Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PELATIHAN HIPERKES
KESEHATAN KERJA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1 Esra Avriyandi, A.Md. Kep 10. Muharani, S.Kep
.
2 Imro`atul Jannah, A.Md.Keb 11. Ns. Anis Novitasari, S.Kep
.
3 Marian Kristin, AMK 12. Ns. Dede Adekayasa Putra, S.Kep
.
4 Dasep Daseu, S.Kep 13. Ns. Guntur Aulian Afif, S.Kep
.
5 Dedi Mulyadi, S.Kep 14. Ns. M. Ardika Rizki Wira U, S.Kep
.
6 Intan Amelia Nasution, S,Tr. Kep 15. Ns. Marisa Maharti, S.Kep
.
7 M. Ramadhon AM, A.Md. Kep 16. Ns. Nina Agustina Andriyani, S.Kep
.
8 Meiske Syahputri Kusumah, A.Md.Keb 17. Ns. Tina Oktafiana, S,Kep
.
9 Moh. Nurrohim, S.Kep 18. Riris Desitriani, AMd.Keb
.
LEMBAGA PELATIHAN DAN KONSULTAN
K3”DHAYO” YOGYAKARTA TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami

dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.Kami berharap agar

makalah ini dapat bermanfaat bagi medis khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah

satu sumber informasi dan bahan pembelajaran tentang pelatihan hiperkes yang bertema

kesehatan kerja yang berada di lingkungan perusahaan dan intansi lainnya.

Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kesulitan dan kendala

dalam membuat makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan kemampuan

kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa

kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

19 Februari 2022
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................2

B. TUJUAN..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

A. TEORI................................................................................................................................3

1. PENYELENGGARA KESEHATAN KERJA.............................................................3


2.PENYAKIT AKIBAT KERJA.....................................................................................4
3.KELUHAN KESEHATAN PARA PEKERJA.............................................................5
4. GIZI PEKERJA............................................................................................................6
5. ERGONOMIS SIKAP DAN CARA KERJA..............................................................6
6. WORKSTATION........................................................................................................9
7. PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH.............................................................10
B. IDENTITAS PERUSAHAAN............................................................................................10
C. HASIL PENGAMATAN....................................................................................................10
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................................................................17
B. SARAN...............................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan

perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di sektor formal maupun yang berada di

sektor informal (Depkes RI, 2007). Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh derajat

kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial. Tujuan tersebut dapat dicapai

dengan usaha-usaha preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan

kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja, serta penyakit umum.

Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen kerja berupa kapasitas pekerja,

beban kerja, dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara baik dan serasi (Suma’mur, 1996).

Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna mewujudkan manusia

dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur, dan merata baik material maupun

spiritual. Pembangunan ketenagakerjaan ditujukan untuk peningkatan, pembentukan dan

pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif. Kebijakan yang mendorong

tercapainya pembangunan ketenagakerjaan adalah perlindungan tenaga kerja (Budiono,2003)

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan

keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat

meningkatkan derajat kesehatan para pekerja.. Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan

aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh dari

berat tubuh, memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan.

Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi,

sehingga dapat mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Di pihak

1
lain, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain

bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa

beban fisik maupun beban mental. Menurut Meshkati dalam Tarwaka (2010), beban kerja di

definisikan sebagai perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntunan

pekerjaan yang harus dihadapi. 3 Menurut Suma’mur (2009), beban kerja merupakan kemampuan

kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada lainnya dan sangat tergantung dari tingkat

ketrampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, dan ukuran tubuh dari yang

bersangkutan. Kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam

bekerja. Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat

kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Jadi efek pajanan bising pada tenaga

kerja adalah pengaruhnya terhadap kesehatan dan kinerjanya. Beberapa diantaranya adalah

gangguan pendengaran, komunikasi, kelelahan, respon psikologis, dan fisiologis (Tarwaka,2010).

B. TUJUAN

Tujuan dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan

produktif. Tujuan kesehatan kerja dapat tercapai apabila di dukung oleh lingkungan kerja yang

memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam

bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta nikmat

kerja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI

1. PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA

Di PT UDAKA Indonesia ini yang bergerak dibidang konveksi tidak mempunyai fasilitas

Kesehatan seperti poliklinik/klinik Kesehatan sehingga tidak terdapat tenaga Kesehatan

baik dokter,perawat atau paramedis yang lainya, maka dengan itu PT udaka ini tidak

melaksanakan pemeriksaan Kesehatan secara berkala,secara khusus dan secara

purna,terhadap pekerjanya,

2. PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA


PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA pada PT UDAKA INDONESIA yang
bergerak di bidang Konveksi dengan jumlah pekerja sebanyak 450 orang yang terdiri dari
pekerja wanita sebanyak 340 orang dan pekerja pria sebanyak 110 orang.
Dari hasil survey yang di laksanakn pada tanggal 17/2/2022 maka di dapatkan data
sebagai berikhtiar :

PEMERIKSAAN TENAGA KERJA


A.PemeriksaanKeshata Tidak ada
n awal
B.Pemeriksaan Tidak ada
kesehatan berkala
C.Pemeriksaan Tidak ada
kesehatan khusus
D.Pemeriksaan Purna Tidak ada
kerja

3
PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA

A.Poliklinik Perusahaan Tidak ada


B.Dokter Perusahan Tidak ada
C.Perawat Perusahaan Tidak ada
D. Kunjungan Ada
kepoliklinik
E.Biaya Pengobatan/ Ada dari perusahaan
Obat

Didapatkan juga data dari Informasi yang diberikan pekerja terdapat ruangan laktasi bagi

pekerja yang menyusui juga adanya kotak P3K .

3. PAK (Penyakit Akibat Kerja)


Potensi bahaya yang mungkin terjadi di PT. Udaka Indonesia :

a. Fisik : ditemukan kebisingan dari alat compressor/packing bahan konveksi bagi

karyawan yang melakukan pekerjaan tsb berpotensi mengalami paparan kebisingan.

Selain itu bekerja dipabrik konveksi juga beresiko mengalami luka gores atau luka

tusuk dengan peralatan yang digunakan karena menggunakan benda tajam seperti

jarum dan gunting dibuktikan dengan adanya kasus tertusuk jarum dan pisau/gunting

yang ditemukan setidaknya 2-3 x/minggu.

b. Kimia : ditemukan bahan kimia pembersih kain yang berpotensi membuat penyakit

yang merusak/mengganggu organ pernafasan, organ pencernaan, dan organ syaraf

bagi karyawan yang terpapar bahan kimia tsb.

c. Biologi : ditemukan tumpukan sampah/limbah di pabrik konveksi, faktor tsb

cenderung dapat memunculkan bakteri/bahkan virus yang berpotensi memaparkan

penyakit terhadap karyawan apabila dibiarkan terlalu lama di tempat penyimpanan

sampah/limbah yang seharusnya.


d. Ergonomi : ditemukan posisi kerja yang tidak netral,serta tempat duduk yg tidak

ditemukan sandaran sehingga karyawan cenduru duduk tegak selama jam kerja yang

berpotensi membuat cedera pada tulang belakang yang di tandai dengan sakit

pinggang,serta pegal-pegal. Selain itu ditemukan juga karyawanyang melakukan

gerakan berulang dalam sebuah pekerjaan sehingga berpotensi menyebabkan

kelelahan dan cenderung membuat nyeri perut serta mual.

e. Psikososial : ditemukan karyawan bekerja secara bersamaan dan beramai-ramai

sehingga tidak meutup kemungkinan untuk terjadi konflik antar rekan kerja

walalupun kecil.

4. KELUHAN - KELUHAN KESEHATAN PARA PEKERJA


Keluhan - keluhan kesehatan para pekerja : sakit pinggang, Pusing, Nyeri haid, Flu, Sakit

perut, Lemes dan tidak ada poliklinik dan tenaga medis

5. GIZI PEKERJA

MATERI KETERANGAN

1.Pemberian Makan Tambahan 2 kali seminggu

2. Pemeberian Makan Siang Diberi 1 kali

3. Variasi Menu Ada 6 variasi

4. Penyajian Menggunakan bento ( kotak nasi dalam Bahasa

jepang)

5. Kelengkapan Gizi Lengkap ,ada Karbohidrat,protein,lmak,

mineral,vitamin dan air

6. Kecukupan Kalori Input 284.220/ output 105.795,cukup

5
7. Beban Kerja Ringan

8. Pengelola Makan dari 2 catering yg sudah sertifiksasi( hanya

pernyataan tidak menunjukan bukti

9. Kantin Perusahaan Tidak ada

10. Ruang Makan Perusahaan Ada 3 terpisah,dengan posisi makan ada yang

berhadapan ada yang tidak

11. Dapur Tiidak ada dapur

6. ERGONOMIS SIKAP DAN CARA KERJA

Hasil yang kami dapat dari kunjungan perusahaan secara virtual mengenai sikap kerja.

Sikap kerja ini mencakup posisi duduk, posisi berdiri dan lain sebagainya. Di mulai dari

gudang bahan. Di gudang bahan terlihat ada yang duduk. Pada posisi duduk ibu tersebut

terlihat pas. Dengan posisi meja setinggi siku beliau, tebal daun meja yang membuat

mudah bergerak, permukaan meja yang rata dan lebar meja yang tidak lebih dari

jangkauan tangan.
Lalu selanjutnya di ruang produksi yang meliputi cutting, tramming, ironing dan packing.

Pada posisi trimming sebagian bersar karyawan melakukan posisi berdiri yang sayangnya posisi

berdiri ini kurang tepat. Tinggi meja yang kurang, tidak setinggi siku, membuat beberapa

karyawan membungkuk terlalu rendah. Lalu setelahnya di bagian cutting yang lebih didominiasi

perempuan ini terlihat pada posisi duduk.

Kursi yang digunakan lebih banyak tanpa menggunakan sandaran dan kalaupun ada

sandaran itu tidak sampai sepunggung, terlalu pendek untuk digunakan sebagai sandaran

punggung. Dan saat posisi berdiri, terlihat di video banyak yang mengalami kelelahan sehingga

pada karyawan tidak pada posisi berdiri dengan nyaman. Pada bagian ironing yang sebagain

besar karyawan itu berdiri dan lebih banyak perempuan. Meja yang digunakan sudah terihat pas.

Selanjutnya adalah packing. Pada bagain packing terlhat lebih banyak pria dan melakukan posisi

berdiri. Pada posisi ini karyawan terlihat tinggi meja pas sesuai dengan tinggi siku para

karyawan.

Serta adanya musik yang berputar membuat suasanya menjadi nyaman dan bisa

mencegah terjadinya kebosanan karena lakukan kerja yang terus berulang-ulang. Namun

7
penting juga diingat apalabisa musik yang terlalu keras bisa menimbulkan kebisingan

terlebih ada video terlihat ruangan yang luas dan membuat itu kurang efektif. Proses kerja

yang karyawan yang menggunakan mesin membuat karyawan butuh konsentrasi yang

tinggi agar tidak terluka sehingga perlu memperhatikan musik yang diputar.

7. WORK STATION
Dalam hal ini masih ada beberapa work station pada PT. Udaka Indonesia yang tidak

memenuhi standar tersebut, dimana ukuran work station dan ukuran tubuh pekerja tidak

seimbang sehingga tidak bisa mencapai posisi yang ergonomis.

Contohnya seperti yang ada pada gambar. Apabila pekerja diharuskan untuk mengerjakan

pekerjaanya dengan cara menunduk / membungkuk dalam jangka waktu yang lama, maka

dapat timbul rasa sakit dan pegal atau perubahan postur tubuh. Diluar dari itu tata letak

dari work station di PT. Udaka Indonesia dapat dikatakan sudah cukup baik dimana

terdapat space atau ruang yang cukup di masing – masing bagian.

WORK STATION
8. PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH
a. Kebersihan : kebersihan perusahaan terjaga, ada petugas yg selalu membersihkan apabila ada
sampah atau kotoran. Di setiap unit kerja ada tempat sampah sementara dan akan
dikumpulkan di TPS yang akan di ambil oleh pihak ke 3
b. Kerapian : kerapihan di perusahan cukup terjaga dengan barang" Dan bahan yang tertata,

tetapi untuk tempat alat" Bersih seperti sapu dan pel di simpan dengan cara digantung" Di

dinding sehingga terkesan kurang rapi

c. MCK : toilet berjumlah 15, staff 2 dan pekerja 13, bersih ada fasilitas jongkok, duduk, dan

tempat sampah di depannya, dan belum dipisah antara toilet laki" Dan perempuan. dengan

jumlah pekerja 450 orang ( L =110 dan P = 340) dirasa masih perlu ditambah lagi

d. Site plan : site plan dan denah perusahaan cukup efektif karena mulai dari gerbang

pengantaran bahan baku hingga proses produksi berurutan, tempat makan jauh dari toilet dan

9
tps sehingga pekerja nyaman ketika makan, ada fasilitas ibadah, kantor, tetapi untuk sumber

air sumur dan tempat peresapan limbah rumah tangga belum ter ukur jaraknya

e. Penerangan : penerangan dalam perusahan cukup di setiap ruangan dan unit terdapat

penerangan yang baik

f. Penyediaan air bersih : ada tiga sumber untuk air minum menggunakan galon air mineral dan

untuk keperluan sehari" Menggunakan air pdam dan sumur

g. Ipal : pabrik tidak mengeluarkan limbah produksi cair, limbah rumah tangga ada tanah

peresapan

B. IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : PT UDAKA INDONESIA

Jenis Perusahaan : Konveksi

Alamat Perusahaan : Cupuwatu, Purwomartani, Kalasan Sleman, DIY.

Jumlah Tenaga Kerja : 450 orang.( L = 110, W = 340 )

Tanggal Kunjungan : 17 Februari 2022

C. HASIL PENGAMATAN

1. PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA DI PT UDAKA


(Dasep Daseu, S.Kep)

Awal : Tidak, Berkala : Tidak, Khusus : Belum, Purna : Belum

Pada saat pertama ingin masuk bekerja calon karyawan hanya Diminta syarat berupa

surat keterangan berbadan sehat dari dokter.

2. PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA


(Dedi Mulyadi, S.Kep dan Riris Desitriani, AMd.Keb)

Pada perusahaan ini tidak mempunyai fasilitas Kesehatan seperti

poliklinik/klinik Kesehatan sehingga tidak terdapat tenaga Kesehatan baik

dokter,perawat atau paramedis yang lainya ini juga sesuai dengan penyataan

mereka mereka Cuma mempunyai ruang menyusui dan kotak p3k.

3. KEMUNGKINAN PAK (PENYAKIT AKIBAT KERJA)


(Intan Amelia Nasution, S,Tr. Kep)

Fisik : ditemukan kebisingan dari alat compressor/packing bahan konveksi

bagi karyawan yang melakukan pekerjaan tsb berpotensi mengalami paparan

kebisingan. Selain itu bekerja dipabrik konveksi juga beresiko mengalami

luka gores atau luka tusuk dengan peralatan yang digunakan karena

menggunakan benda tajam seperti jarum dan gunting dibuktikan dengan

adanya kasus tertusuk jarum dan pisau/gunting yang ditemukan setidaknya

2-3 x/minggu.

Kimia : ditemukan bahan kimia pembersih kain yang berpotensi membuat

penyakit yang merusak/mengganggu organ pernafasan, organ pencernaan,

dan organ syaraf bagi karyawan yang terpapar bahan kimia tsb.

Psikososial : ditemukan karyawan bekerja secara bersamaan dan beramai-

ramai sehingga tidak meutup kemungkinan untuk terjadi konflik antar rekan

kerja walalupun kecil.

11
4. KELUHAN - KELUHAN KESEHATAN PARA PEKERJA
(M. Ramadhon AM, A.Md. Kep)

Sakit pinggang, Pusing, Nyeri haid, Flu, Sakit perut, Lemes dan tidak ada poliklinik dan

tenaga medis

PROMKES

Ada senam dan breafing setiap senin dan kamis. Poster-poster di dinding hampir setiap

bagian.

5. GIZI PEKERJA

MATERI KETERANGAN

1.Pemberian Makan Tambahan 2 kali seminggu

2. Pemeberian Makan Siang Diberi 1 kali

3. Variasi Menu Ada 6 variasi

4. Penyajian Menggunakan bento ( kotak nasi dalam Bahasa

jepang)

5. Kelengkapan Gizi Lengkap ,ada Karbohidrat,protein,lmak,

mineral,vitamin dan air

6. Kecukupan Kalori Input 284.220/ output 105.795,cukup

7. Beban Kerja Ringan

8. Pengelola Makan dari 2 catering yg sudah sertifiksasi( hanya

pernyataan tidak menunjukan bukti

9. Kantin Perusahaan Tidak ada


10. Ruang Makan Perusahaan Ada 3 terpisah,dengan posisi makan ada yang

berhadapan ada yang tidak

11. Dapur Tiidak ada dapur

6. ERGONOMIS SIKAP DAN CARA KERJA


(Muharani, S.Kep dan Ns. Nina Agustina Andriyani, S.Kep)

Hasil yang kami dapat dari kunjungan mengenai sikap kerja.. Di mulai dari gudang bahan. Di

gudang bahan terlihat ada yang duduk. Pada posisi duduk karyawan terlihat pas. Dengan posisi

meja setinggi siku beliau, tebal daun meja yang membuat mudah bergerak, permukaan meja yang

rata dan lebar meja yang tidak lebih dari jangkauan tangan.

Lalu selanjutnya di ruang produksi yang meliputi cutting, tramming, ironing dan packing. Pada

posisi trimming sebagian bersar karyawan melakukan posisi berdiri yang sayangnya posisi berdiri

ini kurang tepat. Tinggi meja yang kurang, tidak setinggi siku, membuat beberapa karyawan

membungkuk terlalu rendah.

7. WORK STATION

(Muharani, S.Kep dan Ns. Nina Agustina Andriyani, S.Kep)

Dalam hal ini masih ada beberapa work station pada PT. Udaka Indonesia yang tidak

memenuhi standar tersebut, dimana ukuran work station dan ukuran tubuh pekerja tidak

seimbang sehingga tidak bisa mencapai posisi yang ergonomis.

Contohnya seperti yang ada pada gambar. Apabila pekerja diharuskan untuk mengerjakan

pekerjaanya dengan cara menunduk / membungkuk dalam jangka waktu yang lama, maka

dapat timbul rasa sakit dan pegal atau perubahan postur tubuh. Diluar dari itu tata letak

dari work station di PT. Udaka Indonesia dapat dikatakan sudah cukup baik dimana

terdapat space atau ruang yang cukup di masing – masing bagian.

13
WORK STATION

(Ns. Marisa Maharti, S.Kep dan Ns. Dede Adekayasa Putra, S.Kep)

8. PENGELOLAAN SAMPAH/LIMBAH

(Ns. Anis Novitasari, S.Kep)

Limbah : sisa perca kain : dijual, di ambil pihak ke 3 untuk di jadikan isi kedalam

boneka.

Limbah Rumah Tangga : ada Tempat pembuangan khusus sendiri jadi langsung terserap

ke tempat pembuangan tersebut


SANITASI PERUSAHAAN

MATERI KETERANGAN

1.Kebersihan kebersihan perusahaan terjaga, ada petugas yg selalu


Perusahaan
membersihkan apabila ada sampah atau kotoran. Di

setiap unit kerja ada tempat sampah sementara dan

akan dikumpulkan di TPS yang akan di ambil oleh

pihak ke 3

2.Kerapian/ Posisi penempatan rapi , terlihat dari susunan bahan


Keindahan
baku maupun sampai pemilahan sampah, Tampak

indah dan rapi

3.MCK toilet berjumlah 15, staff 2 dan pekerja 13, bersih ada

fasilitas jongkok, duduk, dan tempat sampah di

depannya, dan belum dipisah antara toilet laki" Dan

perempuan. dengan jumlah pekerja 450 orang ( L =110

dan P = 340) dirasa masih perlu ditambah lagi

Site Plan Posisi ruangan antar bangunan sudah bagus

15
Penerangan Penerangan sangat baik karena memang berupa gudang besar

bukan ruangan sempit

Penyediaan Air Bersih Sudah disediakan oleh pihak perushaan berupa air galon, jadi

karyawan hanya tinggal membawa botol atau gelas sendiri

IPAL Toilet ada 15. Untuk Staf 2 dan untuk pekerja 13. Di tiap toilet

ada closed duduk, sabun, tissu, tempat sampah, sumber air

perusahaan berasal dari pam jadi resiko penggunaan berulang

tidak ada
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada banyak kewajiban perusahaan yang di tidak di penuhi terkait keselamatan dan

kesehatan kerja pada karyawan hal ini tentunya sangat tidak bagus untuk kesejahteraan

karyawan berikut beberapa kewajiban yang menurut kami masih belum dilaksanakan

perusahaan dan yang sangat perlu di soroti yaitu:

1. Pemeriksaan kesehatan kerja.

yang mana tidak ada pemeriksaan berkala (Awal : Tidak, Berkala : Tidak,

Khusus : Belum, Purna : Belum) tetapi Cuma pemberian vitamin saja, dan Cuma

surat keterangan sehat dari dokter untuk syarat masuk kerja.

2. Penyelenggaraan kesehatan kerja.

ini yang merupakan kewajiban yang sebenarnya tidak boleh dilalaikan, yaitu tidak

ada fasilitas kesehatan, padahal jumblah yang 450 orang.( L = 110, W = 340 ) ini

sudah mewajibkan perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan minimal p3k

ditempat kerja sesuai aturan permenakertrans no.per.15/men/VIII/2008 tentang

petugas p3k di tempat kerja

Ada beberapa masalah lain lagi seperti , kemungkinan pak yang merupakan sangat

mungkin karena tidak ada tim medis untuk tindakan kuratif,

17
selanjutnya ergonomic yang tidak di perhatikan dengan benar lalu work station yang

kurang sesuai,tetapi Cuma dua masalah ini yang kelompok kami tekankan harus

segera di selesaikan, karena jika dua masalah ini sudah diselesaikan maka masalah

masalah lain seperti “PAK , manajemen sanitasi, juga terkait , masalah ergonomis

akan bisa lebih mudah diselesaikan , karena memang akan sangat mudah jika ada

petugas yang memang mempunyai kemampuan dan di khususkan untuk mengelola

urusan KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA pada karyawana perusahaan.

B. Saran

Cukup Lakukan Pelatihan Pada Karyawan Yang Ada, Dengan Tujuan Untuk Bisa

Menjadi Pemicu Supaya Membentuk Fasilitas Penyelenggaraan Kesehatan Kerja Yang

Sesuai Dengan Aturan Pemerintah Dan Prinsip K3. dan jika memungkinkan hadirkan

langsung Ahli K3 UMUM.

Anda mungkin juga menyukai