Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN KASUS PADA PASIEN DENGAN ANEMIA

DI RSUD Dr. A. DADI TJOKRODIPO


KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019

KARYA ILMIAH NERS

Disusun Oleh :

Elita Fitriani, S.Kep 149012018130

Emmy Bulan Wahyani, S.Kep 149012018131

Hadi Purnomo, S.Kep 149012018133

Iwan Sahdi Siregar, S.Kep 149012018134

Muh Novryan Zeini Ardy 149012018135

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2019
LAPORAN KASUS PADA PASIEN DENGAN ANEMIA
DI RSUD Dr. A. DADI TJOKRODIPO
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada


Program Studi Profesi Ners Keperawatan Regular

Disusun Oleh :

Elita Fitriani, S.Kep 149012018130

Emmy Bulan Wahyani, S.Kep 149012018131

Hadi Purnomo, S.Kep 149012018133

Iwan Sahdi Siregar, S.Kep 149012018134

Muh Novryan Zeini Ardy 149012018135

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2019

ii
PERSETUJUAN UJIAN KIN

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan TIM Penguji KIN

Judul KIN : Laporan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia Di Ruang


E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
Tahun 2019

Nama Mahasiswa :

Elita Fitriani, S.Kep 149012018130

Emmy Bulan Wahyani, S.Kep 149012018131

Hadi Purnomo, S.Kep 149012018133

Iwan Sahdi Siregar, S.Kep 149012018134

Muh Novryan Zeini Ardy 149012018135

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Proposal

Pada 15 Juli 2019

Dosen Pembimbing,

Ns. Siti Indarti, S.Kep.,M.Kes


NBM.967835

iii
PENGESAHAN PENGUJI

LAPORAN KASUS PADA PASIEN DENGAN ANEMIA


DI RSUD Dr. A. DADI TJOKRODIPO
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019

KIN oleh Teman-Teman ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Kin dan dinyatakan Lulus pada tanggal 15 Juli 2019.

MENGESAHKAN

Tim Penguji :
Ketua moderator : Ns. Siti Indarti, S.Kep.,M.Kes (…………..…)
NBM : 967835

Penguji I : Ns. Heru Supriyatno, S.Kep.,M.Kes (……………..)


NBM : 927026

Ketua Program Studi

Ns. Rani Ardina, M.Kep


NBM.1156365

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J


NBM. 965246

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobil’alamin adalah untaian kata terindah sebagai ungkapan puji


syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’alaatas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah Ners
(KIN) yang berjudul “Laporan Kasus Pada Pasien Dengan Anemia Di RSUD Dr.
A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung”. KIN ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Profesi Ners di STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Dalam proses penyelesaian KIN ini, penulis banyak mendapat bantuan,


bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J selaku ketua STIKes Muhammadiyah


Pringsewu Lampung dan selaku pembimbing I.
2. Ns. Siti Indarti, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, saran, masukan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan
penyusunan KIN ini
3. Ns. Heru Supriyatno, S.Kep.,M.Kes selaku penguji yang telah memberikan
saran, masukan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan penyusunan
KIN ini
4. Bapak dan Ibu dosen STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis
berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pringsewu, Juli 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ....................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ............................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
INTISARI ......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan ....................................................................................................... 3
D. Manfaat ..................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian ................................................................................................. 6
B. Klasifikasi ................................................................................................ 7
C. Etiologi ..................................................................................................... 9
D. Tanda Gejala ............................................................................................ 11
E. Patofisiologi ............................................................................................ 12
F. Pemeriksaan Penunjang .......................................................................... 15
G. Penatalaksanaan ...................................................................................... 16
H. Pathway ................................................................................................... 18
I. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia ................................ 20
J. Evaluasi .................................................................................................... 32

vi
BAB III LAPORAN KASUS

1. DATA PENGKAJIAN ............................................................................. 33


2. PEMERIKSAAN PENUNJANG ............................................................. 40
3. FARMAKOTERAPI ................................................................................ 42
4. ANALISA DATA .................................................................................... 44
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................. 50
6. INTERVENSI KEPERAWATAN ........................................................... 51
7. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ..................................................... 55

BAB IV PEMBAHASAN

A. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN .................................................. 64


B. ANALISA DATA PENGKAJIAN .......................................................... 67
C. ANALISIS DIAGNOSA KEPERAWATAN .......................................... 70
D. ANALISA INTERVENSI KEPERAWATAN ........................................ 71
E. ANALISIS IMPLEMENTASI DAN EVALUASI .................................. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 74
B. SARAN...................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
INTISARI

Nama : Elita Fitriani, S.Kep 149012018130


Emmy Bulan Wahyani, S.Kep 149012018131
Hadi Purnomo, S.Kep 149012018133
Iwan Sahdi Siregar, S.Kep 149012018134
Muh Novryan Zeini Ardy 149012018135
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Laporan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia Di
Ruang E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
Lampung Tahun 2019

Berbagai sebab penyakit anemia defisiensi Fe antara lain adalah faktor


kekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, perdarahan hemolisis dan
kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala
muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana
terjadi kegagalan sempurna dan irreversibel. Oleh karena itu perawat sangat
penting dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien anemia defisiensi Fe,
serta diharapkan tidak hanya terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga psikologis
penderita. (Handayani.,Haribowo. 2008)

Kata kunci : Anemia

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah keadaan yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah

merah, kadar hemoglobin, dan hematocrit di bawah normal. Anemia bukan

merupakan suatu penyakit tunggal, melainkan merupakan pencerminan

terhadap keadaan suatu penyakit atau gangguan pada fungsi tubuh.Secara

fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin

untuk mengangkat oksigen ke jaringan. Prevalensi anemia di Indonesia

menurut kelompok populasi paling sering terjadi pada populasi wanita dewasa

hamil dengan prevalensi 50-70%, diikuti wanita dewasa tidak hamil 30-40%,

laki-laki dewasa 20-30%, dan anak-anak usia sekolah 25-35%

(Handayani.,Haribowo. 2008).

Kejadian anemia bervariasi tetapi diperkiakan sekitar 30% penduduk

dunia mederita anemia, dimana prevalensi tertinggi berada di Negara-negara

sedang berkembang. Prevalensi anemia adalah sekitar 8-44%, dengan

prevalensi tertinggi pada laki-laki usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hasil

studi lainya dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada laki-laki adalah 27-40%

dan wanita adalah 16-21%. Sebagai penyebab tersering anemia pada adalah

anemia kronik dengan prevalensinya sekitar 35%, diikuti oleh anemia

defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainya yaitu defisiensi viamin B12,

defisiensi asam folat, perdarahan saluran cerna dan sindroma mielodisplastik.

Pada lansia penderita anemia berbagai penyakit lebih mudah timbul dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

penyembuhan penyakit lebih mudah timbul dan penyembuhanya akan

semakin lama (Handayani.,Haribowo. 2008).

Hasil Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2015 menemukan

prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia anara lain, anemia (46,3%),

hipertensi (42,9%), penyakit sendi (39,6%), penyakit jantung dan pembuluh

darah (10,7%). Survey di 12 provinsi pada tahun 2015 menunjukan anemia

yang dirawat di rumah sakit sebanyak 3.251 kasus. Jumlah ini meningkat

drastis dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 1.236 kasus. Diawal

tahun 2009 tercatat 2.159 kasus yang dirawat di rumah sakit. (Depkes,2015).

Prevalensi anemia di Provinsi Lampung adalah tertinggi di pulau Sumatera.

Tingginya jumlah anemia di Provinsi Lampung yaitu sebanyak 69,7%.

Persentase kejadian anemia di Provinsi Lampung lebih besar dari persentase

gizi nasional yaitu sebanyak 63% (Dinkes Provinsi Lampung, 2010).

Berbagai sebab penyakit anemia defisiensi Fe antara lain adalah faktor

kekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, perdarahan hemolisis dan

kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala

muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana

terjadi kegagalan sempurna dan irreversibel. Oleh karena itu perawat sangat

penting dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien anemia defisiensi

Fe, serta diharapkan tidak hanya terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga

psikologis penderita. (Handayani.,Haribowo. 2008).

Menurut data RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Tahun 2019, pada tahun 2018 khususnya di ruang penyakit dalam E4, angka

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

kejadian pasien dengan anemia mencapai 224 pasien dan pada tahun 2019

terhitung sejak Januari – Juni 2019 jumlah pasien dengan anemia sudah

mencapai 156 pasien, hal ini membuktikan bahwa setiap tahun angka kejadian

anemia selalu meningkat (Profil RM RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo, 2019).

Berdasarkan latar belakang diatas, laporan pendahuluan ini dibuat

bertujuan untuk mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan

gejala, pathway, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pengkajian,

diagnosa keperawatan, dan fokus intervensi dari anemia.Diharapkan dengan

adanya laporan pendahuluan ini, dapat membantu dalam pemberian asuhan

keperawatan yang tepat pada pasien dengan diagnosa anemia.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan laporan kasus ini adalah

“Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia Di

Ruang E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung Tahun

2019”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan laporan hasil kegiatan praktek klinik keperawatan

penyakit dalam pada pasien dengan Anemia Oleh Mahasiswa Program

Studi Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

2. Tujuan Khusus

a) Menggambarkan hasil pengkajian pasien dengan anemia Di Ruang E4

RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung Tahun 2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

b) Menggambarkan perumusan diagnosa pada pasien dengan anemia Di

Ruang E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Tahun 2019

c) Menggambarkan perencanaan keperawatan pada pasien dengan anemia

Di Ruang E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Tahun 2019

d) Menggambarkan implemntasi keperawatan pada pasien dengan anemia

Di Ruang E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Tahun 2019

e) Menggambarkan evaluasi atas tindakan keperawatan pada pasien

dengan anemia Di Ruang E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota

Bandar Lampung Tahun 2019

D. Manfaat

1. Teoritis

Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang anemia defisiensi Fe dan

sebagai wacana untuk mengetahui pelaksanaan proses asuhan keperawatan

pada pasien dengan anemia defisiensi Fe

2. Praktis

a) Bagi Rumah Sakit

Dapat diigunakan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan

rumah sakit dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan

anemia defisiensi Fe.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

b) Bagi Tim Kesehatan

Dapat digunakan sebagai masukan bagi tim kesehatan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam upaya

peningkatan asuhan keperawatan serta pencegahan komplikasi pada

pasien dengan anemia defisiensi Fe.

c) Bagi Instansi Akademik

Dapat digunakan sebagai referensi institusi pendidikan untuk

meningkatkan mutu pendidikannya di masa yang akan dating.

d) Bagi Pasien dan Keluarga

Menambah informasi tentang gambaran umum penyakit anemia

defisiensi Fe sehingga dapat menumbuhkan kesadaran untuk

meningkatkan kesehatannya serta mampu melakukan perawatan yang

tepat bagi keluarganya.

e) Bagi Pembaca

Dapat digunakan sebagai referensi serta informasi terkait gambaran

umum anemia defisiensi Fe dan proses asuhan keperawatannya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar

hemoglobin (Hb) atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia menunjukkan

suatu status penyakit atau perubahan fungsi tubuh. Anemia merupakan

keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak

memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara

laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta

hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal (Handayani.,Haribowo. 2008).

Batasan umum seseorang dikatakan anemia dapat menggunakan kriteria WHO

pada tahun 1968, dengan kriteria sebagai berikut (Handayani & Andi, 2008):

 Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl

 Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl

 Perempuan dewasa hamil Hb < 11 gr/dl

 Anak usia 6-14 tahun Hb < 12 gr/dl

 Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb < 11 gr/dl

Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada

umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut

(Handayani.,Haribowo. 2008).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

 Hb < 10 gr/dl

 Hematokrit < 30%

 Eritrosit < 2,8 juta/m

Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang

umum dipakai adalah (Handayani.,Haribowo. 2008):

 Ringan sekali Hb 10 gr/dl – 13 gr/dl

 Ringan Hb 8 gr/dl – 9,9 gr/dl

 Sedang Hb 6 gr/dl – 7,9 dr/dl

 Berat Hb < 6 gr/dl

B. Klasifikasi

Menurut (Handayani.,Haribowo. 2008)., klasifikasi anemia adalah:

1. Anemia Aplastik

Anemia aplastik (hipoproliferatif) disebabkan oleh penurunan pada

prekusor sel-sel sumsum tulang dan penggantian sumsum dengan lemak.

Anemia ini dapat disebabkan oleh kongenital atau didapat, idiopati

akibat dari infeksi tertentu, obat-obatan dan zat kimia, serta kerusakan

akibat radiasi. Penyembuhan sempurna dan cepat mungkin dapat

diantisipasi jika pemajanan pada pasien dihentikan secara dini.Jika

pemajanan tetap berlangsung setelah terjadi tanda-tanda hipoplasi,

depresi sumsum tulang hampir dapat berkembang menjadi gagal

sumsum tulang dan irreversible.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

2. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah kondisi dimana kandungan besi dalam

tubuh menurun dibawah kadar normal. Zat besi yang tidak adekuat

menyebabkan berkurangnya sintesis Hb sehingga menghambat proses

pematangan eritrosit. Ini merupakan tipe anemia yang paling

umum.Anemia ini dapat ditemukan pada pria dan wanita pasca

menopause karena perdarahan (misal, ulkus, gastritis, tumor

gastrointestinal), malabsopsi atau diit sangat tinggi serat (mencegah

absorpsi besi). Alkoholisme kronis juga dapat menyebabkan masukan

besi yang tidak adekuat dan kehilangan besi melalui darah dari saluran

gastrointestinal.

3. Anemia Megaloblastik (Defisiensi Vitamin B12 dan Defisiensi Asam

Folat)

Anemia yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam

folat memperlihatkan perubahan-perubahan sumsum tulang dan darah

perifer yang identik.Defisiensi vitamin B12 sangat jarang terjadi tetapi

dapat terjadi akibat ketidakadekuatan masukan pada vegetarian yang

ketat, kegagalan absorpsi saluran gantrointestinal, penyakit yang

melibatkan ilium atau pankreas yang dapat merusak absorpsi vitamin

B12. Tanpa pengobatan pasien akan meninggal setelah beberapa tahun,

biasanya akibat gagal jantung kongesti sekunder akibat dari anemia.

Sedangkan defisiensi asam folat terjadi karena asupan makanan yang

kurang gizi asam folat, terutama dapat ditemukan pada orang tua,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

individu yang jarang makan sayuran dan buah,alkoholisme, anoreksia

nervosa, pasien hemodialisis.

4. Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang diakibatkan oleh

defek molekul Hb dan berkenaan dengan serangan nyeri.Anemia ini

ditemukan terutama pada orang Mediterania dan populasi di Afrika, serta

terutama pada orang-orang kulit hitam.Anemia sel sabit merupaka

gangguan resesif otosom yang disebabkan oleh pewarisan dua salinan

gen hemoglobin defektis, satu buah dari masing-masing orang

tua.Hemoglobin yang cacat itu disebut hemoglobin S (HbS), menjadi

kaku dan membentuk konfigurasi seperti sabit apabila terpajan oksigen

berkadar rendah.

5. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh proses

hemolysis, yaitu pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum

waktunya. Anemia hemolitik adalah jenis yang tidak sering dijumpai,

tetapi bila dijumpai memerlukan pendekatan diagnostik yang tepat.

Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh anemia sel sabit, malaria,

penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, dan reaksi transfuse.

C. Etiologi

Menurut (Handayani.,Haribowo. 2008).penyebab anemia dapat

dikelompokan sebagai berikut:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:

a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi Fe,

Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.

b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat

menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi asam folat.

c. Fungsi sel induk (stem sel) terganggu , sehingga dapat menimbulkan

anemia aplastik dan leukemia.

d. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.

2. Kehilangan darah

a. Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi

secara mendadak.

b. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.

3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis)

Hemolisis dapat terjadi karena:

a. Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD (untuk mencegah

kerusakan eritrosit.

b. Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit

misalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal atau

penggunaan obat acetosal.

4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada

Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan

mineral Fe. Sebagian besar anemia anak disebabkan oleh kekurangan satu

atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia bisa juga disebabkan

oleh kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi cacing tambang.

D. Tanda Gejala

Menurut (Handayani.,Haribowo. 2008), tanda dan gejala dari anemia,

meliputi:

1. Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai (5L).

2. Sering mengeluhkan pusing dan mata berkunang-kunang.

3. Gejala lebih lanjut, adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak

tangan menjadi pucat.

Sedangkan menurut Handayani & Andi (2008), tanda dan gejala anemia

dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu sebagai berikut:

1. Gejala umum anemia

Gejala umum anemia atau dapat disebur juga sindrom anemia adalah

gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar Hb yang sudah

menurun di bawah titik tertentu. Gejala-gejala tersebut dapat

diklasifikasikan menurut organ yang terkena, yaitu:

 Sistem kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak

nafas saat beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.

 Sistem saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata

berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabilatas, lesu, serta perasaan

dingin pada ekstremitas.

 Sistem urogenital: gangguan haid dan libido menurun.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

 Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit

menurun, serta rambut tipis dan halus.

2. Gejala khas masing-masing anemia

Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah

sebagai berikut:

 Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis

angularis, keletihan, kebas dan kesemutan pada ekstremitas

 Anemia defisiensi asam folat: lidah merah (buffy tongue).

 Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.

 Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda

infeksi.

3. Gejala akibat penyakit yang mendasari

Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia

tersbut. Misalnya anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi

cacing tambang berat akan menimbulkan gejala seperti pembesaran

parotis dan telapak tangan berwatna kuning seperti jerami.

E. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang

atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.Kegagalan sumsum

tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor,

atau akibat penyebab yang tidak diketahui.Lisis sel darah merah terjadi dalam

sel fagositik atau dalam sistem retikulo endothelial, terutama dalam hati dan

limpa. Sebagai hasil sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

dalam fagositi akan memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah

mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin akan muncul

dalam plasma. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin

plasma, makan hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan ke

dalam urin. Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal, yaitu anoksia

organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh

darah ke jaringan dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.

Kombinasi kedua penyebab ini akan menimbulkan gejala yang disebut

sindrom anemia (Handayani, 2008).

Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada

tiga kelompok (Handayani.,Haribowo. 2008) :

1. Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal

Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit

atau sel darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik.Hal ini

terjadi akibat adanya abnormalitas sel darah merah atau kekurangan

mineral dan vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja dari

eritrosit berjalan normal. Kondisi kondisi yang mengakibatkan anemia ini

antara lain sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang dan stem cell,

anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta gangguan

kesehatan lain yang mengakibatkan penurunan hormon yang diperlukan

untuk proses eritropoesis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

2. Anemia akibat penghancuran sel darah merah

Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu

bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur

lebih cepat sehingga menimbulkan anemia hemolitik. Penyebab anemia

hemolitik yang diketahui atara lain:

a. Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia.

b. Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau

beberapa jenis makanan.

c. Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis.

d. Autoimun.

e. Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka bakar,

paparan kimiawi, hipertensi berat, dan gangguan thrombosis.

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

3. Anemia akibat kehilangan darah

Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun pada

perdarahan yang berlangsung perlahan namun kronis. Perdarahan kronis

umumnya muncul akibat gangguan gastrointestinal (misal ulkus,

hemoroid, gastritis, atau kanker saluran pencernaan), penggunaan obat

obatan yang mengakibatkan ulkus atau gastritis (misal OAINS),

menstruasi, dan proses kelahiran.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaa penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan diagnose

anemia adalah (Handayani, 2008):

1. Pemeriksaan laboratorium hematologis

 Tes penyaring: dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.

Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen,

seperti kadar hemoglobin, indeks eritrosit (MCV, MCH, dan

MCHC), asupan darah tepi.

 Pemeriksaan rutin: untuk mengetahui kelainan pada sistem leukosit

dan trombosit. Pemeriksaan yang dikerjakan meliputi laju endap

darah (LED), hitung diferensial, dan hitung retikulosit.

 Pemeriksaan sumsum tulang: dilakukan pada kasus anemia dengan

diagnosis definitive meskipun ada beberapa kasus diagnosisnya

tidak memerlukan pemeriksaan sumsum tulang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis

 Faal ginjal

 Faal endokrin

 Asam urat

 Faat hati

 Biakan kuman

3. Pemeriksaan penunjang lain

 Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi.

 Radiologi: torak, bone survey, USG, atau limfangiografi.

 Pemeriksaan sitogenetik.

 Pemeriksaan biologi molekuler (PCR: polymerase chain reaction,

FISH: fluorescence in situ hybridization).

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang tepat dilakukan untuk pasien anemia sesuai jenisnya,

dapat dilakukan dengan (Handayani.,Haribowo. 2008) :

1. Anemia Aplastik

 Transplantasi sumsum tulang.

 Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG).

 Hentikan semua obat yang menyebabkan anemia tersebut.

 Cegah timbulnya gejala-gejala dengan melakukan transfuse sel-sel

darah merah dan trombosit.

 Lindungi pasien yang rentan terhadap leukopenia dari kontak dengan

orang-orang yang menderita infeksi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

2. Anemia defisiensi besi

 Teliti sumber penyebab yang mungkin dapat berupa malignasi

gastrointestinal, fibroid uteri, atau kanker yang dapat disembuhkan.

 Lakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui darah samar.

 Berikan preparat besi orang yang diresepkan.

 Hindari tablet dengan salut enteric, karena diserap dengan buruk.

 Lanjutkan terapi besi sampai setahun setelah perdarahan terkontrol.

3. Anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat)

Anemia defisiensi vitamin B12:

 Pemberian suplemen vitamin atau susu kedelai difortifikasi (pada

vege tarian ketat).

 Suntikan vitamin B12 secara IM untuk kelainan absorpsi atau tidak

terdapatnya faktor-faktor instriksik.

 Cegah kambuhan dengan vitamin B12 selama hidup untuk pasien

anemia pernisiosa atau malabsorpsi yang tidak dapat diperbaiki.

Anemia defisiensi asam folat:

 Pemberian diit nutrisi dan 1 mg gram asam folat setiap hari.

 Asam folat IM untuk sindrom malabsorpsi.

 Asam folat oral diberikan dalam bentuk tablet (kecuali vitamin

prenatal).

4. Anemia sel sabit

 Arus utama terapi adalah hidrasi dan analgesia.

 Hidrasi dengan 3-5L cairan intravena dewasa per hari.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

 Berikan dosis adekuat analgesik narkotik.

 Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri yang lebih

ringan.

 Transfusi dipertahankan untuk krisis aplastik, krisis yang tidak

responsive terhadap terapi, pada preoperasi untuk mengencerkan

darah sabit, dan kadang-kadang setengah dari masa kehamilan untuk

mencegah krisis.

H. Pathway

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA

MENURUT NIC NOC

a) Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan

secara menyeluru (Marrelli. 2008).

Pengkajian pasien dengan anemia (Marrelli. 2008) meliputi :

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan

produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi

terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih

banyak.

Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau

istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada

sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh

tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan

tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.

2) Sirkulasi

Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI

kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung

berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi

(takikardia kompensasi).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan

nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG,

depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;

takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas

(warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,

faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat

dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat

(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih

seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran

darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah,

berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah

putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).

3) Integritas ego

Gejala: keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan

pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.

Tanda : depresi.

4) Eleminasi

Gejala: riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom

malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena.

Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.

Tanda : distensi abdomen.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

5) Makanan/cairan

Gejala: penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani

rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,

kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,

anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas

mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah

liat, dan sebagainya (DB).

Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat

dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit :

buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan

glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir

dengan sudut mulut pecah. (DB).

6) Neurosensori

Gejala: sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak

mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan

bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;

parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin

Tanda: peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis.

Mental: tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik :

hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-

lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa

getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

7) Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

8) Pernapasan

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan

aktivitas.

Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9) Keamanan

Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat

terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.

Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan

panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,

penyembuhan luka buruk, sering infeksi.

Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati

umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).

10) Seksualitas

Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau

amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.

Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

b) Diagnosa Keperawatan

1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau

penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)).

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna

makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel

darah merah.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman

oksigen/nutrient ke sel.

5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan perubahan sirkulasi dan neurologist.

6) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet;

perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.

7) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat;

salah interpretasi informasi; tidak mengenal sumber informasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

c) Intervensi/Implementasi keperawatan

Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan

granulosit (respons inflamasi tertekan)).Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil : mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan

risiko infeksi meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen

atau eritema, dan demam.

INTERVENSI RASIONAL

Tingkatkan cuci tangan yang baik; oleh Mencegah kontaminasi silang/kolonisasi


pemberi perawatan dan pasien. bacterial. Catatan : pasien dengan
anemia berat/aplastik dapat berisiko
Pertahankan teknik aseptic ketat pada akibat flora normal kulit.
prosedur/perawatan luka.
Menurunkan risiko kolonisasi/infeksi
Berikan perawatan kulit, perianal dan oral bakteri
dengan cermat.
Menurunkan risiko kerusakan
Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang kulit/jaringan dan infeksi.
sering, latihan batuk dan napas dalam.
Meningkatkan ventilasi semua segmen
Tingkatkan masukkan cairan adekuat paru dan membantu memobilisasi
sekresi untuk mencegah pneumonia.
Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi
bila memungkinkan Membantu dalam pengenceran secret
pernapasan untuk mempermudah
Pantau suhu tubuh. Catat adanya pengeluaran dan mencegah stasis cairan
menggigil dan takikardia dengan atau tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.
tanpa demam.
Membatasi pemajanan pada
Amati eritema/cairan luka bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi
dibutuhkan pada anemia aplastik, bila
Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas respons imun sangat terganggu.
sesuai indikasi (kolaborasi)
Adanya proses inflamasi/infeksi
Berikan antiseptic topical ; antibiotic membutuhkan evaluasi/pengobatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

sistemik (kolaborasi). Indikator infeksi lokal. Catatan :


pembentukan pus mungkin tidak ada
bila granulosit tertekan.

Membedakan adanya infeksi,


mengidentifikasi pathogen khusus dan
mempengaruhi pilihan pengobatan.

Mungkin digunakan secara propilaktik


untuk menurunkan kolonisasi atau untuk
pengobatan proses infeksi local.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan

/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuh

Kriteria hasil :

a) Menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai

laboratorium normal.

b) Tidak mengalami tanda mal nutrisi.

c) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan

dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan Mengidentifikasi defisiensi,


yang disukai. mengawasi masukkan kalori atau
kualitas kekurangan konsumsi
Observasi dan catat masukkan makanan.
makanan pasien. memudahkan intervensi

Timbang berat badan setiap hari Mengawasi penurunan berat badan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

Berikan makan sedikit dengan atau efektivitas intervensi nutrisi.


frekuensi sering dan atau makan
diantara waktu makan. Menurunkan kelemahan,
meningkatkan pemasukkan dan
Observasi dan catat kejadian mencegah distensi gaster.
mual/muntah, flatus dan dan gejala
lain yang berhubungan Gejala GI dapat menunjukkan efek
anemia (hipoksia) pada organ.
Berikan dan Bantu hygiene mulut
yang baik ; sebelum dan sesudah Meningkatkan nafsu makan dan
makan, gunakan sikat gigi halus pemasukkan oral. Menurunkan
untuk penyikatan yang lembut. pertumbuhan bakteri, meminimalkan
Berikan pencuci mulut yang di kemungkinan infeksi. Teknik
encerkan bila mukosa oral luka. perawatan mulut khusus mungkin
diperlukan bila jaringan
Kolaborasi pada ahli gizi untuk rapuh/luka/perdarahan dan nyeri
rencana diet. berat.

Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan Membantu dalam rencana diet untuk


laboraturium. memenuhi kebutuhan individual.

Kolaborasi ; berikan obat sesuai Meningkatakan efektivitas program


indikasi pengobatan, termasuk sumber diet
nutrisi yang dibutuhkan.

Kebutuhan penggantian tergantung


pada tipe anemia dan atau adanyan
masukkan oral yang buruk dan
defisiensi yang diidentifikasi.

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.

Kriteria hasil :

a) Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-

hari)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

b) Menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,

pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji kemampuan ADL pasien. Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

Kaji kehilangan atau gangguan Menunjukkan perubahan neurology


keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan karena defisiensi vitamin B12
otot. mempengaruhi keamanan pasien/risiko
cedera.
Observasi tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas. Manifestasi kardiopulmonal dari upaya
jantung dan paru untuk membawa jumlah
Berikan lingkungan tenang, batasi oksigen adekuat ke jaringan.
pengunjung, dan kurangi suara bising,
pertahankan tirah baring bila di Meningkatkan istirahat untuk menurunkan
indikasikan. kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan
regangan jantung dan paru.
Gunakan teknik menghemat energi,
anjurkan pasien istirahat bila terjadi Meningkatkan aktivitas secara bertahap
kelelahan dan kelemahan, anjurkan sampai normal dan memperbaiki tonus
pasien melakukan aktivitas semampunya otot/stamina tanpa kelemahan.
(tanpa memaksakan diri). Meingkatkan harga diri dan rasa
terkontrol.

4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

Tujuan : peningkatan perfusi jaringan

Kriteria hasil : - menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

INTERVENSI RASIONAL

Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, Memberikan informasi tentang


warna kulit/membrane mukosa, dasar derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
kuku. membantu menetukan kebutuhan
intervensi.
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

toleransi. Meningkatkan ekspansi paru dan


memaksimalkan oksigenasi untuk
Awasi upaya pernapasan ; auskultasi kebutuhan seluler. Catatan :
bunyi napas perhatikan bunyi kontraindikasi bila ada hipotensi.
adventisius.
Dispnea, gemericik menununjukkan
Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi. gangguan jajntung karena regangan
jantung lama/peningkatan kompensasi
Hindari penggunaan botol penghangat curah jantung.
atau botol air panas. Ukur suhu air mandi
dengan thermometer. Iskemia seluler mempengaruhi jaringan
miokardial/ potensial risiko infark.
Kolaborasi pengawasan hasil
pemeriksaan laboraturium. Berikan sel Termoreseptor jaringan dermal dangkal
darah merah lengkap/packed produk karena gangguan oksigen.
darah sesuai indikasi.
Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi. pengobatan /respons terhadap terapi.

Memaksimalkan transport oksigen ke


jaringan.

5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

perubahan sirkulasi dan neurologist.

Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit.

Kriteria hasil : mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk

mencegah cedera dermal.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji integritas kulit, catat perubahan pada Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi,
turgor, gangguan warna, hangat local, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat
eritema, ekskoriasi. menjadi rapuh dan cenderung untuk
infeksi dan rusak.
Reposisi secara periodic dan pijat
permukaan tulang apabila pasien tidak Meningkatkan sirkulasi kesemua kulit,
bergerak atau ditempat tidur. membatasi iskemia
jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.
Anjurkan pemukaan kulit kering dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

bersih. Batasi penggunaan sabun. Area lembab, terkontaminasi,


memberikan media yang sangat baik
Bantu untuk latihan rentang gerak. untuk pertumbuhan organisme patogenik.
Sabun dapat mengeringkan kulit secara
Gunakan alat pelindung, misalnya kulit berlebihan.
domba, keranjang, kasur tekanan
udara/air. Pelindung tumit/siku dan bantal Meningkatkan sirkulasi jaringan,
sesuai indikasi. (kolaborasi) mencegah stasis.

Menghindari kerusakan kulit dengan


mencegah /menurunkan tekanan terhadap
permukaan kulit.

6) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet;


perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.

Tujuan : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.

Kriteria hasil : menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang


diperlukan sebagai penyebab, factor pemberat.

INTERVENSI RASIONAL

Observasi warna feses, konsistensi, Membantu mengidentifikasi penyebab


frekuensi dan jumlah. /factor pemberat dan intervensi yang tepat.

Auskultasi bunyi usus. Bunyi usus secara umum meningkat pada


diare dan menurun pada konstipasi.
Awasi intake dan output (makanan dan
cairan). Dapat mengidentifikasi dehidrasi,
kehilangan berlebihan atau alat dalam
Dorong masukkan cairan 2500-3000 mengidentifikasi defisiensi diet.
ml/hari dalam toleransi jantung.
Membantu dalam memperbaiki konsistensi
Hindari makanan yang membentuk gas. feses bila konstipasi. Akan membantu
memperthankan status hidrasi pada diare.
Kaji kondisi kulit perianal dengan sering,
catat perubahan kondisi kulit atau mulai Menurunkan distress gastric dan distensi
kerusakan. Lakukan perawatan perianal abdomen.
setiap defekasi bila terjadi diare.
Mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan.
Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang
dengan tinggi serat dan bulk. Serat menahan enzim pencernaan dan
mengabsorpsi air dalam alirannya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

Berikan pelembek feses, stimulant sepanjang traktus intestinal dan dengan


ringan, laksatif pembentuk bulk atau demikian menghasilkan bulk, yang bekerja
enema sesuai indikasi. Pantau sebagai perangsang untuk defekasi.
keefektifan. (kolaborasi).
Mempermudah defekasi bila konstipasi
Berikan obat antidiare, misalnya terjadi.
Defenoxilat Hidroklorida dengan
atropine (Lomotil) dan obat Rasional : menurunkan motilitas usus bila
mengabsorpsi air, misalnya Metamucil. diare terjadi.
(kolaborasi).

7) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah


interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur


diagnostic dan rencana pengobatan.

Kriteria hasil :

a) Pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan


penyakit.

b) Mengidentifikasi factor penyebab.

c) Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup.

INTERVENSI RASIONAL

Berikan informasi tentang anemia Memberikan dasar pengetahuan sehingga


spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa pasien dapat membuat pilihan yang tepat.
terapi tergantung pada tipe dan beratnya Menurunkan ansietas dan dapat
anemia. meningkatkan kerjasama dalam program
terapi.
Tinjau tujuan dan persiapan untuk
pemeriksaan diagnostic. Ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan
meningkatkan stress, selanjutnya
Kaji tingkat pengetahuan klien dan meningkatkan beban jantung.
keluarga tentang penyakitnya. Pengetahuan menurunkan ansietas.

Berikan penjelasan pada klien tentang Megetahui seberapa jauh pengalaman dan
penyakitnya dan kondisinya sekarang pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya.
Anjurkan klien dan keluarga untuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

memperhatikan diet makanan nya. Dengan mengetahui penyakit dan


kondisinya sekarang, klien dan
Minta klien dan keluarga mengulangi keluarganya akan merasa tenang dan
kembali tentang materi yang telah mengurangi rasa cemas.
diberikan.
Diet dan pola makan yang tepat
membantu proses penyembuhan.

Mengetahui seberapa jauh pemahaman


klien dan keluarga serta menilai
keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan.

D. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan


pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Marrelli. 2008).

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :

a) Infeksi tidak terjadi

b) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

c) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.

d) Peningkatan perfusi jaringan.

e) Dapat mempertahankan integritas kulit.

f) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.

g) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan


rencana pengobatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

BAB III

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA DI RUANG E4


RSUD Dr. A. DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019

Pengkajian dilakukan pada : Hari Jum”at, Tanggal 21 Juni 2019, Pukul 10.30 WIB Di Ruang E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
Lampung

1. DATA PENGKAJIAN

PENGKAJIAN KASUS I KASUS 2


NAMA Ny.W Tn.A
UMUR 64 Tahun 60 Tahun
JENIS KELAMIN Perempuan Laki-Laki
AGAMA Islam Islam
PENDIDIKAN Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Atas (SMA)
PEKERJAAN Wiraswasta Wiraswasta
ALAMAT Perum Raja Basa Permai, Blok R No 20 Teluk Betung Selatan Bandar Lampung
SUKU BANGSA Jawa/Bangsa Jawa/Bangsa
DIAGNOSA MEDIS Anemia Hiprokomik Mikrositik Anemia
MASUK RS 20 Juni 2019 28 Juni 2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

RIWAYAT KASUS 1 KASUS 2


KESEHATAN
Keluhan Utama Ny.W mengeluh merasa lemas dan tidak bertenaga Tn.A mengeluh merasa lemas dan kepalanya terasa
pusing
Keluhan Tambahan Keluhan Tambahan
Ny.W datang ke RSUD dengan mengatakan lemas, Tn.A mengatakan seluruh badannya sakit, tidak kuat
mata berkunang-kunang sejak 1 minggu yang lalu untuk beraktifitas secara mandiri, dan mata terasa
dan tidak bisa BAB selama 5 hari yang lalu. Jika berkunang-kunang sejak 1 minggu yang lalu, jika
Ny.W melakukan aktifitas fisik yang berlebih maka Tn.A melakukan aktifitas fisik berlebihan maka Tn.A
mata langsung berkunang-kunang dan ingin jatuh. akan merasa pusing dikepala. Sudah 5 hari lalu Tn.A
susah BAB, dan susah makan, jika makan maka akan
muntah.
Riwayat Penyakit Pasien datang dari IGD dengan keluhan lemas, Pasien datang dari IGD dengan keluhan lemas, pusing,
Sekarang pusing, mual, nafsu makan menurun, bisa BAB dan mual, nafsu makan menurun, bisa BAB dan BAK.
BAK. Lima (5) hari sebelum masuk RSUD Dr. A. Lima (5) hari sebelum masuk RSUD Dr. A. Dadi
Dadi Tjokrodipo, keluarga mengatakan pasien Tjokrodipo, keluarga mengatakan pasien tampak lebih
tampak lebih pucat, pasien mengeluh pusing, pucat, pasien mengeluh pusing, lemah, tidak ada
lemah, BAB hitam, tidak ada muntah, nafsu makan muntah, nafsu makan mulai menurun. Ny A
mulai menurun. Ny W mengatakan ketika di rumah mengatakan ketika hbis duduk dan berdiri maka mata
BAB sedikit dan berwarna hitam dengan terasa berkunang-kunang
konsistensi keras
Riwayat Penyakit Dahulu Ny. W mengatakan mempunyai riwayat hipertensi Tn.A mengatakan mempunyai riwayat hipertensi tapi
tapi tidak pernah di rawat sebelumnya. tidak pernah di rawat sebelumnya.

Riwayat Keluarga Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota Keluarga mengatakan ada anggota keluarga yang
keluarga yang menderita gejala penyakit yang sama menderita gejala penyakit yang sama dengan pasien
dengan pasien namun ada riwayat anggota keluarga
yang memiliki riwayat Hipertensi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

Diagnosa Medis Saat Diagnosa medik pada saat Masuk RS adalah Diagnosa medik pada saat Masuk RS adalah Anemia.
Masuk RS Anemia Hipokromik Mikrositik. Tanggal 22 Juni Tanggal 28 Juni 2019 Pemeriksaan penunjang yang
2019 Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan sudah dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium
adalah pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
hematologi, dan pemeriksaan urine
POLA FUNGSIONAL KASUS 1 KASUS 2
Pemeliharaan Kesehatan Ny. W mengatakan bahwa dia sedang mengalami Tn.A mengatakan bahwa dia sedang mengalami
sakit kurang darah. Pasien mengatakan jika sakit anemia. Pasien mengatakan jika sakit jarang pergi ke
jarang pergi ke Puskesmas dan sering Puskesmas dan sering mengkonsumsi kopi. Dalam
mengkonsumsi jamu. Dalam keluarga pasien, sehat lingkungan rumah pasien tidak mampu untuk
berarti mampu melakukan kegiatan sehari-hari melakukan aktifitas sehari-hari.
tanpa gangguan. Keluarga sangat berharap bahwa
penyakit yang diderita pasien akan segera membaik
dan pasien segera pulang.

NUTRISI KASUS 1 KASUS 2


Sebelum Sakit Makan: Ny. W mengatakan pasien makan 2x/hari Makan: Tn.A mengatakan pasien makan 3x/hari
dengan nasi dan lauk pauk dengan setengah piring. dengan nasi dan lauk pauk dengan setengah piring.
Minum: Ny. W mengatakan pasien minum 6 Minum: Tn.A mengatakan pasien minum 8 gelas/hari.
gelas/hari. Sebelum sakit BB Ny. W 65 Kg Sebelum sakit BB Tn.A 70 Kg.
Selama Sakit Makan: Ny. W mengatakan selama mengalami Makan: Tn.A mengatakan selama mengalami sakit,
sakit, pola makan pasien menjadi tidak teratur pola makan pasien menjadi tidak teratur dengan porsi
dengan porsi sedikit. Pasien hanya makan tiga sedikit. Pasien hanya makan 4 sendok dan tidak mau
sendok dan tidak mau makan buah. Saat dikaji makan buah. Saat dikaji porsi makan pasien mulai
porsi makan pasien mulai bertambah dengan bertambah dengan ditandai makanan pasien sisa
ditandai makanan pasien sisa sedikit. sedikit.
Minum: keluarga pasien mengatakan dalam sehari Minum: keluarga pasien mengatakan dalam sehari
pasien minum hanya 3 gelas. Setelah sakit BB Ny. pasien minum hanya 4 gelas. Setelah sakit BB Tn.A
W menjadi 55 Kg 62 Kg.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
32

POLA ELIMINASI KASUS 1 KASUS 2


Sebelum Sakit Ny. W mengatakan pasien BAB 1x/hari dengan Tn.A mengatakan pasien BAB 1x/hari dengan
konsistensi lunak dan warna khas. konsistensi lunak dan warna khas.

Ny. W mengatakan pasien BAK 5-7x/hari dengan


Tn.A mengatakan pasien BAK 5-7x/hari dengan
warna kuning dan bau yang khas warna kuning dan bau yang khas
Selama Sakit Ny. W mengatakan selama sakit dan sebelum di
Tn.A mengatakan selama sakit dan sebelum di rawat
rawat di Rumah Sakit 5 hari belum bias BAB.di Rumah Sakit 5 hari belum bisa BAB.
Ny. W mengatakan pasien BAK 4x/hari dengan warna
Ny. W mengatakan pasien BAK 4x/hari dengan kuning dan bau yang khas
warna kuning dan bau yang khas

POLA AKTIFITAS KASUS 1 KASUS 2


Sebelum Sakit Ny. W mengatakan bahwa sebelum sakit Ny.W Tn.A mengatakan bahwa sebelum sakit Tn.A
melakukan semua aktivitas secara mandiri baik melakukan semua aktivitas secara mandiri baik makan
makan atau minum, mandi, toileting, berpakaian. atau minum, mandi, toileting, berpakaian. mobilitas,
mobilitas, berpindah dan ambulasi. berpindah dan ambulasi.
Selama Sakit Ny. W mengatakan bahwa selama sakit semua Tn.A mengatakan bahwa selama sakit semua aktivitas
aktivitas dilakukan dengan bantuan. dilakukan dengan bantuan.

POLA KOGNITIF KASUS 1 KASUS 2


Penglihatan Ny.W tidak menggunakan kacamata, lapang Tn.A tidak menggunakan kacamata, lapang pandang
pandang pasien masih bagus. pasien masih bagus.
Pendengaran Ny. W mengatakan pendengaran pasien masih jelas Tn.A mengatakan pendengaran pasien masih jelas
ditandai dengan pasien masih dapat menjawab ditandai dengan pasien masih dapat menjawab
pertanyaan dengan jelas pertanyaan dengan jelas
Pengecap Ny. W mengatakan pasien masih dapat Tn.A mengatakan pasien masih dapat membedakan
membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan rasa antara manis, pahit, asam dan asin dengan baik
asin dengan baik
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33

Sensasi Ny. W mengatakan pasien masih dapat Tn.A mengatakan pasien masih dapat membedakan
membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri panas, dingin, sakit maupun nyeri
Sensori Pasien masih mampu berbicara dengan baik, tetapi Pasien masih mampu berbicara dengan baik, tetapi
dalam menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan dalam menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan. Keluarga pasien pertanyaan yang diajukan. Keluarga pasien
mengatakan pasien sering mengalami kelupaan atau mengatakan pasien sering mengalami kelupaan atau
demensia demensia
POLA ISTIRAHAT KASUS 1 KASUS 2
Sebelum Sakit Ny W mengatakan pasien sebelum dirawat di Tn.A mengatakan pasien sebelum dirawat di RSUD
RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo mengalami tidak Dr. A. Dadi Tjokrodipo mengalami tidak mengalami
mengalami gangguan tidur. Pasien tidur jam 21.00 gangguan tidur. Pasien tidur jam 20.00 WIB-05.00.
WIB-04.00.
Selama Sakit Ny.W mengatakan semenjak sakit, pola tidur pasien Tn.A mengatakan semenjak sakit, pola tidur pasien
mengalami perubahan dari jam 03.00 WIB-05.00 mengalami perubahan dari jam 12.00 WIB-03.00 dan
dan siang tidak tertidur. Selama dirawat di RSUD siang tidak tertidur. Selama dirawat di RSUD Dr. A.
Dr. A. Dadi Tjokrodipo pola tidur pasien Dadi Tjokrodipo pola tidur pasien mengalami
mengalami perbaikan kembali dari jam 22.00-04.00 perbaikan kembali dari jam 22.00-04.00 WIB
WIB terutama ketika pasien sudah transfusi darah.
POLA KONSEP DIRI KASUS 1 KASUS 2
Gambaran Diri Ny.W mengatakan bahwa Ny.W merasa bersyukur Tn.A mengatakan bahwa Tn.A merasa bersyukur
dengan anugrah yang Tuhan telah berikan dengan anugrah yang Tuhan telah berikan kepadanya
kepadanya karena anggota badannya tidak karena anggota badannya tidak mengalami kecacatan.
mengalami kecacatan.
Identitas Diri Ny. W adalah seorang perempuan, dan Ny. W Tn.A adalah seorang laki-laki, dan tn.A mengatakan
mengatakan merasa puas dengan keadaannya. merasa puas dengan keadaannya.
Peran Ny. W berperan sebagai seorang istri dan nenek. Tn.A berperan sebagai seorang suami dan kakek. Tn.A
Ny. W memiliki satu orang anak laki-laki dan memiliki 4 orang anak laki-laki dan memiliki 1 orang
memiliki 7 orang cucu. cucu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

Ideal Diri Pasien mengatakan bahwa walaupun Pasien sudah Pasien mengatakan bahwa walaupun Pasien sudah tua,
tua, tetapi Pasien harus tetap bersemangat sehingga tetapi Pasien harus tetap bersemangat sehingga dapat
dapat tetap bermanfaat dan melakukan aktivitas tetap bermanfaat dan melakukan aktivitas secara
secara mandiri. mandiri.
Harga Diri Pasien tidak merasa malu karena menderita Pasien tidak merasa malu karena menderita penyakit
penyakit anemia mikrositik. anemia mikrositik.
POLA PERAN DAN KASUS 1 KASUS 2
HUBUNGAN
Pola Peran Dan Selama dirawat di rumah sakit pasien ditunggu oleh Selama dirawat di rumah sakit pasien ditunggu oleh
Hubungan anak dan menantunya. Ny. W memiliki satu orang anak dan menantunya.
anak laki-laki dan 7 orang cucu. Hubungan dengan
anggota keluarga yang lain baik-baik saja dan tidak
ada masalah didalam keluarganya.
POLA REPRODUKSI KASUS 1 KASUS 2
DAN SEKSUAL
Pola Reproduksi Dan Pasien berjenis kelamin perempuan Ny. W tidak Pasien berjenis kelamin laki-laki
Seksual menggunakan alat kontrasepsi dan sudah
mengalami menopause.
POLA PERTAHAN KASUS 1 KASUS 2
DIRI/KOPING
Pola Pertahanan Ny. W mengatakan jika ada masalah keluarga, Tn.A mengatakan jika ada masalah keluarga,
Diri/Koping menyelesaikannya dengan cara musyawarah. Ny. menyelesaikannya dengan cara musyawarah.
W mengatakan pasien termasuk orang yang
terbuka. Sehingga jika ada masalah selalu
diceritakan pada anak ataupun anggota keluarga
yang lain.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

POLA KEYAKINAN KASUS 1 KASUS 2


DAN NILAI
Pola Keyakinan Dan Ny. W mengatakan bahwa pasien beragama Islam, Tn.A mengatakan bahwa pasien beragama Islam,
Nilai sebelum sakit pasien melakukan ibadah dengan sebelum sakit pasien melakukan ibadah dengan baik
baik seperti sholat lima waktu. Selama di RSUD seperti sholat lima waktu. Selama di RSUD pasien
pasien tidak melaksanakan ibadah sama sekali tidak melaksanakan ibadah sama sekali karena pasien
karena pasien terpasang infus dan keterbatsann terpasang infus dan keterbatsann fisik
fisik.

PEMERIKSAAN KASUS 1 KASUS 2


FISIK
Kesadaran CM (GCS: 14/ E:4, V: 4, M: 6) CM (GCS: 14/ E:4, V: 4, M: 6)
Pernafasan 20 x/ Menit 24 x/ Menit
Nadi 82 x/ menit 90 x/ menit
Suhu 36,8 0C 37,8 0C
Tekanan Darah 150/80 mmHg 180/100 mmHg
HEAD TO TOE KASUS 1 KASUS 2
Kepala bentuk mesochepal bentuk mesochepal
Rambut beruban, lurus, tidak berketombe dan kulit kepala beruban, lurus, tidak berketombe dan kulit kepala
tidak ada luka. tidak ada luka.
Mata konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, lapang konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, lapang
pandang masih cukup bagus pandang masih cukup bagus
Hidung bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada secret bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut mukosa lembab, bibir pucat, tidak ada stomatitis. mukosa lembab, bibir pucat, tidak ada stomatitis.
Telinga bentuk simetris, tidak ada serumen bentuk simetris, tidak ada serumen
Leher tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Abdomen BU positif, tidak ada edema dan pembesaran lambung, BU positif, tidak ada edema dan pembesaran lambung,
ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
36

EKTREMITAS KASUS 1 KASUS 2


Atas Terpasang infus NaCl pada tangan kiri, pergerakan Terpasang infus RL pada tangan kiri, pergerakan
terbatas terbatas
Bawah Tidak ada oedema, tidak ada varises, pergerakan Tidak ada oedema, tidak ada varises, pergerakan
terbatas terbatas

KULIT KASUS 1 KASUS 2


Kulit Kulit Ny. W tampak keriput, turgor kulit lebih dari Kulit Tn.A tampak keriput, turgor kulit lebih dari 2
2 detik, akral dingin, capillary refill time > 3 detik detik, akral dingin, capillary refill time > 3 detik

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 20 Juni 2019, Jam: 22:24:20

PEMERIKSAAN Nilai Normal KASUS 1 KASUS 2


3 3
WBC 4,8-10,8 11,07 (10 /uL) 9,0 (10 /uL)
RBC 4,2-10,8 2,42 (106/uL) 2,89 (106/uL)
HGB 12-16 gr/dL 5,8 (g/dL) 4,2 (g/dL)
HCT 37-47 (%) 20,1 (%) 15,5 (%)
MCV 79-99 (fL) 80,7 (fL) 76,3 (fL)
MCH 27-31(pg) 23,3 (pg) 19,2 (pg)
MCHC 33-37 (g/dL) 28.9 (g/dL) 25.6 (g/dL)
PLT 150-450 (103/uL) 695(103/uL) 570 (103/uL)
RDW-CV 11,5-14,5 (%) 16,5(%) 14,4 (%)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

RDW-SD 35-47 (fL) 46,4(fL) 45,8 (fL)


MPV 7,2-11,1 (fL) 9,5 (fL) 8,9 (fL)
PDW 9,0-13,0 (fL) 9,1(fL) 8,9 (fL)
P-LCR 15-25(%) 19,6 (%) 19,4 (%)
Deferensial:
Neut 1,8-8 (103/uL) 7,39 (103/uL) 8,45 (103/uL)
Lymph 0,9-5,2 (103/uL) 2,70 (103/uL) 3,60 (103/uL)
Mono 0,16-1(103/uL) 0,70 (103/uL) 1,40 (103/uL)
Eo 0,045-0,44(103/uL) 0,26 (103/uL) 2,30 (103/uL)
Baso 0,-0,2 (103/uL) 0,02 (103/uL) 1,30 (103/uL)
Neut % 50-70 (%) 66,8 (%) 66,7 (%)
Lymph % 25-80 (%) 24,4 (%) 23,9 (%)
Mono % 2-8 (%) 6,3 (%) 5,9 (%)
Eo % 2-4 (%) 2,3 (%) 2,8 (%)
Baso % 0-1(%) 0,2 (%) 0,6 (%)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

3. FARMAKOTERAPI

FARMAKOTERAPI FUNGSI/KEGUNAAN
KASUS 1 Untuk menggantikan cairan eletkrolit yang hilang dalam tubuh. Berikut adalah
beberapa kondisi di mana ringer laktat digunakan:
1) Infus Ringer Laktat 20 tetes per menit
 Syok
 Eletrolit tubuh tidak seimbang
 Tubuh kehilangan banyak darah atau cairan
 Kekurangan kalium, kalsium, atau natrium dalam tubuh
 Membersihkan luka (tidak diberikan secara intravena)

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)


2) Injeksi Ketorolax 30 mg ( 2 x 1 hari)
Untuk membantu mengurangi produksi asam lambunng, mencegah dan mengobati
gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati, tukak lambung, penyakit asam lambung atau
3) Injeksi Rocer
gerd, salah satu langkah pengobatan infeksi bakteri h. pylori, mengurangi asam
lambung

Sebagai terapi tambahan untuk edema serebral atau paru saat diuresis cepat diperlukan
juga pengobatan hiperkalsemia. Farsix (furosemide) digunakan juga untuk pengobatan
4) Injeksi Farsix 10 mg/Ml
hipertensi, baik tunggal maupun dikombinasikan dengan obat diuretik lain, seperti
5) Captrofil
triamtene atau spironolactone.

Umumnya diberikan kepada seseorang yang mengalami kekurangan elektrolit dalam


tubuh
6) Infus Nacl 20 tetes per menit
Obat yang mampu menurunkan kadar asam yang diproduksi di dalam lambung. Obat
golongan pompa proton ini digunakan untuk mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
39

ulu hati, gastroesophageal reflux disease (GERD), dan tukak lambung akibat infeksi
7) Omeprazole 40 mg bakteri

KASUS 2

1) Infus Ringer Laktat 20 tetes per menit


Untuk menggantikan cairan eletkrolit yang hilang dalam tubuh. Berikut adalah
beberapa kondisi di mana ringer laktat digunakan:

 Syok
 Eletrolit tubuh tidak seimbang
 Tubuh kehilangan banyak darah atau cairan
 Kekurangan kalium, kalsium, atau natrium dalam tubuh
2) Injeksi Ketorolax 30 mg ( 2 x 1 hari)  Membersihkan luka (tidak diberikan secara intravena)

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)


3) Injeksi Rocer
Untuk membantu mengurangi produksi asam lambunng, mencegah dan mengobati
gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati, tukak lambung, penyakit asam lambung atau
gerd, salah satu langkah pengobatan infeksi bakteri h. pylori, mengurangi asam
lambung
4) Injeksi Farsix 10 mg/Ml
5) Captrofil Sebagai terapi tambahan untuk edema serebral atau paru saat diuresis cepat diperlukan
juga pengobatan hiperkalsemia. Farsix (furosemide) digunakan juga untuk pengobatan
hipertensi, baik tunggal maupun dikombinasikan dengan obat diuretik lain, seperti
triamtene atau spironolactone.

6) Infus Nacl 20 tetes per menit Umumnya diberikan kepada seseorang yang mengalami kekurangan elektrolit dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

tubuh
7) Omeprazole 40 mg
Obat yang mampu menurunkan kadar asam yang diproduksi di dalam lambung. Obat
golongan pompa proton ini digunakan untuk mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri
ulu hati, gastroesophageal reflux disease (GERD), dan tukak lambung akibat infeksi
bakteri

4. ANALISA DATA

ANALISA DATA PENYEBAB MASALAH


KASUS 1
Data Subyektif: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Kurangnya pemasukan dan proses penyakit:
kebutuhan tubuh anemia
 Klien mengatakan akhir-akhir ini nafsu
makannya menurun dan makan
tidak pernah habis banyak.
 Klien mengatakan badannya terasa
lemas dan kepalanya pusing.
Data Obyektif:
 Konjugtive: anemis
 TB: 155 cm dan BB: 55 kg
Tekanan darah: 130/70 mmHg, Nadi:
78x/menit, Pernafasan: 20x/menit,
Temperatur: 36.8º C

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

Ada nyeri tekan pada lambung

Objektif : Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Transport O2 menurun


- Pasien tampak pucat
- Warna kulit tampak putih pucat
- Pasien tampak lemah
- Konjungtiva anemis
- Akral pasien teraba dingin
- Capilary Refiil Time : > 3 detik
- Hasil laboratorium :
HCT = 20,1 % (N : 37 % - 47% ) 
(menurun)
Hb = 5,8 gr/ dL (N : 12-16 gr/dL) 
(menurun)
- Tanda Tanda Vital :
Tekanan darah = 150/ 80 mmHg,
Suhu = 36,4 0 C
Nadi : 82 kali/menit, RR = 20
kali/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

Subjektif :
- Pasien mengeluh lemah dan tidak
bertenaga
- Keluarga pasien mengatakan pergerakan
pasien dibantu karena pasien mengeluh
lemah
- Keluarga pasien mengatakan saat berdiri
pasien cenderung sering jatuh
- Keluarga mengeluh pasien tampak lebih
pucat
Data Subyektif: Intoleransi Aktifitas Kelelahan
 Klien mengatakan badannya terasa
lemas dan rasanya ingin jatuh
 Klien mengatakan kepalanya pusing dan
kadang-kadang pandangannya terasa
kabur.

Data Obyektif:
 Klien mempunyai riwayat anemia

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

 Klien jika berjalan tertatih dan banyak


istirahat
 Aktifitas klien dibantu oleh keluarga
 Usia klien sudah lanjut usia
KASUS 2
Objektif : Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer Penurunan Konsentrasi Hb dan Darah
- Pasien tampak pucat
- Warna kulit tampak putih pucat
- Pasien tampak lemah
- Konjungtiva anemis
- Akral pasien teraba dingin
- Capilary Refiil Time : > 3 detik
- Hasil laboratorium :
HCT = 20,1 % (N : 37 % - 47% ) 
(menurun)
Hb = 5,8 gr/ dL (N : 12-16 gr/dL) 
(menurun)
- Tanda Tanda Vital :
Tekanan darah = 180/ 100 mmHg,
Suhu = 37,8 0 C

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

Nadi : 82 kali/menit, RR = 24
kali/menit
Subjektif :
- Pasien mengeluh lemah dan tidak
bertenaga
- Keluarga pasien mengatakan pergerakan
pasien dibantu karena pasien mengeluh
lemah

Objektif : Intoleransi Aktifitas Kelemahan


- Usia pasien : 64 tahun
- Hasil laboratorium : Hb = 5,8 gr/ dL 
(menurun)
- Tanda Tanda Vital :
Tekanan darah = 180/ 100 mmHg,
Suhu = 37,8 0 C
Nadi : 82 kali/menit, RR = 24
kali/menit
Pasien tampak pucat.
Subjektif :
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
45

- Pasien mengeluh lemah dan tidak


bertenaga
- Keluarga pasien mengatakan pasien
pernah mengalami jatuh sebelumnya
karena lemah.
- Keluarga pasien mengatakan pergerakan
pasien harus dibantu.

Objektif : Disfungsi Motilitas Gastrointestinal Ostipasi.


- Usia pasien : 64 tahun
- Hasil laboratorium : Hb = 5,8 gr/ dL 
(menurun)
- Tanda Tanda Vital :
Tekanan darah = 180/ 100 mmHg,
Suhu = 37,8 0 C
Nadi : 82 kali/menit, RR = 24
kali/menit
Pasien tampak pucat.
Subjektif :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

- Pasien mengeluh lemah dan tidak


bertenaga
- Klien mengatakan susah BAB saat 5 hari
yang lalu
- klien mengatakan merasa ingin muntah

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

KASUS DIAGNOSA KEPERAWATAN


KASUS 1 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya pemasukan dan proses penyakit: anemia
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer b.d Transport O2 menurun.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
KASUS 2 1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer b.d Penurunan Konsentrasi Hb dan Darah

2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan Kelemahan

3. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal berhubungan dengan Ostipasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

6 INTERVENSI KEPERAWATAN

KASUS 1
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Umum: 1. Kaji pola makan klien sebelumnya
dari kebutuhan tubuh berhubungan Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu, 2. Monitor pemasukan dan pengeluaran makanan dan
kebutuhan nutrisi Ny. W terpenuhi.
dengan kurangnya pemasukkan minuman klien secara bertahap
Khusus:
dan proses penyakit: anemia 3. Monitor berat badan ban lingkar lengan klien secara
Setelah dilakukan 4x pertemuan selama 30
bertahap tiap minggunya
menit, Ny. W diharapkan mampu:
4. Lakukan pemeriksanaan fisik klien yang terkait
 Klien secara verbal mengungkapkan bahwa
dengan masalah nutrisi.
nafsu makannya bertambah.
5. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
 Klien makan menghabiskan porsi makannya 6. Kaji makanan kesukaan klien
dan makan minimal 3x sehari 7. Hidangkan makanan dalam keadaan hangat dan
 Klien mampu beraktivitas secara optimal dan sesuai dengan selera klien
tidak merasa badannya lemas-lemas lagi. 8. Jelaskan pada klien pentingnya nutrisi bagi kesehatan
 Konjugtiva tidak anemis dan berat badan klien 9. Kaji keadaan anemia klien secara laboratories dengan
bertambah secara bertahap minimal 0,5 kg per bertahap
bulannya 10. Berikan suplemen zat besi jikan diindikasikan
11. Konsultasikan dengan ahli gizi tentang nutrisi yang
baik bagi klien

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

2 Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Umum: 1) Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane
b.d Transport O2 menurun. Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu, mukosa, dasar kuku
kadar Hb klien menjadi meningkat
2) Beri posisi semi fowler
Khusus:
3) Kaji nyeri dan adanya palpitasi
Setelah dilakukan 4x pertemuan selama 30
4) Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
menit, Ny.W diharapkan mampu:
5) Hindari penggunaan penghangat atau air panas
 Tidak merasa lemas, letih dan lesu
Kolaborasi
 Nafsu makan meningkat 6) Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht
 Tidak pucat dan jumlah sel darah merah
 Anemis 7) Berikan sel darah merah darah lengkap
8) Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
3 Intoleransi aktivitas Umum: 1. Kaji tingkat kemampuan fungsi klien
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu 2. Kaji tingkat kekuatan oto dan rentang gerak klien
berhubungan dengan kelelahan
kemungkian jatuh pada Ny. W tidak terjadi lagi. 3. Jelaskan hubungan kejadian jatuh dengan penyakit
anemianya
Khusus:
4. Jelaskan faktor-faktor penyebab jatuh dan cara
Setelah dilakukan 2x pertemuan selama 30 pencegahannya
menit, Ny. W diharapkan mampu: 5. Anjurkan klien untuk aktivitas secara bertahap dari
posisi tidur, duduk, berdiri dan berjalan
 Mengenali faktor-faktor yang mengakibatkan
6. Anjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas jika
klien jatuh. mengalami sakit kepala dan badan terasa lemah.
 Melakukan tindakan antisipasi atau 7. Anjurkan klien untuk menggunkan alat bantu
(tongkat) dalam berjalan jika memungkinkan.
pencegahan untuk mengurangi kejadian jatuh

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

KASUS 2

NO INTERVENSI RENCANA KEPERAWATAN


KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Umum: 9) Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane
Perifer b.d Penurunan Konsentrasi Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu, mukosa, dasar kuku
kadar Hb klien menjadi meningkat
Hb dan Darah 10) Beri posisi semi fowler
Khusus:
11) Kaji nyeri dan adanya palpitasi
Setelah dilakukan 4x pertemuan selama 30
12) Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
menit, Tn.A diharapkan mampu:
13) Hindari penggunaan penghangat atau air panas
 Tidak merasa lemas, letih dan lesu
Kolaborasi
 Nafsu makan meningkat 14) Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya
 Tidak pucat Hb/Ht dan jumlah sel darah merah
 Anemis 15) Berikan sel darah merah darah lengkap
16) Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
2 Intoleransi Aktifitas Berhubungan Umum: 1) Kaji kemampuan aktifitas pasien
Dengan Kelemahan Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu, 2) Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas
kekuatan otot menjadi meningkat
3) Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan
Khusus:
4) Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x
aktifitas jika terjadi palpitasi
pertemuan selama 30 menit, Tn. A diharapkan
5) Gunakan teknik penghematan energi misalnya mandi
mampu:
dengan duduk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

 Kekuatan otot menjadi meningkat


 Melakukan tindakan secara mandiri
3 Disfungsi Motilitas Umum: 1) Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
Gastrointestinal berhubungan Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu, 2) Observasi dan catat masukan makanan pasien
klien merasa ingin BAB, dan nafsum makan
dengan Ostipasi. 3) Timbang berat badan tiap hari
meningkat
4) Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering
Khusus:
5) Observasi mual, muntah
Setelah dilakukan 2x pertemuan selama 30
6) Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik
menit, Tn. A diharapkan mampu:
7) Kaji BU
 Memahami tentang pentingnya peningkatan
Kolaborasi
nutrisi
8) Konsul pada ahli gizi
 Mampu BAB
9) Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya
 Nafsu makan meningkat
vitamin dan mineral suplemen
10) Berikan suplemen nutrisi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

7 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KASUS 1

NO DX. KEP WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI


1 Jum’at, 21-06-2019  Mengkaji pola kebiasaan makan klien S:
Jam 11.00 WIB  Mengukur berat badan klien dan tanda-tanda - Klien mengatakan biasanya klien makan 3x sehari dengan
vital porsi sedang dan akhir-akhir ini klien merasa nafsu
 Melakukan pemeriksanaan fisik. makannya menurun dan terkadang malas makan
- Klien mengatakan dalam sekali makan menunya adalah
nasi, lauk, sayuran.
O:
- TB: 155 cm dan BB: 55 kg
- Tekanan darah: 100/70 mmHg, Nadi: 78x/menit,
Pernafasan: 20x/menit, Temperatur: 36.8º C
- Konjugtive: anemis, turgor kulit sedang, tidak ada
oedema.
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2. Jum’at, 21-06-2019  Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, S:
Jam 11.00 WIB membrane mukosa, dasar kuku - Klien mengatakan kepalanya terasa pusing ngliyer dan
 Beri posisi semi fowler pandangannya kadan menjadi kabur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

 Kaji nyeri dan adanya palpitasi - Klien mengungkapkan secara verbal nyeri dengan skala
 Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh 5-7
pasien - Klien mengatakan jika mengalami sakit kepala maka
 Hindari penggunaan penghangat atau air klien tiduran saja dan kadang memeriksakan ke petugas
panas kesehatan yang ada.
Kolaborasi O:
 Monitor pemeriksaan laboratorium - Klien mampu mengulang tentang teknik nafas dalam

misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah yang diajarkan

merah - Klien aktif berpartisipasi dalam tindakan keperawatan

 Berikan sel darah merah darah lengkap A: Masalah teratasi sebagian

 Berikan oksigen tambahan sesuai dengan P : Intervensi dilanjutkan

indikasi
3. Sabtu, 22-06-2019  Kaji kemampuan aktifitas pasien S:
Jam 10.00 WIB  Kaji tanda-tanda vital saat melakukan - Klien mengatakan bahwa dirinya mengalami lemas dan
aktifitas pandangan kabur serta kepalanya kadang pusing.
 Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika - Klien diberi tahu petugas panti bahwa dirinya sudah tua
diperlukan dan sering mengalami kurang darah.
 Anjurkan kepada pasien untuk O:
menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi - Klien mau menyatakan dan aktif dalam perawatan

 Gunakan teknik penghematan energi - Klien mengetahui hanya kurang darah dan tahu harus

misalnya mandi dengan duduk banyak makan dan istirahat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

A: Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan
4. Sabtu, 22-06-2019  Mengkaji kemampun pergerakan klien. S:
Jam 10.00 WIB  Mengkaji tingkat kekuatan otot klien dan - Klien mengatakan bahwa dirinya kadang mengikuti
mobilitas klien. senam dan membuat kerajinan jika badannya sehat.
 Mengkaji kondisi lingkungan klien dalam - Klien mengatakan lebih banyak tidur dalam bulan puasa
bergerak. ini dan malas melakukan kegiatan.
O:
- ROM klien baik
- Pergerakan baik, hanya klien saat ini malas mobilisasi
karena merasa lemas.
- Lingkungan klien aman.
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1 Sabtu, 22 -06-2019,  Menanyakan pada klien tentang pemasukan S:
Jam 10.00 WIB nutrisinya hari ini. - Klien mengatakan untuk tadi malam sahur habis banyak
 Menjelaskan pada klien tentang pentingnya dan satu porsi habis,
kebutuhan nutrisi bagi kondisi kesehatan klien. - Klien mengatakan ingin mengetahui makanan yang
 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. bagaimana yang baik untuk klien konsumsi
O:
- Tekanan darah 110/80 mm Hg, Nadi: 80x/menit, RR:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

20x/menit dan suhu: 37,1oC.


A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2 Sabtu, 22-06-2019  Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, S:
Jam 10.00 WIB membrane mukosa, dasar kuku - Klien mengatakan bahwa kepalanya sudah agak baikan
 Beri posisi semi fowler karena tadi malam dapat tidur dengan nyenyak.
 Kaji nyeri dan adanya palpitasi - Klien mengatakan skala nyeri berkurang 2-3.
 Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh
pasien O:

 Hindari penggunaan penghangat atau air - Klien mengungkapkan secara verbal nyeri berkurang.

panas - Klien melakukan istirahat dalam mengurangi rasa

Kolaborasi nyerinya.

 Monitor pemeriksaan laboratorium A: Masalah teratasi

misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah P : Intervensi dihentikan

merah
 Berikan sel darah merah darah lengkap
 Berikan oksigen tambahan sesuai dengan
indikasi
1 Minggu, 23-06-2019,  Mengkaji pola pemasukan nutrisi klien. S:
Jam 10.00 WIB  Menganjurkan kepada klien untuk makan - Klien mengatakan untuk tadi malam sahur habis banyak
makanan dalam keadaan hangat. dan satu porsi habis dan banyak cemilan tadi malam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

 Manganjurkan klien untuk makan sedikit-sedikit ketika buka serta menu makanannya sangat disukai oleh
pada malam hari sehabis puasa dan sering. klien.
 Melakukan pengukuran tanda-tanda vital O:
- Tekanan daran 110/80 Hg. Nadi: 80x/menit, RR:
20x/menit dan suhu: 37,1oC.
- Klien kooperatif dan mau diajak berdiskusi bersama
tentang masalah nutrisi
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan.
3 Minggu, 23-06-2019,  Kaji kemampuan aktifitas pasien S:
Jam 10.00 WIB  Kaji tanda-tanda vital saat melakukan - Klien mengatakan jika dia merasa lemas dan pandangan
aktifitas kabur serta kepala terasa pusing maka klien akan
 Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika melakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan dan
diperlukan biasanya nanti mendapatkan obat serta disuruh banyak

 Anjurkan kepada pasien untuk istirahat dan makan yang banyak.


menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi O:

 Gunakan teknik penghematan energi - Klien kooperatif dan mau mencoba untuk melakukan

misalnya mandi dengan duduk perawatan dengan baik tentang kondisi kesehatannya.
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

1 Minggu, 23 Juni 2019,  Menanyakan pada klien tentang obat-obatan S:


Jam 10.00 WIB yang pernah dikonsumsi oleh klien. - Klien mengatakan nafsu makannya sekarang membaik
 Menanyakan kepada klien tentang pemasukan dan makan telah habis banyak.
nutrinya hari ini. - Klien tidak pernah makan obat-obatan kecuali jika
 Melakukan pengukuran tanda-tanda vital. dikasih oleh petugas panti.
O:
- Tekanan darah 110/70 mm Hg, Nadi: 82x/menit, RR:
20x/menit dan suhu: 36,8oC.
- Klien kooperatif dan mau diajak berdiskusi bersama
tentang masalah nutrisi.
A: Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.
3. Minggu, 23-06-2019,  Menganjurkan pada klien untuk tidak melakukan S:
Jam 10.00 WIB aktivitas jika merasa badannya lemas dan - Klien mengatakan mengatakan bahwa jika badannya
kepalanya pusing serta pandangannya kabur. lemas, kepala pusing dan pandangan kabur terasa mau
 Menganjurkan pada klien untuk menggunakan jatuh.
tongkat dalam berjalan jika memungkinkan. - Klien mengatakan jika sudah mau jatuh maka klien
banyak diam duduk atau tiduran di tempat tidur dan malas
untuk melakukan apapun.
- Klien mengatakan bahwa di ruangan pada dinding dudah
ada pegangan sehingga dapat digunakan oleh klien untuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

berpeganganan jika berjalan.


O:
- Klien kooperatif dan mau diajak berdiskusi dalam
penangangan dan pencegahan jatuh
A: Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
1. Minggu, 23-06-2019,  Melakukan pengukuran tanda-tanda vital. S:
Jam 10.00 WIB  Melakukan pengukuran berat badan klien. - Klien mengatakan nafsu makannya sekarang membaik
 Menanyakan kepada klien tentang kondisinya dan makan telah habis banyak.
hari ini. - Klien merasa badannya sekarang sudah agak kuat dan
mampu untuk berjalan jauh sampai ke masjid dan tadi
pagi dapat mengikuti senam pagi.
O:
- Tekanan darah 120/70 mm Hg, Nadi: 84x/menit, RR:
20x/menit dan suhu: 36,6oC.
- BB: 46,3 kg.
- Klien kooperatif dan mau diajak berdiskusi bersama
tentang masalah nutrisi.
A: Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

KASUS 2
NO DX. KEP WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Jum’at, 28-06-2019 1) Mengkaji tanda-tanda vital, warna kulit, S:
Jam 11.00 WIB membrane mukosa, dasar kuku - Klien mengatakan ssudah tidak begitu lemas
2) Memberi posisi semi fowler O:
3) Mengkaji nyeri dan adanya palpitasi - Tekanan daran 120/90 Hg. Nadi: 80x/menit, RR:
4) Mempertahankan suhu lingkungan dan tubuh 20x/menit dan suhu: 37,1oC.
pasien - Klien kooperatif dan mau diajak berdiskusi bersama
5) menghindari penggunaan penghangat atau air tentang masalah kelemahan otot
panas - Hb : 10,7 mg/dL
Kolaborasi A: Masalah teratasi sebagian
6) Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya P : Intervensi dilanjutkan.
Hb/Ht dan jumlah sel darah merah
7) Memberikan sel darah merah darah lengkap
8) Memberikan oksigen tambahan sesuai dengan
indikasi
2. Jum’at, 28-06-2019 1) Kaji kemampuan aktifitas pasien S:
Jam 11.00 WIB 2) Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas - Klien mengatakan sudah tidak begitu lemah
3) Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika O:
diperlukan - Tekanan daran 120/90 Hg. Nadi: 80x/menit, RR:
4) Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan 20x/menit dan suhu: 37,1oC.
aktifitas jika terjadi palpitasi - Klien kooperatif dan mau diajak berdiskusi bersama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

5) Gunakan teknik penghematan energi misalnya tentang masalah kelemahan otot


mandi dengan duduk - Klien mampu berlatih memenuhi kebutuhan secara
mandiri
- Hb : 10,7 mg/dL
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan.
3. Sabtu, 29-06-2019 1) Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang S:
Jam 11.00 WIB disukai - Klien mengatakan nafsu makan meningkat, 3x/hari klien
2) Observasi dan catat masukan makanan pasien makan dengan porsi dihabiskan
3) Timbang berat badan tiap hari - Klien mengatakan badannya sudah terasa sehat
4) Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang O:
sering - Tekanan daran 120/90 Hg. Nadi: 80x/menit, RR:
5) Observasi mual, muntah 20x/menit dan suhu: 37,1oC.
6) Observasi B - Klien kooperatif dan mau diajak berdiskusi bersama
7) Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik tentang masalah anemia
Kolaborasi - Klien mampu berlatih memenuhi kebutuhan secara
8) Konsul pada ahli gizi mandiri
9) Berikan obat penanganan ostipasi - Hb : 10,7 mg/dL
10) Berikan suplemen nutrisi A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

BAB IV

PEMBAHASAN

A. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung

adalah rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandar Lampung yang terletak

di Jl. Basuki Rachmat No.73, Teluk Betung, Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan izin operasional penyelenggaraan Rumah Sakit yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Nomor

445.2.20.09.2011 yang berlaku selama 5 tahun terhitung tanggal 21

Januari 2011 s/d 1 Januari 2016. Tanggal 23 Februari 2011 diterbitkan SK

Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03/05/I/564/11 tentang Penetapan Kelas

Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar

Lampung dengan Tipe C.

Berdasarkan SK Walikota Bandar Lampung Nomor 36/09/HK/2011

Tanggal 20 Januari 2011 tentang Pemberian Nama Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Kota Bandar Lampung, nama RSUD Kota Bandar

Lampung berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi

Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.

RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung sebagai rumah sakit

rujukan 28 Puskesmas induk dan 56 Puskesmas Pembantu di Wilayah

Kota Bandar Lampung.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

1) Perubahan Status Menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Dengan terbitnya Undang Undang No. 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (PBN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 23

tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

(PPK-BLU) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun

2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah, RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung menjadi

Rumah Sakit Pemerintah berbentuk Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Penerapan peraturan ini

mengakibatkan pola pengelolaan keuangan yang memberikan

fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek

bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

khususnya dibidang kesehatan dalam rangka memajukan kesejahteraan

umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan Keputusan

Walikota Bandar Lampung Nomor 69.1/IV.41/HK/2012 Tanggal 8

Februari 2012 tentang Penetapan Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD), RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung ditetapkan

sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kota Bandar

Lampung.

2) Visi dan Misi RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Dalam menjalankan tugasnya, RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota

Bandar Lampung memiliki visi dan misi yang menjadi acuan dalam

menjalankan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

fungsinya sebagai rumah sakit umum daerah yang memberikan pelayanan

publik di bidang kesehatan. Visi dan Misi RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo,

yaitu:

Visi :

Menjadi Rumah Sakit yang Profesional, Bermutu, Nyaman dan Mandiri.

Misi :

a) Menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional untuk

menunjang pelayanan kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan.

b) Pelayanan kesehatan, bermutu, terjangkau dan informatif serta

berorientasi pada kepuasan pasien.

c) Menciptakan lingkungan Rumah Sakit yang bersih, hijau dan bebas

dari polusi.

d) Mengelola seluruh sumber daya secara transparan, efektif, efisien dan

akuntabel.

Selain visi dan misi diatas tujuan dari RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo

sendiri yaitu:

1) Mengupayakan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal

bagi masyarakat yang optimal bagi masyarakat.

2) Menyediakan akses pelayanan kesehatan makin luas, profesional,

efektif, efisien dan terjangkau bagi semua golongan masyarakat.

3) Menjadikan Rumah Sakit Daerah sebagai pusat rujukan di Wilayah

Kota Bandar Lampung yang berorientasi pada kepuasan pasien.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

B. ANALISA DATA PENGKAJIAN

KASUS 1:

1. Data Demografi:

PENGKAJIAN KASUS I KASUS 2


NAMA Ny.W Tn.A
UMUR 64 Tahun 60 Tahun
JENIS KELAMIN Perempuan Laki-Laki
AGAMA Islam Islam
PENDIDIKAN Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas
PEKERJAAN (SMA) (SMA)
ALAMAT Wiraswasta Wiraswasta
SUKU BANGSA Perum Raja Basa Permai, Teluk Betung Selatan
Blok R No 20 Bandar Lampung
Jawa/Bangsa Jawa/Bangsa
DIAGNOSA MEDIS Anemia Hiprokomik Anemia
Mikrositik

MASUK RS 20 Juni 2019 21 Juni 2019

PEMBAHASAN:

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan antara

lain: jenis kelamin, usia, alamat, dan diagnoda medis pada masing-masing pasien.

2. Data Pengkajian Fisik

PEMERIKSAAN KASUS I KASUS 2


FISIK
Kesadaran CM (GCS: 14/ E:4, V: 4, CM (GCS: 14/ E:4, V: 4,
M: 6) M: 6)
Pernafasan 20 x/ Menit 24 x/ Menit
Nadi 82 x/ menit 90 x/ menit
Suhu 36,8 0C 37,8 0C
Tekanan Darah 150/80 mmHg 180/100 mmHg

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

PEMBAHASAN:

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui terdapat beberapa berbedaan hasil

pemeriksaan fisik terhadap kasus 1 dan kasus 2, yaitu: pernafasan, suhu, tekanan

darah dan nadi.

3. Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN KASUS 1 KASUS 2


WBC 11,07 (103/uL) 9,0 (103/uL)
RBC 2,42 (106/uL) 2,89 (106/uL)
HGB 7,8 (g/dL) 5,8 (g/dL)
HCT 20,1 (%) 15,5 (%)
MCV 80,7 (fL) 76,3 (fL)
MCH 23,3 (pg) 19,2 (pg)
MCHC 28.9 (g/dL) 25.6 (g/dL)
PLT 695(103/uL) 570 (103/uL)
RDW-CV 16,5(%) 14,4 (%)
RDW-SD 46,4(fL) 45,8 (fL)
MPV 9,5 (fL) 8,9 (fL)
PDW 9,1(fL) 8,9 (fL)
P-LCR 19,6 (%) 19,4 (%)
Deferensial:
Neut 7,39 (103/uL) 8,45 (103/uL)
Lymph 2,70 (103/uL) 3,60 (103/uL)
Mono 0,70 (103/uL) 1,40 (103/uL)
Eo 0,26 (103/uL) 2,30 (103/uL)
Baso 0,02 (103/uL) 1,30 (103/uL)
Neut % 66,8 (%) 66,7 (%)
Lymph % 24,4 (%) 23,9 (%)
Mono % 6,3 (%) 5,9 (%)
Eo % 2,3 (%) 2,8 (%)
0,2 (%) 0,6 (%)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

Baso %

Hasil Creatinin 2,43 mg/dl


(peningkatan)
 adanya penurunan
fungsi ginjal dalam
penyaringan zat dan
pembentukan urin.
Kemungkinan adanya
kerusakan ginjal

Pemeriksaan Hematologi Anemia mikrositik


hipokromik  anemia
defisiensi besi dengan
tanda hemolitik
Leukositosis  infeksi
berat Trombositosis 
trombositosis reaktif
(adanya infeksi essensial
trombositopenia)

PEMBAHASAN:

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui terdapat beberapa pemeriksaan

penunjang yang berbeda antara kasus 1 dan kasus 2, yang pada dasarnya kedua

pasien tersebut mengalami adanya penurunan fungsi ginjal dalam penyaringan zat

dan pembentukan urin. Kemungkinan adanya kerusakan ginjal dan Anemia

mikrositik hipokromik  anemia defisiensi besi dengan tanda hemolitik

Leukositosis  infeksi berat Trombositosis  trombositosis reaktif (adanya

infeksi essensial trombositopenia).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

4. Data Farmakoterapi

Dalam hasil pemeriksaan terhadap data farmakoterapi yang kami lakukan,

semua tindakan pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sama

antara kasus 1 dan kasus 2.

C. ANALISIS DIAGNOSA KEPERAWATAN

KASUS DIAGNOSA KEPERAWATAN


KASUS 1 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya pemasukan dan proses penyakit:
anemia.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer b.d Transport
O2 menurun.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelelahan.
KASUS 2 1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer b.d
Penurunan Konsentrasi Hb dan Darah

2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan


Kelemahan.

3. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal berhubungan


dengan Ostipasi.

PEMBAHASAN:

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa untuk kasus 1

terdapat 3 masalah keperawatan yang harus diselesaikan dan pada kasus 2

terdapat 3 masalah keperawatan juga yang harus diselesaikan, dalam hasil

analisis diagnosis diketahui terdapat perbedaan antara diagnose kasus 1

dan diagnosa kasus 2 yaitu pada kasus 1 mengalami gangguan nutrisi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

sedangkan pada kasus 2 mengalami gangguan disfungsi motalitas yaitu

susah BAB, hal ini yang membedakan adalah saat dilakukan implementasi

pada kasus 1, fungsi BAB nya telah teratasi pada hari ke 2 saat di rawat Di

RSUD, sedangkan pada kasus 2 tidak teratasi.

D. ANALISA INTERVENSI KEPERAWATAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan diagnosis yang kami temukan bahwa untuk

kasus 1 kadar Hb nya adalah 6,8 gr/dL, sedangkan untuk kasus 2 kadar Hb

nya lebih rendah yaitu 5,8 gr/dL, sehingga dalam merumusan intervensi,

ada sedikit perbedaan yang menonjol, jika dilihat berdasarkan analisis

diagnose, yaitu, jika pada kasus 1 masalah utamanya adalah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kurangnya pemasukkan dan proses penyakit: anemia, maka pada

kasus 2 masalah utamanya adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan

Perifer b.d Penurunan Konsentrasi Hb dan Darah, dengan adanya masalah

diagnose keperawatan yang berbeda maka intervensinya pun berbeda,

tujuan dalam merumuskan intervensi pada masalah satu adalah memenuhi

kebutuhan cairan terlebih dahulu, hal ini dikarenakan pasien pada kasus

satu mengatakan lemas dikarenkan nafsu makan yang menurun, dan

apabila pada kasus 2 hal yang harus di tangani terlebih dahulu adalah

masalah gangguan perfusi jaringan karena kadar Hb yang sangat rendah

(5,8 gr/dL).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

Didalam intervensi pada kasus 1 terdapat 4 masalah yang harus

diselesaikan yaitu:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kurangnya pemasukan dan proses penyakit: anemia

2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer b.d Transport O2 menurun.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

Sedangkan pada kasus 2 hanya terdapat 3 masalah yang perlu diselesaikan

yaitu:

1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer b.d Penurunan Konsentrasi Hb

dan Darah

2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan Kelemahan

3. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal berhubungan dengan Ostipasi

Maka dapat diketahui dengan adanya masalah keperawatan yang berbeda,

maka dalam menentukan intervensi atau rencana keperawatan pun ada

perbedaan, hal ini dapat dilihat pada data senjang kasus 1 dan kasus 2.

E. ANALISIS IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Berdasarkan asuhan keperawatan yang kami lakukan diketahui bahwa

pada kasus 1 untuk menyelesaikan masalah keperawatan, kami

mebutuhkan 3 hari, sedangkan pada kasus 2 hanya 2 hari, hal ini

dikarenakan pada kasus 1 terdapat masalah keperawatan yang belum

teratasi yaitu masalah nutrisi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

Pada analisis implementasi dan evaluasi, diketahui bahwa pada kasus 1

lebih menekankan pada asupan nutrisi dan nyeri yang pasien rasakan,

sedangkan pada kasus 2 lebih menekankan pada tindakan meningkatkan

kadar Hb.

Untuk terapi yang diberikan antara kasus 1 dan 2 banyak persamaan, baik

dilihat berdasarkan terapi farmakologis maupun nonfarmakologis, yang

menjadi perbedaan dalam melaksanakan implementasi ini adalah hanya

pada masalah diagnose keperawatan yang utama saja.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1) Diketahui dalam hasil pengkajian pada kasus 1 keluhan utamanya

adalah lemas dan tidak bertenaga, sedangkan pada kasus 2 keluhan

utamanya adalah lemas dan kepala pusing, diketahui semua tindakan

farmakoterapi antara kasus 1 dan kasus 2 sama.

2) Diketahui dalam hasil analisis diagnose keperawatan, pada kasus 1

terdapat 3 masalah utama atau diagnosa keperawatan yang ditemukan,

dan pada kasus 2 ditemukan 3 masalah utama atau diagnose

keperawatan, namun yang lebih ditekankan pada kasus 1 adalah

masalah nutrisi kurang dari kebutuhan.

3) Diketahui pada kasus 1 implementasi lebih menekankan pada asupan

nutrisi, sedangkan pada kasus 2 lebih menekankan pada peningkatan

kadar Hb

4) Diketahui pada kasus 1 dalam melakukan evaluasi membutuhkan

waktu lebih lama dari pada kasus 2.

B. SARAN

1. Teoritis

Diharapkan hasil laporan ini dapat meningkatkan pengetahuan pembaca

tentang anemia defisiensi Fe dan sebagai wacana untuk mengetahui

pelaksanaan proses asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia

defisiensi Fe

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

2. Praktis

a) Bagi Rumah Sakit

Diharapkan hasil laporan ini dapat diigunakan sebagai acuan dalam

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dalam pemberian asuhan

keperawatan pada pasien dengan anemia defisiensi Fe.

b) Bagi Tim Kesehatan

Diharapkan kepada tim kesehatan, hasil laporan ini dapat digunakan

sebagai masukan bagi tim kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap dan perilaku dalam upaya peningkatan asuhan keperawatan serta

pencegahan komplikasi pada pasien dengan anemia defisiensi Fe.

c) Bagi Instansi Akademik

Diharapkan hasil laporan ini dapat digunakan sebagai referensi

institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikannya di masa

yang akan dating.

d) Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan hasil laporan ini dapat menambah informasi tentang

gambaran umum penyakit anemia defisiensi Fe sehingga dapat

menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan kesehatannya serta

mampu melakukan perawatan yang tepat bagi keluarganya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR PUSTAKA

Handayani.,Haribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Sistem Gangguan Haemotologi. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, A. (2002). Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius. Jakarta.
FKUI.

Profil RM RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo, 2019. Profil Kesehatan. Lampung:


Provinsi Lampung.

Smeltzer, 2013.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Dan Bedah II cetakan 5. Jakarta.
EGC

Tjokroprawiro, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Suarabaya: Airlangga


Universitas Press.

TM. Marrelli. 2008. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC

Waterbury, 2001. Buku Saku Hematologi. Jakarta: EGC.

Winkjosastro, H, dkk. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina


PustakaSarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai