Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas dalam pembuatan tugas Critical Book Review sebagai
pemenuhan tugas dalam mengikuti perkuliahan pada mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari kata
sempurna dan tentunya masih banyak kekurangan,untuk itu kelompok saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas-tugas
selanjutnya. Kami berharap semoga tugas Critical Book Review ini bisa bermanfaat bagi penulis
dan khususnya bagi pembaca.
B. Tujuan
- Mengetahui dan Memahami isi buku
- Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku
C. Identitas Buku
Identitas Buku 1
1. Judul Buku : Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
2. Edisi Terbit : Cetakan Pertama
3. Penulis : Cici Aprilliani, Fitria Fatma, Deli Syaputri, Samuel Marganda
Halomoan Manalu, Sulistiyani, Lukman Handoko, Risnawati Tanjung, Muhammad roy
asrori, Dame Evalina Simangunsong, Charisha Mahda Kumala, Arina Nuraliza Romas,
Lamria Situmeang, Firdaus
4. Penerbit : PT. GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI
5. Kota Terbit : Padang, Sumatera Barat
6. Tahun Terbit : 2022
7. Isbn : 978-623-99632-5-5
Identitas Buku 2
1. Judul Buku : Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
2. Edisi Terbit :-
3. Penulis : Dr. M. Bruri Triyono, K. Ima Ismara, M.Pd. M.Kes. (In),
Slamet, M.Pd., Putut Hargiyarto, M.Pd., M. Solikhin, M.Kes., Nurhening Yuniarti,
M.T., Sugiyono, M.Kes., Badraningsih L, M.Kes., Enny Zuhni Khayati, M.Kes.,
Riswan Dwi Jatmiko, M.Pd., Amir Fatah, M.Pd., Bekti Wulandari, M.Pd., Nur
Hidayat, M.Pd., Indah Wahyuni, M.Pd.
4. Penerbit : TIM K3 FT UNY
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : 2014
7. Isbn :-
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ringkasan Buku 1
Ruang Lingkup Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja yang biasanya dialami oleh pekerja bersifat fatal dan tidak fatal.
Para pengusaha industri swasta. Angka pekerja yang cukup banyak pada suatu negara merupakan
aset yang berharga bagi negara, apabila ditunjang dengan kompetensi sesuai dengan bidang
keahlian, sehingga produksi dan kualitas semakin dapat ditingkatkan dan produktivitas pekerja
semakin baik (Kemenkes RI, 2018). Untuk Sulistiyani 67 membantu para pekerja tetap prima
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, maka sangat diperlukan adanya sistim
manajemen kesehatan bagi pekerja yang efektif dalam mengatasi keluhan kesehatan.
Pengembangan program berbasis upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif dapat
dilaksanakan di lingkungan kerja. Selain kegiatan tersebut, diperlukan juga pengembangan
program seperti melaksanakan program housekeeping yang dinilai mampu mengurangi angka
kesakitan pekerja.
B. Ringkasan Buku 2
penyakit akibat kerja
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan
dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Penyakit Akibat Kerja (PAK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan resiko kerja, sehingga tidak menggunakan
alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga, dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir penyakit akibat
kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani
korban yang terpapar penyakit akibat kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.Tujuan memahami
penyakit akibat kerja ini adalah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan agar lebih
mengerti tentang penyakit akibat kerja dan dapat mengurangi korban yang terpapar penyakit
akibat kerja guna meningkatkan derajat kesehatan dan produktif kerjakerja.
Faktor Kimia
Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil samping(produk), sisa produksi
atau bahan buangan. Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel. Cara masuk tubuh dapat
melalui saluran pernafasan, saluran pencerrnaan kulit dan mukosa. Masuknya dapat secara akut
dan sevara kronis. Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistematik,
kanker, kerusakan kelainan janin.
Terjadi pada petugas/ pekerja yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-
obatan seperti antibiotika. Demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam
komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan
cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan. Gangguan kesehatan
yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh
iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik
(trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat
menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan
mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
Pencegahan :
1) Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia yangada untuk
diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
2) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol.
3) Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas
laboratorium) dengan benar.
4) Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa.
5) Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
Faktor Biologi
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain
kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang
bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi, dan udara. Virus yang menyebar
melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hepatitis B) dapat menginfeksi
pekerja sebagai akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk
jarum yang terkontaminasi virus.
Pencegahan :
1) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi, dan
desinfeksi.
2) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan Kesehatan pekerja untuk memastikan dalam
keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan
infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good Laboratory
Practice).
4) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
5) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius, dan
spesimen secara benar.
6) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
7) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8) Kebersihan diri dari petugas.
Faktor Ergonomi/Fisiologi
Faktor ini sebagai akibat dari cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang
salah, dan kontruksi yang salah. Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas
tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan kecelakaan. Ergonomi sebagai ilmu, teknologi, dan seni
berupaya menyerasikan alat, cara, proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,
kebolehan, dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat,
aman, nyaman, dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat
konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job
to the Man and to fit the Man to the Job.
Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja
menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan
psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back
pain).
Faktor Psikologi
Faktor ini sebagai akibat organisasi kerja (tipe kepemimpinan, hubungan kerjakomunikasi,
keamanan), tipe kerja (monoton, berulang-ulang, kerjaberlebihan, kerja kurang, kerja shift, dan
terpencil).Manifestasinya berupa stress.Beberapa contoh faktor psikososial yang dapat
menyebabkan stress antara lain:
1) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut
hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di
tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai
dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
2) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
3) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan
atau sesama teman kerja.
4) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor
formal ataupun informal
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh yaitu pemeriksaan
kesehatan.Pemeriksaan kesehatan inimeliputi:
a. Pemeriksaan sebelum penempatan
Pemeriksaan ini dilakukan sebelum seorang dipekerjakan atau ditempatkan pada pos pekerjaan
tertentu dengan ancaman terhadap kesehatan yang mungkin terjadi. Pemeriksaan fisik yang
ditunjang dengan pemeriksaan lain seperti darah, urine, radiologis, serta organ tertentu, seperti
mata dan telinga, merupakan data dasar yang sangat berguna apabila terjadi gangguan kesehatan
tenaga kerja setelah sekian lama bekerja.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala sebenarnya dilaksanakan dengan selang waktu teratur setelah
pemeriksaan awal sebelum penempatan. Pada medical check-up rutin tidak selalu diperlukan
pemeriksaan medis lengkap, terutama bila tidak ada indikasi yang jelas. Pemeriksaan ini juga
harus difokuskan pada organ dan sistem tubuh yang memungkinkan terpengaruh bahan-bahan
berbahaya di tempat kerja, sebagai contoh,audiometriadalah uji yang sangat penting bagi tenaga
kerja yang bekerja pada lingkungan kerja yang bising. Sedang pemerikaan radiologis dada (foto
thorax) pentinguntuk mendeteksi tenaga kerja yang berisiko menderita pneumokonosis, karena
lingkungan kerja tercemar debu.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan dan Kekurangan Buku 1
Kelebihan Buku
• Buku ini penulis mencantumkan pengertian menurut para ahli yang menjadikan nilai
tambahan pada buku dan keakuratan pengertiannya
• Identitas pada buku ini lengkap
• Setiap bab pada buku ini terdapat daftar pusaka.
• Teori yang disampaikan penulis untuk pembaca sangat lengkap dan mudah di mengerti
Kekurangan Buku
• Adanya penjabaran penyakit akibat kerja yg kurang rinci
Kekurangan Buku
• Identitas buku yang kurang lengkap
• Tidak adanya kesimpulan di setiap bab
• Di akhir setiap bab pada buku ini tidak ada daftar pusaka
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari kedua buku yang kami riviiew dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan
kerja dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk kita pelajari dan pahami, dengan kita
mengetahui dan menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam suatu pekerjaan kita
dapat mencegah, mengendalikan, dan bisa tau cara mengobati bila kecelakaan kerja terjadi di
sekitar kita.
B.Saran
Saran saya kepada penulis agar dapat memperjelas hal yang akan di bahas dalam buku
tersebut, dan juga harus memperbaiki kesalahan dalam penulisan kata,tanda baca dan lainnya
agar kedepannya buku yang akan di keluar kan selanjutnya lebih baik dari yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
A2K4I, 2018. Bahan Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi. LP2K3L-A2K4, Jakarta.
Erwin, M., 2008. Hukum Lingkungan Dalam System Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan
Hidup. Refika Aditama, Bandung.
Niniek, S., 1994. Pelestarian, Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan. Sinar Grafika,
Jakarta.
Rothery, B., 1995. ISO 14000 and ISO 9000. Gower Publishing Limited, Vermont.
Wardana, W.A., 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. ANDI, Yogyakarta.
AS/NZS 4801. (2001). Occupational Health And Safety Management Systems.
Adzim, HI. (2013). Penyakit Akibat Kerja.
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/penyakit-akibat-kerja-pak.html .
11.24. 7.39
Australian Standard. (1990). Australian Standard AS 1885.1-1990: Workplace Injury and
Disease Recording Standard.
Barry S. Levy, David H. Wegman. Occupational Health :Recognizing and Preventing Work
RelatedDisease. Edisi ke-3,2006
Burberrv, Peter. (1978). Environment and Services, London: BT BtasfordLimited London.
De Vuyst P, Gevenois PA. (2002).Occupational Disesase. Eds WB Saunders, London
Direktorat Bina Kesehatan Kerja. (2008). Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat Kerja bagi
PetugasKesehatan. Departemen Kesehatan
Emil Salim. (1988). Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor:
KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Jakarta:
Sekretariat Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Endroyo,B. dan Tugino. (2007). Analisa Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Konstruksi.Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan.Nomor 2 vol 21-31
Heinrich, HW., Petersen, DC., Roos, NR., Hazlett, S., (1980). Industrial Accident Prevention: A
Safety Management Approach. NY: McGraw-Hill
Hinze, Jimmie. (1997). Construction Safety. NJ: Prentice-Hall.
Husni,Lalu.(2003). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa
OHSAS 18001. (2007). Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 03/MEN/98TAHUN 1998
tentangTata Cara Pelaporandan Pemeriksaan Kecelakaan
Ramli,Soehatman. (2009). Pedoman Praktis Manajemen Resiko dalam Perspektif K3OHS Risk
Management. Jakarta:PT.DianRakyat
Sarwono Kusumaatmadja. (1995). Keputusan Menteri NegaraLingkungan Hidup Nomor KEP-
51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri. Jakarta:
Sekretariat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Silalahi, B. dan Silalahi,R. (1995). Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Pustaka
Binaman Pressindo
Silalahi. Bennet N.B. & Silalahi. Rumondang B. (1995). Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Seri Manajemen No.112. Cet ke3. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Soehatman Ramli. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
Seri Manajemen K3 01(Husjain Djajaningrat. ed). Jakarta : PT. Dian Rakyat.
Stefano III. Di & Stubberud . Williams. (1983). Feedback and Control Systems. Schaum’s
Outline Series. Singapore: McGraw – Hill Int’l Book Company.
Suara Pembaharuan. (2013). Berita. Harian : Suara Pembaharuan. Terbitan Selasa, tanggal 8
Oktober 2013.
Tarwaka.2008.KeselamatandanKesehatanKerja.Surakarta:HarapanPress
Week,J. Gregory R. Wagner, Kathleen M. Rest, Barry S. Levy. (2005). A public Health
Approach to Preventing Occupational Disesase and Injuries in Preventing Occupational Disease
and Injuries. Edisi ke-2, APHA, Washington
Winarno, F.G., (1986), Air untuk Industri Pangan, Jakarta : Penerbit PT Gramedia.