Oleh :
PoltekkesKemenkes Padang
`
Oleh :
FATIMAH PURNAMA SARI
NIM : 133110200
Tanda Tangan :
Tanggal : 23 Juni 2015
Agama : Islam
Nama Orangtua
Ayah : Nofrizal
Ibu : Yeliza
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan Tahun
TK Panca Marga 2000-2001
SDN 05 IV Suku Bawah, Kec. Canduang, Kab. 2001-2007
Agam Tamat
SMPN 1 Canduang, Kec. Canduang, Kab. Agam 2007-2010
SMAN 1 IV Angkek, Kec. IV Angkek, Kab. Agam 2010-2013
Poltekkes Kemenkes Padang 2013-2016
Poltekkes Kemenkes Padang
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Sirosis Hepatis Di
Ruang Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016”. Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu dari syarat
untuk mencapai gelar Diploma III pada Pogram Studi D-III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
belumlah sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
Ini.
Selama proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini saya tidak terlepas dari
dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Terutama kepada Ibu Ns. Nova Yanti,
M.Kep, Sp.MB selaku pembimbing I dan Ibu Ns. Hj. Sila Dewi Anggreni. M.Kep,
Sp.KMB selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada :
1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Padang.
2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, S.Kep, M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang.
3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Prodi D III Keperawatan
Padang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang
4. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Padang.
5. Bapak DR. dr. Yusirwan Yusuf, Sp.B, Sp.BA (K) MARS selaku Direktur
RSUP M. Djamil Padang yang telah mengizinkan untuk melakukan
penelitian.
6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral.
7. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Peneliti
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Ganchart
Menurut Sudoyo, dkk (2007) sirosis hati di sebabkan oleh penyakit infeksi,
penyakit infeksi tersebut biasanya disebabkan oleh hepatitis virus. Virus hepatitis
yang menyebabkan sirosis hepatis yang merupakan kelanjutan dari infeksi kronis
yaitu hepatitis virus B, C, dan D. Penyakit keturunan dan metabolik, biasanya
terjadi pada pasien yang memiliki riwayat keluarga sirosis. Serta obat dan toksin.
Stadium awal sirosis sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada waktu
pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena kelainan penyakit lain.
Gejala awal serosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera
makan berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat badan menurun, pada
laki-laki dapat timbul impotensi , testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya
dorongan seksualitas. Bila sudah lanjut sirosis (dekompensata), gejala-gejala lebih
menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta,
meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tak begitu tinggi.
Mungkin disertai adanya gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis,
gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat,
muntah darah , dan melena, serta perubahan mental, meliputi mudah lupa, sukar
konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma. (Sudoyo, Aru :2007)
Tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada penderita sirosis hepatis adalah
perbaikan status nutrisi, perawatan kulit (peningkatan kerentanan terhadap infeksi
serta luka pada kulit ), dan pengurangan risiko cidera. Apabila status nutrisi sudah
diperbaiki dan kekuatan tubuh bertambah, penderita sirosis hepatis dapat
dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap. Aktivitas dan olahraga
ringan disamping istirahat harus direncanakan. (Smeltzer & Bare :2004)
Jika pasien sirosis hepatis tidak di tangani dengan baik, dapat menimbulkan
masalah lain sehingga morbiditas dan mortalitas sirosis tinggi. Komplikasi yang
paling sering dijumpai antara asietes. Asietes merupakan penimbunan cairan
didalam rongga abdomen yang menyebabkan diafragma tertekan sehingga terjadi
peningkatan ekspansi paru dan akan menyebabkan napas sesak. Varises esovagus
dapat mengakibatkan hematemesis melena, jika terjadi ruptur ada varises
esovagus maka timbullah masalah resiko perdarahan sehingga dapat
mengakibatkan seseorang anemia. Serta enselopati heatik menyebabkan terjadinya
gangguan pada otak. Enselopati hepatikum akan berakhir dengan koma yang
merupakan mekanisme kematian yang fatal. (Sudoyo, Aru)
Berdaskan masalah yang ditemukan pada pasien sirosis hepatis peneliti tertarik
untuk membandingkan konsep asuhan keperawatan antara keadaan linik dan teori.
Maka penulis mengambil judul “Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Sirosis Hepatis Di Ruang Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang
Tahun 2016”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada klien
dengan serosis hepatis di ruang Penyakit Dalam RSUP M. Djamil Padang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya asuhan keperawatan pada klien dengan sirosis hepatis di
ruang Penyakit Dalam RSUP M. Djamil Padang
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengkajian kasus asuhan keperawatan pada klien
dengan sirosis hepatis di ruang Penyakit Dalam RSUP M. Djamil
Padang.
b. Diketahui diagnose keperawatan asuhan keperawatan pada klien
dengan sirosis hepatis di ruang Penyakit Dalam RSUP M. Djamil
Padang.
c. Diketahui perencanaan keperawatan asuhan keperawatan pada klien
dengan sirosis hepatis di ruang Penyakit Dalam RSUP M. Djamil
Padang.
d. Diketahui tindakan keperawatan asuhan keperawatan pada klien
dengan sirosis hepatis di ruang Penyakit Dalam RSUP M. Djamil
Padang.
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis
hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar
fungsi hepar. Perubahan besar yang biasanya terjadi karena sirosis adalah
kematian sel-sel hepar, terbentuknya sel-sel fibrotic (sel mask), regenerasi sel dan
jaringan parut yang menggantikan sel-sel normal. Perubahan ini menyebabkan
hepar kehilangan fungsinya dan distorsi strukturnya. Hepar yang sirotik akan
menyebabkan sirkulasi intra hepatik tersumbat (obstruksi intra hepatik).
(Baradero, Mary. 2008 )
Sekitar 10% penderita hepatitis virus B akut akan menjadi kronis. Apalagi
bila pada pemeriksaan laboratorium ditemukan HBsAg positif (Adanya
HBsAg bahwa penderita menularkan HBV ( Virus hepatitis B) ke orang lain
dan menginfeksi mereka) dan menetap antigen lebih dari 10 minggu disertai
tetap meningginya kadar asam empedu puasa lebih dari 6 bulan, maka
mempunyai prognosis kurang baik.
Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan fungsi hati yang kronis
dan sebagian lagi disebabkan oleh obstruksi sirkulasi portal. Semua darah dari
organ-organ digestif praktis akan berkumpul dalam vena porta dan di bawa ke
hati. Karena hati yang sirotik tidak memungkinkan perlintasan darah yang bebas,
maka aliran darah tersebut akan kembali kedalam limpa dan traktus
gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa organ0organ ini menjadi tempat
kongesti pasif yang kronnis, dengan kata kedua organ tersebut akan dipenuhi oleh
darah dan dengan demikian tidak dapat bekerja dengan baik. pasien dengan
keadaan semacam ini cenderung menderita dyspepsia kronis dan konstipasi atau
diare. Cairan yang kaya protein dan menumpuk dirongga peritoneal akan
menyebabkan asites. Hal ini ditunjukkan melalui perfusi akan adanya shifting
dullness atau gelombang cairan. (Smeltzer &Bare : 2004 )
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotic juga
mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral dalam system
gastrointestinal pada pemintasan (shunting) darah dari pembuluh portal kedalam
pembuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah.Sebagai akibatnya penderita
sirosis sering memperlihatkan distensi pembuluh darah abdomen yang mencolok
serta terlihat pada inspeksi abdomen (kaput medusa), dan distensi pembuluh darah
diseluruh traktus gastrointestinal. Esophagus, lambung, dan rectum bagian bawah
merupakan daerah yang serinng mengalami pembentukan pembuluh darah
kolateral. Distensi pembuluh pembuluh darah ini akan membentuk varises atau
hemoroid tergantung pada lokasinya.( Smeltzer& Bare : 2004 )
Karena fungsinya bukan untukmenanggung volume darah dan tekanan yang tinggi
akibat sirosis, maka pembuluh darah ini dapat mengalami rupture dan mengalami
perdarahan. Karena itu, pengkajian harus mencakup observasi untuk mengetahui
perdarahan yang nyata dan tersembunyi dari traktus gastrointestinal. Kurang lebih
25% pasien akan mengalami hematemesis ringan, sisanya akan mengalami
hemoragi masif dari rupture varises pada lambung dan esophagus.( Smeltzer&
Bare : 2004 )
Gejala lanjut lainnya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal hati yang
kronis.Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi predisposisi untuk
terjadi edema. Produksi aldosteron yang berlebihan akan menyebabkan retensi
natrium serta air dan ekskresi kalium.( Smeltzer& Bare : 2004 )
PoltekkesKemenkes Padang
5. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis
Semua bentuk sirosis mungkin tidak tampak secara klinis. Jika timbul gejala
sirosis bersifat non spesifik : anoreksia, penurunan berat, tubuh lemah, dan pada
penyakit tahap lanjut, debilitas yang nyata, biasanya dipicu oleh timbulnya beban
metabolic pada hati, misalnya akibat infeksi sistemik atau perdarahan saluran
cerna. Mekanisme akhir yang menyebabkan kematian pada sebagian besar pasien
dengan sirosis adalah (1) gagal hati progresif, (2) komplikasi yang terkait dengan
hipertensi porta, atau (3) timbulnya karsinoma hepatose;ular. (Robins : 2007)
Stadium awal sirosis sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada waktu
pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena kelainan penyakit lain.
Gejala awal serosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera
makan berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat badan menurun, pada
laki-laki dapat timbul impotensi , testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya
dorongan seksualitas. Bila sudah lanjut sirosis (dekompensata), gejala-gejala lebih
menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta,
meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tak begitu tinggi.
Mungkin disertai adanya gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis,
gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemihh berwarna seperti the pekat,
muntah darah , dan atau melena, serta perubahan mental, meliputi mudah lupa,
sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma. (Sudoyo, Aru N :2007)
Menurut Smeltzer & Bare (2004) tanda dan gejala sirosis yaitu :
a. Pembesaran hati
Awal perjalanan sirosis, hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi
oleh lemak.Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepii tajam yang dapat
diketahui melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari
pembesaran hati yang cepat dan baru saja terjadi sehinggga mengakibatkan
regangan pad selubung fibrosa hati (kapsula glissoni). Pda perjlanan penyakit
yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut
menyebabkan pengerutan jaringan hati. Apabila dapat dipalpasi, permukaan
hati akan teraba berbenjol-benjol.
PoltekkesKemenkes Padang
b. Obstruksi portal dan asites
Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan fungsi hati yang
kronis dan sebagian lagi disebabkan oleh obstruksi sirkulasi portal. Semua
darah dari organ-organ digestif praktis akan berkumpul dalam vena porta dan
di bawa ke hati. Karena hati yang sirotik tidak memungkinkan perlintasan
darah yang bebas, maka aliran darah tersebut akan kembali kedalam limpa
dan traktus gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa organ0organ ini
menjadi tempat kongesti pasif yang kronnis, dengan kata kedua organ
tersebut akan dipenuhi oleh darah dan dengan demikian tidak dapat bekerja
dengan baik. pasien dengan keadaan semacam ini cenderung menderita
dyspepsia kronis dan konstipasi atau diare. Cairan yang kaya protein dan
menumpuk dirongga peritoneal akan menyebabkan asites. Hal ini ditunjukkan
melalui perfusi akan adanya shifting dullness atau gelombang cairan.
c. Infeksi dan peritonitis
Peritonitis bakteri dapat berkembang pada pasien sirosis dengan asites.dengan
tidak adanya sumber intra-abdominal infeksi atau abses bakterimia
merupakan penyebab infeksi yang paling mungkin. Tanda-tanda klinis
mungkin tidak ada.Parasintesis mungkin diperlukan untuk diagnosis.Terapi
antibiotok efektif dalam pencegahan dan pengobatan dalam episode berulang
spontan peritonitis bakteri.
d. Varises gastrointestinal
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotic juga
mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral dalam ssystem
gastrointestinal pada pemintasan (shunting)darah dari pembuluh portal
kedalam pembuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah. Sebagai
akibatnya penderita sirosis sering memperlihatkan distensi pembuluh darah
abdomen yang mencolok serta terlihat pada inspeksi abdomen (kaput
medusa), dan distensi pembuluh darah diseluruh traktus gastrointestinal.
Esophagus, lambung, dan rectum bagian bawah merupakan daerah yang
serinng mengalami pembentukan pembuluh darah kolateral. Distensi
pembuluh pembuluh darah ini akan membentuk varises atau hemoroid
tergantung pada lokasinya. Karena fungsinya bukan untuk menanggung
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
d. sianosis takipnea
c. Observasi hasil
Indicator:
dada oksigenasi.
severity pasien.
PoltekkesKemenkes Padang
Indicator: e. Observasi adanya
d. Acites
Aktivitas:
Suhu, dan RR
tekanan darah
e. Monitor suara
pernafasan
Indicator: hipoventilasi
kaki
Suhu, dan RR
tekanan darah
e. Monitor pola
pernapasan yang
banormal
3. Peripheral sensation
management
Aktivitas:
peka terhadap
panas/dingin/tajam,tum
pul
b. Monitor adanya
paratese (kesemutan)
d. Monitor adanya
tromboplebitis dan
vena tromboembolisme
c. Lakukan pengkajian
meliputi frekuensi,
presipitasi.
d. Evaluasi pengalaman-
pengalaman mual
pasien sebelumnya
e. Identifikasi faktor-
faktor yang
menyebabkan mual
pasien sebelumnya
untuk menghindari
terjadinya mual
g. Ajarkan teknik-teknik
nonfarmakologi,
musik, distraksi,
acupressure untuk
h. makanan tinggi
kalsium
nutrisi pasien.
ditentukan.
gangguann Hematokrit,
jam edema
berlebuhan muncul
memburuk
2. Fluid monitoring
a. Tentukan riwayat
b. Tentukan
kemungkinan faktor
risiko dari
ketidakseimbangan
cairan
orthostatik dan
perubahan irama
jantung
f. Monitor parameter
hemodinamik infasif
gejala edema
d. Anjurkan pasien
a. Adanya C
kandungan kalori
j. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
k. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapat-kan
nutrisi yang
dibutuhkan
3. Terapi nutrisi
Aktivitas:
a. Lengkapi
pengkajian nutrisi
sesuai anjuran
b. Tentukan dan
kolaborasikan
terkait jumlah
nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Monitor nutrisi
Aktivitas :
a. BB pasein dalam
batas normal
b. Monitor adanya
penurunan berat
badan
jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan
d. Monitor interaksi
selama makan
e. Monitor lingkungan
selama makan
f. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
dan perubahan
pigmentasi
protein, Hb dan
kadar Ht
muntah
k. Monitor kadar
albumin, total
kadar Ht
l. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
m. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
intake nuntrisi
o. Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papilla
oral
bewarna magenta,
scarlet
menimbulkan
kecemasan
mengungkapkan
persepsii
i. Intsuksikan pasien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
c. vital
darah
menyebabkan
perdarahan
h. Hindari pemberian
aspirin dan
anticoagulant
meningkatkan intake
mengandung vitamin K
j. Hindari terjadinya
konstipasi dengan
menganjurkan
menganjurkan untuk
mempertahankan
veses
2. Bleeding reduction:
gastrointestinal
Aktivitas:
a. Observasi adanya
drainase luka
b. Monitor complete
leukosit
c. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
lactulose atau
vasopressin
d. Lakukan pemasangan
lambung
f. Dokumentasikan
karakteristik feses
g. Hindari pH lambung
kolaborasi pemberian
blocking agent
i. Pertahankan jalan
napas
j. Hindari penggunaan
anti koagulant
pasien
vena
m. Hindari penggunaaan
mengembalikan mengungkapkan
c. Mengenali keterbatasannya
e. Observasi respon
beraktivitas kegaduhan)
Indicator: tenaga
m. hygiene istirahat
melakukan aktivitas
k. Instruksikan pasien
memerlukan
pengurangan aktivitas.
keluargauntuk
menentukan tujuan
m. Evaluasi program
peningkatan tingkat
aktivitas
2. Actifity therapy
Aktivitas:
a. Kolaborasiken dengan
Tenaga Rehabilitasi
Medik dalam
merencanakan proram
mengidentifikasi
dilakukan
aktivitas konsisten
kemampuan fisik,
d. Bantu untuk
mendapatkan sumber
aktiivtas yang
diinginkan
membuat jadwal
latihan ulang
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
g. Sediakan penguat
beraktifitas.
mengembangkan
penguatan
spiritual
melakukan self-care.
melakukan aktivitas
sehari-hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki.
e. Dorong untuk
melakukan secara
tidak mampu
melakukannya.
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
mampu untuk
melakukannya.
kemampuan.
h. Pertimbangkan usia
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
menggunakan penyakit
meningkatkan mengungkapkan
fungsi perasaannya
cidera, operasi,
penuaan
2. Self esteem
Indikator :
a. Verbalisasi
penerimaan diri
b. Penerimaan
keterbatasan diri
c. Pemeliharaan
kontak mata
d. Komunikasi
terbuka, pemenu
yang signifikan
perawatan dan
kebersihan
personal c. Menghindarkan
mudah dijangkau
pasien.
g. Membatasi pengunjung
h. Memberikan
penerangan yang
keluarga untuk
menemani pasien.
i. Mengontrol
lingkungan dari
kebisingan
j. Memindahkan barang-
membahayakan
k. Berikan penjelasan
penyebab penyakit.
4. Implementasi Keperawatan
Implementesi adalah Kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan disesuaikan ( Patricia A. Potter 2005 )
PoltekkesKemenkes Padang
d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan
Metoda untuk mencapai tujuan asuhan keperawatn yang terdiri dari :
1) Membantu dalam melakukan aktivatas kehidupan sehari-hari
2) Mengkonsulkan dan menyuluh klien dan keluarganya
3) Memberi asuhan keperawatan langsung
4) Mengawasi dan mengevaluasi
e. Mengkomunikasikan intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dikomunikasikan secara verbal ketika dituliskan
,intervensi keperawatan dipadukan kedalam rencanaasuhan keperawatan dan
catatan medis klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi menurut Patricia A. Potter (2005 ) yaitu membandingkan data subjek dan
objek yang dikumpulkan dari klien,perawat lain,dan keluarga untukmenentukan
tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang diharapkan yang ditetapkan
selama perencanaan.
Pada saat dilakukan pengkajian 26 Mei 2016 jam 11.00 klien mengatakan
dirinya tidak nafsu makan, klien juga sering mual, mual terasa saat makan.
klien tidak ada muntah. klien juga mengeluh BAB hitam, BAB hitam
semenjak tiga hari sebelum masuk rumah sakit RSUP M. Djamil Padang,
bentuk BAB lembek, Klien mengatakan biasanya BAB sekali sehari setiap
pagi. Klien mengatakan perutnya tidak ada merasa kembung. klien juga
mengeluh badannya terasa lemas terutama jika benyak beraktivitas, sehingga
sejak klien sakit segala aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
Klien pernah dirawat dengan masalah operasi prostat pada Mei 2015 di
Rumah Sakit Panasuri. Klien juga memiliki riwayat hipertensi semenjak 10
tahun terakhir. Sebelumnya klien tidak pernah menderita hepatitis. Klien juga
seorang perokok berat. Biasanya klien menghabiskan 3 bungkus rokok setiap
harinya. Namun klien sudah berhenti merokok semenjak setahun
terakhir.Klien tidak meminum minuman yang mengandung alkohol dan juga
mengkonsumsi obat-obatan. Namun klien sudah berhenti merokok semenjak
setahun terakhir. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit
hepatitis. Dan tidak diketahui adanya anggota keluarga yang memiliki
penyakit keturunan seperti hipertensi, dibetes militus, dan jantung.
Pola nutrisi kien yaitu klien diberikan diit MC jus pepaya 200cc 3 kali sehari,
klien hanya menghabiskan ½ porsi diit yang diberikan. Nafsu makan klien
menurun karena mual, namun tidak terjadi penurunan BB yang terlalu
signifikan. BB sebelum sakit 59 Kg, dan BB sekarang 56 kg. intake cairan
klien yaitu 1200 cc.
Klien BAB sekali sehari, BAB berwarna hitam sejak tiga hari sebelum
masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang, bentuknya lembek. Untuk BAK klien
terpasang kateter dengan banyak urine 800 cc. Berwarna sepeti teh pekat.
Klien tidur ± 8 jam sehari. Klien juga mengatakan sering terbangun pada saat
malam hari namun bisa tidur kembali. klien mengatakan badannya terasa
lemas, jika banyak beraktivitas, sehingga segala aktivitas klien dibantu oleh
keluarga. Klien mengatakan dirinya seorang petani, klien biasanya pergi
keladang untuk bekerja.
Klien tidak ada merasa cemas dengan keadaannya sekarang,. Koping klien
baik, emosi klien terkontrol dan tidak ada kesulitan untuk mengungkapkan
apa yang klien rasakan. Hubungan klien dengan keluarga, dan dalam
masyarakat baik, klien mengatakan keluarganya selalu mendukung dan
memberikan support untuk kesembuhan klien sehingga klien tidak merasa
sendiri. Klien beragama islam. Klien dan keluarganya selalu berdoa untuk
kesembuhannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian dan hasil laboratorium pada pasien sirosis diatas
dapat diidentifikasi beberapa masalah keperawatan yaitu : ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
faktor pemberat, mual berhubngan dengan gangguaan metabolisme lemak,
risiko perdarahan berhubungan dengan varises gastrointestinal, intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan, risiko dekubitus berhubungan
dengan penurunan mobilitas, defisit perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn. M dengan masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang faktor pemberat (rokok) dengan kriteria hasil
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilaksanakan selama 5 hari untuk masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan prifer berhubungan dengan Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang
faktor pemberat (merokok) adalah Memantau TD, Nadi, Suhu, dan RR,
Mencatat perubahan tekanan darah, Memantau kualitas nadi, Memantau suhu,
warna, dan kelembapan kulit, Memantau adanya daerah yang peka terhadap
panas /dingin, Memantau adanya kesemutan.
Hasil evaluasi yang didapatkan dengan masalah defisit perawatan diri mandi
berhubungan kelemahan pada hari ke 5 pada Tn. M yaitu klien masih belum
mampu berjalan ke kamar mandi, klien masih belum mampu menjangkau
sumber air, kklien masih belum mampu membersihkan diri sendiri, klien
mengatakan badannya masih lemas jika banyak beraktivitas, aktivitas klien
masih dibantu oleh keluarga, dan badan klien tidak berbau.
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pada klien, klien mengatakan tidak nafsu makan,
klien juga sering mual, mual terasa saat makan. klien tidak ada muntah. klien
juga mengeluh badannya terasa lemas terutama jika benyak beraktivitas,
sehingga sejak klien sakit segala aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
Menurut (Smeltzer& Bare : 2004) Gejala anemia dan status nutrisi serta
kesehatan pasien yang buruk akan mengakibatkan kelelahan yang hebat yang
mengganggu kemampuan untuk melakukan aktifitas rutin sehari-sehari
klien juga mengeluh BAB hitam, BAB hitam semenjak tiga hari sebelum
masuk rumah sakit RSUP M. Djamil Padang, bentuk BAB lembek. Hal ini
sesuai dengan teori yang di ungkapkan (Smeltzer & Bare, 2004). Obstruksi
aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotic juga
mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral dalam ssystem
gastrointestinal pada pemintasan (shunting) darah dari pembuluh portal
kedalam pembuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah. Sebagai
akibatnya penderita sirosis sering memperlihatkan distensi pembuluh darah
abdomen yang mencolok serta terlihat pada inspeksi abdomen (kaput
medusa), dan distensi pembuluh darah diseluruh traktus gastrointestinal.
Esophagus, lambung, dan rectum bagian bawah merupakan daerah yang
serinng mengalami pembentukan pembuluh darah kolateral. Distensi
pembuluh pembuluh darah ini akan membentuk varises atau hemoroid
tergantung pada lokasinya. Karena fungsinya bukan untuk menanggung
volume darah dan tekanan yang tinggi akibat sirosis, maka pembuluh darah
ini dapat mengalami rupture dan mengalami perdarahan. Karena itu,
pengkajian harus mencakup observasi untuk mengetahui perdarahan yang
nyata dan tersembunyi dari traktus gastrointestinal. Kurang lebih 25% pasien
akan mengalami hematemesis ringan, sisanya akan mengalami hemoragi
masif dari rupture varises pada lambung dan esophagus.
Klien mengatakan perutnya tidak ada merasa kembung. Tidak ada asites,
umbilikus tidak menonjol, tidak buncit, Bising usus lambat dengan frekuensi
6 kali permenit, klien mengatakan tidak ada terasa nyeri pada abdomennya,
tidak ada cairan, bunyi timpani. hal ini berbeda dengan teori menurut (Herdin,
dkk, 2005) pada penderita sirosis abdomen muali membengakak dan
penderita tidak dapat lagi mengancing celananya, umbilikus menonjol dan
pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan cairan bebas (asites) dalam
rongga abdomen.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA International 2015, berdasarkan teori masalah keperawatan
yang muncul pada pasien dengan sirosis ada 12 masalah keperawatan. Setelah
dilakukan pengkajian dan juga berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan 6 masalah keperawatan pada Tn. M , yaitu :
Pada saat pengkajian pada pasien ditemuakan data tidak ada asites, tidak
ada edema, pernapasan 24 kali permenit, tidak ada bunyi jantung S3,
tidak ada pembesaran vena ojugolaris, tidak ada penambahan berat
badan, berat badan awal 59 Kg, berat badan saat ini 56 Kg, pada data
tersebut tidak ditemukan kesenjangan yang mendukung masalah
keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan
karena aldosteron meningkat dan tekanan osmotik koloid menurun,
sehingga peneliti tidak mengangkat masalah keperawatan kelebihan
volume cairan berhubungan dengan retensi cairan karena aldosteron
meningkat dan tekanan osmotik koloid menurun.
Pada saat pengkajian pada pasien ditemukan data klien tidak merasa
cemas dengan keadaannya sekarang, koping klien baik, emosi klien
terkontrol, dan tidak ada kesulitan untuk mengungkapkan apa yang klien
rasakan, klien tidur ±8 jam sehari, klien sering terbangun saat malam hari
namun dapat tertidur kembali. Dari data tersebut tidak ditemukan
kesenjangan yang mendukung masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit, sehinggga peneliti
tidak mengangkat masalah gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
gejala terkait penyakit.
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang
ditemukan pada kasus. Intervensi keperawatan tersebut terdiri dari Nursing
Intervention Classification (NIC) dan Nursing Outcomes Classifications
(NOC).
Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn. M dengan masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang faktor pemberat (rokok) dengan kriteria hasil
berdasarkan NOC yaitu : Circulation status, tissue perfusion : peripheral,
ineffective. Rencana intervensi berdasarkan NIC yaitu : Vital sign monitoring,
aktivitas yang dilakukan yaitu : monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR, catat
adanya fluktuasi tekanan darah, monitor kualitas nadi, monitor pola
pernapasan yang abnormal, monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit.
Peripheral sensation management, aktivitas yang dilakukan yaitu: monitor
adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas / dingin / tajam,
tumpul, monitor adanya paratese (kesemutan).
Hasil evaluasi yang didapatkan dengan masalah defisit perawatan diri mandi
berhubungan kelemahan pada hari ke 5 pada Tn. M yaitu klien masih belum
mampu berjalan ke kamar mandi, klien masih belum mampu menjangkau
sumber air, kklien masih belum mampu membersihkan diri sendiri, klien
mengatakan badannya masih lemas jika banyak beraktivitas, aktivitas klien
masih dibantu oleh keluarga, dan badan klien tidak berbau.
Dalam melakukan evaluasi adapun faktor pendukung adalah kerja sama yang
baik antara peneliti dan perawat ruangan, peneliti tidak menemukan adanya
faktor penghambat, ini dikarenankan adanya kerjasama yang baik antara
peneliti dengan perawat ruangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan
sirosis hepatis di ruang penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016,
peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian pada pasien sirosis hepatis didapatkan pasien tidak nafsu
makan, mual, lemas jika banyak beraktivitas sehingga segala aktivitas dibantu
oleh keluarga, pergerakan lambat, konjungtiva pucat, sklera dan kulit ikterik,
BAB berwarna hitam, BAK berwana seperti teh pekat, perut tidak terasa
kembung dan tidak buncit.
2. Masalah keperawatan pada pasien sirosis hepatis didapatkan ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
faktor pemberat, mual berhubungan dengan gangguan metabolisme lemak,
mual berhubungan dengan gangguan metabolisme lemak, risiko perdarahan
berhubungan dengan varises gastrointestinal, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan, risiko dekubitus berhubungan dengan penurunan mobilitas,
defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
3. Rencana keperawatan pada pasien sirosis yaitu vital sign monitoring,
pheripheral sensation management,manajemen mual, bleeding precautions,
bleeding reductions gastrointestinal, energy management, activity therapy,
pressure management, self care assistance: ADLs.
4. Implementasi keperawatan dilakukan pada tanggal 26 Mei – 30 Mei yaitu vital
sign monitoring, pheripheral sensation management,manajemen mual,
bleeding precautions, bleeding reductions gastrointestinal, energy
management, activity therapy,pressure manajement, self care assistance: ADLs
5. Hasil evaluasi selama 5 hari pada tanggal 26 Mei – 30 Mei dalam bentuk
SOAP. Hasil yang tercapai berdasarkan NOC yaitu circulation status, tissue
perfusion pheriperal inefective, blood lose saferity, hasill yang tidak tercapai
yaitu energy conservation, activity tolerance tissue integrity skin and mukous
membrane, Self Care Activity Living ADLs.
Cotran & Robbins. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7.
Jakarta : EGC
Dengan Hormat,
Nim : 133110200
Jurusan : Keperawatan
Semester : VI (enam)
Peneliti
Lampiran 3
Lampiran 6
Lampiran 7
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengumpulan data
a. Identifikasi pasien
1) Nama : Tn. M
2) Umur : 83 tahun
3) Jenis kelamin : Laki-Laki
4) Status kawin : Kawin
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMU
7) Pekerjaan : Tani
8) Alamat : Jl. Desa Renah Kayu Embun Rumun Sungai
Penuh
9) Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
10) No MR : 94 68 15
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan utama
Klien masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang melalui IGD pada
tanggal 26 Mei 2016 dengan keluhan tidak nafsu makan
semenjak dua minggu sebelum masuk rumah sakit, sebelum
dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang klien dirawat di Rumah
Sakit Umum Kerinci selama seminggu. BAB hitam sejak tiga
hari yang lalu.
b) Keluhan saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian 26 Mei 2016 jam 11.00 klien
mengatakan dirinya tidak nafsu makan semenjak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit kerinci. klien juga sering mual,
mual terasa saat makan. klien tidak ada muntah. klien juga
mengeluh BAB hitam, BAB hitam semenjak tiga hari sebelum
masuk RSUP M. Djamil Padang, bentuk BAB lembek, Klien
mengatakan biasanya BAB sekali sehari setiap pagi. Klien
mengatakan perutnya tidak ada merasa kembung, klien juga
mengeluh badannya terasa lemas terutama jika benyak
beraktivitas, sehingga sejak klien sakit segala aktivitas klien
dibantu oleh keluarga.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Klien juga memiliki riwayat hipertensi semenjak 10 tahun terakhir.
Sebelumnya klien tidak pernah menderita hepatitis. Klien juga
mengatakan dirinya seorang perokok berat. Biasanya klien
menghabiskan 3 bungkus rokok setiap harinya. Namun klien sudah
berhenti merokok semenjak setahun terakhir. Klien mengatakan
tidak meminum minuman yang mengandung alkohol dan juga
mengkonsumsi obat-obatan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki
penyakit hepatitis. Klien juga mengatakan tidak diketahui adanya
anggota keluarga yang memiliki penyakit keturunan seperti
hipertensi, dibetes militus, dan jantung.
e. Pemeriksaan fisik
1) Sistem pernafasan
Klien mengatakan napasnya tidak terasa sesak dengan frekuensi
napas 24 x/menit, klien seorang perokok, klien dalam keadaan
batuk, bunyi napas bunyi nafas vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-),
tidak ada penggunaan otot bantu nafas.
2) Sistem kardiovaskuler
Klien memiliki riwayat hipertensi namun klien tidak memiliki
riwayat jantung. edema (-), kesemutan (+), kebas (-), TD : 150/70
mmHg, Nadi : 88 x/menit, bunyi jantung S1 dan S2 mur-mur (-),
gallop (-), dada simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan bentuk
dada, pergerakan apeks kordis tidak terlihat, tidak terdapat retraksi
dinding dada, tidak ada masa. Warna kulit pada telapak tangan
pucat, akral dingin, CRT >3 detik.
3) Sistem pencernaan
Klien mengatakan tidak ada terasa nyeri pada abdomennya,
Abdomen klien simetris kiri dan kanan, umbilitkus tidak menonjol,
abdomen tidak buncit, tidak ada cairan, bunyi tympani. Bising usus
lambat dengan frekuensi 6 kali permenit.
4) Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran composmentis, orientasi waktu, tempat dan
orang : baik, GCS : 15, klien mengatakan tidak ada gangguan status
mental, klien kooperatif, memori saat ini dan masa lalu baik.
5) Sistem genitouria
Klien mengatakan tidak ada masalah pada daerah kemaluan. Klien
terpasang kateter.
6) Sistem musculoskeletal
Klien mengatakan badannya terasa lemas jika banyak bergerak,
klien hanya berbaring ditempat tidur. Akral dingi, CRT> 3 detik.
Klien terpasang infus NaCl 0,9 % di tangan sebelah kiri. Keadaan
umum baik, rentang gerak baik, deformitas (-), tremor (-), klien
tidak mengalami penurunan kekuatan otot. Kekuatan otot klien
5555 5555
5555 5555
7) Sistem Integumen dan Imunitas
Klien tidak memiliki riwayat alergi, suhu klien 36,6 oC, turgor
kulit jelek, kering, kulit klien tampak kuning.
8) Sistem Wicara dan THT
Mukosa mulut klien kering dan pucat. telinga klien simetris kiri
dan kanan, terdapat serumen pada telinga klien. Ttidak ada tanda
peradangan pada telinga klien. Hidung klien simetris, tidak ada
sekret pada hidung klien, tidak ada pembengkakan pada hidung.
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening maupaun pembesaran
vena jugularis.
f. Data psikologis
Klien mengatakan tidak ada merasa cemas dengan keadaannya
sekarang,. Koping klien baik, emosi klien terkontrol dan tidak ada
kesulitan untuk mengungkapkan apa yang klien rasakan.
g. Data sosial
Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga, dan dalam
masyarakat baik, klien mengatakan keluarganya selalu mendukung
dan memberikan support untuk kesembuhan klien sehingga klien tidak
merasa sendiri.
h. Data spiritual
Klien beragama islam. Klien dan keluarganya selalu berdoa untuk
kesembuhannya.
i. Data penunjang
26 Mei 2016
Hasil pemeriksaan kimia klinis
Nilai Rujukan
Pemeriksaan Hasil Satuan
Pria Wanita
Glukosa sewaktu 111 mg/dl <200
Ureum darah 87 mg/dl 10,0-50,0
Kreatinin darah 1,0 mg/dl 0,0-0, 1
Keterangan :
Ureum darah meningkat
Hasil pemeriksaan hematologi
Nilai Rujukan
Pemeriksaan Hasil Satuan
Pria Wanita
Hemoglobin 7,2 g/dl 14-18 12-16
Leukosit 30.300 /mm3 5000-10.000
Eritrosit 2,56 Juta 4,5-5,5 4,0-4,5
Trombosit 617.000 /mm3 150.000-400.000
Hematokrit 23 % 40-48 37-43
Keterangan :
Hemoglobin menurun, leukosit meningkat, eritrosit menurun.,
trombosit meningkat
28 Mei 2016
2 DS :
- Klien mengatakan tidak Mual Rasa makanan atau
nafsu makan minuman yang
- Klien mengatakan merasa tidak enak
mual
- Klien mengatakan tersa
pahit dilidah
DO :
- Selera makan klien tampak
menurun
- Klien tampak hanya
menghabiskan ½ porsi dari
diitnya
3 DS :
- Klien mengatakan BAB hitam Risiko perdarahan Varises
sejak tiga hari yang lalu gastrointestinal
- Klien mengatak BAK
berwarna seperti teh pekat
DO :
- Tekanan darah : 150/70
mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Napas : 24 x/menit
- Hemoglobin : 7,2 gr/dl
- Hematokrit : 23 %
- Trombosit : 617.000 /mm3
4 DS :
- Klien mengatakan badannya Intoleransi aktivitas Kelemahan
terasa lemas jika banyak
beraktivitas
- Klien mengatakan semua
aktivitas dibantu oleh
keluarga
- Klien mengatakan tidak
nyaman jika banyak
beraktivitas
DO :
- klien tampak lemas
- Klien tampak susah
beraktivitas
- Pergerakan klien lambat
- konjungtiva pucat
- Tekanan Darah : 150/70
mmHg
- Nadi : 88 x/menit,
- pernapasan : 24 x/menit
5 DS :
- Klien mengatakan lebih Risiko dekubitus Penurunan
sering berbaring ditempat mobilitas
tidur
- Klien mengatak lemas untuk
membolak balikkan badannya
DO :
- Kulit tampak kusam dan
kering
- Kulit dan sklera tampak
ikterik
- Klien hanya berbaring
ditempat tidur
- Turgor kulit jelek
- Capilari revil >3 detik
- Usia : 83 tahun
- suhu : 36,6 oC.
- intake : 1200 cc
- output : 800 cc
- BB : 59 kg
6 DS :
- klien mengatakan tidak Defisit perawatan Kelemahan
mampu berjalan ke kamar diri : mandi
mandi
- klien mengatakan tidak
mampu menjangkau sumber
air
- klien mengatakan tidak
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ditemukan Dipecahkan
No Diagnosa Keperawatan
Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1 Ketidakefektifan perfusi 26 Mei
jaringan perifer 2016
berhubungan dengan
Kurang pengetahuan
tentang faktor pemberat
(merokok)
2 Mual berhubungan 26 Mei 27 Mei
dengan rasa mkanan atau 2016 2016
minuman yang tidak
enak
3 Risiko perdarahan 26 Mei
berhubungan dengan 2016
varises gastrointestinal
4 Intoleransi aktivitas 26 Mei
berhubungan dengan 2016
kelemahan
5 Risiko dekubitus 26 Mei
berhubungan dengan 2016
penurunan mobilitas
6 Defisit perawatan diri 26 Mei
mandi berhubungan 2016
dengan kelemahan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Ketidakefektifan 3. Circulation status 1. Vital sign monitoring
perfusi jaringan Indicator: Aktivitas:
perifer berhubungan f. Tekanan darah g. Monitor TD, Nadi, Suhu, dan
dengan Kurang sistol RR
pengetahuan g. Tekanan darah h. Catat adanya fluktuasi tekanan
tentang faktor distol darah
pemberat (merokok) h. Tekanan nadi i. Monitor kualitas nadi
i. Saturasi oksigen j. Monitor pola pernapasan yang
j. Capillary revil banormal
k. Monitor suhu, warna, dan
4. Tissue perfusion kelembapan kulit
:peripheral,
ineffective 2. Peripheral sensation
Indicator: management
e. Capilary revil jari Aktivitas:
tangan e. Monitor adanya daerah tertentu
f. Capillary revil jari yang hanya peka terhadap
kaki panas/dingin/tajam,tumpul
g. Tekanan darah f. Monitor adanya paratese
sistol (kesemutan)
h. Tekanan darah
distol
4. Bleeding reduction:
gastrointestinal
Aktivitas:
n. Observasi adanya darah dalam
sekresi cairan tubuh: emesis,
feses, urine, residu lambunng,
dan drainase luka
o. Monitor complete blood count
dan leukosit
p. Kolaborasi dalam pemberian
terapi lactulose atau vasopressin
q. Lakukan pemasangan NGT
untuk memonitor sekresi dan
perdarahan lambung
r. Lakukan bilas lambung dengan
NaCl dingin
s. Dokumentasikan warna, jumlah
dan karakteristik feses
t. Hindari pH lambung yang
ekstrem dengan kolaborasi
pemberian antacids atau
histamise blocking agent
u. Kurangi factor stress
v. Pertahankan jalan napas
w. Hindari penggunaan anti
koagulant
x. Monitor status nutrisi pasien
y. Berikan cairan intra vena
z. Hindari penggunaaan aspirin
dan ibuprofen
2. Peripheral sensation
management
a. Memantau adanya daerah
yang peka terhadap panas
/dingin
b. Memantau adanya kesemutan
2. Bleeding reduction:
gastrointestinal
a. Mengobervasi adanya darah
dalam sekresi cairan tubuh:
emesis, feses, urine, residu
lambunng, dan drainase luka
b. Berkolaborasi dalam
pemasangan NGT untuk
memonitor sekresi dan
perdarahan lambung
c. Mendokumentasikan warna,
jumlah dan karakteristik feses
d. Memberikan cairan intra vena
Nacl 0,9 % 500cc dalam 8 jam
2. Actifity therapy
a. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
b. Membantu untuk
mengidentifikasi dan
2. Peripheral sensation
management
a. Memantau adanya daerah
yang peka terhadap panas
/dingin
b. Memantau adanya kesemutan
2. Bleeding reduction:
gastrointestinal
a. Mengobervasi adanya darah
dalam sekresi cairan tubuh:
emesis, feses, urine, residu
lambunng, dan drainase luka
b. Mendokumentasikan warna,
jumlah dan karakteristik feses
c. Memberikan cairan intra vena
Nacl 0,9 % 500cc dalam 8
jam
2. Actifity therapy
a. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
b. Membantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
c. Membantu pasien atau
keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
d. Menyediakan penguat positif
bagi yang aktif beraktifitas.
e. Membantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
f. Memantau respon fisik,
emosi, sosial, dan spiritual
2. Bleeding reduction:
gastrointestinal
a. Mengobervasi adanya darah
dalam sekresi cairan tubuh:
emesis, feses, urine, residu
lambunng, dan drainase luka
b. Mendokumentasikan warna,
jumlah dan karakteristik feses
c. Memberikan cairan intra vena
Nacl 0,9 % 500cc dalam 8
jam
2. Actifity therapy
a. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
2. Peripheral sensation
management
a. Memantau adanya daerah
yang peka terhadap panas
/dingin
b. Memantau adanya kesemutan
2. Actifity therapy
a. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
b. Membantu untuk mengiden-
tifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
c. Membantu pasien atau ke-
luarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
d. Menyediakan penguat positif
bagi yang aktif beraktifitas.
e. Membantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
f. Memantau respon fisik,
emosi, sosial, dan spiritual
2. Peripheral sensation
management
a. Memantau adanya daerah
yang peka terhadap panas
/dingin
b. Memantau adanya kesemutan
2. Bleeding reduction:
gastrointestinal
a. Mengobervasi adanya darah
dalam sekresi cairan tubuh:
emesis, feses, urine, residu
lambunng, dan drainase luka
b. Mendokumentasikan warna,
jumlah dan karakteristik feses
c. Memberikan cairan intra vena
Nacl 0,9 % 500cc dalam 8
jam
Intoleransi aktivitas 1. Energy management
berhubungan dengan a. Mendorong pasien untuk
kelemahan mengungkapkan perasaan
tentang keterbatasannya
b. Mengobservasi nutrisi sebagai
sumber energi yang adekuat
dengan memantau klien dalam
menghabiskan diitnya
c. Membatasi stimulus lingku-
ngan dari pencahayaan, dan
kegaduhan
d. Mendorong klien untuk
melakukan aktivitas saat
pasien memiliki banyak
tenaga dengan mengajak klien
bekerja sama dalam
memandikan klien
e. Menghindari aktivitas selama
periode istirahat
f. Mendorong pasien untuk
melakukan aktivitas sesuai
sumber energy
g. Menginstruksikan pasien atau
keluarga untuk mengenal
tanda dan gejala kelelahan
yang memerlukan pengura-
ngan aktivitas.
2. Actifity therapy
a. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
b. Membantu untuk mengiden-
tifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
c. Membantu pasien atau ke-
luarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
d. Menyediakan penguat positif
bagi yang aktif beraktifitas.
e. Membantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
f. Memantau respon fisik,
emosi, sosial, dan spiritual
Mual S:
berhubungan rasa - Klien mengatakan masih tidak nafsu
makanan atau makan
minuman yang - Klien mengatakan masih merasa
tidak enak mual
- Klien mengatakan masih terasa
pahit dilidah
O:
- Selera makan klien tampak menurun
- Klien tampak masih menghabiskan
hanya ½ porsi dari diitnya
A:
Masalah Mual belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Risiko perdarahan S :
berhungan - Klien mengatakan BAB masih
dengan varises hitam, konsitensi lembek
gastrointestinal - Klien mengatakan masih BAK
berwarna seperti teh pekat
DO :
- Hemoglobin : 7,2 gr/dl
- Trombosit : 617.000 /mm3
A:
Masalah risiko perdarahan belum
teratasi
Intoleransi S:
aktivitas - Klien mengatakan badannya masih
berhubungan terasa lemas jika banyak beraktivitas
dengan - Klien mengatakan semua aktivitas
kelemahan masih dibantu oleh keluarga
- Klien mengatakan masih tidak
nyaman jika banyak beraktivitas
O:
- klien masih tampak lemas
- Klien masih tampak susah
beraktivitas
- Pergerakan klien masih lambat
- Konjungtivamasih pucat
- Tekanan Darah : 160/70 mmHg
- Nadi : 63 x/menit,
- pernapasan : 37 x/menit
A:
Masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Risiko dekubitus S :
berhubungan - Klien mengatakan lebih sering
dengan berbaring ditempat tidur
penurunan - Klien mengatakan masih merasa
mobilitas lemas untuk membolak balikkan
badannya
O:
- Kulit masih tampak kusam dan
kering
- Kulit dan sklera masih tampak
ikterik
- Klien hanya berbaring ditempat tidur
- Turgor kulit masih jelek
- Capilari revil >3 detik
- Usia : 83 tahun
- Suhu : 37,3 oC
A:
Masalah risiko dekubitus belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Defisit perawatan S :
diri mandi - klien mengatakan tidak mampu
berhubungan berjalan ke kamar mandi
dengan - klien mengatakan tidak mampu
kelemahan menjangkau sumber air
- klien mengatakan tidak mampu
membersihkan diri sendiri
- klien mengatakan badannya lemas
jika banyak beraktivitas
O:
- Klien tampak lemas
- Klien tidak mampu ke kamar mandi
- Aktivitas klien masih dibantu oleh
keluarga
- Badan klien masih berbau
- Rambut masih kotor
- Rambut masih berminyak
A:
Masalah defisit perawatan diri belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
2 27 Mei Ketidakefektifan S:
2016 perfusi jaringan - Klien mengatakan telapak
perifer tangannya terasa dingin
berhubungan - Klien mengatakan kesemutan
dengan Kurang ditangan sudah mulai hilang
pengetahuan O:
tentang faktor - Akral masih dingin
pemberat - Kulit pada telapak tangan masih
(merokok) pucat
- Tekanan darah : 150/70 mmHg
- Nadi lambat
- Nadi : 80 x/menit
- pernapasan : 19 x/menit
- Suhu : 36°C
- Hemoglobin : 7,2 gr/dl
- Capilary revil kembali >3 detik
A:
Masalah ketidakeefektifan perfusi
jaringan belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Mual S:
berhubungan - Klien mengatakan nafsu makan
dengan rasa meningkat
makana atau - Klien mengatakan sudah tidak mual
minuman yang lagi
tidak enak - Klien mengatakan pahit di lidah
sudah berkurang
O:
- Selera makan klien tampak
meningkat
- Klien mampu menghabiskan diitnya
A:
Masalah Mual teratasi
Risiko perdarahan S:
berhungan - Klien mengatakan BAB masih
dengan Kurang hitam, konsitensi lembek
pengetahuan - Klien mengatakan masih BAK
tentang faktor berwarna seperti teh pekat
pemberat DO :
(merokok) - Hemoglobin : 7,2 gr/dl
- Trombosit : 617.000 /mm3
A:
Masalah risiko perdarahan belum teratasi
P:
Interveensi dilanjutkan
Intoleransi S:
aktivitas - Klien mengatakan badannya masih
berhubungan terasa lemas jika banyak beraktivitas
dengan - Klien mengatakan semua aktivitas
kelemahan masih dibantu oleh keluarga
- Klien mengatakan masih tidak
nyaman jika banyak beraktivitas
O:
- klien masih tampak lemas
- Klien masih tampak susah
beraktivitas
- Pergerakan klien masih lambat
- Konjungtiva masih pucat
- Tekanan Darah : 150/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit,
- pernapasan : 19 x/menit
A:
Masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Risiko dekubitus S :
berhubungan - Klien mengatakan masih lebih sering
dengan tidur ditempat tidur
penurunan - Klien mengatakan masih lemas
mobilitas membolak balikkan badannya
O:
- Kulit masih tampak kusam dan
kering
- Kulit dan sklera masih tampak
ikterik
- Klien hanya berbaring ditempat tidur
- Turgor kulit masih jelek
- Capilari revil >3 detik
- Usia : 83 tahun
- Suhu : 36 oC.
- Intake : 960 cc
- Output : 600 cc
A:
Masalah risiko dekubitus belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Defisit perawatan S :
diri berhubungan - klien mengatakan masih belum
dengan mampu berjalan ke kamar mandi
kelemahan - klien mengatakan masih belum
mampu menjangkau sumber air
- klien mengatakan masih belum
mampu membersihkan diri sendiri
- klien mengatakan badannya masih
lemas jika banyak beraktivitas
O:
- bau badan klien sudah mulai
berkurang
- rambut rambut sudah tidak kotor lagi
namun masih berminyak
- Klien tampak lemas
- Klien tidak mampu ke kamar mandi
- Aktivitas klien masih dibantu oleh
keluarga
- Badan klien tidak berbau
A:
Masalah defisit perawatan diri mandi
teratasi sebagian dimana bau badan klien
sudah mulai berkurang, rambut sudah
tidak kotor lagi, namun masih
berminyak.
P:
Intervensi dilanjutkan
3 28 Mei Ketidakefektifan S:
2016 perfusi jaringan Klien mengatakan telapak tangannya
perifer terasa dingin
berhubungan O:
dengan Kurang - Akral masih dingin
pengetahuan - Kulit pada telapak tangan masih
tentang faktor pucat
pemberat - Tekanan darah : 150/70 mmHg
(merokok) - Nadi tidak lambat
- Nadi : 80 x/menit
- pernapasan : 19 x/menit
- Suhu : 36°C
- Hemoglobin : 10,2 gr/dl
- Capilary revil kembali >3 detik
Risiko perdarahan S :
berhungan - Klien mengatakan BAB sudah tidak
dengan varises hitam, BAB berwarna kuning
gastrointestinal kecoklatan, konsitensi lembek
- Klien mengatakan masih BAK
berwarna seperti teh tapi tidak pekat
O:
- BAK tampak sudah tidak pekat lagi
- Hemoglobin : 10,2 gr/dl
- Trombosit : 442.000 /mm3
A:
Masalah risiko perdarahan teratasi
sebagian dimana BAB sudah tidak hitam
lagi dan BAK sudah tidak seperti teh
pekat, namun Hb masih rendah dan
trombosit masih meningkat
P:
Interveensi dilanjutkan
Intoleransi S:
aktivitas - Klien mengatakan badannya masih
berhubungan terasa lemas jika banyak beraktivitas
dengan - Klien mengatakan semua aktivitas
kelemahan masih dibantu oleh keluarga
- Klien mengatakan masih tidak
nyaman jika banyak beraktivitas
O:
- klien masih tampak lemas
- Klien masih tampak susah
beraktivitas
- Pergerakan klien masih lambat
- Konjungtiva masih pucat
- Tekanan Darah : 130/70 mmHg
- Nadi : 66 x/menit,
- pernapasan : 21 x/menit
A:
Masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Risiko dekubitus S :
berhubungan - Klien mengatakan lebih sering
dengan berbaring ditempat tidur
penurunan - Klien mengatakan masih lemas
mobilitas untuk membolak balikkan badan
O:
- Kulit masih tampak kusam dan
kering
- Kulit dan sklera masih tampak
ikterik
- Klien hanya berbaring ditempat tidur
- Turgor kulit masih jelek
- Capilari revil >3 detik
- Usia : 83 tahun
- Suhu : 36,5 oC.
- Intake : 1240 cc
- Output : 700 cc
A:
Masalah risiko kerusakan integritas kulit
belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Defisit perawatan S :
diri berhubungan - klien mengatakan masih belum
dengan mampu berjalan ke kamar mandi
kelemahan - klien mengatakan masih belum
mampu menjangkau sumber air
- klien mengatakan masih belum
mampu membersihkan diri sendiri
- klien mengatakan badannya masih
lemas jika banyak beraktivitas
O:
- Badan klien sudah tidak berbau
- Rambut klien sudah tidak kotor dan
tidak berminyak
- Klien masih tampak lemas
- Klien tidak mampu ke kamar mandi
- Aktivitas klien masih dibantu oleh
keluarga
A:
Masalah defisit perawatan diri teratasi
sebagian dimana badan klien sudah tidak
berbau, rambut sudah tidak kotor dan
tidak berminyak, namun klien masih
dibantu dalam beraktivitas
P:
Intervensi dilanjutkan
29 Mei Ketidakefektifan S:
2016 perfusi jaringan Klien mengatakan telapak tangannya
perifer terasa dingin
berhubungan O:
dengan Kurang - Akral hangat dingin
pengetahuan - Kulit pada telapak tangan masih
Risiko perdarahan S :
berhungan - Klien mengatakan BAB sudah tidak
dengan varises hitam, BAB berwarna kuning
gastrointestinal kecoklatan, konsitensi lembek
- Klien mengatakan masih BAK
berwarna seperti teh tapi tidak pekat
DO :
- BAK tampak sudah tidak pekat lagi
- Hemoglobin : 10,2 gr/dl
- Trombosit : 442.000 /mm3
A:
Masalah risiko perdarahan teratasi
sebagian dimana BAB sudah tidak hitam
lagi dan BAK sudah tidak seperti teh
pekat, namun Hb masih rendah dan
trombosit masih meningkat
P:
Intervensi dilanjutkan
Intoleransi S:
aktivitas - Klien mengatakan badannya masih
berhubungan terasa lemas jika banyak beraktivitas
dengan - Klien mengatakan semua aktivitas
kelemahan masih dibantu oleh keluarga
- Klien mengatakan masih tidak
nyaman jika banyak beraktivitas
O:
- klien masih tampak lemas
- Klien masih tampak susah
beraktivitas
- Pergerakan klien masih lambat
- Konjungtiva masih pucat
- Tekanan Darah : 140/80 mmHg
- Nadi : 94 x/menit,
- pernapasan : 18 x/menit
A:
Masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Risiko dekubitus S :
berhubungan - Klien mengatakan masih lebih sering
dengan tidur ditempat tidur
penurunan - Klien mengatakan lebih sering
mobilitas berbaring ditempat tidur
O:
- Kulit masih tampak kusam dan
kering
- Kulit dan sklera tidak tidak ikterik
- Klien hanya berbaring ditempat tidur
- Turgor kulit masih jelek
- Capilari revil >2 detik
- Usia : 83 tahun
- Suhu : 36,3 oC.
- Intake : 1250 cc
- Output : 830 cc
A:
Masalah risiko dekubitus teratasi
sebagian dimana kulit dan sklera sudah
tidak ikterik dan CRT > 2 detik namun
kulit masih tampak kusam serta turgor
kulit masih jelek
P:
Intervensi dilanjutkan
Defisit perawatan S :
diri mandi - klien mengatakan masih belum
berhubungan mampu berjalan ke kamar mandi
dengan - klien mengatakan masih belum
kelemahan mampu menjangkau sumber air
- klien mengatakan masih belum
mampu membersihkan diri sendiri
- klien mengatakan badannya masih
lemas jika banyak beraktivitas
O:
- Badan klien sudah tidak berbau
- Rambut klien sudah tidak kotor dan
tidak berminyak
- Klien masih tampak lemas
- Klien tidak mampu ke kamar mandi
- Aktivitas klien masih dibantu oleh
keluarga
A:
Masalah defisit perawatan diri teratasi
sebagian dimana badan klien sudah tidak
berbau, rambut sudah tidak kotor dan
30 Mei Ketidakefektifan S:
perfusi jaringan Klien mengatakan telapak
2016 perifer tangannyasudah tidak terasa dingin
berhubungan O:
dengan Kurang - Akral sudah tidak dingin
pengetahuan - Kulit pada telapak tangan masih
tentang faktor pucat
pemberat - Nadi tidak lambat
(merokok) - Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit,
- pernapasan : 20 x/menit
- Suhu : 36°C
- Hemoglobin : 10,2 gr/dl
- Capilary revil kembali < 3 detik
A:
Masalah ketidakeefektifan perfusi
jaringan belum teratasi sebagian dengan
hb meningkat menjadi 10,2
P:
Intervensi dilanjutkan
Risiko perdarahan S :
berhungan - Klien mengatakan BAB sudah tidak
dengan varises hitam, BAB berwarna kuning
gastrointestinal kecoklatan, konsitensi lembek
- Klien mengatakan masih BAK
berwarna seperti teh tapi tidak pekat
DO :
- BAK tampak sudah tidak pekat lagi
- Hemoglobin : 10,2 gr/dl
- Trombosit : 442.000 /mm3
A:
Masalah risiko perdarahan teratasi
sebagian dimana BAB sudah tidak hitam
lagi dan BAK sudah tidak seperti teh
pekat, namun Hb masih rendah dan
trombosit masih meningkat
P:
Interveensi dilanjutkan
Intoleransi S:
aktivitas - Klien mengatakan badannya masih
berhubungan terasa lemas jika banyak beraktivitas
dengan - Klien mengatakan semua aktivitas
kelemahan masih dibantu oleh keluarga
- Klien mengatakan masih tidak
nyaman jika banyak beraktivitas
O:
- klien masih tampak lemas
- Klien masih tampak susah
beraktivitas
- Pergerakan klien masih lambat
- Konjungtiva masih pucat
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit,
- pernapasan : 20 x/menit
A:
Masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Risiko dekubitus S :
berhubungan - Klien mengatakan masih lebih sering
dengan tidur ditempat tidur
penurunan - Klien mengatakan masih lemas
mobilitas membolak balikkan badannya
O:
- Kulit masih tampak kusam dan
kering
- Kulit dan sklera tidak tidak ikterik
- Klien hanya berbaring ditempat tidur
- Turgor kulit masih jelek
- Capilari revil < 3 detik
- Usia : 83 tahun
- Suhu : 36 oC.
- Intake : 1100 cc
- Output : 750 cc
A:
Masalah risiko dekubitus teratasi
sebagian dimana kulit dan sklera sudah
tidak ikterik dan CRT < 3 detik namun
kulit masih tampak kusam serta turgor
kulit masih jelek
P:
Intervensi dilanjutkan
Defisit perawatan S :
diri mandi - klien mengatakan masih belum
berhubungan mampu berjalan ke kamar mandi
dengan - klien mengatakan masih belum
kelemahan mampu menjangkau sumber air
- klien mengatakan masih belum
mampu membersihkan diri sendiri
- klien mengatakan badannya masih
lemas jika banyak beraktivitas
O:
- Badan klien sudah tidak berbau
- Rambut sudah tidak kotor dan tidak