Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I

MEKANISME DAN KINERJA SISTEM PERONTOK PADI DI DESA RAKSA


JIWA KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Oleh
M. AKBAR SHIDIQ
NIM. 07.16.19.008

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : M. AKBAR SHIDIQ

NIM : 07.16.19.008

PROGRAM STUDI : Teknologi Hasil Pertanian

JUDUL LAPORAN : MEKANISME DAN KINERJA SISTEM PERONTOK


PADI DI DESA RAKSA JIWA KECAMATAN
SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING
ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mona Nur Moulia , S.TP., M.Sc. Nizmah Jatisari Hidayah, S.P., MP
NIP. 19800419 200501 2 001 NIP. 19780604 200501 2 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Dr. Mona Nur Moulia, S.TP., M.Sc.


NIP. 19800419 200501 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan PKL I dengan Judul “Mekanisme
Dan Kinerja Sistem Perontok Padi Di Desa Raksa Jiwa Kecamatan Semidang Aji
Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan” tepat pada
waktunya. Terselesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dan bimbingannya,
penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Mardison S., STP., M.Si selaku Direktur Politeknik Enjiniring
Pertanian Indonesia.
2. Ibu Dr. Mona Nur Moulia, STP., M.Sc selaku Ketua Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian sekaligus Pembimbing I.
3. Ibu Nizmah Jatisari Hidayah, S.P., MP selaku Pembimbing II.
4. Penyuluh atau Petani di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Raksa Jiwa
Kecamatan Semidang Aji yang turut membantu dan memfasilitasi dalam
kelancaran PKL I.
5. Kedua orangtua yang selalu mendukung baik moril maupun materil.
6. Semua pihak yang membantu penyelesaian proposal yang penulis tidak
dapat sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dari penyusunan kalimat, data maupun tatacara penulisannya,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi menghasilkan proposal yang lebih baik dikemudian hari.

Ogan Komering Ulu, 15 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Varietas Padi 4
B. Sistem Panen 5
C. Sistem Perontokan 6
D. Manual (Gebot) 7
E. Mesin Power Tresher...................................................................................8
III. METODE PELAKSANAAN 9
A. Waktu dan Tempat 9
B. Materi Kegiatan 9
C. Rencana Pelaksanaan 10
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 9
A. Gambaran Lokasi PKL 11
B. Hasil Kegiatan 27
V. Penutup 31
A. Kesimpulan 32
DAFTAR PUSTAKA 33

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul tabel Halaman


1 Kerontokan Varietas Padi Sawah……………………..... 4
2 Presentase Gabah Rontok Dan Tercecer Beberapa 4
Varietas Padi Saat Pemotongan Padi Pada Pemanenan
Sistem Keroyokan……………………………………………
3 Tingkat Kehilangan Hasil Padi Pada Berbagai Sistem 6
Pemanenan
4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pkl I 10
5 Luas Lahan Menurut Ekosistem 12
6 Luas Lahan Menurut Penggunaan 12
7 Penggunaan Dan Pengembangan Lahan Sawah Di 13
WKBPP. Raksa Jiwa
8 Pola Usaha Tani Pada Lahan Sawah 13
9 Pola Usaha Tani Pada Lahan Kering 13
10 Data Luas Tanam Luas Panen Dan Produksi Berbagai 14
Komoditas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di
Wilayah Kerja BPP Raksa jiwa
11 Data Analisis Keadaan Agribisnis Komoditas Unggulan 14
Tanaman Pangan Dan Hortikultura
12 Data Luas Dan Produksi Berbagai Komoditas Tanaman 16
Perkebunan
13 Data Analisis Keadaan Agribisnis Komoditas 16
Perkebunan
14 Data Penggunaan Pupuk Besubsidi Di Wilayah Kerja 17
Bpp Raksa Jiwa
15 Ketersediaan Alat Dan Mesin Pertanian 17
16 Data Analisis Keadaan Sarana Dan Prasarana 18
Pertanian
17 Wilayah Binaan Penyuluh Pertanian (WBPP) Dalam 19
WKBPP. Raksa Jiwa
18 Pola Usaha Tani Pada Lahan Sawah 20
19 Kelompok Tani Yang Sudah Terdaftar Pada Simluhtan 21
20 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) 23
21 Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes) 23
22 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) 24
BPP Raksa Jiwa
23 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 24
Tahun 2019
24 Jumlah Penduduk Menurut Golongan 25
Umur Tahun 2019
25 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan Tahun 2019 25

iv
DAFTAR GAMBAR

halaman

1. Mekanisme dan kinerja perontokan padi 27


2. Pemanfaatan mesin power tresher 29

v
DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Lampiran 1. Foto Kegiatan PKL 34


2. Lampiran 2. Jurnal Harian 37
3. Lampiran 3. Lembaran Konsultasi 40

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah utama dalam pasca panen padi adalah tingginya kehilangan hasil
karena tercecer atau tidak terontok, terbuang bersama jerami, rusak dan
rendahnya mutu gabah dan beras. Tingkat kehilangan hasil padi selama
penanganan pascapanen mencapai 20%-21%, yang terbesar terjadi pada
pemanenan, yaitu sektar 9% dan pada perontokan sekitar 5% (Ananto dkk.,
2003). Disamping untuk menekan kehilangan hasil, faktor efisiensi pelaksanaan
kegiatan di lapangan menjadi faktor utama dalam pemilihan jenis, sistem dan alat
yang dapat mendukung kegiatan pasca panen padi tersebut. Salah satu tahapan
kegiatan penanganan pasca panen padi yaitu perontokan padi.
Di Kabupaten Ogan Komering Ulu khususnya di Desa Sinagpura alat
perontok padi sangat berperan besar terhadap proses hasil panen. Perontokan
padi di Desa Singapura dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dengan
dibanting atau gebot dan cara mekanis dengan power threser. Perontokan
dengan dibanting atau gebot sudah mulai ditinggalkan karena kapasitas kerjanya
rendah sehingga penggunaan mesin perontok (power threser) sudah mulai
banyak digunakan karena karena lebih cepat dan gabah lebih bersih (Ananto
dkk., 2003).
Penggunaan power thresher di Desa Singapura Kecamatan Semidang Aji
dikenal sebagai desa percontohan untuk penggunaan alat mesin perontok
(power threser) yang ditunjuk langsung oleh Dinas Pertanian dan Balai
Penyuluhan Pertanian Raksa Jiwa sehingga Desa Singapura menjadi acuan
dalam pemanfaatan mekanisasi pertanian khususnya penggunaan power
threser.
Usahatani padi yang merupakan salah satu sumber pendapatan dan
kesempatan kerja bagi masyarakat di Desa Singapura menjadi tumpuan hidup,
oleh karenanya perlu pengelolaan yang tepat dengan menggunakan faktor
produksi secara efisien. Penggunaan faktor produksi yang tidak efisien dalam
usahatani padi sawah akan mengakibatkan rendahnya produksi dan tingginya
biaya, dan pada akhirnya mengurangi pendapatan petani. Bagi petani kegiatan
usahatani yang dilakukan tidak hanya meningkatkan produksi tetapi bagaimana
menaikkan pendapatan melalui pemanfaatan penggunaan mesin perontok,

1
karena sering terjadi penambahan faktor produksi tidak memberikan pendapatan
yang diharapkan oleh petani.
Mekanisasi pertanian dalam hal perontokkan padi hingga menjadi beras
selain dapat mengurangi kehilangan produksi dalam kegiatan pasca panen
tanaman padi juga dapat meningkatkan kualitas padi/beras itu sendiri. Power
thresher merupakan salah satu alat mekanisasi yang memiliki potensi untuk di
kembangkan. Alat ini selain dapat meningkatkan produksi dengan mengurangi
kehilangan dalam kegiatan budidaya tanaman padi juga dapat meningkatkan
kualitas padi/beras.

B. Tujuan
1. Mengetahui mekanisme dan kinerja pada sistem perontokan padi di Desa
Raksa Jiwa, Kab. Ogan Komering Ulu.
2. Mengetahui Manfaat penggunaan mesin Power Tresher di Desa Raksa
Jiwa, Kab. Ogan Komering Ulu.
3. Meningkatkan keterampilan dalam pengaplikasian dan pengoperasian
teknologi hasil pertanian pada kegiatan di lapangan sesungguhnya.

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa adalah :
a. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan dan
sekaligus melaksanakan serangkaian keterampilan yang sesuai
dengan bidang keahliannya.
b. Mahasiswa terlatih untuk berpikir kritis dan menggunakan daya
nalarnya dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan
yang dikerjakan dalam bentuk kegiatan laporan.
c. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja yang berkarakter
d. Mahasiswa dapat mewujudkan jiwa kemandirian berdaptasi,
bersosialisasi dengan keadaan sosiokultur di lapangan.
2. Bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah, petani dan stakeholder :
a. Mengenal Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) sebagai
penyelenggara pendidikan program vokasi di bidang enjiniring
pertanian.
b. Menciptakan kerjasama yang baik dengan Unit Pelaksanaan Teknis
(UPT) Dinas Pertanian di kabupaten atau kota dan tingkat kecamatan.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Varietas Padi
Varietas padi berpengaruh terhadap jumlah gabah yang rontok. Beberapa
varietas padi memiliki daya kerontokan yang lebih mudah dari pada Yang lain.
Berdasarkan daya kerontokan padi, dapat diklasifikasikan ke dalam tingkat
tahan rontok, sedang, dan mudah rontok. Kerontokan beberpa varietas padi
sawah.
(Tabel 1). Kerontokan varietas padi sawah
Kerontokan Varietas
Sedang Cisadane, Cisokan, Membramo, Cibodas, Way
Apo Baru, Widas, Ciherang, Singkil, Sintanur,
Cimelati, Gilirang, Cigeulis, Ciapus,
Fatmawati, Mekongga
Tahan IR-64, Cisantana, Angke, Pepe, Sarinah, Ciasem
Mudah Tukad Petanu, Tukad Balian, Tukad Unda,
Bondoyudo
Sumber: (Sukmaya dkk., 2006)
Kerontokan padi tersebut juga berpengaruh pada sistem panen, dimana
untuk padi yang memiliki tingkat kerontokan yang tinggi akan membutuhkan
tenaga yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas yang tahan rontok serta
sebaliknya. Hal ini perlu diperhatikan bahwasannya untuk padi yang lebih
mudah rontok juga akan lebih mudah tercecer baik di lokasi pertanaman
maupun selama distribusi sebelum perontokan. Hal lain yang terkait dengan
daya rontok padi yaitu presentase gabah rontok dan tercecer pada saat
pemotongan padi pada pemanenan sistem keroyokan.
(Tabel 2). Presentase gabah rontok dan tercecer beberapa varietas padi saat
pemotongan padi pada pemanenan sistem keroyokan
Varietas Kadar air gabah saat Kehilangan hasil
panen (%) karena
rontok (%)
IR64 22,6 6,4
Memberamo 21,8 6,5
Way Apo Buru 22,9 6,3
Cilamaya Muncul 23,8 5,1
Rata-rata pengamatan di 3 lokasi (Bandung, Subang dan Karawang)
Sumber: (Setyono dkk., 2001)

Varietas IR-64 seharusnya termasuk varietas yang tahan rontok


dibandingkan dengan varietas Memberamo dan Way Apo Buru, namun dalam
hal ini tingkat kehilangan hasil karena rontok termasuk relatif hampir sama. Hal

4
ini dimungkinkan karena adanya tekanan yang berlebih pada saat pemotongan
atau karena faktor perlakuan lainnya. Salah satu alternatif untuk meminimalisasi
gabah rontok tersebut diantaranya melalui pemberian alas pada saat
pengangkutan dari tempat budidaya ke tempat perontokan.

B. Sistem Panen
Sistem panen mempengaruhi kegiatan perontokan yang akan dilaksanakan
pada tahapan berikutnya. Proses pemanenan merupakan tahapan kegiatan yang
dimulai dari pemotongan padi hingga perontokan gabah. Dalam sistem panen
tersebut secara garis besar dipengaruhi oleh mekanisme panen itu sendiri dan
proses pemanenan.
Mekanisme panen sangat terkait dengan budaya serta kebiasaan
masyarakat setempat. Menurut (Ananto, 1992) terdapat tiga sistem pemanenan
padi yang berkembang di masyarakat yaitu sistem ceblokan, sistem individu
atau keroyokan dan sistem kelompok. Sistem panen tersebut sangat terkait
dengan faktor sosial dan budaya masyarakat setempat yang pada akhirnya
mempengaruhi pada tahapan selanjutnya berupa kegiatan perontokan serta
faktor kehilangan hasil. Pemanenan padi sistem individual atau keroyokan
dengan jumlah pemanen yang tidak terbatas menyebabkan banyak gabah
tercecer dan yang tidak terontok. Pemanenan padi dengan sistem kelompok
atau beregu mudah terkontrol, sehingga dapat menekan tingkat kehilangan hasil
panen (Ananto dkk., 2003).
Pada sistem ceblokan pemanenan dilakukan dengan jumlah pemanen
yang terbatas. Pemanen ikut dalam proses pemanenan dan merawat tanaman
tanpa mendapatkan upah dari pemilik sawah. Pada sistem ceblokan, orang lain
tidak boleh ikut panen tanpa seijin penceblok. Pada sistem individu atau
keroyokan, jumlah pemanen tidak terbatas (150-200 orang per ha) tanpa ikatan
kerja antara yang satu dengan lainnya. Jumlah pemanen cukup banyak sehingga
berebut panen dan mengumpulkan potongan padi secepatnya agar dapat segera
pindah ke sawah yang lain. Akibatnya banyak gabah yang rontok dan potongan
padi yang tercecer.
Pada panen sistem kelompok jumlah pemanen terbatas (20-30 orang per
ha), bekerja secara beregu, pembagian tugas jelas dan perontokan
menggunakan pedal threser atau power therser (Setyono dkk., 1993).
Pembagian tugas dalam sistem kelompok adalah 22 orang bertugas memotong

5
padi, 5 orang mengumpulkan potongan padi dan 3 orang lagi merontok serta
memasukkan gabah kedalam karung. Berdasarkan pola pemanenan padi
tersebut dapat mempengaruhi tingkat kehilangan hasil padi pada berbagai
sistem pemanenan.
(Tabel 3). Tingkat kehilangan hasil padi pada berbagai sistem pemanenan
Kehilangan Hasil (%)

Sistem Pemanenan Potong padi s/d Keterlambatan Jumlah


Perontokan perontokan
satu malam
Keroyokan 18,6 - 18,6
Ceblokan 13,1 1,2 14,3
Kelompok 5,9 - 5,9
Sumber: (Setyono dkk., 1993)

Untuk di daerah yang sudah lebih maju dan berkembang, kegiatan


pemotongan padi serta perontokan padi merupakan kegiatan yang sudah
terpisah. Pada umumnya, pemotongan dilakukan oleh kelompok jasa pemanen,
sedangkan perontokan gabah dilaksanakan oleh kelompok UPJA (Usaha
Pelayanan Jasa Alsintan) perontok. Sedangkan untuk daerah yang mensual
padi dengan sistem tebas, kegiatan pemotongan serta perontokan secara
langsung dilakukan oleh pihak penebas dan petani secara langsung menerima
dalam bentuk uang sesuai dengan harga rebasan.

Pada proses pemanenan yang dalam hal ini pemotongan padi, Sangat
mempengaruhi pada tahap perontokan. Cara potong atas atau dekat dengan
pangkal malai, biasanya dilakukan untuk perontokan padi dengan menggunakan
alat perontok mesin power threser tipe throw in yaitu dimana seluruh bahan yang
akan dirontok masuk kedalam ruang perontokan. Sedangkan perontokan dengan
menggunakan power threser dengan tipe pedal atau dengan cara gebot, panen
dilakukan dengan cara potong bawah.

C. Sistem Perontokan
Pada awal kegiatan perontokan padi, petani merontok dengan cara
menginjak-injak (iles) padi, membanting (gebot) dan memukul. Bahkan ada
petani yang menggunakan sepeda motor dengan menjalankannya diatas
hamparan padi yang akan dirontok. Menurut (Ananto dkk., 2003), cara
perontokan tersebut mempunyai kapasitas kerja yang sangat rendah, yaitu
hanya 25-30 kg/jam. Seiring dengan perkembangan teknologi, proses

6
perontokan semakin berkembang dan secara garis besar terbagi menjadi tiga
kategori yaitu secara manual dengan menggunakan alat gebot, pedal threser
serta mesin power threser. Upah perontokan biasanya tidak terpisah dari biaya
panen secara keseluruhan terutama pada kegiatan panen yang menggunakan
alat gebot atau pedal threser, dimana penderep sekaligus sebagai perontokan
sudah tercakup didalam upah bawon yang besarnya antara 10%-23%.

D. Manual (Gebot)
Perontokan padi dengan cara gebot yaitu perontokan padi dengan
membantingkan segenggam batang padi pada alat gebot yang terbuat dari kayu
atau besi. Proses perontokan dengan cara gebot tersebut perlu diperhatikan
mengenai penggunaan alas terpal untuk menghindari banyaknya gabah yang
tercecer akibat ayunan serta terpaan angin pada saat perontokan. Menurut
(Suismono dkk., 2006) untuk menghindari adanya kehilangan hasil yang
berlebihan, plastik yang berisi tumpukan padi yang masih dialasi plastik atau
karung untuk menghindari tercecernya gabah dibawa ke tempat perontokan yang
telah dialasi plastik terpal dengan ukuran 6 m x 6 m yang dilengkapi dengan tirai.
Penggebotan dilakukan dengan cara membanting atau memukulkan genggaman
padi ke alat gebot sebanyak 6 sampai 8 kali. Pembersihan sisa gabah yang
masih menempel pada jerami dapat dilakukan secara manual. Pemindahan
gabah hasil panen dapat menggunakan karung plastik yang bersih serta dijahit.
Kekuatan orang yaitu berkisar antara 41,8 kg/jam/orang (Setyono
dkk.,1993) sampai 89,79 kg/jam/orang (Setyono dkk., 2000). Kemampuan kerja
pemanen di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta untuk merontok padi dengan cara
gebot berkisar antara 58,8 kg/jam/orang (Mudjisihono dkk., 2001) sampai 62,73
kg/jam/orang (Mudjisihono dkk.,1998) Perontokan padi dengan cara gebot
banyak gabah yang tidak terontok berkisar antara 6,4 % - 8,9 % (Rachmat dkk.,
1993;Setyono dkk., 2001).

Perontokan dengan cara dibanting atau gebot, jika alas penampung gabah
tidak luas dan tanpa tirai atau dinding maka banyak gabah yang terlempar
keluar wadah perontokan. Jika bantingan kurang kuat, banyak gabah yang tidak
terontok dan tertinggal dimalai. Proses perontokan secara manual dengan cara
gebot memiliki kelemahan diantaranya yaitu adanya keterlambatan dalam proses
perontokan atau padi tertumpuk di sawah serta sangat bergantung pada
kemampuan dan kemauan tenaga penggebot.

7
E. Mesin Power Tresher
Dalam perkembangannya kegiatan perontokan dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin power threser. Penggunaan mesin perontok tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kapasitas serta efisiensi kinerja perontokan.
Disamping itu, penggunaan mesin perontok menyebabkan gabah tidak terontok
sangat rendah yaitu kurang dari satu persen.
Untuk memperoleh kapasitas kerja yang optimal dengan kehilangan hasil
yang rendah dan kualitas gabah yang baik (bersih dan tidak retak) diperlukan
pengaturan kecepatan putaran silinder perontok. Kalau gabah digunakan untuk
konsumsi, putaran silinder perontok pada saat perontokan diatur pada kecepatan
600-800 rpm. Jika gabah akan digunakan untuk benih, putaran silinder perontok
pada saat perontokan diatur pada kecepatan 500-600 rpm (Ananto dkk., 2003).
Untuk optimalisasi kinerja mesin power threser juga harus diperhatikan
varietas padi yang akan dirontokkan. Beberapa varietas padi yang relatif lebih
sulit untuk dirontokkan memerlukan pengesetan lebar gigi perontok terkait untuk
optimalisasi alat. Disamping itu harus diperhatikan juga mengenai tingkat
pengetahuan operator pengguna power threser. Pelatihan mengenai
operasionalisasi alat serta standar operasional alat harus dikuasai oleh operator
mesin power threser terkait dengan efisiensi kinerja serta daya tahan alat.
Antisipasi adanya penumpukan hasil perontokan padi tersebut juga harus
menjadi perhatian untuk mempertahankan mutu beras yang nantinya akan
dihasilkan.

8
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


PKL I dilaksanakan pada semester IV (empat) yang akan dilaksanakan
selama satu bulan mulai dari tanggal 7 Juni - 7 Juli 2021. Kegiatan ini
dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian Raksa Jiwa di Desa Raksa Jiwa,
Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera
Selatan.
B. Materi Kegiatan
Selama menjalankan PKL 1 ini ada beberapa rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu:
a. Menganilisis serta mengenal keadaan dan informasi umum Balai
Penyuluhan Pertanian Raksa Jiwa, serta organisasi dan manajemen
sumberdaya manusia.
b. Mendata jumlah dan jenis Alat Mesin Pertanian yang ada di Balai
Penyuluhan Pertanian Raksa Jiwa tingkat kecamatan.
c. Pemanfaatan alat mesin pertanian yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian
Raksa Jiwa tingkat kecamatan.
d. Mengoperasikan alat mesin pertanian di lapangan.
e. Mengidentifikasi mekanisme dan kinerja pada sistem perontokan padi serta
pemanfaatan teknologi alat mesin pertanian power threser.
f. Menerapkan prinsip Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan kerja (K3) di
lapangan.
g. Mempelajari manajemen Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian
(UPJA).
h. Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

9
C. Rencana Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan kegiatan PKL 1 (Tabel 4)
No Kegiatan Pelaksanaan
1 Pengenalan profil dan wilayah kerja BPP
7 Juni – 10 Juni 2021
Raksa Jiwa.
2 Identifikasi Mekanisme Dan Kinerja Pada
11 Juni – 12 Juni 2021
Sistem Perontokan Padi (Power Tresher).
3 Pengecekan sistem Perontokan Padi (Power
13 Juni – 19 Juni 2021
Tresher).
4 Proses Optimalisasi Pemanfaatan Sistem
Perontokan Padi (Power Tresher) Di 19 Juni – 26 Juni 2021
Kecamatan Semidang Aji.
5 Pengabdian Kepada Masyarakat. 27 Juni – 30 Juni 2021
6 Penyusunan Laporan PKL I. 1 Juli – 7 Juli 2021

10
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokas PKL


1. Data Wilayah
Secara geografis Wilayah Kerja BPP Raksajiwa terletak pada -4,0751
Lintang Selatan (LS) dan pada 104,0230 Bujur Timur (BT). Luas wilayah kerja
BPP Raksa Jiwa secara keseluruhan adalah 497,19 Km2 (Sumber Kecamatan
Semidang Aji Dalam Angka, BPS Kab. OKU, 2019), Sebelah Utara berbatasan
dengan Kecamatan Lubuk Batang, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Sosoh Buay Rayap, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Pengandonan, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Baturaja Barat
Jarak BP3K Raksa Jiwa dengan :
• Ibukota Provinsi Sumatera Selatan (Palembang) adalah 270 Km
• Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu (Baturaja) adalah 24 Km.
• Ibukota Kecamatan Semidang Aji (Ulak Pandan) adalah 8 Km.

2. Topografi dan Iklim


Secara umum keadaan topografi Wilayah Kerja Balai Penyuluhan
Pertanian (WKBPP) Raksa Jiwa Kecamatan Semidang Aji meliputi 75 persen
tanah datar, 23 persen tanah berbukit-bukit dan 2 persen tanah rawa-rawa.
Iklim termasuk zone agroklimat type C, sub zone agroklimat C2 dengan bulan
basah 5 – 6 bulan dan bulan kering 2- 3 bulan. Temperatur udara antara 20 oC –
33 oC. Temperatur rata-rata 27 oC.
Data curah hujan 1 Tahun terakhir (2018) dari stasiun hujan BBP Raksa Jiwa
sebagai berikut
• Curah hujan rata-rata per tahun 2651 mm.
• Rata-rata jumlah hari hujan 123 hari per tahun.
• Rata-rata jumlah curah hujan per bulan 221 mm.
• Rata-rata jumlah hari hujan 10 hari per bulan.
• Bulan basah antara Oktober sampai Maret.
• Bulan kering berkisar pada bulan April sampai dengan September.

11
3. Jenis dan pH Tanah
Jenis tanah terdiri dari 4 jenis dengan penyebaran sebagai berikut :
• Andosol : 30 % seluas 14.916 Ha
• Aluvial Kelabu : 5% seluas 2.485 Ha
• Latosol : 20 % seluas 9.944 Ha
• Podsolik merah kuning : 45 % seluas 22.374 Ha
Derajat keasaman tanah (pH) 5 – 7

4. Data Lahan
Luas lahan di WKBPP. Raksa Jiwa menurut ekosistem dapat dilihat pada
Tabel 5 dibawah ini
(Tabel 5). Luas Lahan Menurut Ekosistem
No Uraian Uraian
1. Sawah Irigasi Teknis -
2. Sawah Irigasi Semi Teknis -
3. Sawah Irigasi Sederhana/Desa 532
4. Sawah tadah hujan 125
5. Rawa-rawa -
6. Lahan kering (Ladang) 503
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
Menurut penggunaannya lahan di WKBPP Raksa Jiwa dapat dilihat pada
Tabel 6 :
(Tabel 6). Luas Lahan Menurut Penggunaan
No Uraian Luas (Ha) Persentasi (%)
1. Sawah 657 1,32
2. Pekarangan 392 0,79
3. Perkebunan Rakyat 13.306 26,80
4. Ladang 502 1,01
5. Padang Rumput 163 0,33
6. Kolam 11 0,02
7. Perkebunan Swasta 8.243 16,58
8. Lahan Tidur (STD) 7.325 14,73
9. Hutan Rakyat 12.356 24,90
10. Lainnya 6.764 13,60
Jumlah 49.719 100,00
Sumber data : BPP Raksa Jiwa

12
5. Data Usaha Tani
a. Tanaman Pangan dan Hortikultura
Usaha tani tanaman pangan merupakan usaha pokok petani di Wilayah
Kerja BPP Raksajiwa, terutama padi sawah. Usahatani padi ladang dilakukan
dengan membuka lahan untuk tanam perkebunan (Kopi/Karet) sebelumnya
ditanami padi ladang dahulu selama 2 kali tanam padi ladang.
Penggunaan dan Pengembangan Lahan Sawah di WKBPP Raksajiwa dapat
dilahat pada tabel 7.
(Tabel 7). Penggunaan dan Pengembangan Lahan Sawah di WKBPP. Raksa
Jiwa
1x 2x 3x
STD Jumlah
Kecamatan Tipologi Lahan Tanam Tanam Tanam
(Ha) (Ha)
(Ha) (Ha) (Ha)
Semidang - Irigasi Teknis - - - - -
Aji
- Irigasi ½ Teknis - - - - -
- Irigasi - - - - -
Sederhana
- Irigasi Desa - 532 - - 532
- Tadah Hujan 125 - - - 125
Jumlah 125 532 - - 657
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
Pola usaha tani yang telah diterapkan di WKBPP. Raksa Jiwa meliputi
lahan sawah dan lahan kering dapat di lihat pada tabel 8 dan 9
(Tabel 8). Pola usaha tani pada lahan sawah
BULAN
No. Kecamatan 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ket
0 1 2 8
1. Semidang Aji PADI PADI
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
(Tabel 9). Pola usaha tani pada lahan kering
BULAN
No. Kecamatan Ket
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Semidang Aji PADI LADANG JAGUNG

K.TANAH K. TANAH

K.HIJAU
UBI KAYU
Sumber data : BPP Raksa Jiwa

13
Sedangkan untuk tanaman pangan palawija buah-buahan maupun sayuran
pada umumnya diusahakan oleh para petani, dalam rangka mecukupi kebutuhan
sendiri bukan untuk komersial/bisnis.
Luas tanam dan luas panen serta produksi berbagai komoditas tanaman
pangan dan hortikultura di Wilayah Kerja BPP Raksajiwa Tahun 2019, dapat
dilihat pada tabel 8.
(Tabel) 10). Data Luas Tanam Luas Panen dan Produksi Berbagai Komoditas
Tanaman Pangan dan Hortikultura di Wilayah Kerja BPP Raksa
jiwa
Luas Luas Panen Produksi
No. Komoditas
Tanam (ha) (ha) (Ton)
1. a. Tanaman Pangan
- Padi sawah 657 657 3.225
- Padi ladang 502 502 1.506
- Jagung - - -
- Kacang tanah - - -
- Ubi Kayu - - -

b.
Buah-buahan
- Durian 195 130 -
- Duku 182 105 -
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
Data analisis keadaan agribisnis komoditas unggulan tanaman pangan
dan hortikultura di Wilayah Kerja BPP Raksajiwa, sebagaimana tercantum tabel
11.
(Tabel 11). Data Analisis Keadaan Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman
Pangan dan Hortikultura

No Sektor Komoditas Hasil Analisis


- PTT di kawasan agribisnis padi sawah dan
Ladang bergantung kepada program
pemerintah.
1. Padi Padi - Jadwal tanam yang tidak serentak yang
diakibat oleh perubahan iklim
- Indek Pertanaman masih IP 100.
- Ketergantungan penggunaan pupuk kimia.
Jagung, - Pemanfaatan lahan peremajaan karet
2. Palawija Kedele dengan agribisnis tanaman palawija belum
Dan ubi kayu dilakukan secara optimal.
3
Hortikultura
- Minimnya kegiatan Kelompok Wanita Tani
Sayura
a. Sayuran dalam menerapkan Konsep Rumah Pangan
n
Lestari (KRPL)
b. Buah- Duku - Belum terbentuknya jejaring agribisnis duku

14
dan
buahan dan durian
Durian
Sumber data : BPP Raksa Jiwa

6. Perkebunan
Usahatani perkebunan di Wilayah Kerja BPP Raksajiwa merupakan usaha
pokok petani di samping usahatani padi, Komoditas unggulannya adalah
tanaman karet dan kopi. Komoditas karet, sebagian besarnya dikembangkan
secara swadaya oleh para petani, dengan pola pengembangan karet rakyat.
Pengkajian aspek teknis komoditas karet di Wilayah Kerja BPP Raksajiwa,
sampai pada kesimpulan bahwa sudah hampir seluruh komponen dan aspek
teknologi komoditas tanaman karet dalam rana pengetahuan dan keterampilan
telah dikuasai para petani. Namun dalam penerapannya sangat tergantung
kepada aspek ekonomi dan aspek non perilaku lainnya seperti ketersediaan
sarana dan prasarana.
Ada hal yang menjadi perhatian, terkait dengan aspek teknis produksi dan
pembibitan serta pengolahan hasil, antara lain ; terkait aspek teknis produksi
adalah masih tingginya kematian pohon karet karena gangguan penyakit ; terkait
aspek teknis pembibitan yaitu penggunaan batang bawah (under stum) secara
serampangan (tidak jelas asal usulnya) ; dan terkait pengolahan hasil para
petani, belum tergerak untuk membangun sikap, bagaimana caranya agar hasil
yang dijualnya, harganya mendekati harga POB (Price On The Bot) yaitu harga
karet di atas kapal. Yang lainnya adalah efesiensi usaha. Para petani melakukan
usaha tidak begitu memperhatikan aspek efesiensi. Berbeda dengan
pengembangan karet oleh perusahaan.
Hal yang sama juga pada komoditas tanaman kopi, Pengkajian aspek
teknis komoditas tanaman kopi di Wilayah Kerja BPP Raksajiwa, sampai pada
kesimpulan bahwa sudah hampir seluruh komponen dan aspek teknologi
komoditas tanaman kopi dalam rana pengetahuan dan keterampilan telah
dikuasai para petani. Namun dalam penerapannya sangat tergantung kepada
aspek ekonomi dan aspek non perilaku lainnya seperti ketersediaan sarana dan
prasarana.
Ada hal yang menjadi perhatian, terkait dengan aspek teknis produksi dan
pembibitan serta pengolahan hasil, antara lain ; terkait aspek teknis produksi
yaitu masih rendahnya kwalitas kopi yang dihasilkan karena cara panen yang

15
salah; terkait aspek teknis pengolahan hasil yaitu para petani belum melakukan
pengolahan hasil secara benar terutama pada saat pengeringan buah kopi
masih asalan dan masih belum ada upaya pengolahan lanjutan untuk nilai
tambah.
Data luas tanaman perkebunan di Wilayah Kerja BPP Raksajiwa, sebgaimana
tercantum pada tabel 8.:
(Tabel 12). Data Luas dan produksi berbagai komoditas Tanaman Perkebunan
Komoditi Luas Komoditas (Ha) Produksi ton / ha
Karet 7.222
Kopi 5.443
Lada 200
Kelapa Sawit 6.243
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
Data analisis keadaan agribisnis komoditas unggulan tanaman
perkebunan di Wilayah Kerja BPP Raksajiwa sebagaimana tercantum pada
tabel 9
(Tabel 13). Data Analisis Keadaan Agribisnis Komoditas Perkebunan
Komoditas
No Sektor Hasil Analisis
Unggulan/Sistem
- Penggunaan batang bawah
(under stum) pada proses
pembibitan karet masih
sembarangan.
- Perkebunan karet rakyat (karet
dan kopi) sudah banyak yang
1. Perkebunan Tanaman Karet tua dan rusak.
dan Kopi - Mutu hasil komoditas
perkebunan rakyat (karet dan
kopi) masih rendah.
- Harga komoditas perkebunan
rakyat (karet dan kopi) tidak
stabil.
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
Seiring dengan masih banyaknya tantangan dan permasalahan yang harus
dihadapi dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi dan produktivitas
pertanian, masih perlu menggali lagi sumberdaya pertanian agar hasil berbagai
komoditas pertanian (tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan) terus dapat
meningkat baik produksi maupun produktivitasnya dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan.

16
7. Sarana dan Prasarana Pertanian
Ketersediaan sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk bersubsidi
merupakan faktor penting dalam kegiatan usahatani untuk meningkatkan
produksi. Dalam kenyataannya Poktan/Petani kesulitan untuk menebus pupuk
bersubsidi yang disusun dalam RDKK karena petani kekurangan modal. Data
Kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun melalui RDKK di wilayah kerja BPP
Raksa Jiwa dapat di lihat pada tabel 10 di bawah ini :
(Tabel 14). Data Penggunaan Pupuk Besubsidi di wilayah Kerja BPP Raksa Jiwa
Tahun
Jenis Pupuk
2019 2020
Urea 283.100 682.168
SP 36 167.800 343.084
ZA 65.100 73.828
NPK 285.500 686.168
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
Keterbatasan tenaga kerja dalam upaya pengembangan usahatani akan
memberikan peluang berkembangnya alat dan mesin pertanian. Pengembangan
Alsintan diprioritaskan untuk kegiatan usahatani yang membutuhkan tenaga kerja
cukup besar seperti pengolahan tanah, tanam dan panen. Pengembangan
Alsintan akan berperan dalam upaya meningkatkan
• Luas lahan garapan,
• produktivitas dan efisiensi sumberdaya manusia dan lahan
• Menekan kehilangan hasil
• Meningkatkan nilai tambah hasil pertanian
• Membuka kesempatan kerja, serta
• Meningkatkan kegiatan ekonomi daerah
Ketersediaan alat dan mesin pertanian dapat di lihat pada tabel 11
(Tabel 15). Ketersediaan alat dan mesin pertanian

Kecamatan Jumlah
No. Fasilitas Usaha Tani
Semidang Aji (Unit)
1. RMU 16 16
2. Drayer 2 2

17
Kecamatan Jumlah
No. Fasilitas Usaha Tani
Semidang Aji (Unit)
3. Cleaner 3 3
4. Power Thresher 8 8
5. Pedal Thresher 63 63
6. Sabit bergigi 1.250 1.250
7. Pompa air 12 12
8. Emposan tikus 8 8
9. Hand sprayer 335 335
10. Hand traktor
- Milik Petani 19 19
- Milik Dinas 30 30
11. Traktor
- Milik Dinas 1 1
12. Pasar (Kalangan) 3 3
13. UPTD Agribisnis Raksa Jiwa 1 1
14. Kios Saprodi 1 1
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
Data analisis keadaan Sarana dan Prasarana Pertanian di Wilayah Kerja
BPP Raksajiwa sebagaimana tercantum pada tabel 12
(Tabel 16). Data Analisis Keadaan Sarana dan Prasarana Pertanian
Komoditas
Sektor Hasil Analisis
Unggulan/Sistem
- Petani belum sepenuhnya melakukan
pemupukan berimbang sesuai anjuran
- RDKK yang disusun tidak
sepenuhnya dapat ditebus oleh petani
Pupuk Bersubsidi
- Kelompok Tani/Petani belum
sepenuhnya memahami manfaat dan
Sarana dan penggunaan Kartu Tani
Prasarana - Program AUTP belum berkembang
Pertanian
- Kelompok Tani masih kekurangan
alat/mesin untuk pengolahan
tanah/sawah dan alat/mesin pasca
Alsintan
panen.
- Irigasi saluran cacing banyak tidak
berfungsi
Sumber data : BPP Raksa Jiwa

18
8. Data kelembagaan Penyuluhan Pertanian
Balai Penyuluhan Pertanian Raksa Jiwa adalah salah satu dari 6 (enam)
BPP yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan
yang langsung dibawah Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ulu.
BPP Raksa Jiwa berada di Desa Raksa Jiwa Kecamatan Semidang Aji,
sejak tanggal 1 Nopember 2008 menempati bangunan satu komplek dengan
UPTD Agribisnis Raksa Jiwa.
a. Data Penyuluh dan wilayah binaan
Dalam rangka pelaksanaan Penyuluhan Pertanian di WKBPP. Raksa Jiwa telah
ditugaskan 1 orang Kepala BPP dan 9 orang Tenaga Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) dengan rincian sebagai berikut :
1. Penyuluh Pertanian Ahli : 5 orang
2. Penyuluh Pertanian Terampil : 3 orang
3. THL TB PP : 1 orang
Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Raksajiwa terdiri dari 21 desa yang
ada dalam Kecamatan Semidang Aji yang terbagi dalam 9 Wilayah Binaan
Penyuluhan Pertanian. Data Wilayah Binaan Penyuluh Pertanian (WBPP)
Raksajiwa, dapat dilihat pada tabel 17.
(Tabel 17). Wilayah Binaan Penyuluh Pertanian (WBPP) dalam WKBPP. Raksa
Jiwa
Penyuluh
No. Kecamatan WBPP Desa Binaan
Pertanian
1 Semidang 1. Kepala BPP Seluruh Desa Subagio, SP
Aji WBPP
2. Pandan Dulang 1. Pandan Dulang Edi Saputra, SP
2. Banjar Sari
Hilmar Aris
3. Pengaringan 1. Pengaringan Chan
2. Panai Makmur
3. Guna Makmur
Rasmianah,SP
4. Singapura 1. Singapura
2. Kebun Jati
3. Seleman
Ichlasiah, STP
5. Raksa Jiwa 1. Raksa Jiwa
2. Tebing

19
Penyuluh
No. Kecamatan WBPP Desa Binaan
Pertanian
Kampung
6. Tubohan Ekawati, SP
1. Tubohan
2. Keban Agung
7. Panggal- Yustiana
Panggal 1. Panggal-
Panggal
2. Bedegung Mulyadi
8. Padang Bindu 3. Ulak Pandan
Yoan Oktarini,
9. Batang Hari 1. Padang Bindu SP.

Lasia
10.Tanjung 1. Batang Hari Oktavan,AMd
Kurung 2. Nyiur Sayak
3. Suka Merindu
1 Tanjung Kurung
2. Suka Ramai
Sumber data : BPP Raksa Jiwa

b. Data Kelompok Tani, Gapoktan, Posluhdes dan P3A


(Tabel 18). Data Kelompok Tani Dalam BPP. Raksa Jiwa
Kelas Kelompok

No Desa Belum Jumlah


Pemu Lanj Mad Uta
Dikukuh
la ut ya ma
kan

1. Pandan Dulang 2 - - - 5 7

2 Banjar Sari 1 - - - - 1

3.. Pengaringan 4 - - - 1 5

4. Singapura 3 - - - 1 4

5. Kebun Jati - - - - 2 2

6. Sleman - - - - - -

7. Raksa Jiwa 2 - - - 2 4

8. Guna Makmur 2 - 3 - - 5

9. Panai Makmur - - 5 - - 5

20
Kelas Kelompok

No Desa Belum Jumlah


Pemu Lanj Mad Uta
Dikukuh
la ut ya ma
kan

10. Tebing 5 - - - - 5
Kampung

11. Tubohan 8 - - - - 8

12. Keban Agung 5 - - - - 5

13. Ulak Pandan - - - - 1 1

14. Bedegung 2 - - - - 2

15. Panggal- 3 - - - 2 5
Panggal

16. Padang Bindu 2 - - - - 2

17. Suka Merindu 2 - - - - 2

18. Nyiur Sayak 3 - - - 3

19. Batang Hari 2 - - - - 2

20. Suka Rami 5 - - - - 5

21. Tanjung 3 - - - - 3
Kurung

Jumlah : 54 - 8 14 76

Sumber data : BPP Raksa Jiwa


(Tabel 19). Kelompok Tani yang sudah terdaftar pada SIMLUHTAN
Jumlah
Kecamatan/ Alamat
No. Poktan Keterangan
Nama Desa Sekretariat
yang SIMLUH
Ds. Tanjung
1. Tanjung Kurung 3 poktan
Kurung
2. Suka rame 5 poktan Ds. Suka rame
3. Batang hari 2 poktan Ds. Batang

21
Jumlah
Kecamatan/ Alamat
No. Poktan Keterangan
Nama Desa Sekretariat
yang SIMLUH
Hari
Ds. Nyiur
4. Nyiur Sayak 3 poktan
Sayak
Ds. Suka
5. Suka Merindu 2 poktan
Merindu
Ds. Padang
6. Padang Bindu 2 poktan
Bindu
Ds. Panggal-
7. Panggal-Panggal 5 poktan
Panggal
8. Bedegung 2 poktan Ds. Bedegung
Ds. Ulak
9. Ulak Pandan 1 Poktan
Pandan
Ds. Keban
10. Keban Agung 5 poktan
Agung
11. Tubohan 8 poktan Ds. Tubohan
Ds. Raksa
12. Raksa Jiwa 4 poktan
Jiwa
Ds. Guna
13. Guna makmur 5 poktan
makmur
Ds. Panai
14. Panai Makmur 5 poktan
Makmur
Ds.
15. Pengaringan 5 poktan
Pengaringan
16. Singapura 4 poktan Ds. Singapura
17. Kebun jati 2 poktan Ds. Kebun jati
Ds. Pandan
18. Pandan Dulang 7 poktan
Dulang
Ds. Tebing
19 Tebing Kampung 5 poktan
Kampung
20. Banjar Sari 1 Poktan Ds. Banjar Sari
JUMLAH : 76 poktan -
Sumber data : BPP Raksa Jiwa

22
(Tabel 20). Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)
Tanggal
No Nama Desa Nama Gapoktan Ketua
Berdiri.
1 Kebun Jati Mandiri Utama Amrollah 07-03-2007
2 Tubohan Barokah Muhyidin 22-01-2007
3 Keban Agung Maju Bersama Rusi Iskandar 15-12-2007
4 Bedegung Kesambi Jaya Irzanani 11-01-2008
5 Pengaringan Snapal H Makmur Husnan 31-08-2007
6 Panggal-Panggal Agham Firli Bastuni 05-01-2008
7 Suka Merindu Sukamaju Nazaman 01-01-2008
8 Batang Hari Maju Bersama Muhtar 23-02-2008
9 Ulak Pandan Sembawe Sakti Riduan 15-04-2008
10 Nyiur sayak Sumber Makmur Erzi Saferi 23-06-2008
11 Tebing Kampung Tebing makmur Arizal 28-06-2007
12 Pandan Dulang Ndulang Rizki Zulva Anhar 10-09-2007
13 Banjar Sari Karya Sari Asmidi Azam 01-01-2011
14 Guna Makmur Tri Tunggal Mat Lawi 14-01-2009
15 Tanjung Kurung Tive Jaya Rumawan 10-06-2009
16 Seleman Sido Makmur Junaidi 21-01-2011
17 Suka Rame Setia maju Bahrudin 05-04-2010
18 Padang Bindu Tani Jaya Anovi 15-02-2009
Sumber data : BPP Raksa Jiwa
(Tabel 21). Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes)
No Desa / Kelurahan Nama Penyuluh Ket.
1 Pandan Dulang Edi Saputra, SP
2 Pengaringan Hilmar Aris Chan
3 Singapura Rasmianah, SP
4 Raksa Jiwa Ichlasiah, S.Pt
5 Tubohan Ekawati Danial, SP.
6 Panggal Panggal Yustiana Arianti, SP
7 Padang Bindu Mulyadi
8 Batang Hari Yoan Oktarini, SP

23
9 Tanjung Kurung Lasiah Oktavian,A.Md
Sumber data : BPP Raksa Jiwa

(Tabel 22). Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) BPP. Raksa Jiwa
No. Nama P3A Nama (D.I) Desa/Kec. Perangkat
1 Tembulun Indah D.I. Tj. Kurung Tn. Kurung Ketua: Adinata
2. Karya Makmur D.I. Sawah Tubohan Ketua:Muhyidin,
Lebar BA
Sumber : Dinas PU Pengairan Kab. OKU

9. Data Penduduk
Berdasarkan jenis kelamin penduduk di WK BPP Raksa Jiwa dapat dirinci
sebagai berikut :
(Tabel 23). Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan / Desa Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. Pandang Dulang 571 576 1147
2. Pengaringan 373 357 730
3. Banjar Sari 436 384 820
4. Singapura 456 462 918
5. Kebun Jati 426 393 819
6. Sleman 743 700 1443
7. Raksa Jiwa 583 582 1165
8. Tubohan 944 890 1834
9. Tebing Kampung 546 518 1064
10. Keban Agung 702 598 1300
11. Ulak Pandan 1603 1528 3131
12. Bedegung 237 219 456
13. Panggal-Panggal 563 559 1122
14. Padang Bindu 2748 2649 5397
15. Suka Merindu 403 406 809
16. Nyiur Sayak 549 537 1086
17. Batang Hari 1093 1011 2104
18. Suka Ramai 136 119 255
19. Tanjung Kurung 509 472 981
20. Panai Makmur ` 414 381 795
21. Guna Makmur 191 171 362
Jumlah 14.226 13.512 27.738

24
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan / Desa Jumlah
Laki-Laki Perempuan

Sumber : Kecamatan Semidang Aji Dalam Angka, BPS Kab. OKU, 2019

(Tabel 24) Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur Tahun 2019


Umur (Tahun)
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Total
0-14 15-64 > 65 0-14 15-64 > 65
1. Semidang Aji 4.915 8.798 513 4.158 8849 505 27.738
Sumber : Kecamatan Semidang Aji Dalam Angka, BPS Kab. OKU, 2019

(Tabel 25). Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan Tahun 2019


No. Kecamatan Desa Jumlah KK Jumlah KK Tani Lainya
1. Pandan Dulang 182 141 41
2. Pengaringan 162 132 30
3. Banjar Sari 126 95 31
4. Singapura 117 74 43
5. Kebun Jati 128 83 45
6. Sleman 163 111 52
7. Raksa Jiwa 157 100 57
8. Tubohan 350 266 84
9. Tebing Kampung 142 110 32
10. Keban Agung 112 67 45
11. Ulak Pandan 602 451 151
12. Bedegung 96 75 21
13. Panggal-Panggal 241 190 51
14. Padang Bindu 687 458 229
15. Suka Merindu 177 79 38
16. Nyiur Sayak 93 49 44
17. Batang Hari 156 91 65
18. Suka Ramai 48 27 21
19. Tanjung Kurung 132 87 45
20. Panai Makmur 182 159 23
21 Guna Makmur 90 79 11

25
No. Kecamatan Desa Jumlah KK Jumlah KK Tani Lainya
Jumlah : 4.143 2.924 1.219
Sumber : Kecamatan Semidang Aji Dalam Angka, BPS Kab. OKU, 2019

9. Data Kebijaksanaan Pemerintah


Sasaran Peningkatan Produksi Pertanian Tahun 2021 adalah sebagai
berikut :
a. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
1. Peningkatan produktivitas padi sawah.
2. Budidaya padi inbrida.
3. Pemasyarakatan benih unggul padi sawah.
4. Pembinaan pelatihan pembuatan pupuk organik untuk petani.
5. Penangkaran benih padi sawah.
6. Sekolah lapang iklim.
7. Pemberdayaan P3A.
8. Pemberdayaan kelembagaan wanita tani.
9. Penyediaan sarana pengendalian hama penyakit.

b. Bidang Perkebunan.
1. Pembinaan bimbingan tehnis bahan olah karet rakyat.
2. Pembinaan Uppb.
3. Pembinaan pengendalian kebakaran.
4. pembinaan penangkaran bibit karet.
5. Bimbingan tehnis peningkatan produktivitas tanaman karet

C. Bidang Perternakan.
1. Pemeliharaan kesehatan ternak, pencegahan penyakit menular (zoonis)
vaksin rabies, AI dan SE.
D. Ketahanan Pangan
1. Pembinaan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
2. Kegiatan kebun sekolah ( bantuan hibah ).
3. Mengoptimalisasikan pengolahan pekarangan.

26
27
B. Hasil Kegiatan
1. Mekanisme Dan Kinerja Pada Sistem Perontokan Padi
Penggunaan mesin power thresher sangat sederhana, letakan mesin di
tempat yang rata dan dekat dengan tumpukan-tumpukan padi yang telah
dipanen, setelah posisi mesin sudah tepat kemudian hidupkan mesin dan
didiamkan sejenak. Setelah beberapa saat masukan sedikit demi sedeikit padi ke
mesin, lakukan dengan perlahan agar tidak terjadi overload. Apabila sudah
mendekati overload, kurangi sedikit pemasukan bahan kedalam mesin agar
mesin tetap lancar beroperasi dan setelah selesai segera dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang tersisa (Kementerian Pertanian, 2015)
Dalam perkembangannya kegiatan perontokan dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin power threser. Penggunaan mesin perontok tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kapasitas serta efisiensi kinerja perontokan.
Disamping itu, penggunaan mesin perontok menyebabkan gabah tidak terontok
sangat rendah yaitu kurang dari satu persen. Mesin perontok (power threser)
memiliki kapasitas kerja lebih tinggi, berkisar antara 400-1000 kg/ jam,
tergantung pada jenis dan tipenya.

Gambar 1. Mekanisme Dan Kinerja Perontokan Padi


Penundaan proses perontokan akan menyebabkan meningkatnya
kehilangan hasil, kerusakan gabah dan turunnya mutu. Tertundanya proses
perontokan merupakan awal dari terjadinya proses penurunan mutu gabah dan
beras. Penundaan perontokan serta penumpukan padi akan meningkatkan butir
kuning (Ananto dkk., 2001). Penundaan perontokan sering terjadi di lokasi yang
merontokkan padi dengan cara gebot. Adanya penundaan proses perontokan
akan mempengaruhi terjadinya penurunan baik secara kualitas maupun kuantitas
padi serta gabah yang dihasilkan.

28
a. Pengaruh Kuantitas
Penundaan perontokan padi akan mempengaruhi kuantitas gabah dan
beras yang akan dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian (Asatanto dan Ananto.,
1999) penundaan perontokan padi dalam interval 2 hari akan meningkatkan
susut hasil gabah.
(Tabel 7). Pengaruh lama penundaan perontokan terhadap susut hasil gabah
(losses) dan rendemen beras di lahan pasang surut
Lama penundaan Susut hasil gabah Lama penundaan Susut beras
(hari) (%) (hari) (%)
0 0,0 63,9 0,0
2 0,3 63,8 0,2
4 0,6 60,5 3,4
6 1,1 57,1 6,7
8 1,9 56,3 7,7
Sumber: (Astanto dan Ananto., 1999)
Semakin lama waktu penundaan perontokan, semakin meningkat
terjadinya susut hasil baik gabah maupun beras yang dihasilkan. Sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan pasca panen padi, perlu diminimalisasi tejadinya
penundaan perontokan padi.
b. Pengaruh Kualitas
Penundaan perontokan padi juga akan mempengaruhi kualitas beras yang
akan dihasilkan sebagaimana hasil penelitian Astanto dan Ananto (1999).
(Tabel 8). Pengaruh lama penundaan perontokan terhadap mutu beras di lahan
pasang surut
Lama Butir Kepala Butir Patah Butir Menir Butir Rusak
penundaan (%) (%) (%) (%)
(hari)
0 50,3 30,0 18,7 1,0
2 54,1 27,3 16,3 2,3
6 21,3 38,5 37,3 3,0
8 17,5 41,0 39,0 2,6
Sumber: (Astanto dan Ananto., 1999)
Semakin lama penundaan kegiatan perontokan padi akan semakin
menurunkan persentase butir kepala, meningkatkan butir patah, meningkatkan
menir serta meningkatkan butir rusak. Adanya antisipasi penundaan perontokan

29
secara langsung akan memberikan kontribusi yang positif terhadap kualitas serta
kuantitas beras yang akan dihasilkan dan secara langsung berkorelasi dengan
hasil usaha tani.
2. Manfaat Adanya Penggunaan Mesin Power Tresher
Manfaat mesin perontok padi adalah meningkatkan kualitas dan efisiensi
produksi sehingga dapat meminimalisir kerugian petani. Mesin ini dapat
membantu peningkatan pendapatan petani dengan terjaminnya hasil panen yang
meningkat, dengan meminimalisir kehilangan gabah saat perontokan dan
mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah petani. Proses perontokan yang
dilakukan oleh Kelompok Tani Desa Singapura mengunakan mesin power
tresher setelah panen dilakukan. Petani akan menumpuk dan mengumpulkan
padi terlebih dahulu baru kemudian melakukan proses perontokan.
Power thresher merupakan teknologi di bidang pertanian yang berguna
untuk merontokan padi yang sudah dipanen sebelumnya (Kementerian
Pertanian, 2015). Banyak petani yang menggunakan teknologi power thresher
karena dengan menggunakan teknologi tersebut, petani dapat menghemat
tenaga kerja yang dikeluarkan, hasil rontokan gabah lebih bagus, biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit, mempercepat proses pascapanen dan dapat menekan
tingkat kehilangan hasil dalam perontokan. Pada tahap perontokan, kehilangan
hasil dapat mencapai 5 % (Kementerian Pertanian, 2015). Kehilangan hasil yang
terjadi pada saat perontokan dengan menggunakan alat “gebot”, pedal thresher,
dan power thresher secara berturut-turut setara dengan 266.24 kg/ha, 258.95
kg/ha, dan 59.75 kg/ha (Hasbullah & Indayani, 2009).

Gambar 2. Pemanfaatan Mesin Power tresher


Kegunaan mesin power thresher selain untuk merontokan padi juga dapat
digunakan untuk merontokan biji-bijian seperti jagung dan kedelai. Perbandingan
cara perontokan gabah antara gebot, pedal thresher dan power thresher
menunjukan bahwa dengan menggunakan mesin power thresher persentase

30
gabah tidak rontok sangat rendah jika dibandingkan dengan yang lain. Rata-rata
hanya 0,49 gabah yang tidak rontok, sedangkan denggan menggunakan cara
gebot dan pedal thresher masing-masing secara berurutan sebesar 1,76% dan
3,20% (Hasbullah & Indayani, 2009). Hal ini juga dirasakan oleh kelompok tani
Sinar Harapan II yang ada di Desa Singapura Kecamatan Semidang Aji
Kabupaten Ogan Komering Ulu sendiri yang merupakan daerah penghasil padi
yang besar terhadap proses hasil panen.
3. Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Pengabdian masyarakat merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
membantu masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan
imbalan dalam bentuk apapun.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat dimaksudkan untuk memberikan
sumbangan yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai
perrwujudan keikut sertaan mahasiswa dalam bermasyarakat secara nyata.
Sumbangsih pengabdian tersebut dapat berupa membantu kegiatan masyarakat,
memberi solusi terhadap permasalahan masyarakat, memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dengan didampingi petugas penyuluh.
Pada kegiatan PKL I mahasiswa Politeknik Enjinirirng Pertanian Indonesia
kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan pada wilayah Kecamatan Semidang
Aji, yang merupakan wilayah binaan dari BPP Raksa Jiwa dengan didampingi
bersama petugas penyuluh BPP Raksa Jiwa. Adapun kegiatan pengabdian
masyarakat sebagai berikut :

(a) (b)

31
(c) (d)

(e) (f)
Gambar : Kegiatan pembagian benih padi ke pada Kelompok Cahaya Tani Desa
Pandang Bindu Kecamatan Semidang Aji (a), Mengikuti kegiatan
pembagian peptisida pada Kelompok Cahaya Tani Desa Pandang
Bindu Kecamatan Semidang Aji (b), Mengunjungi dan mengenal alat
mesin pertanian Pascapanen Power Tresher hasil bantuan pemerintah
dan berdiskusi mengenai materi yang akan diambil ketika PKL dengan
penyuluh dan petani (c), Melaksanakan panen Padi di Desa Singapura
(d), Mengoperasikan alat mesin pertanian Power Treseher di Desa
Singapura (e), Mengunjung padi yang sudah masa pengisian buah dan
mengecek hama (f).

32
V PENUTUP

A. KESIMPULAN
Beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja kegiatan
perontokan padi diantaranya yaitu varietas padi, sistem pemanenan, mekanisme
perontokan, penundaan perontokan serta faktor kehilangan hasil. Seiring dengan
perkembangan jaman, terjadi perubahan dalam sistem perontokan padi yang
secara garis besar terbagi kedalam manual dengan gebot serta penggunaan
mesin power threser. Dalam pelaksanaan kegiatan perontokan, faktor
kelembagaan dan pengorganisasian sistem panen sangat mempengaruhi
kegiatan perontokan. Ketepatan dalam mekanisme serta sistem perontokan
secara langsung akan mempengaruhi kualitas serta kuantitas gabah serta
beras yang akan dihasilkan, sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan
perlu di pertimbangkan faktor-faktor sebagaimana tertera diatas untuk
optimalisasi kinerja pada perontokan padi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ananto E. E., A. Setyono dan Sutrisno. 2003. Panduan teknis penangnan panen
dan pascapanen padi dalam sistem usahatani tanaman ternak.
https://docobook.com/mesin-tresher-padi-otomatis.html. [diunduh] 20 Mei
2021.
Astanto dan Ananto, E. E. 1999. Optimalisasi sistem penanganan panen padi di
lahan pasang surut Sumatera Selatan. https://docobook.com/mesin-
tresher-padi-otomatis53b8348f45e94b453353283d2503a2cd89283.html.
[diunduh] 20 Mei 2021.
Heny Herawati. 2008. Mekanisme dan kinerja pada sistem perontokan padi.
Litbang Provinsi Jawa Tengah. Vol. 6, No 2 Halaman 21-40.
K, Pertanian. 2015. Basis Data Eksporlmpor Komoditi Pertanian. Diper oleh dari
Website Kementrian Pertanian Republik Indonesia:http://www.pertanian.
go.id (diakses pada tanggal 14 April 2017).
Mujisihono, Rob., Sutrisno, dan Agus Setyono, 1998. Evaluasi pemanenan padi
Tabela menunjang SUTPA di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
https://www.scribd.com/document/88361758/bahan-pasca-panen.
[diunduh] 21 Mei 2021.
Popidylah, Radian, Adi Suyatno. 2015. Analisis pendapatan usahatani padi di
desa sungai kinjil kecamatan benua kayong. Social Economic of
Agriculture. Vol. 6, No 2 Halaman 74-87.
Rachmat, R., Setyono dan R. Thahir. 1993. Evaluasi sistem pemanenan beregu
menggunakan beberapa mesin perontok.
https://www.scribd.com/document/7998962/Sistem-Informasi-Alat-dan-
Mesin-Panen-dan-Pascapanen-Tanaman-Pangan-di-Kabupaten-Solok-
Sumatera-Barat. [diunduh] 21 Mei 2021.
Setyono, A., R. Tahir, Soeharmadi dan S. Nugraha. 1993. Perbaikan sistem
pemanenan padi untuk meningkatkan mutu dan mengurangi kehilangan
hasil.
https://www.academia.edu/41542852/EVALUASI_MUTU_BERAS_DI_PEN
GGILINGAN_PADI_SKALA_KECIL_DI_KABUPATEN_SENTRA_PRODUK
SI_PADI_JAWA_BARAT. [diunduh] 21 Mei 2021.
Setyono, A., Sutrisno dan Sigit Nugraha. 1998. Uji coba regu pemanen dan
mesin perontok padi dalam pemanenan padi sistem beregu.
https://safrilhanafi.blogspot.com/2012/02/teknologi-penanganan-
pascapanen-padi.html. [diunduh] 21 Mei 2021.
Setyono, A., Sutrisno dan Sigit Nugraha. 2001a. Pengujian pemanenan padi
sistem kelompok dengan memanfaatkan kelompok jasa pemanen dan jasa
perontok.  https://docobook.com/mesin-tresher-padi-otomatis.html.
[diunduh] 21 Mei 2021.
Suismono dkk. 2006. Standar operasional prosedur teknik pemanenan padi pada
lahan irigasi. https://nicodwiardiansyah18.blogspot.com/2016/02/laporan-
praktikum-teknik-budidaya.html. [diunduh] 20 Mei 2021.
Sukmaya, S. Mindarti, M. Noch, Y. K. Erwin. 2006. Deskripsi varietas unggul baru
padi dan palawija. https://id.scribd.com/doc/223251924/PKM-Didanai-2013.
[diunduh] 21 Mei 2021.

34
Lampiran 1. Foto Kegiatan PKL I

Berdiskusi dengan koordinator PPL/ka Mengikuti kegiatan pembagian benih


untul PKL di BPP Raksa Jiwa padi ke pada Kelompok Cahaya Tani
Desa Pandang Bindu Kecamatan
Semidang Aji

Melaksanakan penanaman padi Mengikuti kegiatan pembagian


dengan sistem jajar legowo 4 dan 2 peptisida pada Kelompok Cahaya
dengan menggunakan bibit berumur Tani Desa Pandang Bindu Kecamatan
13 hari dengan perlakuan yang Semidang Aji
berbeda dengan satu petak di potong
dan petak lainnya tanpa dipotong di
Desa Raksa Jiwa

35
Mengunjung padi yang sudah masa Melaksanakan kegiatan pengamatan
pengisian buah dan mengecek hama pada alat perontokan sistem gebot

Mengunjungi dan mengenal alat


Dikunjungi oleh pihak kampus untuk
mesin pertanian Pascapanen power
monitoring dan evaluasi kegiatan PKL
tresher hasil bantuan pemerintah dan
berdiskusi mengenai materi yang
akan diambil ketika PKL dengan
penyuluh dan petani

Hasil panen Padi di Desa Singapura


Mengoperasikan alat mesin pertanian
power treseher di Desa Singapura

36
Melaksanakan panen Padi di Desa Mengoperasikan alat mesin pertanian
Singapura power treseher di Desa Singapura

Mengikuti kegiatan rapat penyuluh


Mengunjungi lahan sawah dan
tentang permasalahan Petani di
mengecek ham di Desa Pandang
bawah naungan BPP Raksa Jiwa
Bindu Kecamatan Semidang Aji

37
Lampiran 2. Jurnal Harian
JURNAL HARIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL I)
POLITEKNIK ENJINIRNG PERTANIAN INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama : M. Akbar Shidiq


NIM : 07.16.19.008
Lokasi PKL : Balai Penyuluhan Pertanian Raksa Jiwa

Paraf
Hari/
No Kegiatan Harian Pembimbing Ket
Tanggal
Eksternal
1 - Mengetahui dan mengenal potensi wilayah BPP Hadir
Raksa Jiwa dan power tresher di Desa
Senin Singapura yang akan diambil oleh saya dalam
07-06-21 laporan
- Mengunjungi kelompok Tani di Desa Pandang
Bindu dan membagikan benih padi
2 - Mengikuti kegiatan rapat Penyuluh tentang Hadir
permasalahan petani di bawah naungan BPP
Raksa Jiwa
Selasa - Mengetahui dan mengenal alat mesin pertanian
8-06-21 Pascapanen power tresher hasil bantuan
pemerintah dan berdiskusi mengenai materi
yang akan diambil ketika PKL dengan
Koordinator BPP
3 - Ikut melaksanakan penanaman padi dengan Hadir
sistem jajar legowo 4 dan 2 dengan
menggunakan bibit berumur 13 hari dengan
Rabu perlakuan yang berbeda dengan satu petak di
9-06-21 potong dan petak lainnya tanpa dipotong di Desa
Raksa Jiwa
- Mengunjung padi yang sudah masa pengisian
buah dan mengecek hama
4 - Melaksanakan diskusi dengan penyuluh Hadir
mengenai potensi wilayah dan akses ke
Kamis beberapa wilayah yang ada di Kecamatan
10-06-21 Semidang Aji
- Mengunjungi kelompok tani di Desa Pandang
Bindu dan membagikan Benih Padi
5 Jumat Melaksanakan kerja bakti di BPP Raksa Jiwa Hadir
11-06-21
6 Sabtu
Kegiatan Mandiri
12-06-21
7 Minggu
Kegiatan Mandiri
13-06-21
8 Senin - Berdiskusi dengan penyuluh mengenai potensi Hadir
14-06-21 alat mesin pertanian di Kecamatan Semidang Aji

38
- Melasanakan panen Padi
- Mengoperasikan alat mesin pertanian power
treseher di Desa Singapura
9 Mengikuti kegiatan rapat penyuluh tentang Hadir
Selasa
permasalahan petani di bawah naungan BPP
15-06-21
Raksa Jiwa
10 Mengunjungi kelompok tani di Desa Tanjung Hadir
Rabu Kurung dan membagikan Pestisida untuk
16-06-21 membasmi Wareng Coklat

11 - Berdiskusi dengan penyuluh mengenai potensi Hadir


alat mesin pertanian di kecamatan Semidang Aji
Kamis
- Melasanakan panen Padi
17-06-21
- Mengoperasikan alat mesin pertanian power
treseher di Desa Singapura
12 Jumat Melaksanakan kerja bakti di BPP Raksa Jiwa Hadir
18-06-21
13 Sabtu
Kegiatan Mandiri
19-06-21
14 Minggu
Kegiatan Mandiri
20-06-21

15 - Melakukan diskusi dengan penyuluh mengenai Hadir


proses penyewaan alsin power tresher di
Senin kelompok Tani
21-06-21 - Melasanakan panen padi
- Mengoperasikan alat mesin pertanian Power
Treseher di Desa Singapura
16 - Mengikuti kegiatan rapat Penyuluh tentang Hadir
permasalahan Petani di bawah naungan BPP
Selasa
Raksa Jiwa
22-06-21
- Dikunjungi oleh pihak kampus untuk monitoring
dan evaluasi kegiatan PKL
17 Melaksankan diskusi dengan penyuluh mengenai Hadir
Rabu
hama dan alat mesin pertanian di Desa Tanjung
23-06-21
Kurung
18 - Melaksanakan diskusi dengan penyuluh Hadir
mengenai potensi wilayah dan penggunaan alat
mesin pertanian di Kecamatan Semidang Aji
Kamis
- Melasanakan panen padi
24-06-21
- Mengoperasikan alat mesin pertanian power
treseher di Desa Singapura

19 Jumat Melaksanakan kerja Bakti di BPP Raksa Jiwa Hadir


25-06-21
20 Sabtu
Kegiatan Mandiri
26-06-21
21 Minggu
Kegiatan Mandiri
27-06-21
22 Senin - Melakukan diskusi dengan penyuluh mengenai Hadir
28-06-21 proses penyewaan alat mesin pertanian di

39
kelompok Tani
- Melasanakan panen Padi
- Mengoperasikan alat mesin pertanian power
treseher di Desa Singapura

23 Mengikuti kegiatan rapat penyuluh tentang Hadir


Selasa
permasalahan Petani di bawah naungan BPP
29-06-21
Raksa Jiwa
24 - Melasanakan panen padi Hadir
Rabu - Mengoperasikan alat mesin pertanian power
30-07-21 treseher di Desa Singapura

25 Kamis Mengerjakan laporan dan memasukan foto – foto Hadir


01-07-21 kegiatan dilapangan
26 Jumat Melaksanakan kerja Bakti di BPP Raksa Jiwa Hadir
02-07-21
27 Sabtu
Kegiatan Mandiri
03-07-21
28 Minggu
Kegiatan Mandiri
04-07-21
29 Senin Merapihkan laporan Praktik kerja lapangan Hadir
05-07-21
30 Selasa Mempersiapan laporan untuk sidang praktik kerja Hadir
06-07-21 lapangan
31 Rabu Melaksanakan PKL terakhir dan perpisahan Hadir
07-07-21 dengan BPP tempat PKL

Ogan Komering Ulu,


07 Juli 2021
Yang Membuat

M. Akbar Shidiq
NIM. 07.16.19.008

40
Lampiran 3. Lembar Konsultasi

JURNAL HARIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL I)
POLITEKNIK ENJINIRNG PERTANIAN INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama : M. Akbar Shidiq


NIM : 07.16.19.008
Lokasi PKL : Balai Penyuluhan Pertanian Raksa Jiwa
Pembimbing Internal 1 : Dr. Mona Nur Moulia , S.TP., M.Sc
2 : Nizmah Jatisari Hidayah, SP., MP
Pembimbing Eksternal : Edi Saputra, SP
No. Tanggal Materi Koreksi Pembimbing Bukti
Konsultasi Konsultasi
1 Senin, 17 Judul Proposal Melihat kondisi lahan,
Mei 2021 identifikasi potensi
wilayah, komoditas yang
ada dan Alsin yang di
gunakan.
2 Rabu, 9 Permasalahan Survei permasalahan –
Juni 2021 yang ada di permasalahan yang ada
BPP di BPP, untuk menarik
judul proposal atau
permasalahan yang
menjadi bahasan.
3 Sabtu, 3 Penulisan Beri setiap penjelasan
Juni 2021 Proposal dengan data dan sumber
referensi.

5 Minggu, Survei awal Boleh menjadikan foto


20 Juni pengoperasian power tresher tahun lalu
2021 mesin power sebagai survei awal
tresher penggunaan mesin
power treshe di Desa
Singapura.

41
42

Anda mungkin juga menyukai