Anda di halaman 1dari 18

TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL DALAM

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :

NAMA: RISMA SESILAWATI

NIM : NH0119066

KELAS : A2/2019

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep teori keperawatan disusun berdasarkan ilmu dan seni yang mencakup
berbagai aktivitas konsep dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai
disiplin ilmu. Keperawatan merupakan profesi yang unik karena fungsi dan tanggung
jawab keperawatan ditujukan ke berbagai respon klien baik sebagai individu, keluarga
maupun masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi.

Konseptual komunitas merupakan pelayanan professional, yang pada prakteknya


memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan atau mengatasi
fenomena yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Ada beberapa
macam model konseptual keperawatan komunitas yang dikembangkan oleh para ahli
antara lain :

1. Florence Nightingale (1860) yang dikenal dengan istilah Enviromental Model


karena menenkankan pengaruh lingkungan terhadap klien

2. H.E Peplau (1952) tentang Interpersonal Relation In Nursing

3. Virginia Henderson (1966) dikenal dengan Need Based Model

4. Dorothea Orem (1971) dikenal denan Model Keperawatan mandiri

5. King's (1971) dikenal dengan Model System

6. Betty Neuman (1972) dikenal dengan Systems Model Of Nursing

7. Sr.Calista Roy (1976) dikenal dengan model adaptasi ceperawatan, dan


sebagainya

Namun tidak semua model yang ada tepat digunakan pada praktek keperawatan
komunitas, karena masing-masing model mempunyai keunikan dilihat dari empat
konsep utama paradigma keperawatan yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Masing masing konsep model akan memberikan penekanan tertentu
pada konsep utama tersebut, misalnya, Florence Nightingale memberi penekanan
pada faktor lingkungan, Orem atau Roy pada faktor manusianya dalam melatih
kemandirian dan tingkat adaptasi klien terhadap pengaruh lingkungan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian teori dan model konseptual

2. Apa sajakah konseptual Model Keperawatan Komunitas

C. Tujuan
1. Untuk memahami tentang pengertian teori dan model konseptual

2. Untuk memahami tentang konseptual Model Keperawatan Komunitas

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Dan Model Konseptual

a. Pengertian teori

Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang berhubungan secara logis dalam
suatu kerangka berpikir tertentu. Konsep pada dasarnya merupakan suatu
gambaran mental atau persepsi yang menggambarkan atau menunjukkan suatu
fenomena baik secara tunggal ataupun dalam suatu kontinum. Konsep juga sering
diartikan sebagai abstraksi dari suatu fakta yang menjadi perhatian ilmu, baik
berupa keadaan, kejadian, individu ataupun kelompok.

b. Pengertian Model Konseptual

Model sering disamaartikan dengan contoh, menyerupai, yaitu merupakan


pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema
konseptual melalui penggunaan simbol dan diafragma. Model keperawatan adalah
jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja konseptual terhadap
pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan.

Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu


lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa
menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang
tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme
koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.

Model konseptual didefinisikan sebagai kumpulan konsep yang umum dan


abstrak dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu. Dalil yang secara luas
menggambarkan konsep tersebut yang secara umum dan abstrak berhubungan
dengan dua atau lebih konsep. Model konseptual memberikan perspektif atau
kerangka kerja sebagai pola pikir kritis dan acuan dalam membuat keputusan bagi
perawat (Tomey and Alligood, 2010).

B. Konseptual Model Keperawatan Komunitas

a. Model Sistem Imogene M King (1971)

Teori keperawatan Model King memahami model konsep dari teori


keperawatan dengan menggunakan sistem terbuka dalam hubungan interaksi
yang konstan dengan lingkungan, sehingga king mengemukakan konsep kerjanya
yang meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal dan system sosial
yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

Menurut King sistem personal merupakan system terbuka dimana di dalamnya


terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan
waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal
merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan sosial yang
mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan
sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut maka
King memandang manusia merupakan individu yang relative yakni bereaksi
terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang beriorentasi
terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat
mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai mahluk sosial manusia akan
hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.

Dalam buku King Tahun 1981, keluarga dibahas secara luas. King
memandang keluarga sebagai sistem sosial dan konsep utama dalam modelnya.
Keluarga diperlakukan baik sebagai konteks maupun klien. King menjelaskan
bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila terpanggil untuk
membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka atau mengatasi masalah
atau keadaan sakit.

Keluarga sebagai subsistem komunitas merupakan sistem terbuka di mana


terjadi hubungan timbal balik antara keluarga dengan komunitas, yang sekaligus
sebagai umpan balik. Sesuai dengan model sistem dalam mengkaji komunitas,
maka keluarga dikaji sebagai sebuah sub sistem dan komunitas. Intervensi
keperawatan yang dilakukan terkait pada dua sasaran yaitu keluarga dan
komunitas. Dengan demikian keluarga merupakan unit pelayanan dasar di
masyarakat / komunitas.

Komunitas merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem keluarga dari
supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas. Sub sistem yang terdapat
pada komunitas saling berinteraksi, interrelasi, dan interdependensi satu sama
lain.

Adanya gangguan atau stressor pada salah satu sub sistem akan mempengaruhi
komunitas, misalnya adanya gangguan pada salah satu sub sistem pendidikan, di
mana masyarakat akan kehilangan informasi dan pengetahuan. Akibatnya dapat
menimbulkan kurangnya pengetahuan akan kesehatan atau ketidaktahuan dalam
memodifikasi lingkungan sehingga memerlukan intervensi keperawatan.

Tujuan yang ingin dicapai dari Teori King berfokus pada interaksi tiga sistem:
Sistem personal, sistem interpersonal antara perawat dan klien merupakan sarana
dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal dinamis yang
ditampilkan oleh perawat dan klien di pengaruhi oleh perilaku satu dengan yang
lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat
adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan
mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

b. Model "Health Care System" Betty Neuman (1972)

Model konseptual dari Neuman memberi penekanan pada penurunan stress


dengan memperkuat garis pertahanan diri baik yang bersifat fleksibel, normal
maupun yang resisten Intervensi ini diarahkan pada ketiga garis pertahanan
tersebut yang terkait dengan tiga level prevensi.

Model ini menganalisa interaksi dari empat variabel yang menunjang


komunitas, yaitu Fisiologis, Psikologis, Sosial cultural, dan Perkembangan
Spiritual, adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam
lingkungan yang dinamis.

Asumsi yang dikemukakan oleh Neuman berdasarkan empat konsep utama


dari paradigma keperawatan yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut :

a. Manusia: Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari


keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-
variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan perkembangan spiritual

b. Lingkungan: Meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-


pengaruh dari sekitar atau sistem klien

c. Sehat: Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat


merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari/mengatasi stressor

Aplikasi Model Neuman Pada Komunitas

Sesuai dengan Neuman, kelompok/komunitas dilihat sebagai klien yang


dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari lima
tahapan: pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi

1. Pengkajian

Yang perlu dikaji pada kelompok/komunitas adalah : Core/inti: data


demografi kelompok atau komunitas yang terdiri dari usia, pendidkan, jenis
kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas

Delapan sub-sistem yang mempengaruhi komunitas;

1) Perumahan yang dihuni oleh penduduk, bagaimana penerangan, sirkulasi


kepadatannya yang bisa merupakan stressor bagi penduduk

2) Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk


meningkatkan pengetahuan
3) Gangguan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: apakah tidak
menimbulkan stress

4) Politik dan kebijakan pemerintah, apakah cukup menunjang sehingga


memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan diberbagai bidang
termasuk kesehatan

5) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini


gangguan atau merawat/memantau apabila gangguan sudah terjadi

6) Sistem komunikasi: sasaran komunikasi apa saja yang dapat


dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan
yang terkait dengan gangguan (misal. kardiovaskular) misalnya: televisi,
radio, koran, atau leaflet yang diberikan untuk komunitas

7) Ekonomi: tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah


sesuai dengan UMR, di bawah atau di atas sehingga upaya pelayanan,
misalnya anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan bisa disesuaikan
dengan status ekonomi tersebut

8) Rekreasi: apakah tersedia sarana, kapan saja di buka, apakah biayanya


terjangkau oleh komunitas yang bisa digunakan oleh komunitas untuk
menghilangkan stress

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas/Kelompok

Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas


terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen :

a. Problem/masalah

b. Etiologi/penyebab

c. Manifestasi/data penunjang

Contoh Resiko peningkatan gangguan kardiovaskular pada komunitas di RW.


07, Kelurahan Randubontang berhubungan dengan kurangnya kesadaran
masyarakat tentang hidup sehat yang dimanifestasikan dengan 0.15 %
ditemukan angka masyarakat yang dirawat dengan gangguan kardiovaskular,
50% mengkonsumsi lemak tinggi, 20 % berolah raga dan rekreasi teratur, dan
informasi tentang gangguan kardiovaskular kurang

3. Perencanaan

a. Pendidikan kesehatan tentang gangguan kardiovaskular, nutrisi

b. Demonstrasi keterampilan stress dan relaksasi


c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kardiovaskular melalui
pemeriksaan tekanan darah

d. Bekerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet gizi yang berisiko

4. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk menurunkan stressor


melalui pencegahan primer, sekunder, dan tertier. Sehat menurut model
Neuman adalah suatu keseimbangan Bio-Psiko-Sosiokultural-Spritual pada
tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.

Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut


dengan berfokus pada empat intervensi yaitu yang bersifat promosi yang
dilakukan bila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan fleksibel;
intervensi yang bersifat prevensi jika yang terganggu adalah garis pertahanan
normal; dan intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitasi apabila garis
pertahanan resisten terganggu

Keperawatan sebagai ilmu dan kiat, mempelajari tidak terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia pada klien (individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas) yang berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada
ketiga garis pertahanan tersebut dan berupaya membantu mempertahankan
keseimbangan untuk sehat.

Intervensi yang dilakukan terhadap klien ditujukan pada garis pertahanan


yang mengalami gangguan.

a. Intervensi yang bersifat promosi berupa :

1) Pendidikan kesehatan

2) Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat


dilakukan klien di rumah/ komunitas yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan atau menyeimbangkan garis pertahanan
normal

b. Intervensi yang bersifat prevensi, berupa :

1) Deteksi dini pada gangguan kesehatan/gangguan keseimbangan garis


pertahanan, misalnya: deteksi diri tumbuh kembang anak, keluarga,
dan lain-lain

2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu,


misalnya imuisasi, atau yang bersifat keluarga/komunitas, misalnya
konseling awal (konseling pra-nikah), dan lain-lain

c. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif berupa :


1) Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran
perawat, misalnya melatih klien untuk duduk dan berjalan

2) Memberikan konseling untuk penyelesaiaan masalah

3) Melalukan kerjasama lintas program/sektorat untuk penyelesaian


masalah

4) Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawatan (lintas


program/sektoral).

5) Bekerjasama dengan aparat pemda setempat untuk mengamankan


lingkungan/komunitas apabila stressor berasal dari lingkungan

6) Rujukan ke RS bila diperlukan

5. Pelaksanaan

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah


direncanakan yang sifatnya :

1) Bantuan untuk mengatasi masalah kardiovaskular di komunitas,


mempertahankan kondisi yang seimbang sehat dan meningkatkan
kesehatan

2) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan


kardiovaskular

3) Sebagai advokat bagi komunitas dan sekaligus untuk memfaslitasi


terpenuhinya kebutuhan komunitas

6. Evaluasi

1) Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah intervensi


dilakukan

2) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit

3) Memodifikasi perencanaan sesuai dengan kasus baru yang ada

3. Model Adaptasi C. Roy (1976)

a. Teori Adaptasi Sister calista Roy

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan


keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang
sebagai "Holistic Adaptic System" dalam segala aspek yang merupakan satu
kesatuan Sistem adalah suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya
sebagai kesatuan untuk beberapa Tujuan dan adanya saling ketergantungan
dari setiap bagian-bagiannya. Sistem terdiri dari proses input, output, control
dan umpan balik (Roy, 1991)

b. Tujuan dari aplikasi model adaptasi pada keperawatan komunitas adalah


untuk mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptife
pada komunitas.

Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk


meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif.
Intervensi keperawatan ditujukan untuk menekan stressor dan meningkatkan
mekanisme adaptasi. Melalui model adaptasi, diharapkan masalah kesehatan
komunitas yang dapat diatasi dengan mengubah atau meningkatkan perilaku
adaptif komunitas/masyarakat.

c. Proses keperawatan menurut teori Roy

Menurut Roy elemen dari proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat


pertama dan kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan
evaluasi. Fokus dari model ini adalah adaptasi dan tujuan pengkajian adalah
mengidentifikasi tingkah laku yang actual dan potensial apakah
memperlihatkan maladaptive dan mengidentifikasi stimulus atau penyebab
perilaku maladaptif.

Empat model adaptasi dapat digunakan sebagai dasar kerangka kerja


untuk pedoman pengkajian. Model ini juga meliputi psikologis, konsep diri,
fungsi peran dan model interdependensi.

Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu tahap I


dan tahap II

a. Tahap 1: Pengkajian Perilaku

Ini merupakan tahap proses keperawatan yang bertujuan mengumpulkan


data dan memutuskan klien adaptif dan maladaptive. Termasuk dalam
model ini adalah kebutuhan dasar manusia apakah dapat dipengaruhi oleh
kekurangan atau kelebihan. Misalnya terlalu sedikit oksigen, terlalu tinggi
gula darah atau terlalu banyak ketergantungan. Perawat menggunakan
wawancara, observasi dan pengukuran untuk mengkaji perilaku klien
sekarang dan setiap mode. Berdasarkan pengkajian ini perawat
menganalisis apakah perilaku ini adaptif, maladaptive atau potensial
maladaptive.

b. Tahap II: Pengkajian faktor-faktor yang berpengaruh Pada tahap ini


termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku
seseorang yaitu stimuli focal, kontekstual dan residual.

1) Identifikasi stimuli focal


Stimuli focal merupakan perubahan perilaku yang dapat
diobservasi. Perawat dapat melakukan pengkajian dengan
menggunakan pengkajian perilaku yaitu : Keterampilan melakukan
observasi, melakukan pengukuran dan interview

2) Identifikasi stimuli kontekstual

Stimuli kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab


terjadinya perilaku atau presipitasi oleh stimulus focal. Sebagal
contoh anak yang di rawat dirumah sakit mempunyai peran perilaku
yang inefektif yaitu tidak belajar.

Focal stimulus yang dapat diidentifikasi adalah adanya fakta


bahwa anak kehilangan jadwal sekolah. Stimulus kontekstual yang
dapat diidentifikasi adalah secara internal faktor anak menderita sakit
dan faktor eksternalnya adalah anak terisolasi. Stimulasi kontekstual
dapat diidentifikasi oleh perawat melalui observasi, pengukuran,
interview dan validasi.

Menurut Martinez, 1976 dalam Roy 1989, faktor kontekstual


yang mempengaruhi mode adaptif adalah genetic, sex, tahap
perkembangan, obat, alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi,
interdependensi, pola interaksi sosial, koping mekanisme, stress
emosi dan fisik religi, dan lingkungan fisik.

3) Identifikasi stimuli residual

Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu.


Helson dalam Roy, 1989 menjelaskan bahwa beberapa faktor dari
pengalaman lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana keadaan saat
ini. Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur
dan memberikan efek pada situasi sekarang.

c. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan


sebagai suatu hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan
dengan kurang mampunya adaptasi. Diagnosa keperawatan dirumuskan
dengan mengobservasi tingkah laku kilen terhadap pengaruh lingkungan.

Menurut Roy (1991) ada 3 metode dalam membuat diagnosa


keperawatan Menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan interdependen

d. Penentuan Tujuan
Roy (1984) menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku
adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif.

Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai meliputi: Hidup,
tumbuh, reproduksi dan kekeuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi
tercapainya tingkah laku yang diharapkan setelah dilakukan manipulasi
terhadap stimulus focal, konteksual dan residual.

e. Intervensi

intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan, mengubah atau


memanipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskan
pada koping individu atau zona adaptasi, sehingga seluruh rangsang
sesuai dengan kemampuan individu untuk beradaptasi.

Tindakan keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilaku


adaptif. Hal ini menekankan kembali pentingnya mengidentifikasi
penyebab selama pengkajian tahap II.

f. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi


keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien. Perawat harus
mengkaji tingkah laku pasien setelah diimplementasi. Intervensi
keperawatan dinilai efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan.

4. Model Perawatan Mandiri "Self Care" D. E. Orem (1971)

1. Pengertian

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :

"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu
sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's
1980)

2. Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

a. Klien: Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/
trauma atau coping dan efeknya
b. Sehat: Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan

c. Lingkungan: Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan


keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik

d. Keperawatan: Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang


dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural,
fungsi dan perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama
diatas, Orem's mengembangkan konsep modelnya hingga dapat
diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

3. Tujuan

Tujuan keperawatan pada model Orem's secara umum adalah :

a. Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat


memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit

b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi


tuntutan self care

c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk


memberikan asuhan dependent (dependent care) jika self care tidak
memungkinkan, oleh karena self care deficit apapun dihilangkan

d. Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga/komunitas adalah :

a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri encara
therapeutik

b. Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri

c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang


mengalami gangguan secara kompoten

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang
diterapkan pada praktek keperawatan keluarga/komunitas adalah :

a. Aspek Interpersonal: Hubungan didalam keluarga

b. Aspek sosial: Hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya


c. Aspek Prosedural: Melatih keterampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi

d. Aspek Tehnis: Mengerjakan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang


dilakukan dirumah misalnya melakukan tindakan kompres secara benar

4. Pengetahuan dan Keterampilan untuk Praktek

Perawat menolong klien untuk menemukan kebutuhan self care dengan


menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui lima
metode bantuan

a. Kategori Bantuan

1) Wholly Compensatory: Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan


untuk klien yang tidak mampu megontrol dan memantau
lingkungannya dan tidak berespon terhadap rangsangan

2) Partially Compensatory: Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien


yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan

3) Supportie Education: Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien


yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri

b. Metode Bantuan

Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima


metode bantuan yang meliputi :

1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien

2) Mengajarkan klien

3) Mengarahkan klien

4) Mensupport klien

5) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan

berkembang

Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek keperawatan
di diskripsikan sebagai berikut:

1) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat-klien dengan


individu, keluarga atau kelompok sampai klien dapat diizinkan pulang
dari perawatan

2) Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui perawatan


3) Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya untuk
kontak dengan perawat dan asisten

4) Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan kehidupan


sehari-hari klien, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau diterima

5) Pelayanan sosial dan penyuluhan yang dibutuhkan atau yang diterima

Model konsep/teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa


semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu.
Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi
merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat
menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan.

Untuk dapat menerapkan model konsep/teori keperawatan ini diperlukan


suatu pengetahuan dan keterampilan yang mendalam terhadap teori
keperawatan sehingga diperoleh kemampuan teknikal dan sikap yang
terapeutik.

5. Aplikasi terhadap keperawatan Keluarga

Perawatan anggota keluarga yang mengidap diabetes mellitus dengan tipe


ketergantungan insulin, sehingga perlu dilakukan penyuntikan insulin berkala
diperlukan pelatihan kemandirian klien dan keluarga dalam melakukan
penyuntikan insulin tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang berhubungan secara logis dalam
suatu kerangka berpikir tertentu. Konsep pada dasarnya merupakan suatu gambaran
mental atau persepsi yang menggambarkan atau menunjukkan suatu fenomena baik
secara tunggal ataupun dalam suatu kontinum. Konsep juga sering diartikan sebagai
abstraksi dari suatu fakta yang menjadi perhatian ilmu, baik berupa keadaan, kejadian,
individu ataupun kelompok.

Sedangkan Model konseptual didefinisikan sebagai kumpulan konsep yang


umum dan abstrak dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu. Dalil yang
secara luas menggambarkan konsep tersebut yang secara umum dan abstrak
berhubungan dengan dua atau lebih konsep. Model konseptual memberikan perspektif
atau kerangka kerja sebagai pola pikir kritis dan acuan dalam membuat keputusan
bagi perawat (Tomey and Alligood, 2010).

B. Saran

Saya sadar bahwa dari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna
DAFTAR PUSTAKA

Budiono. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Hal 272. Kemkes Ri

Deden Dermawa. 2012. Buku Ajaran Keperawatan Komunitas. Yogyakarta. Hal 318. Gosyen
Publishing

Anda mungkin juga menyukai