Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
NIM.13513225 NIM.13513069
Mengetahui,
(Azham Umar Abidin, S.K.M, M.PH) (Adam Rus Nugroho ,S.T., M.T.)
1
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.2 6
1.3 6
1.4 7
1.4.1 7
1.4.2 7
1.4.3 7
BAB II 8
TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 8
2.2 11
2.3 13
2.4 17
2.5 18
2.6 18
BAB III 18
METODE KERJA PRAKTEK 18
3.3.1 21
3.3.2 22
3.3.3 22
3.3.4 22
3.3.5 22
BAB IV 20
PEMBAHASAN 20
4. 3 Error! Bookmark not defined.
2
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
Pelaksana Kerja Praktek adalah mahasiswa/i Jurusan Teknik Lingkungan FTSP- UII,
Yogyakarta, yang identitasnya diuraikan sebagai berikut: 42
BAB V 43
PENUTUP 43
DAFTAR PUSTAKA 44
3
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
BAB I
PENDAHULUAN
4
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
jam dan 7 hari seminggu, menjadikan risiko gangguan kesehatan menjadi lebih
besar sebagai akibat lama pajanan terhadap bahaya potensial menjadi lebih lama.
Oleh karena itu keselamatan kerja harus benar-benar di terapkan dalam
suatu Rumah Sakit atau tempat kerja lainnya dimana didalamnya tenaga kerja
melakukan pekerjaanya. Bukan hanya pengawasan terhadap mesin, dan peralatan
lain saja tetapi yang lebih penting pada manusianya atau tenaga kerjanya. Hal ini
dilakukan Karena manusia adalah faktor yang paling penting dalam suatu proses
produksi. Manusia sebagai tenaga kerja akan selalu berhadapan dengan suatu
resiko kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak cacat
sampai meninggal.
Suatu kecelakaan akan berpengaruh luas terhadap penderita kecelakaan,
bukan hanya pada dirinya sendiri, tetapi kemungkinan yang lebih besar akan
berpengaruh terhadap orang lain, misalnya keluarga sikorban. Hal ini sangat
terasa jika keluarganya tersebut menggantungkan hidupnya dari hasil kerjanya.
Tidak mustahil apabila kapasitas kerja seseorang akan turun setelah sembuh dari
kecelakaan sehingga hasil dari kerjanya juga menurun, lebih lagi apabila sampai
merenggut jiwanya. Kerugian akibat kecelakaan bisa berwujud kerusakan,
kekacauan, kelainan dan cacat, serta kematian.
Oleh karena itu setiap tempat kerja harus ada pengawasan yang dapat
memperhitungkan akan kecelakaan yang timbul, hubungannya dengan efisiensi
kerja. Tidak dapat disangkal bahwa setiap karyawan akan lebih senang atau aman
bekerja dibagian yang tidak atau sedikit sekali terdapatnya resiko kecelakaan dan
lebih senang bekerja disuatu bagian yang mempunyai program pencegahan
kecelakaan yang dilaksanakan dengan baik.
Pendidikan dan pelatihan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit (K3RS) sangat penting untuk dierapkan khususnya bagi orang-orang
yang profesinya berkaitan dengan Rumah Sakit. Pelatihan yang diadakan ini
tujuannya adalah menjawab permasalahan permasalahan yang terkait Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit dari aspek pengelolaannya, serta lebih
meningkatkan profesionalisme SDM Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang ada
di Rumah Sakit. Selanjutnya diharapkan para SDM Kesehatan dan Keselamatan
5
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
Kerja tersebut lebih peka dan kreatif dalam implementasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
K3 di Rumah Sakit dapat dilaksanakan dengan baik, maka pihak
manajemen Rumah Sakit perlu memahami berbagai hal yang terkait dengan K3.
Pelatihan yang diadakan ini tujuannya adalah menjawab atas permasalahan-
permasalahan yang terkait K3 di Rumah Sakit, tidak hanya dari aspek
pengelolaannya saja, akan tetapi lebih meningkatkan profesionalisme SDM K3
yang ada di Rumah Sakit, sehingga diharapkan para SDM K3 tersebut lebih peka
dan kreatif dalam implementasi K3 di Rumah Sakit. Dengan penerapan K3 RS
yang baik dan benar tersebut maka berbagai PAK dan KAK dapat diminimalisasi,
produktivitas pekerja dapat ditingkatkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan
profit bagi Rumah Sakit.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kegiatan kerja praktek ini:
6
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
7
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelayanan DI RSJ.GRHASIA
Selain menangani penderita gangguan jiwa, RS GRHASIA juga mendirikan
pelayanan-pelayanan lain, yaitu penyakit dalam, saraf, kulit, sebagai penunjang
kesembuhan pasien. Seperti telah diketahui bersama, seorang penderita gangguan
jiwa akan kehilangan kemampuan motoriknya, sehingga sekedar menjaga
kebersihan diripun mereka memerlukan bantuan. Tak jarang berbagai penyakit
kulit diderita pula oleh penderita. Sedangkan layanan lain meliputi :
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Intensif
4. Rehabilitasi Mental
5. Kagawat Darurat
6. Rehab Medik Penyalahgunaan NAPZA
7. Poli Tumbuh Kembang Anak
8. Klinik Psikologi
9. Laboratorium Klinik sebagai penunjang
Pasien di RS GRHASIA juga diberikan Ocupational Therapy. Diharapkan pasien
dapat bersosialisasi dengan masyarakat setelah sembuh dari gangguannya dengan
kemampuan bekerja yang dimilikinya. Sebagian pasien yang sekiranya sudah
9
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
sedikit normal, diajarkan membuat telur asin (bagi pasien wanita) dan membuat
kerajian kayu dan membuat batu bata (bagi pasien pria) tentunya tetap dengan
pengawasan yang ketat. Nama dan Logo RS Jiwa Grhasia :
1. Nama
Grhasia berasal dari Bahasa latin Gracious yang artinya ramah. Grhasia
merupakan singkatan dari Graha Tumbuh Kembang Laras Jiwa yang
mempunyai makna sebagai berikut :
a. sebagai tempat untuk pelayanan / penyuluhan tumbuh kembang dan
penyelaras jiwa manusia dengan segala aspeknya
b. merupakan tempat bagi siapa saja dengan pelayanan yang ramah dan
luwes / fleksibel sesuai dengan kultur / budaya masyarakat Indonesia.
2. Logo
a. Dasar / Bentuk
Gelas dan ular merupakan symbol kesehatan/ pengobatan yang di
kembangkan menjadi bentuk sosok manusia yang sedang tumbuh
kembang, dimana aspek manusia menjadi pusat perhatian rumah sakit.
b. Lingkaran
Melambangkan kesempurnaan dan kebulatan tekad segenap karyawan dan
semua pihak
c. Huruf dan tulisan tipe arial
Suatu jenis huruf perpaduan Bold dan Normal yang melambangkan kesan
10
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
formal, tegas, memiliki kredibilitas dan legalitas yang jelas menuju arah
pengembangan RS
d. Warna
Warna hijau, melambangkan semangat pertumbuhan dan perkembangan
serta terkesan alamiah. Sedangkan warna hitam untuk menegaskan bentuk
huruf
e. Konfigurasu / susunan
Memusat (Centris) yang melambangkan keseimbangan dan keharmonisan
antar seluruh komponen di dalam rumah sakit
11
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
12
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
13
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
dalam akreditasi Rumah Sakit. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka untuk
melindungi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari risiko kejadian keselamatan
dan Kesehatan Kerja, diperlukan adanya penyelenggaraan K3RS secara
berkesinambungan.
Rumah Sakit yang berhasil menerapkan K3RS dengan baik akan memiliki
lebih sedikit riwayat kecelakan dan penyakit kerja. Selain itu, Rumah Sakit
tersebut juga akan mendapat predikat zero accident (kecelakaan nihil). M. Ilyas
(2017) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan suatu Rumah Sakit
masih belum mendapat predikat zero accident antara lain:
a. Rumah Sakit tersebut belum memenuhi beberapa aspek atau komponen yang
menjadi pokok penilaian dalam pemberian penghargaan kecelakaan nihil
14
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
(zero accident) yaitu aspek organisasi K3, aspek program K3, aspek pelatihan
di bidang K3, dan aspek pengendalian.
b. Penghargaan kecelakaan nihil (zero accident) diberikan kepada institusi yang
dapat memenuhi berbagai aspek bukan hanya aspek/komponen jumlah
kecelakaan saja tetapi mulai dari aspek/komponen manajemen, program,
organisasi sampai pada aspek/komponen jaminan sosial tenaga kerja.
M. Ilyas juga menjelaskan bahwa dalam implementasi K3 di Rumah Sakit
terdapat faktor pendorong keberhasilan kebijakan K3, antara lain:
a. Komitmen pimpinan RS
Komitmen secara tertulis yang menyatakan dukungannya terhadap
implementasi Keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan rumah sakit
yang dipimpinnya. Komitmen berupa surat keputusan pimpinan rumah sakit
ini berisi tentang serangkaian program dan atau tindakan pencapaian tujuan
dari K3RS.
b. Komitmen para pelaksana
Hal ini sangat penting dalam implementasi kebijakan K3 yang telah dibuat
agar arah menuju keberhasilan pencapaian tujuan kebijakan ini menjaddi
lebih terbuka lebar. Komitmen yang dimaksud adalah selalu menyelesaikan
tugas yang diamanatkan, selalu mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan
K3, dan adanya rasa memiliki konstitusi.
Selain faktor pendorong, kebijakan K3 juga memiliki faktor penghambat yang
bisa mengganggu penerapan dan pencapaian tujuan kebijakan. Beberapa faktor
penghambat tersebut di antaranya:
a. Kompetensi SDM
Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki tidak hanya harus cukup dari segi
kuantitas tapi juga dari segi kualitas. SDM yang ditunjuk sebagai bagian dari
P2K3RS harus sudah memiliki kompetensi dan sertifikasi di bidang K3.
Rumah sakit biasanya sudah memiliki SDM dalam jumlah yang cukup tetapi
masih ada anggota P2K3RS-nya yang belum bersertifikasi K3. Hal ini
biasanya disebabkan ada keterbatasan pada alokasi biaya.
b. Komitmen ganda
15
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
Job description yang sudah disusun dan dibentuk bisa berjalan kurang
maksimal apabila ada anggota dalam manajemen K3 dengan komitmen ganda
yang menyebabkan kurangnya fokus dalam melakukan pekerjaaannya. Hal ini
umumnya terjadi karena kurangnya SDM tersertifikasi K3.
c. Pemenuhan aspek atau komponen dalam memperoleh penghargaan zero
accident (kecelakaan nihil)
Penghargaan zero accident diberikan dengan beberapa aspek penilaian seperti
terkait manajemen yang dibentuk atau sarana dan prasarana yang disediakan.
Selain itu, juga harus didukung oleh data pendukung mengenai jumlah jam
kerja nyata dan lembur seluruh tenaga kerja.
Penerapan K3 di Rumah Sakit (K3RS) mencakup beberapa program yang
bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan
produktivitas pekerja, melindungi keselamatan pasien, pengunjung, dan msyarakat
serta lingkungan sekitar Rumah Sakit. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 ada 12 program K3 yang harus diterapkan
oleh Rumah Sakit, antara lain:
a) Pengembangan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit (K3RS)
b) Pembudayaan perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
(K3RS)
c) Pengembangan SDM K3RS
d) Pengembangan Pedoman, Petunjuk Teknis dan Standard Operational
Procedure (SOP) K3RS
e) Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja
f) Pelayanan kesehatan kerja
g) Pelayanan keselamatan kerja
h) Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah padat, cair dan
gas
i) Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahaya
j) Pengembangan manajemen tanggap darurat
k) Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan pelaporan kegiatan K3
16
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
1. Tujuan umum
Terwujudnya penyelenggaraan K3RS secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
2. Tujuan khusus
a. Menciptakan tempat kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi
17
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
18
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
d. Evaluasi risiko
e. Pengendalian risiko
f. Komunikasi dan konsultasi, dan
g. Pemantauan dan telaah ulang.
19
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
20
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
BAB III
Studi Pendahuluan
Studi Literatur
21
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
22
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
BAB IV
PEMBAHASAN
Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3) Rumah Sakit Jiwa Grhasia
1. Dasar Pemikiran
K3RS Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk selain sebagai
salah satu syarat akreditasi dan juga terlebih itu sebagai wadah atau sarana
pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit.
Anggota :
23
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
A. Tugas Pokok Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja (PK3) Rumah sakit
Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikuit :
1. Memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada direksi
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan bidangn
keselamatan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
2. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan
dan prosedur yang berkaitan dengan bidang keselamatan dan
kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
3. Membuat program keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit
(K3RS)
24
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
B. Fungsi panitia keselamatan dan kesehatan kerja (PK3) rumah sakit jiwa
Grhasia DIY adalah sebagai berikut :
1. Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak
kepada direktur mengenai masalah-masalah keselamatan dan
kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
2. Memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang hal-hal yang
berkaitan dengan K3RS
3. Membantu dalam perumusan dan penerapan kebijakan dan program
K3RS
4. Melakukan Promosi, Pelatihan dan sosialisasi K3RS kepada Karyawan
5. Mengkoordinasikan pemeriksaan kesehatan karyawan
6. Mengembangkan Kondisi lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan
aman.
7. Mengembangkan kondisi kerja di tempat kerja yang efisien, efektif,
dan produktif di tempat kerja.
8. Mengembangkan system informasi, pengendalian dan penanggulangan
bahaya kebakaran dan bencana
9. Melakukan pemeliharaan peralatan proteksi kebakaran
10. Melakukan identifikasi, pemantauan, dan evaluasi terhadap sumber-
sumber bahaya di tempat kerja yang dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK)
11. Mengembangkan system pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja
(KK) dan penyakit akibat kerja (PAK) serta kondisi yang
membahayakan bagi karyawan, pasien, pengunjung dan masyarakat.
12. Melakukan pemantauan penggunaan, pemeliharaan dan sosialisasi
peralatan pelindung diri (APD)
Uraian tugas dari masing-masing panitia keselamatan dan kesehatan kerja (PK3)
Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
A. Ketua Panitia K3
1. Menyusun perencanaan K3RS
25
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
a. Kebisingan
27
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
Kebisingan adalah level suara yang melebihi tingkat daya dengar manusia
yang dapat diukur dalam satuan desibel. Sumber kebisingan terutama berasal dari
suara percakapan para pengunjung dan karyawan serta lalu lintas. Selain itu
kebisingan juga dapat berasal dari suara genset yang dioperasikan saat listrik dari
PLN mati. Instalasi yang mempunyai intensitas kebisingan yang cukup tinggi
adalah ruang genset, ruang tunggu, klinik gigi dan instalasi gizi. Kebisingan di
ruang genset berasal dari mesin genset itu sendiri, kebisingan diruang tunggu
berasal dari riuk pikuk suara para pengunjung, pasien, dan para staff, sedangkan
kebisingan dari instalasi gigi berasal dari suara compressor mesin, kebisingan dari
instalasi dari instalasi gizi berasal dari suara para karyawan yang sedang
beraktivitas serta suara kompor gas yang sedang dinyalakan.
28
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
b. Penerangan
Dari hasil pengamatan data pengukuran yang dimiliki Rumah Sakit Jiwa
Grhasia didapat bahwa secara umum penerangan disetiap ruangan telah memenuhi
persyaratan. Tetapi untuk area Instalasi gizi pada pengujian per tanggal 15 maret
2017 oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja menyatakan bahwa kisaran nilai
rata-rata cahaya ruang Instalasi Gizi 58 (Lux) sedangkan Indeks cahaya
seharusnya 200 (Lux) menunjukkan bahwa Instalasi Gizi kurang Pencahayaan.
Hal tersebut disimpulkan, bahwa penerangan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia belum
semuanya sesuai dengan Kepmenkes RI No.1204/MENKES/X/2004 tentang
Persyaratan Pencahayaan di Rumah Sakit.
c. Debu
Salah satu yang mempengaruhi keadaan debu di rumah sakit Jiwa Grhasia
adalah kadar debu di udara. Ruangan yang rawan debu adalah instalasi gizi/dapur
dan halaman. Untuk setiap ruangan serta halaman parkir rumah sakit dilakukan
pembersihan dan pengepelan di setiap ruangan (house keeping). Pengepelan
dilakukan tiga kali setiap hari yaitu pagi, siang, malam. Dalam hal ini Rumah
sakit jiwa Grhasia telah memenuhi UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
kerja, pasal 3 (1) dicantumkan agar memelihara Kebersihan, Kesehatan dan
Ketertiban tempat kerja. dan Kepmenkes RI No.1204/MENKES/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
d. Limbah
Penanganan Sampah Rumah Sakit, maka rumah sakit jiwa Grhasia telah
menyelengarakan penanganan sampah dan limbah. Rumah sakit jiwa Grhasia
telah mengelola sampah dengan cara yang aman sehingga tidak membahayakan
kesehatan dan keselamatan petugas, masyarakat, dan lingkungan. Limbah padat
maupun limbah cair yang dihasilkan Rumah Sakit jiwa Grhasia telah cukup
dikelola dengan baik.
Setelah sampah tersebut terisi dua pertiga bagian, maka sampah tersebut
diangkut menggunakan gerobak untuk dikumpulkan ke masing-masing TPS.
Pengangkutan dilakukan dua kali sehari, untuk pengangkutan pagi dimulai pukul
07.00 WIB - 08.00 WIB , sedangkan untuk siang hari dimulai pukul 13.00 WIB
30
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
14.00 WIB. Pengangkutan limbah padat dari gedung instalasi penangan korban
NAPZA Instalasi Diklat Litbang Instalasi Elektromedik IGD Kantor
administrasi/ Klinik umum Klinik Jiwa Wisma Arimbi Wisma Srikandi
Wisma Arjuna Instalasi Gizi Wisma Bima Wisma Gatotkaca Wisma
Sadewa Rehabilitasi Mental putri Instalasi pemeliharaan linen Wisma
Sembrodo Wisma Drupadi Rehabilitasi Mental Putra IPSRS TPS Grhasia.
Rumah Sakit Jiwa Grhasia memiliki IPAL yang beroperasi setiap hari.
IPAL Rumah Sakit Jiwa Grhasia terdiri dari empat bagian utama, yaitu, bak
ekualisasi, reaktor biofilter, separator biofilter, dan bak kontrol berupa kolam
ikan. Air limbah dari seluruh gedung terlebih dahulu masuk ke dalam bak
ekualisasi untuk menyeragamkan debit air limbah sehingga air limbah bisa masuk
ke dalam reaktor dengan lebih teratur. Selain itu, bak ekualisasi juga berfungssi
sebagai tempat terjadinya pengolahan air limbah secara anaerobik untuk
menurunkan kadar polifosfat yang berasal dari deterjen atau sabun.
aerobik dengan aerasi dan reaktor terakhir untuk memisahkan padatan hasil
pengolahan yang ikut masuk setelah proses pada reaktor sebelumnya. Setelah
melalui separator biofilter, air limbah dialirkan menuju kolam ikan sebagai
deteksi sederhana kualitas air limbah serta sebagai jaminan bahwa air limbah yang
telah diolah layak untuk dibuang. Setelah melalui kolam ikan, pada air limbah
juga diinjeksikan kaporit cair dengan dosing pump untuk membunuh bakteri/
kuman.
a) Pembersihan benda padat dan kotoran melayang (scum) pada bak ekualisasi.
b) Pengaliran lumpur (sludge) dari reaktor biofilter dan separator ke bak
ekualisasi agar tidak membebani proses pengolahan.
c) Pemeriksaan kualitas efluen dengan parameter pH dan temperatur.
d) Pemeriksaan intensitas injeksi kaporit pengisian ulang setiap 2-3 minggu.
e) Pengambilan lumpur dalam bak ekualisasi setiap 10 tahun.
e. Suhu
Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia beberapa ruang kerja dan ruang perawatan
telah dipasang kipas angin / AC. Hal ini dimaksudkan agar tenaga kerja atau
karyawan, pengunjung, dan pasien nyaman. Data yang di dapatkan dari
pengukuran suhu dan kelembaban per tanggal 15 Maret oleh Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja untuk pengukuran suhu dan kelembaban, suhu udara di
beberapa ruangan yang di uji menunjukkan angka rata-rata telah memenuhi baku
33
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
mutu, sedangkan untuk tingkat kelembapan di rumah sakit grhasia rata-rata sedikit
lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan Kepmenkes RI No.1204/MENKES/X/2004
tentang Suhu dan Kelembaban Udara di Rumah Sakit.
f. Infeksi Nosokomial
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial, Rumah
Sakit Jiwa Grhasia melakukan berbagai upaya yaitu membentuk suatu panitia
pengendalian infeksi nosokomial. Usaha-usaha tersebut dimaksudkan agar tenaga
kerja/karyawan dan pasien dapat terhindar dari infeksi nosokomial. Berdasarkan
hasil wawancara dengan petugas rumah sakit, terdapat beberapa prosedur dalam
menangani infeksi nosokomial. Apabila terjadi terjadi tanda-tanda terjadi infeksi
nosokomial tim pengendali infeksi nosocomial ini bekerja dengan
menginvestigasi kasus tersebut apakah benar-benar infeksi nosocomial. Serta
dilakukan tindakan preventif terkait dengan pengendalian infeksi nosocomial.
Rumah Sakit Jiwa Grhasia telah sesuai dengan Kepmenkes RI
No.1204/MENKES/X/2004 tentang persyaratan dan petunjuk teknis tata cara
penyehatan lingkungan rumah sakit
A. Kebakaran
Kebakaran merupakan salah satu bencana yang mungkin terjadi di rumah
sakit. Dimana akibat yang di timbulkannya akan berdampak buruk sangat luas dan
menyeluruh bagi pelayanan, operasional, saran dan prasarana pendukung lainnya
dimana di dalamnya juga terdapat pasien, keluarga, pekerja dan pengunjung
lainnya. Untuk hal tersebut maka rumah sakit harus melakukan upaya pengelolaan
keselamatan kebakaran. Sistem penanggulangan kebakaran di Rumah Sakit Jiwa
34
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
Ghrasia telah memiliki sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif yaitu :
35
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
2. APAR
Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher) yang biasanya
disingkat dengan APAR adalah alat yang digunakan untuk
memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung
yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi.
Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR
merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap
Instansi/Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang
dapat mengancam keselamatan pekerja dan aset perusahaannya.
APAR memiliki berbagai jenis dan setiap APAR memiliki
perberdaan fungsi dan situasi .
A. Prinsip Penggunaan APAR
Pada dasarnya prinsip penggunaan APAR adalah tidak
melawan angin. Namun, setiap jenis APAR memiliki prinsip
penggunaan yang berbeda-beda.
36
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
Dry
Disemburkan mulai dari tepi api terdekat
Chemical
Penempatan APAR
Untuk penempatan APAR sudah diatur dalam Permenakertrans RI
No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Persyaratan tersebut
antara lain :
38
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
39
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
40
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
bencana kebakaran :
Pelaksanaan prosedur tersebut diatas telah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga
Kerja No. Per 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Gambar 4.5 Alur code red Gambar 4.6 Alur code Blue
b. Terpeleset
41
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
Hampir semua unit kerja di Rumah Sakit Jiwa Grhasia yang menggunakan
bahan kimia adalah laboratorium, dan beberapa ruangan lain yang menggunakan
bahan kimia. karena ditempat itulah disimpan bahan-bahan kimia. Cara
penyimpanan bahan kimia tersebut diletakkan pada rak-rak khusus, diberi label
sesuai dengan jenis dan konsentrasi bahan dan diletakan dalam satu ruangan
khusus untuk bahan kimia. Berdasarkan hasil wawancara, dalam upaya
penanganan bahan kimia di Rumah Sakit Jiwa Grhasia belum melakukan
pengadaan MSDS (Material Safety Data Sheet) atau penyediaan Lembar Data
42
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
Keselamatan Bahan (LDKB). Yaitu Isi dari Material safety data sheet (MSDS)
adalah tentang identitas bahan dan perusahaan, komposisi bahan, identitas bahaya,
tindakan P3K, tindakan penanggulangan kebakaran, tindakan mengatasi
kebocoran/tumpahan, penyimpanan dan penanganan bahan, informasi toksologi,
informasi ekologi, pembuangan limbah, pengangkutan bahan, informasi peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan informasi lainnya. Pengadaan MSDS
belum Terealisasi dengan baik dikarenakan pihak internal bagian pembelian bahan
kimia belum secara spesifik menindaklanjuti usulan panitia K3 RSJ Grhasia untuk
penyesuaian dengan MSDS sehingga belum sesuai dengan keputusan menteri
tenaga kerja No. Kep.187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia
berbahaya di tempat kerja pasal 3 dan 4 disebutkan bahwa pengendalian bahan
kimia berbahaya adalah dengan penyediaan lembar data keselamatan bahan
(LDKB) atau pengadaan Material safety data sheet (MSDS) dan label serta
penunjukan petugas dan ahli K3 kimia.
43
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
perlu dilakukan sebab sejauh ini belum pernah terjadi keluhan dari tenaga kerja
dibagian mesin. Dalam hal ini Rumah Sakit Jiwa Grhasia belum sepenuhnya
sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 2 ayat 2 (a)
menyatakan bahwa ketentuan yang diatur oleh undang-undang yang berlaku
dalam tempat kerja yang padanya dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan
mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi atau dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan. Sedangkan untuk pengawasannya
ditugaskan pada pegawai pengawas dan ahli keselamatan (pasal 5 ayat 5). Hal
diatas diatur secara analogis meliputi pemasangan pengamanan mesin yang
penting untuk pencegahan kecelakaan. (sumamur, 1996).
e. Kontaminasi
ruangan tersebut harus menggunakan pelindung khusus. Alat pelindung diri yang
digunakan di ruangan radiologi Rumah sakit jiwa Grhasia adalah apron timah,
baju kerja dan sarung tangan karet dan telah ada pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja.
Tetapi sejauh ini belum pernah terjadi paparan radiasi karena hanya untuk
pemotretan saja. Dalam hal ini Rumah sakit jiwa Grhasia telah memenuhi
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975. Isi dari peraturan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Instalasi atom harus mempunyai petugas dan ahli proteksi radiasi, dimana
petugas proteksi mempunyai tugas menyusun buku pedoman dan instruksi kerja,
Sedangkan ahli proteksi mempunyai tugas mengawasi untuk ditaatinya peraturan
keselamatan kerja terhadap radiasi.
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada calon pekerja radiasi setiap satu tahun
sekali dan pekerja radiasi yang memutuskan hubungan kerja.
3) Pekerja radiasi wajib mempunyai kartu kesehatan dan petugas proteksi radiasi
wajib mencatat dalam kartu khusus banyaknya dosis radiasi yang telah diterima
pada masing-masing pekerja.
4) Apabila pekerja radiasi melebihi nilai batas yang diijinkan maka agar
dipindahkan tempat kerjanya.
5) Perlu ada daerah pembagian kerja sesuai dengan tingkat bahaya radiasi dan
pengolahan sampah radioaktif.
6) Perlu ada tindakan dan penanganan untuk keadaan darurat apabila terjadi
kecelakaan.
46
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
a. Instalasi Radiologi
APD yang digunakan di instalasi ini yaitu apron timah yang berfungsi
untuk melindungi pasien dan operator dari radiasi yang diakibatkan oleh
oleh mesin rontgen, walaupun radiasi yang ditimbulkan sebenarnya sudah
lebih sedikit karena sudah tidak digunakannya teknologi konvensional
(Developer Fixer) yang berpotensi menimbulkan radiasi. Sehingga
teknologi yang digunakan sekarang tergolong aman.
b. Instalasi Farmasi
Instalasai ini berhubungan dengan penyimpanan dan peracikan obat
sehingga APD yang dibutuhkan terdiri dari masker dan sarung tangan
lateks untuk menghindari kontaminasi terhadap obat-obatan, termasuk
48
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
juga Spill Kit yang terdiri dari sarung tangan karet, klorin, tisu penyerap,
lap, air bersih, dan segitiga pengaman, untuk menanggulangi apabila
terjadi tumpahan obat atau bahan berbahaya lainnya.
c. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Instalasi ini mempunyai tugas utama untu menanggulangi kondisi gawat
darurat. Untuk itu, APD yang dibutuhkan antara lain safety google, apron,
masker disposable, masker gas, dan masker N 95 untuk kondisi tertentu.
d. Instalasi Gizi
Instalasi ini berperan dalam penyediaan konsumsi dan pengaturan diet
sebagai pemenuhan kebutuhan gizi bagi pasien. APD yang digunakan di
instalasi ini antara lain tutup kepala, apron, dan sarung tangan plastik.
Selain itu juga diwajibkan pemakaian sepatu boot pada bagian pencucian
alat.
e. Instalasi Laboratorium
Instalasi laboratorium mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
pemeriksaan penunjang secara laboratoris untuk keperluan penegakan
diagnosa, sesuai permintaan dokter. APD yang digunakan di instalasi
laboratorium antara lain jas lab, masker, sepatu tertutup, dan safety google.
Untuk menangani apabila terjadi tumpahan cairan seperti sampel-sampel,
di instalasi ini juga dilengkapi Spill Kit.
f. Instalasai Linen
Instalasi pemeliharaan Linen mempunyai tugas memelihara linen rumah
sakit meliputi pencucian, pengeringan, perapihan, perbaikan, serta
penyerahan kembali. Instalasi ini tersiri dari dua bagian, yaitu linen kotor
dan linen bersih. APD yang digunakan di bagian linen kotor yaitu sepatu
boot, apron, kacamata (untuk penanganan linen infeksius), sarung tangan,
masker, dan penutup kepala. Sedangkan, untuk linen bersih APD yang
digunakan antara lain apron, masker, dan penutup kepala.
Tanggap Darurat
Dalam hal menghadapi keadaan darurat, misal kebakaran, peledakan, dan kejadian
49
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
lainnya yang terjadi secara mendadak. Rumah sakit jiwa Grhasia memiliki
kebijakan mengenai tanggap darurat, misalnya pengadaan APAR dan alarm
system.
Rumah sakit jiwa Grhasia telah melakukan simulasi bencana khususnya
DAMKAR secara terjadwal, telah mengadakan P3K serta telah mensosialisasikan
alur pelaporan dan evakuasi saat terjadi keadaan darurat. Pelaksanaan tanggap
darurat ini cukup sesuai dengan PERMENAKER No. Per 05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehataan Kerja.
50
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan pelaksanaan kerja praktek ini, dapat disimpulkan
bahwa mahasiswa mampu mempelajari dan mengidentifikasi sistem
manajemen K3RS di Rumah Sakit Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil observasi dan data yang didapatkan selama kerja praktek dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Faktor Bahaya yang terpapar di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah faktor fisik yaitu bising, radiasi, penerangan.
Faktor kimia yaitu debu dan bahan kimia. Faktor biologi yaitu kuman atau
mikroorganisme, air limbah dan sampah. Serta potensi bahaya yang ada
yaitu kebakaran, ledakan, terpeleset, tertusuk dan tergores
2. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta telah membentuk
PK3 dan telah berfungsi sebagaimana mestinya. Di bentuknya PK3 di
Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta, maka dalam hal
ini sudah sesuai dengan Permenaker RI. No. Per.04/MEN/1987 tentang
P2K3 dan Tata Cara Penunjang Ahli Keselamatan Kerja
3. Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta telah berusaha
memenuhi Pelaksanaan Emergency Responses, hal tersebut telah sesuai
dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. Per 05/MEN/1996 tentang
51
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
52
Laporan Kerja Praktek
Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit (K3RS) RS Jiwa Grhasia - DIY
DAFTAR PUSTAKA
Alhamda, Syukra; Sriani, Yustina. 2015. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat
(IKM). Yogyakarta: Deepublish
Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001. Dian Rakyat. Jakarta.
53