Disusun Oleh:
2C
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam kepada Rasulullah
SAW. Serta sahabat & keluarganya sekalian dengan segala kebaikan beliau yang
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Dalam memenuhi salah satu tugas Makalah mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan
materi “Praktika Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan (Sak) Kecemasan
Strategi Pelaksanaan Pada Klien Manajemen Relaksasi(Hipnotis 5 Jari)”
Dalam tulisan ini kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini
masih berada jauh dari kesempurnaan, baik di tinjau dari cara penulisan, maupun isi
yang terkandung didalam nya.Oleh sebab itu kami penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak dan juga kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
A. Definisi Kecemasan................................................................................................3
B. Penyebab kecemasan...............................................................................................3
C. Tingkat Kecemasan................................................................................................5
D. Jenis-Jenis Kecemasan............................................................................................6
E. Mekanisme Koping.................................................................................................8
F. Penatalaksanaan........................................................................................................9
iii
D. Langkah- Langkah Hipnotis 5 Jari........................................................................12
BAB IV PENUTUP....................................................................................................19
A. Kesimpulan........................................................................................................19
B. Saran – saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut
patologis bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan
mengganggu ketentraman individu. Kecemasan sangat mengganggu
homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan
berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005). Kecemasan akan
meningkatkan neurotransmitter seperti norepinefrin, serotonin, dan gama
aminobuyric acid (GABA) sehingga peningkatannya akan mengakibatkan
terjadinya gangguan: a) fisiologis, antara lain perubahan denyut jantung, suhu
tubuh, pernafasan, mual, muntah, diare, sakit kepala, kehilangan nafsu makan,
berat badan menurun ekstrim, kelelahan yang luar biasa; b) gejala gangguan
tingkah laku, antara lain aktivitas psikomotorikbertambah atau berkurang,
sikap menolak, berbicara kasar, sukar tidur, gerakan yang aneh-aneh; c) gejala
gangguan mental, antara lain kurang konsentrasi, pikiran meloncat -loncat,
kehilangan kemampuan persepsi, kehilangan ingatan, phobia, ilusi dan
halusinasi (Hawari, 2001)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan standar asuhan keperawatan dengan gangguan
kecemasan ?
2. Bagaimana strategi pelaksanaan pada klien menggunakan manajemen
relaksasi (hipnotis 5 jari) ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan standar asuhan keperawatan
dengan gangguan kecemasan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui strategi pelaksanaan pada klien
menggunakan manajemen relaksasi (hipnotis 5 jari).
2
BAB II
KONSEP TEORI
B. PENYEBAB
Menurut (Savitri Ramaiah, 2003: 11) ada beberapa faktor ynag
menunjukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu: a. Lingkungan atau sekitar
tempat tinngal mempengaruhi cara berpikir individu tentang diri sendiri
maupun orang lain.
Hal ini di sebabkan karena adanya pengalaman yang tidak
menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun rekan kerja.
Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya. b.
3
Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu
menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal
ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka
waktu yang sangat lam. 4 c. Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi
dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.
Menurut (Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman, 2010: 167)
mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu: a. Rasa cemas yang
timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan
ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didaam
pikiran. b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan
hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. c. Kecemasan
yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak
berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut
yang mempengaruhi kesehatan kepribadian penderitanya. Menurut (Stuart dan
Sundeen, 1998: 177).
Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara lain:
a. Teori psikoanalatik
Terjadi karna adanya konflik yang terjadi antara emosinal
elemen kepribadian , yaitu id dan super ego. Id mewakili
insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan ego
berperan menengahi konflik yang terjadi antara dua elemen
yang bertentangan.Timbulnya kecemasn merupakan upaya
peningkatan ego dan bahaya.
b. Teori interpersonal
Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanaya
penolakan dan tidaka adanya penerimaan interpersonal.
c. Teori perilaku (Bevarior)
4
Kecemasan merupakan prodk frustasi yaiti segala sesuatu
yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan.
d. Teori prespektif keluarga
Kajian keluaraga menunjukkan pola interaksi yang terjadi
dalam keluarga. Kecemasan enunjukkan adanya pola
interaksi yang maladaptive dalam system keluarga.
e. Teori perspektif biologis
Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung
reseptor khususnya yang mengatur kecamasan (Stuart dan
Sundeen, 1998: 177).
C. TINGKAT KECEMASAN
Ada 4 klasifikasi tingkat ansietas (Az-zahroni, 2011), yaitu:
1. Ansietas Ringan, biasanya karena pengalaman kehidupan sehari-hari dan
memungkinkan individu menjadi lebih fokus pada realitas. Individu akan
mengalami ketidaknyamanan, mudah marah, gelisah, atau adanya
kebiasaan untuk mengurangi ketegangan (seperti menggigit kuku,
menekan jari-jari kaki atau tangan).
2. Ansietas Sedang, pada tingkat ini lapang pandang individu menyempit.
Kecemasan sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa sesuatu
yang benar-benar berbeda. Terhambatnya kemampuan untuk berpikir
jernih, tapi masih ada kemampuan untuk belajar dan memecahkan
masalah meskipun tidak optimal. Respons fisiologis yang dialami yaitu
jantung berdebar, meningkatnya nadi dan respiratory rate, keringat dingin,
dan gejala somatik ringan (seperti gangguan lambung, sakit kepala, sering
berkemih). Terdengar suara sedikit bergetar.
3. Ansietas Berat, individu hanya mampu fokus pada satu hal dan mengalami
kesulitan untuk memahami apa yang terjadi. Merasa terdapat ancaman,
5
memperlihatkan respon takut dan distress. Pada level ini individu tidak
memungkinkan untuk belajar dan memecahkan masalah, bahkan bisa jadi
individu tersebut linglung dan bingung. Gejala somatik meningkat,
gemetar, mengalami hiperventilasi, dan mengalami ketakutan yang besar.
Panik, Individu pada tingkat ini kehilangan kendali sulit untuk memahami
kejadian di lingkungan sekitar dan kehilangan rangsangan pada kenyataan.
Kebiasaan yang muncul yaitu mondar-mandir, mengamuk, teriak, atau
adanya penarikan dari lingkungan sekitar. Adanya halusinasi dan persepsi
sensorik yang palsu (melihat seseorang atau objek yang tidak nyata).
Tidak terkoordinasinya fisiologis dan adanya gerakan impulsif. Pada tahap
panik ini individu dapat mengalami kelelahan.
D. JENIS-JENIS KECEMASAN
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan
didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsanagan dari
luar. Membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu:
a. Kecemasan rasional
Merupakan suatu ketakuatan akibat adanya objek yang memang
mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakuatan ini
dianggap sebagai suatu unsure poko normal dari mekanisme
pertahanan dasar kiat.
b. Kecemasan irrasional
Berarti bahwa mereka mengalami emeosi ini dibawah kedalam
keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
c. Kecemasan fundamental
Merupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa
hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut.
Kecemasan ini di sebut sebagi kecemasan eksistensial yang
6
mempunyai peran funda mental bagi kehidupan manusia
(Mustamir Pedak, 2009:30).
7
b. Faktor prespitasi
F. MEKANISME KOPING
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme
koping yaitu sebagai berikut.
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan
situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau
8
mengatasi hambatan pemnuhan kebutuhan. Menarik diri untuk
memindahkan darisumber stres. Kompromi untuk mengganti tujuan
atau mengorbankan kebutuhan personal.
2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan
dan sedang, tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan
diri, distorsi, dan bersifat meladaptif. (AH.yusuf,2015:87-88)
G. PENATALAKSANAAN
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap
pencegahan dan terapi memrlukan suatu metode pendekatan yang bersifat
holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik,
psikososial dan psikoreligius. Selengkapnya seperti pada uraian berikut.
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengancara:
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
c. Cukup olahraga
d. Tidak merokok
e. Tidak meminum minuman keras
2. Terapi psikolofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas
dengan memaki obat obtan yang berhasiat memulihkan fungsi
gangguan neuro-transmitter (sinyal penghanatr saraf). Disusunan
saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang serig di
pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL, meprobramate
dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai
gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan.
9
Untuk menghilangkan keluhankeluhan somatic (fisik) itu dapat
diberikan obat-oabatn yang ditujukan pada organ pada tubuh yang
bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu,
antar lain:
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi,
semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan
tidak merasa putus asa dan diberika keyakinan serta
percaya diri.
b. Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan
koreksi diri bila diulang bahwa ketdak mampuan
mengatasi kecemasan.
c. Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan
memperbaiki kembali (rekontruksi) kepribadian yang
teah menglami goncangan akibat stresor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif
pasien, yaitu kemampuan untuk berfikir secara rasonal,
konsentrasi dan daya ingkat.
e. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan
menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat
menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu
menghadapi stresor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan
kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi
faktor penyebab dan faktor krluarga dapat dijadikan
sebagai faktor pendukung.
10
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat
hubunganya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi
berbagai problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial.
11
kelingking dan mengenang tempat yang paling indah yang pernah
dikunjungi (Hastuti & Arumsari, 2015).
B. TUJUAN
Tujuan Hipnosis Lima Jari adalah untuk membantu mengurangi kecemasan,
menurunkan tingkat stres, menciptakan perasaan tenang dan nyaman dan
membantu tubuh agar lebih rileks.
C. INDIKASI
1) Klien dengan kecemasan ringan-sedang
2) Klien dengan nyeri ringan-sedang
3) Klien dengan tingkat stres ringan-sedang
D. LANGKAH-LANGKAH
1) Fase Orientasi
a. Ucapkan Salam Terapeutik
b. Buka pembicaraan dengan topik umum
c. Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
d. Jelaskan tujuan interaksi
e. Tetapkan kontrak topik, waktu dan tempat
2) Fase Kerja
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
b. Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang nyaman duduk
atau berbaring
c. Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan
d. Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
e. Minta klien untuk menutup mata agar rileks
f. Dengan diiringi musik (jika klien mau), pandu klien untuk
menghipnosisi dirinya sendiri dengan arahan berikut ini :
12
1. Sentuhkan ibu jari dengan jari telunjuk, bayangkan saat kondisi
badan sehat
2. Sentuhkan ibu jari dengan jari tengah, bayangkan saat mencapai
prestasi atau sebuah kesuksesan
3. Sentuhkan ibu jari dengan jari manis, bayangkan saat bersama
dengan orang yang dicintai
4. Sentuhkan ibu jari dengan jari manis, bayangkan saat berada di
tempat yang paling menyenangkan
5. Minta klien untuk membuka mata secara perlahan
6. Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali.
3) Fase Terminasi
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi objektif
c. Terapkan rencana tindak lanjut klien
d. Salam penutup
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
Tujuan Umum : mengatasi gangguan ansietas klien.
Tujuan Khusus :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasaaman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan,
asal institusi)
4) Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
5) Menjelaskan tujuan interaksif.
6) Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietasa.
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
15
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri
1) Pengalihan situasi
2) Latiham relaksasi
2. Tarik nafas dalam
3. Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
3) Teknik 5 jari
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali anastesi
muncul.
5. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 3 Pasien :
Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari, membantu pasien
mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu”
Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ibu masih gelisah dan tidak
bisa tidur? Apakah yang kemaren saya ajarkan sudah di praktekkan
dalam jadwal harian ibu? Nah kalau sudah coba di praktikkan kembali
ya. Bagus ibu”
Kontrak :
· Topik, Waktu, Tempat, Tujuan
16
“Baiklah ibu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
tentang perasaan yang ibu rasakan? Dan saya akan mengajarkan ibu
teknik relaksasi hipnotis 5 jari untuk menghilangkan rasa gelisah
ibu. Kita akan berbincang-bincang selama 20 menit. Kita akan lakukan
disini saja ya.”
· Tujuan
“Tujuan perbincangan kita hari ini adalah agar ibu mengetahui cara
untuk menghilangkan rasa gelisah ibu dengan teknik relaksasi hipnotis
5 jari dan ibu dapat mempraktekkan ketika rasa
gelisah ibu datingkembali.”
. Fase Kerja
“Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu
ceritakan lebih lanjut tentang perasaan ibu, kenapa ibu gelisah, apa
yang ibu pikirkan? Oh, jadi ibu merasa takut jika ketakutan ibu
terhadap penyakit yg ibu derita, Nah ibu, sekarang saya akan
mengajarkan ibuteknik relaksasi degan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai
ya bu. ibu pejamkan mata, nah sekarang tautkan jaritelunjuk ibu
dengan jempol ibu, sekarang bayangkan pada saat ibu sedang bahagia.
Sekarang tautkan jari tengah ibu dengan jempol, bayangkan saat ibu
bersama orang yang ibu sayangi/ cintai, sekarang tautkan jari manis
ibu dengan jempol, bayangkan ketika ibu di puji oleh seseorang karena
prestasi ibu, dan sekarang tautkan jari kelingking ibu, bayangkan
tempat yang paling indah yang pernah di kunjungi. ibu, coba ulangi lagi
cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus
sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu
merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa
17
melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.”
Fase Terminasi
Evaluasi
· Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang bincang tentang
masalah yang ibu rasakan dan latihan mempaktekkan teknik relaksasi
hipnotis 5 jari?”
· Obyektif
“Nah, coba ibu praktikkan kembali apa yang
telah saya ajarkan tadi.Bagus, ternyata ibu masih ingat apa yang telah
saya ajarkan.”
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di
dukung oleh situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi
yang member gambaran penting tentangansietas yang berlebihanyang
disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis individu yang
mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008: 307).
Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut
patologis bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan
mengganggu ketentraman individu. Kecemasan sangat mengganggu
homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan
dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005). Kecemasan
akan meningkatkan neurotransmitter seperti norepinefrin, serotonin, dan
gama aminobuyric acid (GABA) sehingga peningkatannya akan
mengakibatkan terjadinya gangguan: a) fisiologis, antara lain perubahan
denyut jantung, suhu tubuh, pernafasan, mual, muntah, diare, sakit kepala,
kehilangan nafsu makan, berat badan menurun ekstrim, kelelahan yang
luar biasa; b) gejala gangguan tingkah laku, antara lain aktivitas
psikomotorikbertambah atau berkurang, sikap menolak, berbicara kasar,
sukar tidur, gerakan yang aneh-aneh; c) gejala gangguan mental, antara
lain kurang konsentrasi, pikiran meloncat -loncat, kehilangan kemampuan
persepsi, kehilangan ingatan, phobia, ilusi dan halusinasi (Hawari, 2001)
19
B. Saran
Penulis enaydari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah
ini, oleh karena itu, penulis mengharapakan sekali kritik yang
membangun bagi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
21