Disusun oleh :
Qusnul Nurma Fadila
P17210224198
Didalam proposal ini, penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih yang
mendalam dan besar kepada semua pihak yang telah memberikan pembelajaran dan
dorongan yang sangat berguna bagi penulis untuk menyelesaikan tugas Proposal Mata
Kuliah Metodologi Penelitian ini. Bukan hanya sekedar selesai saja, akan tetapi selesai
dengan sebaik – baiknya dan dapat bermanfaat bagi semua orang. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Dra. Swito Prastiwi, K.Kes, selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Poltekkes
Kemenkes Malang, yang memberikan materi pendukung serta bimbingan yang
bermanfaat.
2. Sumber pembelajaran yang menunjang pengetahuan penulis dalam penyelesaian proposal
ini.
Di dalam makalah ini, penulis sadari banyak kekurangan dan membutuhkan kritik dan
saran agar karya ini layak untuk menjadi yang lebih baik kedepannya.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Insomnia adalah gangguan tidur di mana orang kesulitan untuk bangun atau tetap
tertidur. Beberapa orang mempunyai kedua masalah tersebut, dan yang lain mungkin juga
terbangun di pagi hari dimana mereka tidak dapat embali tidur setelah bangun lebih awal
dari yang diinginkan (Riemann dkk., 2023). Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kata, insomnia memiliki pengertian : keadaan tidak dapat tidur karena gangguan jiwa.
Gangguan jiwa yang dimaksud merupakan gangguan psikis yang berdampak pada fisik.
Menurut beberapa bahan bacaan yang di ketahui peneliti, insomnia muncul karena pola
tidur yang tidak bagus adapun beberapa faktor yaitu: karena sering bermain gadget hingga
malam menjelang pagi, perasaan sepi dalam diri, dan rasa cemas yang berlebihan.
Insomnia adalah suatu masalah yang sering muncul pada seseorang. Gejala
insomnia sendiri yaitu: sulit mengawali tidur, suka terbangun saat tidur, dan susah tertidur
kembali saat terbangun ditengah-tengah tidur. Insomnia dapat terjadi pada semua usia,
khususnya usia remaja. Masalah kualitas tidur pada remaja memiliki bentuk yang berbeda
dibandingkan dengan usia yang lain. Remaja mengalami beberapa perubahan yang sering
mengurangi porsi tidur. Remaja lebih sukar tidur malam dan terbangun di pagi hari karena
tuntutan sekolah sehingga remaja mengalami rasa mengantuk di siang hari yang lebih
dibandingkan pada malam hari. Tugas perkembangan di masa remaja disertai
perkembangan kemampuan itelektual, stres dan harapan baru yang dijalani oleh remaja
membuat mereka sukar terkena gangguan, baik ganguan mental maupun fisik (Pribadi
dkk., 2019).
Survei yang dilakukan oleh National Sleep Foundation (NSF) pada tahun 2012,
menghasilkan bahwa sekitar ¼ orang dengan usia dewasa mengalami masalah tidur dan
6%-10% ditafsirkan memiliki gangguan tidur. Pada populasi umum menunjukkan kejadian
didapatkan insomnia pada jenis kelamin pria (12,9%), jenis kelamin wanita (17,5%)
dengan rata-rata usia 15-45 tahun. Di Swedia didapatkan hasil jenis kelamin pria (25,4%),
jenis kelamin wanita (36%) dengan rata-rata usia 20-45 tahun. Di Jerman mendapatkan
prevelensi insomnia sebesar 6% pada usia 18 tahun. Orang dewasa ddi unur 18-29 tahun
yang tidur selama 6-7 jam memiliki resiko 2 kali lebih mungkin terjadi kecelakaan,
sementara itu individu yang tidur kurang dari 5 jam memiliki resiko terjadi kecelakaan 4-
5 kali. Penduduk Indonesia berjumlah sekitar 238.452.000 orang, ada sebanyak 28.053.000
diantaranya yang terjangkit insomnia. Jumlah ini terus bertambah dikarenakan oleh adanya
gaya hidup. Data ini diperkuat dengan hasil survei terbaru bahwa angka prevelensi di
Indonesia adalah 10% dari jumlah penduduk. Tinggnya jumlah insomnia di Indonesia
meningkat diakibatkan oleh belum adanya penanganan insomnia yang belum memadai
(Putri, 2016).
1.4.2 Praktis
a. Bagi penulis
b. Bagi institusi
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Terapi Musik
2.1.1 Pengertian Terapi Musik
Terapi musik merupakan kegiatan yang menggunakan musik yang
berfungsi untuk alternatif terapi, terapi yang dimaksud yaitu bisa dalam bentuk
fisik, emosional, mental, sosial, estetika dan spiritual untuk meeningkatkan atau
mempertahankan kesehatan seseorang. Terapi musik dibagi menjadi dua kata yaitu
”terapi” dan ”musik”. Terapi diartikan serangkaian upaya yang dibentuk untuk
menolong individu lain. Sedangkan kata ”musik” memiliki pengertian properti
yang digunakan untuk memberikan terapi. Jadi dapat disimpulkan terapi musik
yaitu sebuah usaha untuk memperbaiki kulaitas hidup seseorang dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombere, yang disusun
sedemikian rupa sehingga mewujudkan susuatu yang bermanfaat bagi kesehatan
seseorang (Zalila dkk., t.t.)
2.1.2 Macam Macam Metode Terapi Musik
Terdapat dua metode terapi musik, yaitu :
Prosedur terapi musik menurut Pandoe dalam Ramadhani adalah sebagai berikut:
2.2 Insomnia
2.2.1 Pengertian Insomnia
Insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan
dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkanselama
1 bulan atau lebih dan keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan gangguan klinis yang
signifikan (Nurlani dkk., 2023). Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan
kesulitan untuk tertidur, tetap tertidur, atau keduanya. Insomnia dapat memengaruhi
kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk contoh:
mengantuk di siang hari, stamina menurun, mood swing, dan sebagainya. Penyebab umum
insomnia termasuk stres, kecemasan, penyakit, dan obat-obatan (Ahmad dkk., 2022).
a. Insomnia Primer
Insomnia primer dapat disebabkan akibat pola tidur yang salah, kemudian
insomnia idiopatik yaitu insomnia yang dialami semenjak kanak-kanak yang
berkelanjutan hingga dewasa.
b. Insomnia Sekunder
Beberapa penyebab insomnia sekunder yaitu :
1) Kondisi yang menyakitkan : sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung
2) Gangguan sistem pernafasan
3) Gangguan pencernaan : maag, diare
4) Kesehatan mental : dimensia, bipolar, depresi, kecemasan
5) Penggunaan obat obatan
6) Gangguan tidur lainnya : keletihan, jam kerja diluar kemampuan, kram
malam, apnea
7) Pengaruh alkohol
1. Terapi musik
2. Terapi akupuntur
3. Aromaterapi
5. Olahraga
6. Mengajarkan pasien bahwa tempat tidur diperuntukan untuk tidur bukan sebagai
tempat makan, menonton film, atau aktivitas lainnya (Michael H. Bonnet dan
Donna L. Arand, 2019).
BAB III
METODE STUDI
3.1 Desain Studi Kasus
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
memahami fenomena sosial secara mendalam dan detail. Ragam penelitian kualitatif
sangat banyak sekali diantaranya ragamnya adalah sebagai berikut: fenomenologi,
etnografi (ethnography) studi kasus (case studies) grounded teory dan lain-lain. Penelitian
tentang ragam penelitian kualitatif meliputi pendekatan studi kasus, peneliti pendekatan
fenomenologi dan peneliti dengan pendekatan etnografi komunikasi (Yusanto, 2020).
3.2 Subyek Penelitian
Subyek didalam penelitian ini penulis telah menentukan subyek sebagai berikut :
1. Remaja yang mengalami insomnia : remaja dengan rentang usia 18-20 tahun
dengan insomnia
2. Kemampuan untuk berbagi pengalaman : partisipan harus mampu memberi
dukungan pada remaja dengan insomnia
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2024 di salah satu kampus
Kota Malang. Waktu dan tempat di laksanakan sesuai dengan persetujuan peneliti
dengan subjek penelitian.
3.4 Fokus Studi dan Defisini Operasinal Fokus Studi
Fokus studi pada penelitian ini yaitu untuk memberikan peningkatan kulatias tidur
remaja dengan insomnia. Penelitian ini difokuskan pada :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dan gambaran umum remaja dengan insomnia, wawancara,
observasi skala insomnia sebelum dan sesudah terapi relaksasi musik dan
observasi pengkajian fisik
2. Pengolahan data
Data wawancara didapatkan berupa lamanya tidur, bermimpi atau tidak,
kualitas tidur, waktu masuk tidur, terbangun malam hari, waktu untuk tidur
Kembali setelah terbangun, lamanya tidur setelah terbangun, lamanya
gangguan tidur terbangun pada malam hari, terbangun dini hari dan lamanya
perasaan tidak segar setiap bangun pagi
3. Penyajian data
Data disajikan secara deskriptif dan naratif
4. Penarikan kesimpulan
Setelah disajikan data digunakan untuk menentukan apakah ada efektivitas
terhadap insomnia setelah dilakukan terapi relaksasi musik
Klien setuju dan menandatangani formulir informed consent bahwa mereka adalah
klien
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti menghormati martabat kemanusiaan pasien, dalam hal ini peneliti harus
menghormati hak pasien untuk mengambil keputusan sendiri. Pasien memiliki hak
untuk memutuskan apakah akan berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. R., Anissa, M., & Triana, R. (2022). HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN
KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA ANGKATAN 2017 FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH. Indonesian Journal for Health
Sciences, 6(1), 1–7. https://doi.org/10.24269/ijhs.v6i1.3936
Barus, R. E. B., & Nurhidayah, R. E. (t.t.). Intervensi Keperawatan Holistik Melalui Terapi Musik
untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien Insomnia.
Bonnet, M. H., & Arand, D. L. (2021). Risk factors, comorbidities, and consequences of insomnia
in adults. UpToDate. Recuperado el, 1.
Fitriyanti, N. A., & Kep, S. (t.t.). PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA OKTOBER, 2023.
Nurlani, I., Dwimawati, E., & Nasution, A. (2023). Hubungan antara Perilaku Merokok dengan
Kejadian Insomnia pada Remaja Laki-Laki di Wilayah Taman Muara RW 09 Kelurahan
Pasir Jaya Tahun 2022. PROMOTOR, 6(4), 345–350.
https://doi.org/10.32832/pro.v6i4.267
Pribadi, T., Utami, S., & Marliyana, M. (2019). BULLYING BEHAVIOR AMONG TEENAGERS
AT JUNIOR HIGH SCHOOL LAMPUNG -INDONESIA. Malahayati International
Journal of Nursing and Health Science, 2(1), 32–40.
https://doi.org/10.33024/minh.v2i1.1139
Putri, D. (2016). PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT
INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN.
Riemann, D., Espie, C. A., Altena, E., Arnardottir, E. S., Baglioni, C., Bassetti, C. L. A., Bastien,
C., Berzina, N., Bjorvatn, B., Dikeos, D., Dolenc Groselj, L., Ellis, J. G., Garcia‐
Borreguero, D., Geoffroy, P. A., Gjerstad, M., Gonçalves, M., Hertenstein, E., Hoedlmoser,
K., Hion, T., … Spiegelhalder, K. (2023). The European Insomnia Guideline: An update
on the diagnosis and treatment of insomnia 2023. Journal of Sleep Research, 32(6),
e14035. https://doi.org/10.1111/jsr.14035
Safari, U., & Amanda, D. (t.t.). PENGARUH MUSIK SHOLAWATAN TERHADAP KWALITAS
TIDUR PENDERITA INSOMNIA DI RSUD BUDHI ASIH.
Sya’diyah, H., Kirana, S. A. C., Nurlela, L., Suhardiningsih, A. V. S., Sustrami, D., & Mutyah, D.
(2021). Upaya Mewujudkan Sehat Jiwa dalam Penggunaan Gadget Selama Pandemi
Covid-19 di SMA Hang Tuah Surabaya. Jurnal Abdidas, 2(5), 1204–1211.
https://doi.org/10.31004/abdidas.v2i5.397
Yusanto, Y. (2020). Ragam Pendekatan Penelitian Kualitatif. JOURNAL OF SCIENTIFIC
COMMUNICATION (JSC), 1(1). https://doi.org/10.31506/jsc.v1i1.7764
Zalila, R., Saputri, R., & Pancawardhana, N. A. (t.t.). Penerapan Tindakan Terapi Musik Pada
Pasien Cedera Kepala Ringan Dengan Masalah Nyeri Akut Di Rumah Sakit Bhayangkara
M. Hasan Palembang.