Anda di halaman 1dari 15

METODE RELAKSASI TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

TIDUR PADA REMAJA DENGAN INSOMNIA


Untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pembimbing Dra. Swito Prastiwi, M.Kes

Disusun oleh :
Qusnul Nurma Fadila
P17210224198

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN RI


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kelancaran dan kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas Proposal Mata Kuliah
Metodologi Penelitian ini dengan sebaik – baiknya. Hanya dengan kemudahan yang
diberikan olehnya lah penulis mampu menyelesaikan tugas Proposal Mata Kuliah
Metodologi Penelitian ini. Sholawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi besar yakni,
Muhammad SAW.

Didalam proposal ini, penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih yang
mendalam dan besar kepada semua pihak yang telah memberikan pembelajaran dan
dorongan yang sangat berguna bagi penulis untuk menyelesaikan tugas Proposal Mata
Kuliah Metodologi Penelitian ini. Bukan hanya sekedar selesai saja, akan tetapi selesai
dengan sebaik – baiknya dan dapat bermanfaat bagi semua orang. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Dra. Swito Prastiwi, K.Kes, selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Poltekkes
Kemenkes Malang, yang memberikan materi pendukung serta bimbingan yang
bermanfaat.
2. Sumber pembelajaran yang menunjang pengetahuan penulis dalam penyelesaian proposal
ini.
Di dalam makalah ini, penulis sadari banyak kekurangan dan membutuhkan kritik dan
saran agar karya ini layak untuk menjadi yang lebih baik kedepannya.

Lawang, Februari 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................................. 7
1.4.1 Teoritis ................................................................................................................................ 7
1.4.2 Praktis ................................................................................................................................. 7
BAB II............................................................................................................................................. 8
KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................................................... 8
2.1 Terapi Musik.......................................................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Terapi Musik .................................................................................................... 8
2.1.2 Macam Macam Metode Terapi Musik ............................................................................... 8
2.1.3 Standart Prosedur Terapi Musik ......................................................................................... 8
2.2 Insomnia ................................................................................................................................ 9
2.2.1 Pengertian Insomnia ........................................................................................................... 9
2.2.2 Etiologi Insomnia ............................................................................................................... 9
2.2.3 Klasifikasi Insomnia......................................................................................................... 10
2.2.4 Dampak Insomnia ............................................................................................................ 10
2.2.5 Penatalaksanaan Insomnia................................................................................................ 10
BAB III ......................................................................................................................................... 12
METODE STUDI ......................................................................................................................... 12
3.1 Desain Studi Kasus.............................................................................................................. 12
3.2 Subyek Penelitian ................................................................................................................ 12
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................................... 12
3.4 Fokus Studi dan Defisini Operasinal Fokus Studi .............................................................. 12
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................................................. 12
3.6 Analisis Data dan Penyajian Data ....................................................................................... 13
3.7 Etika Penelitian ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Insomnia adalah gangguan tidur di mana orang kesulitan untuk bangun atau tetap
tertidur. Beberapa orang mempunyai kedua masalah tersebut, dan yang lain mungkin juga
terbangun di pagi hari dimana mereka tidak dapat embali tidur setelah bangun lebih awal
dari yang diinginkan (Riemann dkk., 2023). Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kata, insomnia memiliki pengertian : keadaan tidak dapat tidur karena gangguan jiwa.
Gangguan jiwa yang dimaksud merupakan gangguan psikis yang berdampak pada fisik.
Menurut beberapa bahan bacaan yang di ketahui peneliti, insomnia muncul karena pola
tidur yang tidak bagus adapun beberapa faktor yaitu: karena sering bermain gadget hingga
malam menjelang pagi, perasaan sepi dalam diri, dan rasa cemas yang berlebihan.

Insomnia adalah suatu masalah yang sering muncul pada seseorang. Gejala
insomnia sendiri yaitu: sulit mengawali tidur, suka terbangun saat tidur, dan susah tertidur
kembali saat terbangun ditengah-tengah tidur. Insomnia dapat terjadi pada semua usia,
khususnya usia remaja. Masalah kualitas tidur pada remaja memiliki bentuk yang berbeda
dibandingkan dengan usia yang lain. Remaja mengalami beberapa perubahan yang sering
mengurangi porsi tidur. Remaja lebih sukar tidur malam dan terbangun di pagi hari karena
tuntutan sekolah sehingga remaja mengalami rasa mengantuk di siang hari yang lebih
dibandingkan pada malam hari. Tugas perkembangan di masa remaja disertai
perkembangan kemampuan itelektual, stres dan harapan baru yang dijalani oleh remaja
membuat mereka sukar terkena gangguan, baik ganguan mental maupun fisik (Pribadi
dkk., 2019).

Survei yang dilakukan oleh National Sleep Foundation (NSF) pada tahun 2012,
menghasilkan bahwa sekitar ¼ orang dengan usia dewasa mengalami masalah tidur dan
6%-10% ditafsirkan memiliki gangguan tidur. Pada populasi umum menunjukkan kejadian
didapatkan insomnia pada jenis kelamin pria (12,9%), jenis kelamin wanita (17,5%)
dengan rata-rata usia 15-45 tahun. Di Swedia didapatkan hasil jenis kelamin pria (25,4%),
jenis kelamin wanita (36%) dengan rata-rata usia 20-45 tahun. Di Jerman mendapatkan
prevelensi insomnia sebesar 6% pada usia 18 tahun. Orang dewasa ddi unur 18-29 tahun
yang tidur selama 6-7 jam memiliki resiko 2 kali lebih mungkin terjadi kecelakaan,
sementara itu individu yang tidur kurang dari 5 jam memiliki resiko terjadi kecelakaan 4-
5 kali. Penduduk Indonesia berjumlah sekitar 238.452.000 orang, ada sebanyak 28.053.000
diantaranya yang terjangkit insomnia. Jumlah ini terus bertambah dikarenakan oleh adanya
gaya hidup. Data ini diperkuat dengan hasil survei terbaru bahwa angka prevelensi di
Indonesia adalah 10% dari jumlah penduduk. Tinggnya jumlah insomnia di Indonesia
meningkat diakibatkan oleh belum adanya penanganan insomnia yang belum memadai
(Putri, 2016).

Efek insomnia ternyata tidak sederhana. Masalah insomnia menyebabkan pasien


mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jika tidak ditangani secara
tepat, insomnia dapat mengakibatkan kondisi psikopatologis, hipertensi dan masalah
kesehatan serius lainnya. Selain mengganggu kesehatan secara fisik, insomnia juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti meningkatnya gejala psikologis dan
keluhan somatik, gejala depresi yang dapat menjadi predisposisi penyalahgunaan zat,
kualitas hidup yang tidak baik dan meningkatmya risiko bunuh diri.

Pilihan pengobatan untuk insomnia meliputi pendekatan farmakologis dan


nonfarmakologis. Agen yang umum digunakan adalah agonis reseptor benzodiazepin,
antidepresan, antihistamin penenang, agonis reseptor melatonin dan antagonis reseptor
orexin ganda. Meskipun psikofarmakologi adalah metode yang paling banyak digunakan
dalam kasus agresi dengan insomnia, efek samping obat harus tetap dipertimbangkan dan
terapi komplementer seperti terapi musik dapat menjadi metode alternatif. Terapi distraksi
ini sudah banyak digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan dan telah mengalami
berbagai modifikasi. Terapi musik yang digunakan biasanya adalah alunan musik yang
memiliki dampak positif untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik pasien secara
tidak langsung. Menggunakan musik sebagai terapi yang memiliki banyak manfaat, seperti
meningkatkan kualitas tidur, mengubah suasana hati, meningkatkan konsentrasi,
meningkatkan keterampilan dan harga diri, serta meningkatkan interaksi sosial (Barus &
Nurhidayah, t.t.).
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh metode relaksasi terapi musik untuk meningkatkan kulaitas tidur
remaja dengan insomnia?

1.3 Tujuan Penelitian


Mendeskripsikan pengaruh metode relaksasi terapi musik untuk meningkatkan
kualitas tidur remaja dengan insomnia

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Teoritis
a. Bagi Ilmu Keperawatan

Proposal ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai metode relaksasi


terapi musik untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja dengan insomnia

1.4.2 Praktis
a. Bagi penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan juga wawasan tentang pengaruh


metode relaksasi terapi musik untuk meningkatkan kualitas tidur remaja dengan
insomnia

b. Bagi institusi

Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain dalam mengembangkan ilmu


pengetahuan tentang pengaruh metode relaksasi terapi musik untuk meningkatkan
kualitas tidur remaja dengan insomnia bagi penulis selanjutnya

c. Bagi penulis selanjutnya

Dapat dipergunakan sebagai bahan penilaian dan perbandingan untuk penelitian


selanjutnya dibidang keperawatan dan dapat dijadikan referensi dalam pembuatan
ataupun pengaplikasian metode relaksasi terapi musik untuk meningkatkan kualitas
tidur pada remaja dengan insomnia
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Terapi Musik
2.1.1 Pengertian Terapi Musik
Terapi musik merupakan kegiatan yang menggunakan musik yang
berfungsi untuk alternatif terapi, terapi yang dimaksud yaitu bisa dalam bentuk
fisik, emosional, mental, sosial, estetika dan spiritual untuk meeningkatkan atau
mempertahankan kesehatan seseorang. Terapi musik dibagi menjadi dua kata yaitu
”terapi” dan ”musik”. Terapi diartikan serangkaian upaya yang dibentuk untuk
menolong individu lain. Sedangkan kata ”musik” memiliki pengertian properti
yang digunakan untuk memberikan terapi. Jadi dapat disimpulkan terapi musik
yaitu sebuah usaha untuk memperbaiki kulaitas hidup seseorang dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombere, yang disusun
sedemikian rupa sehingga mewujudkan susuatu yang bermanfaat bagi kesehatan
seseorang (Zalila dkk., t.t.)
2.1.2 Macam Macam Metode Terapi Musik
Terdapat dua metode terapi musik, yaitu :

1) Terapi musik aktif


Metode terapi musik aktif ini mengajak pasien bernyanyi, belajar bermain alat
musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu sederhana. Dengan kata
lain pasien lebih berinteraksi langsung dengan dunia musik. Untuk melakukan
metode ini dibutuhkan bimbingan seorang pakar musik yang kompeten.
2) Terapi musik pasif
Metode terapi musik ini merupakan suatu metode yang mudah dan efektif,
pasien tinggal mendengarkan dan menghayati alunan musik (Fitriyanti & Kep,
t.t.)

2.1.3 Standart Prosedur Terapi Musik

Prosedur terapi musik menurut Pandoe dalam Ramadhani adalah sebagai berikut:

1) Memilih tempat yang tenang

2) Memposisikan tubuh senyaman mungkin

3) Menyiapkan speaker atau headphone, pilih musik yang akan


diperdengarkan serta menyesuaikan volume
4) Saat musik dimainkan, dengarkan dengan seksama instrumennya

5) Biarkan suara musik mengalir ke dalam tubuh

6) Fokuskan bahwa kecemasan, ketakutan, kehawatiran yang difikirkan


akan berubah menjadi pengalaman

7) Dengarkan musik selama 30 menit idealnya namun apabila 10 menitpun


telah membatu rileksasi responden

2.2 Insomnia
2.2.1 Pengertian Insomnia
Insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan
dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkanselama
1 bulan atau lebih dan keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan gangguan klinis yang
signifikan (Nurlani dkk., 2023). Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan
kesulitan untuk tertidur, tetap tertidur, atau keduanya. Insomnia dapat memengaruhi
kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk contoh:
mengantuk di siang hari, stamina menurun, mood swing, dan sebagainya. Penyebab umum
insomnia termasuk stres, kecemasan, penyakit, dan obat-obatan (Ahmad dkk., 2022).

2.2.2 Etiologi Insomnia


Faktor yang memperngaruhi seseorang insomnia yaitu:

a. Kondisi stres mampu mempengaruhi terjadinya insomnia. Hal ini membuat


kondisi pikiran kita lebih aktif di malam hari yang membuat sulit untuk tidur.
b. Pemakaian obat – obatan, seperti obat jantung, antidepresan dan obat alergi
mampu mempengaruhi proses tidur.
c. Depresi dan kecemasan
d. Kondisi medis seseorang yang mengalami penyakit seperti gagal jantung, sesak
nafas, stroke kemungkinan lebih besar mengalami insomnia.
e. Kondisi lingkungan atau waktu kerja. Kelelahan akibat pekerjaan, lingkungan
kurang nyaman akibat polusi udara akan membuat seseorang mengalami
insomnia dikarenakan irama sirkadian tubuh menjadi terganggu mengakibatkan
sulit untuk tidur (Sya’diyah dkk., 2021)
2.2.3 Klasifikasi Insomnia
Insomnia ini dapat dilaksanakan kategorisasi ke dalam beberapa ketentuan,
diantaranya ialah sebagaimana dibawah ini:

a. Insomnia Primer
Insomnia primer dapat disebabkan akibat pola tidur yang salah, kemudian
insomnia idiopatik yaitu insomnia yang dialami semenjak kanak-kanak yang
berkelanjutan hingga dewasa.
b. Insomnia Sekunder
Beberapa penyebab insomnia sekunder yaitu :
1) Kondisi yang menyakitkan : sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung
2) Gangguan sistem pernafasan
3) Gangguan pencernaan : maag, diare
4) Kesehatan mental : dimensia, bipolar, depresi, kecemasan
5) Penggunaan obat obatan
6) Gangguan tidur lainnya : keletihan, jam kerja diluar kemampuan, kram
malam, apnea
7) Pengaruh alkohol

2.2.4 Dampak Insomnia


Gangguan tidur menjadi sesuatu yang sering dikeluhkan dikarenakan dapat
mepengaruhi pekerjaan, aktivitas sosial dan status kesehatan. Masalah kesehatan yang
sering timbul pada seseorang menjadi permasalahan kesehataan yang serius. Insomnia
dapat menjadi faktor kualitas hidup dan kemampuan kognitif, efek dari insomnia yaitu
mengantuk pada siang hari, tidak berdaya, tidak fokus, resiko jatuh tinggi, rawan terjadi
kecelakaan dan kehilangan memori. Insomnia berkesempatan menjadi permasalahan
kesehatan jangka panjang contohnya keberlangsungan hidup lebih singkat dan dua kali
lipat berpotensi meninggal akibat penyakit serangan jantung dan juga stroke (Safari &
Amanda, t.t.)

2.2.5 Penatalaksanaan Insomnia


Insomnia mampu diselesaikan dengan menggunakan pengobatan farmakologis dan
juga non farmakologis. Terapi farmakologis didefinisikan dengan terapi dengan
memanfaatkan kegunaan obat-obatan. Namun terapi farmakologis memiliki banyak
menimbulkan efek samping bagi pasien. Maka untuk mengurangi resiko efek samping
dapat digunakan terapi non farmakologis yakni didefinisikan dengan terapi dalam
pelaksanaannya tanpa mempergunakan kegunaan obat-obatan dengan cara mengubah
perilaku yang berhubungan dengan tidur. Berikut terapi farmakologis insomnia merujuk
pernyataan yang dikemukakan ialah sebagaimana di bawah ini:

1. Benzodiazepines. Obat ini memiliki efek relaksasi otot dan mengurangi


kecemasan.

2. Obat Sedative-hypnotic. Obat ini bekerja sebagai obat penenang dan


menimbulkan rasa mengantuk.

3. Antidepresan. Mengandung dosis doxepin yang rendah. Formula doxepin untuk


masalah insomnia disebut Silenor. Silenor memiliki efek samping rasa mengantuk,
mulut kering dan mata kering.

Untuk terapi non farmakologis banyak jenisnya seperti :

1. Terapi musik

2. Terapi akupuntur

3. Aromaterapi

4. Terapi pijat atau relaksasi

5. Olahraga

6. Mengajarkan pasien bahwa tempat tidur diperuntukan untuk tidur bukan sebagai
tempat makan, menonton film, atau aktivitas lainnya (Michael H. Bonnet dan
Donna L. Arand, 2019).
BAB III

METODE STUDI
3.1 Desain Studi Kasus
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
memahami fenomena sosial secara mendalam dan detail. Ragam penelitian kualitatif
sangat banyak sekali diantaranya ragamnya adalah sebagai berikut: fenomenologi,
etnografi (ethnography) studi kasus (case studies) grounded teory dan lain-lain. Penelitian
tentang ragam penelitian kualitatif meliputi pendekatan studi kasus, peneliti pendekatan
fenomenologi dan peneliti dengan pendekatan etnografi komunikasi (Yusanto, 2020).
3.2 Subyek Penelitian
Subyek didalam penelitian ini penulis telah menentukan subyek sebagai berikut :
1. Remaja yang mengalami insomnia : remaja dengan rentang usia 18-20 tahun
dengan insomnia
2. Kemampuan untuk berbagi pengalaman : partisipan harus mampu memberi
dukungan pada remaja dengan insomnia
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2024 di salah satu kampus
Kota Malang. Waktu dan tempat di laksanakan sesuai dengan persetujuan peneliti
dengan subjek penelitian.
3.4 Fokus Studi dan Defisini Operasinal Fokus Studi
Fokus studi pada penelitian ini yaitu untuk memberikan peningkatan kulatias tidur
remaja dengan insomnia. Penelitian ini difokuskan pada :

1. Respon klien : bagaiamana respon klien dalam serangkaian tindakan metode


relaksasi terapi musik yang dilakukan oleh peneliti
2. Tantangan yang dialami : kendala atau kesulitan klien dalam membiasakan tidur
dengan mendengarkan musik

3.5 Metode Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data peneliti memanfaatkan media internet dengan mencari
sumber jurnal dari Google Scholar. Hal ini untuk memastikan bahwa jurnal yang
didapatkan relevan dengan topik pembahasan. Kriteria sumber yang jurnal yang dimaksud
mulai dari tahun 2016 hingga tahun 2023. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik wawancara terstruktur dimana penulis melakukan wawancara secara
mendalam.

3.6 Analisis Data dan Penyajian Data


Analisis data dan penyajian data adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dan gambaran umum remaja dengan insomnia, wawancara,
observasi skala insomnia sebelum dan sesudah terapi relaksasi musik dan
observasi pengkajian fisik
2. Pengolahan data
Data wawancara didapatkan berupa lamanya tidur, bermimpi atau tidak,
kualitas tidur, waktu masuk tidur, terbangun malam hari, waktu untuk tidur
Kembali setelah terbangun, lamanya tidur setelah terbangun, lamanya
gangguan tidur terbangun pada malam hari, terbangun dini hari dan lamanya
perasaan tidak segar setiap bangun pagi
3. Penyajian data
Data disajikan secara deskriptif dan naratif
4. Penarikan kesimpulan
Setelah disajikan data digunakan untuk menentukan apakah ada efektivitas
terhadap insomnia setelah dilakukan terapi relaksasi musik

3.7 Etika Penelitian


1. Informed consent (persetujuan menjadi responden)

Klien setuju dan menandatangani formulir informed consent bahwa mereka adalah
klien

2.Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi


diberi kode

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden terjamin oleh peneliti dan hanya kelompok


tertentu yang mengetahui
4. Beneficence

Beneficence menekankan bahwa peneliti memiliki kewajiban untuk meminimalkan


kerugian dan memaksimalkan keuntungan pasien. Peneliti harus menghindarkan
pasien dari semua jenis bentuk fisik (kelelahan, terluka), emosional (kecemasan,
stres). Para peneliti menjelaskan kepada pasien manfaat dari penelitian ini, yaitu
menurunkan skala insomnia

5. Respect of human dignity

Peneliti menghormati martabat kemanusiaan pasien, dalam hal ini peneliti harus
menghormati hak pasien untuk mengambil keputusan sendiri. Pasien memiliki hak
untuk memutuskan apakah akan berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. R., Anissa, M., & Triana, R. (2022). HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN
KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA ANGKATAN 2017 FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH. Indonesian Journal for Health
Sciences, 6(1), 1–7. https://doi.org/10.24269/ijhs.v6i1.3936
Barus, R. E. B., & Nurhidayah, R. E. (t.t.). Intervensi Keperawatan Holistik Melalui Terapi Musik
untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien Insomnia.
Bonnet, M. H., & Arand, D. L. (2021). Risk factors, comorbidities, and consequences of insomnia
in adults. UpToDate. Recuperado el, 1.
Fitriyanti, N. A., & Kep, S. (t.t.). PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA OKTOBER, 2023.
Nurlani, I., Dwimawati, E., & Nasution, A. (2023). Hubungan antara Perilaku Merokok dengan
Kejadian Insomnia pada Remaja Laki-Laki di Wilayah Taman Muara RW 09 Kelurahan
Pasir Jaya Tahun 2022. PROMOTOR, 6(4), 345–350.
https://doi.org/10.32832/pro.v6i4.267
Pribadi, T., Utami, S., & Marliyana, M. (2019). BULLYING BEHAVIOR AMONG TEENAGERS
AT JUNIOR HIGH SCHOOL LAMPUNG -INDONESIA. Malahayati International
Journal of Nursing and Health Science, 2(1), 32–40.
https://doi.org/10.33024/minh.v2i1.1139
Putri, D. (2016). PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT
INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN.
Riemann, D., Espie, C. A., Altena, E., Arnardottir, E. S., Baglioni, C., Bassetti, C. L. A., Bastien,
C., Berzina, N., Bjorvatn, B., Dikeos, D., Dolenc Groselj, L., Ellis, J. G., Garcia‐
Borreguero, D., Geoffroy, P. A., Gjerstad, M., Gonçalves, M., Hertenstein, E., Hoedlmoser,
K., Hion, T., … Spiegelhalder, K. (2023). The European Insomnia Guideline: An update
on the diagnosis and treatment of insomnia 2023. Journal of Sleep Research, 32(6),
e14035. https://doi.org/10.1111/jsr.14035
Safari, U., & Amanda, D. (t.t.). PENGARUH MUSIK SHOLAWATAN TERHADAP KWALITAS
TIDUR PENDERITA INSOMNIA DI RSUD BUDHI ASIH.
Sya’diyah, H., Kirana, S. A. C., Nurlela, L., Suhardiningsih, A. V. S., Sustrami, D., & Mutyah, D.
(2021). Upaya Mewujudkan Sehat Jiwa dalam Penggunaan Gadget Selama Pandemi
Covid-19 di SMA Hang Tuah Surabaya. Jurnal Abdidas, 2(5), 1204–1211.
https://doi.org/10.31004/abdidas.v2i5.397
Yusanto, Y. (2020). Ragam Pendekatan Penelitian Kualitatif. JOURNAL OF SCIENTIFIC
COMMUNICATION (JSC), 1(1). https://doi.org/10.31506/jsc.v1i1.7764
Zalila, R., Saputri, R., & Pancawardhana, N. A. (t.t.). Penerapan Tindakan Terapi Musik Pada
Pasien Cedera Kepala Ringan Dengan Masalah Nyeri Akut Di Rumah Sakit Bhayangkara
M. Hasan Palembang.

Anda mungkin juga menyukai