Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

KELOMPOK III
TENTANG KESEHATAN KERJA DI PERUSAHAAN
PT WESTAPUSAKA KUSUMA

Di susun Oleh:
Ketua : Sjarfan, S.Tr. Kep
Sekretaris : Ns. Riska Umami, S.Kep
Penyaji : Ns. Muhammad Agus Muslimin, S.Kep
Anggota :
- Ns. Jufrizal, S.Kep
- Ns. Lince Tandi Datu, S.Kep
- Ns. Rispa Ringan, S.Kep
- Ns. Zulfi Alamsyah, S.Kep
- Ns. Syahfil Nurhidayat, S.Kep
- Ns. Yustika Wilda Suriningsih, S.Kep
- Seniaty Adelia, S.Kep
- Nur Aini Sukmaningsih Poloomo, A.Md.Kep
- Riawati, A.Md.Kep
- Sarah Della Agriani Safitri, A.Md.Keb
- Suci Dwi Cahyani Putri, A.Md.Kep
- Sukmana Wijaya, A.Md.Kep
- Tria Permana, A.Md.Kep
- Yenro Simangunsong, A.Md.Kep
- Rinaldy Kabalmay, AMK

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PARAMEDIS


YOGYAKARTA, 3 – 7 MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah laporan kunjungan ini dengan judul “Kesehatan Kerja di Perusahaan
PT Westapusaka Kusuma”. Penyusunan laporan makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi persayaratan kelulusan pelatihan Hiperkes dan sebagai
implementasi hasil Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja di CV Health
Management System.
Dalam penyelesaian makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Serta dalam kesempatan ini kami juga
mengucapkan terima kasih yag sebesar-besarnya kepada Balai K3 Daerah
Istimewa Yogyakarta yang telah bersedia menjadi pembimbing kami, juga kepada
CV Health Management System yang telah menjadi panitia pelaksana pelatihan
ini, juga kepada PT Westapusaka Kusuma yang telah bersedia memberikan waktu
dan tempat bagi kami untuk melakukan kunjungan kerja walaupun secara virtual.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini dan juga untuk menambah wawasan kami. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih banyak.

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini, kesehatan kerja merupakan salah satu prasyaratan


yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggotanya, termasuk bangsa
Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan
masyarakat pekerja Indonesia, telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kejadian
kecelakaan  kerja  dan penyakit akibat  kerja  yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas  kerja suatu perusahaan atau tempat
kerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
yang telah mengamanatkan antara lain bahwa setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada
pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya yaitu:


1. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan kerja?
2. Bagaimana kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja?
3. Bagaimanakah strategi kesehatan kerja?
4. Jenis - jenis pelayanan kesehatan kerja?
C. TUJUAN

Praktek lapangan ini dilakukan dengan tujuan:


1. Mengidentifikasi pemeriksaan gizi kerja dan sarana prasarana pengelolaan
makan.
2. Mengidentifikasi keluhan kesehatan, promosi kesehatan, dan kemungkinan
penyakit akibat kerja.
3. Mengidentifikasi penyelenggaraan kesehatan kerja.
4. Mengidentifikasi sanitasi perusahaan.
5. Mengidentifikasi pemeriksaan ergonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja secara umum dapat diartikan sebagai kondisi dimana
pekerja selalu sehat tanpa ada hal yang menyebabkan penyakit, cidera atau
kerusakan pada anggota tubuh selama berada di dalam lingkungan kerja,
sedangkan menurut Kuswana (2014: 23) dalam bukunya menyebutkan kesehatan
kerja adalah suatu keadaan seorang pekerja yang terbebas dari gangguan fisik dan
mental akibat pengaruh interaksi pekerjaan dan lingkungannya.
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerja dan
lingkungan kerja maupun penyakit umum (Buntarto, 2015: 4).
Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara
pekerjaan dan kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan antara efek
lingkungan kerja dengan kesehatan pekerja, tetapi hubungan antara status
kesehatan pekerja dengan kemampuan untuk melakukan tugas yang harus
dikerjakan.
Menurut International Labor Organization (ILO) salah satu upaya dalam
menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah
dengan penerapan peraturan perundangan antara lain melalui:
a. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi (up to date).
b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
c. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-
pemeriksaan langsung di tempat kerja.
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan  kerja  yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa
fokus utama kesehatan kerja, yaitu:
1) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas  kerja.
2) Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung
keselamatan dan kesehatan.
3) Pengembangan organisasi kerja dan budaya  kerja ke arah yang
mendukung kesehatan dan keselamatan di tempat  kerja juga
meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang lancar serta
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan
kerja antara lain:
a. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap
tenaga kerja.
b. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan  kerja.
c. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi.
d. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja.
e. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja.
f. Pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja.
g. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus.
h. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait
terhadap permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan
kerja
2. Kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja

Kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja merupakan tiga


komponen utama dalam sistem kesehatan kerja. Dimana hubungan interaktif dan
serasi antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang
baik dan optimal. Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan
gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja
dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan
seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Kondisi
lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja pada saat bekerja,
misalnya panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan
trhadap pekerja. Beban beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau
bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko bahaya
di tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam
Undang-undang No. 36 tahun 2009 dinyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas  kerja  yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja.
3. Strategi upaya kesehatan kerja

a. Pembinaan Program
- Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh lapisan masyarakat pekerja
formal & informal melalui sistem yankes yang sudah berjalan & potensi
pranata sosial yang sudah ada.
- Peningkatan mutu pelayanan dengan standardisasi, akreditasi & SIM
(Sistem Informasi Manajemen).
- Promosi K3 dilaksanakan dengan pendekatan Advokasi, Bina Suasana, dan
Pemberdayaan & Pembudayaan K3 dikalangan dunia usaha & keluarganya
serta masyarakat sekelilingnya.
- Pengembangan program Upaya Kesehatan Kerja melalui Kabupaten/Kota
Sehat

b. Pembinaan Institusi
- Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik Perusahaan,
Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja Masyarakat)  & Rumah Sakit.
- Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas
program maupun lintas sektor.
- Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama penerapan
program K3.
- Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.
c. Peningkatan Profesionalisme
- Penambahan tenaga ahli K3 di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
- Peningkatan Kemampuan & Keterampilan K3 petugas kesehatan melalui
Diklat.
- Pengembangan profesionalisme K3 bekerjasama dengan ikatan profesi
terkait.

d. Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan kesehatan kerja adalah  pelayanan kesehatan yang


diselenggarakan di tempat kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap tenaga kerja yang
berdampak positif bagi peningkatan produktifitas kerja. Syarat pengadaan
pelayanan kesehatan kerja, didasarkan pada:
- UU NO.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
- Kepmenkes No. 920 tahun 1986 tentang upaya pelayanan swasta di bidang
medik.
- Permenakertrans RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan kerja
dimana Pelayanan Kesehatan kerja diadakan tergantung pada jumlah tenaga
kerja & tingkat bahayanya.

Ruang lingkup kegiatan pelayanan kesehatan kerja meliputi:


- Pemeriksaan dan seleksi calon pekerja & pekerja.
- Pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif & rehabilitatif).
- Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja.
- Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja & lingkungan kerja.
- Pembentukan & pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dalam pelayanan
kesehatan kerja.

Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan


promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan pelayanan rujukan. Dapat
disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah suatu keadaan yang aman dan
selamat serta terbebas dari gangguan fisik, mental, emosi dan rasa dakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja serta tujuan dari kesehatan kerja agar
masyrakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : PT Westapusaka Kusuma
Jenis Perusahaan : Konveksi
Alamat Perusahaan : Jl. Magelang Km 16, Kemloko Caturharjo,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Jumlah Tenaga Kerja : 1450 orang (Laki-laki 225, Perempuan 1225)
Tanggal Kunjungan : 6 Mei 2021

2. PROSES PRODUKSI
a. Bahan Yang Diperlukan :
 Bahan Baku: Kain
 Bahan Tambahan: Benang, kancing baju, sifer, karet, label, dan
aksesoris pakaian lainnya
b. Mesin / Peralatan Kerja yang digunakan: Mesin Gelar, Cutting, Sewing,
Ironing, Detektor, Troly, dsb
c. Proses Produksi: Bahan baku → Cutting → Sewing → QC In → Ironing
→Qc End → QC Inspect →Packing
d. Barang Yang Dihasilkan
 Produk Utama: Berbagai macam pakaian
 Produk Sampingan: Tidak ada
e. Limbah: Potongan kain, plastik, karton, dan abu batubara

3. MENGIDENTIFIKASI PEMERIKSAAN GIZI KERJA DAN SARANA


PRASARANA PENGELOLAAN MAKAN
*Gizi Kerja
Materi Keterangan
1. Pemberian Makanan Dari perusahaan tidak memberikan makanan
Tambahan bagi Tenaga kerja tambahan perusahaan hanya menyediakan air
galon disetiap tempat produksi.

2. Pemberian Makan Siang bagi Dari perusahaan memberikan makan siang


Tenaga kerja. kepada pekerja, dikarenakan bulan puasa
perusahaan mengganti jatah makan siang
dengan memberi uang Rp5000.
3. Variasi Menu Tidak ada variasi makanan.

4. Penyajian Penyajian tergantung pegawainya karena


perusahaan hanya menyediakan uang pengganti
sebesar Rp5000.
5. Kelengkapan Gizi Kelengkapan gizi pegawainya tergantung
pekerja masing-masing apakah makanan yang
dimakan lengkap gizinya atau tidak karena di
perusahaan hanya menyediakan uang pengganti
makan siang.
6. Kecukupan Kalori Untuk kebutuhan cakupan kalori masing masing
pekerja tidak dapat terkalkulasi dikarenakan
perusahaan telah mengganti menu makan siang
dengan uang untuk berbuka puasa jadi setiap
pekerja akan mengkonsumsi makanan yang
bervariasi.
7. Jenis / Beban Kerja Tidak ada penjelasan beban kerja dari pegawai
perusahaan

8. Pengelola Makan Tidak ada karena pekerja telah mendapat uang


pengganti menu makan siang.

9. Kantin Perusahaan Terdapat kantin perusahaan tetapi saat ini kantin


tutup karena bulan puasa kondisi kantin sangat
bersih dan telah menerapkan social distancing
10. Dapur Ada tetapi saat ini tidak difungsikan karena
sedang di renovasi.

*Input dan Output Kalori


Rata-rata pekerja laki-laki usia 30 tahun dengan BB 60 kg dan perempuan
usia 28 tahun dengan BB 50 kg. Dengan aktivitas ringan, sedang, dan berat.
BM laki-laki: (15,3 x 60) + 679 = 1597
BM perempuan: (14,7 x 50) + 496 = 1231
Kebutuhan energi total dengan aktivitas:
Laki-laki: 1,58 x 1597 = 2523, 26 kkalori
Ringan
Perempuan: 1,45 x 1231 = 1784, 95 kkalori
Laki-laki: 1,67 x 1597 = 2666, 99 kkalori
Sedang
Perempuan: 1,55 x 1231 = 1908, 05 kkalori
Laki-laki: 1,88 x 1597 = 3002, 36 kkalori
Berat
Perempuan: 1,75 x 1231 = 2154, 25 kkalori

4. MENGIDENTIFIKASI PROMOSI KESEHATAN KERJA


Hanya berupa poster, pelaksanaannya dengan cara menempel poster pada
dinding.

5. MENGIDENTIFIKASI PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA


Materi Keterangan
1. Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja:
a. Pemeriksaan Perusahaaan tidak melakukan tes kesehatan awal pada
Kesehatan Awal karyawan baru.
b. Pemeriksaan Perusahaan melakukan pemeriksaan berkala yaitu 1 tahun
Kesehatan Berkala sekali, dilakukan pemeriksaan setahun 2 kali untuk bagian
cleaningroom, boiler, dan kantin yaitu pemeriksaan rektal
swab untuk menghindari penyakit yang ditularkan lewat
makanan.
c. Pemeriksaan Perusahaan tidak melakukan pemeriksaan khusus pada
Kesehatan Khusus karyawan.
d. Pemeriksaan Perusahaan tidak melakukan pemeriksaan purna kerja.
Kesehatan Purna
Kerja
2. Penyelenggaraan
Kesehatan Kerja:
a. Unit Pelayanan Terdapat unit pelayanan kesehatan dengan peralatan
Kesehatan kesehatan yang sesuai dengan standar.
b. Dokter Perusahaan Dokter perusahaan hanya berkunjung 1 kali dalam
seminggu.
c. Perawat Perusahaan Terdapat 1 perawat yang berjaga selama seminggu.

d. Kunjungan ke Dalam 1 hari biasanya terdapat 3 – 7 pekerja yang


Poliklinik Perusahaa berkunjung di poliklinik, dan untuk 1 bulan kemungkinan
bisa mencapai 100 orang yang berkunjung. Keluhan yang
dirasakan pekerja pada saat berkunjung diantaranya pusing,
sakit perut, nyeri haid, sakit pinggang, flu, lemas, dan diare.
e. Biaya Pemeriksaan Pembiayaan ditangani oleh BPJS ketenagakerjaan karena
atau Obat seluruh pekerja sudah didaftarkan BPJS ketenagakerjaan.

3. Kemungkinan PAK di perusahaan


Potensi Bahaya Kemungkinan PAK Gejala/keluhan
Berdiri terlalu lama LBP Tidak ada
Distress, sakit kepala, kelelahan
Pencahayaan kurang Tidak ada
pada mata
Debu ISPA Tidak ada
Kebisingan Tuli Tidak ada

6. MENGIDENTIFIKASI SANITASI PERUSAHAAN


Materi Keterangan
Kebersihan Perusahaan Kebersihan Perusahaan Cukup Baik
Kerapihan / Keindahan Kerapihan dan keindahan di perusahaan
kurang tertata rapi, Karena ada tumpukan
kain yang tidak beraturan, Serta dinding
tembok yang tampak kusam sehingga tidak
terlihat rapi dan indah
MCK Ada, Toilet yang ada di perusahaan tersebut
sebanyak 60 buah, dan tiap bagian ruangan
terdapat toilet
Penerangan Penerangan di gudang bahan mencukupi,
bagian cutting belum mencukupi, bagian
produksi sewing belum mencukupi, bagian
ironing belum mencukupi, bagian inspeksi
dan packing mencukupi, dan bagian ruang
listrik belum mencukupi.
Penyedia air bersih Sumber air yang digunakan yaitu sumur
bor, dan di periksa 6 bulan 1 kali
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) IPAL tidak ada, limbah yang di hasilkan
perusahaan limbah batubara yang nantinya
akan diambil oleh penyuplai, dan terdapat
limbah kain yang akan dibawa ke TPS.
Site Plan Tidak ada

7. MENGIDENTIFIKASI PEMERIKSAAN ERGONOMI


Materi Keterangan
1. Sikap Kerja Sikap kerja di PT Westapusaka Kusuma
menggunakan system duduk, dan berdiri, duduk
didepan meja dengan posisi terlalu banyak
pekerja yang membungkuk, tetapi juga ada
beberapa pekerja yang berdiri dengan posisi
badan membungkuk. Serta pekerja tidak
meggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan, sepatu safety, mengingat pekerjaan
yang dilakukan menggunting kain dapat terjadi
kecelakaan kerja seperti tergores atau terpotong
tangan, serta penggunaan sepatu safety agar
dapat melindungi dari alat dan bahan yang
bersifat keras.
2. Cara Kerja Mereka bekerja menggunakan alat mesin dan
tenaga manusia.
3. Kesesuaian mesin/peralatan kerja PT Westapusaka Kusuma memiliki ruang yang
dengan tenaga kerja cukup luas, akan tetapi celah/lorong terlalu
sempit sehingga harus berhati-hati saat berlalu
lalang karena banyak barang disekiranya,
kesesuaian mesin/alat kerja sudah sesuai
dengan tenaga kerja, lokasi mesin kerja dengan
tenaga kerja mudah dijangkau, sehingga tidak
mempersulit pekerja saat melakukan
pekerjaannya.

BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN
KESIMPULAN

1. Masih banyak pekerja tidak menggunakan APD lengkap yang sesuai


dengan pekerjaan yang dilakukan.
2. Masih kurangnya perusahaan memfasilitasi sarana dan prasarana pekerja,
sehingga masih tidak sesuai dengan standar ergonomi.
3. Kurangnya kesadaran terhadap masing-masing pekerja saat melakukann
pekerjaan, yang dapat mengakibatkan cidera dalam bekerja.
4. Sebagian data tidak dikaji dikarenakan perusahaan tidak menyediakan
makanan.
5. Perusahaan menyediakan uang pengganti sebesar Rp5000 karena sebagian
besar pekerja sedang berpuasa.
6. Kebersihan perusahaan cukup baik dan MCK yang sudah memadai.
7. Tempat kerja yang kurang rapi dan penerangan dibeebrapa ruangan kurang
terang.

SARAN

1. Diharapkan perusahaan lebih memperhatikan kesesuaian pekerja dengan


lingkungan kerja.
2. Memfasilitasi sarana dan prasarana pekerja saat kerja.
3. Meningkatkan lagi aspek K3 dalam berkerja.
4. Menjaga dan memelihara kebersihan perusahaan.
5. Meningkatkan kerapian dan keindahan yang terdapat di perusahaan.
6. Memperbaiki sistem penerangan pada ruangan gudang, TPS limbah dan
ruang listrik.
7. Memaksimalkan penyediaan air bersih.
8. Hygine sanitasi perusahaan perlu ditingkatkan.
9. Perusahaan perlu memperhatikan penataan kain.

DAFTAR PUSTAKA
Buchari. (2007). Manajemen Kesehatan Kerja dan Alat Pelindung Diri. USU
Repository.

Poerwanto, Helena dan Syaifullah. (2005). Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan


dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai