Anda di halaman 1dari 51

KAJIAN

PENYAKIT PADA TANAMAN


KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA PLANTATION

Oleh :

INGAN
NIM. 120500053

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2015
KAJIAN
PENYAKIT PADA TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA PLANTATION

Oleh :

INGAN
NIM. 120500053

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2015
KAJIAN
PENYAKIT PADA TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA PLANTATION

Oleh :

INGAN
NIM. 120500053

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kajian Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit


(Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sawit Sukses
Sejahtera Plantation.

Nama : Ingan

NIM : 120500053

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing Penguji I Penguji II

Roby, SP, MP Yuanita, SP, MP F.Silvi Dwi Mentari, S. Hut, MP


NIP. 197305172005011009 NIP. 196611252001122001 NIP. 197707232003122002

Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP, M.Sc


Ir. M. Masrudy, MP
NIP. 197210252001121001
NIP. 196008051988031003

Lulus ujian pada tanggal ......


ABSTRAK

INGAN. Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT.
Sawit Sukses Sejahtera Plantation (di bawah bimbingan Roby,).
Kajian ini dilatar belakangi oleh penyakit tanaman kelapa sawit,pada
umumnya tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian
organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologi sehari-hari.
Secarah singkat penyakit tanaman kelapa sawit adalah penyimpangan dari
keadaan normal,dikatakan sehat atau normal jika tanaman tersebut dapat
menjalankan fungsi-fungsi fisikologis dengan baik,penyakit yang sering
menyerang tanaman kelapa sawit adalah penyakit busuk pangkal
batang,penyakit bintik daun,penyakit busuk pucuk,penyakit busuk tandan buah
dan lain-lain.
Tujuan dari kajian ini untuk meningkatkan keterampilan penulis dalam
memahami proses kegiatan kerja mengidetifikasi penyakit yang ada pada
tanaman kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat
memahami secara khusus aspek pengendalian tanaman kelapa sawit. Kajian
dilaksanakan di PT. Sawit Sukses Sejahtera Plantation. Maka diambil waktu
untuk mengkaji penyakit tanaman kelapa sawit selama 1 bulan terhitung mulai
dari tanggal 02 Maret sampai 02 April 2015, sedangkan pengambilan data ini
menggunakan dua cara yaitu pengambilan secara primer dengan melaksananya
di lapangan dengan menanyakan mandor pengamatan langsung kegiatan
tentang penyakit dan melakukan wawancara terhadap mandor dan asisten divisi,
sedangkan pengambilan data secara sekunder mendapat inpormasi yang dapat
dari hasil melalui yaitu diperoleh dari perpustakaan (kantor kebun).
Hasil dari Kesimpulan kajian penyakit tanaman kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Jenis penyakit di tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu:
penyakit busuk daun,penyakit bintik daun,penyakit busuk pupus,penyakit busuk
pucuk,dan penyakit tajuk. penyakit di tanaman menghasilkan (TM) yaitu:penyakit
busuk tandan buah dan penyakit busuk pangkal batang. Cara pengendalian
penyakit di TBM adalah Benomil 2,0 gr/l air 1 minggu, Dithane M-45 WP
Mankozeb 2,0 gr/l air 1 minggu,Derosal 60 WP Karbendazim 2,0 gr/l air 1
minggu, cara pengendalian di TM yaitu: Fungisida Folatan 0,2-0,7%/ha 2 dalam
minggu sekali,Glyphosate 50 ml-100 ml per pohon.

Kata kunci. Kelapa sawit, pengendalian penyakit


RIWAYAT HIDUP

INGAN, lahir pada tanggal 23 Agustus 1987, di Long

Nawang Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Malinau.

Merupakan putra ke enam dari 6 bersaudara dari pasangan

Bapak Dian Anye dan Ibu Aleng Isang .

Mulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 001 Long Nawang dan lulus pada

tahun 2002, Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Kayan Hulu Long Nawang, dan lulus pada tahun 2005. Melanjutkan ke

tingkat Sekolah Menengah Atas Darma Bakti Malinau, dan lulus pada tahun

2008. Pada tahun 2012 Melanjutkan Pendidikan Tinggi di Politeknik Pertanian

Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian. Program Studi Budidaya

Tanaman Perkebunan.

Pada tanggal 05 Maret sampai dengan tanggal 05 April 2015 mengikuti

Praktek Kerja Lapang (PKL) di perusahaan perkebunan PT. Sawit Sukses

Sejahtera Plantation Desa Senyur, Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten

Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.


KATA PENGANTAR

Dengan Segala Puji Dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah pada akhirnya penulis
mampu menyelesaikan laporan kajian ini.
Laporan kajian ini disusun oleh penulis merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahali Madya Pertanian pada program Di Ploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam
pelaksanaan kajian ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima
kasih kepada:
1. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan do’a kepada penulis
selama ini.
2. Bapak Roby, SP, MP Selaku dosen pembimbing kajian.
3. Ibu Yuanita, SP, MP dan Ibu F. Silvi Dwi Mentari,S. Hut, MP Selaku dosen
penguji.
4. Bapak Nur Hidayat, SP,M. Sc Selaku Ketua Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan.
5. Bapak Ir. M. Masrudy, MP Selaku Ketua Jurusan Mananjemen Pertanian
6. Seluruh staf dosen dan teknisi Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan yang telah banyak membagikan ilmunya selama perkuliahaan
7. Teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi kepada
penulis selama ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan, namun semoga laporan ini bermanfaat bagi pembacanya.

Samarinda, Agustus 2015


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi


DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ................................................. 3
A. Tinjauan Umum perusahaan....................................................... 3
B. Tinjauan Umum Tanaman Kelapa Sawit .................................... 5
C. Penyakit tanaman Kelapa Sawit ................................................. 12

III. METODE KAJIAN ............................................................................. 28


A. Tempat dan Waktu ...................................................................... 28
B. Alat dan Bahan ............................................................................ 28
C. Prosedur Pengambilan Data ....................................................... 28
D. Pengolahan Data......................................................................... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 30


A. Hasil............................................................................................. 30
B. Pembahasan ............................................................................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 33
A. Kesimpulan.................................................................................. 33
B. Saran ........................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 35

LAMPIRAN.............................................................................................. 37
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Lampiran 1. Peta PT. Sawit Sukses Sejahtera .................................. 38

2. Dokumentasi Kajian Penyakit Tanaman Kelapa Sawit ..................... 39


DAFTAR GAMBAR

No Tubuh Utama Halaman

1. Grafik Banyaknya Pupuk Greenfeed HMTF Yang Terpakai .............. 34


1

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia

setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan

produk turunannya telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang

menyumbang devisa terbesar bagi negara dari ekspor non-migas tanaman

perkebunan. Pengusahaan kebun kelapa sawit nasional dilakukan oleh

perkebunan besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR), dan perkebunan

besar negara (PBN) telah menyebar Di 19 provinsi. Selain sumber penyumbang

devisa bagi negara, kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan

petani sekaligus memberikan kesempatan kerja yang luas (Yahya, 1990).

Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami

peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen

kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 712.000.000 ha dan produksi

CPO mencapai 15.460.000.000 ton dengan perincian 2.565.000 ha merupakan

perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5.085.000 ton minyak sawit, 687.000

ha merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar

2.314.000 ton minyak sawit, serta 3.358.000 ha perkebunan besar swasta

(PBS)dengan produksi sebesar 8.990.000 ton minyak sawit (Anonim, 2009).

Salah satu masalah utama yang dihadapi perkebunan kelapa sawit di

Indonesia penyakit adalah busuk pangkal batang yang di sebabkan cendawan

Ganoderma boninense. Penyakit ini sangat menakutkan karena dapat

menyebabkan kematian kelapa sawit dan bisa merugikan, sebab sulit

dikendalikan hal ini terkait dengan sifat penularannya melalui tanah,

(Anonim,2007).
2

Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis penyakit

serta cara pengendaliannya yang ada pada tanaman kelapa sawit di PT. Sawit

Sukses Sejahtera Plantation,

Hasil yang di harapkan dari kajian ini adalah untuk mengetahui mengenai

teknik pengendalian penyakit pada tanaman kelapa sawit agar dapat melakukan

pemeliharaan dengan baik dan berproduksi meningkat dari hasil sebelumnya.


3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum perusahaan

PT. Sawit Sukses Sejahterah ( SSS ) didirikan sesuai dengan akta

pendirian no. 625, pada tanggal 8 mei 1995 PT. Sawit Sukses Sejahtera

mulai beroperasi secarah komersial pada tahun 1997 dan merupakan anak

perusahaan dari PT. BW plantation Tbk yang beralamatkan di Jakarta.

PT. SSS bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dengan lokasi

kebun di Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur

Propinsi Kalimantan Timur dengan lahan seluas 24.504 hektar. Penanaman

di PT. SSS dimulai sejak tahun 2008, dan sampai dengan hari ini PT SSS

telah menanami seluas lebih dari 18.073 hektar serta mengelola 2.551/ ha

tanaman melalui Program Plasma (SSP1, SSP2 & SSP3) serta terbagi

dalam 2 wilayah kerja (PT SSS Wilayah I dan PT SSS Wilayah 2).

PT. SSS bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit dengan

kegiatan usaha utama Perusahaan adalah mengembangkan, menanam, dan

memanen Tandan Buah Segar (TBS) dari tanaman kelapa sawit dan

mengolah TBS menjadi Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO)

dan Inti Sawit atau Palm Kernel (PK) sehingga pendapatan usaha terutama

berasal dari penjualan CPO dan PK.

PT. SSS memiliki tim manajemen yang telah berpengalaman puluhan

tahun di industri kelapa sawit PT. SSS mempunyai 78 karyawan dengan

level staf dan 2.785 karyawan level Non staf yang tersebar di beberapa areal

yang dimiliki. Perusahaan juga aktif membina dan menyiapkan generasi

penerus sebagai kader pemimpin untuk mengantisipasi perkembangan

perusahaan. Sistem pengawasan dan kontrol juga terus diperkuat untuk

menjamin pencapaian maksimum dari asset yang dimiliki. Saat ini memiliki
4

satu pabrik pengolahan kelapa sawit, dengan total kapasitas produksi 60 ton

TBS per jam. Kombinasi dari penggunaan mesin – mesin yang mutakhir,

teknologi yang inovatif, pengiriman TBS yang tepat waktu dan kesigapan

manajemen, memastikan bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk

berkualitas. Kedekatan lokasi pabrik CPO dengan perkebunan menjamin

kesegaran TBS untuk dapat langsung diproses dalam pabrik. Penambahan

pabrik CPO akan terus diupayakan seiring dengan meningkatnya umur

tanaman menghasilkan yang dimiliki.

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa masa depan

Perusahaan sangat menjanjikan. Keyakinan ini disebabkan karena

kebutuhan minyak kelapa sawit yang terus meningkat, luas areal

perkebunan yang dimiliki Perusahaan sangat luas, baik yang sudah tertanam

maupun yang siap untuk ditanam. Banyaknya produk turunan yang dapat

dihasilkan dari CPO merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di

masa depan. Salah satu produk turunan minyak kelapa sawit, yakni minyak

olein dan minyak stearin, yang merupakan bahan dasar dari berbagai

produk, memiliki nilai jual yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk

agrobisnis lainnya. Manfaat CPO sebagai bahan bakar kendaraan bermotor

(bio-fuel) juga membuka peluang yang lebih besar bagi peningkatan harga

jual CPO di masa depan.

B. Tinjauan Umum Tanaman Kelapa Sawit

1. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan

Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies Elaeis oleifera dan Elaeis

odora berasal dari kawasan Amerika Selatan sedangkan speseis Elaeis

guineensis berasal dari Afrika (Pahan, 2008).


5

Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Monocotyledone

Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat

diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan

dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain.

Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah,

bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan

buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah curde palm oil (CPO)

yang berwarna kuning dan minyak inti sawit yang tidak berwarna. CPO

banyak digunakan sebagai bahan industri pangan, industi sabun, industri

baja, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif.

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak

hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai

negara tropis yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia

berpeluang besar untuk mengembangkan pekebunan kelapa sawit, baik

melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat.

Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan

adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi

tanaman kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat


6

dilakukan dengan cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif

(Pahan, 2007).

2. Morfologi Tanaman Kelapa sawit

a. Bunga

Tanaman kelapa sawit adalah tanaman berumah satu

(monocious), bunga jantan dan bunga betinanya berada dalam satu

pohon tetapi berkembang secara terpisah. Dalam satu tandan bunga

jantan dapat menghasilkan 200 spikelet, dan setiap spikelet terdiri

atas kurang lebih 750 bunga jantan. Bunga jantan memiliki 6 benang

sari dan dari satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan 25 - 50 g

serbuk sari. Dalam satu tandan bunga betina terdapat 100 - 200

spikelet dan setiap spikelet terdiri atas 30 bunga betina

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Menurut Corley dan Gray (1976), inisiasi bunga terjadi pada

44 bulan sebelum masak fisiologi (SMF), tandan bunga kelapa sawit

dibentuk pada ketiak daun segera setelah diferensiasi dari sel batang

(17 bulan SMF) dan jenis kelamin jantan atau betina dapat

diidentifikasi kurang lebih 8 bulan SMF. menurut Lubis (1992),

menerangkan waktu masak (anthesis) bunga jantan dan bunga

betina ditandai dengan pecahnya seludang bunga (6 bulan SMF),

masa reseptif stigma hanya berlangsung 3 - 5 hari. Waktu masak

bunga jantan dan bunga betina tidak bersamaan, sehingga pada

umumnya tanaman kelapa sawit menyerbuk silang.

b. Akar

Akar tanaman kelapa sawit bermula tumbuh dari calon akar

yang keluar dari benih kelapa sawit yang dikecambahkan atau yang
7

disebut dengan radikula. Panjang radikula kira-kira 10 - 15 mm.

Radikula berkembang menjadi akar primer. Akar primer tumbuh dari

pangkal batang (bole) dan mempunyai diameter antara 8 - 10 mm

serta panjangnya dapat mencapai 18 m. Akar sekunder tumbuh dari

akar primer dan mempunyai diameter antara 2 - 4 mm. Dari akar

sekunder tumbuh akar tersier dan mempunyai diameter 0.7 - 1.5 mm

serta panjangnya sekitar 15 cm. Akar kuarter berdiameter 0.1 - 0.5

mm tumbuh dari akar tersier dan panjangnya sekitar 1 - 4 mm.

Tanaman kelapa sawit tidak mempunyai rambut akar, sehingga

diperkirakan bahwa penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar

kuarter (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

c. Batang

Batang kelapa sawit tumbuh tegak ke atas dengan diameter

batang antara 40 - 60 cm. Pohon kelapa sawit hanya memiliki satu

titik terminal ujung batang berbentuk kerucut diselimuti oleh daun -

daun muda yang masih kecil dan lembut (Mangoensoekarjo dan

Semangun, 2008).

Menurut Fauzi et al., (2008), pertambahan tinggi batang baru

terlihat secara jelas sesudah tanaman berumur empat tahun.

Pertambahan tinggi tanaman kelapa sawit dapat mencapai 25 - 45

cm pertahun.

d. Daun

Daun pertama kelapa sawit yang tumbuh pada stadia bibit

berbentuk lanset, kemudian tumbuh daun berbelah dua (bifurcate)

dan menyusul bentuk daun menyirip (pinnate). Pada bibit yang


8

berumur 5 bulan akan dijumpai 5 daun yang berbentuk lanset, 4 daun

berbelah dua dan 10 daun berbentuk menyirip (Fauzi et al., 2008).

Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2008), daun

kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan

bertulang daun sejajar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 7.5 -

9 m jumlah anak daun perpelepah adalah 250 - 400 helai.

Pertumbuhan pelepah daun mempunyai filotaksi 1/8, yang artinya

setiap satu kali berputar melingkari batang terdapat 8 pelepah daun.

Produksi daun per tahun tanaman dewasa dapat mencapai 20 - 24

helai.

e. Buah

Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe),

menempel dan bergerombol pada tandan buah. Jumlah buah per

tandan dapat mencapai 600 buah, berbentuk lonjong sampai

membulat. Panjang buah berkisar 2 - 5 cm dan beratnya sam pai 30

gram. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah),

mesokarp (sabut), dan biji. Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp

sedangkan biji terdiri atas endokarp (cangkang) dan inti (kernel). Inti

(kernel) terdiri atas endosperm (putih lembaga) dan embrio. Dalam

embrio terdapat bakal daun (plumula), haustorium, dan bakal akar

(radicula). Bagian-bagian buah yang menghasilkan minyak adalah

mesokarp dan inti. Buah kelapa sawit mencapai kematangan (siap

untuk panen) sekitar 5 – 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan.

Warna buah bergantung pada varietas dan umurnya

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).


9

f. Biji

Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2008), Biji

kelapa sawit bersifat dorman sampai sekitar enam bulan. Kondisi

dorman ini dapat dipatahkan, antara lain dengan pemanasan biji.

Dengan pemanasan pada suhu 40oC, biji mulai berkecambah setelah

80 hari. Hasil penelitian lanjutan menunjukkan bahwa dengan

pemanasan pada suhu 60oC selama 3 jam, biji sudah berkecambah

70% dalam waktu 40 hari. Prinsip pematahan kondisi dorman dengan

pemanasan inilah yang diterapkan sekarang oleh intansi - intansi

penyedia kecambah kelapa sawit.

3. Varietas Kelapa Sawit

Varietas kelapa sawit dibedakan atas ciri-ciri morfologinya seperti

warna eksokarp, tebal mesokarp dan endokarp, atau berdasarkan

keunggulan yang dimiliki bila dibandingkan dengan varietas lainnya

seperti sifat toleransi terhadap hama penyakit, tingkat produktivitas, kadar

minyak dan penambahan tinggi tanaman per tahunnya.

Menurut Lubis (1992), terdapat tiga varietas kelapa sawit

berdasarkan warna eksokarpnya yaitu:

a. Nigrescens, eksokarp berwarna violet sampai hitam waktu muda dan

menjadi merah-kuning (orange) saat masak.

b. Virescens , berwarna hijau waktu muda dan menjadi merah-kuning

(orange) saat masak.

c. Albenscens, berwarna kuning pucat dan tembus cahaya (karena

mengandung sedikit karoten).

Menurut Fauzi et al., (2008), berdasarkan tebal mesokarp dan

endokarp terdapat 4 varietas yaitu:


10

a. Dura, mempunyai tebal endokarp 2 - 8 mm dan mesokarp yang relatif

tipis (35 - 50 % dari buah).

b. Pesifera, mempunyai endokarp yang sangat tipis bahkan hampir tidak

ada dan mempunyai mesokarp yang tebal.

c. Tenera, mempunyai tebal endokarp yang tipis (0.5 - 4 mm) dan

mesokarp yang sangat tebal (60 - 96 % dari buah).

d. Macro Carya, mempunyai tebal endocarp 6 - 8 mm dan mesokarp

yang sangat tipis.

Tanaman komersial yang umumnya digunakan adalah varietas

tenera yang merupakan hasil persilangan verietas Dura sebagai tanaman

induk betina dan Psifera sebagai tanaman induk jantan. Varietas Dura di

Indonesia ada 2 subvarietas, yaitu Dura Deli dan Dura Dumpy. Varietas

Dura Deli yang berasal dari daerah Deli Sumatera Utara telah mengalami

seleksi sehingga hampir semua persilangan untuk menghasilan varietas

Tenera menggunakan Dura Deli sebagai tanaman induk betina (Lubis,

1992).

4. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


a. Iklim

Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis. Komponen yang

menentukan persyaratan agronomis untuk kelapa sawit meliputi curah

hujan, bulan kering, dan ketinggian dari permukaan laut (Adiwiganda

et al., 1994).

Iklim dan media tumbuh yang baik merupakan syarat umum

bagi tanaman tahunan untuk dapat tumbuh dan berkembang biak

dengan baik. Kelapa sawit dapat tumbuh baik di daerah antara 16° LU

dan 10° LS. Suhu optimal untuk pertumbuhan sekitar 24 - 28°C tetapi
11

dapat juga tumbuh pada kisaran antara 18 - 32°C dengan kelembaban

tinggi yaitu dan curah hujan rata-rata tahunan berkisar 2.000 – 2.500

mm per tahun. Suhu rendah (<27°C) dapat meningkatkan aborsi

tandan bunga sebelum anthesis dan memperlambat pemasakan

tandan buah, suhu tinggi (>35°C) berpengaruh sebaliknya (Fauzi et

al., 2006).

b. Tanah

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit yang terbaik didapat

pada lahan dengan elevasi 0 - 100 m di atas permukaan laut. Pada

lahan-lahan tertentu walaupun ketinggian tempat lebih dari 500 m di

atas permukaan laut asalkan mendapatkan pengaruh iklim mikro yang

lebih hangat, kelapa sawit masih dapat tumbuh dan berproduksi.

Bentuk wilayah sangat erat kaitannya dengan kedalaman efektif tanah.

Pada lahan datar dengan kemiringan 0 - 3 % umumnya memiliki

kedalaman efektif tanah yang tebal. Sebagian besar lahan kelapa

sawit berada pada wilayah berombak sampai bergelombang dengan

kemiringan lereng 15 % dengan kedalaman efektif berkisar antara

80 - 120 cm (Lubis, 1992).

Khusus untuk tanah gambut, ketebalan gambut tidak menjadi

pedoman untuk persyaratan agronomis. Kelapa sawit tumbuh pada

beberapa jenis tanah seperti Podsolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu,

Regosol, dan tanah Aluvial. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada

tanah gembur, subur, berdrainase baik, dan permeabilitas sedang,

tekstur tanah ringan dengan komposisi pasir 20 - 60 %, debu 10 - 40 %

dan liat 20- 50 %. Sifat kimia tanah yang dibutuhkan tanaman kelapa

sawit untuk tumbuh baik meliputi pH tanah antara 4.0 - 6.5 dengan pH
12

optimum 5.0 - 5.5, rasio C/N mendekati 10 dengan kandungan C

kurang lebih 1% dan N kurang lebih 0.1%, kapasitas tukar K+ dan Mg2+

berada pada batas normal sekitar 0.15 - 1.20 me/100 g untuk K+,

sedangkan Mg 2+ 0.4 - 1.0 me/100 g. Apabila kurang dari itu maka

kelapa sawit akan kekurangan unsur K+dan Mg 2+ (Fauzi et al., 2006).

C. Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Penyakit Pada Tanaman Kelapa sawit, pencegahan dan

pengendaliannya tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau

sebagian organ –organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan

fisiologi sehari-hari. Secarah singkat penyakit tanaman adalah

penyimpangan dari keadaan normal, suatu tanaman dapat dikatakan sehat

atau normal jika tanaman tersebut dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiologis

dengan baik, seperti pembelahan dan perkembangan sel, pengisapan air

dan zat hara, fotosintesis dan lain-lain. Ganguan pada peroses fisiologis atau

fungsi-fungsi tanaman dapat menimbulkan penyakit. Selain hama dan

penyakit juga menimbulkan masalah pada pertanaman kelapa sawit. seperti

penyakit busuk pangkal batang, yang disebabkan oleh infeksi cendawan

Ganoderma boninenes merupakan penyakit penting yang menyerang kebun-

kebun kelapa sawit. Cendawan Ganoderma Boninense merupakan patogen

tular tanah yang merupakan parasitik fakultatif dengan kisaran inang yang

luas dan mempunyai kemampuan yang tinggi. (Pracaya 2003).

a. Penyakit busuk daun (Anthracnose)

Menurut (Djoehana, S.2010). Penyakit ini menyerang pada

tanaman yang relatif muda di pre nursery yang disebabkan oleh

sekurang-kurangnya 3 jenis jamur yaitu Botryodiplodia, Glomerella dan

Melanoconium. Gejala penyakit Botryodiplodia dan Melanconium, pada


13

awalnya ketiga jenis penyakit ini menyerang ujung-ujung anak daun

dengan gejala awal bintik kecil berwarna terang dan akan lebih jelas

apabila diterawangkan sinar matahari Bintik tersebut berubah warna

menjadi coklat gelap dan melebar dan dikelilingi warna kekuningan.

Serangan melebar sampai seluruh pucuk daun berubah warna menjadi

coklat. Glomerella, gejala awalnya berbeda dengan kedua penyakit

terdahulu. Mula-mula terdapat perubahan warna di antara tulang-tulang

daun dari hijau menjadi bintik kuning kecoklatan. bintik tersebut melebar

dan memanjang sejajar dengan tulang daun. warna berubah menjadi

coklat/hitam gelap dan dikelilingi warna kuning pucat. Jaringan tengah

menjadi mati dan hancur.

Gambar. penyakit busuk daun (Anthracnose)

Penyebab penyakit Anthracnose adalah jamur dari jenis.

palmarum dan Theobromae, Melanconium elaeidis dan glomerella

cingulata. Tindakan pencegahan adalah yang sangat penting di

pembibitan, yaitu dengan cara:

1. Mengurangi penyiraman berlebihan

2. Memperkecil butiran penyiraman

3. Pengaturan jarak tanam yang terlalu rapat


14

Apabila ada bibit yang mati harus dikeluarkan dari pembibitan.

Pengendalian penyakit ini dengan penyemprotan dapat dilakukan

dengan menggunakan fungsida sebagai berikut: tindakan pencegahan

adalah yang sangat penting dipembibitan, yaitu dengan cara:

Nama Dagang Bahan Aktif Konsentrasi Frekuensi

Benlate Benomil 2.0 gr/L air dalam 1 minggu

Derosal 60 WP Karbendazim 2.0 gr/L air dalam 1 minggu

Benomil 2,0 gr/L air dalam 1 minggu

b. Penyakit bintik daun (leaf spot disease)

Penyakit ini menyerang bibit pada umur kurang lebih 5 bulan

setelah pindah tanam ke main nursery. Kelompok penyakit yang

menyebabkan gejala tersebut adalah Curvularia: Curvularia, pertama

kali menyerang daun yang belum membuka atau dua daun di bawahnya

yang baru membuka. Gejala awal ditunjukkan oleh bulatan kecil yang

tembus pandang berwarna kuning dan dapat dilihat dari permukaan

daun atas dan bawah. Bintik tersebut melebar dan berubah warna

menjadi coklat cerah. Luka tersebut berubah bentuk dari bulat ke

lonjong, dengan ukuran tidak lebih dari 7-8 mm. Penyebab penyakit

bintik daun adalah jamur dari jenis Curvularia eragrotidis. (Pahan

2007).
15

Seperti diketahui, daun yang lebih muda lebih peka terhadap

serangan dan menyebabkan pertumbuhan terhambat, maka supervisi di

pembibitan harus lebih hati-hati. Bibit-bibit yang terserang berat harus

dikeluarkan dari pembibitan dan dihancurkan.

Gambar. Penyakit bintik daun (Leaf spot disease)

Seanjutnya disemprot dengan Fungisida, :

Nama Dagang Bahan aktif Konsentrasi Frekuensi

Benlate Benomil 2.0 gr/L air 1 minggu Dithane M-45 80 WP

Mankozeb 2.0 gr/L air dalam 1 minggu.

Dithane M-45 80 WP

c. Penyakit busuk pupus (Corcospora.)

Di beberapa negara, penyakit di pembibitan yang disebabkan

oleh Corcospora adalah sangat penting. Penyakit Corcospora terutama

menyerang di main nursery yang sudah dewasa > 7 tahun, walaupun


16

sudah terdeteksi sejak di pre nursery. Menyerang pada daun termuda

yang telah membuka penuh, dengan ditandai oleh bintik coklat kecil.

Kemudian melebar dan agak cekung berwarna coklat gelap. Penyebab

penyakit Corcospora adalah jamur dari species Celaeidis. (Anonim.

2006).

Manajemen pembibitan yang baik biasanya telah mampu

menekan serangan penyakit ini. Apabila terjadi serangan, tindakan

yang segera dilakukan adalah memperbaiki/meningkatkan teknik

pembibitan. Bibit yang tidak tumbuh dengan baik sebaiknya dikeluarkan

dan dimusnahkan.

Gambar penyakit busuk pupus (Corcospora)

Penyemprotan dengan mengunakan fungisida apabila terjadi

serangan adalah sebagai berikut:

Nama Dagang Bahan aktif Konsentrasi Frekuen

Benlate Benomil 2.0 gr/L air dalam 1 minggu

Derosal 60 WP Karbendazim 2.0 gr/L air dalam1 minggu.


17

Derosal 60 WP 2,0 gr/L air dalam 1 minggu

d. Penyakit busuk pucuk

Menurut (Amri 2009). Penyakit busuk pucuk terutama terjadi

pada tanaman muda di lapangan sampai umur 5 tahun Kerusakan

Akibat serangan penyakit dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman

kerdil bahkan mati. Kerusakan pada daun pucuk/daun tombak dapat

turun ke pangkal pelepah daun dan menuju titik tumbuh. Kerusakan

pada titik tumbuh akibat kontaminasi dengan jamur dan bakteri dapat

menyebabkan pembusukan dan kematian tanaman.

Gejala serangan awal adalah ditunjukkan adanya pembusukan

pada pangkal daun tombak, saat tersebut daun tombak dengan mudah

dapat dicabut. Pada stadium tersebut, jaringan yang terserang

menunjukkan gejala busuk basah dan berwarna coklat gelap. Daun

tombak akan jatuh dan menggantung diantara pelepah yang sehat.

Pembusukan menyebar ke jaringan titik tumbuh dan mengeluarkan bau

busuk yang kuat. Apabila pembusukan berhenti maka pertumbuhan

daun pucuk yang baru tidak normal dengan pelepah dan anak-anak

daun yang sangat pendek.


18

Gambar penyakit busuk pucuk

Menurut (Andoko A. 2012). Penyebab utama penyakit adalah

serangga yang menyerang daun tombak seperti Oryctes. Infeksi

serangga tersebut diikuti oleh beberapa jenis jamur atau bakteri

pembusuk. Hasil isolasi dari bagian tanaman yang terinfeksi dijumpai

beberapa jenis jamur seperti Botryodiplodia, Phomopsis dan

Phytopthora dan dari bakteri pseudomonas, Erwinia spp.

Apabila pohon telah menunjukkan gejala daun tombak mati,

maka tindakan yang diambil adalah: Mencabut daun tombak yang mati

Menyiramkan larutan fungisida, insektisida dan bakterisida pada bekas

pangkal daun tombak. Campuran fungisida, insektisida dan bakterisida

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Nama dagang Bahan aktif Dosis/liter air

Bakterisida Streptomycin 2.0 gram

Benlate Benomil 2.0 gram Regent Fipronil 2.5 ml.


19

Benomil 2,0 gr/L air 2,5 ml

e. Penyakit tajuk (Crown deseae)


.
Penyakit tajuk sering dijumpai di kebun yang belum

menghasilkan dan merupakan penyakit paling menyolok. Pada

umumnya penyakit hanya terdapat di kebun yang berumur 1 – 3 tahun

setelah penanaman di lapangan. Sesudah itu penyakit sembuh dengan

sendirinya dan bekas tanaman sakit berkembang seperti tanaman biasa.

Meskipun demikian tanaman agak terlambat pertumbuhannya jika

dibanding dengan tanaman yang tumbuh normal. Andokoy (1990).

Tanaman muda yang sakit mempunyai banyak daun yang

membengkok ke bawah dan di tengah pelepahnya. Pada bengkokan ini

tidak terdapat anak daun, anak daunnya kecil atau robek-robek. Gejala

ini mulai nampak pada janur. Anak-anak daun yang masih melipat

tampak busuk pada sudut dan tengahnya. Untuk sementara tanaman

terhambat pertumbuhannya, tetapi kelak akan sembuh dengan

sendirinya. Meskipun demikian terkadang tanaman yang sudah sembuh

menjadi sakit kembali, yang nantinya akan sembuh lagi untuk

seterusnya. (Anonim 2003).


20

Penyakit ini sudah mulai diteliti mulai 70 tahun yang lalu, namun

hingga kini belum diketahui penyebabnya. Dari jaringan yang busuk

dapat dipisahkan bermacam-macam jamur, khususnya Fusarium

oxysporum Schl. Dan F. solani (Mart) Sacc, namun ketika diinfeksikan

ke tanaman yang sehat ternyata penyakit tajuk tidak menular. Dari

penelitian Dokersloot dan de Berchoux dan Gascon, disimpulkan bahwa

kerentanan terhadap penyakit tajuk terutama diturunkan oleh bahan

tanaman asal Deli, meskipun bahan tanaman asal Afrika tidak sama

sekali bebas dari penyakit. Kerentanan ditentukan oleh satu gen resesif.

Meski demikian masalahnya menjadi sulit karena gen inhibitor yang

mempersulit upaya untuk mengetahui adanya gen rentan pada suatu

keturunan. (Sastoyono,2002).

Akibat belum diketahuinya dengan pasti penyebab penyakit

tajuk, pada umumnya cenderung untuk membiarkan penyakit tersebut

sembuh dengan sendirinya. Untuk mengurangi penyakit tajuk, ada yang

berpendapat agar bahan tanaman asal Deli sebaiknya tidak digunakan.

Sehubungan adanya jamur pada bagian yang membusuk pada tanaman

yang sakit tajuk, maka pengendaliannya dapat digunakan fungisida.

Namun hal ini masih diragukan bahwa jamurlah penyebab. Sebelum

diobati, janur dipotong sedalam mungkin (sedekat dengan titik tumbuh).

Bagian yang terbuka disemprot dengan fungisida sampai basah benar.

Pada pemotongan tadi hanya janur yang belum membuka yang

dibuang. Daun-daun sakit yang lebih tua tidak perlu dipotong, karena

perkembangan jamur akan terhenti jika jamur membuka. Bahkan

pemotongan ini menyebabkan tanaman muda yang sakit akan


21

kehilangan banyak jaringan yang dapat mengadakan asimilasi yang

sangat diperlukan. (Anonim 2004).

Gambar Penyakit tajuk (Crown deseae)

f. Penyakit busuk tandan buah

Penyakit pada umumnya menyerang tanaman berumur 3

sampai 9 tahun. Serangan terjadi karena pada umur tersebut jumlah

tandan yang berbentuk cukup tinggi dan penyerbukan tidak sempurna.

Pendapat lain juga menyatakan munculnya penyakit karena musim

hujan yang panjang dengan kelembaban yang tinggi. Selain itu juga

dapat disebabkan pada areal dengan kerapatan tanaman yang tinggi.

Kerusakan Pada awalnya jamur Marasmius Palmivorus, hanya

menyerang tandan-tandan buah yang busuk karena penyerbukan yang

tidak sempurna dan buah-buah tersebut tidak dipanen. Karena kondisi

lingkungan sesuai, penyakit menyebar ke tandan-tandan muda di

atasnya. Miselium masuk ke dalam mesokarp dan akan menyebabkan

busuk basah dengan warna mesokarp menjadi coklat cerah dan

berbeda jelas dengan jaringan yang masih sehat. Pembusukan dapat

meningkatkan asam lemak bebas. Apabila tandan buah terserang tidak

dipanen, marasmius akan menyebar dan menginfeksi seluruh tandan


22

buah. Pada saat serangan awal, miselium berwarna putih dapat dilihat

pada permukaan tandan. Perkembangan miselium semakin cepat

terutama pada bagian tandan yang berhimpitan dengan pangkal

pelepah karena kelembaban yang tinggi. Hal ini dapat dilihat jelas

apabila pelepah marasmius pada pohon yang bersangkutan. Badan

buah berbentuk payung kipas dapat dilihat pada tandan buah yang

terinfeksi dan tidak dipanen.

Penyakit busuk tandan buah disebabkan oleh jamur Marasmius

palmivorus. Pada umumnya penyakit busuk tandan buah bersifat

saprofit dan karena kondisi tertentu sifat tersebut berubah menjadi

penyakit Seperti disampaikan di atas bahwa Marasmius pada awalnya

bersifat Saprofit. Tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat

adalah sanitasi yaitu dengan melakukan tindakan sebagai berikut:

Memotong seluruh buah-buah busuk Tandan buah, bunga jantan yang

terinfeksi dipotong Mengumpulkan seluruh tandan/bunga pada point dan

di piringan agar cepat kering.

Gambar. Penyakit busuk tandan buah


23

Menurut Fauzi (2002). Pengendalian penyakit busuk tandan

buah dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Secarah mekanis: dapat mengumpulkan dan membakar tanaman

yang terserang penyakit.

2. secarah kimia: yaitu mengunakan fungisida yang selektif sehingga

tidak mematikan serangga dan kumbang yang membantu

penyerbukan. Fungisida yang biasa digunakan adalah folatan 0,2-

0,7 % / ha dengan interval 2 minggu sekal.

g. Penyakit busuk pangkal batang

Menurut Susanto (2002). Penyakit busuk pangkal batang yang

disebabkan jamur ganoderma telah dikenal menyerang kelapa sawit

sejak tahun 1928. penyakit ini menyebabkan kematian tanaman

sehingga kepadatan pohon/Ha berkurang dan penurunan produksi

Kerusakan Pada umumnya penyakit busuk pangkal batang (BPB)

menyerang tanaman berumur lebih dari 10 tahun, akan tetapi kadang-

kadang menyerang tanaman yang lebih muda kurang dari 5 tahun.

Pada keadaan tertentu serangan penyakit BPB dapat

menyebabkan kematian lebih dari 80% tanaman kelapa sawit yang

ditanam bekas kelapa dan dapat menurunkan produksi sampai 50%.

Penurunan produksi disebabkan karena menurunnya jumlah pohon/Ha

dan berkurangnya jumlah dan berat tandan Pada saat serangan rendah,

dampak secara ekonomis belum dapat dilihat, hal ini disebabkan karena

adanya “kompensasi hasil” pada tanaman di sekitar pohon mati sebagai

akibat berkurangnya kompetisi sinar matahari, kelembaban dan zat-zat

makanan.
24

Menurut (Rustam, 2011). Gejala BPB mula-mula menyerang

akar, kemudian ke pangkal batang. Kerusakan pada pangkal batang

yaitu ditunjukkan adanya pembusukan. Akibat kerusakan tersebut

menyebabkan gangguan transportasi air dan zat makanan dari tanah ke

bagian tajuk tanaman. Gejala dari luar yang dapat dilihat pada tajuk

tanaman adalah ditunjukkan perubahan warna daun menjadi pucat

karena kurang air dan zat makanan. Gejala tersebut ditunjukkan apabila

separuh dari jaringan pangkal batang sudah terinfeksi jamur. Gejala lain

yang dapat dilihat pada tajuk tanaman adalah munculnya banyak daun

muda yang tidak membuka (lebih dari 3). Akan tetapi gejala ini juga

dapat muncul pada tanaman yang mengalami kekeringan panjang,

tanaman yang tumbuh pada tanah yang sangat asam atau areal yang

tergenang oleh air laut. Gejala selanjutnya pelepah menggantung dan

mati. Gejala terakhir yang dapat dilihat pada pangkal batang adalah

munculnya Badan buah mula-mula berukuran kecil dan berwarna putih

dan lambat lalu membesar dan melebar dengan warna permukaan atas

coklat kemerahan dan permukaan bawah putih keabu-abuan. Penyebab

penyakit Penyakit busuk pangkal batang atau lebih dikenal Basal Stem

Rot disebabkan oleh jamur Ganoderma. Dari identifikasi beberapa

spesies ganoderma telah ditemukan yaitu Ganoderma boninense,

Ganoderma pseudoferreum, Ganoderma applanatum, Ganoderma

chalceum, Ganoderma miniatocinctum dan Ganoderma tornatum.

Pengendalian Sekali tanaman menunjukkan gejala serangan pada daun,

tidak ada harapan untuk mempertahankan tanaman tersebut. Dengan

mempertimbangkan hal tersebut, maka pengendalian penyakit

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:


25

Teknik pengendalian ini dilakukan dengan membersihkan

sumber penyakit yang ada, terutama apabila areal penanaman baru

tersebut berasal dari bekas tanaman kelapa sawit. Pembersihan sumber

infeksi dapat dilakukan dengan: Membongkar seluruh tanaman yang

ada. Kemudian seluruh jaringan tanaman dihancurkan, termasuk masa

akan di dalam tanah sehingga proses pembusukan lebih cepat.

Pengolahan tanah Dapat dilakukan dengan membajak sehingga sisa-

sisa penyakit dalam tanah dapat mati. Dikatakan sebagai pohon

terserang apabila menunjukkan gejala: Lebih dari 3 daun muda tidak

membuka Beberpa pelepah daun menggantung Dijumpai badan buah

pangkal batang. Apabila pohon belum menunjukkan ketiga hal tersebut

belum dipastikan terserang. Sensus dilakukan dengan mengamati setiap

pohon di lapangan ada tidaknya ketiga gejala tersebut, dengan frekuensi

sebagai berikut: 1-3 pohon/Ha setiap 6 bulan > 3 pohon/Ha setiap 4

bulan Pengecatan pohon terserang. (Paterson 2007).

Untuk memudahkan pencarian pohon terserang bagi pekerja/tim

bongkar pokok, maka pengecatan pohon terserang harus dilakukan

sebagai berikut: Pohon terserang harus diberi tanda cat (X) Warna

merah pada ketinggian 1,5 meter. Pengecatan ke arah pasar rintis/pasar

pikul. Pohon di tepi jalan yang di dalamnya terdapat pohon terserang

Ganoderma dituliskan tanda (Ganoderma), nomor jalur pohon dan

nomor pohon dalam jalur tersebut. Sebagai contoh G.D 10/5, berarti

pada jalur pohon 10 dan pohon kelima dalam jalur tersebut terdapat

pohon terserang Ganoderma. Apabila dalam jalur yang sama terdapat

beberapa pohon terserang, maka nomor pohon dapat dituliskan di

bawahnya. Apabila pohon terserang sudah dibongkar maka tanda di tepi


26

jalan tersebut harus dihapuskan. Peracunan yang telah diberi tanda

terserang ganoderma dan akan dibongkar harus terlebih dahulu

diaplikasikan herbisida untuk membunuh pohon. Aplikasi herbisida

menggunakan chainsaw pada ketinggian ± 1 meter dari tanah. Pilihlah

bagian batang yang masih sehat/belum terdapat badan buah. Adapun

jenis herbisida dan dosisnya adalah sebagai berikut: Nama Dagang

Bahan aktif Dosis/pohon Umur tanaman15 tahun Round up Glyphosate

50 ml 100 ml Kleen up Eagle Smart Touchdown Sulfosate 50 ml - 100

ml Pembongkaran pohon Setelah 3-4 minggu dari peracunan pohon,

pada umumnya seluruh pelepah sudah mengering, sehingga

pembongkaran pohon dapat segera dilakukan: Pohon ditumbang dan

seluruh pelepah yang kering dicincang Bekas pelepah batang harus

dikorek dengan ukuran 100 x 100 x 100 cm3. Akar-akar bekas

pembongkaran diletakkan/dikumpulkan di tempat terbuka sehingga

cepat kering. (Sastroyono. 2001).

Gambar. Penyakit busuk pangkal batang


27

III. METODE KAJIAN

A. Tempat dan Waktu

Kegiatan kajian dilaksanakan di PT. Sawit Sukses Sejahtera

Plantation Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai

Timur. Kegiatan kajian dilaksanakan selama 1 bulan yang dimulai pada

tanggal 05 April sampai dengan tanggal 05 Mei 2015.

B. Alat dan bahan kajian

1. Alat

a. Alat tulis

b. Kamera

c. Semprot

d. Gunting

e. Korek api

2. Bahan

a. Benomil 2,5 gr

b. Dithane 2,0 gr

c. Derosal 2,0 gr

d. Glyhosate 50 ml

e. Air

C. Prosedur Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan 2 cara yaitu data primer dan sekunder

1. Pengambilan data diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung

di lapangan terhadap mandor divisi serta kegiatan yang berkaitan

dengan aspek dari kegiatan mengenai penyakit tanaman kelapa sawit

dan melalui pengambilan gambar dengan foto.


28

2. Memperoleh informasi tentang penyakit tanaman kelapa sawit dari

Literatur di tempat pengambilan data di PT. Sawit Sukses Sejahtera

( perpustakaan kantor kebun)

D. Pengolahan data

Data yang di peroleh di buat dalam bentuk kalimat dan dokumentasi

penyakit sawit.
29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN KAJIAN

A. Hasil

Hasil dari pengamatan Kajian yang penulis dapat di lapangan adalah

menunjukan bahwa semua penyakit yang menyerang di kebun kelapa Sawit

Sukses Sejahtera antara lain.

1. Penyakit busuk daun (Anthracnose) yang disebabkan oleh jamur yaitu:

Botryodiplodia, Glomerella dan Melanconium.

2. Penyakit bintik daun (Leaf spot disease) menyerang bibit pada umur

kurang lebih beberapa bulan setela pindah tanam ke main nursery,

kelompok penyakit yang menyerang tersebut adalah Curvlaria pertama

kali menyerang daun yang belum membuka atau daun yang dibawahnya

yang baru membuka.

3. Penyakit busuk pupus (Corcospora) Corcospora terutama menyerang di

main nursery yang sudah dewasa > 7 tahun, walaupun sudah terdeteksi

sejak di per nursery.

4. Penyakit busuk pucuk, terutama terjadi pada tanaman muda di lapangan

sampai umur 5 tahun, kerusakan akibat penyakit dapat menyebabkan

pertumbuhan tanaman kerdil bahkan mati.

5. Penyakit tajuk (Crown deseae) sering di jumpai di kebun yang belum

menghasilkan dan merupakan penyakit paling menyolok, pada

umumnya penyakit ini hanya terdapat di kebun yang berumur 1-3 tahun

setelah penanaman di lapangan.

6. Penyakit busuk tandan buah disebabkan oleh jamur marasmius

palmivorus, hanya menyerang tandan buah yang busuk karena

penyerbukan yang tidak sempurna dan buah-buah tersebut tidak di

panen.
30

7. Penyakit busuk pangkal batang, disebabkan oleh jamur Ganoderma

yang menyebabkan kematian lebih dari 80% dan dapat menurunkan

hasil sampai 50%.

B. Pembahasan

Dari hasil pengamatan kajian penyakit pada tanaman kelapa sawit

adalah:

a. Penyakit busuk daun (Anthracnose) menyerang pada tanaman yang

relatif muda di per nursery yang disebabkan oleh jamur botryodiplodia

dan melanconium. Cara pengendaliannya adalah Derosal 60 WP

karbendazim 2,0 gr/L air dalam 1 minggu.

b. Penyakit bintik daun (Leaf spot disease) penyakit ini menyerang bibit

pada umur 5-6 bulan setelah pindah tanam ke main nursery, kelompok

penyakit yang menyebabkan gejalah tersebut adalah Curvularia,

pertama kali menyerang daun yang belum membuka atau dua daun di

bawahnya. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan Dithane M-45

80 WP 2,0 gr/L air dalam 1 minggu

c. Penyakit busuk pupus (Corcospora) penyakit ini menyerang di main

nursery yang sudah dewasa > 7 tahun. Cara pengendaliannya dengan

penyemprotan Drosal 60 WP 2,0 gr/L air dalam 1 minggu

d. Penyakit busuk pucuk terjadi pada pangkal pelepah daun dan menuju

titik tumbuh Cara pengendalian menyiramkan larutan fungisida Benomil

2,0 gr/L air dalam 1 minggu

e. Penyakit tajuk (Crown deseae) penyakit ini menyerang setelah

penanaman di lapangan. Cara pengenalian dapat di gunakan fungisida

Depoltan 2,0 gr/L air.

f. Penyakit busuk tandan buah di sebabkan jamur Marasmius Palmivorus.


31

Menurut Fauzi (2002). pengendalian busuk tandan buah dapat di

lakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Secarah mekanis: mengumpulkan dan membakar tanaman yang

terserang penyaki

2. Secara kimia: yaitu mengunakan fungisida yang selektif sehingga tidak

mematikan serangga dan kumbang yang membantu penyerbukan,

fungisida yang bisa di gunakan adalah folatan 0,2-0,7%/ha dengan

interval 2 minggu sekali.

3. Penyakit busuk pangkal batang di sebabkan oleh jamur ganoderma.

Tindakan pengendalian Glyphosate 50 ml-100 ml


32

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kajian ini dapat di simpulkan bahwa penyakit yang ada

pada tanaman kelapa sawit di PT. Sawit Sukses Sejahtera Plantation adalah

penyakit busuk daun, bintik daun, busuk pupus, busuk pucuk, penyakit tajuk,

penyakit busuk tandan buah dan penyakit busuk pangkal batang. Penyakit

yang ada di lapangan mempunyai ciri-ciri tersendiri baik melalui daun, tajuk,

batang, pucuk, warna pada daun serta pembusukan pada akar dan lain

sebagainya.

Pengendalian penyakit di tanaman belum menghasilkan (TBM) dapat

dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Secara mekanis dengan mengunakan fungisida bahan aktif untuk

memberantas penyakit di kebun sawit.

b. Secarah manual dengan membersi sumber penyakit yang ada, terutama

apabila areal penanaman baru tersebut berasal dari bekas tanaman

kelapa sawit, pengumpulan sumber penyakit tanaman kelapa sawit lalu

di kumpul dan di bakar.

Pengendalian penyakit di tanaman menghasilkan (TM) dapat di

lakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Secara mekanis dengan mengunakan fungisida yang selektif sehingga

tidak mematikan serangga dan kumbang yang membantu penyerbukan,

fungisida yang bisa digunakan adalah Folatan 0,2-0,7%/ha dengan

interval 2 minggu sekali.

b. Secarah manual mengumpulkan dan membakar tanaman yang

terserang penyakit.
33

B. Saran

Perlu adanya peningkatan kegiatan untuk mengetahui jenis dan

tingkat serangan penyakit pada suatu areal/blok yang dilaksanakan secarah

rutin dan terjadwal, mengingat pentingnya kegiatan tersebut untuk

melancarkan kegiatan kebun seperti pengendalian penyakit. Karena belum

ada teknisi pengendalin yang efektif, maka dianjurkan untuk melaksanakan

sanitasi melelui pembersihan sumber infeksi dengan segra dan teliti.


34

LAMPIRAN
35

Lampiran 1. Struktur Organisasi Rayon 1 dan 2 PT. Sawit Sukses Sejahtera

EM. SSS 1
A ji ji

Asst. Kepala
Ken Roy Nababan

Asst. Asst. Perawatan Asst. Panen Tim A Asst. Panen Tim B


Perawatan Div 3 & 4 Siprianus Ama Suba Ibnu Rusdi
Div 1 & 2 M. Ridwan
M. Ali Hamzah
Harahap

Mandor 1 Mandor 1 Rawat Mandor 1 Panen Mandor 1 Panen


Rawat M. Raja Robi Irawan Sahril
M. Raja

Mandor Rawat Mandor Panen Mandor Panen


Mandor Rawat
............................ ...............................
............................. ............................
36

Lampiran 2. Dokumentasi kajian penyakit tanaman kelapa sawit di PT. Sawit


Sukses Sejahtera.

Gambar 1. Penyakit jamur (ganoderma)

Gambar 2. Penyakit busuk tandan buah (marasmius)


37

Lampiran 3. Penyakit busuk daun

Gambar 1. Penyakit busuk daun menyerang bagian ujung daun

Gambar 2. Jamur menyerang tandan buah


38

Penyakit bintik daun

Penyakit marasmius menyerang tandan buah.

Buah matahari.
39

Anda mungkin juga menyukai