PELATIHAN HIPERKES
KESEHATAN KERJA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1 Esra Avriyandi, A.Md. Kep 10. Muharani, S.Kep
.
2 Imro`atul Jannah, A.Md.Keb 11. Ns. Anis Novitasari, S.Kep
.
3 Marian Kristin, AMK 12. Ns. Dede Adekayasa Putra, S.Kep
.
4 Dasep Daseu, S.Kep 13. Ns. Guntur Aulian Afif, S.Kep
.
5 Dedi Mulyadi, S.Kep 14. Ns. M. Ardika Rizki Wira U, S.Kep
.
6 Intan Amelia Nasution, S,Tr. Kep 15. Ns. Marisa Maharti, S.Kep
.
7 M. Ramadhon AM, A.Md. Kep 16. Ns. Nina Agustina Andriyani, S.Kep
.
8 Meiske Syahputri Kusumah, A.Md.Keb 17. Ns. Tina Oktafiana, S,Kep
.
9 Moh. Nurrohim, S.Kep 18. Riris Desitriani, AMd.Keb
.
LEMBAGA PELATIHAN DAN KONSULTAN
K3”DHAYO” YOGYAKARTA TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.Kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi medis khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah
satu sumber informasi dan bahan pembelajaran tentang pelatihan hiperkes yang bertema
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kesulitan dan kendala
dalam membuat makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan kemampuan
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa
19 Februari 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................1
B. TUJUAN..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. TEORI................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan
perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di sektor formal maupun yang berada di
sektor informal (Depkes RI, 2007). Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial. Tujuan tersebut dapat dicapai
dengan usaha-usaha preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja, serta penyakit umum.
Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen kerja berupa kapasitas pekerja,
beban kerja, dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara baik dan serasi (Suma’mur, 1996).
seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna mewujudkan manusia
dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur, dan merata baik material maupun
pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif. Kebijakan yang mendorong
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja.. Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan
aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh dari
berat tubuh, memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan.
Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi,
sehingga dapat mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Di pihak
1
lain, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain
bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa
beban fisik maupun beban mental. Menurut Meshkati dalam Tarwaka (2010), beban kerja di
definisikan sebagai perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntunan
pekerjaan yang harus dihadapi. 3 Menurut Suma’mur (2009), beban kerja merupakan kemampuan
kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada lainnya dan sangat tergantung dari tingkat
ketrampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, dan ukuran tubuh dari yang
bersangkutan. Kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam
bekerja. Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat
kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Jadi efek pajanan bising pada tenaga
kerja adalah pengaruhnya terhadap kesehatan dan kinerjanya. Beberapa diantaranya adalah
B. TUJUAN
Tujuan dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif. Tujuan kesehatan kerja dapat tercapai apabila di dukung oleh lingkungan kerja yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam
bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta nikmat
kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI
Di PT UDAKA Indonesia ini yang bergerak dibidang konveksi tidak mempunyai fasilitas
baik dokter,perawat atau paramedis yang lainya, maka dengan itu PT udaka ini tidak
purna,terhadap pekerjanya,
3
PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA
Didapatkan juga data dari Informasi yang diberikan pekerja terdapat ruangan laktasi bagi
Selain itu bekerja dipabrik konveksi juga beresiko mengalami luka gores atau luka
tusuk dengan peralatan yang digunakan karena menggunakan benda tajam seperti
jarum dan gunting dibuktikan dengan adanya kasus tertusuk jarum dan pisau/gunting
b. Kimia : ditemukan bahan kimia pembersih kain yang berpotensi membuat penyakit
ditemukan sandaran sehingga karyawan cenduru duduk tegak selama jam kerja yang
berpotensi membuat cedera pada tulang belakang yang di tandai dengan sakit
sehingga tidak meutup kemungkinan untuk terjadi konflik antar rekan kerja
walalupun kecil.
5. GIZI PEKERJA
MATERI KETERANGAN
jepang)
5
7. Beban Kerja Ringan
10. Ruang Makan Perusahaan Ada 3 terpisah,dengan posisi makan ada yang
Hasil yang kami dapat dari kunjungan perusahaan secara virtual mengenai sikap kerja.
Sikap kerja ini mencakup posisi duduk, posisi berdiri dan lain sebagainya. Di mulai dari
gudang bahan. Di gudang bahan terlihat ada yang duduk. Pada posisi duduk ibu tersebut
terlihat pas. Dengan posisi meja setinggi siku beliau, tebal daun meja yang membuat
mudah bergerak, permukaan meja yang rata dan lebar meja yang tidak lebih dari
jangkauan tangan.
Lalu selanjutnya di ruang produksi yang meliputi cutting, tramming, ironing dan packing.
Pada posisi trimming sebagian bersar karyawan melakukan posisi berdiri yang sayangnya posisi
berdiri ini kurang tepat. Tinggi meja yang kurang, tidak setinggi siku, membuat beberapa
karyawan membungkuk terlalu rendah. Lalu setelahnya di bagian cutting yang lebih didominiasi
Kursi yang digunakan lebih banyak tanpa menggunakan sandaran dan kalaupun ada
sandaran itu tidak sampai sepunggung, terlalu pendek untuk digunakan sebagai sandaran
punggung. Dan saat posisi berdiri, terlihat di video banyak yang mengalami kelelahan sehingga
pada karyawan tidak pada posisi berdiri dengan nyaman. Pada bagian ironing yang sebagain
besar karyawan itu berdiri dan lebih banyak perempuan. Meja yang digunakan sudah terihat pas.
Selanjutnya adalah packing. Pada bagain packing terlhat lebih banyak pria dan melakukan posisi
berdiri. Pada posisi ini karyawan terlihat tinggi meja pas sesuai dengan tinggi siku para
karyawan.
Serta adanya musik yang berputar membuat suasanya menjadi nyaman dan bisa
mencegah terjadinya kebosanan karena lakukan kerja yang terus berulang-ulang. Namun
7
penting juga diingat apalabisa musik yang terlalu keras bisa menimbulkan kebisingan
terlebih ada video terlihat ruangan yang luas dan membuat itu kurang efektif. Proses kerja
yang karyawan yang menggunakan mesin membuat karyawan butuh konsentrasi yang
tinggi agar tidak terluka sehingga perlu memperhatikan musik yang diputar.
7. WORK STATION
Dalam hal ini masih ada beberapa work station pada PT. Udaka Indonesia yang tidak
memenuhi standar tersebut, dimana ukuran work station dan ukuran tubuh pekerja tidak
Contohnya seperti yang ada pada gambar. Apabila pekerja diharuskan untuk mengerjakan
pekerjaanya dengan cara menunduk / membungkuk dalam jangka waktu yang lama, maka
dapat timbul rasa sakit dan pegal atau perubahan postur tubuh. Diluar dari itu tata letak
dari work station di PT. Udaka Indonesia dapat dikatakan sudah cukup baik dimana
WORK STATION
8. PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH
a. Kebersihan : kebersihan perusahaan terjaga, ada petugas yg selalu membersihkan apabila ada
sampah atau kotoran. Di setiap unit kerja ada tempat sampah sementara dan akan
dikumpulkan di TPS yang akan di ambil oleh pihak ke 3
b. Kerapian : kerapihan di perusahan cukup terjaga dengan barang" Dan bahan yang tertata,
tetapi untuk tempat alat" Bersih seperti sapu dan pel di simpan dengan cara digantung" Di
c. MCK : toilet berjumlah 15, staff 2 dan pekerja 13, bersih ada fasilitas jongkok, duduk, dan
tempat sampah di depannya, dan belum dipisah antara toilet laki" Dan perempuan. dengan
jumlah pekerja 450 orang ( L =110 dan P = 340) dirasa masih perlu ditambah lagi
d. Site plan : site plan dan denah perusahaan cukup efektif karena mulai dari gerbang
pengantaran bahan baku hingga proses produksi berurutan, tempat makan jauh dari toilet dan
9
tps sehingga pekerja nyaman ketika makan, ada fasilitas ibadah, kantor, tetapi untuk sumber
air sumur dan tempat peresapan limbah rumah tangga belum ter ukur jaraknya
e. Penerangan : penerangan dalam perusahan cukup di setiap ruangan dan unit terdapat
f. Penyediaan air bersih : ada tiga sumber untuk air minum menggunakan galon air mineral dan
g. Ipal : pabrik tidak mengeluarkan limbah produksi cair, limbah rumah tangga ada tanah
peresapan
B. IDENTITAS PERUSAHAAN
C. HASIL PENGAMATAN
Pada saat pertama ingin masuk bekerja calon karyawan hanya Diminta syarat berupa
dokter,perawat atau paramedis yang lainya ini juga sesuai dengan penyataan
luka gores atau luka tusuk dengan peralatan yang digunakan karena
2-3 x/minggu.
dan organ syaraf bagi karyawan yang terpapar bahan kimia tsb.
ramai sehingga tidak meutup kemungkinan untuk terjadi konflik antar rekan
11
4. KELUHAN - KELUHAN KESEHATAN PARA PEKERJA
(M. Ramadhon AM, A.Md. Kep)
Sakit pinggang, Pusing, Nyeri haid, Flu, Sakit perut, Lemes dan tidak ada poliklinik dan
tenaga medis
PROMKES
Ada senam dan breafing setiap senin dan kamis. Poster-poster di dinding hampir setiap
bagian.
5. GIZI PEKERJA
MATERI KETERANGAN
jepang)
Hasil yang kami dapat dari kunjungan mengenai sikap kerja.. Di mulai dari gudang bahan. Di
gudang bahan terlihat ada yang duduk. Pada posisi duduk karyawan terlihat pas. Dengan posisi
meja setinggi siku beliau, tebal daun meja yang membuat mudah bergerak, permukaan meja yang
rata dan lebar meja yang tidak lebih dari jangkauan tangan.
Lalu selanjutnya di ruang produksi yang meliputi cutting, tramming, ironing dan packing. Pada
posisi trimming sebagian bersar karyawan melakukan posisi berdiri yang sayangnya posisi berdiri
ini kurang tepat. Tinggi meja yang kurang, tidak setinggi siku, membuat beberapa karyawan
7. WORK STATION
Dalam hal ini masih ada beberapa work station pada PT. Udaka Indonesia yang tidak
memenuhi standar tersebut, dimana ukuran work station dan ukuran tubuh pekerja tidak
Contohnya seperti yang ada pada gambar. Apabila pekerja diharuskan untuk mengerjakan
pekerjaanya dengan cara menunduk / membungkuk dalam jangka waktu yang lama, maka
dapat timbul rasa sakit dan pegal atau perubahan postur tubuh. Diluar dari itu tata letak
dari work station di PT. Udaka Indonesia dapat dikatakan sudah cukup baik dimana
13
WORK STATION
(Ns. Marisa Maharti, S.Kep dan Ns. Dede Adekayasa Putra, S.Kep)
8. PENGELOLAAN SAMPAH/LIMBAH
Limbah : sisa perca kain : dijual, di ambil pihak ke 3 untuk di jadikan isi kedalam
boneka.
Limbah Rumah Tangga : ada Tempat pembuangan khusus sendiri jadi langsung terserap
MATERI KETERANGAN
pihak ke 3
3.MCK toilet berjumlah 15, staff 2 dan pekerja 13, bersih ada
15
Penerangan Penerangan sangat baik karena memang berupa gudang besar
Penyediaan Air Bersih Sudah disediakan oleh pihak perushaan berupa air galon, jadi
IPAL Toilet ada 15. Untuk Staf 2 dan untuk pekerja 13. Di tiap toilet
tidak ada
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada banyak kewajiban perusahaan yang di tidak di penuhi terkait keselamatan dan
kesehatan kerja pada karyawan hal ini tentunya sangat tidak bagus untuk kesejahteraan
karyawan berikut beberapa kewajiban yang menurut kami masih belum dilaksanakan
yang mana tidak ada pemeriksaan berkala (Awal : Tidak, Berkala : Tidak,
Khusus : Belum, Purna : Belum) tetapi Cuma pemberian vitamin saja, dan Cuma
ini yang merupakan kewajiban yang sebenarnya tidak boleh dilalaikan, yaitu tidak
ada fasilitas kesehatan, padahal jumblah yang 450 orang.( L = 110, W = 340 ) ini
Ada beberapa masalah lain lagi seperti , kemungkinan pak yang merupakan sangat
17
selanjutnya ergonomic yang tidak di perhatikan dengan benar lalu work station yang
kurang sesuai,tetapi Cuma dua masalah ini yang kelompok kami tekankan harus
segera di selesaikan, karena jika dua masalah ini sudah diselesaikan maka masalah
masalah lain seperti “PAK , manajemen sanitasi, juga terkait , masalah ergonomis
akan bisa lebih mudah diselesaikan , karena memang akan sangat mudah jika ada
B. Saran
Cukup Lakukan Pelatihan Pada Karyawan Yang Ada, Dengan Tujuan Untuk Bisa
Sesuai Dengan Aturan Pemerintah Dan Prinsip K3. dan jika memungkinkan hadirkan