Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Self Care Orem


Salah satu contoh dari grand teory adalah model keperawatan Orem (self-care).
Orem merupakan komponen penting dalam pendirian filosofi keperawatan. Teori ini
mendukung penetapan kurikulum dalam praktek keperawatan, Orem memimpin
upaya terhadap konseptualisasi keperawatan dan hubungan perawatan antara
kebutuhan pasien dengan perawatan pasien itu sendiri. Dorothea Orem (1971)
mengembangkan defenisi keperawatan yang menekankan pada kebutuhan klien
tentang perawatan diri sendiri, dikenal dengan model perawatan diri (Self-Care
Model) Orem (Alligood, 2014)
Dorothea Elizabeth Orem merupakan seorang perawat wanita yang lahir di
Baltimore, Maryland pada tahun 1914 dan meninggal dunia pada tahun 2007. Orem
menyelesaikan program diploma keperawatan di Providence Hospital School of
Nursing di Washington, D.C. Orem mendapatkan gelar sarjana keperawatan dari
Catholic University of America Washington, D.C tahun 1939, dan pada tahun 1946
beliau meraih gelar master dari Catholic University of America Washington, D.C.
Orem mendedikasikan hidupnya untuk penciptaan dan pengembangan struktur
teoritis guna peningkatan praktik keparawatan. Orem memiliki latar belakang yang
bervariasi dalam praktik klinis yaitu sebagai OR, pediatri, medical bedah, konsulen
pribadi, dan supervisor ER. Dia mengajar ilmu biologi dan menjabat sebagai direktur
layanan keperawatan dan direktur sekolah keperawatan di Rumah Sakit Providence,
Detroit, Michigan (School of Nursing Faculty & Students, 2014)
Menurut Orem teori diperlukan karena merupakan landasan dan analissi
berpikir. Orem berpendapat asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa
setip individu mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga dapat
membantu individu memenuhi kebutuhan hidupnya, memelihara kesehatan dan
kesejahteraannya. Teori ini merupakan suatu landasan bagi perawat dalam
memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien
dalam posisi dependent, karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi
tetapi merupakan suatu prilaku yang dapat dipelajari . Teori ini dikenal sebagai teori
self care (Orem, 2001). Dalam paradigma keperawatan terdapat empat konsep utam
yaitu manusia, sehat-sakit, lingkungan dan keperawatan (School of Nursing Faculty
& Students, 2014 ; (Alligood, 2014)
Berkaitan dengan manusia, Orem memandang manusia sebagai kesatuan unit
fungsi biologis, memerlukan self care secara mandiri, keadaan normal self care
terpenuhi dan kondisi sakit self care individu akan membutuhkan bantuan, manusia
mempunyai kemampuan untuk berkembang dan belajar, juga dipengaruhi oleh
kondisi mental, sosial, budaya dan emosi. Secara biologis manusia merupakan satu
kesatuan unit dan merupakan satu sistem yang melakukan fungsi biologisnya guna
terpenuhi kebutuhan self care-nya. Dalam kondisi normal/sehat manusia dapat
melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-harinya secara mandiri , tetapi pada kondisi
sakit manusia mengalami gangguan dan ketidakmampuan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya (Davis, 2006)
Orem menjabarkan konsep sehat dan kesehatan berkaitan dengan fungsi tubuh
yang terintegritasi dalam memenuhi kebutuhan self care-nya, bila seseorang mampu
memenuhi kebutuhan self care dikatakan sehat dan dapat ditingkatkan menjadi
sejahtera, tetapi bila seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhannya dikatakan
mengalami sakit baik fisik maupun mental, maka kebutuhan self care-nya akan
terganggu demikian juga bentuk Aktivitas pemenuhan sehari-hari, hal Ini
menunjukan bentuk integritas dari motivasi individu untuk melakukan ADL dalam
memenuhi kebutuhan self care (School of Nursing Faculty & Students, 2014).
Lingkungan menurut Orem berkaitan dengan bagaimana suatu lingkungan
mempengaruhi individu dalam memenuhi kebutuhan self care-nya, meliputi
lingkungan pendukung (positif) dan lingkungan menghambat (negatif). Ini
mengambarkan bahwa penekanan pada lingkungan yang bersifat eksternal dan
internal tubuh, baik yang sifatnya fisik, kimia, biologi dan sosial dan lingkungan
internal merupakan bentuk gangguan yang berada dalam tubuh, seperti kondisi sakit
akibat stoke, kelemahan dan sebagainya (Alligood, 2014)
Keperawatan menurut Orem adalah Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau
kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mempertahankan
perawatan dirinya. Tujuan dari keperawatan adalah membuat klien dan keluarganya
mampu melakukan perawatan dirinya secara mandiri (Alligood, 2014)
Orem mengemukakan tiga teori yang saling aplikasi proses keperawatan. Ketiga
teori tersebut berpusat pada fungsi manusia dalam mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan self care. Tiga teori tersebut adalah teori Self Care, Self Care Deficit
dan teori Nursing System. Ketiga sistem ini mencakup enam konsep sentral yaitu,
self care, self care agency, therapeutic self care demand, self care deficit, nursing
agency, nursing system dan conditioning factor (Alligood, 2014).

1. The Self Care Theory


Self care adalah penampilan dari aktifitas individu dalam melakukan sendiri
dalam mempertahankan hidup, sehat dan kesejahteraannya. Self Care yang
dilakukan secara efektif dan menyeluruh dapat membantu menjaga integritas
struktur dan fungsi tubuh serta berkontribusi dalam perkembangan individu. Self
care merupakan fungsi pengaturan manusia dimana individu harus melakukannya
(dependent care) untuk memberikan kondisi dalam mempertahankan kehidupan,
memelihara fungsi fisik, psikis dan tumbuh kembang yang normal dengan
kondisi yang esensial bagi kehidupan, dan integritas fungsional dan
pengembangan.
Memahami teori self care merupakan dasar yang penting untuk memahami
konsep self care( self care requisites), self care agency, basic conditioning factor,
therapeutic demand (Alligood, 2014)
a. Self care requisites
Self care requisites merupakan wawasan mengenai tindakan yang dilakukan
dan diketahui manusia dalam perkembangan yang berkelanjutan atau
berada dibawah kondisi dan keadaan spesifik.
Self care requisites terdiri dari tiga tipe yaitu universal self care requisites,
developmental self care requisites, dan health deviation self care requisites
(School of Nursing Faculty & Students, 2014).
1) Universal self care requisites ( USCR )
merupakan suatu kebutuhan yang ada pada semua individu. Yang
bertujuan agar induvidu dapat melakukan self care atau dependent
care yang sebelumnya sudah diketahui berdasarkan struktur manusia
dan integritas fungsi pada berbagai variasi siklus kehidup terdiri dari
delapan item, meliputi :
 Pemeliharaan Kecukupan Intake Udara
 Pemeliharaan Kecukupan Intake Makanan
 Pemeliharaan Kecukupan Intake Cairan
 Proses Eliminasi Dan Ekskresi
 Pemeliharaan Keseimbangan Antara Aktivitas Dan Istirahat
 Keseimbangan Kesendirian Dan Interaksi Social
 Pencegahan Bahaya Pada Kehidupan Manusia, Fungsi
Manusia, Dan Kesehjateraan Manusia, Serta Peningkatan Fungsi
Manusia
 Perkembangan Yang Berkaitan Dengan Kelompok Sosial
Sesuai Dengan Fungsi Manusia, Mengetahui Keterbatasan
Manusia, Dan Keinginan Manusia Untuk Normal
(Davis, 2006 ; Alligood, 2014)
2) Developmental self care requisites (DSCR)
Merupakan tindakan yang dilakukan berkaitan dengan proses
perkembangan manusia, kondisi atau keadaan yang memberikan efek
kurang baik terhadap perkembangan. DSCR berhubungan dengan
universal self care requisites.
Fokus pengkajian DSCR disesuaikan dengan dengan tahap
perkembangan yang meliputi enam tahap berikut :
 Janin ( intra uteri )
 Neonatal
 Masa bayi
 Balita dan remaja
 Dewasa
 Kehamilan masa remaja atau masa dewasa
3) Health deviation self care requisites ( HDSCR )
Merupakan karakteristik kondisi dan pengalaman individu sepanjang
waktu sebagai dampak kehidupan dari kondisi patologis dan dalam
durasi kehidupan. Efek penyakit dan cedera secara spesifik tidak
hanya pada struktur manusia secara mekanisme fisiologis dan
psikologis, tetapi juga terintegrasi dengan fungsi manusia. Pengkajian
perawatan tidak hanya menemukan adanya kesenjangan kebutuhan
kesehatan tetapi juga komponen tindakan yang dilakukan dari sistem
individu, terhadap self care/dependen care. Kebutuhan kesehatan ini
dapat bersifat sementara atau jangka panjang. HDSCR meliputi :
 Memanfaatkan jenis bantuan dari pelayanan kesehatan
 Sadar terhadap efek penyimpangan kesehatan
 Mengikuti prosedur terapeutik yang telah ditetapkan
 Mengubah konsep diri untuk bisa menerima kondisi saat ini
 Menyesuaikan gaya hidup den kondisi saat ini.
(School of Nursing Faculty & Students, 2014).
b. Self care agency
Self care agency merupakan suatu kemampuan individu yang dibutuhkan
untuk mengetahui dan menemukan kebutuhan yang berkelanjutan. Self care
agency bertujuan untuk mengatur fungsi manusia dan perkembangan pada
dirinya.
c. Basic conditioning factor
Merupakan kemampuan individu untuk merawat diri sendiri dipengaruhi oleh
“ conditioning factor”. Pengkajian basic conditioning factor meliputi usia,
gender, tahap perkembangan, tingkat kesehatan, orientasi sosiokultural,
system pelayanan kesehatan, system dalam keluarga, gaya hidup dan
lingkungan serta kecukupan tersedianya sumber daya
d. Therapeutic demand self care
Merupakan totalitas dari tindakan self care yang perlu dilakukan untuk
menemukan atau mengetahui kebutuhan self care yang spesifik bagi
individu. Therapeutic self care demand menjadi tujuan akhir dari self care
yaitu mencapai dan mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan hidup.
(Alligood, 2014)
2. Self Care Deficit Theory
merupakan fokus utama pada teori Orems yang menjelaskan kapan perawat
dibutuhkan dan bagaimana seseorang dibantu perawat. Self care deficit
digunakan saat pasien sebagai self care agency tidak dapat memenuhi therapeutik
self care, dimana unsur pokok perkembangan kemampuan self care oleh self
care agency yang tidak dapat dijalankan atau tidak adekuat untuk diketahui
dan ditemukan pada beberapa atau seluruhnya komponen yang ada atau
memproyeksikan therapeutik self care demand

3. Nursing System Theory


Merupakan rangkaian dari tindakan praktik secara hati-hati sebagai peran
perawat dalam suatu waktu, dengan tujuan untuk mengetahui dan menemukan
komponen therapeutik self care demand. Nursing system dihasilkan untuk
individu, seseorang dimana merupakan suatu dependent care unit, anggota
kelompok yang memiliki therapeutik self care demand dengan komponen
atau memiliki keterbatasan yang sama, sebagai ketentuan dalam self care
atau dependent care atau untuk unit keluarga atau multipersonal (Alligood, 2014)

B. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori Dorothea Elizabeth Orem


( Self Care )
Dorothea Elizabeth Orem membagi proses keperawatan dalma tiga tahap yaitu
tahap 1 diagnostic dan prescription yaitu tahapan menentukan kenapa pasien
memerlukan bantuan kesehatan dan menganalisa masalah tersebut, tahap 2 yatu
design nursing system yaitu merencanakan pemberikan asuhan keperawatan, dan
tahap 3 yaitu manajemen nursing system yaitu pelaksaan rencana keperawatan
dan evaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.

1. Diagnostic Operation (Pengkajian)


Diagnostic sama dengan pengkajian awal perawat ke pasien dalam
melaksanakan proses keperawatan, meliputi :
a. Basic Conditioning Factor,
meliputi nama, usia, gender, tahap perkembangan, (development state),
status kesehatan (health state), system pelayanan kesehatan (health care
system), orientasi social budaya (sociocultural orientation), pola hidup
(pattern of living), lingkungan / kondisi tempat tinggal
(environment/condition of living), ketersediaan sumber (resources).
b. Self care requsites, terjadi karena adanya penurunan atau keterbatasan diri
dalam melakukan sef care, meliputi :
1) Universal self care requsites (USCR)
terdiri dari delapan kebutuhan yaitu :
a) Pemeliharaan Kecukupan Intake Udara
b) Pemeliharaan Kecukupan Intake Makanan
c) Pemeliharaan Kecukupan Intake Cairan
d) Proses Eliminasi Dan Ekskresi
e) Pemeliharaan Keseimbangan Antara Aktivitas Dan Istirahat
f) Keseimbangan Kesendirian Dan Interaksi Social
g) Pencegahan Bahaya Pada Kehidupan Manusia, Fungsi
Manusia, Dan Kesehjateraan Manusia, Serta Peningkatan
Fungsi Manusia
h) Perkembangan Yang Berkaitan Dengan Kelompok Sosial
Sesuai Dengan Fungsi Manusia, Mengetahui Keterbatasan
Manusia, Dan Keinginan Manusia Untuk Normal
2) Development self care requisites (DSCR)
Kebutuhan khusus untuk proses perkembangan dan kematangan
seseorang menuju fungsi yang optimal untuk mencegah terhambatnya
penyesuaian diri terhadap perkembangan tersebut, meliputi :
pemeliharaan pengembangan lingkungan (maintenance of
development environment) dan pencegahan/manajemen kondisi yang
mengancam perkembangan normal (prevention/management of the
condition threatening the normal development).
3) Health deviation self care requisites (HDSCR)
Mengkaji kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status
kesehatan seperti adanya luka, penyakit, dalam penerimaan seseorang
terhadap status kesehatannya serta penataksanaan untuk
memperbaiki kondisi.
a) Mengkaji ketaatan dalam menjalani tindakan medis, misanya
tindakan keperawatan yang diberikan, pemeriksaan penunjang,
serta pengobatan yang diberikan apakah pasien menerima atau
menolak.
b) Mengkaji kesadaran terhadap masalah potensial berhubungan
dengan pengobatan.
c) Mengkaji bagaimana memodifikasi gambaran diri untuk
menyesuaikan perubahan status kesehatan.
d) Mengkaji modifikasi gaya hidup untuk beradaptasi dengan
perubahan dalam status kesehatan dan pengobatan
e) Mengkaji kondisi perspektif dari dokter, diagnose medis dan
penatalaksanaan medis yang akan dilaksanakan (Davis, 2006;
School of Nursing Faculty & Students, 2014 ; (Alligood, 2014)

A. Design Nursing System


Pada tahap ini disebut juga sebagai Prescriptive operation dan Nursing
Diagnosis , dimana pada tahap ini perawat menegakan diagnose keperawatan
dan merencanakan tindakan keperawatan (Intervensi ) dengan menentukan
desain nursing system. Intervensi atau design nursing system yang diberikan
kepada pasien disesuaikan dengan tingkat ketrgantungan pasien yaitu:
a. The Wholly compensatory nursing system, diberikan pada pasien dengan
tingkat ketergantungan berat , total care
b. The partially compensatory nursing system, diberikan pada pasien
dengan ketergantungan sedang,
c. The supportive educative nursing system, diberikan pada pasien dengan
pemulihan/ketergantungan ringan. Perawat memberikan suportif edukatif
untuk memotivasi pasien dalam melakukan kemandirian
Pada intervensi dicantumkan tujuan yang sasarannya: sesuai dengan
diagnose keperawatan; berdasarkan self care demand; meningkatkan
kemampuan self care. Perencanaan dibuat berdasarkan pada tujuan
untuk meningkatkan kemampuan melakukan perawatan diri.
Selanjutnya membuat metode ( design nursing sistem) yang sesuai untuk
memberikan asuhan keperawatan, yaitu:
a. Mengarahkan (guidance)
b. Support (Support)
c. Mengajarkan (teaching)
d. Bertindak (acting or doing for)
e. Memodifikasi lingkungan (providing the developmental environment).
(Davis, 2006 ; (Alligood, 2014)
B. Manajemen Nursing System
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan Orem yaitu
melaksanakan, menginisiasi dan mengontrol tindakan keperawatan. Pada
proses keperawatan yang dikenal dengan implementasi (regularly operation)
dan evaluasi (control operation)
a. Regularly operation (implementasi)
Menurut Orem proses implementasi merupakan tindakan keperawatan
berupa kolaboratif dan saling melengkapi antara perawat dan pasien.
Perawat memberikan bantuan dengan berbagai metode yaitu :
memberikan arahan dalam memenuhi self care, memberi dorongan
(support) fisik dan psikologis agar pasien dapat mengembangkan
potensinya untuk self care, mengajarkan dan memfasilitasi kemampuan
pasien terkait dengan perawatan dirinya, bertindak langsung memberikan
pelayanan keperawatan dan memodifikasi lingkungan.
b. Control Operation (evaluasi)
Pada tahap evaluasi, Orem tidak merinci secara spesifik aspek mana yang
dievauasi, akan tetapi dilihat kembali keefektifan tindakan untuk
meningkatkan self care, memenuhi kebutuhan self care, menurunkan self
care deficit.
(Davis, 2006 ; (Alligood, 2014)
BAB III
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MODEL SEFL CARE OREM

A. Diagnostic Operation (Pengkajian)


Identitas Pasien

Nama : No Reg. :
Tanggal Masuk RS : Diagnosa Medis :
Alamat : Tanggal Pengkajian :

Basic Conditioning Factor


Usia Jenis Kelamin :
Status Kesehatan : Pola Hidup :
 Keluhan Utama  Diet

 Aktivitas :

 Riwayat Kesehatan Sekarang  Gaya hidup yang negative terhadap


kesehatan

 Riwayat Kesehatan Dahulu Sistem Keluarga


 Tinggal dengan :

 Yang menemani selama di RS :

 Riwayat Kesehatan Keluarga


Sosial Budaya :
 Pendidikan :
 Suku :
 Agama :
 Pekerjaan :
Sistem Pelayanan Kesehatan : Ketersediaan sumber daya
 Pelayanan Kesehatan Terdekat : Koping saat ada masalah :

 Kebiasaan Saat Sakit :

Status Perkembangan : Lingkungan :


Penyakit menyebabkan gangguan perkembangan  Kondisi rumah

 Kondisi sekitar rumah


Universal Self Care Requsites (USCR)
Udara
 Keluhan :  Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaaan :
Batuk :  Produktif  Non-produktif

Nyeri Dada  Dyspneu Lain-


lain : .............................  Pemeriksaan Diagnostik :
Jenis Pemeriksaan :
 Tanda – tanda Vital : Tanggal Pemeriksaan :
Hasil Pemeriksaan
Nadi : ..............x/menit

Reguler  Ireguler  Terapi Medis :

Lemah  Kuat

TD :......./.........mmHg

Suhu : ..........0C

RR : ...........x/menit

Reguler  Ireguler Tarkipneu


Hiperneu Kusmaul Cheyne Stoke

 Pengembangan Paru :

Simetris Asimetris

Retraksi Otot Aksesoris

 Suara nafas :

Vesikuler Snoring Gurgling

 Suara Paru :

Kanan : Vesikukler  Wheezing


Rhonchi Crackles

Kiri : Vesikukler  Wheezing


Rhonchi Crackles
 Bunyi Jantung
 Murni S1 dan S2  S3 S4
Mur mur Gallop
 Capillary Refill
 < 3 detik  > 3 detik
 Alatbantu : .................................................................
............
 Kemampuan pemenuhan kebutuhan
Mandiri Partial Tergantung
Cairan
 Keluhan  Pemeriksaan Laboratorium
Perdarahan Dehidarasi  Edema Mual Tanggal Pemeriksaan :
 Muntah
 Turgor Kulit : Baik  Menurun  Terapi Medis
 Edema : ................................
+1  +2 +3  +4  +5

Intake-Output
Intake Output
Peroral ml/....jam Urine ml/....jam
Parenteral ml/....jam Feces ml/....jam
IWL ml/....jam
………. ml/....jam
Jumlah ml/....jam Jumlah ml/....jam
Selisih

 Alatbantu : .................................................................
............
 Kemampuan pemenuhan kebutuhan
Mandiri Partial  Tergantun
Nutrisi
 Keluhan :  Pemeriksaan Laboratorium
Mual  Muntah Tidak Nafsu Makan Tanggal Pemeriksaan
Lain-lain : Kimia Klinik
.................................................................................. GDS mg/dL 70 - 140
. Albumin g/dL 3,4 – 4,8
 BB : .........kg, TB : ..........cm, IMT : .............  Pemeriksaan Diagnostik :
 Kuantitas Diet : ............x/hari Jenis Pemeriksaan :
 Kualitas Diet : ........................ Tanggal Pemeriksaan :
 Bising usus : ............x/menit Hasil Pemeriksaan :
 Alatbantu : ...........................................................
............. Terapi Medis :
 Kemampuanpemenuhankebutuhan
Mandiri  Partial Tergantung
Eliminasi
 Fekal/BAB  Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Keluhan : Tanggal Pemeriksaan
Inkontinensia  Konstipasi  Diare Nyeri Fungsi Ginjal
Lain- Ureum mg/dL 20 – 40
lain : .................................................................. Kreatinin mg/dL 0,6 – 1,5
BAB terakhir :................................
Frekuensi : ................/..........hari  Pemeriksaan Diagnostik :
Warna : ............... Bau : .............. Jenis Pemeriksaan :
Konsistensi:.................. Tanggal Pemeriksaan :
Alatbantu : ............................................................ Hasil Pemeriksaan :
..............
Kemampaunpemenuhankebutuhaneliminasifekal
Mandiri Partial Tergantung
 Terapi Medis
 Urine/BAK
Keluhan :
Inkontinensia Retensi Dribling Dysuria
Lain-
lain : ....................................................................
Jumlah : ........ml/.......jam Warna : .............
Bau: ..........
AlatBantu :...............................................................
..............
KemampuanpemenuhanEliminasi Urine
Mandiri Partial Tergantung
Aktivitas dan Istirahat
Keluhan :  Kemampuan Ekstremitas :
Susah tidur Keterbatasan pergerakan Eksteremitas Atas dan Ekstremitas
Bedrest Bawah
Lain-lain : (Kanan Kiri ) kemudian bandingkan.
....................................................................................
Tidur : ........jam/hari Kesemutan Edema
Gangguan : ............................. Baal Pucat
Kemampuan Aktivitas Deformitas Kekuatan Otot
Keseimabangan Koordinasi
Feeding Grooming Sendi Sensori
Bladder Transfers Nyeri Reflek
Bathing Dressing Keterbatasan Gait
Toilet Use Mobility Rentang Gerak
Bowels Stairs
 Pemeriksaan Diagnostik :
Jenis Pemeriksaan :
Tanggal Pemeriksaan :
Hasil Pemeriksaan :

 AlatBantu :.....................................................................
 Terapi Medis :
..
 Kemampuanpemenuhana ktivitas dan istirahat
Mandiri Partial Tergantung

Pencegahan Terhadap Bahaya


Keluhan  Riwayat dan Resiko Jatuh :
Nyeri Luka Panas
Suhu :.............. c
0

lokasi nyeri......................
P : nyeri bertambah saat ................................. nyeri
berkurang saat ........................................  Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Q : nyeri seperti ........................................, Tanggal Pemeriksaan
intensitas nyeri ........................................
R : nyeri pada area ........................................,
nyeri : tidak
menyebar menyebar pada
area ........................................  Pemeriksaan Diagnostik :
S : nyeri skala : Jenis Pemeriksaan :
T : nyeri pada waktu : pagi siang sore Tanggal Pemeriksaan :
malam sepanjang hari Hasil Pemeriksaan :

 Luka pada area ........................................


Ukuran : ......cm x ......cm x .....cm
Warna Luka :
Merah.....% Merah Muda.....%
Kuning......% Hijau.....% Hitam......%
Eksudat :
Tidak Ya Putih  Terapi Medis :
Kuning Hijau  Merah
Jumlah : ..................ml
Drain : Tidak Ya
Jumlah : ..................ml/......jam

 Alat bantu :

 Kemampuan pemenuhan kebutuhan pencegahan


terhadap bahaya
Mandiri Partial TergantungMandiri

Fungsi Sosial Promosi dan Keinginan


Kesehatan kearah Normal
 Keluhan :  Keluhan :

 Interaksi terhadap orang lain :  Upaya peningkatan kemampuan ke arah


Baik Kurang normal
 Sikap terhadap tenaga kesehatan :
Kooperatif Kurang kooperatif  AlatBantu : ............................................
 AlatBantu : ............................................................... ..........................
.  Kemampuan pemenuhan promosi dan
 Kemampuan fungsi sosial kesehatan kearah normal
Mandiri Partial Tergantung Mandiri Partial
Tergantung

Development Self Care Requisites (DSCR)


Pemeliharaan Pengembangan Lingkungan Pencegahan/Manajemen Kondisi Yang
Mengancam Perkembangan Normal
 Perkembangan melakukan perawatan diri :  Perasaan saat sakit sekarang :

 Kemampuan memenuhi kebutuhan perawatan diri :  Cara mengatasi perasaan tersebut :

 Kondisi lingkungan sekitar :


Health Deviation Self Care Requisites (HDSCR)
Kepatuhan Dalam Mengikuti Proses Kesadaran Tentang Masalah
Pengobatan Kesehatan
 Kepatuhan dalam menerima informasi status  Pengetahuan tentang kondisinya :
kesehatan :

 Kepatuhan dalam menjalani pengobatan dan  Pengetahuan tentang perawatan


perawatan : penyakitnya :

Memodifikasi Gambaran Diri Terhadap Modifikasi Gaya Hidup Untuk


Perubahan Status Kesehatan. Beradaptasi
 Perubahan Gambaran diri :  Gaya hidup saat ini

 Kemampuan adaptasi dengan gambaran diri :  Kemampuan adaptasi gaya hidup


dengan kondisi saat ini :
B. Design Nursing System

Analisa Data
Masalah
No Analisa Data Etiologi
Keperawatan

Design Nursing System


Nursing Prescriptive Operation Method
No
Diagnosis NOC NIC
Nursing System :
 The Wholly
compensatory nursing
system
 The partially
compensatory nursing
system
 The supportive educative
nursing system
( piluh salah satu sesuai
kondisi pasien kita )

Metode Perawatan :
Guidance
Support
Teaching
Acting Or Doing For
Providing Developmental
Environment
C. Manajemen Nursing System ( Implementasi dan Evaluasi )

Regulatori Operations Control Operations


No Nursing Diagnosis
( Implementasi ) ( Evaluasi )
Guidance ( Mengarahkan ) S:
Support ( Dukungan ) O:
Teaching ( Mengajarkan ) A:
Acting for ( Tindakan ) P:
Providing of developmental
(Modifikasi Lingkungan )
(School of Nursing Faculty & Students, 2014 ; Alligood, 2014 ; Davis, 2006)
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan dengan menggunakan model teori Sefl Care Orem terdiri
meliputi 3 tahap yaitu pertama Diagnostic Operation (pengkajian) terdiri dari
pengkajian Basic Conditioning factors dan Self Care Requsites / Terapeitic
Sef Care Demand ( kebutuhan perawatan diri sesuai kemampuan pasien , tahap
kedua Design Nursing System ( Diagnosa keperawatan dan Prescriptive
Operation Method / intervensi ) Dan tahap ketiga Manajemen Nursing System
(Regulatori Operations / Implementasi dan Control Operations/Evaluasi )

1. Kelebihan Teori Self Care Orem

 Teori orem sangat mudah diaplikasikan pada pasien


 Teori orem berfokus pada kemandirian pasien, jadi pasien yang
mengalami keterbatasan gerak dan kebutuhan yang dibantu dalam
pemenuhannya diajari untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhannya.
Sehingga tidak tergantung dengan orang lain.
 Teori Orem lebih banyak digunakan dalam mengatasi masalah pasien
dengan sakit akut dan kronik seperti penderita kanker, diabetes,
HIV/AIDS serta pasien pre dan post operasi.

2. Kekurangan Teori Self Care Orem

 Teori orem lebih berfokus kepada kemandirian pasien, sehingga masalah


lain tidak begitu ditonjolkan
 Teori orem diaplikasikan pada pasien yang mengalami ketergantungan
dalam pemenuhan kebutuhan, jadi tidak bisa digunakan pada semua jenis
diagnosa terutama bagi pasien yang sakit yang mampu memenuhi
kebutuhannya.
B. SARAN
Menurut penulis, seorang perawat harus mahir dan memilki critical thinking
dalam menentukan masalah dan solusi terhadap masalah kesehatan pasien.
perawat juga harus teliti dalam menentukan model teori keperawatan yang
cocok digunakan terhadap pasien. Penerapan teori model keperawatan ini
harus sesuai dengan kebutuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. (2014) Nursing Theory And Their Work. 8th edn. United States of
America: Elsevier Ltd.

Davis, C. F. a (2006) Contemporary Nursing Knowledge Analysis and Evaluation of


Nursing Models. Second, Clinical Kinesiology. Second. doi: 0803613636.

DPP PPNI, T. P. S. (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 2nd edn.


Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat.

School of Nursing Faculty & Students (2014) Theory Based Nursing Practice, The
University of Tennessee. Available at:
http://www.utc.edu/nursing/pdfs/classes/orem-handbook.pdf.

Anda mungkin juga menyukai