Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN INDIVIDU

STASE KEPERAWATAN GERONTIK

SEMELTY TANESAB
NIM : 518 02819

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karena
telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya saya tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehatNya,
baik itu berupa sehat fisik, maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan
gerontik.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik atau saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis

April, 2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Tujuan..............................................................................................................................2

C. Manfaat..............................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3

A. Konsep Lanisa..........................................................................................................3
B. Konsep lansia sebagai populasi beresiko.................................................................4
C. Konsep penyakit rheumatoid arthritis......................................................................4
D. Konsep teori asuhan keperawatan gerontik.............................................................6

BAB III Asuhan Keperawatan.........................................................................................9

A. Pengkajian................................................................................................................9
B. Diagnosa..................................................................................................................9
C. Intervensi....................................................................................................................
D. Implementasi..............................................................................................................
E. Evaluasi......................................................................................................................
BAB IV Pembahasan...........................................................................................................
BAB V Penutup....................................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia tua adalah periode penutupan dalam rentang kehidupan seseorang
yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu
yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat. Bila
seorang yang telah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering
melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh rasa penyesalan, dan ingin
cenderung hidup pada masa sekarang, mencoba mengabaikan masa depan sedapat
mungkin. Orang dalam usia 60an biasanya di golongkan sebagai usia tua, yang
berarti antara sedikit lebih tua atau setelah usia madya dan usia lanjut setelah
mereka mencapai usia 70, yang menurut standar beberapa kamus berarti makin
lanjut usia seseorang dalam periode hidupnya dan telah kehilangan kejayaan masa
mudanya. (Hurlock, 2002).

Data World Population Prospects: The 2015 Revision menunjukan bahwa,


pada tahun 2015 ada 901 juta orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri atas
12 % dari jumlah populasi global. Pada tahun 2015 dan 2030, jumlah orang
berusia 60 tahun atau lebih diproyeksikan akan tumbuh sekitar 56 %, dari 901 juta
menjadi 1.4 milyar, dan pada tahun 2050 populasi lansia diproyeksikkan lebih
dari 2 kali lipat di tahun 2015, yaitu mencapai 2.1 milyar (United Nations, 2015).
Asia menempati urutan pertama dengan populasi lansia terbesar, dimana pada
tahun 2015 berjumlah 508 juta populasi lansia, menyumbang 56 % dari total
populasi lansia di dunia.
Dermatitis adalah peradangan pada kulit (inflamasi pada kulit) yang
disertai dengan pengelupasan kulit ari. (Brunner & Suddarth) atau dermatitis
adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon tehadap

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama
likenifikasi) dan gatal. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misalnya zat kimia,
bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis
Sebagai seorang perawat sangat diperlukan perannya dalam kasus ini yaitu
peran primer di mana perawat memberikan pendidikan kesehatan; peran sekunder
perawat mengobservasi tanda- tanda dari penyakit dermatitis dan peran tersier
setelah pasien sembuh dari sakit peran perawat menyampaikan pada keluarga dan
pasien untuk mengikuti setiap petunjuk dan anjuran yang diberikan.
Melihat bahayanya yang ditimbulkan dari penyakit dermatitis, dan
pentingnya peran perawat, sebagai calon perawat kami tertarik untuk menulis
lebih jauh tentang penyakit Dermatitis. Selain itu juga untuk memenuhi tugas
mata kulia Sistem Integumen.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
Reumatoid arthritis menggunakan proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat:
a. Memahami konsep Lansia
b. Memahami konsep Reumatoid arthritis
C. Manfaat
1. Agar dapat mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan secara nyata di
lapangan.
2. Agar dapat meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan
pada kasus yang ada

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lanjut Usia
Lanjut usia atau lansia merupakan individu yang berada dalam tahapan
usia late adulthood atau yang dimaksud dengan tahapan usia dewasa akhir,
dengan kisaran usia dimulai dari 60 tahun ke atas (Faisalado, 2014).
2. Batasan usia lanjut
Batasan usia lanjut didasarkan atas Undang-Undang no.13 tahun
1998 adalah 60 tahun. Sedang menurut WHO lanjut usia meliputi
(Notoatmodjo, 2007 dalam sutikno 2011):
1. Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45 – 59 tahun.
2. Usia lanjut (elderly), kelompok usia 60 – 70 tahun.
3. Usia lanjut tua (old), kelompok usia antara 75 – 90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old), kelompok usia diatas 90 tahun.
3. Tipe lansia
Lansia memiliki tipe yang diengaruhi oleh karier, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial,, serta ekonomi. Berikut beberapa
tipe lansia yang umum, yaitu :
a. Tipe arif dan bijaksana, ditandai dengan lansia yang kaya dengan
hikmah, pengalaman, mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, memenuhi undangan, serta mampu menjadi panutan.
b. Tipe mandiri, ditandai dengan lansia mampu mengganti kegiatan yang
hilang dengan kegiatan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
bergaul dengan teman, serta memenuhi undangan.

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


c. Tipe tidak puas, ditandai dengan lansia yang memiliki konflik lahir
batin dengan menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak
menuntut.
d. Tipe pasrah, ditandai dengan lansia yang mau menerima dan menunggu
nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa
saja.
e. Tipe bingung, ditandai dengan lansia yang kaget, kehilangan
kepribadian, mengasingkan diri, minder menyesal, pasif dan acuh tak
acuh.
4. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia dalam kategori berikut (Depkes RI 2003 dalam Dewi,
2014) :
a. Pralansia (prasenilis), seorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih
atau/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan.
d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
e. Lansia tidak potensial, lansia yag tidak berdaya mencari nafkah
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
5. Kebutuhan Lansia
Penuaan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan terus
menerus dan berkesinambungan. Proses penuaan akan menyebabkan
perubahan anatomis dan fisiologis pada tubuh sehingga dapat mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Perubahan tersebut
membuat lansia memiliki kebutuhan yang berbeda dengan usia sebelumnya.

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Darmojo & Martono (2010) menyebutkan bahwa terdapat 10 kebutuhan
lansia atau dikenal (10 needs of the elderly), yaitu :
a. Makanan cukup dan sehat
b. Pakaian dan kelengkapannya
c. Perumahan/tempat tinggal/tempat berteduh
d. Perawatan dan pengawasan kesehatan
e. Bantuan teknis praktis sehari-hari/bantuan hukum
f. Transportasi umum
g. Kunjungan/teman bicara/informasi
h. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya
i. Rasa aman dan tentram
j. Bantuan alat-alat panca indra serta kesinambungan bantuan dan fasilitas.

B. Konsep Lansia Sebagai Populasi Beresiko


Lansia Sebagai Populasi Beresiko dan Rentan
Populasi lansia merupakan populasi beresiko mendapatkan masalah kesehatan
( Stanhope dan Lancaster 2000). Lansia paling tidak memiliki penyakit kronis
sehingga dapat dikatakan sebagai populasi vulnerable . kelompok rentan ( vulnerable
population ) adalah kelompok atau sebagian populasi yang rentan sebagai akibat buruk
dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi ( Stanhope dan Lancaster 2000) bagi
tidak adekuat. Hitchock , et al . 1999 menyatakan penyakit kronis yang biasanya
didertia oleh lansia salah satunya adalah hipertensi juga meningkan kerentanan dan di
perburuk dengan kemiskinan kurangnya sumber- sumber dan pelayanan yang tidak
adekuat bagi lansia.

C. Konsep Penyakit Reumatoid Arthritis


1. Pengertian

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan
proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson
dalam Budi Darmojo, 1999).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane
sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut
(Susan Martin Tucker, 1998).
Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai
membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri
persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan (Diane C. Baughman,
2000).
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Arif
Mansjour, 2001)
2. Jenis Reumatoid
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
1. Reumatik Sendi (Artikuler)
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik
sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang
paling sering ditemukan yaitu:
2. Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ
di luar persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


kerusakan struktur sendi yang terkena. Peradangan sendi biasanya
mengenai beberapa persendian sekaligus.Peradangan terjadi akibat proses
sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang
mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya,
terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi).Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti.
Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun
semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan
genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus
Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang
berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-
satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang
disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin
merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara
perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
deformitas (kelainan bentuk).
3. Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang
belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk
tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta
jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan
sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur,
dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan
pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
4. Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat
darah (hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal
monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini
menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic
dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan
kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat
meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12).
Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis),
kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil
buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang
meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


5. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di
luar sendi (soft tissue rheumatism)  sehingga disebut juga reumatik  luar
sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering
ditemukan yaitu:
a. Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia
lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
b. Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri
lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada
sarung pembungkus tendon.
c. Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang.
Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati.
Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya secara
berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
d. Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon
atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh
reumatik gout dan pseudogout.
e. Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan
fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan,
berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses
peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
f. Nyeri pinggang

10

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah
(lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkai dan
kaki.
g. Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal
lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan
bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau
digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi
terbatas.
3. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan
akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda
dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama
antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria.
Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.

11

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


4. Genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks
histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR
seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 : 1 untuk
menderita penyakit ini.
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang
menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat
faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang
sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis
yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang
lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang
diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek
4. Patofisiologi

12

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago
dari sendi.  Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang
menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi
menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.
Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. 
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan
kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi dari tulang sub
chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain.
terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid)
gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

5. Manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;

13

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan
tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan
gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau
tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan
fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk
kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
6.Pemeriksaan penunjang
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan
awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi
dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium

14

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar
dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi,
produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit,
penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
7. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang
simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul
subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen
7. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang
tepat
7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan

15

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


8. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
9. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
10. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat
dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya
dalam batas normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh
diberikan pada penderita osteoartritis:

16

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Golongan bahan Makanan yang Makanan yang tidak
makanan boleh diberikan boleh diberikan
Karbohidrat Semua –
Protein hewani Daging atau ayam, Sardin, kerang, jantung,
ikan tongkol, hati, usus, limpa, paru-
bandeng 50 gr/hari, paru, otak, ekstrak
telur, susu, keju daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Protein nabati –
Kacang-kacangan
kering 25 gr atau
Lemak tahu, tempe, oncom –
Minyak dalam
Sayuran jumlah terbatas. Asparagus, kacang
Semua sayuran polong, kacang buncis,
sekehendak kecuali: kembang kol, bayam,
asparagus, kacang jamur maksimum 50 gr
polong, kacang sehari
buncis, kembang
kol, bayam, jamur
Buah-buahan maksimum 50 gr -
sehari
Minuman Semua macam buah Alkohol

Bumbu, dll Teh, kopi, minuman Ragi


yang
mengandung soda
Semua macam
bumbu

17

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


8. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan
oleh adanya darah yang membeku.
4. Terjadi splenomegali.
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk  menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan
trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan
meningkat.

D. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMATOID ATRITIS


1. Pengkajian
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.Data
dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-
organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya
eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis
lainnya.
2. Riwayat Kesehatan
a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
b. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial

18

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


1) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
2) Catat bila ada krepitasi
3) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
4) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
c. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
d. Ukur kekuatan otot
e. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
f. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
4. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
5. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
6. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya
ketergantungan pada orang lain).
7. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan\

19

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Kekeringan pada membran mukosa.
8. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
9. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
10. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi).
11. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga.Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
12. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan
peran; isolasi.
13. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karena ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan
sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis
2. Kerusakan Mobilitas Fisik
3. Gangguan citra tubuh.
4. Kurang perawatan diri

20

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Intervensi keperawatan
NIC : Terapi latihan : mobilitas sendi

Aktivitas – aktivitas :

1. Tentukan level motivasi pasien


untuk meningkatkan / memelihara
pergerakan sendi
2. Monitor lokasi dan kecenderungan
adanya nyeri dan ketidaknyamanan
selama pergerakan / aktivitas
3. Pakaikan baju yang tidak
menghambat pergerakan sendi
4. Bantu pasien mendapatkan posisi
tubuh yang optimal untuk
pergerakan sendi pasif maupun
aktif
5. Dukung latihan ROM aktif, sesuai
jadwal yang diatur
6. Instruksikan pasien / keluarga cara
melakukan latihan ROM pasif,
ROM dengan bantuan
7. Dukung pasien untuk gerakan tubh
sebelum memulai latihan
8. Dukung ambulasi, jika
memungkinkan

NIC : Terapi latihan : pergerakan sendi

21

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Aktivitas – aktivitas :

1. Tentukan level motivasi pasien untuk


meningkatkan / memelihara pergerakan
sendi
2. Monitor lokasi dan kecenderungan
adanya nyeri dan ketidaknyamanan
selama pergerakan / aktivitas
3. Pakaikan baju yang tidak menghambat
pergerakan sendi
4. Bantu pasien mendapatkan posisi tubuh
yang optimal untuk pergerakan sendi
pasif maupun aktif
5. Dukung latihan ROM aktif, sesuai
jadwal yang diatur
6. Instruksikan pasien / keluarga cara
melakukan latihan ROM pasif, ROM
dengan bantuan
7. Dukung pasien untuk gerakan tubh
sebelum memulai latihan
8. Dukung ambulasi, jika memungkinkan

4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat menerapkan/ melaksanakan
rencana tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi
secara optimal (Nursalam, 2008).

5. Evaluasi

22

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan,
kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta
kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil.
Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan
dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari
respon klien disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan
target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A,
2008).

BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

23

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Nama Mahasiswa :Semelty Tanesab

Tempat Praktek :

Tanggal Praktek : 15 april 2020

Tanggal Pengkajian : 16 April 2020

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN REMATOID ARTRITIS

Data Umum Pasien

Nama : Ny. H.T

Wisma : Sakura

Umur : 63 tahun

Agama : Kristen Protestan

Alamat :Soe

Pendidikan terakhir : Sekolah Dasar

Pekerjaan terakhir : IRT

GENOGRAM

X X
X X

X X X X X X

24

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Keterangan:

= laki-laki

= perempuan

= pasien

= menghubungkan

X = meninggal

Penjelasan:

Ny H.T Mengatakan ia adalah anak kedua dari dua bersaudara, dan saudara
pertamanya sudah meninggal sejak 4 tahun yang lalu. Dan kedua orang tua pasien juga
sudah meninggal.

 Alasan utama datang ke Panti Sosial:


Ny H Mengatakan datang ke panti sosial datang sendiri karena pasien sendirian di
rumah.
 Keluhan utama saat ini:
Ny H mengatakan ada nyeri pada persendian dan nyeri pada pinggang di saat selesai
kerja dan klien mengatakan pusing dan lemas disaat melakukan pekerjaan.

 Riwayat kesehatan keluarga:


Ny H mengatakan tidak ingat mengenai riwayat kesehatan keluarganya.
 Riwayat Alergi:
Ny H Mengatakan biasa alergi terhadap sabun mandi, sabun mandi yang biasa
digunakan pasien adalah My Baby saja.

25

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum
Status gizi : BB saat ini : 48 kg TB: 150 cm

Gizi cukup

Personal Hygine: kepala serta rambut tampak bersih, kulit badan bersih dan pasien
tampak berpakaian rapih, kuku agak pendek dan agak terkelupas.

2. Sistem persepsi sensori


Pendengaran : klien mampu mendengar dengan baik menggunakan
telinga kiri maupun kanan.

Penglihatan : klien mampu melihat dengan baik dalam jarak dekat.

Pengecap/Penghidu : klien mampu membedakan bau yang dihirup.

Peraba : klien mampu merasakan sentuhan pada kulit.

3. Sistem pernafasan
Frekwensi : 20 x/menit

Suara nafas : Normal (Vesikuler )

4. Sistem kardiovaskular
Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi: 80.x/menit Capillary Refill: < 2
detik

5. Sistem saraf pusat


Kesadaran : Composmentis

Orientasi waktu :Ny H tahu bahwa saat ini siang hari dank lien ingat
tanggal dan hari.

26

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Orientasi orang : Ny H mampu mengenal teman-temannya di wisma serta
pengasuh.

6. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : baik, porsi dihabiskan.

Pola makan : 3 x/hari

Abdomen : tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan

BAB : 2x/hari, lunak, BAB lancar, berwarna kuning.

7. Sistem musculoskeletal
Rentang gerak : ada kekakuan, dan sedikit terbatas, Penurunan pada masa
dan kekuatan otot.
Nyeri sendi, kaku sendi, , kemerahan, hangat,
P = Sakit di kaki
Q = seperti ditusuk – tusuk
R = lutut sebelah kiri
S = skala 6
T = Hilang timbul
- klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan ketika merasa dingin
- klien mengatakan saat menggerakan atau menekuk kaki terasa sakit
- klien mengatakan tidak tahu harus berbuat apa ketika nyeri timbul
- ketika ingin bangun dan berjalan klien memegang kursi / tempat tidur baru bisa
berjalan
- ada pembengkakan pada sendi
- klien terlihat meringis
- gerakan klien terbatas
- lutut terlihat kaku
- klien terlihat mengusapkan minyak tawon pada kakinya dan diurut –urut ketika
sakit

27

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Kemampuan ADL : terbatas, terkadang ADL dibantu

- klien mengatakan saat menggerakan atau menekuk lutut terasa sakit


- klien mengatakan ketika melakukan pergerakan kakainya terasa sakit
- klien mengatakan sulit bergerak dan beraktivitas
- Gerakan klien terbatas
- Klien terlihat selalu meluruskan kakinya
- ADL sebagian dibantu
- Indeks katz 2 (pasien mengalami ketergantungan)

8. Sistem integument: Kulit tampak berkerut, turgor kering


9. Sistem reproduksi: Ny H. sudah mengalami menopause.
10. Sistem perkemihan
Pola : teratur, 3x/hari

Inkontinensia : tidak.

Data Penunjang

- Pemeriksaan Laboratorium :
- Hematokrit dan haemoglobin : Ht 35% dan Hb 11 gr/dl,
- Sel darah merah : 3,5 juta sel/ml, indikasi anemia

Terapi yang diberikan

 Analgesik, antara lain parasetamol 3x500 mg.


 Anti inflamasi non steroid, antara lain : asam asetil salisilat 2-4
gr/hr, dosis terbagi pc,
 Ibuprofen 4 x 400-600 mg/hari pc
 Ketoprofen 3 x 50 mg/hari pc
 Naproksen 2 x 250-500 mg/hari pc

28

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


PSIKOSOSIO BUDAYA DAN SPIRITUAL

Psikologis

Perasaan saat ini dalam menghadapi masalah: Ny H mengatakan ia tidak merasa cemas
dengan kondisi sekarang,pasien tampak tenang saat menghadapi masalah.

Cara mengatasi perasaan tersebut: Ny H mengatakan setiap menghadapi masalah lebih


suka tidur atau bercerita dengan orang lain.

Rencana klien setelah masalahnya terselesaikan: Ny H mengatakan tidak memiliki


rencana.

Sosial

Aktivitas atau peran di masyarakat:Ny H mengatakan sering ikut kegiatan Rohani di


masyarakat.

Kebiasaan di lingkungan yang tidak disukai: Ny H mengatakan akur dengan tetangganya

Cara mengatasinya: Ny H mengatakan lebih sering membangun komunikasi dengan


tetangga.

Budaya

Budaya yang diikuti klien adalah budaya Timor

Keberatan /tidak terhadap budaya yang diikuti: tidak keberatan

Spiritual

Aktivitas ibadah yang sehari-hari dilakukan: Kebaktian

Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan: Kebaktian di Gereja, KKR

Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan: Ibadah di gereja

29

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Format Pemeriksaan MMSE (Mini-Mental State Examination)

Nama Pasien :Ny H Nama pemeriksa : Semelty Tanesab

Usia pasien :63 tahun Tanggal : 16 April 2020

Pendidikan :SD Waktu : Pkl. 11.00

Pertanyaan Jawab Keterangan Skor

Tertinggi Dicapai
Orientasi
Sekarang ini
tahun 2020  5 5
Musim hujan 
Bulan april √
tanggal 16 √
Hari Kamis √
Kita berada
dimana
Negara Indonesia 5 5
Provinsi Ntt
Kota Soe
Panti Werdha
Wisma Sakura
Registrasi Memori
Menyebut tiga 3 3

30

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


objek
Meja Meja 
Kursi Kursi 
Buku Buku 
Atensi dan
Kalkulasi
100-5 95  5 5
95-5 90 
90-5 85 
85-5 80 
80-5 75 
75-5 70 

70-5 65 
65-5 60 
60-5 75 
Pengenalan
Kembali
(recalling)
Meja Meja  3 3
Kursi Kursi 
Buku Buku 
Bahasa
Pena Pena  2 2
Pensil Pensil 
Namun Namun  1 1

31

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Tanpa Tanpa 
Apabila Apabila 
Menyuruh pasien Lansia melakukan  3 3
mengambil kertas dengan benar
dengan tangan
kanan , lipatlah
menjadi dua, dan
letakkan di lantai
Lansia diminta Lansia melakukan 1 1
membaca dan dengan benar
melakukan
perintah

Pejamkan mata
Anda
Lansia diminta Lansia tidak bisa 1 0
menggambar menggambar
bentuk di bawah
ini:

30 26

Skor Total

32

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Interpretasi :

Jumlah respon dijumlahkan dan dikategorikan menjadi :

(1) Skor ≤ 16 : Terdapat gangguan kognitif.

(2) Skor 17- 23 : Kemungkinan terdapat gangguan kognitif

(3) Skor 24-30 : Tidak ada gangguan kognitif.

Skor 28 : Tidak ada gangguan kognitif

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONAIRE (SPMSQ)

(Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual lansia)

Skore
No Pertanyaan Jawaban

1 1. Tanggal berapa hari ini? Tidak Tau

1 2. Hari apa sekarang ini? Kamis

1 3. Apa nama tempat ini? Wisma Sakura

1 4. Berapa nomor telepon Anda? Soe

Di mana alamat Anda? (Tanyakan


bila tidak memiliki telepon)

1 5. Berapa umur Anda? 63 tahun

0 6. Kapan Anda lahir? 1957

0 7. Siapa Presiden Indonesia sekarang? Joko widodo

0 8. Siapa Presiden sebelumnya Susilo

1 9. Siapa nama kecil ibu Anda? Lina

33

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


1 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap 20-3=17
pengurangan 3 dari setiap angka
17-3=14
baru semua secara menurun
14-3=11

11-3=8

8-3=5

5-3=2

Jumlah Kesalahan Total 0

Penilaian SPMSQ :

Pengisisan Benar 1, salah 0

1. Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh


2. Kesalahan 3-4 : Gangguan fungsi intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 : Gangguan fungsi intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 : Gangguan fungsi intelektual berat

Keterangan : Kesalahan 3-4 : Fungsi intelektual utuh

INDEKS KATZ

Aktivitas Mandiri (nilai 1) Tergantung (nilai 0)

(Nilai 1 atau
0)

Mandi (Nilai 1) Mandi sendiri atau dibantu (Nilai 0) Membutuhkan bantuan

34

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Nilai_0__ hanya pada satu bagian tubuh seperti sepenuhnya saat mandi atau
bagian punggung, area genital, atau dibantu lebih dari satu bagian
ekstremitas yang tidak bisa digerakkan tubuh

Berpakaian (Nilai 1) Mengambil pakaian dari (Nilai 0) Membutuhkan bantuan


lemari dan laci dan memakainya sendiri untuk memakai pakaian sendiri
Nilai_0_
tanpa dibantu. Tali sepatu mungkin
dibantu

Ke toilet (Nilai 1) Pergi ke toilet, membuka dan (Nilai 0) membutuhkan bantuan


menutup pintunya, membuka pakaian ke toilet
Nilai_0__
dan membersihkan area genital tanpa
bantuan

Berpindah (Nilai 1) Bangun dari tempat tidur (Nilai 0) Membutuhkan bantuan


tanpa bantuan atau tanpa berpegangan untuk berpindah dari tempat
Nilai_0___
pada kursi. tidur ke kursi

Kontinen (Nilai 1)mampu mengontrol BAB dan (Nilai 0)(0 POINTS)


(continence) BAK secara mandiri Inkontinensia urine dan alvi,
parsial atau total
Nilai_1___

Makan (Nilai 1) Mengambil makanan dari (Nilai 0) Membutuhkan bantuan


piring dan memasukkannya ke mulut untuk makan baik sebagiak
Nilai_1___
tanpa bantuan. Penyiapan makan maupun total atau membutuhkan
mungkin dilakukan oleh orang lain parenteral

TOTAL NILAI = ___4___ 6 = Tinggi (Pasien mandiri) 0 = Rendah (Pasien sangat


tergantung

TUGT : 14, 63 detik

Risiko tinggi Jatuh

35

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


SKALA DEPRESI GERIATRI

(Geriatric Depression Scale 15-Item / GDS-15)

SELAMA Nilai Respon


No. KEADAAN YANG DIRASAKAN
YA TIDAK
SEMINGGU TERAKHIR
1. Apakah Anda sebenarnya puas dengan kehidupan Anda? 0√ 1
2. Apakah Anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan 1√ 0
minat atau kesenangan Anda?
3. Apakah Anda merasa kehidupan Anda kosong atau merasa 0
kesepian?
4. Apakah Anda sering merasa bosan? 1 √
5. Apakah Anda memiliki semangat yang bagus dalam √ 1
sebagian besar hidup anda?
6. Apakah Anda takut khawatir bahwa sesuatu yang buruk 1 √
akan terjadi pada Anda?
7. Apakah Anda merasa bahagia dalam sebagian besar hidup 0
Anda?
8. Apakah Anda sering merasa tidak berdaya? 1 √
9. Apakah Anda lebih suka tinggal di wisma atau di rumah 1√ 1
daripada pergi keluar untuk mengerjakan sesuatu yang
baru?
10. Apakah Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan 1 0
daya ingat Anda dibanding kebanyakan orang?
11. Apakah Anda pikir bahwa hidup Anda sekarang ini 1
menyenangkan?
12. Apakah Anda merasa tidak berharga? 1 √
13. Apakah Anda merasa penuh dengan energi/kekuatan? 0√ 1
14. Apakah Anda merasa apa yang anda alami sekarang 1 √
ini/keadaan anda saat ini tidak ada harapan?
15. Apakah Anda pikir bahwa orang lain lebih baik 0

36

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


keadaannya daripada Anda?
Interpretasi :

Jumlah respon dijumlahkan dan dikategorikan menjadi :

(1) Skor 10 – 15 = depresi berat

(2) Skor 5 – 9 = depresi sedang

(3) Skor 0-4 = normal


Hasil 2: Skor 0 – 4 = normal

Keterangan : Normal

Lembar observasi lingkungan tempat tinggal Lansia (Panti/ rumah)

Pertanyaan Ya Tidak

Apakah lampu yang digunakan adalah lampu pijar? √

Apakah ketinggian kasur dari lantai lebih dari 20 cm? √

Apakah kamar mandi/WC memiliki pegangan? √

Apakah jenis jamban yang digunakan adalah tipe jongkok? √

Apakah terdapat kursi mandi? √

Apakah lantai licin? √

Adakah undakan di rumah?  √

Apakah ada tangga di rumah? √  

Apakah anda menggunakan karpet atau tikar di rumah? √

Apakah barang-barang berserakan di lantai? √

Total  3  2

Hasil observasi: mean= 5

37

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Risiko rendah

Risiko rendah : bila < nilai mean (6,33)

1= Risiko Tinggi : bila ≥ nilai mean (6,33)

(Sumber: Minesotta Home assesment, Dimodifikasi oleh Stefanus Mendes Kiik, Junaiti
Sahar dan Heni Permatasari, 2015)

Analisis data

Data Masalah

DS: Nyeri kronis

- klien mengatakan nyeri terjadi pada sendi dan


bergerak terlalu lama.
- klien mengatakan :
P = Sakit di kaki
Q = seperti ditusuk – tusuk
R = lutut sebelah kiri
S = skala 6
T = Hilang timbul
- klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan
ketika merasa dingin
- klien mengatakan saat menggerakan atau
menekuk kaki terasa sakit
- klien mengatakan tidak tahu harus berbuat apa
ketika nyeri timbul
- ketika ingin bangun dan berjalan klien memegang
kursi / tempat tidur baru bisa berjalan

38

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


DO:

- ada pembengkakan pada sendi


- klien terlihat meringis
- gerakan klien terbatas
- lutut terlihat kaku
- klien terlihat mengusapkan minyak tawon pada
kakinya dan diurut –urut ketika sakit

DS: Hambatan mobilitas fisik

- klien mengatakan saat menggerakan atau


menekuk lutut terasa sakit
- klien mengatakan ketika melakukan pergerakan
kakainya terasa sakit
- klien mengatakan sulit bergerak dan beraktivitas

DO:

- Gerakan klien terbatas


- Klien terlihat selalu meluruskan kakinya
- ADL sebagian dibantu
- Indeks katz 2 (pasien mengalami ketergantungan)

Diagnosis keperawatan

1. Nyeri kronis

2. Hambatan mobilitas fisik

39

Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik


Lampiran 3

FORMAT RENCANA KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Kode
Dx. Keperawatan Kode NOC (wajib menggunakan buku NOC) Kode NIC (wajib menggunakan buku NIC)
Dx

Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Terapi latihan : mobilitas sendi
selama 3 x 24 jam diharapkan, nyeri dapat
Aktivitas – aktivitas :
dikontrol dengan criteria hasil :
1. Tentukan level motivasi pasien
NOC : nyeri : efek yang mengganggu
untuk meningkatkan / memelihara
Indikator Awal Tujuan pergerakan sendi
ketidaknyamanan 2 5 2. Monitor lokasi dan kecenderungan
Gangguan dalam 2 5
adanya nyeri dan ketidaknyamanan
rutinitas
gangguan 2 5 selama pergerakan / aktivitas
pergerakan fisik 3. Pakaikan baju yang tidak
gangguan 2 5 menghambat pergerakan sendi
aktivitas fisik 4. Bantu pasien mendapatkan posisi
kesulitan dalam 2 5
tubuh yang optimal untuk
mempertahankan
pergerakan sendi pasif maupun

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


pekerjaan aktif
5. Dukung latihan ROM aktif, sesuai

Keterangan : jadwal yang diatur


6. Instruksikan pasien / keluarga cara
1 = berat
melakukan latihan ROM pasif,
2 = cukup berat ROM dengan bantuan
7. Dukung pasien untuk gerakan tubh
3 = sedang
sebelum memulai latihan
4 = ringan 8. Dukung ambulasi, jika
memungkinkan
5 = tidak ada
9. Pemberian rebusan daun salam
untuk menurunkan peradangan
pada sendi

Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Terapi latihan : pergerakan sendi
fisik selama 3 x 24 jam diharapkan hambatan
Aktivitas – aktivitas :
mobilitas fisik dapat berkurang dan
pergerakan dapat bebas dengan criteria 1. Tentukan level motivasi pasien
hasil : NOC Pergerakan sendi untuk meningkatkan / memelihara
pergerakan sendi
2. Monitor lokasi dan kecenderungan
indicator Awal Tujuan
Punggung 3 5 adanya nyeri dan ketidaknyamanan
pergelangan 3 5

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


tangan (kiri) selama pergerakan / aktivitas
pergelangan 3 5 3. Pakaikan baju yang tidak
tangan menghambat pergerakan sendi
(kanan) 4. Bantu pasien mendapatkan posisi
pergelangan 3 5
tubuh yang optimal untuk
kaki (kiri)
pergelangan 3 5 pergerakan sendi pasif maupun
kaki (kanan) aktif
5. Dukung latihan ROM aktif, sesuai

Keterangan : jadwal yang diatur


6. Instruksikan pasien / keluarga cara
1 = deviasi berat dari kisaran normal melakukan latihan ROM pasif,

2 = deviasi yang cukup besar dari kisaran ROM dengan bantuan

normal 7. Dukung pasien untuk gerakan tubh


sebelum memulai latihan
3 = deviasi sedang 8. Dukung ambulasi, jika

4 = deviasi ringan memungkinkan


9. Pemberian rebusan daun salam
5 = tidak ada deviasi
untuk menurunkan peradangan
pada sendi

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik
Implementasi Keperawatan

Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi


Nyeri Kamis, 16 april 2020 1. Mengukur TTV S=
akut 2. Melakukan - klien mengatakan
pengkajian nyeri nyeri terjadi pada
3. Membantu pasien sendi dan
untuk mendapat bergerak terlalu
posisi tubuh yang lama.
optimal - klien mengatakan
4. Mendukung pasien :
melakukan ROM P = Sakit di kaki
aktif Q = seperti
5. Menginstruksikan ditusuk – tusuk
latihan ROM aktif R = lutut sebelah
6. Memberikan rebusan kiri
daun salam 1 hari 1 S = skala 6
kali T = Hilang
timbul
- klien mengatakan
sakit terasa pada
pagi hari dan
ketika merasa
dingin
- klien mengatakan
saat
menggerakan
atau menekuk
kaki terasa sakit
- klien mengatakan
tidak tahu harus
berbuat apa
ketika nyeri

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


timbul

O=
- klien terlihat
meringis
- gerakan klien
terbatas
- lutut terlihat kaku
A=
masalah belum teratasi

P=
intervensi dilanjutkan

Hambatan Kamis, 16 april 2020 1. Membantu pasien S =


mobilitas untuk mendapat - klien mengatakan
fisik posisi tubuh yang saat
optimal menggerakan
2. Mendukung pasien atau menekuk
melakukan ROM lutut terasa sakit
aktif - klien mengatakan
3. Menginstruksikan ketika melakukan
latihan ROM aktif pergerakan
kakainya terasa
sakit
- klien
mengatakan
masih sulit
bergerak dan
beraktivitas
O=
- Gerakan klien

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


terbatas
- Klien terlihat
selalu
meluruskan
kakinya

A=
Masalah belum
teratasi

P=
intervensi
dilanjutkan

Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi


Nyeri Jumat, 17 april 2020 1. Mengukur TTV S=
akut 2. Melakukan - klien mengatakan
pengkajian nyeri nyeri terjadi pada
3. Membantu pasien sendi dan bergerak
untuk mendapat terlalu lama.
posisi tubuh yang - klien
optimal mengatakan :
4. Mendukung pasien P = Sakit di kaki
melakukan ROM Q = seperti
aktif ditusuk – tusuk
5. Menginstruksikan R = lutut sebelah
latihan ROM aktif kiri
6. Memberikan rebusan S = skala 6
daun salam 1 hari 1 T = Hilang timbul
kali - klien mengatakan
sakit terasa pada
pagi hari dan
ketika merasa

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


dingin
- klien mengatakan
saat menggerakan
atau menekuk kaki
terasa sakit
- klien mengatakan
minum rebusan
daun salam tetapi
nyerinya hanya
berkurang sedikit

O=
- klien terlihat
meringis
- gerakan klien
terbatas
- lutut terlihat kaku
A=
masalah belum teratasi

P=
intervensi dilanjutkan

Hambatan Jumat, 17 april 2020 1. Membantu pasien S =


mobilitas untuk mendapat - klien mengatakan
fisik posisi tubuh yang saat menggerakan
optimal atau menekuk
2. Mendukung pasien lutut terasa sakit
melakukan ROM - klien mengatakan
aktif ketika melakukan
3. Menginstruksikan pergerakan
latihan ROM aktif kakainya terasa
sakit
- klien mengatakan

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


masih sulit
bergerak dan
beraktivitas
O=
- Gerakan klien
terbatas
- Klien terlihat
selalu meluruskan
kakinya

A=
Masalah belum teratasi
P=
intervensi dilanjutkan

BAB IV

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


PEMBAHASAN

Hasil temuan, inovasi dan intervensi terbaru yang diterapkan.

Sifat Kimia Dan Efek Farmakologis Daun Salam ( Syzygium Polyanthum )

Penggunaan daun salam sebagai obat disebabkan oleh kandungannya yakni pada
daun salam kering terdapat sekitar 0,17 % minyak essensial dengan komponen
penting eugenol dan metil chavicol di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun
menunjukkan efek anti jamur dan anti bakteri sedangkan ekstrak metanolnya
merupakan anti cacing. Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah
minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Daun salam mengandung zat bahan warna, zat
samak dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tannin yang terkandung bersifat
menciutkan (astringent) (Harismah, 2017).
Kandungan kimia daun salam mengandung bahan kimia minyak atsiri 0,2 % (sitral,
eugenol, flavonoid (katekin dan rutin), tannin dan metil kavikol. Senyawa tersebut
mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, tannin dan flavonoid merupakan bahan aktif
mempunyai efek anti inflamasi dan antimikroba. Minyak atsiri secara umum
mempunyai efek sebagai antimikroba, analgesic dan meningkatkan kemampuan
fagosit, minyak atsiri mengandung analgesic yang dapat menurunkan nyeri
(Harismah, 2017). Sifat kimia dan efek farmakologis daun salam meliputi :
1. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang sesuai dengan struktur kimianya
terdiri dari flavonol, flavon, flavanon, isoflavon, katekin, antosinidin, dan
kalkon. Manfaat flavonoid sebagai diuretic sehingga memperbanyak
produksi urin. Flavonoid juga sebagai anti inflamasi sehingga dapat
mencegah terjadinya peradangan pada tulang.
2. Kandungan vitamin pada daun salam bermanfaat untuk meningkatkan
kekebalan tubuh dari penyakit dan peningkat imunitas pada tubuh.
3. Kandungan zat tanin pada daun salam menurunkan tekanan darah tinggi.
4. Minyak atsiri sebagai analgesic sehingga mampu menghilangkan nyeri ketika
berjalan.

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


Hubungan Daun Salam Dengan Reumatoid

Menurut buku Profesor Hembing dalam Handayani (2013) tentang daun salam
menyatakan bahwa daunnya bias mengatasi asam urat, kolesterol, radang,
lambung, diare. Manfaat daun salam untuk kesehatan meliputi :
1. Mengurangi dislipdemia, khususnya hipertrigliseridemia
Senyawa yang mampu menurunkan kadar nitrigliserida adalah niasin,
serat, tannin, dan vitamin C. Mekanisme kerja janin yaitu bereksi dengan
protein mukosa dan sel epitel usus sehingga menghambat penyerapan
lemak. Berdasarkan hal tersebut maka daun salam dapat dipakai sebagai
bahan obat untuk menurunkan kadar trigliserida pada manusia.
2. Menurunkan kadar LDL
Daun salam menurunkan kadar LDL kolesterol sesuai dosis yang diberikan
karena daun salam mengandung senyawa aktif quercetin yang terkandung
dalam flavonoid selain sebagai antioksidan dapat juga menghambat sekresi
dari Apo-B100 ke intestinum sehingga jumlah Apo-B akan mengalami
penurunan. Apo-B merupakan pembentuk LDL, sehingga menurunkan
LDL karena jumlah Apo-B mengalami penurunan.
3. Menurunkan rasa nyeri
Flavonoid yang terdapat dalam daun salam dapat digunakan sebagai
diuretic (zat peluruh) dan penghilang rasa nyeri (analgetik).
Rasa sakit akibat asam urat terjadi malam dan pagi hari bangun tidur dan bisa
berlangsung selama 4-11 hari. Pengobatan herbal sekarang ini sudah menjadi
alternatif lain dari pengobatan modern. Meskipun penggunaan obat-obat tradisional
ini belum begitu diminati dikalangan umum, akan tetapi kebiasaan minum jamu masih
terlihat dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa dan Madura (Utomo,
2014). Penggunaan obat tradisional merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia.
Keuntungan dari penggunaan obat tradisional adalah efek samping yang relatif kecil
dibandingkan dengan obat yang modern dan pengolahan pada obat tradisional juga
sangat sederhana, selain itu harganya murah dan dapat digunakan secara turun-
temurun.

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


Hasil Penelitian ini digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan pada lansia
(Ny H.T ) dengan rematoid arthritis

Lanjut usia merupakan suatu tahapan usia dewasa akhir, dengan kisaran usia dimulai
dari 60 tahun ke atas. Semua lansia mengalami penuaan yang berjalan terus-menerus dan
menyebabkan perubahan anatomis dan fisiologi tubuh serta berefek pada fungsi
psikologis (Darmojo & Martono, 2010; Faisalado, 2014).
Sebagaimana kasus pada Ny. HT, yang berusia 63 tahun. klien mengeluh rasa sakit pada
lutut pensendian tangan dan bahu, punggung. Masalah yang dialami klien merujuk
kepada masalah RA.
Rheumatoid Arthritis merupakan salah satu penyakit autoimmun bersifat sistemik
yang menyebabkan peradangan kronik pada jaringan konektif tubuh. Peradangan
terutama terjadi pada persendian lutut, pergelangan kaki, pangkal paha, bahu, siku,
tulang belakang, pergelangan tangan dan kala pada persendian intervertebrata.
1. Selama implementasi, perawat menyarankan klien untuk meminum air rebusan
daun salam. Daun salam mengandung flavonoid yang dapat Menurunkan rasa
nyeri. Flavonoid yang terdapat dalam daun salam dapat digunakan sebagai diuretic
(zat peluruh) dan penghilang rasa nyeri (analgetik).
2. Minyak atsiri secara umum mempunyai efek sebagai antimikroba, analgesic dan
meningkatkan kemampuan fagosit, minyak atsiri mengandung analgesic yang
dapat menurunkan nyeri (Harismah, 2017).
3. Pemberian rebusan daun salam ini dilakukan dengan cara daun salam diambil
sekitar kurang lebih 7 lembar dan direbus sampai mendidih, selanjutnya air rebusan
daun salam tersebut diminum (1 hari 1 kali minum)

Buku Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Gerontik


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lanjut usia merupakan suatu tahapan usia dewasa akhir, dengan kisaran usia dimulai
dari 60 tahun ke atas. Semua lansia mengalami penuaan yang berjalan terus-menerus dan
menyebabkan perubahan anatomis dan fisiologi tubuh serta berefek pada fungsi
psikologis (Darmojo & Martono, 2010; Faisalado, 2014).
Rheumatoid Arthritis merupakan salah satu penyakit autoimmun bersifat sistemik
yang menyebabkan peradangan kronik pada jaringan konektif tubuh. Peradangan
terutama terjadi pada persendian lutut, pergelangan kaki, pangkal paha, bahu, siku,
tulang belakang, pergelangan tangan dan kala pada persendian intervertebrata.
Selama implementasi, perawat menyarankan klien untuk meminum air rebusan daun
salam. Daun salam mengandung flavonoid yang dapat Menurunkan rasa nyeri. Flavonoid
yang terdapat dalam daun salam dapat digunakan sebagai diuretic (zat peluruh) dan
penghilang rasa nyeri (analgetik).
.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil implementasi ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu
pengetahuan tentang keperawatan gerontik khususnya tentang perawatan rematoid
arthritis pada lansia.
2. Bagi Lansia
Hasil implementasi ini diharapkan dapat memberikan informasi agar lansia
mendapat pengetahuan baru dan dapat mengatasi masalah kesehatan dan dapat
memenuhi kualitas hidup dari lansia yang mengalami rheumatoid arthritis.

52
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2014). Kegiatan kesehatan di kelompok usialanjut.Edisi 2. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
World population prospect : The 2015 revision. Diakses 14 Februari, 2016, dari
http://esa.un.org/unpd/wpp/publications/files/key_findings_wpp_2015.pdf

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: Nuha Medika

Sutiksono E, (2011), Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup


Lansia, Jurnal Kedokteran Indonesia ; vol.2.

Widyanto F. (2014), Keperawatan Komunitas. Penerbit Nuha medika

NANDA, (2015-2017). Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Sue Moorhead, dkk, (2015-2017). Nursing Outcomes Classification (NOC). Jakarta :


EGC

Gloria M. Bulechek, dkk, (2015-2017). Nursing Interventions Classification (NIC).


Jakarta : EGC

53
54

Anda mungkin juga menyukai