Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN


KETERAMPILAN PETANI DALAM PENANAMAN JAGUNG (Zea mays)
DENGAN SISTEM TANAM TANPA OLAH TANAH (TOT)
DI DESA HUTAPAUNG KECAMATAN POLLUNG
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH:

FADHLY DZIL IKRAM

NIRM 01.01.19.113

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN
MAHASISWA POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
SEMESTER VI TA. 2022/2023

Nama Mahasiswa : Fadhly Dzil Ikram


NIRM : 01.01.19.113
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian
Waktu Pelaksanaan : September 2022
Lokasi : Desa Hutapaung, Kecamatan Pollung, Kabupaten
Humbang Hasundutan
Judul Proposal : Keterampilan Petani dalam Penanaman Jagung (Zea
mays) dengan Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT)
di Desa Hutapaung Kecamatan Pollung Kabupaten
Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Mukhlis Yahya, SP, MP Nurliana Harahap, SP, M.Si

NIP. 19700320 199303 1 001 NIP. 19751001 200312 2 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Tience Elizabeth Pakpahan, S.P. M.Si Tience Elizabeth Pakpahan, S.P. M.Si

NIP. 19810903 201101 2 006 NIP. 19810903 201101 2 006

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “Keterampilan Petani dalam Penanaman Jagung (Zea mays) dengan
Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT) Di Desa Hutapaung Kecamatan Pollung
Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara” sebagai salah satu
tugas Mata Kuliah Evaluasi Penyuluhan Pertanian, sehingga dapat menyelesaikan
tepat waktu serta sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Seluruh kelancaran dalam penulisan proposal ini tentu saja tidak lepas dari
bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Mukhlis Yahya, SP, MP, dan Ibu Nurliana Harahap, SP, M. SI, selaku dosen
pengampu mata kuliah Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Penulis sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari
sempurna.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang yang
membacanya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan ke depannya. Mohon maaf bila terdapat hal-hal yang kurang berkenan
dalam proposal ini. Penulis ucapkan Terima Kasih.

Humbang Hasundutan, September 2022

Fadhly Dzil Ikram

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1-2
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................... 2-3
D. Kegunaan..................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Evaluasi Penyuluhan Pertanian.................................................... 4-5

III. METODE PELAKSANAAN


A. Waktu dan Tempat..........................................................................11
B. Alat dan Bahan................................................................................11
C. Batasan Operasional........................................................................11
D. Metode Pelaksanaan........................................................................11
1. Jenis dan Sumber Data........................................................11-12
2. Populasi dan Sampel...........................................................12
3. Teknik Pengumpulan Data..................................................12
4. Analisis Data.......................................................................12-15
a. Uji Validitas dan Reabilitas....................................12-13
b. Analisis Data...........................................................13-15

iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang
sangat berlimpah. Potensi yang ada tersebut dapat menjadi sumber
pendapatan bagi masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia
yang menjadikan sektor perkebunan dan pertanian menjadi sumber mata
pencaharian. Selain itu juga sektor pertanian dan perkebunan ini dapat
menyediakan pasar dan bahan baku untuk produksi bagi sektor industri
dan menghasilkan devisa yang dapat digunakan untuk pembangunan
(Narundana, 2011).
Tanaman Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas
pangan penting bagi Indonesia setelah padi. Jagung memiliki peranan
strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk
dikembangkan, mengingat komoditas ini mempunyai fungsi yang
multiguna, selain berperan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras
juga sebagai pakan ternak dan industri. Dewasa ini penggunaan jagung
untuk kebutuhan bahan baku industri mulai berkembang, seperti
pembuatan minyak jagung, tepung, pati, serta industri kimia (etil alkohol
aseton, asam laktat, asam sitrat dan gliserol)
Ketersediaan jagung di pasar dunia saat ini semakin terbatas karena
tingginya permintaan dari negara importir. Oleh karena itu, upaya
peningkatan produksi jagung di dalam negeri perlu ditingkatkan. Salah
satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung adalah dengan melakukan
kegiatan budidaya yang efektif dan efisien. Persiapan lahan merupakan
tahap awal dalam budidaya dan sangat penting diperhatikan dalam
menunjang pertumbuhan tanaman. Persiapan lahan dilakukan untuk
menciptakan kondisi yang mendukung bagi perkecambahan benih dan
perkembangan akar tanaman serta mengurangi kompetisi terhadap gulma.
Teknik persiapan lahan dalam praktiknya dikelompokkan ke dalam
sistem olah tanah sempurna (OTS), olah tanah minimum (OTM), dan
tanpa olah tanah (TOT). Sistem olah tanah sempurna merupakan cara yang
umum diterapkan oleh petani dalam kegiatan persiapan lahan. Pengolahan

1
tanah sempurna dimaksudkan agar tanah lebih gembur sehingga aerasi
meningkat dan menghilangkan gulma di areal budidaya. Namun,
pengolahan tanah yang intensif akan menyebabkan degradasi lahan yang
menyebabkan daya dukung dan produktivitas lahan sesemakin menurun.
Sistem TOT merupakan bagian dari olah tanah konservasi (OTK)
yang dikombinasikan dengan herbisida pada dosis yang tepat untuk
mengendalikan gulma awal. Penerapan sistem TOT dengan herbisida
bertujuan untuk menyiapkan lahan agar tanaman dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik dengan memperhatikan keseimbangan ekologi
lingkungan terutama air dan tanah. Sisa gulma yang mati sebelumnya
dapat menjadi mulsa yang berfungsi menambah bahan organik dalam
tanah, menekan pertumbuhan kembali gulma dan meningkatkan
tersedianya air tanah serta mengurangi dampak buruk tetesan air hujan
(Moenandir, 2010). Selain itu, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan TOT
lebih efisien sebesar 25,5 % dibanding sistem olah tanah maksimum (Rina
dan Simatupang 1998).
B. Rumusan Masalah
Belum diketahui seberapa besar persentase tingkat keterampilan
petani yang telah mengetahui tentang Penanaman Jagung (Zea mays)
dengan Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT) Di Desa Hutapaung
Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan.

C. Tujuan
Adapun tujuan dari evaluasi ini adalah:
1. Untuk mengetahui persentase tingkat keterampilan petani tentang
Penanaman Jagung (Zea mays) dengan Sistem Tanam Tanpa Olah
Tanah (TOT) Di Desa Hutapaung Kecamatan Pollung Kabupaten
Humbang Hasundutan.
2. Untuk mengetahui rata-rata tingkat keterampilan petani tentang
Penanaman Jagung (Zea mays) dengan Sistem Tanam Tanpa Olah
Tanah (TOT) Di Desa Hutapaung Kecamatan Pollung Kabupaten
Humbang Hasundutan.

2
D. Kegunaan
Adapun kegunaannya yaitu:
1. Sebagai bahan masukan bagi penyelenggaran penyuluhan tentang
Penanaman Jagung (Zea mays) dengan Sistem Tanam Tanpa Olah
Tanah (TOT) Di Desa Hutapaung Kecamatan Pollung Kabupaten
Humbang Hasundutan.
2. Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa dalam melakukan evaluasi
kegiatan penyuluhan pertanian

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki
perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja penyuluhan,
mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan
antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi
punyuluhan merupakan proses untuk menentukan relevansi,efisiensi, dan
efektivitas, penyuluhan sesuai dengan tujuan yang akan dicapaisecara
sistematik dan obyektif (Febrianti, 2018).
Dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah
dari penilaian, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai
sesuatu obyek, keadaan, peristiwa atau kegiatan tertentu yang sedang
diamati. Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian merupakan penilaian suatu
kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan penganalisaan
data/informasi secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil
dana dampak untuk menilai relevansi, efektifitas, efiensi pencapaian
hasil/kegiatan.
Undang-Undang No.16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menjelaskan kegiatan evaluasi kegiatan
penyuluhan pertanian merupakan penilaian suatu kegiatan yang telah
dihasilkan oleh pelaksanaan program yang sudah direncanakan melalui
pengumpulan dan penganalisaan data/informasi secara sistematis mengenai
perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak untuk menilai relevansi,
efektivitas, efesiensi dan pencapaian hasil/kegiatan.

B. Penanaman Jagung dengan Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT)


Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian
dari keluarga rumput-rumputan.Berasal dari Amerika yang tersebar ke
Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika
(Tim Karya Mandiri, 2010).

4
Jagung atau Zea mays adalah salah satu jenis tanaman pangan
penghasil karbohidrat. Tanaman jagung memiliki tinggi yang bervariasi
mulai dari 2 meter – 2,5 meter bahkan bisa mencapai ketinggian 12 m,
tangkai batangnya beruas-ruas dengan ukuran sekitar 20cm/ruas, daun
jagung tidak memiliki tangkai tetapi memiliki lebar sekitar 9 cm dengan
panjang sekitar 120 cm.

Jagung dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan kedalam


Kerajaan : Plantae
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monokotil
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Z. mays

Teknik tanpa olah tanah (TOT) atau no tillage adalah sistim


pengolahan tanah yang merupakan adopsi sistim perladangan dengan
memasukkan konsep pertanian modern. Tanah dibiarkan tidak terganggu,
kecuali alur kecil atau lubang untuk penempatan benih atau bibit. Sebelum
tanam, sisa tanaman atau gulma dikendalikan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu penempatan benih atau bibit tersebut. Pengendalian
gulma, terutama alang-alang biasanya menggunakan herbisida sistemik
yang ramah lingkungan. Sisa-sisa tanaman ini kemudian dimanfaatkan
untuk menutupi permukaan tanah dan perakaran yang mati dibiarkan
tinggal di dalam tanah. Seresah tanaman yang mati dan dihamparkan
dipermukaan tanah ini dapat berperan sebagai mulsa dan menekan
pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat memperbaiki sifat dan
tata air tanah (Rauf, 2005).
Dalam pelaksanaan TOT sangat erat kaitannya dengan herbisida,
karena herbisida diperlukan sebagai pengganti olah tanah untuk
mematikan sisa-sisa tanaman musim lalu dan untuk menyiapkan lahan
tanam yang bebas dari gulma. Sistem TOT menggunakan herbisida yang
tepat berpengaruh baik terhadap tanaman dan dapat meningkatkan hasil

5
tanaman dan mampu mengendalikan gulma. Di samping itu TOT juga
efisien terhadap waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga
menguntungkan dibandingkan olah tanah sempurna (Listyobudi, 2011)
Teknik TOT dapat diterapkan dengan baik pada berbagai tipe tanah,
terutama tanah lempung berpasir sampai lempung berliat. TOT umumnya
meningkatkan kelembaban tanah dengan berkurangnya evaporasi. Di
daerah dengan curah hujan rendah dan tanah yang dapat menyimpan air,
peningkatan kelembaban tanah akan meningkatkan penyerapan nutrisi
yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas. Dengan meningkatnya
kelembaban tanah, suhu tanah menjadi lebih rendah (Utomo, 2000 cit.
Listyobudi, 2011).
Menurut (Rajan, 2017) menunjukkan bahwa praktek TOT ditanah-
tanah pertanian berdampak positif terhadap status kesehatan tanah. Hal ini
dapat dilihat dari membaiknya kondisi fisik,kimia dan biologi tanah.
Penahanan residu tanaman dalam praktek TOT secara signifikan
menurunkan laju erosi tanah dan limpasan permukaan serta meningkatkan
kemampuan tanah mengikat air. Hasil penelitian yanag dilakukan oleh (Li,
2012) juga menunjukkan bahwa aplikasi metode TOT yang diikuti dengan
penambahan residu tanaman telah memperbesar tingkat serapan C-organik
tanah hingga melebihi 400 kg C per ha/tahun dan menekan laju emisi
carbon lebih dari 25% dibandingkan dengan aplikasi metode olah tanah
intensif.

C. Keterampilan Petani Dalam Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT)


Keterampilan merupakan penilain tentang pribadi yang berkemampuan
pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkrit
(Kurniaman, 2017). Keterampilan adalah hasil dari latihan berulang, yang
dapat disebut perubahan yang meningkat atau progresif oleh orang yang
mempelajari keterampilan tadi sebagai hasil dari aktivitas tertentu.
Keterampilan dari kata dasar terampil yang artinya cakap menyelesaikan
tugas, mampu dan cekatan sedangkan keterampilan artinya kecakapan untuk
menyelesaikan tugas.

6
Berikut pengertian keterampilan menurut para ahli:
1. Gordon (1994)
Keterampilan merupakan sebuah kemapuan dalam mengoperasikan
pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Definisi keterampilan menurut
Gordon ini cenderung mengarah pada aktivitas psikomotor.
2. Dunette (1976)
Keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang
didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan
beberapa tugas.
3. Nadler (1986)
Keterampilan harus dilakukan dengan praktek sebagai
pengembangan aktivitas.
4. Iverson (2001)
Keterampilan tidak hanya membutuhkan training saja, tetapi
kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu
menghasilkan sesuatu yang bernilai dengan lebih cepat.
5. Robbins (2000)
Keterampilan dibagi menjadi 4 kategori yaitu:
a. Basic Literacy Skill
Keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki oleh setiap orang
seperti membaca, menulis, berhitung serta mendengarkan.
b. Technical Skill
Keahlian secara teknis yang didapat melalui pembelajaran dalam
bidang teknik seperti mengoperasikan komputer dan alat digital
lainnya.
c. Interpersonal Skill

7
Keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi satu sama lain
seperti mendengarkan seseorang, memberi pendapat dan bekerja
secara tim.
d. Problem Solving
Keahlian seseorang dalam memecahkan masalah dengan
menggunakan loginya.
Dari pendapat parah ahli diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
keterampilan setiap orang harus diasah melalui program training atau
bimbingan lain. Training dan sebagainya pun didukung oleh kemampuan
dasar yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan dasar
digabung dengan bimbingan secara intensif tentu akan dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain.
Keterampilan petani dalam penelitian ini adalah keterampilan yang
dimiliki oleh petani dalam bertani, yaitu keterampilan yang sifatnya
keahlian, keterampilan di sini bersumber dari pengalaman pribadi yang
dimiliki oleh petani yang terdiri dari pengolahan lahan, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, pengairan dan pemanenan.
Keterampilan adalah perilaku yang terkait dengan kemampuan, yang
bisa dikuasai melalui pembelajaran, dan bisa ditingkatkan melalui pelatihan
dan batuan orang lain. Keterampilan merujuk pada kemampuan seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun perilaku adalah manifestasi
kepribadian dan sikap yang ditunjukkan ketika seseorang berinteraksi
dengan lingkungannya. Keterampilan bisa digunakan untuk mengendalikan
perilaku (Sudarmanto, 2009). Petani yang mempunyai kemampuan kerja
yang baik, maka akan mempercepat pencapaian usahanya, sebaliknya petani
yang tidak terampil akan memperlambat usaha mereka.
Kurangnya pengetahuan dari para petani yang ada di Desa Hutapaung
ini membuat petani menjadi terhambat dalam melaksana keterampilan
tentang Penanaman Jagung dengan Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah
(TOT). Maka dari itu dilakukannya kegiatan penyuluhan kepada para petani
yang ada agar nantinya dapat menjadi bekal bagi para petani guna
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan juga sikap dari seorang petani

8
dengan tujuan nantinya agar petani dapat menerapkannya dalam kegiatan
penanaman padi mereka sehari-hari

9
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan Evaluasi Penyuluhan Pertanian dilaksanakan pada tanggal
dengan kegiatan melakukan evaluasi Keterampilan Petani dalam Penanaman
Jagung (Zea mays) dengan Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT) di Desa
Hutapaung Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan
Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan untuk pelaksanaan evaluasi ini adalah :
1. Kuesioner sebagai alat ukur
2. Laptop
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi ini adalah :
1. Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh ( RKTP )
2. ATK
B. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dalam kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian
ini adalah:
a. Responden dalam kegiatan evaluasi ini merupakan petani yang
terdaftar dalam kelompok tani;
b. Kelompok tani yang digunakan hanya satu kelompok tani yang ada di
Desa Hutapaung
c. Kelompok tani yang dievaluasi merupakan kelompok tani yang sudah
pernah mendapat penyuluhan;
d. Waktu evaluasi dilakukan pada bulan tahun 2022;
e. Evaluasi dilakukan dengan cara pemberian kuesioner untuk
mengetahui tingkat keterampilan petani dalam Penanaman Jagung
(Zea mays) dengan Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT)Aspek
yang dievaluasi yaitu keterampilan petani.

10
D. Metode Pelaksanaan
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai pada kegiatan evaluasi ini adalah data primer
dan data sekunder, namun pada tahap awal yang kita butuhkan adalah data
sekunder. Data sekunder diperoleh dari Programa Kecamatan dan RKTP,
data yang diambil adalah data potensi wilayah, data permasalahan di
wilayah tersebut dan penyuluhan yang dilaksanakan (dilihat pada RKTP),
dari data inilah kita menentukan objek evaluasi yang akan kita lakukan.
Data Sekunder berupa Programa, kita peroleh dari BPP setempat
sedangkan data primer bersumber langsung dari petani sendiri.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel yaitu jumlah semua petani yang menghadiri
penyuluhan dengan materi Penanaman Jagung (Zea mays) dengan Sistem
Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT) yang berjumlah 20 Orang di Desa
Hutapaung Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan
Adapun metode yang digunakan ialah metode perposive sampel
(tujuan langsung), Kuisioner yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun kepada para petani yang menjadi responden. Dapat pula
melalui tanya jawab secara langsung antara dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi yang diberikan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dan keterangan melalui beberapa cara
yaitu :
1. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara langsung antara dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi yang diberikan.
2. Kuesioner, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun kepada petani-petani yang tergabung dalam kelompok tani
yang menjadi responden.
4. Analisis Data
a. Uji Validitas dan Realibitas

11
Untuk mendapatkan skala pengukuran atau instrumen penelitian
yang baik, skala pengukuran harus memiliki validitas dan realibilitas
instrumen yang telah diuji sebelumnya. Menurut Alias Baba dalam
Iskandar (2009) validitas adalah sejauh mana instrument penelitian
mengukur dengan tepat konstruk variabel yang diteliti.
Rumus yang digunakan untuk uji validitas kuisioner adalah
Korelasi Product Moment yang berguna untuk menentukan seberapa
kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain (Mauludi, 2006)
yaitu:

n ∑ xy−∑ x ∑ y
r
√ {n ∑ x −¿ ¿ ¿ ¿
2

Keterangan :
n = Jumlah Responden
y = Skor pertanyaan
x = Skor masing-masing pertanyaan
r = Koefisien kolerasi

Menurut Sudarmanto (2008) realibilitas instrumen


menggambarkan pada kemantapan alat ukur yang digunakan. Suatu
alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau dapat
dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil, konsisten dan cermat,
sehingga dapat diandalkan. Dalam evaluasi ini pengujian reliabilitas
instrumen menggunakan rumus KR 20 (Kuder Richardson) dalam
Sugiyono (2009), yaitu:

Keterangan :
r = koefisien
K = jumlah item dalam instrumen
Pi = proporsi banyaknya responden yang menjawab pada item
qi = 1-Pi
St² = varians total

12
b. Analisis Data
Pelaksanaan evaluasi hasil penyuluhan pertanian, untuk
mengetahui pengetahuan petani dalam JUDUL menggunakan
indikator, alat pengukur dan analisa data. Indikator, alat pengukur dan
analisa data yang digunakan saat mengevaluasi JDUDUL adalah
sebagai berikut:
a. Keterampilan
Analisis data terhadap evaluasi keterampilan
menggunakan Ranting Scale, untuk mengetahui tingkat
JUDUL. Petani akan diminta untuk mempraktikkan langsung
cara JUDUL di tempat yang telah ditentukan. Pelaksanaan
evaluasi untuk mengetahui persentasi petani yang terampil di
Desa Hutapaung Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang
Hasundutan menggunakan rumus:

JumlahPetaniTerampil
% Keterampilan Petani= × 100 %
JumlahPetaniResponden

Indikator yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi


penyuluhan untuk mengetahui JJUDUL adalah ketepatan dan
ketelitian petani dalam …….. sesuai dengan materi yang telah
disuluhkan. Penilaian keterampilan petani dilakukan dengan
melihat langsung kemampuan petani dalam JUDUL.
Alat pengukur yang digunakan untuk mengukur JUDUL
yaitu dengan standar kriteria sebagai berikut: .
 Standart:
1. Ketepatan :
2. Kecepatan :
 Kriteria:
1. Trampil :
2. Keterampilan Sedang:
3. Tidak Trampil :
Menerapkan/Menerima

13
 Standart: 61-80% Petani menerapkan
 Kriteria:
1. Sangat Tidak Menerapkan : 0-20%
2. Tidak Menerapkan : 21-40%
3. Sedang : 41-60%
4. Menerapkan : 61-80%
5. Sangat Menerapkan : 81-100%

14

Anda mungkin juga menyukai