Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
ii
PERSETUJUAN UJIAN KIN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan TIM Penguji KIN
Nama Mahasiswa :
Dosen Pembimbing,
iii
PENGESAHAN PENGUJI
KIN oleh Teman-Teman ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Kin dan dinyatakan Lulus pada tanggal 15 Juli 2019.
MENGESAHKAN
Tim Penguji :
Ketua moderator : Ns. Siti Indarti, S.Kep.,M.Kes (…..................)
NBM : 967835
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu
iv
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis
berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN.........................................................................i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI...............................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI..............................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
INTISARI.............................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................3
D. Manfaat......................................................................................................4
A. Pengertian..................................................................................................6
B. Klasifikasi..................................................................................................7
C. Etiologi.......................................................................................................9
D. Tanda Gejala.............................................................................................11
E. Patofisiologi..............................................................................................12
F. Pemeriksaan Penunjang............................................................................15
G. Penatalaksanaan........................................................................................16
H. Pathway.....................................................................................................18
I. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia.................................20
J. Evaluasi.....................................................................................................32
1. DATA PENGKAJIAN.............................................................................33
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG.............................................................40
3. FARMAKOTERAPI................................................................................42
vi
DAFTAR ISI
4. ANALISA DATA.....................................................................................44
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN..............................................................50
6. INTERVENSI KEPERAWATAN...........................................................51
7. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI......................................................55
BAB IV PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN..........................................................................................74
B. SARAN......................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
i
INTISARI
viii
1
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
menurut kelompok populasi paling sering terjadi pada populasi wanita dewasa
hamil dengan prevalensi 50-70%, diikuti wanita dewasa tidak hamil 30-40%,
(Handayani.,Haribowo. 2008).
prevalensi tertinggi pada laki-laki usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hasil
studi lainya dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada laki-laki adalah 27-40%
dan wanita adalah 16-21%. Sebagai penyebab tersering anemia pada adalah
defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainya yaitu defisiensi viamin B12,
Pada lansia penderita anemia berbagai penyakit lebih mudah timbul dan
yang dirawat di rumah sakit sebanyak 3.251 kasus. Jumlah ini meningkat
drastis dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 1.236 kasus. Diawal
tahun 2009 tercatat 2.159 kasus yang dirawat di rumah sakit. (Depkes,2015).
kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala
muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana
terjadi kegagalan sempurna dan irreversibel. Oleh karena itu perawat sangat
Fe, serta diharapkan tidak hanya terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga
Tahun 2019, pada tahun 2018 khususnya di ruang penyakit dalam E4, angka
kejadian pasien dengan anemia mencapai 224 pasien dan pada tahun 2019
terhitung sejak Januari – Juni 2019 jumlah pasien dengan anemia sudah
mencapai 156 pasien, hal ini membuktikan bahwa setiap tahun angka kejadian
B. Rumusan Masalah
2019”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2019
Tahun 2019
Tahun 2019
D. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktis
e) Bagi Pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak
pada tahun 1968, dengan kriteria sebagai berikut (Handayani & Andi, 2008):
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada
(Handayani.,Haribowo. 2008).
Hb < 10 gr/dl
Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang
B. Klasifikasi
1. Anemia Aplastik
akibat dari infeksi tertentu, obat-obatan dan zat kimia, serta kerusakan
tubuh menurun dibawah kadar normal. Zat besi yang tidak adekuat
besi yang tidak adekuat dan kehilangan besi melalui darah dari saluran
gastrointestinal.
Folat)
kurang gizi asam folat, terutama dapat ditemukan pada orang tua,
individu yang jarang makan sayuran dan buah,alkoholisme, anoreksia
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang diakibatkan oleh
berkadar rendah.
5. Anemia Hemolitik
C. Etiologi
2. Kehilangan darah
secara mendadak.
kerusakan eritrosit.
Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan
mineral Fe. Sebagian besar anemia anak disebabkan oleh kekurangan satu
atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan
dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia bisa juga disebabkan
D. Tanda Gejala
meliputi:
3. Gejala lebih lanjut, adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak
Sedangkan menurut Handayani & Andi (2008), tanda dan gejala anemia
Gejala umum anemia atau dapat disebur juga sindrom anemia adalah
gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar Hb yang sudah
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah
sebagai berikut:
infeksi.
E. Patofisiologi
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor,
atau akibat penyebab yang tidak diketahui.Lisis sel darah merah terjadi dalam
sel fagositik atau dalam sistem retikulo endothelial, terutama dalam hati dan
limpa. Sebagai hasil sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk
dalam fagositi akan memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah
dalam urin. Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal, yaitu anoksia
organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh
1. Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit
atau sel darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik.Hal ini
mineral dan vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja dari
antara lain sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang dan stem cell,
anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta gangguan
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu
bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur
d. Autoimun.
Anemia hemolisis.
3. Anemia akibat kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun pada
F. Pemeriksaan Penunjang
Tes penyaring: dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Faal ginjal
Faal endokrin
Asam urat
Faat hati
Biakan kuman
Pemeriksaan sitogenetik.
G. Penatalaksanaan
1. Anemia Aplastik
prenatal).
Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri yang lebih
ringan.
mencegah krisis.
H. Pathway
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
a) Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
banyak.
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
2) Sirkulasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau
3) Integritas ego
Tanda : depresi.
4) Eleminasi
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah
6) Neurosensori
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
9) Keamanan
10) Seksualitas
darah merah.
oksigen/nutrient ke sel.
INTERVENSI RASIONAL
Kriteria hasil :
laboratorium normal.
INTERVENSI RASIONAL
Kriteria hasil :
hari)
28
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
Kaji integritas kulit, catat perubahan pada Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi,
turgor, gangguan warna, hangat local, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat
eritema, ekskoriasi. menjadi rapuh dan cenderung untuk
infeksi dan rusak.
Reposisi secara periodic dan pijat
permukaan tulang apabila pasien tidak Meningkatkan sirkulasi kesemua kulit,
bergerak atau ditempat tidur. membatasi iskemia
jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.
Anjurkan pemukaan kulit kering dan
INTERVENSI RASIONAL
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
Berikan penjelasan pada klien tentang Megetahui seberapa jauh pengalaman dan
penyakitnya dan kondisinya sekarang pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya.
Anjurkan klien dan keluarga untuk
memperhatikan diet makanan nya. Dengan mengetahui penyakit dan
kondisinya sekarang, klien dan
Minta klien dan keluarga mengulangi keluarganya akan merasa tenang dan
kembali tentang materi yang telah mengurangi rasa cemas.
diberikan.
Diet dan pola makan yang tepat
membantu proses penyembuhan.
D. Evaluasi
BAB III
LAPORAN KASUS
Pengkajian dilakukan pada : Hari Jum”at, Tanggal 21 Juni 2019, Pukul 10.30 WIB Di Ruang E4 RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
Lampung
1. DATA PENGKAJIAN
Riwayat Keluarga Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota Keluarga mengatakan ada anggota keluarga yang
keluarga yang menderita gejala penyakit yang sama menderita gejala penyakit yang sama dengan pasien
dengan pasien namun ada riwayat anggota keluarga
yang memiliki riwayat Hipertensi.
Diagnosa Medis Saat Diagnosa medik pada saat Masuk RS adalah Diagnosa medik pada saat Masuk RS adalah Anemia.
Masuk RS Anemia Hipokromik Mikrositik. Tanggal 22 Juni Tanggal 28 Juni 2019 Pemeriksaan penunjang yang
2019 Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan sudah dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium
adalah pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
hematologi, dan pemeriksaan urine
POLA FUNGSIONAL KASUS 1 KASUS 2
Pemeliharaan Kesehatan Ny. W mengatakan bahwa dia sedang mengalami Tn.A mengatakan bahwa dia sedang mengalami
sakit kurang darah. Pasien mengatakan jika sakit anemia. Pasien mengatakan jika sakit jarang pergi ke
jarang pergi ke Puskesmas dan sering Puskesmas dan sering mengkonsumsi kopi. Dalam
mengkonsumsi jamu. Dalam keluarga pasien, sehat lingkungan rumah pasien tidak mampu untuk
berarti mampu melakukan kegiatan sehari-hari melakukan aktifitas sehari-hari.
tanpa gangguan. Keluarga sangat berharap bahwa
penyakit yang diderita pasien akan segera membaik
dan pasien segera pulang.
Ny. W mengatakan pasien BAK 5-7x/hari dengan Tn.A mengatakan pasien BAK 5-7x/hari dengan
warna kuning dan bau yang khas warna kuning dan bau yang khas
Selama Sakit Ny. W mengatakan selama sakit dan sebelum di Tn.A mengatakan selama sakit dan sebelum di rawat
rawat di Rumah Sakit 5 hari belum bias BAB. di Rumah Sakit 5 hari belum bisa BAB.
Ny. W mengatakan pasien BAK 4x/hari dengan warna
Ny. W mengatakan pasien BAK 4x/hari dengan kuning dan bau yang khas
warna kuning dan bau yang khas
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 20 Juni 2019, Jam: 22:24:20
FARMAKOTERAPI FUNGSI/KEGUNAAN
KASUS 1 Untuk menggantikan cairan eletkrolit yang hilang dalam tubuh. Berikut adalah
beberapa kondisi di mana ringer laktat digunakan:
1) Infus Ringer Laktat 20 tetes per menit
Syok
Eletrolit tubuh tidak seimbang
Tubuh kehilangan banyak darah atau cairan
Kekurangan kalium, kalsium, atau natrium dalam tubuh
Membersihkan luka (tidak diberikan secara intravena)
Sebagai terapi tambahan untuk edema serebral atau paru saat diuresis cepat diperlukan
4) Injeksi Farsix 10 mg/Ml juga pengobatan hiperkalsemia. Farsix (furosemide) digunakan juga untuk pengobatan
5) Captrofil hipertensi, baik tunggal maupun dikombinasikan dengan obat diuretik lain, seperti
triamtene atau spironolactone.
KASUS 2
1) Infus Ringer Laktat 20 tetes per menit Untuk menggantikan cairan eletkrolit yang hilang dalam tubuh. Berikut adalah
beberapa kondisi di mana ringer laktat digunakan:
Syok
Eletrolit tubuh tidak seimbang
Tubuh kehilangan banyak darah atau cairan
Kekurangan kalium, kalsium, atau natrium dalam tubuh
2) Injeksi Ketorolax 30 mg ( 2 x 1 hari) Membersihkan luka (tidak diberikan secara intravena)
6) Infus Nacl 20 tetes per menit Umumnya diberikan kepada seseorang yang mengalami kekurangan elektrolit dalam
tubuh
7) Omeprazole 40 mg
Obat yang mampu menurunkan kadar asam yang diproduksi di dalam lambung. Obat
golongan pompa proton ini digunakan untuk mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri
ulu hati, gastroesophageal reflux disease (GERD), dan tukak lambung akibat infeksi
bakteri
4. ANALISA DATA
Data Obyektif:
Klien mempunyai riwayat anemia
Klien jika berjalan tertatih dan banyak
istirahat
Aktifitas klien dibantu oleh keluarga
Usia klien sudah lanjut usia
KASUS 2
Objektif : Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer Penurunan Konsentrasi Hb dan Darah
- Pasien tampak pucat
- Warna kulit tampak putih pucat
- Pasien tampak lemah
- Konjungtiva anemis
- Akral pasien teraba dingin
- Capilary Refiil Time : > 3 detik
- Hasil laboratorium :
HCT = 20,1 % (N : 37 % - 47% )
(menurun)
Hb = 5,8 gr/ dL (N : 12-16 gr/dL)
(menurun)
- Tanda Tanda Vital :
Tekanan darah = 180/ 100 mmHg,
Suhu = 37,8 0 C
Nadi : 82 kali/menit, RR = 24
kali/menit
Subjektif :
- Pasien mengeluh lemah dan tidak
bertenaga
- Keluarga pasien mengatakan pergerakan
pasien dibantu karena pasien mengeluh
lemah
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
KASUS 1
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Umum: 1. Kaji pola makan klien sebelumnya
dari kebutuhan tubuh berhubungan Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu, 2. Monitor pemasukan dan pengeluaran makanan dan
kebutuhan nutrisi Ny. W terpenuhi.
dengan kurangnya pemasukkan minuman klien secara bertahap
Khusus:
dan proses penyakit: anemia 3. Monitor berat badan ban lingkar lengan klien secara
Setelah dilakukan 4x pertemuan selama 30
bertahap tiap minggunya
menit, Ny. W diharapkan mampu:
4. Lakukan pemeriksanaan fisik klien yang terkait
Klien secara verbal mengungkapkan bahwa
dengan masalah nutrisi.
nafsu makannya bertambah.
5. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
Klien makan menghabiskan porsi
6. Kaji makanan kesukaan klien
makannya dan makan minimal 3x sehari
7. Hidangkan makanan dalam keadaan hangat dan
Klien mampu beraktivitas secara optimal dan
sesuai dengan selera klien
tidak merasa badannya lemas-lemas lagi.
8. Jelaskan pada klien pentingnya nutrisi bagi kesehatan
Konjugtiva tidak anemis dan berat badan klien 9. Kaji keadaan anemia klien secara laboratories dengan
bertambah secara bertahap minimal 0,5 kg per
bertahap
bulannya
10. Berikan suplemen zat besi jikan diindikasikan
11. Konsultasikan dengan ahli gizi tentang nutrisi
yang baik bagi klien
2 Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Umum: 1) Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane
b.d Transport O2 menurun. Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu, mukosa, dasar kuku
kadar Hb klien menjadi meningkat
2) Beri posisi semi fowler
Khusus:
3) Kaji nyeri dan adanya palpitasi
Setelah dilakukan 4x pertemuan selama 30
4) Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
menit, Ny.W diharapkan mampu:
5) Hindari penggunaan penghangat atau air panas
Tidak merasa lemas, letih dan lesu
Kolaborasi
Nafsu makan meningkat 6) Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht
Tidak pucat dan jumlah sel darah merah
Anemis 7) Berikan sel darah merah darah lengkap
8) Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
3 Intoleransi aktivitas Umum: 1. Kaji tingkat kemampuan fungsi klien
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu 2. Kaji tingkat kekuatan oto dan rentang gerak klien
berhubungan dengan kelelahan
kemungkian jatuh pada Ny. W tidak terjadi lagi. 3. Jelaskan hubungan kejadian jatuh dengan penyakit
anemianya
Khusus:
4. Jelaskan faktor-faktor penyebab jatuh dan cara
Setelah dilakukan 2x pertemuan selama 30 pencegahannya
menit, Ny. W diharapkan mampu: 5. Anjurkan klien untuk aktivitas secara bertahap dari
posisi tidur, duduk, berdiri dan berjalan
Mengenali faktor-faktor yang mengakibatkan
6. Anjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas jika
klien jatuh. mengalami sakit kepala dan badan terasa lemah.
Melakukan tindakan antisipasi atau 7. Anjurkan klien untuk menggunkan alat bantu
pencegahan untuk mengurangi kejadian jatuh (tongkat) dalam berjalan jika memungkinkan.
KASUS 2
KASUS 1
BAB IV
PEMBAHASA
adalah rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandar Lampung yang terletak
Lampung.
2) Visi dan Misi RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
Bandar Lampung memiliki visi dan misi yang menjadi acuan dalam
menjalankan
fungsinya sebagai rumah sakit umum daerah yang memberikan pelayanan
publik di bidang kesehatan. Visi dan Misi RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo,
yaitu:
Visi :
Misi :
dari polusi.
akuntabel.
Selain visi dan misi diatas tujuan dari RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo
sendiri yaitu:
KASUS 1:
1. Data Demografi:
PEMBAHASAN:
lain: jenis kelamin, usia, alamat, dan diagnoda medis pada masing-masing pasien.
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui terdapat beberapa berbedaan hasil
pemeriksaan fisik terhadap kasus 1 dan kasus 2, yaitu: pernafasan, suhu, tekanan
3. Pemeriksaan Penunjang
PEMBAHASAN:
penunjang yang berbeda antara kasus 1 dan kasus 2, yang pada dasarnya kedua
pasien tersebut mengalami adanya penurunan fungsi ginjal dalam penyaringan zat
PEMBAHASAN:
susah BAB, hal ini yang membedakan adalah saat dilakukan implementasi
pada kasus 1, fungsi BAB nya telah teratasi pada hari ke 2 saat di rawat Di
kasus 1 kadar Hb nya adalah 6,8 gr/dL, sedangkan untuk kasus 2 kadar Hb
nya lebih rendah yaitu 5,8 gr/dL, sehingga dalam merumusan intervensi,
kebutuhan cairan terlebih dahulu, hal ini dikarenakan pasien pada kasus
apabila pada kasus 2 hal yang harus di tangani terlebih dahulu adalah
(5,8 gr/dL).
Didalam intervensi pada kasus 1 terdapat 4 masalah yang harus
diselesaikan yaitu:
yaitu:
dan Darah
perbedaan, hal ini dapat dilihat pada data senjang kasus 1 dan kasus 2.
lebih menekankan pada asupan nutrisi dan nyeri yang pasien rasakan,
kadar Hb.
Untuk terapi yang diberikan antara kasus 1 dan 2 banyak persamaan, baik
A. KESIMPULAN
kadar Hb
B. SARAN
1. Teoritis
defisiensi Fe
2. Praktis
Smeltzer, 2013.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Dan Bedah II cetakan 5. Jakarta.
EGC