KEPERAWATAN DASAR I
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN DASAR ISTIRAHAR DAN TIDUR
DISUSUN OLEH
Kelompok 5
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANJARBARU
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Konsep dan Prinsip Kebutuhan Dasar Istirahar dan Tidur
tepat pada waktunya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
2.5.1 Insomnia ............................................................................................... 13
2.5.2 Hipersomnia ......................................................................................... 13
2.5.3 Parasomnia ........................................................................................... 13
2.5.4 Narkolepsi ............................................................................................ 14
2.5.5 Apnea Saat Tidur.................................................................................. 14
2.5.6 Somnabulisme ...................................................................................... 14
2.5.7 Enuresa ................................................................................................. 15
2.6 Asuhan Keperawatan ........................................................................................ 15
2.6.1 Pengkajian Keperawatan ...................................................................... 15
2.6.1.1 Riwayat Tidur...................................................................... 15
2.6.1.2 Pemeriksaan Fisik ............................................................... 15
2.6.2 Diagnosis Keperawatan ........................................................................ 16
2.6.3 Perencanaan Keperawatan ................................................................... 17
2.6.4 Tindakan Keperawatan ......................................................................... 17
2.6.5 Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari istirahat dan tidur.
1.3.2 Mengetahui fisiologi dan tahapan yang terjadi pada saat orang
sedang tidur.
1.3.3 Mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur.
1.3.4 Mengetahui gangguan yang terjadi pada masalah kebutuhan tidur
1.3.5 Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada penderita
gangguan kebutuhan tidur.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istirahat dan tidur mutlak dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat
menjaga status kesehatan pada tingkat yang optimal. Orang yang sakit
membutuhkan banyak istirahat dan tidur agar dapat memperbaiki kerusakan
sel. Selain itu, orang yang kelelahan juga membutuhkan istirahat dan tidur
untuk memulihkan kondisi tubuh.
3
dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR). RAS terdapat di batang otak
bagian atas dan diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan
kewaspadaan serta kesadaran. RAS juga diyakini dapat memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan peradaban serta dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses berpikir.
Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin untuk mempertahankan
kewaspadaan dan agar tetap terjaga. Pengeluaran serotonin dari BSR
menimbulkan rasa kantuk yang selanjutnya menyebabkan tidur. Terbangun
atau terjaganya sesorang tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima
di pusat otak dan sistem limbik.
4
1. Tidur NREM
2. Tahap II
5
frekuensi napas, suhu tubuh, dan metabolisme. Tahap II
normalnya berlangsung selama 10-20 menit dan merupakan
50-55% dari total tidur.
3. Tahap III
4. Tahap IV
2. Tidur REM
6
Tidur REM ditandai dengan :
7
2.3 Kebutuhan Tidur pada Setiap Tahap Perkembangan
Jumlah
Usia dan Tingkat
Kebutuhan Pola Tidur Normal
Perkembangan
Tidur
50% dari siklus tidur
adalah tidur REM, siklus
0-1 Bulan (masa neonatus) 14-18
tidur berlangsung selama
45-60 menit
20%-30% dari siklus
tidur adalah tidur REM,
1-12 Bulan (masa bayi) 12-14
bayi mungkin akan tidur
sepanjang malam
Sekitar 25% dari siklus
tidur adalah tidur REM,
1-3 Tahun (masa anak-anak) 10-12 anak-anak tidur pada
siang hari dan tidur
sepanjang malam.
20% dari siklus tidur
3-6 Tahun (masa prasekolah) 11
adalah tidur REM
18,5% dari siklus tidur
6-12 Tahun (masa sekolah) 10
adalah tidur REM
20% dari siklus tidurnya
12-18 Tahun (masa remaja) 7-8,5
adalah tidur REM
18-40 Tahun (masa dewasa 20%-25% dari siklus
7-8
muda) tidur adalah tidur REM
40-60 Tahun (masa dewasa 20% dari siklus tidur
7-8
menengah) adalah tidur REM.
8
Individu mungkin
mengalami insomnia dan
sulit untuk tidur.
20%-25% dari siklus
tidurnya adalah tidur
REM. Individu dapat
>60 Tahun (masa dewasa mengalami insomnia,
6
tua) sering terjaga sewaktu
tidur, dan tahap IV
NREM menurun, bahkan
terkadang tidak ada.
2.4.1 Penyakit
9
memberikan intervensi yang tepat kepada klien, perawat perlu
mengkaji respons klien terkait dengan hambatan mobilitas yang
dialaminnya. Selain itu, penguatan prilaku juga perlu diberikan
kepada klien guna meningkatkan fungsi kesehatannya.
2.4.4 Lingkungan
10
dapat teradaptasi terhadap kondisi tersebut sehingga tidak lagi
terpengaruh.
2.4.7 Motivasi
11
dalam rokok dapat menstimulasi tubuh sehingga perokok biasanya
sulit untuk tidur dan mudah terbangun pada malam hari. Konsumsi
alcohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM.
Golongan obat diuretic dapat menyebabkan insomnia. Golongan
antidepresan dapat menyebabkan kesulitan untuk tidur. Golongan beta
bloker dapat menyebabkan insomnia dan mimipi buruk. Golongan
narkotik ( misalnya meperidin hidroklorida dan morfin ) dapat
menekan REM sehingga menyebabkan sering terjaga pada malam
hari.
12
tube, prosedur invasif, nyeri, kecemasan, ketidaknormalan status fisiologi, dan
pengobatan.
2.5.1 Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai dan
mempertahankan tidur sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
tidur yang adekuat, baik kuantitas maupun kualitas. Keadaan ini
merupakan keluhan tidur yang paling sering dijumpai, baik yang
bersifat sementara maupun persisten. Insomnia yang bersifat
sementara umumnya berhubungan dengan kecemasan dan
kegelisahan. Insomnia dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.
a. Insomnia inisial: ketidakmampuan untuk memulai tidur.
b. Insomnia intermiten: ketidakmampuan untuk tetap tertidur karena
sering terbangun.
c. Insomnia terminal: ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah
terbangun pada malam hari.
2.5.2 Hipersomnia
2.5.3 Parasomnia
13
antara lain adalah sering terjaga (misalnya tidur berjalan dan night
terror), gangguan transisi bangun (misalnya mengigau), parasomnia
yang berkaitan dengan tidur REM (misalnya mimpi buruk), dan lain-
lain (misalnya bruksisme).
2.5.4 Narkolepsi
2.5.6 Somnabulisme
14
2.5.7 Enuresa
1. Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur meliputi:
1) Pola tidur: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur, baik
tidur siang maupun tidur malam.
2) Ritual sebelum tidur: aktivitas, rekreasi, atau kebiasaan
yang dilakukan sebelum tidur.
3) Lingkungan tidur: kondisi penerangan, tingkat kebisingan,
dengan siapa pasien tidur, dan lain-lain.
4) Penggunaan obat tidur dan obat-obat yang lain sebelum
tidur.
5) Perubahan terkini pada pola tidur serta adakah masalah
yang pasien yakini dapat memengaruhi pola tidurnya.
2. Pemeriksaan Fisik
15
bengkak, konjungtiva merah, dan lain-lain. Indikasi perilaku
yang menunjukkan adanya masalah tidur meliputi rasa gelisah,
bicara lambat, dan tidak focus atau perhatian. Pasien yang
mengalami masalah tidur akan terlihat lemah, letargik, atau
lelah akibat kekurangan energy.
16
2.6.3 Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
Rencana tindakan:
a. Identifikasi factor yang menyebabkan gangguan tidur.
b. Kurangi distraksi lingkungan dan hal hal yang dapat mengganggu
tidur.
c. Tindakan aktivitas pada siang hari dengan memerhatikan kondisi
kesehatan pasien.
d. Bantu pasien untuk memicu tidur (induce sleep).
e. Kurangi kemungkinan cedera selama tidur.
f. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika
diperlukan.
2.6.4 Tindakan Keperawatan
17
2.6.5 Evaluasi Keperawatan
18
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20