kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat
memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan
kultur (orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan
, sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.
Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan
kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada
”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.
4) Theory of Human Caring (Watson, 1979)
Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan
demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.
3
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam
konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori
Self Care, di antaranya:
1) Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu
serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi
serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi
oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan
dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri
dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu
tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri
sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi
tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites
(kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health
Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari
kondisi pasien).
2) Self Care Defisit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan
secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan
pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan
seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan
self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan
pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam
perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri
sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem
memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau
berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk
pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada
orang lain.
4
3) Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice)
Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan
keseimbangan sehat sakit yang ditetapkan oleh pasien. (Aziz
Alimul Hidayat, 2004).
5
i) PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
j) Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.
6
a) Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan
oleh
klien/pasien
b) Menjelaskan persiapan klien/pasien yang akan diperiksa di
laboratorium
c) Mengantarkan klien/pasien untuk periksa di laboratorium.
8) Menunjukan kemampuan melakukan komunikasi terapeutik
a) Menjelaskan definisi komunikasi terapeutik
b) Menjelaskan fungsi, dan manfaat komunikasi terapeutik
c) Melaksanakan setiap tindakan keperawatan menggunakan
komunikasi terapeutik.
9) Menunjukan kemampuan mengasuh bayi, balita, anak, dan lansia
sesuai tingkat perkembangan
10) Membangun hubungan antar manusia
11) Mengoptimalkan komunikasi terapeutik
12) Mengidentifikasi kebutuhan dasar manusia
13) Merencanakan kebutuhan dasar manusia
14) Menunjukan kemampuan melayani klien/pasien berpenyakit ringan
a) Membangun hubungan antar manusia
b) Mengoptimalkan komunikasi terapeutik
c) Mengidentifikasi kebutuhan dasar klien/pasien
d) Merencanakan kebutuhan dasar klien/pasien
e) Melaksanakan kebutuhan dasar klien/ pasien
f) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kebutuhan pasien/klien
yang penyakitringan.
15) Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(K3LH)
a) Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
b) Melaksanakan prosedur K3
c) Menerapkan konsep lingkungan hidup
d) Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan
16) Memahami kontinum sehat- sakit
17) Menjelaskan keseimbangan tubuh manusia normal
18) Menjelaskan definisi sehat-sakit
19) Menjelaskan model-model sehat dan sakit
20) Menjelaskan nilai-nilai yang mempengaruhi kesehatan
21) Menjelaskan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
22) Menjelaskan faktor-faktor resiko dalam kehidupan manusia
23) Menjelaskan dampak sakit pada klien/pasien dan keluarga.
24) Memahami dasar-dasar penyakit sederhana yang umum di masyarakat
a) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem integumen sederhana yang
umum dimasyarakat
7
b) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem gastro intestinal sederhana
yang umum di masyarakat
c) Menjelaskan penyakit-penyakit sistem genito urinaria sederhana
yang umum di masyarakat
d) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem respiratori sederhana yang
umum di masyarakat
e) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem kardio vaskuler sederhana
yang umum di masyarakat
f) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem persarafan sederhana yang
umum di masyarakat
g) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem reproduksi sederhana yang
umum di masyarakat.
25) Memahami peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan utama
26) Menjelaskan tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
27) Menjelaskan tindakan pelayanan kesehatan utama
28) Menjelaskan peran asisten perawat dalam pemberian perawatan
utama.
29) Memahami pemberian obat
a) Menjelaskan nomenklatur dan bentuk obat oral
b) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kerja obat
c) Menjelaskan kemampuan memberikan obat oral.
30) Memahami kemampuan interpersonal dan massa
31) Menjelaskan berbagai tingkatan komunikasi
32) Menjelaskan proses komunikasi
33) Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
34) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
35) Mendiskusikan komunikasi terapeutik
36) Menjelaskan bantuan dalam berkomunikasi.
37) Prinsip-prinsip perkembangan manusia
a) Menjelaskan teori pertumbuhan dan perkembangan manusia
b) Menjelaskan tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia
c) Menjelaskan tentang konsepsi
d) Menjelaskan proses kelahiran.
38) Memahami tahap-tahap perkembangan manusia
39) Menjelaskan perkembangan masa bayi
40) Menjelaskan perkembangan masa balita
41) Menjelaskan perkembangan anak masa usia sekolah
42) Menjelaskan perkembangan masa remaja
43) Menjelaskan perkembangan masa dewasa muda
a) Menjelaskan perkembangan masa dewasa
b) Menjelaskan perkembangan masa lansia.
8
44) Memahami sikap pelayanan perawat sesuai dengan tahapan
perkembangan
a) Menjelaskan sikap perawat terhadap klien/pasien sesuai dengan
tahapperkembangan
b) Menjelaskan pelayanan perawatan kesehatan komunitas dan panti.
45) Memahami tentang stress
a) Menjelaskan konsep stress
b) Menjelaskan adaptasi terhadap stress
c) Menjelaskan respon terhadap stress
d) Menjelaskan proses keperawatan dan adaptasi terhadap stres.
46) Memahami kebutuhan dasar manusia
a) Menjelaskan kebutuhan fisiologis manusia
b) Menjelaskan kebutuhan keselamatan dan rasa aman
c) Menjelaskan kebutuhan cinta dan rasa memiliki
d) Menjelaskan kebutuhan penghargaan dan harga diri
e) Menjelaskan kebutuhan aktualisasi diri.
47) Memahami tentang kesehatan reproduksi
a) Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi
b) Menjelaskan anatomi dan fisiologi alat reproduksi
c) Menjelaskan masalah yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksi.
d) Memahami perilaku empatik.
e) Menjelaskan sikap empatik terhadap kehilangan, kematian, duka
cita saat melakukan tindakan keperawatan
f) Menjelaskan bantuan yang diberikan sesuai dengan agama, dan
kebutuhan
spiritual klien tersebut.
48) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
a) Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda vital
b) Menjelaskan tentang pengukuran suhu tubuh
c) Melaksanakan pengukuran nafas
d) Melaksanakan pengukuran nadi.
49) Melakukan mobilisasi pasif terhadap klien/pasien
a) Menjelaskan tentang mobilisasi dan pengaturan gerak
b) Menjelaskan gangguan mobilisasi
c) Menjelaskan latihan mobilisasi
d) Menunjukan kemampuan melakukan mobilisasi pasif dan aktif
e) Menjelaskan gangguan mobilisasi.
50) Melakukan pemberian nutrisi
a) Menjelaskan nutrisi seimbang
b) Menunjukan kemampuan memberikan makan peroral pada
pasien/klien.
9
c) Melaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan
d) Menjelaskan komunikasi multidisiplin dalam tim
e) Membuat dokumentasi sesuai dengan pedoman.
f) Melaksanakan tugas sesuai dengan etika keperawatan, dan kaidah
hokum
g) Menjelaskan pentingnya etika dan hukum keperawatan dalam
melaksanakan tugas.
h) Melakukan perilaku kinerja asisten perawat sesuai dengan etika
dan hukum keperawatan.
10
akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis
pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka
waktu pelayanan.
3) Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana
pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang
dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan
dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator
kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana
pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4) Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai
dengan kesepakatan.
Persyaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan perawatan
dirumah :
1) Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
2) Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi
(Informed consent)
3) Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan
haknya dalam menerima pelayanan.
Berikut tahapan mekanisme pelayanan Home Care :
a. Proses penerimaan kasus
1) Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana
lain, keluarga
2) Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola
kasus
3) Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan
kasus
b. Proses pelayanan home care
1) Persiapan
a. Pastikan identitas pasien
b. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
c. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
d. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
e. Siapkan file asuhan keperawatan
f. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
2) Pelaksanaan
a. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
b. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan
perawat
c. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
11
d. Membuat rencana pelayanan
e. Lakukan perawatan langsung
f. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
g. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang
akan dilakukan
h. Dokumentasikan kegiatan
3) Monitoring dan evaluasi
a. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
b. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
c. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan
d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
Tercapai sesuai tujuan
Kondisi pasien stabil
Program rehabilitasi tercapai secara maximal
Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
Pasien di rujuk
Pasien menolak pelayanan lanjutan
Pasien meninggal dunia
12
9. Prinsip Home Care
b. Penanggung Jawab
Uraian Tugas :
1. Bertanggung jawab atas segala bentuk pelayanan home care
2. Menerima konsultasi dari pelaksana home care
13
c. Sekretaris
Uraian Tugas :
14
B. GASTRITIS
1) Pengertian
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa
penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah (Suratun ,
2010) . Gastritis adalah inflamasi mukosa yang melapisi lambung
(Broker , 2010) .
Gastritis adalah peradangan lokal pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain.
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan
salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis
dapat dibagi menjadi beberapa macam :
a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat
disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh
bakteri Helicobacter pylory.
2) Anatomi Fisiologi
a) Anatomi Lambung (ventrikel)
Lambung terletak di bagian superior kiri rongga abdomen.
Posisi organ ini agak miring/menyilang dari kiri ke kanan di bawah
diafragma, berbentuk tabung seperti huruf j dengan kapasitas normal
dua liter. Secara anatomis, lambung terdiri dari fundus, korpus,
antrum pilorikum (pylorus), kurvatura mayor, kurvatura minor,
spinker cardia (mengalirkan makanan masuk ke lambung dan
mencegah reflukter pylorus (mencegah aliran balik isi duodenum ke
lambung).
15
Struktur lambung memiliki beberapa lapisan. Susunan
lapisan dari dalam keluar, terdiri dari:
1) Tunika serosa (luar), merupakan bagian dari peritoneum
viseralis.
2) Tunika mukosa, terdiri dari tiga lapis otot polos yaitu lapisan
longitudinal (bagian luar), lapisan sirkuler (bagian tengah), dan
lapisan obliq (bagian dalam). Lapisan yang beragam ini
memungkinkan makanan di pecah menjadi partikel yang lebih kecil di
samping mengaduk, mencampur, dan mengalirkan makanan masuk ke
duodenum.
3) Submukosa, merupakan lapisan yang menghubungkan mukosa
(selaput lendir) dengan lapisan mukularis serta mengandung jaringan
areolar longgar, fleksus saraf, pembuluh darah, dan saluran limfe.
4) Mukosa (lapisan dalam), terdiri dari rugae (dinding organ yang
berlipat-lipat) sehingga lambung dapat berdistensi (mengembung). Di
dalam mukosa ini terdapat tiga kelenjar, yaitu:
(a) Kelenjar kardia yang berfungsi untuk mensekresi mucus (lendir
yang dihasilkan mukosa).
(b) Kelenjar fundus yang memiliki sel utama, yaitu sel zimogenik
(sel kepala untuk mensekresi pepsinogen menjadi pepsin), sel parietal
(mensekresi HCI dan faktor intrinsik), dan sel leher mukosa
(mensekresi barier mucus dan melindungi lapisan lambung terhadap
kerusakan oleh HCI atau autodigesti).
(c) Kelenjar gastric yang mengandung sel G dan terdapat di daerah
pylorus. Sel G memproduksi HCI, pepsinogen, dan substansi lain,
serta mengeksresikan enzim dan elektrolit (ion Na, kalium, dan
klorida).
b) Fisiologi
1) Menampung makanan, memnghancurkan, menghaluskan
makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah lambung,
serta mengosongkan lambung. Fungsi menampung dari organ ini
dipengaruhi pleh nervus vagus dan dirangsang oleh gastrin. Gerakan
peristaltic diatur oleh konduktivitas listrik intrinsic, sedangkan
pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor saraf dan hormonal
(cholecystokinin).
2) Menghasilkan getah cerna lambung yang mengandung pepsin
(berfungsi memecah albumin dan pepton menjadi asam amino) serta
HCI (yang berfungsi mengasamkan makanan, zat antiseptic, dan
desinfektan, dan mengubah pepesinogen menjadi pepsin, serta
merangsang pengeluaran empedu di usus dan mengatur katup spinker
pylorus).
3) Memproduksi renin.
4) Mensintesis dan mensekresi gastrin. Gastrin berperan penting
dalam merangsang sekresi asam dan pepsin, faktor intrinsik yang
16
membantu absobsi vitamin B12, enzim pankreas, peningkatan aliran
darah, serta menghambat pengosongan lambung untuk mencampur
seluruh isi lambung sebelum masuk ke duodenum.
5) Mensekresi bikarbonat yang bersama-sama mucus, melindungi
dinding lambung terhadap autodigesti oleh pepsin dan asam lambung.
Gerakan lambung terdiri dari gerakan mencampur dan
gerakan peristaltik. Derajat kontraksi pylorus dapat
dihambat/ditingkatkan oleh pengaruh sinyal saraf dan hormonal dari
lambung dan duodenum. Hormon yang berpengaruh pada peristaltik
adalah gastrin dan cholesistokinin kinase (Ardiansyah, 2012).
4) Klasifikasi Gastritis
17
Gastritis Terbagi 2 ,yaitu:
a) Gas tritis akut
Merupakan kelaianan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas . Biasanya ditemukan sel inflamasi
akut dan neotrofil .jenisnya adalah : Gastritis stress akut , gastrititis
erosive kronik ,gastritis eosinofilik, gastritis bakterialis .
b) Gastritis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifktor. Dengan
perjalanan klinik bervariasi. Keleinan ini berkaitan dengan
infeksi H.pillory . Jenisnya adalah : gastritis sel plasma,penyakit
meniere .
a. Gastritis akut
1) Gastritis stress akut , penyebabnya (misalnya penyakit
berat ,luka bakar atau cidera ) biasanya menutupi gejala –
gejala lambung , tetapi memar kecil di lapisan lambung.
Dalam beberapa jam memar ini biasanya berubah menjadi
ulkus . Ulkus dan gastritis biasanya menghilang apabila
penderita sembuh dengan cepat dari cideranya. Apabila
tidak sembuh 2-5 hari biasanya akan terjadi
pendarahan, cairan lambung akan berwarna kemerahan dan
tekanan darah akan turun.
2) Gastritis erosif kronis ,berupa mual ringan dan nyeri di
perut sebelah atas.Tetapi banyak penderita (misalnya
memakai aspirin jangka panjang ) tidak merasa
nyeri. Penderita lainnya meraskan gejala yang mirip ulkus ,
yaitu nyeri ketika perut kosong. jika gastritis menyebabkan
perdarahan dari ulkus lambung. Gejala biasa berupa tinja
berwaran kehitaman seperti aspal atau muntah darah dan
makanan yang menyerupai endapan kopi.
3) Gastritis esinofilik, nyeri perut atau muntah biasa
disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan ujung
saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari.
4) Sindrom dyspepsis berupa
nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merpakan satu
keluhan yanga sering muncul dengan tanda –tanda
anemia pasca perdarahan.
b. Gastritis kronik
18
1) Gastritis sel plasma, nyeri dan muntah biasa
terjadi bersamaan dengan timbulnya ruam dikulit dan
diare.
2) Penyakit meniere , nyeri lambung ,disertai hilangnya
nafsu makan , mual ,muntah dan penurunan berat
badan. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan
biasa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan
lambung yang meradang. Rotein yang hilng ini
bercampur dengan isi lambung yang dibuangan dari tubuh
kebanyakan pasien pada kasus gastritis kronik tidak
mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil yang mendapat
gejal diatas.
6) Patofisiologi
7) Komplikasi
19
Sedangkan menurut Wijaya dan Yessie (2013), Komplikasi gastritis
adalah: Perdarahan saluran cerna, Ulkus, Perforasi (jarang terjadi).
Selain itu juga menurut Mansjoer dkk (2001) komplikasi gastritis
yaitu:
8) Penatalaksanaan
20
d. Memulai farmakoterapi misalnya H. pylori dapat
diatasi dengan antibiotok.
21
BAB III
22
Dan pada akhir pertemuan, ketua melakukan penyusunan laporan
home care yang telah diserahkan oleh tim secara berkesinambungan.
23
C) SEKRETARIS : YURI AULIYA ARRAHIM
24
sampai evaluasi kepada keluarga. Dalam melakukan pengkajian
melibatkan perawat pelaksana. Pada pertemuan pertama, perawat
pelaksana melakukan pengkajian sampai pada point pengkajian fungsi
perawatan keluarga. Dan pada pertemuan kedua, perawat pelaksana
menyelesaikan semua pengkajian yaitu sampai harapan keluarga.
Pada pertemuan ketiga, perawat pelaksana memulai memberikan
pendidikan kesehatan mengenai 5 fungsi keperawatan keluarga yaitu mulai
dari mengenal masalah, memutuskan untuk merawat, mampu merawat,
memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pada pertemuan selanjutnya, maka perawat pelaksana
mendemonstrasikan obat tradisional yang dapat digunakan yaitu
mentimun, serta cara pengolahannya dan memberikan pendidikan
kesehatan mengenai makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh
dimakan oleh penderita hipertensi.
Perawat pelaksana selalu mengevaluasi setiap tindakan yang
diberikan kepada keluarga. Dan pada pertemuan terakhir, evaluasi yang
didapatkan cukup puas karena keluarga telah mampu mengenal masalah
hipertensi pada keluarga, mampu memutuskan untuk merawat, mampu
merawat dengan obat tradisional dan makanan yang boleh serta tidak
boleh dimakan, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan. Serta perawat pelaksana membuat dokumentasi
dalam pelaksanaan yang telah diberikan.
25
A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Ny.R
2. Umur : 63 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : Cerai hidup
6. Pendidikan Terakhir : SD
7. Pekerjaan : Pensiun Wiraswasta
8. Alamat : Banjarmasin
9. Komposisi Keluarga :
Hubungan
Jenis Pendidikan
No Nama Umur Pekerjaan dengan
Kelamin Terakhir
KK
Belum
1 Nn.Y P 26 SLTA Anak
Bekerja
Genogram
Tn. A Tn.E
Tn. H Tn. A Ny.M Tn. S Ny.R Ny.N
Ny.S Ny.T
Ny.P Nn.Y
Tn.K
Keterangan Genogram :
Penjelasan :
Ny.R adalah anak ke empat dari 5 bersaudara. Ny.R melahirkan 3
anak , terdiri dari 1laki-laki dan dua perempuan . Kedua anak Ny.R
26
telah menikah dan meninggalkan rumah . Ny.R tinggal berdua dengan
Ny.R .
10. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny.R adalah tipe keluarga the single parent family
yang mana terdiri dari satu orangtua (ibu) dengan anak . Hal ini
melalui proses perceraian.
11. Suku Bangsa
Keluarga Ny.R adalah keluarga dengan latar belakang budaya
minang. Keluarga Ny.R tidak memiliki budaya yang
bertentangandengan kesehatan. Keluarga Ny.R memegang adat
budaya minang dalam praktek kehidupan sehari-hari.
12. Agama
Keluarga Ny.R memeluk agama Islam dimana semua anggota
keluarga taat beribadah sesuai degan ajaran agama islam dan Ny.R
juga beribadah kepada allah dan berbuat baik.
13. Status Sosial Ekonomi
Ny.R seorang pensiunan wiraswasta (buruh bangunan) , saat ini Ny.R
berhenti bekerja karena dilarang oleh anaknya karena faktor usia.
Biaya kehidupan sehari-hari dipenuhi oleh anak-anaknya yang sudah
menikah dan bekerja.
14. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ny.R setiap hari selalu bersantai,berkumpul bersama tetangga
didekat rumah dan bercerita.
27
mampu bersikap terbuka terhadap keluarga dan mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya.
Kamar dapur
Kamar
tidur
mandi
Kamar R. Tamu
tidur
Kamar
tidur
28
Keluarga Ny.R menempati kontrakan rumah sudah kisaran 40
tahunan. Jarak rumah ke puskesmas atau kepelayanan kesehatan
dekat , keluarga menggunakan sepeda motor untuk dalam beraktifitas.
22. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Keluarga Ny.R biasa berkumpul pada sore hari. Di lingkungan
rumah , ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, pertemuan RT,
acara orgen, dan kebersihan lingkungan. Kadang-kadang Ny.R ikut
pertemuan RT dan gotong royong. Keamanan lingkungan cukup baik,
hubungan antar tetangga baik.
23. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.R memiliki fasilitas jaminan kesehatan atau BPJS
yang dapat digunakan untuk pengobatan dan perawatan difasilitas
kesehatan yang ada. Dukungan dari keluarga besar sangat membantu
Ny.R bila merasa sakit dan kesulitan ekonomi.
V. FUNGSI KELUARGA
29
31. Fungsi sosialisasi
Dalam keluarga Ny.R biasa ditanamkan kedisiplinan. Hubungan
dengan tetangga baik. Ny.R juga anggota keluarga lain selalu berusaha
melakukan sosialisasi dengan lingkungan jika ada waktu senggang.
30
4. Strategi koping konstruktif yang digunakan
Yaitu keluarga Ny.R menggunakan system dukungan sosialnya
yaitu keluarga besar dalam membantu mereka pada saat membutuhkan
pertolongan.
5. Strategi koping/ adaptasi disfungsional
Yaitu Ny.R tidak pernah mengalami masalah yang terlalu berat
dan apabila masalah tersebut tidak selesai maka keluarga meminta
bantuan kepada keluarga besar.
Pemeriksaan
No Ny.R Nn.Y
Fisik
1 BB : 50 kg BB : 55 kg
Keadaan umum
TB : 167cm TB : 152 cm
2 Kesadaran Composmentis Composmentis
3 TTV
TD 120/80 mmHg 90/70 mmHg
N 100 x/i 85 x/i
RR 22 x/i 21 x/i
S 37,2oC 36,5oC
4 Kepala
Ikal, warna mulai
lurus, hitam dan kulit
Rambut memutih bersih, tidak
kepala bersih
ada ketombe
mata kiri dan kanan
simetris, tidak ada lesi,
Konjungtiva tidak
warna sama,
anemis, sklera tidak
konjungtiva anemis,
Mata ikterik, penglihatan
sklera tidak ikterik,
baik, refleks pupil
tidak ada pus, iris
bagus, kunang-kunang
coklat, bulat, refleks
pupil bagus
sinusitis (-), polip (-), sinusitis (-), polip (-),
Hidung
penciuman baik penciuman baik
Telinga serumen (-) serumen (-)
mukosa kering, lidah mukosa bibir lembab,
Mulut bersih, gigi tidak rapi, gigi rapi, lidah bersih,
gigi bersih tidak ada karies
5 Dada
simetris kiri dan kanan,
warna kulit sawo Simetris kiri dan kanan,
Inspeksi
matang, tidak ada tidak ada edema
edema
Palpasi saat bernafas tidak saat bernafas tidak
31
menggunakan otot
bantu pernafasan,
menggunakan otot putting payudara
bantu pernafasan menonjol, ada
kolosterum, areola
mamae kehitaman.
tidak ada penimbunan tidak ada penimbunan
Perkusi
cairan cairan
Auskultasi bunyi nafas normal bunyi nafas normal
6 Leher
JVP tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran
tidak ada tidak ada
Kelenjar tiroid
pembengkakan pembengkakan
7 Abdomen
simetris, warna normal,
Inspeksi simetris
asites (-)
Auskultasi bising usus tidak ada Ddj 138x/I,teratur, kuat
tidak ada benjolan, TFU 28 cm, ada strie,
Palpasi
tidak ada nyeri tekan ada line alba
Perkusi Timpani
8 Genitalia tidak ada gangguan tidak ada gangguan
9 Ekstremitas
Tidak ada cairan yang
Inspeksi berfungsi dengan baik
keluar
Perkusi reflek patella (+) reflek patella (+)
10 Hb 9g/dl
32
SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa 1 : Nyeri akut
33
2 : resiko kesehatan lainya
1 : potensial
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 1 Masalah ini mudah diubah
dapat diubah, skala : jika informasi yang di
2 : mudah dapatkan tentang penyakit
1 : sebagian cukup banyak dan mampu
0 : tidak dapat di terapkan
3. Potensial masalah 2/3 x 1 2/3 Masalah ini dapat dicegah
untuk dicegah, skala :
3 : tinggi
2 : cukup
1 : rendah
4. Menonjolnya masalah, 1/2 x 1 ½ Menonjolkan masalah
skala : keluarga memberikan
2 : segera ditangani istrahat yang cukup pada
1 : tidak segera pasien kemudianmengatur
0 : tidak dirasakan pola istirahat
Total 2 7/6
B. ANALISA DATA
No Data Problem
1 Ds :
Klien mengeluh pusing, Nyeri Akut
lemah,lesu
Klien mengeluh mual muntah
Klien mengatan tidak nafsu
makan
Ny.R mengatakan nyeri pada
ulu hati
Ny.R sering mengatakan
makan terlambat sehingga
merasakan kembung
Do :
Td: 120/ 80
Nadi: 80x/menit
Rr: 21x/menit
Klien tampak pucat
Konjungtiva anemis
2 Ds : Ketidakefektifan
Klien mengatakan untuk pemeliharaan kesehatan
mengatasi maagnya Ny.R
mencoba meminum obat
warung, jika belum sembuh
baru pergi kerumah bidan atau
34
puskesmas.
Klien mengatakan saat
mengalami nyeri atau magh
kambuh , keluarga baru
membawa ke puskesmas
setelah satu atau dua hari.
Do :
Klien tampak lemah
Klien tampak pucat
Nadi: 80x/menit
Suhu: 37,5 derajat celcius
Bb: 50
35
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
36
Indikator : 1. Jelaskan komplikasi penyakit
1. Komplikasi potensial
Anemia
1832 Keluarga mampu merawat 3390 Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit anggota keluarga dengan
dengan masalah anemia: masalah anemia :
Pengetahuan : Manajemen Bantuan nutrisi
anemia Aktivitas :
Indikator : 1. Tentukan apa yang menjadi
1. Strategi mengelelola preferensi makanan bagi
anemia (2/3) pasien
2. Tujuan manajemen anemia 2. Instruksikan pasien mengenai
(2/3) kebutuhan nutrisi
3. Efek gaya hidup (2/3) (yaitu:membahas pedoman
4. Tindakan-tindakan yang diet dan piramida makanan)
perlu dilakukan saat 3. Tentukan jumlah kalori dan
keadaan darurat (2/3) jenis nutrisi yang dibutuhkan
5. Obat yang digunakan untuk untuk memenuhi persyaratan
anemia (2/3) gizi dan zat besi yang di
6. Efek terapeutik obat (2/3) butuhkan
7. Efek samping obat (2/3) 4. Berikan pilihan makanan
8. Efek lanjut obat(2/3) sambil menawarkan
bimbingan terhadap pilihan
(makanan) yang lebih sehat,
jika diperlukan
37
anggota keluarga dengan anggota keluarga dengan anemia
anemia : :
Control resiko:Anemia Manajemen Lingkungan :
Indikator : Kenyamanan
1. Kondisi yang memicu Aktivitas :
anemia(2/4) 1. Singkirkan benda-benda
2. Strategi untuk mengelola berbahaya dari lingkungan
faktor risiko lingkungan 2. Sediakan perangkat-
yang bisa dikendalikan perangkat adaptif (misalnya,
(2/4) bangku pijakan atau
3. Aktivitas fisik yang pegangan tangan), yang
direkomendasikan (2/4) sesuai
4. Pembatasan aktivitas (2/4) 3. Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien,
jika suhu tubuh berubah
4. Kendalikan atau cegah
kebisingan yang tidak
diinginkan atau berlebihan,
bila memungkinkan, dan
kekerasan)
1832 Keluarga mampu 6480 Keluarga mampu memanfaatkan
memanfaatkan pelayanan pelayanan kesehatan :
kesehatan : Manajemen Lingkungan :
Pengetahuan : Manajemen Kenyamanan
Anemia Aktivitas :
Indikator : 1. Rujuk pasien kepada
1. Tahu kapan untuk kelompok pendukung/agen
mendapatkan bantuan dari komunitas lokal, sesuai
38
seseorang profesional kebutuhan
kesehatan (2/4) 2. Berikan nomor telepon yang
2. Tahu kapan untuk dapat dihubungi jika terjadi
mendapatkan perawatan komplikasi
darurat (2/4)
3. Kelompok dukungan yang
tersedia (2/4)
4. Sumber daya komunitas
yang tersedia (2/4)
5. Sumber informasi tentang
asma yang terpercaya (2/4)
2 Ds : Perfusi jaringan : Keluarga mampu merawat 3210 Keluarga mampu merawat
Klien mengatakan perifer anggota keluarga dengan anggota keluarga dengan
untuk mengatasi 00094 masalah anemia : masalah anemia :
magh nya Ny.R Indikator: Manajemen Anima
mencoba meminum Pengisian kapiler jari Aktivitas :
obat warung, jika Pengisian kapiler jari 1. Monitor sensasi tumpul atau
belum sembuh baru kaki tajam dan panas dingin (yang
pergi kerumah bidan Suhu kulit ujung kaki dirasakan pasien)
atau puskesmas. dan tangan 2. Instruksikan pasien dan
Klien mengatakan Keadaan denyut nadi keluarga untuk menjaga
saat mengalami nyeri karotis posisi tubuh ketika sedang
atau magh kambuh , Kekuatan denyut mandi, duduk, berbaring,
keluarga baru brakialis atau merubah posisi
membawa ke Kekuatan denyut radial 3. Dorong pasien menggunakan
puskesmas setelah Kekuatan denyut sepatu dengan ukuran yang
satu atau dua hari. femoralis pas, berhak pendek, dan
Do : berbahan lembut.
Kekuatan denyut pedal
39
Klien tampak lemah Tekanan darah sistolik 4. Instruksikan pasien untuk
Klien tampak pucat Tekanan darah diastolik menggunakan waktu sebagai
Nadi: 80x/menit penanda untuk merubah
Suhu: 37,5 derajat posisi bukan berdasarkan
celcius kenyamanan pasien
Bb: 50 5. Gunakan alat yang dapat
mengurangi penekanan yang
sesuai
6. Lindungi tubuh terhadap
perubahan suhu yang ekstrim
7. Monitor kemampuan untuk
BAK dan BAB
D. CATATAN PERKEMBANGAN
40
anemia - Klien mengatakan penyebab
4. Memberikan kesempatan keluarga anemia adalah kurangnya
untuk bertanya nutrisi, kurangnya asupan zat
5. Menjawab pertanyaan keluarga besi
6. Membantu keluarga untuk - Klien mengatakan tanda dan
mengulangi apa yang telah gejala anemia adalah lemah letih
dijelaskan lesu, pandangan kabur, pusing.
7. Memberikan reinforcement positif O:
8. Mengkaji pengetahuan keluarga - Klien tampak pucat
tentang penyebab anemia - Klien tampak gelisah
9. Memberikan reinforcement positif - Nadi: 85x/menit
10. Menjelaskan tentang penyebab - Td: 90/70mmhg
anemia. A:
11. Memberikan kesempatan keluarga - Masalah belum teratasi
untuk bertanya P:
12. Menjawab pertanyaan keluarga - Intervensi dilanjutkan
13. Membantu keluarga untuk
mengulangi apa yang telah
dijelaskan
14. Memberikan reinforcement positif
15. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang tanda dan gejala anemia
16. Memberikan reinforcement positif
17. Menjelaskan tentang tanda dan
gejala anemia.
18. Memberikan kesempatan keluarga
untuk bertanya
19. Menjawab pertanyaan keluarga
41
20. Membantu keluarga untuk
mengulangi apa yang telah
dijelaskan
21. Memberikan reinforcement positif
Ketidakefektifan perfusi Rabu ,3 Januari 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Rabu ,3 Januari S:
jaringan perifer pada 2018 tentang akibat lanjut anemia 2018 - Klien mengatakan akibat lanjut
Ny.N Jam : 15.00 wib 2. Memberikan reinforcement positif Jam : 15.00 wib amemia pada kehamilan adalah
3. Menjelaskan tentang akibat lanjut bisa abortus, bayi lahir barat
anemia Memberikan kesempatan badannya rendah, pucat.
keluarga untuk bertanya O:
4. Menjawab pertanyaan keluarga - Klien tampak pucat
5. Membantu keluarga untuk - Kliet terlihat bingung
mengulangi apa yang telah - Klien tampak gelisah
dijelaskan - Td: 90/70
6. Memberikan reinforcement positif - Nadi:80x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbanagn Sabtu, 6 Januari 1. Menjelaskan pada keluarga Sabtu, 6 Januari S:
nutrisi pada Ny.N 2018 tindakan yang dapat dilakukan saat 2018 - Keluarga mengatakan tindakan
Jam: 13.30 wib anemia Jam: 13.30 wib yang dilakukan saat anemia
2. Mengajarkan memilih makanan kambuh adalah dengan
yang baik pengobatan anemia meminum vitamin dari
3. Membantu untuk mengenal tanda puskesmas dan makan.
dan gejala sebelum terjadi reaksi O:
anemia dan implementasi dari - Klien tampak pucat
respon tindakan yang tepat - Klien tampak gelisah
42
4. Memberikan makanan yang baik - TD:90/70
untuk anemia pada kehamilan: A:
telur, jus jambu. - Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
Ketidakefektifan perfusi Senin, 8 Januari 1. Menjelaskan pentingnya lingkungan Senin, 8 Januari S:
jaringan perifer pada 2018 yang baik untuk membantu keluarga 2018 - Keluarga mengatakan
Ny.N Jam : 16.00 wib 2. Motivasi keluarga untuk menata Jam : 16.00 wib lingkungan yang baik untuk
lingkungan rumah membantu keluarga adalah
3. Memberikan reinforcement positif Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien, jika
suhu tubuh berubah
mengendalikan atau cegah
kebisingan yang tidak
diinginkan atau berlebihan, bila
memungkinkan, dan kekerasan)
O:
- Klien tampak PUCAT
- Klien tampak gelisah
- TD: 100/70
- Nadi 78x/i
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
Ketidakseimbangan Selasa, 9 Januari 1. Menggali pengetahuan keluarga Selasa, 6 S:
nutrisi pada Ny.N 2018 tentang manfaat pelayanan Desember 2016 - Keluarga mengatakan langsung
Jam : 13.00 WIB kesehatan Jam : 10.00 wib membawa Ny.N jika aneminya
43
2. Memberi reinforcement positif tambah parahke puskesmas
3. Menjelaskan manfaat pelayanan O:
kesehatan - Klien tampak lemas
4. Memberikan kesempatan keluarga - Klien tampak gelisah
untuk bertanya - Td 100/70
5. Menjawab pertanyaan keluarga A:
6. Mengakhiri pertemua dengan - Masalah teratasi
keluarga P:
- Intervensi dihentikan
44
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan dalam proses keperawatan atau
merupakan landasan teori dalam proses keperawatan, dari pengkajian ini bisa kita
lihat perbedaan antara teori dengan kasus yaitu :
1. Identitas Klien
Identitas klien diperoleh dari klien sendiri. Kelompok menjalin hubungan
saling percaya dengan klien dan keluarga klien serta mendapatkan respon yang
baik dari komunikasi yang dilakukan, ini tidak lepas dari pendekatan yang
dilakukan terlebih dahulu, dan rasa empati yang di tunjukkan atas penyakit yang
di alalmi oleh pasien. Berdasarkan atas pengkajian yang telah di lakukan kepada
Ny.R di peroleh data sebagai berikut berjenis kelamin perempuan berusia 63
tahun. Data tersebut sesuai dengan teori yaitu yang meyebutkan bahwa pada usia
tersebut semakin memicu terjadinya gastritis. Data tersebut sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Kemenkes RI, 2012 yaitu dengan meningkatnya jumlah
lanjut usia, tentunya akan diikuti dengan meningkatnya permasalahan kesehatan
pada lanjut usia, yang perlu diperhatikan yaitu proses degenerative yang dapat
menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan diantaranya gastritis.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Berdasarkan teori yang telah di pelajari pada BAB II dijelaskan bahwa
anemia bisa terjadi karena persalinan yang lalu, operasi, perdarahan akibat
infeksi kronis, yang sudah mengalami kehamilan sebelumnya, dan riwayat
oenyakit anemia. Pada kasus tidak didapatkan riwayat pernah mengalami
anemia sebelumnya.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny.R mengatakan bahwa dirinya mempunyai penyakit gastritis Ny.R
mengalami penyakit gastritis karena sering makan terlambat dan bersantan .
Ny.R mengatakan jika gastritis Ibu W kambuh, Ibu W mengalami sakit melilit
di perut di ulu hati dan pusing. Jika penyakit yang di derita Ny.R tidak
sembuh dengan meminum obat yang dibeli di apotek maka Ny.R langsung
membawa anaknya ke bidan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
45
Berdasarkan teori yang telah di pelajari pada BAB II dijelaskan, pada
riwayat kesehatan keluarga klien apakah ada keluarga yang menderita
penyakit anemia, diabetes, ginjal, hipertesi sebelumnya.
Riwayat penyakit keturunan, menurut pengakuan Tn. A tidak ada penyakit
keturunan dari keluarganya, begitupun juga dari keluarga Ny.N.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pada teori yang telah di bahas di BAB III, dijelaskan bahwa untuk
keadaan umum dengan tingkat kesadaran umum klien dengan tanda – tanda
vital yang menonjol pada klien dengan gastritis yaitu suhu tubuh dalam
keadaan normal (N : 36-37˚ C),tekanan darah rendah, frekuensi pernafasan
cepat.
Namun kasus pada NyN yang kelompok 2 temukan kesadaran yaitu
composmentis cooperatif adalah kesadran penuh. TTV suhu yaitu 36,5˚C,nadi
85x/menit, dan pernafasan yaitu 21x/ menit. Jadi sumber data yang ditemukan
teori memiliki kesamaan dengan kasus yaitu pemeriksaan nadi normal dan
pemeriksaan pernafasan meningkat.
b. Pemeriksaan Fisik Kepala
Pada teori di jelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada kepala yaitu,mata
Konjungtiva anemis, sklera biasanya tidak iksterik, tidak adema. Hidung yaitu
biasanya akan ada banyak sekret jika klien terkena virus influenza yang dapat
menyebapkan gangguan pada saluran pernapasan. Mulut tidak dapat
kelainan.Sedangkan pada kasus Ny N ditemukannya pada rambut: lurus, hitam
dan kulit kepala bersih, pada mata: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
penglihatan baik, refleks pupil bagus, kunang-kunang, pada hidung: sinusitis
(-), polip (-), penciuman baik, pada telinga: serumen (-), pada mulut: mukosa
bibir lembab, gigi rapi, lidah bersih, tidak ada karies.Jadi sumber data yang di
temukan teori memiliki kesamaan dengan kasus yang di temukan pada Ny.N
c. Pemeriksaan Fisik Leher
Pada teori di jelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada leher yaitu biasanya
tidak ada pembesaran kelenjer tyroid dan tidak ada pembesaran kelenjer getah
bening. Pada kasus Ny.N yang kelompok 2 temukan yaitu saat pemeriksaan
JVP: tidak ada pembesaran, pemeriksaan kelenjar tiroid: tidak ada
pembengkakan.
d. Pemeriksaan Fisik Dada
Pada teori di jelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada dada yaitu biasanya
pada saat inspeksi dada simetris kiri dan kanan, dan pada saat di perkusi
bunyinya redup,dan saat auskultasi pernafasan teratur.
Sedangkan pada kasus Ny.N ditemukan pemeriksaan fisik dada yaitu
inspeksi: simetris kiri dan kanantidak ada edema,palpasi: bernafas tidak
menggunakan otot bantu pernafasan, puting payudara menonjol, ada
kolosterum, areola mamae kehitaman, perkusi: tidak ada penimbunan cairan,
auskultasi: bunyi nafas normal.Jadi sumber data yang ditemukan memiliki
pesamaan dengan teori.
46
e. Pemeriksaan Fisik Abdomen
Pada teori di jelaskan bahwa inspeksi: simetris, saat auskultasi Ddj kuat
dan teratur. PadaNy.N ditemukan inspeksi:simetris, auskultasi: Ddj 138x/I,
teratur, kuat, palpasi: TFU 28 cm, ada strie, ada line alba. Jadi sumber data
yang ditemukan memiliki pesamaan dengan teori.
f. Pemeriksaan Fisik Ekstremitas
Pada teori di jelaskan bahwa pemeriksaan fisik ektermitas biasanya di
temukan refleks patella positif, dan tidak ada cairan yang keluar. Sedangkan
pada kasus Ny.Nditemukansaat inspeksi:tidak ada cairan yang keluar, perkusi:
reflek patella (+). Jadi sumber data yang ditemukan memiliki pesamaan
dengan teori.
.
PEMBAHASAN KASUS KELUARGA
1. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny.R adalah tipe keluarga the single parent family yang mana terdiri
dari satu orangtua (ibu) dengan anak . Hal ini melalui proses perceraian.
2. Suku Bangsa
Menurut teori bangsa memiliki suku-suku yang beraneka ragam contohnya
suku minang contonya caniago, melayu, tanjung, sikumbang, dan lain-lain dan pada
kasus keluarga Ny.R merupakan keluarga dengan suku minang dimana kehidupan
sehari-hari keluarga Ny.R berjalan dengan adat istiadat minang
3. Agama
Menurut teori bangsa memiliki agama beraneka ragam,contohnya agama
islam,agama kristen protestan, agama kristen katolik, agama hindu,dan agama
budha.
Pada kasus keluarga Ny.R menganut agama islam dimana semua anggota
keluarga taat beribadah sesuai dengan ajaran agama dan kepala keluarga selalu taat
dalam melakukan ibadahnya.
4. Status Sosial Ekonomi
47
perkembangan keluarga Ny.R adalah Tahap Keluarga Pemula adalah keluarga
baru/pasangan yang belum memiliki anak. Tugas perkembangan keluarga adalah :
b. Membangun perkawinan yang saling memuaskan
c. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
d. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
e. Persiapan menjadi orang tua
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua)
48
Menurut teori krakteristik rumah yang baik yaitu memiliki siklus
udara,memiliki sistem senitasi yang baik, memiliki sistim pencahayaan yang baik.
Pada kasus rumah keluarga Tn.Ayang ditempati keluarga Tn.A merupakan
kontrakan . Tipe kontrakan Tn.A adalah berbentuk tembok. Jumlah ruangan
yang ada di kontrakan Tn.A adalah 1 kamar, dapur dan kamar mandi. Kondisi
ventilasi dirumah cukup baik, sehingga cahaya dapat masuk dan pertukaran udara
baik.
Keluarga Tn.A memanfaatkan sumber air bersih yaitu sumber air yang berasal
dari pemerintah yaitu PDAM . Sumber air PDAM digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari. Untuk persediaan air minum, keluarga Tn.A menggunakan air galon
isi ulang yang dibeli di toko depot air minum isi ulang.
Sampah rumah tangga dibuang ditempat pembuangan yang biasanya ada yang
akan mengambil sampah-sampah tersebut.
Pada kasus komunikasi yang di lakukan oleh keluarga Tn.A yaitu komunikasi
yang berjalan secara dua arah,efektif dan saling memusatkan tidak bertahan pada
pendapatnya sendiri.Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn.A yaitu
komunikasi terbuka. Jika ada masalah maka akan dimusyawarahkan bersama.
Pada kasus peran anggota keluarga Tn.A berjalan sesuai dengan perannya.
Dimana Tn.A berperan sebagai kepala keluarga, sangat aktif bekerja untuk
49
mencari nafkah, Tn.A merupakan suami yang baik. Tn.A melakukan peran
sebaik-baiknya. Menurut Tn.A , ia selalu berusaha menjadi ayah yang baik. Ia
selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Tn.A pun tidak pernah
mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan istrinya untuk memberikan
masukan. Tn.Aberusaha selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya,
Ny.Nberperan sebagai istri. Ny.Njuga berperan sebagai pengatur dan pengelola
keuangan dan kewajiban rumah tangganya.
Pada kasus pada keluarga Tn.Amenekankan disiplin, etika, dan sopan santun
dalam bergaul dengan orang lain,sejauh ini tidak ada prilaku keluarga yang
bertentangan dengan masyarakat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang
keluarga,keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual atau potensial.
Pada teori kasus anemia diagnosa yang mungkin muncul berdasarkan diagnosa
NANDA adalah sebagai berikut :
50
b) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan merupakan penyusun berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,menghilangkan atau mengurangi
masalah-masalah klien. Pada kasus anemia dengan klien Ny.N tindakan keperawatan
yang rencana akan dilakukan sesuai dengan isi pada BAB II.
A. KETUA
Nama : Kurniawan Dwi Saputro
Uraian Tugas :
6. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan perawatan dirumah.
7. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien.
8. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan pelayanan.
9. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap kinerja
pelayanan.
51
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawatan kesehatan dirumah bukanlah suatu konsep baru dalam pelayanan
kesehatan, khususnya pada praktik keperawatan komunitas. Pelayanan kesehatan di
rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dirumahnya yang
merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long Term Care) yang
dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah
mendapatkan pelatihan yang betujuan membantu individu, keluarga dan masyarakat
mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang merekan
hadapi. Pelayanan keperawatan Home Care terdiri dari tiga yaitu primer, sekunder,
dan tersier.
Peawatan dirumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat menghemat
biaya dari beberapa segi misalnya biaya kamar, biaya transpor dan biaya-biaya lain
yang terkait dengan penjaga yang sakit. Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat
pelayanan home care adalah pasien secara medis dinyatakan aman untuk dirawat
dirumah dengan kondisi rumah yang memadai.
Berbagai jenis penyakit yang dapat ditangani yaitu sistem respirasi, sistem
integumen, sistem perkemihan, dengan kasus retardasi mental, sistem kardiovaskuler,
sistem persyarafan, kasus pasien paliatif, sistem muskuloskeletal.
1. SISTEM RESPIRASI
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi
diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi rate 50%
mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan
konsumsi oksigen 15–20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil
(Aprillia, 2010; h. 71-72).
2. SISTEM INTEGUMEN
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruhmelanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi
pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae,
linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba, 2010, 94).
3. SISTEM PERKEMIHAN
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan
tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi
menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine
akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).
4. SISTEM KARDIOVASKULER
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan
kompensasi dari pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan
nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh hormonal terhadap
pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.
52
Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. TrimesterI
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran
ukuran serta bertambahnya kardiac output. Hidung
tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler
serta peningkatan sirkulasi darah.
2. Trimester II & III
Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas
bawah karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvik atau pada vena cava
inferior.Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena
pengaruh hormon estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian
pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan ephitel tersebut.
Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal.
Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava
inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi tidur
terlentang.Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana
meningkatnya aliran darah ke daerah kulit.Varises pada kaki
dan vulva karena kongesti vena bagian bawah meningkat sejalan
tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis
karena pengaruh hormon estrogen
5. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik
secara hormonal dengan efek relaksasi jaringan persendian juga secara
postural dari berpindahnya pusat gravitasi.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III. Hormon progresteron dan hormon relaxing
menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini terjadi maksimal
pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan
kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai
persiapan proses persalinan, tulang pubik melunak menyerupai tulang
sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang
coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada
ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara
bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen
sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik
ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih
lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa
wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh
anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar dengan fleksi
anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan menimbulkan traksi
53
pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964).
Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari
uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.
B. SARAN
a. Bagi Klien
Dengan adanya kegiatan home care ini, semoga klien dapat mandiri merawat diri
sendiri dan mimiliki kemajuan dalam kesembuhan.
b. Bagi Keluarga
Dengan adanya kegiatan home care keluarga dapat mandiri dalam merawat
anggota keluarga yang sakit di rumah dan meminimalkan biaya pengobatan (lebih
hemat) serta bersifat terbuka terhadap perawat home care dan membantu dalam
proses tindakan keperawatan dan bersifat kooperatif dalam menerima informasi
dari perawat.
DAFTAR PUSTAKA
54
Dewi, Erna Pupita. “Anemia Dalam Kehamilan”. 22 Januari 2018.
http://midwifery.blog.uns.ac.id/anemia-dalam-kehamilan/
Ihsan, Andry Hutama. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Padang : Indonesia
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
55