KELOMPOK 1
ANGGOTA:
i
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti natikan syafa'atnya di akhirat nanti
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ Konsep Dasar Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia Teori Istirahat Tidur”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
ii
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………. I
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
1. Pengertian …………………………………………………………………….. 2
2. Fisiologi Tidur…………………………………………………………………
2
3. Ritme Sirkadian……………………………………………………………….. 4
4. Tahapan Tidur………………………………………………………………....
5
5. Siklus Tidur……………………………………………………………………
6. Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Tidur…………………… 8
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Masalah Rumusan
2
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN DAN PEMBAHASAN
Pengkajian
a) Usia: mempengaruhi pola tidur individu
b) Keluhan utama: tidak bisa tidur, kesulitan memulai tidur, seringterbangun,
mimpi buruk, pusing, tidur yang lama
c) RPS: Biasanya gg.tidur didasari adanya penyakit fisikdanpsikologis.
Riwayat biopsikososial spiritul pola istirahat tidur:
1. Jam berapa biasa tidur dan bangun?
2. Apakah ada ritula khusu sblm tidur?
3. Apakah terbangun dan berapa kali?
4. Berapa rata2 jumlah jam tidur, siang dan malam.
Riwayat biopsikososial spiritual terkait gangguan pola istirahat tidur:
1. Nutrisi: asupan makanan/minuman kafein, teh, kopi.
2. Aktivitas/latihan: aktivitas yang dilakukan
3. Lingkungan; apakah berisik, cahaya
4. Bekerja : jam kerja seperti apa
5. Kecemasan : apakah ada stress
d) Pemeriksaan fisik:
1. Tampak lemah
2. Dapat terjadi perubahan TTV akibat gangguan tidur: TDdapat meningkat
3. Area gelap di sekitar mata
4. Konjungtiva anemis
5. Tampak menguap
6. Tidak konsentrasi saat diajak berkomunikasi Pemeriksaan lab: Darah,
EEG, EMG
2.2. Diagnosa
3
1) Gangguan Pola Tidur
Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
Penyebab 1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar,
suhulingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif
1. (tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor Subjektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun Objektif
1. (tidak tersedia)
Kondisi Klinis Terkait :
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
4
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi
2) Kesiapan Peningkatan Tidur
Definisi Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang
memungkinkanistirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang
diinginkandandapat ditingkatkan.
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
1. Mengekspresikan keinginan meningkatkan tidur
2. Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur
Objektif
1. Jumlah waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan perkembangan
Gejala dan Tanda Minor Subjektif
1. Tidak menggunakan obat tidur
Objektif
1. Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur Kondial
Kilnis Terkait :
1. Pemulihan pasca operasi
2. Nyeri kronis
3. Kehamilan (periode prenatal/postnatal)
4. Sleep apnea
5
Nama pasien :Nn.M
Ruasng rawat : UGD
6
B. Konsep Istirahat dan Tidur
1. Pengertian
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus
dipenuhi oleh semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat
tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri
memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Istirahat berarti suatu
keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan
gelisah. Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Berjalan-jalan di taman terkadang juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat.
7
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan
aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan
proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.
Hampir sepertiga dari waktu individu digunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan
kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat
hendak melakukan aktivitas sehari-hari
2. Fisiologi Tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang
otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing
Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel
khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan
proses berfikir. RAS melepaskan katekolamin pada saat sadar, sedangkan
pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR.
3. Ritme Sirkadian
8
tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling
rendah.
4. Tahapan Tidur
a. Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang pendek karena
gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek
dari pada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar.
Tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Semua
proses metabolisme termasuk tanda-tanda vital, metabolisme, dan kerja
otot melambat.
Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut
sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur
dalam (deep sleep) atau (delta sleep).
1) Tahap 1 NREM
2) Tahap 2 NREM
9
b) Kemajuan relaksasi
3) Tahap 3 NREM
4) Tahap 4 NREM
b. Tidur REM
10
dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat,
dan frekuensi jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur. Karakteristik
tidur REM
1) Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.
Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.
2) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur
3) Dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat,
fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau
fluktuasi tekanan darah
4) Terjadi tonus otot skelet penurunan
5) Peningkatan sekresi lambung
6) Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur
7) Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20
menit.
5. Siklus Tidur
Individu melewati tahap tidur NREM dan REM selama tidur. Siklus tidur
yang komplit normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang
biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus
tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap
NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap
IV selama ± 20 menit. Individu kemudian kembali melalui tahap III dan II
selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung
selama 10 menit.
11
a. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat
menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan
waktu tidur yang lebih banyak dari pada biasanya. Siklus bangun-tidur
selama sakit juga dapat mengalami gangguan.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat
proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang
asing dapat menghambat upaya tidur. Contoh, temperatur yang tidak
nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur
seseorang. Seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi
terpengaruh dengan kondisi tersebut.
c. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur
seseorang. Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM
yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan
kembali memanjang.
d. Gaya hidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya
agar bisa tidur pada waktu yang tepat.
e. Stres emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi
ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi
sistem saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus
tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.
f. Stimulan dan alcohol
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang
SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur. Konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Pengaruh alkohol
12
yang telah hilang dapat menyebabkan individu sering kali mengalami
mimpi buruk.
g. Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan
seringnya terjaga di malam hari. Penambahan berat badan dikaitkan
dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam
hari.
h. Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada
tubuh. Perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun
di malam hari.
i. Medikasi
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, betablocker
dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik
(misalnya: meperidin hidroklorida dan morfin) diketahui dapat
menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam
hari.
j. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah
seseorang. Perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga
sering kali dapat mendatangkan kantuk.
a. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya
ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan
fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
b. Parasomnia
13
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul
saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anakanak.
Beberapa turunan parasomnia antaralain sering terjaga (misalnya: tidur
berjalan, night terror), gangguan transisi banguntidur (misalnya:
mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya:
mimpi buruk), dan lainnya (misalnya: bruksisme).
c. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang
berkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan
oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan sistem saraf, gangguan pada
hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (misalnya:
hipertiroidisme). Hipersomnia pada kondisi tertentu dapat digunakan
sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang
muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga
sebagai “serangan tidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum
diketahui. Diduga karena kerusakan genetik sistem saraf pusat yang
menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur REM. Alternatif
pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti amfetamin atau
metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti
imipramin hidroklorida.
e. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas
secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang
yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia,
mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari,
14
iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi
atau aritmia jantung
15
9. Kebutuhan Waktu Tidur Sesuai Usia
Tidur adalah aktivitas yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat dijadikan
indikator tingkat kesehatan. Selain sebagai sarana untuk tubuh beristirahat,
tidur merupakan waktu untuk tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak serta
membuang zat-zat berbahaya. Namun, hal ini sering kali dikesampingkan
bagi sebagain orang karena kesibukan ataupun pengetahuan orang tersebut
mengenai kebutuhan waktu tidur yang ideal untuk dirinya sendiri.
Efek yang dapat timbul akibat kurangnya waktu tidur antara lain gangguan
emosi, resiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, daya ingat menurun,
diabetes, obesitas dan penurunan gairah seksual. Selain itu, kelebihan waktu
tidur sama buruknya dengan orang yang kekurangan waktu tidur yaitu organ
yang sedang waktunya bekerjnya menjadi terhambat dan tidak maksimal.
Usia 0-1 Bulan : Bayi pada usia ini pada umumnya membutuhkan waktu tidur
sebanyak 14-18 jam setiap hari.
Usia 1-18 Bulan : pada usia ini, 12-14 jam setiap hari termasuk tidur siang
merupakan waktu yang cukup untuk membuat tubuh dan otak anak
berkembang
16
Usia 3-6 Tahun : Pada anak usia sekolah, mereka membutuhkan waktu tidur
11-13 jam, termasuk tidur siang. Menurut penelitian, akibat yang ditakutkan
pada usia ini apabila terjadi kekurangan waktu tidur adalah obesitas.
Usia 6-12 Tahun : anak pada usia ini membutuhkan waktu 10 jam, apabila
kecukupan waktu ini tidak terpenuhi dapat mengganggu konsentrasi belajar
dan memiliki masalah pada emosi dan perilaku.
Usia 12-18 Tahun : usia remaja, kebutuhan tidur yang sehat adalah 8-9 jam.
Remaja yang kekurangan waktu tidur lebih rentan terkena depresi dan tidak
fokus
Usia 18-40 Tahun : Saat dewasa, tubuh membutuhkan 7-8 jam setiap hari.
Aturan ini dapat diterapkan untuk mendapatkan hidup yang sehat.
Lansia : Pada usia lansia, kebutuhan tidur kian menurun, yaitu 7 jam. Dan
pada usia 60 tahun ke atas, kebutuhan tidur cukup 6 jam per hari nya.
(Amalia, Ghania, Firda).
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Isirahat dan tidur termasuk konsep dasar manusiaTidur dan istirahat
sangat penting bagi Kesehatan karena pola tidur dan istirahat mempengaruhi
berlangsung nya aktivitas sehari-hari.
18
DAFTAR PUSTAKA
19