Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Home Care
Home care nursing adalah pemberian asuhan keperawatan yang berkulitas kepada
pasien dirumah yang diberikan secara intermittent atau part time (Rice,2006).
Departemen Kesehatan RI (2002), mengatakan bahwa home care adalah pelayanan
Kesehatan yang berkesinambungan dan komperhensif yang diberikan kepada
individub dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit.

Dari beberapa literatur pengertian “home care” adalah :

1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit


yang sudah termasuk dalam rencanan pemulangan (discharger palnning ) dan
dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat
komunitas dimana pasien berada, atau tim Kesehatan khusus yang menangani
perawatan dirumah.

2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga,


sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang


keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
termasuk penyakit terminal.

4. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang


keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
termasuk penyakit terminal.
B. Model/Teori-teori Home Care
Menurut Hidayat  (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home
care antara lain :

1. Teori Lingkungan   (Florence Nightingale)

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal


yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima
komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu
yang meliputi :

a. Udara bersih

b. Air yag bersih

c. Pemeliharaan yang efisien

d. Kebersihan

e. Penerangan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan


sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya
bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan
adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada
mengkaji fisik/tubuhnya.

2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)

Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa
manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter
yang berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis,
manusia dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu
dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan
tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara
alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system
ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia
berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari integritas, resonansi dan
helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan
yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan
lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi
dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan
lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung
dengan cepat.

Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan


dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta
merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan
humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik:
“Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus
berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.

3. Teori Transkultural nursing (Leininger)

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan
yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan
prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care”
sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan
landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang
efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang
perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan
keyakinan kultur (orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan,
kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama
lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan
adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi
kesejahteraan dan kondisi sakit.

4.  Theory of Human Caring (Watson, 1979)

Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi


yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi
kesanggupan pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk
hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang
meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

5. Teori Self Care  (Dorothea Orem)

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada


kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan Orem
mengembangkan dua bentuk teori Self Care, di antaranya :

a.  Perawatan diri sendiri (Self Care)

1) Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta


dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.

2) Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu


dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat
dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan
dan lain-lain

3)  Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan


dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri
sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan
yang tepat.

4) Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu


tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri
sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi
tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis,
yaitu : Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal
manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental
Self Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan
perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).

b. Self Care Defisit

Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara


umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat
perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat
tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus
menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum
dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya
perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam
peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam
pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut
diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai
pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan
pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta
mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

6. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care   (Rice)

Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat


sakit yang ditetapkan oleh pasien.

C. Bentuk – bentuk Layanan Home Care


1. Berdasarkan focus masalah Kesehatan

Berdasarkan jenis masalah kesehatan yang dialami oleh pasien, pelayanan


keperawatan di rumah (home care) di bagi tiga kategori yaitu :

a. Layanan perawatan pasien sakit

Keperawatan pasien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling


banyak dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai
dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit
memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya
dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di rawat di
rumah sakit.
b. Layanan berbasisi promotive dan preventif

Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada


promosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan
seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan,
pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia
beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.

c. Pelayanan atau asuhan spesialistik

Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada


penyakit-penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis
seperti diabetes, stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan dan
asuhan pada anak.

2. Berdasarkan institusi penyelenggara

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care
(HC), antara lain :

a. Institusi Pemerintah

Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung


dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko
tinggi(baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan
oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Pasien
yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke
bawah.

b. Institusi Sosial

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela


dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau
organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur,
misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada
keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan
Tuhan.

c. Institusi Swasta

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk


praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang
menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik
secara langsung dari pasien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga
(asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu
tidak berorientasi “not for profit service”

d. Home Care Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)

Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah dirawat dirumah


sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka
dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa
yang telah dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah :

 Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat,


sehingga kesempatan untuk melakukan pendidikan
kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal
hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan
bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali
pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu,
senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara
optimum sehingga kemandirian ibu masih kurang.

 Menghindari resiko infeksi nososkomial yang dapat terjadi


pada pasien yang dirawat dirumah sakit

 Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di


RS tentu akan memerlukan biaya yang besar

3. Berdasarkan pemeberi layanan


a. Tenaga informal

Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang


memberikan layanan home care kepada pasien tanpa dibayar

b. Tenaga formal

Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga


untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus
memperhatikan semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu
perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berpikir kritis dan
menguasai keterampilan klinik dan harus perawat. Dengan demikian
diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard
yang telah ditetapkan

D. Manfaat Home Care Nursing


Manfaat Home care nursing bagi pasien, yaitu :

1. Pelayanan akan lebih sempurna , holistic dan kmprehensif

2. Pelayanan lebih professional

3. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan


legal dan etik keperawatan

4. Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi sehingga pasien akan lebih nyaman
dan puas dengan asuhan keperawatan yang professional

E. Skill Dasar yang Harus Dikuasai Perawat


Berdasarkan Sk Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23
tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara
lain:

1. Vital sign

2. Memasang nasogastric tube

3. Memasang selang susu besar

4. Memasang cateter
5. Penggantian tube pernafasan

6. Merawat luka decubitus

7. Suction

8. Memasang peralatan O2

9. Penyuntikan (IV,IM, IC,SC)

10. Pemasangan infus maupun obat

11. Pengambilan preparat

12. Pemberian huknah/laksatif

13. Kebersihan diri

14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis

15. Transportasi pasien untuk melakukan pemeriksaan diagnostic

16. Pendidikan Kesehatan

17. Konseling kasus terminal

18. Konsultasi/telepon

19. Fasilitas ke dokter rujukan

20. Menyiapkan menu makanan

21. Mmbersihkan tempat tidur pasien

22. Fasilotasi kegiatan sosial pasien

23. Fasilitasi perbaikan sarana klien

F. Stabdar Praktik Pelayanan Home Care


Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
profesional. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal bagi para
perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman efektif dan
etis. Standar praktik pelayanan Kesehatan rumah yang dikembangkan oleh Amerikan
Nurse Association(1986) yang memperlihatkan hubungan proses keperawatan dengan
standar praktik.
1. Standar I (Organisasi)

Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh perawat


profesional tingkat master yaag telah dipersiapkan untuk memberi pelayanan
kesehatan rumah dan mempunyai pengalaman baik secara organisasi maupun
diorganisasi kesehatan komunitas. Pimpinan dan perawat pelaksana bekerja
bersama-sama, untuk membuat rencana dan program yang sesuai dengan
kebutuhan dengan pelayanan komunitas.Perawat administrator (pengelola)
membuat misi, filosofi, dan tujuan agen yang akan memutuskan jenis pelayan
yang dibutuhkan pasien dan keluarganya di lingkungan mereka. Anggaran
kebijakan perorangan dan metoda evaluasi terhadap program dan personal
ditetapkan. Penetapan cara memantau program kendali mutu untuk
memperbaiki dan meningkat pelayanan yang diberikan

2. Standar II-IV (teori)

Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk pengkajian,


intervensi, dan evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari keperawatan,
kesehatan masyarakat, fisik, sosial dan ilmu prilaku. Perawatan pelayanan
kesehatan rumah bertanggung jawab untuk mengkaji pasien dan keluarga pada
saat kunjungan rumah pertama kali dan kunjungan teratur berikutnya.
Informasi ynga diproleh dari pasien dan keluarga di tetapkan menjadi data
dasar yang terdiri dari data objektif dan subjektif

3. Standar V (Perencanaan)

Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek dan


jangka panjang. Tujuan berfokus pada unsur - unsur promosi dan
pemeliharaan kesehatan, pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi

4. Standar VI (Pelaksaan / Intervensi)

Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan


sesudah kunjungan rumah, bertanggung pada keperluan perawat pelayanan
kesehatan rumah bertanggung jawab membantu pasien kembali ketingkat
fungsi optimal dan kesehatannya dan menjamin pasien dan keluarga terlibat.

5. Standar VII (Evaluasi)


Secara bersama-sama pasien , keluarga dan perawat pelayanan kesehatan
rumah melakukan penilaian terhadap status pasien dan kemajuan yang dicapai
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada kunjungan rumah
yang pertama perawat telah menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang yang harus dicapai

6. Standar VII (Keperawatan Bekelanjutan)

Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system keperawatan yang


menyediakan suatu transisi secara bertahap pasien dan keluarga,dari rumah
sakit kerumah. Hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan sumber daya lain
yang ada dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien

7. Standar IX (Kerjasama dan disiplin)

Kerja sama dan disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting
karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan Kesehatan
rumah.agar kerja tim antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-
sama merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi terhadap pelayanan
yang diberikan

8. Standar X (Pengembangan Profesioal)

Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil bagian)


dalam menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi terhadap
kelompok, evaluasi diri sendiri yang merupakan bagian dari tim kesehatan.

Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk meningkatkan


pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah lainnya. Pengembangan
professional adalah suatu area penting karena pelayanan kesehatan rumah
sedang berkembang dengan pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam masalah sosisl dan ebutuhan peleyanan kesehatan dirumah.

9. Standar XI (Riset)

Perawat pelayana kesehatan rumah berpartisipasi dalam berbagai kesempatan


dalam melakukan riset, walau belum pernah mempunyai pengalaman riset
keperawatan terutama dalam riset keperawatan komunitas,namun jika sumber
daya dan faktor pendukung dalam penelitian tersebut memadai, perawat
kesehatan rumah dapat dilibatkan.

10. Standar XII (Etika)

Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna
membuat pertimbangaan etis dalam hal bertindak sebagai advokat kilen,
melakukan promosi kesehatan, memberikan informed consent dan melakukan
kontrak pertama untuk melihat sumber daya yang ada dimasyarakat. Dilema
dan konflik diselesaikan melalui suatu mekanisme yang di rancang dan
disepakati. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat bertanggung jawab untuk
membina hubungan saling percaya dengan keluarga dalam meyakinkan bahwa
rumah adalah tempat yang sesuai untuk pemberian pelayanan Kesehatan

G. Pro dan Kontra Home Care


Pada saat pasien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan
keperawatan dirumah (home care nursing), maka pasien dan keluarga berharap
mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah
sakit. Adapun pasien dan keluarga memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini,
mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan yang menjadikan home care bukan
pilihan yang tepat. Dibawah ini terdapat tentang pro dan kontra home care, yaitu :

Pro home care berpendapat :

1. Home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang


dikenal oleh pasien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit pasien akan
merasa asing dan perlu adaptasi.

2. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan
secara focus pada satu pasien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi
pada beberapa pasien.

3. Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi pasien,
dimana pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif
(biopsikososiospiritual).

4. Home care menjaga privacy pasien dan keluarga, dimana semua Tindakan
yang berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
5. Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih
rendah daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.

6. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam
memonitor kebiasaan pasien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana
berguna memahami perubahan pola dan perawatan pasien.

7. Home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat
sambil melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan pasien.

8. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan


pelayanan dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan
pelayanan sekaligus dalam home care.

9. Pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan Kesehatan


yang diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam
pelaksanaan perawatan yang dilakukan keluarga.

Kontra home care berpendapat

1. Home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika


menggunakanagency yang belum ada hubungannya dengan tim kesehatan
lain seperti :

a. Dokter spesialis

b. Petugas laboratorium

c. Petugas ahli gizi

d. Petugas fisioterafi

e. Psikolog dan lain-lain

2. Home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan


dengan menggunakan tenaga kesehatan secara individu.

3. Pasien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk
mencapai unit-unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya :

a. Unit diagnostic rontgen

b. Unit diagnostic CT scan


c. Unit diagnostic MRI

d. Laboratorium dan lain-lain

4. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada pasien dengan tingkat
ketergantungan total, misalnya: pasien dengan koma.

5. Tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan


perawatan,dimana keluarga merasa bahwa semua kebutuhan pasien sudah
dapat terlayani dengan adanya home care.

6. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency,


misalnya :

a. Fasilitas resusitasi

b. Fasilitas defibrillator

7. Jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat


ketergantungan pasien dan keluarga pada perawat

Anda mungkin juga menyukai