Anda di halaman 1dari 6

Model Konsep Keperawatan

Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care (perawatan diri)
memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu
pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit,
yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.

Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan di
antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self Care didasarkan atas
kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap
manusia menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari kebutuhan dasar
manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki kebutuhan
masyarakat bahwa setiap manusia memiliki lima dasar kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis
(makan, minum), keamanan,cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Seseorang mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan, Self
Care (perawatan diri) merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus
didukung atas pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu
dengan individu lain), hubungan interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan sekedar hubungan interpesonal. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menuntukan conten (isi pesan) melainkan juga menentukan
relationship (hubungan). Self Care akan meningkatkan harga diri seseorang dan dapat
mempengaruhi dalam perubahan (konsep diri). Konsep diri merupakan representasi fisik seseorang
individu, pusat inti dari “aku” dimana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi.

Konsep terdiri dari ada lima komponen yaitu:

1.Gambaran Diri

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar atau tidak sadar termasuk
persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan
masa lalu. Gambaran diri ini harus realistis (nyata) karena lebih banyak seseorang menerima dan
menyukai tubuhnya akan lebih aman sehingga harga dirinya meningkat.

Perubahan pada tubuh seperti perkembangan payudara, perubahan suara, menstruasi. Hal ini
merupakan perubahan yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang.

2.Ideal Diri

Idel diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar
pribadi. Standar ini dapat berhubungan dengan tipe orang atau sejumlah aspirasi cita-cita nilai yang
di capai. Ideal diri di mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang di pengaruhi oleh orang-orang
penting yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada masa remaja, ideal diri akan di bentuk
melalui proses indentifikasi pada orang tua, guru dan teman. Ideal diri sebaiknya di tetapkan lebih
tinggi dari kemampuan individu saat ini tapi masih dalam batas yang dapat di capai. Ini di perlukan
oleh individu untuk memacu dirinya ketingkat yang lebih tinggi.

3.Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribaditerhadap hasil yang di capai dengan menganalisa seberapa jauh
periluku memenuhi ideal diri.
Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri tanpa syuarat sebagai individu yang berarti dan
penting walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri di peroleh dari penghargaan diri sendiri dan dari
orang lain yaitu perasaan dicintai, dihargai, dan dihormati.

4.Peran

Peran adalah pola sikap, prilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat. Posisi di massyarakat dapat menjadikan stressor terhadap peran karena
stuktur sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.

5.Indentitas

Indentitas adalah kesadaran diri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan
sintesa dari semua aspek konsep diri terhadap sebagai suatu kesatuan yang utuh seseorang yang
mempuyai perasaan indentitas yang diri kuat adalah seseorang yang memandang dirinya berbeda
dengan orang lain termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin, mempuyai otonomi yaitu mengerti
dan percaya diri, respek diri mampu dan menguasai diri, mengatur diri sendiri dan menerima diri.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan dalam pemenuhan


kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok kebutuhan dasar yang terdiri dari pemeliharaan
dalam pengambilan udara (oksigenasi) yang mempunyai tiga tahap dalam proses oksigenasi yaitu ,
ventilasi (proses keluar dan masuknya udara kedalam system pernapasan), perfusi dan difusi.
Pemeliharaan dalam pengambilan air, pemeliharaan dalam pegambilan makanan, pemeliharaan
kebutuhan, proses eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat, pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial, kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebutuhan dalam perkembangan kelompok
sosial sesuai dengan potensi, pengetahuan dan keinginan manusia.

2.2 Pengertian Keperawatan Menurut Orem

Menurutnya pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri
bagaimana mengaturnya secara terus-menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan,
sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).

2.3 Teori Keperawatan Orem

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu
dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam
konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self care di antaranya:

2.3.1 Perawatan Diri Sendiri ( Self Care )

Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi Self Care itu sendiri, yang
merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam
memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.

1.Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri,
yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
2.Adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode
dan alat dalam tindakan yang tepat.

3.Kebutuhan Self Care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan
diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam
upaya mempertahankan fungsi tubuh.

2.3.2 Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang diterapkan pada anak yang belum
dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan
dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care baik secara kualitas. Dalam pemenuhan
perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk
proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang
lain,memberi support , meningkatkan pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau
mendidik pada orang lain.

Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek dengan melibatkan
pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah (contohnya, masalah yang terjadi pada pasien atau
keluarga yaitu masalah keuangan). Menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan
secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam
kehidupan sehari-hari dan asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi
kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial.

2.3.3 Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien
terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang
pemenuhan kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan
perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam sistem
pelayanan keperawatan diantaranya :

2.3.3.1 Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory system)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang
memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi serta adanya manipulasi
gerakan. Contohnya, pemberian bantuan pada pasien koma (penurunan kesadaran akibat penyakit).

2.3.3.2 Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System )

Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada
pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen
dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh
pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka. Contohnya perawatan pada
pasien post operasi apendikstomi(operasi pembuangan total apendiks pada saluran pencernaan)
dimana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan pada luka bekas operasi
tersebut.

2.3.3.3 Sistem Suportif dan Edukatif

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan
dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar
pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh
pemberian pendidikan kesehatan pada ibu dan bapak (keluarga) yang memerlukan informasi
tentang pengaturan kelahiran anak dengan menggunakan kontasepsi (alat mencegah pembuahan).

2.4 Aplikasi Model Keperawatan Orem

Kasus :

Tn. J (50 th ) didiagnasis Diabetes Melitus tipe 2 (Diabetes Tidak Tergantung Pada Insulin).Dia
memiliki riwayat hipertensi dan seorang perokok berat (30 batang/hari).

Perawatan yang dapat diberikan kepada Tn. J berdasarkan model keperawatan Orem adalah.

1.Udara (educative/supportif). Perawatan harus mampu memberikan penjelasan Tn. J (50 tahun)
tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu menghisap udara yang mengandung
zat kimia aktif dari rokok.

2.Air (enducative/supportif). Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-rist yang cukup
dari polidipsia (sering haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi dalam darah).

3.Activity and rest (adecative/supportif). Perawat menginformasikan pada pasien tentang kegiatan
aktivitas yang cocok untuk pasien Diabetes Melitus.

4.Elimination (educative/supportif) klien membutuhkan monitoring bagaimana melakukan Buang Air


Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).

5.Food (portial compensatory). Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet yang cocok untuk
pasien dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes Melitus serta mengontrol gula darah setelah
makan.

6.Solitude and social interaction (partial compensatory) interaksi sosial dengan perawat dapat
memberikan perubahan interaksi dengan tingkah sosial yang mengarah pada perilaku yang adaptif
(baik).

7.Hazard prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada pasien tentang
kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien pada penyakit yang
dialaminya saat ini.

8.Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk
mengembalikan diri pada kehidupan normal pasien, sehingga menjadi normal kembali.
2.5 Aplikasi Teori Orem

Kilen dewasa dengan diabetes militus menurut teori self care Orem dipandang sebagai individu yang
memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan mencapai kesejahteraan.

Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal (dari dalam diri
individu) dan eksternal (dari luar diri individu), faktor internal meliputi usia, tinggi badan, berat
badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan dan pekerjaan. Adapun faktor luar
meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakan dimana klien tinggal.

Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinun atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera. Klien
membutuhkan tiga kebutuhan self care berdasarkan teori Orem yaitu:

1.Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh) kondisi yang
seimbang.

2.Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan) fungsi klien sesuai
dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan Diabetes Melitus antara lain
menimbulkan peningkatan dalam rasa haus, peningkatan selera makan, keletihan, kelemahan, luka
pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina atau pandangan pada mata berakibat mata
kabur.

3.Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik (kumpulan penyakit akibat
peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit
(dehidrasi), hipotensi (tekanan darah rendah) ,perubahan sensorik (perubahan pada indera perasa),
kejang-kejang, takikardi (frekuensi jantung yang meningkat) dan hemiparesis (kelumpuhan separu
badan). Klien Diabetes Melitus akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang
dapat mengurangi kerharmonisan pasangan dalam melakukan hubungan intim (misal infeksi vagina
dan bagian tubuh lainnya).

Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan Diabetes
Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini
yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan
mengklasifisikannya sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.

2.6 Deskripsi Konsep Sentral Orem

2.6.1 Manusia

Suatu kesatuan yang di pandang sebagai fungsi secara biologis simbolik dan sosial serta berinisiasi
dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan:

1. Udara yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida

2. Air

3. Makanan
4. Eliminasi mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui sekresi urin (air kencing)
dan feses.

5. Kegiatan dan istirahat

6. Interaksi sosial

7. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan

8. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia

2.6.2 Masyarakat/lingkungan

Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi (menyatu) dan interaktif (iteraksi).

2.6.3 Kesehatan

Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi
secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik , interpersonal dan sosial. Kesejahteraan
digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya.
Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan
berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual , gerakan untuk memenuhi ideal diri
seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan
kesehatan , keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.

2.6.4 Keperawatan

Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian pada
bayi, anak dan orangb dewasa, ketika mereka, orang tua mereka, wali atau orang dewasa lain yang
bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat
atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk menolong sesama. Keperawatan
merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan mempuyai tujuan suatu fungsi yang
dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan
kondisi secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai