PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN TUGAS AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir dengan judul
Manajemen Pengendalian Hama Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Menghasilkan di Kebun Inti 1 PT Sari Aditya Loka 1 Jambi adalah benar karya
saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun belum diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada bagian
akhir laporan tugas akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
ABSTRACT
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul Laporan Akhir : Manajemen Pengendalian Hama Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis. Jacq) Menghasilkan di Kebun Inti 1
PT Sari Aditya Loka 1 Jambi
Nama : Gery Johanes Horason Sipayung
NIM : J3T115034
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir Praktik
Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Manajemen Pengendalian Hama Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Menghasilkan di Kebun Inti 1 PT Sari
Aditya Loka 1 Jambi.
Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan diploma tiga pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Produksi
Perkebunan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor. Penyelesaian laporan akhir
ini juga tidak lepas dari bantuan pihak lain. Penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Hidayati Fatchur Rochmah, SP MSi sebagai dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan saran selama proses penulisan laporan
tugas akhir Praktik Kerja Lapangan.
2. Dr Ir Suwarto, MSi selaku Koordinator Program Keahlian Teknologi
dan Manajemen Produksi Perkebunan.
3. Para dosen dan staf pengajar Sekolah Vokasi Intitut Pertanian Bogor
atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis.
4. Para pimpinan dan staf PT Sari Aditya Loka 1 yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKL.
5. Kedua Orang tua yang telah mendukung dalam doa dan materi selama
ini.
6. Teman-teman mahasiswa Teknologi dan Manajemen Produksi
Perkebunan angkatan 52 yang telah memberikan bantuan dalam
pembuatan proposal ini.
Laporan tugas akhir PKL ini jauh dari kesempurnaan. Semoga laporan tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan PKL ke depannya.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit 3
2.2 Syarat Tumbuh 3
2.3 Hama Kelapa Sawit 4
2.4 Metode Pengendalian Hama 4
3 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 4
3.1 Tempat dan Waktu 4
3.2 Metode Pelaksanaan 5
3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data 5
3.4 Metode Analisis Data dan Informasi 6
3.5 Pelaporan 6
4 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 7
4.1 Letak Wilayah Administratif 7
4.2 Keadaan Iklim dan Tanah 7
5 PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 11
5.1 Aspek Teknis 11
5.1.1 Pemangkasan pelepah periodik (periodic pruning) 11
5.1.2 Pemupukan Tanaman Menghasilkan 13
5.1.3 Pengendalian Gulma 16
5.1.4 Panen Tandan Buah Segar 19
5.1.5 Manajemen Pengendalian Hama 22
5.2 Aspek Manajerial 37
5.2.1 Pendamping mandor 37
6 PEMBAHASAN 41
6.1 Hama Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (Setothosea asigna) dan
Hama 41
6.1.1 Hama Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (Sethotosea asigna) 41
6.1.2 Hama Tikus (Rattus tiomanicus) 42
6.2 Pengendalian Hama UPDKS 42
6.2.1. Tanaman Bermanfaat (beneficial plant) 42
6.2.2 Pengendalian UPDKS dengan Serangga Predator 43
6.3 Pengendalian Hama Tikus (Rattus tiomanicus) dengan Burung Hantu 44
7 SIMPULAN DAN SARAN 44
7.1 Simpulan 44
7.2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN 47
RIWAYAT HIDUP 65
DAFTAR TABEL
1 Areal konsesi 8
2 Tata guna lahan Kebun Inti 1 8
3 Produksi dan produktivitas PT SAL 1 9
4 Komposisi umur tanaman kebun inti I 9
5 Data ketenagakerjaan PT SAL 1 10
6 Standar pruning pelepah 13
7 Penentuan titik sampel blok OA 1 – 6 24
8 Jenis dan siklus hidup UPDKS 25
9 Batas Kritis Populasi UPDKS 26
10 Kategori serangan berdasarkan batas kritis populasi UPDKS 26
11 Kategori serangan hama tikus (Rattus tiomanicus) 27
12 Deteksi rutin UPDKS 29
13 Deteksi rutin hama tikus 30
DAFTAR GAMBAR
1 Kegiatan pruning 12
2 Jenis pupuk anorganik 14
3 Kegiatan pemupukan 15
4 Aplikasi tandan kosong 16
5 Pengendalian gulma manual 17
6 Pengendalian gulma kimiawi 18
7 Kegiatan panen 20
8 Kegiatan infield 21
9 Sarana dan prasarana EWS 23
10 Arah rotasi pokok sampel (PS) 25
11 Arah gerakan deteksi OPT 27
12 Pelaksanaan EWS UPDKS 29
13 Gejala serangan tikus pada buah 30
14 Tanaman bermanfaat 31
15 Realisasi penanaman Turnera subulata 32
16 Siklus hidup Sycanus dichotomus 33
17 Penangkaran Sycanus dichotomus 34
18 Kegiatan monitoring burung hantu 35
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini secara umum bertujuan untuk
memperoleh pengalaman, menambah wawasan, keterampilan kerja, serta sebagai
perbandingan antara pengetahuan yang diterima selama kuliah dengan kegiatan
teknis yang ada di lapangan dalam pengelolaan budidaya tanaman kelapa sawit.
Tujuan khusus dari kegiatan PKL ini adalah agar mahasiswa dapat
mengidentifikasi jenis hama, tingkat serangan hama, teknik pengendalian hama,
dan manajemen pengendalian hama secara langsung sesuai dengan standar
operasional perusahaan.
3
2 TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar
Lintang Utara-Selatan 12o pada ketinggian 0-500 meter diatas permukaan laut.
Jumlah curah hujan yang baik adalah 2 000-2 500 mm/tahun, tidak terdapat defisit
air lebih dari 250 mm/tahun dan hujan yang merata sepanjang tahun. (Lubis
1992).
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podsolik, latosol, hidromorfik
kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara
sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5.0-5.5. Kelapa
sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik
dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas.
Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15 o
(Kiswanto et al. 2008).
4
PS : Persentase serangan
JT : Jumlah tanaman yang terserang
JA : Jumlah tanaman yang diamati
d. Pengelolaan tenaga kerja, pengendalian hama yang dilakukan sesuai
dengan norma standar perusahaan.
e. Sistem pengupahan yang dilakukan sesuai dengan Upah Minimum
Regional yang berlaku di mana pembayarannya dilakukan di akhir bulan.
f. Cara pengendalian, kebutuhan bahan dan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD).
g. Efektivitas pengendalian hama diamati pada 10 tanaman contoh dengan
menggunakan rumus:
Hama yang berhasil dikendalikan
Efektivitas =
Hama yang dikendalikan
Data sekunder dapat diperoleh dari laporan arsip di kebun seperti data
harian, data bulanan, dan data tahunan. Data sekunder yang mendukung data
primer meliputi lokasi kebun, keadaan lingkungan tumbuh (iklim dan tanah),
kondisi tanaman (asal bahan tanam, umur tanaman, dan produksi), aspek-aspek
manajerial (mengenai perencanaan, pengorganisasian, dan evaluasi kinerja di
afdeling yang dilakukan perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan standar kerja
kebun).
Data yang diperoleh dari PKL di analisis secara deskriptif dan perhitungan
yang sederhana. Hasil pengolahan data PKL disajikan dalam bentuk tabel, grafik,
gambar, dan diagram yang memudahkan pembahasan. Analisis data merupakan
proses pengolahan dan penyajian data atau proses mendeskripsikan suatu kondisi
sehingga dapat dengan mudah dimengerti.
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan cara merata-ratakan data
tersebut. Selanjutnya data yang telah ada dibandingkan dengan Standar
Operasional Prosedural (SOP) untuk dibahas dan diambil kesimpulan.
3.5 Pelaporan
Ulu memiliki luas 8 972.08 ha dan memiliki 12 afdeling, dan Kebun KKPA
Tanah Garo dengan luas 1 060.86 ha dan terdiri dari 4 afdeling. Areal konsesi
dapat dilihat pada Tabel 1.
per hektar (SPH) sebanyak 136 tanaman/ha. Rata-rata populasi tanaman per hektar
saat ini adalah ± 120 tanaman/ha.
Penurunan populasi tanaman per hektar ini disebabkan oleh serangan hama
dan penyakit, pokok tumbang, pokok tidak produktif, dan pokok abnormal.
Produksi dan produktivitas terendah PT SAL 1 selama 5 tahun terakhir (2013-
2017) terjadi pada tahun 2015. Produksi dan produktivitas tanaman PT SAL 1
dapat dilihat pada Tabel 3.
Nilai ITK ideal untuk usaha perkebunan adalah 0.2 orang/ha (Pahan 2008).
Berdasarkan perbandingan antara indeks tenaga kerja PT SAL 1 dan indeks tenaga
kerja menurut Pahan masih terjadi selisih sebesar 0.09 orang/ha, yang berarti PT
SAL 1 masih kekurangan tenaga kerja sebanyak 471 orang. Kekurangan tenaga
kerja tersebut dikarenakan PT SAL 1 telah menerapkan sistem mekanisasi
perkebunan. Administratur membawahi 4 orang kepala kebun, yaitu Kepala
Kebun Inti I, Kepala Kebun Inti II, Kepala Kebun Plasma Hitam Ulu, dan Kepala
Kebun KKPA Tanah Garo.
Kepala kebun bertugas dalam menyusun rencana kerja dan budget,
permohonan budget, koordinasi ketersediaan tenaga kerja dan material, koordinasi
masalah sosial internal dan eksternal yang mengganggu pelaksanaan kegiatan
11
kerja, silaturahmi dengan penduduk setempat, dan melakukan people review dan
review pekerjaan yang dibantu oleh beberapa orang asisten afdeling.
Asisten afdeling bertanggung jawab secara langsung kepada kepala kebun
atas pelaksanaan kegiatan pada afdeling yang dipimpinnya. Asisten afdeling
dibantu oleh mandor 1, mandor rawat dan mandor panen dalam melaksanakan
tugasnya. Pelaksanaan kegiatan administrasi rawat dan panen dipegang oleh krani
kebun.
Kepala teknik bertanggung jawab dalam pengelolaan sarana dan prasarana
kebun seperti perbaikan jalan, bangunan, instalasi air dan mesin. Kepala teknik
dibantu oleh 3 orang asisten yang masing-masing bertugas sebagai asisten bagian
operasional, asisten bagian support, dan asisten bagian water management system
(WSM). Asisten teknik dibantu oleh mandor dalam pengawasan kerja di lapangan.
Kepala pabrik bertanggung jawab atas kelancaran proses pengolahan tandan buah
segar (TBS) menjadi crude palm oil (CPO). Kepala pabrik dibantu oleh asisten
proses dan asisten maintenance dalam melaksanakan tugasnya.
Sistem pengupahan karyawan PT SAL 1 telah diatur oleh kantor pusat head
office (HO) Jakarta sesuai dengan upah minimum perusahaan (UMPer), yaitu
sebesar Rp 2 273 000,00/bulan. PT SAL 1 memberikan fasilitas-fasilitas
kesejahteraan bagi karyawannya yang meliputi perumahan, mushola, bis sekolah,
jatah beras bulanan, pelayanan kesehatan berupa poliklinik kebun (polibun) yang
berada di kantor besar PT SAL 1 dan poliklinik pembantu (politu) yang berada
pada masing-masing kebun inti, dan asuransi keselamatan kerja bagi para
karyawan. Struktur organisasi PT SAL 1 dapat dilihat pada Lampiran 6.
a b c
Gambar 1 Kegiatan pruning (a) karyawan tanpa APD (b) karyawan dengan APD
lengkap (c) pokok sawit over pruning
a b c
15
Gambar 2 Jenis pupuk anorganik (a) NPK 14-7-24 (b) Kieserite (c) EDTA-Cu
Blok-blok yang akan dipupuk harus bernilai minimal B yaitu 80-95% dari
jumlah piringan (circle) dalam blok sudah memenuhi spesifikasi standar fisik
(SSF). SSF piringan yaitu tidak ada anak kayu dan 5 anak sawit dalam piringan,
gulma lunak dalam piringan maksimal 10% dari luas piringan, tidak ada serasah,
tidak ada alang-alang dan pakis-pakisan kecuali Neprolephis biserrata, dan tidak
ada tumbuhan epifit di pohon. Pasar pikul (path) yang akan dilalui oleh tenaga
kerja pemupuk juga harus bernilai B dengan SSF yaitu tidak ada anak kayu dalam
pasar pikul, lebar pasar pikul 1.2-1.5 m dalam keadaan bersih, pasar pikul yang
terpotong sungai atau parit harus memiliki titi panen. Blok yang akan dipupuk
diusahakan berdekatan agar pemupukan dapat dilakukan secara berurutan,
memudahkan transportasi dan pengeceran pupuk, dan memudahkan tenaga kerja
pemupuk dalam berpindah blok.
Kegiatan pemupukan di PT SAL 1 dilaksanakan dengan sistem gank yaitu
pemupukan dilakukan dengan bantuan tenaga kerja dari afdeling yang berdekatan.
Sistem gank bertujuan untuk memudahkan pengawasan pemupukan, efisiensi
angkutan pupuk (transportasi), dan efisiensi waktu. Alat yang digunakan dalam
pemupukan antara lain Alat pelindung Diri (APD), ember, kain gendong, pisau,
dan mangkuk tabur yang telah dikalibrasi.
Tenaga kerja pemupukan terdiri dari tenaga pemuat dan tenaga penabur
pupuk. Uraian kerja muat pupuk yaitu pupuk dimuat ke dalam truk sesuai jumlah
yang diinstruksikan oleh mandor kemudian pupuk diecer di pinggir blok. Uraian
kerja penabur pupuk yaitu karung pupuk dibuka dan dituang ke dalam ember,
pupuk makro ditabur di piringan sementara itu pupuk mikro ditabur di dalam
lubang dan ditutup. Karung pupuk yang telah kosong dikutip dan dihitung sesuai
jumlah pupuk yang diangkut oleh tenaga pemuat. Dokumentasi kegiatan
pemupukan dapat dilihat pada Gambar 3.
16
a b
c d e
b. Pupuk organik
PT SAL 1 menerapkan pemupukan bahan organik yaitu aplikasi tandan
kosong kelapa sawit (TKKS) pada blok secara manual. TKKS adalah produk
samping sisa dari pengolahan TBS kelapa sawit yang berbentuk padatan. Aplikasi
TKKS pada blok bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. TKKS yang akan diaplikasikan dikirim dari pabrik setelah dikumpulkan
terlebih dahulu. TKKS diangkut menggunakan truk dengan kapasitas muat 4 – 5
ton. TKKS diecer di pinggir jalan koleksi pada blok yang akan diaplikasikan.
Aplikasi TKKS dilaksanakan dengan rotasi 1 kali/tahun pada bulan Januari
– Maret. Norma kerja untuk aplikasi TKKS adalah 6.5 HK/ha atau 0.15 ha/HK
atau 18 pokok/HK. Dosis TKKS adalah 30 ton/ha dan diaplikasikan di dalam
plong. Plong adalah area di antara dua pokok sawit di dalam satu baris tanaman.
17
Dosis untuk satu plong adalah 230 kg/plong. Jumlah plong yang harus terisi
dalam 1 ha adalah 130 plong/ha.
Alat kerja yang digunakan dalam kegiatan aplikasi TKKS yaitu APD (helm
dan sepatu boot), garpu, angkong standar, dan angkong laba-laba. Angkong laba-
laba adalah angkong yang telah dimodifikasi sehingga muatannya bertambah.
Proses kerja aplikasi TKKS yaitu tankos dimuat ke dalam angkong sesuai
kapasitasnya, tankos dilangsir ke dalam blok dan dituang di dalam barisan
tanaman. Plong sudah terisi tankos kemudian disusun satu lapis untuk mencegah
perkembangan hama kumbang tanduk dan persegi panjang dengan ukuran 2 x 3
m. Dokumentasi kegiatan pemupukan bahan organik tandan kosong dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4 Aplikasi tandan kosong (a) alat kerja aplikasi tankos (b) angkong
modifikasi (c) susunan tandan kosong
Berdasarkan pengamatan penulis aplikasi tankos di Kebun Inti I pada PT
SAL 1 belum berjalan dengan baik dikarenakan masih terdapat tankos yang tidak
disusun di dalam plong, dosis tankos yang belum tepat, kualitas kerja pada tengah
blok kurang baik, tidak ada alat ukur yang baku (mal), dan masih ada losses
tankos
b dikarenakan jatuh ke dalam c parit.
Gambar 5 Pengendalian gulma manual (a) cangkul (b) garuk piringan oleh
a b c
d e
19
Alat yang digunakan dalam kegiatan garuk piringan yaitu APD, parang, dan
cangkul bermata lebar. Uraian kerja garuk piringan yaitu pakis-pakisan (rayutan)
yang menempel pada batang pohon ditebas dengan parang kemudian gulma dan
serasah di piringan dicangkul dengan jari-jari 2 m dari batang. Berdasarkan
pengamatan penulis, penggarukan piringan masih dilakukan dari arah dalam ke
luar piringan sehingga terjadi cekungan di piringan yang menyebabkan air hujan
tertampung dan hasil pekerjaan di tengah blok masih di bawah kualitas yang
diinstruksikan.
b. Semprot (chemist)
Semprot CPT adalah kegiatan pengendalian gulma di piringan, pasar pikul,
dan tempat pemungutan hasil dengan menggunakan herbisida. Semprot CPT
bertujuan untuk mengurangi persaingan antara tanaman utama, mempermudah
pemanenan, mempermudah pengutipan brondolan di TPH, mempermudah
pekerjaan pemupukan, membuka akses pasar pikul, dan mempermudah proses
kontrol hasil kerja. Semprot CPT dilaksanakan dengan rotasi 2 kali/tahun yaitu
pada semester I dan semester II menjelang pemupukan. Semprot CPT dapat
dilaksanakan secara serentak ataupun terpisah tergantung kebutuhan. Norma kerja
untuk setiap item kerja semprot berbeda-beda. Norma kerja semprot CPT adalah
0.278 HK/ha, semprot piringan 0.2 HK/ha, semprot pasar pikul 0.07 HK/ha, dan
semprot TPH 0.08 HK/ha.
Piringan (circle) merupakan tempat jatuhnya TBS dan brondolan.
Spesifikasi standar fisik (SSF) untuk piringan adalah anak kayu dan anak sawit <5
di piringan, penutupan gulma lunak 10% terhadap luas piringan, bersih dari
serasah, pakis Neprolephis biserrata masih diperbolehkan. Pasar pikul (path)
merupakan jalan akses bagi pekerja untuk melakukan kegiatan pemanenan,
pemupukan, dan kontrol. SSF untuk pasar pikul adalah tidak ada anak kayu di
pasar pikul dan lebar pasar pikul 1.5 m bebas gulma. TPH merupakan tempat
pengumpulan TBS yang akan diangkut ke pabrik. SSF untuk TPH adalah tidak
ada gulma dan anak sawit, tidak ada serasah, dan ukuran standar 3 x 4 m.
Alat dan yang digunakan dalam pekerjaan semprot CPT yaitu APD (helm,
goggle, masker, sarung tangan, apron, dan sepatu boot), knapsack sprayer Solo
425, nozzle hitam tipe polijet (kipas), takaran herbisida, ember, dan botol.
Herbisida yang digunakan dalam kegiatan semprot CPT adalah herbisida kontak
dan sistemik. Herbisida kontak yang digunakan bermerek dagang Gramoxone 276
SL dengan bahan aktif Paraquat diklorida 276 g/l. Dosis yang digunakan 0.3
liter/ha dengan konsentrasi 2.6 – 4 ml/liter air dan volume semprot 75 – 115
liter/ha. Herbisida sistemik yang digunakan bermerek dagang Roundup 486 SL
dengan bahan aktif Glifosat 486 g/l. Dosis yang digunakan 0.3 liter/ha dengan
konsentrasi 2.6 – 4 ml/liter air dan volume semprot 75 – 115 liter/ha. Herbisida
campuran Glifosat yang digunakan bermerek dagang Garlon 670 EC dengan
bahan aktif Triklopir 670 g/l dan konsentrasi 250 ml/liter Glifosat. Air yang
digunakan untuk melarutkan herbisida berasal dari parit di pinggir blok.
Dokumentasi kegiatan semprot (chemist) gulma dapat dilihat pada Gambar 6.
20
a b
c
d
C
C
V
V
C
V
V
V
V
Gambar 6 Pengendalian gulma kimiawi (a) pembagian herbisida oleh mandor (b)
pengisian knapsack sprayer (c) penyemprotan gulma oleh karyawan
(d) penyemprotan gulma oleh mahasiswa
Proses kerja semprot CPT yaitu setengah tangki knapsack diisi dengan air,
kemudian herbisida ditakar dan dituang ke dalam knapsack, knapsack diisi penuh
dengan air. Knapsack dipompa sampai tekanan angin cukup. Gulma disemprot
secara merata dan mengikuti arah angin. Kendala yang ditemukan penulis pada
kegiatan semprot CPT yaitu takaran herbisida tidak akurat sehingga herbisida
yang digunakan sering kekurangan atau kelebihan, semprotan nozzle tidak
mengembun, kalibrasi semprot jarang dilakukan, dan penggunaan APD belum
lengkap.
panen antara panen terakhir dengan panen selanjutnya di seksi atau blok yang
sama.
Rotasi panen yang digunakan di kebun PT SAL 1 adalah rotasi 6/7 artinya
areal dibagi menjadi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari dalam 1 minggu. Seksi
panen adalah luasan areal produktif yang harus selesai dipanen dalam satu hari.
Kriteria matang panen di kebun PT SAL 1 tidak baku.
Kriteria matang panen dapat berubah sesuai peraturan yang diterbitkan oleh
manajemen. Kriteria matang panen yang digunakan antara lain 5 butir brondolan
di TPH dan panen asal memberondol saja. Norma kerja untuk pemanenan terdiri
dari dua target yaitu coverage area dan basis janjang.
Coverage area adalah luasan yang harus dipanen oleh seorang pemanen
yaitu 5 ha/HK dan basis panen adalah jumlah janjang yang harus dipanen oleh
pemanen yaitu 109-167 janjang tergantung umur tanaman dan jenis blok. Basis
panen pada hari Jumat adalah 73-134 agar pemanen yang beragama Islam lebih
cepat mencapai target dan dapat melaksanakan ibadah Sholat Jumat. Prestasi kerja
penulis adalah mengutip 10 karung brondolan dan menyusun pelepah pada ancak
panen seluas 5 ha, penulis tidak diperkenankan oleh pihak perusahaan untuk
melakukan pemanenan dikarenakan alasan keselamatan.
Alat yang digunakan dalam kegiatan pemanenan adalah APD, dodos, egrek,
gancu, kapak, karung dan batu asah. Mata dodos, egrek, dan kapak harus
dibungkus dengan kain atau karung saat dibawa keluar blok untuk menjaga
keamanan dan keselamatan kerja. Proses kerja dalam pelaksanaan panen yaitu
buah yang telah memberondol dipotong, pelepah yang ikut terpotong disusun di
gawangan mati. Tangkai buah dipotong membentuk cangkem kodok (V)
kemudian distempel dengan kode pemanen.
Brondolan yang terlepas saat buah terjatuh dikutip bersih. Buah dan
brondolan disusun di pasar pikul yang selanjutnya akan diangkut ke TPH oleh
pekerja infield. Kupon panen harus diisi dengan benar sesuai jumlah janjangan
yang dipanen dan diserahkan kepada petugas infield. Dokumentasi kegiatan panen
TBS dapat dilihat pada Gambar 7.
b C
d e
22
Gambar 7 Kegiatan panen (a) pemotongan TBS (b) pengutipan brondolan (c)
pembuatan cangkem kodok (d) cangkem kodok standar (e) buah busuk
yang tidak terpanen minggu sebelumnya
Berdasarkan pengamatan penulis kegiatan pemanenan di kebun PT SAL 1
masih belum sesuai dengan standar operasional prosedur sehingga terjadi
kehilangan hasil panen. Beberapa kesalahan yang penulis temukan yaitu pemanen
masih memotong buah mentah untuk mencapai basis panen atau premi panen,
buah tinggal dipokok masih ada karena pohon yang terlalu tinggi. Brondolan di
piringan tidak dikutip bersih dan dibuang ke gawangan mati dikarenakan waktu
untuk mengutip brondolan terlalu lama sementara pemanen harus mengejar target
panen. Pemanen terlalu banyak memotong pelepah sehingga tanaman kelapa sawit
menjadi over pruning.
a b
d
c
23
Gambar 8 Kegiatan infield (a) operator transporter menuju blok (b) TBS dimuat
kedalam bak transporter (c) TBS dimuat menggunakan angkong (d)
TBS disusun di TPH
Alat kerja yang digunakan dalam kegiatan infield TBS adalah angkong,
transporter, wintor, APD, digital counter, kartu near field communication (NFC),
dan tojok. Proses kerja infield TBS yaitu buah yang berada di pasar pikul diangkut
ke dalam bak unit infield, kupon panen yang telah dikumpulkan kemudian diinput
ke dalam digital counter data yang diinput meliputi blok, kode pemanen, dan
jumlah janjangan. Buah yang berada di dalam bak kemudian di susun rapi di TPH.
Unit infield yang telah selesai digunakan kemudian dicuci dan disimpan di
service point. Norma kerja untuk tiap unit infield berbeda yaitu angkong dengan
coverage area seluas 15 ha/HK dan basis tonase sebesar 4 ton/HK. Norma kerja
untuk unit infield transporter dan wintor dengan coverage area seluas 20-30
ha/HK dan basis tonase sebesar 9 ton/HK. Prestasi kerja penulis dalam kegiatan
infield TBS adalah 1 ton dan coverage area seluas 3 ha.
5.1.5.1 Perencanaan
pengamat EWS paling lambat tanggal 25 pada bulan sebelum pelaksanaan jadwal
pengamatan. Jadwal EWS dibuat sesuai skala prioritas berdasarkan hasil EWS
pada bulan sebelumnya. Jadwal EWS ditempel pada papan pengumuman yang
terdapat di kantor kebun dan kantor afdeling. Jadwal pengamatan EWS dapat
dilihat pada Lampiran 7.
Sarana dan prasarana yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan deteksi OPT
meliputi beberapa hal yaitu: jadwal pengamatan yang telah direncanakan oleh
asisten protan sesuai dengan skala prioritas. Peta blok, APD, egrek yang
panjangnya disesuaikan dengan tinggi pohon kelapa sawit, dan tablet yang sudah
diinstal aplikasi early warning system.apk Astra Agro Lestari. Dokumentasi
sarana dan prasarana dapat dilihat pada Gambar 9.
25
a b
c d
Gambar 9 Sarana dan prasarana EWS (a) peta blok (b) boot (c) helm (d)
tablet EWS
Luas blok
Jumlah BS =
Jumlah titik sampel dalambaris
Berikut ditampilkan contoh penetapan titik sampel (TS) dan baris sampel
(BS) pada Afdeling Alfa Blok OA 1:
Diketahui:
- luas blok : 17.6 ha
- jumlah baris tanaman : 88 baris
- jumlah tanaman/baris : 25 tanaman
-n :3
Dicari:
- interval titik sampel
- jumlah baris sampel
- interval baris sampel
Jawab:
Jumlah pokok dalam baris-6 25−6 19
- Interval TS = = = = 9.5
n-1 3-1 2
dibulatkan 10
Penetapan titik sampel (TS) dan baris sampel (BS) pada blok di atas
didapati jumlah titik sampel sebanyak 18 pokok, interval titik sampel sebesar 10
tanaman, dan interval baris sampel sebesar 16 baris. Titik sampel terletak pada
pokok ke 3, 13, dan 23 sedangkan baris sampel terletak pada baris ke 3, 19, 35,
51, 67, dan 83. Penentuan titik sampel pada blok OA 1 – OA 6 dapat dilihat pada
Tabel 7.
OA 1 17.60 88 25 18 10 6 16
27
OA 2 16.49 82 25 17 10 6 15
OA 3 23.82 119 26 24 10 8 16
OA 4 27.84 139 26 28 10 9 17
OA 5 27.98 140 25 28 10 9 17
OA 6 22.86 114 25 23 10 9 14
terjadi serangan dapat ditangani secara efektif dan efisien. Jenis dan siklus hidup
UPDKS dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Jenis dan siklus hidup UPDKS
Jenis UPDKS Jumlah Siklus Hidup
Telur Telur Larva Pupa Total Rerata
(butir) (hari) Hari Instar (hari) (hari) (hari)
Setothosea 300-400 4–8 45 – 59 8–9 37 – 42 86 – 109 96
asigna
Setora nitens ± 300 5–7 18 – 32 8–9 17 – 31 40 – 70 56
Thosea bisura ± 600 5–9 22 – 35 7–8 14 – 18 47 – 62 55
Thosea vetusta - 5–8 43 – 55 7–8 20 – 29 60 – 92 80
Darna trima 90 – 300 3–5 26 – 33 6–7 10 – 14 39 – 52 48
Mahasena 2000 - 3000 10 – 25 60 – 120 11 – 12 23 – 40 93 – 185 125
corbetti
Metisa plana 100 – 300 15 – 21 15 – 21 4–5 21 – 30 83 - 107 94
Berat >5 >10 >10 >20 >25 >50 >5 >10 >35 >70 >45 >90
Sumber: Standar operasional prosedur proteksi tanaman
5.1.5.2 Organisasi
Monitoring keberadaan hama kelapa sawit harus dilakukan secara rutin,
terorganisir, rapi, dan sistematis. Oleh karena itu diperlukan struktur organisasi
meliputi asisten protan, mandor 1 EWS, krani EWS, pengamat EWS, dan
30
karyawan perjanjian kerja untuk waktu tak tentu (PKWTT). Jumlah tenaga kerja
proteksi tanaman sebanyak 21 orang yang terdiri dari satu orang asisten protan,
satu orang mandor 1 EWS, satu orang krani EWS, enam orang pengamat EWS,
dan dua belas karyawan PKWTT. Struktur organisasi proteksi tanaman dapat
dilihat pada Lampiran 8.
a. Asisten protan
Asisten protan bertugas memberikan pengarahan kepada tim EWS pada saat
apel pagi. Pengarahan yang diberikan meliputi kelengkapan alat kerja dan APD,
evaluasi hasil pengamatan, melakukan verifikasi data hasil pengamatan sebelum
dikirim ke head office.
b. Mandor 1 EWS
Mandor 1 EWS merupakan karyawan non staf yang bertugas membantu
asisten protan dalam memberikan pengarahan kepada pengamat EWS, menerima
hasil pekerjaan lapangan dari pengamat, dan validasi keabsahan hasil pengamatan
EWS.
c. Karyawan administrasi (krani EWS)
Krani EWS merupakan karyawan non staf yang bertugas melakukan
rekapitulasi data hasil pengamatan EWS, gaji, premi, jumlah material dan alat
pengendali OPT. Krani memiliki tugas tambahan yaitu membantu menyediakan
data untuk review kegiatan EWS di akhir bulan dan juga membantu kepanitiaan
training pengamat EWS.
d. Pengamat EWS
Pengamatan OPT dilakukan oleh petugas EWS yang merupakan tenaga
khusus (specialist) selevel mandor yang bertanggung jawab langsung kepada
asisten proteksi tanaman. Norma kerja pengamatan OPT adalah 0.03 HK/ha dan
terdapat satu orang pengamat per afdeling. Pengamat EWS bertugas melakukan
pengamatan OPT pada blok yang telah dijadwalkan secara tepat, menghitung
populasi OPT pada pokok sampel secara cermat, mengamati gejala serangan dan
melaporkan hasil pengamatan kepada asisten protan. Form deteksi OPT dapat
dilihat pada Lampiran 9.
e. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak Tentu (PKWTT)
PKWTT merupakan perjanjian kerja yang tidak ditentukan waktunya dan
bersifat tetap. Tenaga kerja ini bertugas melaksanakan kegiatan teknis proteksi
tanaman yaitu rawat tanaman bermanfaat dan perawatan sarang burung hantu
(gupon).
5.1.5.3 Pelaksanaan
Deteksi organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan suatu tindakan
pengamatan terhadap hama yang dapat mengganggu dan merusak tanaman hingga
menyebabkan kerugian secara ekonomi. Deteksi OPT bertujuan untuk mengetahui
sedini mungkin keberadaan jenis OPT, tingkat populasi, stadia OPT, kondisi,
pola, intensitas, luas, dan kategori serangan OPT di lapangan.
Deteksi OPT yang dilaksanakan oleh penulis adalah deteksi rutin. Deteksi
rutin dilakukan 1 kali/bulan pada semua blok dengan norma 1 – 2 blok/hari tanpa
menghiraukan ada atau tidak adanya serangan ulat. Deteksi rutin dilaksanakan
sesuai jadwal yang telah direncanakan oleh asisten protan.
31
Berdasarkan Tabel 12, blok yang terserang hama UPDKS adalah blok OA 1
dan blok OA 2 dengan jenis ulat dominan yaitu Sethotosea asigna. Serangan
UPDKS tertinggi terdapat pada blok OA 2 dengan intensitas serangan sebesar
5.88%. Intensitas serangan di bawah 25% termasuk kategori serangan ringan
sehingga pengendalian yang dilakukan hanya pengendalian secara hayati. Blok
yang tidak terserang hama UPDKS yaitu blok OA 3 – 6.
a b c
32
Gambar 13 Gejala serangan tikus pada buah (a) bekas gigitan pada brondolan
(b) gigitan baru pada buah mentah (c) gigitan lama pada buah matang
a b
34
Berdasarkan Tabel 14, target tanam Turnera subulata di afdeling alfa adalah
sebesar 23 602.65 m2 dengan realisasi penanaman sampai bulan April telah
mencapai 6 104.76 m2 atau coverage sebesar 25.86%. Realisasi penanaman
Turnera subulata di afdeling alfa belum berjalan sesuai target bulanan yaitu
8.33% per bulan atau sebesar 33.33% sampai bulan April.
a b
c d
e f g
36
Gambar 15 Siklus hidup Sycanus dichotomus (a) telur (b) instar 1 (c) instar 2
(d) instar 3 (e) instar 4 (f) instar 5 (g) imago
a b
37
a b
c
d
38
Gambar 15 Kegiatan monitoring burung hantu (a) gupon (b) induk burung hantu
(c) telur dan anakan (d) anakan umur 1 minggu
Satu gupon dihuni oleh sepasang burung hantu jantan dan betina. Jenis
gupon yang digunakan di PT SAL 1 adalah gupon berbahan kayu. Gupon
berbahan kayu memiliki kelebihan yaitu nyaman bagi burung hantu dan biaya
materialnya yang murah, kekurangan adalah mudah lapuk dan jangka waktu
penggunaan singkat (4-5 tahun). Gupon dilengkapi dengan pintu kontrol dan pintu
masuk burung hantu. Hasil pengamatan kondisi gupon disajikan pada Tabel 15.
39
5.1.5.5 Pengawasan
a. Asisten proteksi tanaman
Pengawasan yang dilakukan oleh asisten protan meliputi pengawasan
pelaksanaan deteksi OPT yang dilakukan oleh pengamat EWS, menganalisa data
hasil pengamatan untuk menentukan langkah selanjutnya bila terjadi serangan
hama, mengawasi penggunaan alat kerja dan alat pelindung diri. Asisten protan
wajib melakukan teguran baik secara lisan maupun tulisan kepada mandor 1,
krani, dan pengamat EWS apabila berbuat kesalahan dan memberikan pengarahan
kepada bawahannya.
b. Mandor 1 EWS
Mandor 1 EWS merupakan karyawan non staf yang bertugas membantu
asisten protan dalam mengawasi pelaksanaan deteksi rutin OPT. Pengawasan
dilakukan pada afdeling acak oleh mandor 1. Mandor 1 memeriksa kelengkapan
alat kerja dan alat pelindung diri pada saat apel pagi. Mandor 1 melakukan
evaluasi dan pembinaan terhadap petugas EWS dan PKWTT berdasarkan hasil
pengawasan di lapangan. Mandor 1 berhak memberi teguran ataupun sanksi
kepada bawahannya yang melakukan penyimpangan kerja dan
mendokumentasikannya pada berita acara pemeriksaan personil (BAPP)
c. Petugas early warning system (EWS)
Petugas EWS merupakan tenaga kerja khusus yang bertugas melakukan
deteksi OPT dan bertanggung jawab langsung kepada asisten protan. Hama dan
40
penyakit salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya kelapa
sawit. Akibat yang ditimbulkan hama dan penyakit sangat besar, dari penurunan
hasil produksi hingga kematian tanaman. Petugas EWS memiliki bawahan 2
orang karyawan PKWTT yang bertugas melaksanakan kegiatan teknis
pengendalian hayati. Petugas EWS mengawasi karyawan PKWTT tentang
pemakaian alat kerja dan APD. Petugas EWS wajib memberikan teguran terhadap
kesalahan yang dilakukan karyawan.
pada pekerjaan panen, baik proses maupun hasil. Buku mandor panen dapat
dilihat pada Lampiran 11.
Sebelum pelaksanaan panen, mandor panen harus mengatur ancak karyawan
pemanen. Pengawasan pelaksanaan panen yang dilakukan antara lain pemeriksaan
ancak pemanen (buah tinggal, brondolan tinggal, dan susunan pelepah),
pemeriksaan TPH (buah mentah, buah busuk, tangkai panjang, dan susunan buah),
melaksanakan penalty panen sesuai SOP, melakukan sensus buah untuk rotasi
panen berikutnya, serta membagi karung brondolan ke karyawan pemanen.
Mandor panen mempunyai tanggung jawab untuk menjamin ketuntasan ancak
karyawan pemanen meliputi tidak adanya buah tinggal, brondolan tinggal, buah
mentah, buah busuk, dan buah dengan tangkai panjang serta menjamin penalty
panen berjalan. Form sensus panen dapat dilihat pada Lampiran 12.
Kegiatan penulis saat menjadi mandor panen di Afdeling Alfa yaitu
mengawasi pemanen supaya mengikuti standar kualitas yang telah ditetapkan.
Pengawasan pemanenan buah mentah, meninggalkan buah masak, dan
meninggalkan brondolan merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Selain
itu, pemotongan pelepah rapat pada batang tanaman, tangkai buah harus dipotong
berbentuk V atau cangkem kodok, pelepah tinggal atau sengkleh tidak
diperbolehkan, dan pelepah harus disusun rapi di gawangan mati. Pengawasan
yang dilakukan kemudian dicatat di laporan produksi panen harian. Permasalahan
yang terjadi di lapangan ketika pemanen tidak mengikuti apel pagi dan tidak
memberitahukan kabar. Hanca yang telah dibagikan harus diubah kembali supaya
target panen pemanen dapat terpenuhi. TBS sering tinggal di gawangan dan tidak
dipanen karena kondisi jalan dalam blok yang rusak. Form permintaan bahan
bakar minyak dapat dilihat pada Lampiran 13.
Pendamping asisten Kegiatan yang dilakukan pada tingkat afdeling
merupakan tanggung jawab dari seorang asisten afdeling. Asisten afdeling
bertugas merencanakan dan mengkoordinasikan program kerja dan target
mingguan serta bulanan sesuai program kerja kebun, mengevaluasi hasil-hasil
kegiatan dan mengarahkan pemecahan masalah di tingkat afdeling, melaksanakan
pengawasan dan pemeriksaan (kontrol) kegiatan lapangan, melakukan
pengawasan dan penilaian terhadap prestasi mandor, melakukan administrasi
afdeling dengan penilaian terhadap prestasi mandor, melakukan administrasi
afdeling dengan dibantu oleh mandor I, dan mengelola seluruh kegiatan afdeling
secara efektif dan efisien agar sesuai dengan lembar rencana kerja yang telah
dibuat. Kegiatan administrasi tersebut, antara lain membuat Lembar Rencana
Kerja (LRK) yaitu rencana kerja per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal
yang akan dikerjakan, rencana tenaga kerja yang akan digunakan, dan rencana
material yang akan digunakan.
Tugas kepala afdeling yang berkaitan dengan kegiatan manajerial yaitu
merencanakan, mengorganisasikan, dan mengawasi pekerjaan perawatan tanaman
dalam rangka mewujudkan pertumbuhan tanaman yang diharapkan,
merencanakan, mengorganisasikan, dan mengawasi pekerjaan pemanenan dalam
rangka pencapaian target produksi baik kuantitas maupun kualitas, menggunakan
anggaran tahunan untuk kegiatan atau operasional afdeling sesuai dengan norma,
mengorganisasikan sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhan, dan
melaksanakan fungsi-fungsi sosial. Selama menjadi pendamping asisten, penulis
44
6 PEMBAHASAN
6.1 Hama Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (Setothosea asigna) dan Hama
Tikus (Rattus tiomanicus)
7.1 Simpulan
Pengendalian hama di Kebun Inti 1 sudah berjalan dengan sangat baik dan
dilakukan secara hayati atau biologi. Intensitas serangan hama UPDKS
(Sethotosea asigna) terbesar terdapat pada blok OA 2 yaitu 5.88% dengan
kategori ringan. Blok OA 3 – 6 tidak terserang UPDKS. Pengendalian UPDKS
dilakukan dengan menanam beneficial plant yaitu paku harupat (Nephrolepis
48
biserrata), bunga pukul delapan (Turnera subulata), bunga air mata pengantin
(Antigonon leptopus), dan penggunaan serangga predator (Sycanus dichotomus).
Penanaman Turnera subulata belum mencapai target bulanan. Instensitas
serangan hama tikus terbesar ada pada blok OA 2 yaitu 8.45% dengan kategori
sedang. Hama tikus dikendalikan dengan memanfaatkan musuh alaminya yaitu
burung hantu (Tyto alba). Gupon burung hantu yang rusak berjumlah 11 gupon.
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adi P. 2010. Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID): Penerbit
Pustaka Baru Pr.
[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan 2017. Statistik Perkebunan Tree
Corp Estate Statistics 2015-2017. Kelapa Sawit Palm Oil. Jakarta (ID):
Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan.
Kiswanto, Purwanta JH, Wijayanto B. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit.
Slameto, editor. Bogor (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Koswara S. 2006. Integrated Pest Management dalam Industri Pangan. [Internet].
[diunduh 2017 Des 2]. Tersedia pada: http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/2013/07/Manajemen-Pengendalian-Hama-dalam-Industri-
Pangan.pdf.
Liau SS, Ahmad A. 1993. Defoliation and croploss in young oil palms. Selangor
(MY): Palm Oil Research Institute of Malaysia.
Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis gunineensis Jacq.) di Indonesia. Pematang
Siantar (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Mangoensoekarjo S. 2000. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Semangun H,
editor. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.
Mangoensoekarjo S, Semangun H. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.
Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.
Pahan I. 2015. Panduan Teknis Budidaya Kelapa Sawit untuk Prakisi
Perkebunan. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. 90 Tahun Penelitian Kelapa Sawit
Indonesia. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Pardamean M. 2011. Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit.
Prabawati A, editor. Yogyakarta (ID): Lily Publisher.
Pasaribu N. 2004. Minyak buah kelapa sawit [skripsi]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Risza S. 1994. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta (ID):
Penerbit Kanisius.
Sudharto. 2005. Pengendalian Terpadu Terhadap Ulat Pemakan Daun Kelapa
Sawit (UPDKS). Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Sudharto, Susanto A, Harahap ZA, Purnomo E. 2000. Pengendalian Kumbang
Tanduk Oryctes rhinoceros pada Tumpukan Tandan Kosong Kelapa Sawit.
Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Yullia
T, editor. Jakarta (ID): Agromedia.
Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
Kemitraan. Opi, editor Jakarta (ID): Agromedia.
50
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jurnal harian kegiatan Praktik Kerja Lapangan sebagai Karyawan Harian di PT Sari Aditya Loka Jambi
Prestasi Kerja Lokasi
Tanggal Uraian Kegiatan
Penulis Karyawan Standar
03 Februari 2018 Melapor kepada Kabag HRG - - - Kantor Besar PT SAL-1
Melapor kepada Kepala
05 Februari 2018 Kebun Inti I - - - Kantor kebun Inti I
Melapor kepada Afdeling Alfa
06 Februari 2018 Pemupukan anorganik 0.1 HK/ha 0.2 HK/ha 0.2 HK/ha Blok OA 3
07 Februari 2018 Pemupukan anorganik 0.1 HK/ha 0.32 HK/ha 0.31 HK/ha Blok OA 11 dan OA 16
08 Februari 2018 Pemupukan anorganik 1 ha 3.3 ha/HK 3.3 ha/HK Blok OA 4
09 Februari 2018 Pengendalian gulma 1 ha 6.25 HK/ha 5 ha/HK Blok OA 10
10 Februari 2018 Pemupukan anorganik 2 ha 5 ha 5 ha Blok OA 4
12 Februari 2018 Pemupukan organik 6 plong 25 plong 20 plong Blok OA 3
13 Februari 2018 Deteksi OPT 26 titik sampel 26 titik sampel 26 titik sampel Blok OA 18
14 Februari 2018 Pengendalian gulma kimia 1 ha 4.5 ha 3.6 ha Blok OA 14
15 Februari 2018 Gemba Kebun - - - Afd Delta OD 17
16 Februari 2018 LIBUR - - - -
17 Februari 2018 Deteksi OPT 24 titik sampel 24 titik sampel 24 titik sampel Blok OA 17
19 Februari 2018 Panen - 3.8 ton 2 ton Blok OA 9
20 Februari 2018 Panen - 4 ton 1.9 ton Blok OA 13
21 Februari 2018 Panen - 2.7 ton 2 ton Blok OA 15
22 Februari 2018 Panen (Infield) - 4.8 ton 2.9 ton Blok OA 1
23 Februari 2018 Pruning - 4.5 ha 5 ha Blok OA 12
24 Februari 2018 Deteksi OPT 24 titik sampel 24 titik sampel 24 titik sampel Blok OA 10
26 Februari 2018 Pengendalian gulma manual 2 ha 4 ha 3.6 ha Blok OA 13
27 Februari 2018 Pengendalian gulma manual 25 pohon 32 pohon 28 pohon Blok OA 6
28 Februari 2018 Deteksi OPT 24 pohon sampel 24 pohon sampel 1 ha Blok OA 11
49
50
Lampiran 2 Jurnal Harian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan sebagai pendamping mandor/mandor besar di PT Sari Aditya Loka
Jambi
Prestasi Kerja Penulis Lokasi
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah KH yang Luas Areal yang Lama Kegiatan
diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
01 Maret 2018 Rawat Path chemist 4 32.64 7 Blok OA 11 dan OA 16
02 Maret 2018 Rawat Path chemist 2 16.3 7 Blok OA 16
03 Maret 2018 Rawat Circle chemist 4 24.59 7 Blok OA 12
05 Maret 2018 Rawat circle weeding manual 2 1 7 Blok OA 11
06 Maret 2018 Rawat pemupukan BO Tankos 2 0.3 7 Blok OA 3
07 Maret 2018 Rawat weeding chemist 1 3.49 7 Blok OA 11
08 Maret 2018 Pupuk 6 27.98 7 Blok OA 5
09 Maret 2018 Deteksi OPT - 24.48 5 Blok OA 11
10 Maret 2018 Deteksi OPT - 24.59 5 Blok OA 12
12 Maret 2018 Deteksi OPT - 28.25 5 Blok OA 13
13 Maret 2018 Deteksi OPT - 28.40 5 Blok OA 14
14 Maret 2018 Deteksi OPT - 24.84 5 Blok OA 15
15 Maret 2018 Deteksi OPT - 24.50 5 Blok OA 16
16 Maret 2018 Deteksi OPT - 24.53 5 Blok OA 17
17 Maret 2018 Libur - - - -
19 Maret 2018 Panen 6 23.86 7 Blok OA 7
20 Maret 2018 Panen 6 24.53 7 Blok OA 17
21 Maret 2018 Panen 6 18.44 7 Blok OA 14
22 Maret 2018 Panen 6 28.53 7 Blok OA 9
23 Maret 2018 Panen 6 23.62 7 Blok OA 3
24 Maret 2018 Deteksi OPT - 17.60 5 Blok OA 1
26 Maret 2018 Deteksi OPT - 16.49 5 Blok OA 2
27 Maret 2018 Pemupukan anorganik 2 19.02 7 Blok OA 9
28 Maret 2018 Pemupukan anorganik 3 23.26 7 Blok OF 17
29 Maret 2018 Pemupukan anorganik 3 24.63 7 Blok OA 10
30 Maret 2018 Libur - - - -
31 Maret 2018 Pemupukan anorganik 4 28.53 7 Blok OA 9
Lampiran 3 Jurnal Harian Kgiatan Praktik Kerja Lapangan sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Sari Aditya
Loka, Jambi
Prestasi Kerja Penulis Lokasi
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Luas Areal yang Lama Kegiatan
diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
02 April 2018 Deteksi OPT 1 17.6 4 Blok OA 1
03 April 2018 Deteksi OPT 1 16.49 5 Blok OA 2
04 April 2018 Deteksi OPT 1 23.82 5 Blok OA 3
05 April 2018 Deteksi OPT 1 27.84 5 Blok OA 4
06 April 2018 Deteksi OPT 1 27.98 5 Blok OA 5
07 April 2018 Deteksi OPT 1 22.86 5 Blok OA 6
09 April 2018 Supervisi Dosen - - - Kantor Kebun Inti I
10 April 2018 Supervisi Dosen - - - Kantor Kebun Inti I
11 April 2018 Pemupukan anorganik 1 24.59 7 Blok OA 12
12 April 2018 Rawat circle chemist 1 5.68 7 Blok OA 14
13 April 2018 Rawat Path chemist 1 11.36 7 Blok OA 14
14 April 2018 Libur - - - -
16 April 2018 Rawat tabur BO Tankos 1 0.22 7 Blok OA 3
17 April 2018 Panen 3 82.37 7 Blok OA 9, OA 8, dan OA 5
18 April 2018 Panen 3 85.75 7 Blok OA 2, OA 3, dan OA 4
19 April 2018 Panen 3 98.18 7 Blok OA 10, OA 11, OA 16, OA 17
20 April 2018 Panen 3 102.73 7 Blok OA 12, OA 15, OA 18, OA 19
21 April 2018 Panen 3 99.18 7 Blok OA 1, OA 4, OA 5, OA 8
23 April 2018 Panen 3 98.14 7 Blok OA 10, OA 11, OA 16, OA 17
24 April 2018 Rawat tanaman gulma 1 22.86 7 Blok OA 6
25 April 2018 Rawat tanaman gulma 1 23.82 7 Blok OA 3
26 April 2018 Pruning 1 24.63 7 Blok OA 10
27 April 2018 Pruning 1 17.6 7 Blok OA 1
28 April 2018 Presentasi PKL - - 10 Kantor Kebun Inti I PT SAL-1
51
52
1 POS SA TPA M 2
4 3
5 6
8 7
9 AFD. A 10
13 12 11
14 15 16
19 18 17
1 2 3
6 5 4
E m pla s m e nt A, B
7 8 9 10
E m pla s m e nt
14 AFD. B 13 12 11
15 16 17 18 19
23 22 21 20
1 2 3 4
8 7 6 5
9 10 11 AFD. C 12
16 15 14 13
17 18 19 20
24 23 22 21
1 2 3 4
8 7 AFD. D 6 5
9 10 11 12
16 15 E m pla s m e nt C, D
14 13
17 18 19 20
1 2 3 4
8 7 6 5
9 AFD. E 10 11
U
14 13 12
15 16 17
20 19 18
21 22 23
1 2 3
6 5 4
7 AFD. F 8 9
12 11 10
KE TE R ANG AN :
J a la n P oro s 13 14
S un ga i 15
Ana k S ung a i 16 E m pla s m e nt E ,F
P O S S ATP AM
E m pla s m e nt 17 18
J e m ba t a n/G o rong-goron g
20 19 Ke S P . I, Int i-2
POS SA TPA M
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bulan CH CH CH CH CH CH CH CH CH CH
HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm)
Januari 12 393.5 9 141 17 362 15 168.5 8 117.5 16 445.5 19 308 12 136 21 321.5 14 197.2
Maret 15 332 14 242 17 382 20 181.8 10 185.3 14 185.5 8 116,9 23 299.5 26 335.7 16 265
April 10 261 14 289 17 159.4 15 331.5 21 257.3 17 311 18 198.5 24 371 26 323.3 15 219.6
Mei 9 169 8 147.5 14 142.9 11 119.3 12 147.8 18 206.8 17 328.6 11 255.6 18 175.7 20 447.4
Agustus 10 175 5 114 16 189.3 6 86.8 3 14.3 5 85.3 18 143.8 3 37.5 14 135.2 15 129.9
September 9 175 8 22.8 11 142 10 214.5 6 51.8 13.8 304.5 6 26.1 3 20.3 16 160.9 24 160.8
Oktober 10 229 13 176 16 287.3 14 262 14 426 13 150,8 10 103.4 5 30.9 15 148.2 19 148.3
November 12 252 19 220 16 282.3 15 292 20 255 21 374.9 25 266.4 19 349.3 19 456.2 25 223
Desember 12 305 15 485 13 176.5 17 416.5 18 698.8 20 300.6 23 330.9 18 215.8 9 94.9 20 206.9
12 11 18 15 15 171. 17 14 20 21
2 764 2 016.3 3 100.3 2 604.8 2 914.5 2 873.3 2 209.9 2 105.5 2 546.5 2 339.3
Total 0 7 2 9 0 8 2 5 5 0
1 1 1 1 1 1 1 1
Rata-Rata 230 168 258 217 243 14 239 14 184 175 212 195
0 0 5 3 3 2 7 8
BB 11 8 12 11 10 10 10 9 9 11
BK 0 2 0 0 2 0 1 2 1 1
Sumber: Kantor Besar PT SAL-1
Rata−rata BK
Keterangan : HH : Hari Hujan (hr) Tipe Iklim ( Q )= x 100 %
Q = Rata-rata BK x 100 % Rata−rata BB
CH : Curah Hujan (mm) = 0.9/10.1x 100%
BB : Bulan Basah (> 100 mm)
BK : Bulan Kering (< 60 mm) = 8.91%
53
54
Berdasarkan klasifikasi Schmidt-Ferguson, PT SAL-1 termasuk ke dalam tipe iklim A = 0 % ≤ Q < 14.3 % perhumid dengan vegetasi hutan Tropis
Lampiran 6 Struktur Organisasi Kebun Inti 1 PT SAL 1 Jambi
Lampiran 7 Jadwal Deteksi OPT rutin di Kebun Inti 1 PT SAL 1
59
60
Lampiran 8 Struktur Organisasi Proteksi Tanaman PT SAL 1
67
RIWAYAT HIDUP