Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KMB II

“ Gangguan Kebutuhan Istirahat dan Tidur Pada Gangguan Sistem Integumen”

OLEH :

Nama : Namira Ariani

Nim : (18112157)

Dosen Pembimbing :

Ns. Nova Fridalni, S. Kep,M.Biomed

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

T. A 2020

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur atas kehadirant Allah SWT yang mana Ia melimpahkan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesesaikan makalah ini sebagai kewajiban memenuhi
tugas “KMB II ”. Serta shalawat dan salam semonga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW.
Penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tetapi
penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini mungkin jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian penulis berharap pembaca memberikan kritikan dan
saran agar makalah ini bisa lebih sempurna.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan para pembaca yang
telah memberikan kritik dan sarannya.

Padang, 26 Maret 2020

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ……………………………………...…………..
……………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………..………………........
…………….iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah……………………………..…..…………...……...4
1.3 Tujuan……………………………………….…….…………….…….....…….5

BAB II PEMBAHASAN .
2.1 Macam macam gangguan tidur …………………..………6
2.2 Mekanisme terjadinya gangguan tidur ……….……..11
2.3 Pengkajian teoritis pada penyakit luka bakar dan dermatitis ......11
2.4 Noc Nic diagnosa keperawatan……………………..………18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpilan…………………………………………………………..……….22

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…………23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidakdi obati, secara umum akan
menyebabkangangguan tidur malam yang mengakibatan munculnya salah satu dari
ketiga masalah berikut : insomnia, gerakan sensasi abnormal, di kala tidur atau ketika
terjaga di tengah malam atau merasa mengantuk yang berlebihan di siang hari (Potter
and Perry, 2006)

Ada empat kategori gangguan pola tidur yaitu Dissmonia, Parasomnia, Medis, Dan
gangguan yang di usulkan (Potter and Perry, 2006). Ada berbagai faktor yang
memengaruhi pola tidur seseorang. Penyakit ini tidak hanya mengganggu saat
istirahat pasien namun juga berpengaruh terhadap tubuh, pikiran, fungsi, serta
hubungan pasien dengan orang lain.

Penyebab sesungguhnya dari gangguan tidur mungkin sulit ditemukan, namun ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pola tidur, yaitu:

1. Rasa sakit dan gangguan pada tubuh (mis. nyeri pada organ dalam dapat
membangunkan pasien dan menyebabkan pasien sulit tidur kembali)
2. Berbagai penyakit dan gangguan kesehatan (mis. gangguan pernapasan akibat
asma dapat mengganggu tidur)
3. Faktor psikologis (depresi atau kegelisahan akan mempengaruhi pola tidur)
4. Faktor lingkungan lainnya (mis. konsumsi obat terlarang dan alkohol)

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa macam macam gangguan tidur ( defenisi, etiologi, gejala dan penangananya )

b. Bagaimana Mekanisme terjadinya gangguan tidur gangguan kebutuhan istirahat


dan tidur

4
c. Jelaskan pengkajian teoritis pada penyakit luka bakar dan dermatitis yang meliputi
riwayat kesehatandan lain lain

d. Dan menjelaskan Noc Nic diagnosa keperawatan

1.3 TUJUAN PENULISAN

a. Mengetahui macam macam gangguan tidur ( defenisi, etiologi, gejala dan


penangananya )

b. Mengetahui Mekanisme terjadinya gangguan tidur gangguan kebutuhan istirahat


dan tidur

c. Dan dapat mengetahui pengkajian teoritis pada penyakit luka bakar dan dermatitis
yang meliputi riwayat kesehatandan lain lain

d. menjelaskan Noc Nic diagnosa keperawatan

BAB II

5
PEMBAHASAN

Pengertian Istirahat dan Tidur


Istirahat merupakan keadaan yang rileks tanpa adanya tekanan emosional dan bukan
hanya dalam keadaan beraktifitas, melainkan juga berhenti sejenak dimana kondisi
tersebut mebutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti menyegarkan diri atau diam
setelah melakukan kerja keras : suatu keadaan untuk melepaskan lelah, bersantai
untuk menyegarkan diri atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang
membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan (Ulyah dan Hidayat,2006)
Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadarkan diri dimana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai.Dengan perkataan lain tidur
merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif ; bukan hanya keadaan
penuh ketenangan tanpa kegiatan,tapi lebih kepada siklus yang berulang. (Ulyah dan
Hidayat,2006)
1. Macam – macam Gangguan Tidur

Insomnia

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan untuk tidur. Gejala


tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.Insomnia lebih banyak
terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Dengan perbandingan 3:2. Dengan
bertambahnya usia bertambah pula angka kejadian gangguan tidur.

Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya


permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan
diperlukan.

Jenis Insomnia

Ada penelitian yang membuktikan bahwa 70% dari perawat di Jakarta mengalami
insomnia.

Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu:

1. Sleep onset insomnia (Susah tidur),

6
2. Sleep maintenance insomnia (Selalu terbangun di tengah malam),

3. Early awakening insomnia (Selalu bangun lebih cepat dari yang diinginkan).

Gejala insomnia

adalah susahnya seorang individu untuk tidur nyenyak, sehingga terjadi peningkatan
waktu terjaga. Sulitnya mempertahankan tidur dan tidak dapat tidur dengan cukup,
mengakibatkan seorang seseorang terbangun sebelum dia tidur lelap.

Gangguan dari siklus tidur dapat disebabkan oleh irama sikardian. Irama Sikardian
adalah gangguan dalam irama tidur dan bangun yang terganggu karena jet-lag atau
pekerjaan.

Hypersomnia atau tidur yang berlebih adalah gejala dari kurangnya kualitas dari tidur
seseorang. Sehingga seringkali dibutuhkan waktu tidur yang lebih lama dari normal.

Beberapa gejala lain dari gangguan tidur adalah tidur berjalan (sonambulisme) dan
mimpi buruk (nightmares).

Penyebab Insomnia.

Penyebab insomnia sering terjadi sebagai akibat dari:

1. Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).

2. Bekerja pada malam hari.

3. Sering berubah-ubah jam kerja.

4. Penggunaan alkohol yang berlebihan.

5. Efek samping obat (kadang-kadang).

6. Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).

Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.

Narkolepsi

Adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ini secara umum ditandai munculnya
keinginan tidur di siang hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur

7
di sembarang waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari. Narkolepsi
adalah kelainan neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis yang
melibatkan system saraf pusat tubuh.

Hipersomnia

Adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dengan rasa kantuk yang berlebihan
walaupun sudah tidur cukup. Penderita hipersomnia bisa tidur 16 sampai 20 jam
sehari. Menurut World Sleep Foundation, hipersomnia terdiri dari 3 tipe. Tipe
hipersomnia adalah hipersomnia berulang, hipersomnia idiopatik dan hipersomnia
post-trauma.

Parasomnia

Adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang membuat penderitanya melakkan
kegiatan fisik yang tidak diinginkan. Parasomnia adalah suatu kelainan yang
disebabkan kejadia perilaku atau psikologis abnormal yang muncul di kala tidur.
Tahapan tertentu atau transisi fase tidur-terjaga.

Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan tidak selalu menandakan adanya
masalah psikologis atau psikiatris yang signifikan. Ciri parasomnia adalah: Dorongan
membingungkan, Tidur jalan, Makan sambil tidur, Gigi gemetrik, Tidur bicara dan
lain sebagainya.

Tidur Apnea

Adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dimana terjadinya penghetian napas
disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi. Tidur apnea bisa muncul pada segala
kelompok usia dan jenis kelamin, namun lebih umum menimpa kaum pria.

Sleep Apnea terjadi ketika sebagian salran pernapasan bagian atas tersumbat dan
menghalangi proses pernapasan sesaat. Hal itu membuat penderita sleep apnea akan
sering terjaga saat tidur dan akan sangat merasa mengantuk di siang hari.

Delirium / Mengigau.

Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu.

Nightmares dan  Night terrors (mimpi buruk).

8
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih,
setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat
dan ketakutan.
C. Gejala gangguan pola tidur

Ada berbagai gejala yang dialami oleh seseorang yang menderita gangguan
tidur, antara lain:

a. Bangun dan tidur pada waktu yang tidak teratur.


b. Kesulitan tidur pada malam hari.
c. Tungkai yang bergerak tanpa perintah pada saat ingin tertidur.
d. Bernapas dengan irama yang tidak normal saat tidur.
e. Mengalami mimpi buruk, ketakutan, berteriak, atau berjalan ketika tidur.
f. Mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti bernapas selama
sesaat, ketika sedang tidur.
g. Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur kembali.
h. Merasa tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur.
i. Sering mengantuk pada siang hari, sehingga dapat tiba-tiba tertidur pada
waktu yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi.
j. Kesemutan atau merasakan sensasi yang menjalar ke tangan dan kaki.
k. Otot terasa lemah atau sering merasa lelah.

D. Pengobatan Untuk Gangguan Tidur

Pengobatan untuk gangguan tidur dapat beragam, tergantung pada jenis dan penyebab
yang melatarbelakanginya. Berikut ini adalah beberapa pengobatan yang dilakukan
untuk meminimalisir gangguan tidur.

1. Perawatan medis, melalui penggunaan:

 Obat tidur

 Suplemen melatonin

 Obat alergi atau flu

 Obat-obatan lain yang dapat mengobati gangguan tidur

9
 Alat bantu pernapasan

 Pelindung gigi

2.  Perubahan gaya hidup, untuk meningkatkan kualitas tidur Anda, termasuk dengan:

 Mengonsumsi lebih banyak sayur dan ikan, serta mengurangi asupan gula

 Mengurangi stres dan kecemasan dengan banyak berolahraga

 Tidur secara teratur

 Membatasi asupan kafeina di sore dan malam hari

 Mengurangi konsumsi air sebelum tidur

 Mengurangi kebiasaan merokok maupun mengonsumsi alkohol

 Menghindari konsumsi makanan berkarbohidrat tinggi sebelum tidur

E. Pencegahan

Gangguan tidur dapat dicegah dengan:

 Tidur secara teratur

 Mengurangi stres

 Rajin berolahraga

F. Komplikasi Gangguan Tidur

Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi ketika seseorang menderita gangguan
tidur, di antaranya:

 Penurunan libido.
 Munculnya keriput dan kantung mata.
 Sering lupa.
 Peningkatan berat badan.

10
 Penurunan konsentrasi, kemampuan penalaran, dan pemecahan masalah,
sehingga sulit membuat keputusan.
 Penurunan prestasi di sekolah atau performa di tempat kerja.
 Gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan umum.
 Kecelakaan saat bekerja atau berkendara, karena menurunnya kewaspadaan.
 Peningkatan risiko terkena penyakit, seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan
penyakit jantung.

2. Mekanisme Gangguan Pola Tidur pada Pasien Luka Bakar dan Dermatitis

Beberapa mekanisme neurobologis dan psikologis telah diajukan. Salah satu model
yang digunakan untuk menjelaskan patofisiologi gangguan tidur adalah model
neurokognitif. Model ini menerangkan bahwa faktor predisposisi, presipitasi,
perpetuasi, dan neurokognitif adalah faktor-faktor yang mendasari berkembangnya
insomnia dan menjadikannya gangguan kronik. Model lain yang bisa digunakan untuk
adalah model psychobiologic inhibition, yang menunjukkan bahwa tidur yang baik
membutuhkan otomatisasi dan plastisitas. Otomatisasi artinya bahwa inisiasi tidur dan
maintenance tidur bersifat involunter, yang dikendalikan oleh homeostatis dan
regulasi sirkadian. Plastisitas adalah kemampuan sistem tubuh untuk mengakomodasi
berbagai kondisi lingkungan. Pada kondisi normal, tidur terjadi secara pasif (tanpa
atensi, niat, atau usaha).

Situasi hidup yang penuh dengan stres bisa memicu berbagai respon arousal fisiologis
dan psikologis, yang menimbulkan inhibisi terhadap de-arousal yang berhubungan
dengan tidur dan menimbulkan gejala gangguan tidur.

3. Pengakajian Teoritis
a. Pengkajian pada pasien luka bakar

I.       Pengkajian

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan


menganalisanya, sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan klien tersebut.

11
Data dasar pengkajian klien dengan luka bakar (Doengoes, 2000) yang perlu
dikaji  :
a.       Aktifitas/istirahat :
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang
sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.

b.      Sirkulasi :
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT) : Hipotensi (syok); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
c.       Integritas ego:
Gejala: Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda : Ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,    marah.
d.      Eliminasi :
Tanda : Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis
(setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising
usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres
penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
e.       Makanan/cairan :
Tanda : Oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f.       Neurosensori:
Gejala: Area batas; kesemutan.
Tanda: Perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD)
pada cedera ekstremitas.
g.      Nyeri/kenyamanan :
Gejala : Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara ekstern sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; sementara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
h.      Pernafasan :
Gejala : Terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera
inhalasi).

12
Tanda : Serak; batuk mengi; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan
sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin
terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengi
(obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas:
gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam
(ronkhi).
i.        Keamanan:
Tanda: Kulit umum : Destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit tak
terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya
penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera Api : Terdapat area cedera campuran dalam sehubungan dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong, mukosa
hidung dan mulut kering, merah; lepuh pada faring posterior; edema lingkar mulut
dan / atau lingkar nasal.

a. Pengkajian pada pasien dermatitis

A. Identitas
Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa,
pendidkan pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
Dermatitis kontak dapat terjadi pada semua orang di semua umur
sering terjadi pada remaja dan dewasa muda dapat terjadi pada pria dan
wanita.
B. Riwayat Kesehatan
a.Riwayat Kesehatan Sekarang.
1) Keluhan Utama
biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri.Gejala yang
sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan
adalah nyeri pada lesi yang timbul.

13
2) Riwayat keluhan utama.
Provoking Inciden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan utama.
a) Provocative/palliative
a. penyebab keluhan,
Apakah sebelumnya klien melakukan kontak dengan bahan-bahan
tertentu yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
Apa yang membuat keluhan bertambah baik/ringan atau bertambah
berat.

b) kuality/kuantity
a. Bagaimana keluhan dirasakan, dilihat, didengar
biasanya klien akan merasakan gatal dan nyeri pada daerah yang
terkena bahan tertentu yang dapat menyebabkan keluhan.
b. Sejauh mana sakit dirasakan
Rasa sakit yang dirasakan mulai dari tingkat ringan sampai berat.
Tergantung dari lama kontak zat dengan kulit, konsentrasi zat serta tingkat
sensitifitas kulit.
c) Region/radiation
a. Dimana letak sakit
daerah yang kontak dengan penyebab .
b. Area penyebarannya
misalnya kaki, luka pada tungkai, jari manis, tempat cedera, dibalik
perhiasan.
3) Riwayat Kesehatan masa Lalu
apakah klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, apakah
pernah menderita alergi serta tindakan yang dilakukan untuk
mengatasinya selain itu perlu juga dikaji kebiasaan klien.
4) Riwayat Kesehatan keluarga.
Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami penyakit
yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangi dengan tim medis.

14
C. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Ringan, sedang, berat.
b) Tingkat Kesadaran
a. Kompos mentis.
b. Apatis.
c. Samnolen, letergi/hypersomnia.
d. Delirium.
e. Stupor atau semi koma.
f. Koma
c) Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Denyut nadi
Suhu tubuh
Pernafasan
d) Berat Badan
e) Tinggi Badan
f) Kulit.
1) Inspeksi
a. Radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
b. Kemerahan (rubor),
c. Gangguan fungsi kulit (function laisa),

2) Palpasi
a. Nyeri tekan
b. edema atau pembengkakan
c. Kulit bersisik
3) Keadaan Kepala
1) Inspeksi : tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak
kotor.
2) Palpasi : periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau
adanya massa.
4. Keadaan mata

15
1) Inspeksi
a. Palpebrae : tidak edema, tidak radang
b. Sclera : Tidak ictertus
c. Conjuctiva : Tidak terjadi peradangan
d. Pupil : Isokor
2) Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada
g) Keadaan hidung.
1) Inspeksi
a. simetris kiri dan kanan
b. Tidak ada pembengkakan dan sekresi
c. Tidak ada kemerahan pada selaput lendir
h) Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tidak ada benjolan/tumor
i) Keadaan telinga
1) Inspeksi
a. telinga bagian luar simetris
b. idak ada serumen/cairan, nanah
D. Pemeriksaan Diagnostik
a. Biopsi kulit.
b. Uji temple.
c. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus.
d. Uji kultur dan sensitivitas.
E. Kegiatan Sehari-hari
a. Nutrisi
perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan,
frekwensi maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai
banyak minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.
b. Eliminasi
Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB
seperti frekuensi,warna dan konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit
c. Aktivitas

16
Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami
gangguan dalam aktifitas karena adanya rasa gatal dan apabila mengalami
infeksi maka akan mengalami gangguan dalam pemenuhan aktifitas
sehari-hari.
d. Istirahat
Klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal
serta adanya nyeri. Adanya gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
e. Pola Interaksi social
Secara umum klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola
interaksi sosialnya terganggu biasanya akan merasa malu dengan penyakitnya.

f. Kegiatan Keagamaan
Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan
cobaan untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada
kegiatan keagamaan seperti klien menganut agama apa selama sakit klien sering berdoa.

1. Diagnosa Keperawatan
a. Luka Bakar :
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kegelisahan dan sering
terbangun saat malam.
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar
b. Dermatitis
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kegelisahan dan sering
terbangun dimalam hari
- Kerusakan integritas kulit berhubungan lesi dan reaksi inflamasi

2. NOC NIC
1. Luka bakar

Dx NOC NIC
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
-Gunakan pendekatan yang t
berhubungan dengan selama .... meyakinkan

17
kegelisahan dan sering-Jam tidur (skala 5) -Berada disisi klien untuk men
terbangun saat malam.-Pola tidur (skala 5) rasa aman dan mengurangi ketakut
-Kualitas tidur (skala 5) -Berada disisi klien untuk men
-Tidur dari awal sampai habis dimalam harirasasecara
aman dan mengurangi ketakut
konsisten (skala 5) -Berikan objek yang menunjukkan
-Kesulitan memulai tidur (skala 5) aman
-Tidur yang (skala 5) -Dengarkan Klien
-Puji/kuatkan perilaku baik secara
-Identifikasi ada saat terjadi p
tingkat kecemasan
-Bantu klien mengidentifikasi sit
memicu kecemasan
-Bantu Klien untuk mengart
deskripsi yang realistis mengenai
yang akan datang
-Kaji untuk tanda verbal dan
kecemasan

Kerusakan integritas b.d


Setelah
luka dilakukan tindakan asuhan keperawatan
-dinginkan luka bakar dengan a
bakar selama .... (20°C) atau cairan saline pada sa
-presentasi kesembuhan area transplantasi (skala terjadi
-pergerakan sendi yang terkana (luka bakar) (skala
-Cuci luka bakar karena zat kim
-nyeri (skala 5) terus menerus selama 30menit
-infeksi (skala 5) -berikan informasi pada pasien
-nekrosis jaringan (skala 5) prosedur yang harus diikuti
perawatan
-pastikan keadekuatan asupan n
cairan
-berikan penerimaan dan dukung
selama menjalani perawatan

18
2. Dernatitis

Dx NOC NIC
Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan asuhan -Gunakan pendekatan yang
tidur berhubungan keperawatan selama .... tenang dan meyakinkan
dengan -Jam tidur (skala 5) -Berada disisi klien untuk
kegelisahan dan -Pola tidur (skala 5) meningkatkan rasa aman dan
sering terbangun -Kualitas tidur (skala 5) mengurangi ketakutan
saat malam. -Tidur dari awal sampai habis dimalam hari -Berada disisi klien untuk
secara konsisten (skala 5) meningkatkan rasa aman dan
-Kesulitan memulai tidur (skala 5) mengurangi ketakutan
-Tidur yang terputus (skala 5) -Berikan objek yang
-Nyeri (skala 5) menunjukkan perasaan aman
-Dengarkan Klien
-Puji/kuatkan perilaku baik
secara tepat
-Identifikasi ada saat terjadi
perubahan tingkat kecemasan
-Bantu klien mengidentifikasi

19
situasi yang memicu
kecemasan
-Bantu Klien untuk
mengartikulasikan deskripsi
yang realistis mengenai
kejadian yang akan datang
-Kaji untuk tanda verbal dan
nonverbal kecemasan

-bersihkan dengan normal


Kerusakan saline atau pembersih yang
integritas kulit b.d -Tekstur (skala 5) tidak beracun,dengan tepat
lesi dan reaksi -Kerusakan kulit (skala 5) -berikan rawatn insisi pada
inflamasi -Perfusi jaringan (skala 5) luka, yang diperlukan
-integritas kulit (skala 5) -oleskan salep yang sesuai
dengan kulit/lesi
-berikan balutan yang sesuai
dengan jenis luka
-gantu balutan sesuai dengan
jumlah eksudat dan drainase
-anjurkan pasien atau anggota
keluarga pada prosedur
perawatan luka
-anjurkab pasien dan keluarga
untuk mengetahui tanda gejala
infeksi
-dokumentasikan
lokasibluka,ukurandan
tampilan.

20
Penutup

A. Kesimpulan

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidakdi obati, secara umum akan
menyebabkangangguan tidur malam yang mengakibatan munculnya salah satu dari
ketiga masalah berikut : insomnia, gerakan sensasi abnormal

pada kondisi pasien luka bakar dan dermatitis terjadinya gangguan tidur dikarenakan
oleh faktor luka yang nyeri, sakit, dan gatal, yang menyebaban pasien tersebut sulit
tidur dan gelisah.

B. Saran 

a.       Dapat mempertahankan tindakan tepat dan cepat pada saat menangani


klien dengan gangguan pola tidur
b.      Diharapkan dapatr meningkatkan status kesehatan pasien sesuai tindakan
secara profesional

21
Daftar Pustaka

Uliyah,Hidayat,2008 2006.Keterampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta:Salemba


medika

NANDA, 2018-2020, Panduan Diagnosa Keperawatan: penerbit Buku


Kedokteran (EGC)

NIC dan NOC, 200, Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Wilkinson  Judith M,


EGC: Jakarta
Corwin, Elisabeth,J. 2000, patofisiologi Alih Bahasa , Jakarta: EGC

22

Anda mungkin juga menyukai