LAPORAN AKHIR
TIM PENGUSUL :
1
RINGKASAN
Kata Kunci: Teh Herbal Rambut Jagung , Kelompok Tani Dusun Matajang
2
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga laporan akhir kegiatan pengabdian kepada masyarakat “PKM Penyuluhan
Budidaya dan Pemasaran Produk Jagung Sebagai Obat Herbal” ini dapat diselesaikan,
sebagai akhir dari pelaksanaan kegiatan PKM yang didanai oleh Universitas
Muhammadiyah Makassar melalui LP3M.
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL 1
RINGKASAN 2
PRAKATA 3
DAFTAR ISI 4
DAFTAR TABEL 5
DAFTAR GAMBAR 6
BAB 1. PENDAHULUAN 7
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 20
4
DAFTAR TABEL
Halaman
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Obat Herbal 13
6
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Wilayah dusun Matajang desa Telumpanue terdiri dari area perkebunan yang
cukup luas. Mayoritas warga desa Telumpanue berprofesi sebagai petani. Di desa
Telumpanue banyak petani yang memilih jagung sebagai salah satu jenis tanaman yang
paling banyak ditanam. Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman palawija
utama di Indonesia yang kegunaannya relatif luas, terutama untuk konsumsi manusia
dan kebutuhan bahan pakan ternak. Jagung juga merupakan komoditas yang diminta di
pasar dunia. Namun demikian, jagung di Indonesia sebagaimana umumnya komoditas
pangan lainnya merupakan hasil produksi petani-petani skala kecil.
Para petani di desa Telumpanue tergabung ke dalam beberapa kelompok tani.
Perekonomian para anggota kelompok tani dusun Matajang masih sangat bergantung
pada hasil dari bercocok tanam. Para petani menunggu beberapa bulan hingga musim
panen tiba. Padahal anggota dari kelompok tani ini memiliki potensi untuk
berwirausaha. Mereka memiliki lahan perkebunan jagung yang cukup luas untuk
dimanfaatkan sebagai salah satu aspek pendukung untuk berwirausaha. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan adalah usaha pembuatan produk herbal yang berbahan dasar dari
rambut jagung. Selama ini masyarakat yang ada di Dusun Matajang memanfaatkan
jagung sebagai salah satu produk pertanian yang dijual, sebagai bahan makanan atau
sebagai bahan pakan ternak.
7
khasiat sebagai obat tradisional yang dapat digunakan untuk peluruh air seni dan
penurun kadar kolesterol dalam darah diabetes mellitus dan anti-depressant. Manfaat
tersebut dapat diperoleh melalui produk olahan rambut jagung, salah satunya adalah
minuman teh herbal dari rambut jagung. Petani yang membudidayakan jagung ini,
selain mampu menjual produk dipasaran juga diharapkan mampu untuk meningkatkan
perekonomian keluarga yakni berwirausaha dengan membuat produk teh herbal yang
berbahan dasar rambut jagung. Tentunya hal ini juga akan meningkatkan kesehatan
anggota keluarga karena teh herbal dari jagung ini memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan tubuh.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka pelatihan budidaya dan pemasaran produk
jagung sebagai obat herbal perlu diberikan kepada mitra, dengan mempertimbangkan
desa Telumpanue sebagai lokasi kegiatan budidaya dan pemasaran produk jagung
sebagai obat herbal. Alasan dipilihnya desa Telumpanue adalah:
1. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, beberapa anggota dari mitra
memiliki perkebunan jagung yang luas
2. Pada daerah ini terdapat limbah rambut jagung dengan jumlah yang cukup banyak
3. Kegiatan PKM ini diharapkan mampu untuk memotivasi masyarakat untuk
memanfaatkan limbah produk jagung agar lebih termanfaatkan dan meningkatkan
perekonomian keluarga. Kegiatan budidaya dan pemasaran produk jagung sebagai
obat herbal juga diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menjaga
kesehatannya.
1.2 Permasalahan Mitra
Adapun permasalahan prioritas mitra dalam program PKM ini adalah :
a. Limbah dari produk jagung yang banyak disekitar wilayah mitra, namun tidak
dimanfaatkan padahal memiliki potensi besar untuk digunakan mengembangkan
wirausaha guna meningkatkan perekonomian keluarga.
b. Permasalahan produksi
Pengetahuan mitra masih terbatas mengenai teknik pengolahan produk yang
tepat agar memperoleh hasil maksimal sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
Permasalahan pemasaran juga menjadi salah satu kendala bagi mitra. Kemana
mereka akan menyalurkan produk yang dihasilkan.
c. Permasalahan manajemen mitra untuk mengelola keuangan, bagaimana perputaran
modal usaha untuk produk ini.
8
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 Solusi Permasalahan
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan mitra adalah sebagai
berikut:
a. Penyuluhan diberikan kepada mitra terkait pemanfaatan limbah produk jagung
menjadi obat herbal sebagai penurun kadar kolesterol dalam darah, diabetes mellitus
dan anti-depressant, dalam hal ini produk diolah menjadi teh rambut jagung.
Gambar 2.1 Penyuluhan Budidaya dan Pemasaran Produk Jagung Sebagai Obat Herbal
b. Kurangnya pengetahuan mitra mengenai aspek produksi, maka dilakukan pelatihan
budidaya dan pemasaran produk jagung sebagai obat herbal dengan menghadirkan
narasumber untuk menjelaskan permasalahan mengenai aspek produksi dan
solusinya, seperti:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatannya adalah pemilihan
bahan baku yang berkualitas sehingga perlu dilakukan sortasi, kemudian hal
lain yang diperlukan adalah pencucian, penirisan, pelayuan,
perajangan/penggilingan, pengeringan, dan pengemasan. Sortasi bahan baku
merupakan tahap awal yang perlu dilakukan untuk mendapatkan rambut
jagung yang berkualitas. Tahap berikutnya adalah pencucian yang dilakukan
untuk membersihkan potongan-potongan benda lain atau kotoran berupa tanah
atau debu yang menempel. Selanjutnya perajangan dan penggilingan
bertujuan untuk mendapatkan bentuk teh yang berukuran halus sehingga
mudah untuk mendapatkan ekstrak rambut jagung saat penyeduhan.
9
Selanjutnya pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan alat. Setelah
proses pengeringan selesai, maka dilanjutkan dengan proses pengemasan.
Untuk mengatasi masalah pada aspek pemasaran, mitra akan dibantu untuk
mendapatkan rekanan yang akan membeli hasil produk, dengan pemasaran
lewat social media seperti Facebook dan Instagram. Serta membuat logo
untuk mitra sebagai penanda produk teh herbal.
c. Manajemen usaha budidaya dan pemasaran produk jagung sebagai obat herbal ini
akan dibahas dan dianalisis bersama dengan narasumber. Untuk mengetahui
kelayakan usaha untuk dilanjutkan serta tantangan persaingan yang harus dihadapi.
Analisis usaha ini dilakukan dengan analisis SWOT, yang dilakukan dengan
kepakaran dosen tim pelaksana yaitu bidang Matematika.
Luaran yang akan dihasilkan adalah peningkatan penerapan IPTEK yaitu
usaha budidaya dan pemasaran produk jagung sebagai obat herbal yang dipadukan
dengan manajemen usaha berbasis analisis SWOT.
2.2 Target dan Luaran
Jenis luaran yang akan dihasilkan adalah terbentuknya kegiatan budidaya dan
pemasaran produk jagung sebagai obat herbal, sehingga dapat meningkatkan
perekonomian anggota kelompok tani dusun Matajang melalui pemanfaatan produk
limbah jagung. Adapun rencana target capaian luaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Rencana Target Capaian Luaran
Indikator
No Jenis Luaran
Capaian
Luaran Wajib
1 Publikasi ilmiah pada Jurnal ber ISSN/Prosiding Published
2 Publikasi pada media masa cetak/online/repocitory PT Sudah Terbit
Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas,
3 serta nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau Produk
sumber daya lainnya)
Peningkatan penerapan IPTEK di masyarakat
4 Penerapan
(mekanisasi, IT, dan manajemen)
Peningkatan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial,
5 Ada
politik, keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan)
10
a. Penyuluhan, Kegiatan ini berlangsung di kediaman ketua kelompok tani dusun
Matajang dan dihadiri oleh 8 orang anggota. Kegiatan berlangsung selama satu hari.
Pada kegiatan ini mitra diberikan penyuluhan budidaya dan pemasaran produk
jagung sebagai obat herbal. Pada kegiatan ini narasumber memberikan materi terkait
masalah produksi, pemasaran maupun manfaat dari produk teh herbal ini yang
berasal dari limbah rambut jagung. Hal ini dilakukan agar mitra dapat memahami
manfaat rambut jagung yang sangat berguna untuk masalah kesehatan. Serta cara
pengolahannya sehingga hasil penjualannya dapat menjadi sumber penghasilan bagi
para mitra.
b. Monitoring pembuatan produk teh herbal, kegiatan ini juga dilaksanakan secara
terbatas dikarenakan masa pandemi. Kegiatan monitoring bertujuan untuk
memantau kegiatan produksi produk teh herbal dan kendala apa saja yang ditemui.
Kegiatan monitoring ini berlangsung selama 1 bulan dimulai saat pengumpulan
bahan, proses produksi dan pemasaran. Tim datang ke lokasi mitra untuk melakukan
monitoring, juga melakukan monitoring melalui video conference karena pandemi
Covid-19.
c. Pengolahan produk jagung sebagai obat herbal. Pengolahan produk ini berupa
limbah rambut jagung yang diolah menjadi teh herbal yang bermanfaat untuk
kesehatan. Kegiatan ini berlangsung di rumah mitra dan berlangsung selama 2 hari.
Tim bersama mitra saling bekerjasama agar dapat menghasilkan produk teh herbal
dengan yang kualitas baik. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual teh
herbal. Terutama bagi masyarakat yang menyukai minuman teh, sebab teh herbal
berbeda dengan teh biasa. Pada teh biasa mengandung kafein sedangkan, teh herbal
tidak mengandung kafein dan memiliki kandungan herbal spesifik yang dapat
memberikan efek tertentu bagi kesehatan seperti relaksasi, penyembuhan dan lain-
lain (Ravikumar, 2014).
3.2 Evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program
Kegiatan evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan kegiatan budidaya dan pemasaran
produk jagung sebagai obat herbal ini. Evaluasi dilakukan untuk melihat peluang usaha
produksi teh herbal dari rambut jagung ini untuk berkembang lebih besar. Analisis
usaha dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT untuk melihat kesempatan usaha
ini untuk berkembang serta tantangan dan hambatan usaha produk teh herbal ini. Selain
itu, tim pelaksana juga membantu mitra untuk mendapatkan akses kepada beberapa
pihak yang dapat mendukung usaha produk teh herbal, seperti para konsumen yang
11
sedang menjaga pola kesehatannya terutama bagi penderita diabetes. Hal tersebut
dilakukan agar usaha mitra dapat berkembang dan memotivasi anggota-anggota mitra
lainnya serta masyarakat sekitar untuk turut serta menjalankan usaha ini pula.
12
Salwa IbM Pelatihan dan Pendampingan
2015 IbM Rufaida Pembuatan Fish Dryer bagi Pengusaha
S.Pd.,M.Pd Ikan Kering Di Kabupaten Barru
IbM Masyarakat Tani Ternak Melalui
Pemanfaatan dan Sentuhan Teknologi Pada
2015 IbM Irma Hakim Pengolahan Susu Sapi yang Berbasis
Techno-Social dalam Pengembangan
Usaha di Desa Gunung Perak.
Arsyuni Ali
IbM Masyarakat Di Pinggiran Sungai Tallo
2015 IbM Mustary
Kelurahan Buloa Kota Makassar
S.T.,M.T
Gambar 5.1 Penyuluhan Budidaya dan Pemasaran Produk Jagung Sebagai Obat Herbal
Penyuluhan tentang pembuatan teh herbal yang berasal dari limbah
rambut jagung ini tentunya memiliki tujuan. Tujuan dalam penyuluhan ini
adalah mensosialisasikan manfaat limbah jagung sebagai pangan fungsional
yang aman bagi kesehatan dan memberikan pelatihan pembuatan teh
herbal yang berasal dari limbah. Diharapkan bermanfaat bagi kelompok
13
tani dan masyarakat sekitar menjadi sadar mengenai besarnya potensi
rambut jagung sebagai pangan fungsional yang baik untuk kesehatan.
Selain itu, diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan dalam mengolah dan mengembangkan produk baru hasil
olahan teh herbal rambut jagung, sehingga nantinya dapat sebagai
digunakan sebagai bekal untuk berwirausaha. Dengan peluang berwirausaha
yang terbuka dari pemanfaatan olahan teh herbal rambut jagung dapat
menghasilkan keuntungan yang lebih untuk Kelompok Tani ataupun
masyarakat sekitar menjadi lebih baik (Siqhny, 2020). Selain itu pada
penyuluhan ini lebih diarahkan terkait manfaat dari rambut jagung ini untuk
kesehatan.
Rambut jagung berbau aromatik lemah, rasanya agak sepat. Rambut
jagung yang dikeringkan selanjutnya dihaluskan ternyata besar manfaatnya,
karena zat-zat yang terkandung, yaitu asam maisenat (2%-2,25%), minyak
lemak, damar, gula, dan garam-garam mineral, sangat baik dipakai bagi
diuretika, dengan dosis antara 4 gram sampai dengan 12 gram. Selain itu
rambut jagung mengandung asam lemak 2,5%, miyak atsiri 0,12%, karet
3,8%, resin 2,7%, saponin 3,18%, dan alkaloid 0,05% . Rambut jagung juga
dapat digunakan sebagi obat tradisional yakni sebagai peluruh air seni,
penurun tekanan darah tinggi dengan senyawa yang diduga berperan adalah
saponin (Rahmayani, 2007).
Rambut jagung mengandung beberapa komponen bioaktif seperti
flavonoid, fenol dan senyawa fenolik lainnya. Komponen tersebut dapat
berperan sebagai senyawa antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan
tubuh (Wijayanti et al., 2016).
Menurut Sofia dalam Redha (2010), juga disebutkan bahwa gugus prenil
flavonoid banyak dikembangkan untuk pencegahan atau terapi terhadap
penyakit-penyakit yang diasosiasikan dengan adanya radikal bebas, seperti
penyakit degeneratif. Flavonoid ini dapat menggantikan sumber vitamin E
yang berfungsi untuk tubuh manusia. Hal ini membuktikan bahwa rambut
jagung memiliki banyak kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan.
Pada penyuluhan ini selain menjelaskan manfaat dari rambut jagung
sebagai produk teh herbal juga di paparkan pula terkait proses pemasarannya.
Pemasaran produk ini dengan menggunakan sosial media baik berupa
14
Facebook atau Instagram. Melalui sosial media mitra dapat mempromosikan
produknya dengan skala yang lebih luas.
2. Monitoring
Kegiatan monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan produksi
produk teh herbal dan kendala apa saja yang ditemui. Kegiatan monitoring ini
berlangsung selama 1 bulan dimulai saat pengumpulan bahan, proses produksi
dan pemasaran. Selama proses monitoring berlangsung terdapat beberapa
kendala terutama pada proses pengeringan. Proses pengeringan merupakan
proses yang sangat penting terutama dalam hal menjaga kandungan gizi pada
rambut jagung.
Berdasarkan hasil penelitian Harun (2011), menunjukkan bahwa
karakteristik teh herbal rambut jagung diperoleh interaksi lama pelayuan dan
lama pengeringan terhadap kadar air, serat kasar, dan penilaian organoleptik
teh herbal rambut jagung yang dihasilkan. Teh herbal rambut jagung
terbaik dari segi analisis fisio-kimiawi dan penilaian organoleptik adalah
perlakuan pelayuan 18 jam dan pengeringan 4 jam.
15
Selain proses pengeringan, proses pemilihan bahan juga merupakan hal
yang penting. Memilih umur rambut jagung yang akan digunakan, rambut
jagung yang digunakan adalah rambut jagung manis dan hibrida yang
berumur 8 minggu (pada jagung basah atau segar) dan rambut jagung manis
dan hibrida yang berumur 10 minggu (pada jagung yang sudah kering).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Garnida (2018), menunjukkan umur
rambut jagung yang baik adalah umur rambut jagung 8 minggu baik pada
jagung manis dan jagung hibrida, sedangkan waktu pengeringan terpilih
adalah waktu pengeringan 5 jam. Suhu pengeringan berpengaruh terhadap
kadar vitamin C dan warna seduhan teh herbal rambut jagung. Jenis jagung
berpengaruh terhadap kadar vitamin C, warna, rasa dan aroma seduhan teh
herbal rambut jagung. Interaksi suhu pengeringan dan jenis jagung
berpengaruh terhadap kadar vitamin C, warna, rasa dan aroma seduhan teh
herbal rambut jagung. Perlakuan terpilih yaitu suhu pengeringan 60⁰C jagung
manis dengan kadar abu 4.31% dan kadar vitamin C sebesar 1.40%.
Perlakuan terpilih dilakukan analisis flavonoid dan memiliki kandungan
flavonoid sebesar 0.04 % (b/b).
3. Pengolahan Produk Jagung Sebagai Obat Herbal
Pengolahan produk ini berupa limbah rambut jagung yang diolah menjadi
teh herbal yang bermanfaat untuk kesehatan. Adapun langkah-langkah
pengelolaannya yakni sebagai berikut.
a. Persiapan bahan
Rambut jagung manis dan hibrida umur 8 minggu disiapkan untuk
dilakukan proses selanjutnya.
b. Sortasi
Sortasi bahan baku merupakan tahap awal yang perlu dilakukan untuk
mendapatkan rambut jagung yang berkualitas. Sortasi akan menentukan
hasil akhir yang akan diperoleh sesuai dengan kuaitas yang diinginkan. Hal
ini dapat dilakuakan dengan cara manual untuk memisahkan bahan baku
yang baik, cacat, atau busuk. Sortasi dilakukan dengan memilih bagian
rambut jagung yang diutamakan yakni rambut jagung yang berada di bagian
dalam yang masih tertutup kulit jagung. Hal ini dikarenakan rambut jagung
yang masih tertutup masih banyak mengandung senyawa-senyawa alami
dan belum banyak terkontaminasi oleh lingkungan luar.
16
c. Pencucian
Pencucian ini dilakukan untuk membersihkan potongan-potongan benda
lain atau kotoran berupa tanah atau debu yang menempel. Dalam pencucian
diusahakan agar kotoran tidak mempengaruhi warna penampakan bahan
baku. Karena dikhawatirkan kotoran yang terbawa akan mempengaruhi
khasiat dari teh rambut jagung. Pencucian juga tidak boleh terlalu lama
untuk menghindari penurunan kualitas dan kandungan senyawa aktif.
d. Penirisan dan perajangan
Setelah selesai barulah, rambut jagung ditiriskan untuk dirajang/digiling.
Perajangan dilakukan dengan menggunakan pisau pada skala kecil atau
penggilingan dengan menggunakan mesin untuk produksi skala besar.
Rambut jagung memiliki ukuran yang kecil dan mudah dihancurkan
sehingga tidak terlalu sulit dalam proses perajangan maupun penggilingan.
Perajangan dan penggilingan bertujuan untuk mendapatkan bentuk teh
herbal yang berukuran halus sehingga mudah untuk mendapatkan ekstrak
rambut jagung saat penyeduhan.
e. Pengeringan
Proses pengeringan rambut jagung yang baik dilakukan pada suhu 30°C-
90°C (terbaik 60°C). Namun pada kondisi bahan aktif tidak tahan terhadap
panas atau mengandung bahan yang mudah untuk menguap, dilakukan pada
suhu 30°C-45°C atau dilakukan dengan menggunakan oven vakum.
Umumnya, senyawa-senyawa yang berwarna memiliki kerentanan
terhadap sinar matahari. Selain harus memperhatikan cara pengeringan
yang dilakukan, proses pengeringan juga harus memperhatikan ketebalan
dari simplisia yang dikeringkan (Pramastya, 2011).
f. Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kualitas teh herbal
ini. Sehingga dapat menarik perhatian dan minat konsumen.
g. Pemasaran
Pemasaran dilakukan dengan menggunakan media sosial seperti
facebook dan instagram sebagai alat untuk melakukan promosi. Sehingga
dapat membantu pemasaran produk ini.
17
Gambar 5.3 Teh herbal dari rambut jagung
Badan Pusat Statistik. 2009. Grafik Produksi Jagung di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat
Statistik Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan. 2009. Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok Teh per
Hari. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dhalimartha S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid II. Jakarta: Trubus Agri
Widya.
Garnida, Yudi. Dkk. 2018. Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Jenis Jagung Terhadap
Karakteristik Teh Herbal Rambut Jagung (Corn Silk Tea). Pasundan Food
Technology Journal. Vol.5, No.1
Hambali, E. M. Z., Nasution dan Herliana, E. 2005. Membuat Aneka Herbal Tea.
Penebar Swadaya, Jakarta
18
Harun, N., Rossi, E., dan Adawiyah M. (2011). Karakteristik Teh Herbal Jagung
dengan Perlakuan Lama Pelayuan dan Lama Pengeringan. Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
Hasanudin, K., Hasyim, P. dan Mustafa, S. 2012. Corn Silk (Stigma maydis) in
Healthcare: A Phytochemical and Pharmalogical Review. Journal Molecules.
17: 9697-9715
Indriani, H., Aang, S., dan Anna, A. (2010). Pengembangan Potensi Rambut Jagung
(Zea mays) dan Kulit Jeruk Manis (Citrus sinesis) Sebagai Alternatif Terapi
Limbah Herbal Meluruhkan Batu-Batu Empedeu (Gallstones) Secara Alamiah.
Program Kreativitas Mahasiswa. Universitas Negeri Malang.
Iskandar Y. 2007. Tanaman obat yang berkhasiat sebagai antihipertensi. Karya ilmiah.
Fakultas Farmasi: Universitas Padjajaran Bandung.
Pramastya, Hegar. (2011). Pengolahan Pasca Panen Simplisia dan Produk Bahan Alam
Nabati.ttp://hegarpramastya.files.wodpress.com/Pengolahan-pasca-panen-
simplisia-dan-produk-bahan-alam-nabati. Akses 30 oktober 2013.
Rahmayani A. 2007. Telaah kandungan kimia rambut jagung (Zea mays L.) [tesis].
Bandung: Departemen Farmasi, Institut Teknologi Bandung.
Redha, A. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya Dalam Sistem
Biologis. Jurnal Belian. 9(2): 196-202
Sayuti, K. dan Yenrina, R. 2015. Antioksidan, Alami dan Sintetik. Padang: Andalas
University Press
Subekti et al. 2006. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan. Maros : Balai
Penelitian Tanaman Serealia.
Sukamdar EY. 2006. Alam Sumber Kesehatan, Manfaat dan Kegunaan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Wijayanti, F. dan Ramadhian, M. R. 2016. Efek Rambut Jagung (Zea mays) Terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Dalam Darah. Majority. Vol. 5, No. 3
19
LAMPIRAN:
20
SOSIALISASI PEMASARAN PRODUK JAGUNG SEBAGAI OBAT HERBAL
21