Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) 1


DI DESA PALLANTIKANG, KECAMATAN BANGKALA, KABUPATEN
JENEPONTO, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh:

NUR AQIFAH RAHMAN


NIRM. 05.03.19.1821

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN


KESEJAHTERAAN HEWAN
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
i

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I
DI DESA PALLANTIKANG, KECAMATAN BANGKALA, KABUPATEN
JENEPONTO, PROVINSI SULAWESI SELATAN

NUR AQIFAH RAHMAN


2C
05.03.19.1821

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN


KESEJAHTERAAN HEWAN
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I DI

KELURAHAN PALLANTIKANG, KECAMATAN

BANGKALA.KABUPATEN JENEPONTO,PROVINSI

SULAWESI SELATAN.

NAMA : NUR AQIFAH RAHMAN

NIRM : 05.03.19.1821

Program Studi :PENYULUHAN PETERNAKAN DAN

KESEJAHTERAAN HEWAN

Jurusan : PETERNAKAN

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II Pembimbing III

Buhaerah, S.St, Mp Vandalisna, Sp,.M.Si Muhammad Yunus,S.ST., M.Si


NIP. 1957110 198101 1 002 NIP. 19690824 200112 2 NIP. 19770704 200604 1 019

Mengetahui:
Ketua Jurusan Peternakan /Ketua Program Studi Penyuluhan
Peternakan Dan Kesejahteraan Hewan

Drs. Aminuddin Saade, M.Si


NIP. 19630323 199903 1 004
iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah


SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) Idan Pendampingan mahasiswa
ini. Praktik Kerja Lapangan (PKL) I dilaksanakan oleh mahasiswa
Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Gowa pada
semester IV. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w, sebagai pembawa risalah
Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Syaifuddin, MP selaku direktur Polbantan Gowa.
2. Drs. AminuddinSaade, M.Si selaku Ketua Jurusan Peternakan.
3. Bapak Buhaerah,S. ST,MP selaku pembimbing I, Ibu Vandalisna,
SP,.M. Si selaku pembimbing II dan Bapak Muhammad
Yunus,S.ST., M.Si selaku pembimbing III.
4. Makkaraeng,SP.,M. AP selaku Kepala BPP Bangkala.
Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan dalam proposal ini. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun guna
perbaikan di masa yang akan dating

GOWA, 10 AGUSTUS 2021

NUR AQIFAH RAHMAN


iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
III. METODE PELAKSANAAN 12
A. Waktu dan tempat 12
B. Materi kegiatan 12
C. Prosedur pelaksanaan 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 30
v

DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman


1. Materi Kegiatan/Tugas Mahasiswa Selama Melaksanakan 12
PKL I, Tahun 2020
2. Prosedur pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I 16
3. Banyaknya rumah Tangga, Penduduk, Luas dan Kepadatan 18
Penduduk Dirincikan tiap Desa di Kecamatan Bangkala

4. Luas sawah menurut Jenis Pengairan tiap Desa di 19


Kecamatan Bangkala.
5. Banyaknya ternak menurut jenis masing-masing Desa Dan 20
Kelurahan di Kecamatan Bangkala

6. BanyaknyaTempat Pemasaran (Pasar) Menurut Jenis dirinci 21


tiap Desa di Kecamatan Bangkala

7. Kelembagaan Petani Dirinci tiap Desa di Kecamatan 22


Bangkala

8. Tingkat Produksi dan Produktivitas Komoditas Pertanian 23


Tanaman Pangan dan Holtikultura Kecamatan Bangkala
2020
9. Tingkat Pencapaian Produksi dan Produktivitas Tanaman 24
Perkebunan Kecamatan Bangkala 2020

10. Tingkat Produksi dan Produktivitas Sektor Peternakan 25


Kecamatan Bangkala 2020
vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Halaman


1. Jurnal Harian Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) I 30
2. SK Pelaksanaan Kegiatan PKL 36
3. Daftar Hadir Pertemuan Petani dengan Mahasiswa PKL I 37
4. Resume Hasil Pertemuan 38
5. Lembar Persiapan Menyuluh 39
6. Sinopsis 41
7. Dokumentasi Kegiatan 43
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang sebagian besar


rakyatnya berpencaharian sebagai petani dan sebagian besar wilayahnya
bergerak pada sector pertanian. Namun sistem pertanian di Indonesia
masih tergolong tradisional. Hal tersebut menyebabkan para petani tidak
dapat mengolah hasil pertanian mereka dengan baik. Peran penyuluh
sangat diperlukan bagi para petani untuk memberikan pengetahuan dan
arahan agar dapat mengubah pola pikir untuk lebih efektif dalam
mengolah hasil panen mereka. Penyuluh sangat penting dalam
pembangunan pertanian, sehingga para penyuluh dituntut untuk kompoten
dan profesional dalam memberikan penyuluhan.
Dalam rangka mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia
di tahun 2045, maka perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan produksi
dan produktivitas komoditi unggulan. Upaya yang perlu dilakukan antara
lain peningkatan sumberdaya manusia yang bergerak di bidang pertanian
terutama generasi muda, pemuda tani, dan kelompok tani/gapoktan.
Upaya lainnya adalah dengan optimalisasi alat dan mesin pertanian, baik
pada saat pengolahan lahan, proses produksi, pemanenan, bahkan
sampai pada pengolahan hasil produksi.
Pengembangan BPP perlu dilakukan dalam mendukung peningkatan
produksi dan produktivitas komoditi strategis terus dilakukan di berbagai
wilayah di Indonesia. Berdasarkan realita tersebut, Badan Penyuluhan
dan SDM Pertanian melalui pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) 1 (Magang Penyuluhan) mahasiswa semester IV Politeknik
Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa. Melalui kegiatan tersebut,
mahasiswa bersama masyarakat merencanakan dan melaksanakan
kegiatan penyuluhan dalam pengembangan usaha agribisnis di pedesaan.
Kegiatan PKL 1 dilaksanakan di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan
2

yang merupakan wilayah kerja Politeknik Pembangunan Pertanian


(Polbangtan) Gowa.
B. Tujuan

Tujuan diadakannya PKL I ini adalah:


1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) I adalah
menjadikan Wilayah Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang
meliputi Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan dan sumber pangan
yang digerakkan oleh Generasi Muda dan Pelaku Utama Pertanian.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap
mahasiswa dalam menganalisis permasalahan pada kelompok
tani/gabungan kelompok tani,
b. Untuk meningkatkan kemampuan dalam merencanakan kegiatan
penyuluhan secara partisipatif dan menumbuhkan jiwa professional.

C. Manfaat

Kegiatan PKL I diharapkan memberikan manfaat berupa:


1. Manfaat PKL I bagi mahasiswa:
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menetapkan
prioritas permasalahan pada kelompok tani/gabungan kelompok
tani;
b. Meningkatkan keterampilan Mahasiswa dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian bagi pelaku utama,
serta menyusun instrument penyuluhan.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa dalam
pemantauan program kementerian pertanian serta penyusunan
laporan .
d. Mewujudkan jiwa penyuluh professional
3

2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah, petani dan


stakeholder adalah membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan yang
dilakukan instansi, pelaku utama dan usaha.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama


serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU
No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan).
Proses belajar bersama dalam penyuluhan, sebenarnya tidak hanya
diartikan sebagai kegiatan belajar secara incidental untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi, tetapi yang lebih penting dari itu adalah
penumbuhan dan pengembangan semangat belajar seumur hidup secara
mandiri dan berkelanjutan.
Penyuluhan pertanian terdiri dari dua kata yang merupakan kata
majemuk yaitu gabungan dari kata "penyuluhan" dan 'pertanian'.
Penyuluhan berasal dari kata 'suluh' yang berarti obor atau pemberi terang
dalam gelap. Oleh karena itu, penyuluhan dapat diartikan sebagai usaha
member terang atau petunjuk bagi orang yang berjalan dalam kegelapan.
Pertanian berarti penerapan karya manusia pada alam tumbuhan dan
hewan sehingga dapat memperoleh dan menaikkan produksi yang lebih
bermanfaat bagi kehidupannya sendiri beserta keluarganya serta bagi
lingkungan masyarakat.
Penyuluhan pertanian dari arti katanya adalah usaha untuk
memberikan keterangan, penjelasan, petunjuk, bimbingan, tuntunan,
jalan, dan arah yang harus ditempuh oleh setiap orang yang berusaha tani
agar menaikkan guna, mutu dan nilai produksinya sehingga lebih
bermanfaat (Wira, 2014).
5

B. Materi Penyuluhan Pertanian

Arti kata materi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sesuatu
yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan,
disampaikan. Sedangkan kata dasar “suluh” yang dalam bentuk kata kerja
menjadi “penyuluhan” diartikan sebagai proses, cara, perbuatan
menyuluh. Berdasarkan kedua kata tersebut maka materi penyuluhan
secara sederhana dapat diartikan sebagai bahan yang dibicarakan dalam
menyuluh. (Wae, Derisent. 2013).
Menurut undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang SP3K, materi
penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk
yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,
hukum, dan kelestarian lingkungan.
C. Media Penyuluhan Pertanian

Menurut Farry (2016), media penyuluhan memiliki beberapa


pengertian sebagai berikut :
1. Media penyuluhan adalah semua sarana dan alat yang digunakan
dalamproses penyampaian pesan.
2. Media penyuluhan adalah wahana untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima yang dapat merangsang fikiran, perasaan dan
perhatian/minat.
3. Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan.
Secara umum media penyuluhan dapat diartikan sebagai alat bantu
atau bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh
kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang
meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,
hukum, dan kelestarian lingkungan.
Media penyuluhan terdiri dari leaflet, booklet, slide, dan film.
Pemanfaatan media komunikasi dan informasi dalam kegiatan diseminasi
6

informasi memiliki kelebihan karena dapat menjangkau sarana lebih


banyak dan terebar jauh jika dibandingkan dengan komunikasi tatap
muka. Selain itu media cetak bisa dibaca beberapa kali, sehingga
memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dikandungnya.
Namun disisi lain media cetak terkandang tidak efektif mencapai sasaran
karena bentuk penyediaannya tidak sesuai dengan karakteristik pengguna
yang dituju, misalnya informasi untuk petani disajikan menggunakan
bahasa ilmiah. Dapat juga media cetak tidak bermanfaat karena topik
yang disajikan tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan lain
sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka media cetak, brosur,
dan leaflet agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna (penyuluh pertanian)
harus disusun berdasrkan kebutuhan informasi pengguna dengan cara
mengidentifikasi kebutuhan informasi khalayak yang menjadi
sasaran/targer group (Riyadi dkk, 2017).
D. Sasaran Penyuluhan Pertanian

Sasaran dalam penyuluhan pertanian adalah pelaku utama dan


pelaku usaha, pelaku utama adalah petani beserta keluarganya atau
koperasi yang mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani,
agropastur, penangkaran satwa dan tumbuhan didalam dan disekitar
hutan, yang meliputi: usaha hulu, usaha tani, agroindustry, pemasaran
dan jasa penunjang. Sedangkan pelaku usaha adalah perorangan atau
korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola yang
mengelola usaha pertanian, perikanan, dan kehutan (Undang-undang
No.16, 2006 tentang SP3K).

Sasaran penyuluhan pertanian dibagi menjadi 3 yaitu:


1. Sasaran utama penyuluhan pertanian adalah sasaran yang secara
langsung terlibat dalam kegiatan bertani dan pengelolaan usahatani
(peternak dan keluarga) sebagai sasaran utama mereka menjadi pusat
perhatian penyuluhan dan harus mampu bersama-sama mengambil
7

keputusan tentang segala sesuatu yang akan di tetapkan dalam


usahataninya.
2. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian adalah bukan
pelaksana kegiatan usahatani namun secara langsung atau tidak
langsung terlibat dalam penentuan kebijakan pembangunan pertanian
yaitu kelompok penguasa atau pemimpin wilayah, tokoh informal.
3. Sasaran pendukung penyuluhan adalah pihak-pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung tetapi tidak memiliki hubungan
kegiatan dengan pembangunan pertanian, tetapi dapat dimintai
bantuannya untuk melancarkan penyuluhan pertanian pihak-pihak
yang dimaksud adalah para pekerja sosial, seniman dan konsumen
pertanian. (Mardikanto, 1993)
E. Metode Penyuluhan Pertanian

Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik


penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani
beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar
mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru).
Metode Penyuluhan Pertanian Cara atau teknik penyampaian materi
penyuluhan pertanian melalui saluran/media komunikasi oleh penyuluh
pertanian kepada petani agar mereka bias dan membiasakan diri
menggunakan teknologi baru, baik secara langsung maupun tidak
langsung (Isnaini, 2015).
Tujuan pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian untuk
mendorong terjadinya efek//perubahan perilaku yang sebanyak-
banyaknya dari sasaran, untuk meningkatkan komunikasi dan mengurangi
gangguan komunikasi, untuk meningkatkan daya anut sasaran serta untuk
mendorong munculnya sifat keterbukaan dan kemandirian petani. (A
Musyadar dkk, 2014)
Metode penyuluhan pertanian berdasarkan teknik komunikasi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu: metode penyuluhan langsung dan
tidak langsung. Metode penyuluhan langsung dilakukan melalui tatap
8

muka, dialog, demonstrasi, kursus tani, dan obrolan sore. Metode


penyuluhan tidak langsung dilakukan melalui perantara (media
komunikasi) antara lain: pemasangan poster, penyebaran brosur/ leaflet/
folder/ majalah, siaran radio, televisi, pemutaran slide, dan film. Metode
yang digunakan dalam penyuluhan pertanian lebih banyak menggunakan
metode pendekatan secara kelompok karena lebih efesien daripada
metode pendekatan perorangan dan pendekatan massal dan faktor-faktor
yang berpengaruh dalam penerapan metode penyuluhan yaitu
ketersediaan sarana-sarana produksi, ketersediaan tenaga penyuluh, dan
ketersediaan lapangan pekerjaan (Kamaruzzaman, 2016).
F. Programa Penyuluhan Pertanian

Menurut Undang-Undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem


Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Programa penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya disebut programa
penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian
tujuan penyuluhan.
Programa penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan
keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan.
Keterpaduan mengandung maksud bahwa programa penyuluhan
pertanian disusun dengan memperhatikan programa pertanian
penyuluhan tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi
dan tingkat nasional, dengan berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan
pelaku usaha. Sedangkan yang dimaksudkan dengan kesinergian yaitu
bahwa programa penyuluhan pertanian pada tiap tingkatan mempunyai
hubungan yang bersifat saling mendukung.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indoinesia Nomor:
47/Permentan/SM-10/9/2016 tentang prinsip-prinsip penyusunan
programa Penyuluhan Pertanian, sebagai berikut:
9

1. Terukur : Programa yang disusun dapat diukur keberhasilannya


Realistis : Programa yang disusun sesuai dengan keadaan/kenyataan
sebenarnya.
2. Bermanfaat : programa penyuluhan harus memberikan nilai dan
manfaat bagi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perilaku
umtuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahtreraan
perilaku utama dan perilaku usaha..
3. Partisipatif : penyusunan programa melibatkan secara aktif pelaku
utama dan pelaku usaha dan penyuluh sejak dari perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
4. Terpadu : bahwa programa penyuluhan yang disusun dengan
memperhatikan program penyuluhan kecamatan, kabupaten, provinsi,
dan nasional dengan berdasar kebutuhan pelaku utama dan plaku
usaha.
5. Transparan : programa penyuluhan diselengarakan secara terbuka
antara penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha sehingga dapat
diketahui oleh sesama unsur terkait.
6. Demokratis : penyusunan programa yang diselenggarakan dengan
saling menghormati pendapat antara penyuluh, pemerintah, dan
pelaku utama serta pelaku usaha.
7. Bertanggung gugat : bahwa evaluasi programa penyuluhan dikerjakan
dengan membandingkan pelaksanaan yang telah dilaksanakan
dengan perencanaan yang telah dibuat dengan sederhana, terukur,
dapat dicapai, rasional, dan kegiatannya dijadwalkan.
Dengan demikian semua programa penyuluhan pertanian selaras
dan tidak bertentangan antara programa penyuluhan pertanian dalam
berbagai tingkatan (Permentan No: 25/Permentan/OT.140/5/2009
tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian).
G. Identifikasi Potensi Wilayah

Identifikasi Potensi Wilayah adalah kegiatan penggalian data dan


10

informasi potens iwilayah (data sekunder dan data primer) yang dilakukan
secara partisipatif. Analisis potensi wilayah adalah proses
menterjemahkan berbagai keterkaitan satu kelompok data dengan
kelompok data lain, untuk merumuskan alternative rekomendasi pola
pengembangan usahatani, berupa rancangan pemanfaatan sumber daya,
alternative jenis komoditas prioritas serta system usahatani yang sesuai
dengan wilayah tersebut.
Menurut Drajat A (2017), potensi wilayah terbagi menjadi 2 yakni potensi
fisik dan potensi nonfisik.
1. Potensi wilayah yang termasuk potensi fisik yakni:
A. Tanah, merupakan faktor yang penting bagi penghidupan dari warga
desa.
B. Air, digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
C. Manusia, dalam hal ini diartikan sebagai tenaga kerja.
D. Cuaca serta iklim, memiliki peran penting bagi warga desa.
E. Ternak, memiliki fungsi sebagai sumber tenaga hewan.
2. Potensi wilayah yang termasuk potensi non fisik yakni :
A. Masyarakat desa yang hidup secara bergotong-royong menjadi
kekuatan produksi serta pembangunan desa.
B. Aparatur desa atau pamong desa yang bekerja secara maksimal
menjadi sumber ketertiban serta kelancaran pemerintahan desa.
C. Lembaga social desa menjadi pendorong partisipasi warga desa
dalam kegiatan pembangunan desa secara aktif.

Identifikasi Data wilayah dilakukan dengan pendekatan PRA


(Participatory Rural Appraisal). Participatory Research Apraisal (PRA)
adalah penelitian yang ditandai oleh keterlibatan aktif dari masyarakat
yang menjadi kelompok sasaran. Penelitian PRA menempatkan
masyarakat yang menjadi kelompok sasaran sebagai ‘subjek’ dalam
proses kegiatan, dan bukan sebagai ‘objek’. Dalam PRA, peneliti
menempatkan diri sebagai ‘insider’ (pihak yang berada didalam kelompok
sasaran yang turut aktif didalam program kegiatan) bukan sebagai
11

‘outsider’ (pihak yang berada diluar kelompok sasaran). Pelaksanaan


kegiatan penelitian mulai dari menyusun desain, instrumen, pengumpulan
data, pengolahan, analisis data sampai menyusun laporan selalu bersama
masyarakat/kelompok sasaran, selanjutnya adalah diterima oleh
masyarakat setempat, secara ekonomi menguntungkan, dan berdampak
positif bagi lingkungan. Secara prinsip, metode ini dapat membantu dala
menggerakkan sumberdaya alam dan manusia untuk memahami
masalah, mempertimbangkan program yang telah sukses, menganalisis
kapasitas kelembagaan local, menilai kelembagaan modern yang telah
diintroduksi dan membuat rencana/program spesifik yang operasional
secara sistematis (Handayani, 2009).

Prinsip – prinsip Penerapan PRA sebagai berikut:

Berikut adalah prinsip-prinsip gabungan menurut Adimihardja & Hikmat


(2003) serta Bhandari (2003):
1. Masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek.
2. Orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku.
3. Peneliti memposisikan dirinya sebagai insider bukan outsider.
4. Fokus pada topik utama permasalahan.
5. Pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan
indikator sosial (indikator evaluasi partisipatif). Kemampuan
masyarakat ditingkatkan melalui proses pengkajian keadaan,
pengambilan keputusan, penentuan kebijakan, peilaian, dan koreksi
terhadap kegiatan yang dilakukan.
6. Keterlibatan semua anggota kelompok dan menghargai perbedaan.
7. Konsep triangulasi. Untuk bisa mendapatkan informasi yang
kedalamannya dapat diandalkan, bisa digunakan konsep triangulasi
yang merupakan bentuk pemeriksaan dan pemeriksaan ulang (check
and recheck).
8. Optimalisasi hasil.
9. Fleksibel dalam proses partisipasi.
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) I Magang penyuluhan,
Semester IV Tahun 2021 dimulai pada tanggal 1 Juni sampai 10 Agusutus
2021 di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi
Selatan.
B. Materi Kegiatan

Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) I,


mahasiswa harus melaksanakan tugas-tugas penyuluhan, dengan materi
PKL yang mengacu pada peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor Per/02/MENPAN/2/2008 Tanggal 18 Februari
2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluhan Pertanian dan Angka
Kreditnya, antara lain :
Tabel 1 : Materi Kegiatan/Tugas Mahasiswa Selama Melaksanakan PKL I,
Tahun 2020.
No. Materi Rincian Kegiatan Output
1. Melaksanakan Menganalisis potensi Hasil kajian desa secara
Kegiatan Analisis wilayah desa dengan partisipatif dengan
Potensi Wilayah menggunakan menggunakan instrument
pendekatan secara PRA atau lainnya, untuk
partisipatif (PRA atau mengisi data keadaan
teknik lainnya) pada penyusunan
programa penyuluhan
tingkat desa.
13

2. Penyusunan - Mengumpulkan data Potensi desa, jenis


Programa hasil analisis untuk komoditas unggulan desa,
Penyuluhan mengisi data produktivitas, keberadaan
Pertanian Desa keadaan. kelompok tani/Gapoktan,
- Menetapkan tujuan keberadaan kelembagaan
programa agribisnis desa,
penyuluhan. penyusunan RDK dan
- Rekapitulasi RDKK Kelompok Tani,
permasalahan sintesa dengan instansi
pelaku utama dan lain program yang ada di
pelaku usaha. desa tersebut (Permentan
- Menentukan skala no.25 tahun 2009)
prioritas
permasalahan.
- Menyusun tabel
rencana kegiatan.
3. Melaksanakan Menentukan materi Materi penyuluhan dalam
Kegiatan penyuluhan sesuai bentuk sinopsis, media
Penyuluhan dengan RKTP hasil grafis/elektronik da
FGD, membuat media menerapkan metode
penyuluhan dan penyuluhan (Permetan
menerapkan metode n0.52 tahun 2009) sesuai
penyuluhan untuk dengan skala priorits pada
melaksanakan kegiatan RKTP hasil FGD,
penyuluhan kepada membuat lembar
kelompok tani yang ada persiapan menyuluh
di desa minimal 2 kali (LPM), daftar hadir pelaku
pertemuan pada utama/usaha, dan
kelompok tani yang dokumentasi kegiatan.
berbeda.
4. Melaksanakan Menentukan materi Materi penyuluhan dalam
14

kegiatan penyuluhan sesuai bentuk sinopsis,media


penyuluhan dengan RKTP hasil grafis/elektronik dan
FGD,membuat media menerapkan metode
penyuluhan dan penyuluhan (permentan
menerapkan metode no 52 tahun 2009) sesuai
penyuluhan untuk dengan skala prioritas
melaksanakan kegiatan pada RKTP hasil
penyuluhan dan FGD,Membuat Lembar
menerapkan metode Persiapan Menyuluh
penyuluhan untuk (LPM),Daftar hadir pelaku
melaksankan kegiatan utama/usaha,dokumentasi
penyuluhan untuk kegiatan.
melaksanakan kegiatan
penyuluhan kepada
kelompok tani yang ada
di desa minimal 2 kali
pertemuan pada
kelompok tani yang
berbeda.
5. Kegiatan Kegiatan berupa Laporan pertanian masuk
konstratani pertanian masuk sekolah
sekolah.
Memperkenalkan
penelitian modern
kepada siswa sejak
dini,agar minat akan
pertanian.

Materi kegiatan mahasiswa diatas merupakan arahan wajib dari instansi,


sehingga perlu dibarengi dengan materi kegiatan individual mahasiswa,
untuk itu saya merencanakan materi kegiatan yang akan saya lakukan
15

pada PKL I di Kecamatan Bontoramba yakni :


- Melakukan Identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem di desa
binaan BPP Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi
Sulawesi Selatan.
- Mendata permasalahan masyarakat desa berhubungan dengan
kegiatan pertanian di desa binaan BPP Kecamatan Bangkala,
Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, serta
menemukan pemecahan masalahnya, yang selanjutnya di
tuangkan dalam Programa Penyuluhan Pertanian, data yang
didapat akan dijadikan materi penyuluhan yang akan dibawakan
sebagai materi penyuluhan bagi kelompok tani binaan BPP
Bangkala yang telah ditentukan oleh pembimbing internal (Dosen
Pembimbing) dan pembimbing eksternal (Ketua BPP Bangkala).
- Mengamati dan membantu dalam kegiatan yang dilakukan
Penyuluh Pertanian dari BPP saat melaksanakan penyuluhan ke
petani setempat.
- Mengamati dan mempelajari tugas-tugas yang dilakukan oleh
penyuluh pertanian selama masa pelaksanaan PKL I.
C. Prosedur Pelaksanaan

Mahasiswa semester IV Jurusan Penyuluhan Pertanian, Bertugas


selaku peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) I meliputi:
1. Sebelum ke lapangan, mahasiswa terlebih dahulu diwajibkan mengikuti
kegiatan pembekalan yang dilaksanakan oleh panitia di Politeknik
Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Gowa.
2. Menyusun rencana kegiatan dalam bentuk proposal secara individu
dan di konsultasikan bersama pembimbing.
3. Menetap di sekitar lokasi PKL I.
4. Selama melaksanakan PKL I, mahasiswa wajib membuat jurnal harian,
melengkapi bukti fisik kegiatan dan dokumentasi seluruh kegiatan PKI
I, serta melakukan konsultasi secara intensif dengan pembimbing
eksternal mengenai kondisi dilapangan.
16

5. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.


6. Membuat laporan secara individu.
7. Melaporkan kegiatan kepada pembimbing internal dan eksternal.
8. Mengikuti ujian PKL I di kampus Politeknik Pembangunan Pertanian
(POLBANGTAN) Gowa.
Tahap Pelaksanaan PKL I dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 2: Prosedur pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I dapat


dilihat pada tabel berikut:

No. Tahapan Kegiatan Waktu (Hari)


1. Persiapan :
a. Survey calon lokasi 3
b. Pembekalan 1
c. Penyusunan proposal 7
2. Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan PKL I dan pembuatan laporan 21
PKL I
3. Pengakhiran :
a. Konsultasi dan perbaikan laporan 7
b. Ujian PKL I di lokasi 1
Total 40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KEADAAN WILAYAH

1. Letak geografis
Bangkala adalah salah satu kecamatan dalam wilayah administrative
kabupaten Jeneponto. Wilayah ini terdiri dari 10 desa dan 4 keluarahan
yang merupakan wilayah kerja balai. Batas wilayah Kecamatan Bangkala
adalah:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tamalatea
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Lau Flores
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bangkala Barat
2. Topografi, Tanah dan Iklim

Topografi wilayah Kecamatan Bangkala pada umumnya daratan


rendah dengan ketinggian 0-200 meter di atas permukaan laut. Beriklim
tropis sehingga memiliki dua jenis musim, yaitumusimhujandankemarau.
Musim kemarau terjadi pada bulan april-september dan musim hujan
terjadi pada bulan oktober-maret. Suhu udara rata-rata C dengan hujan
rata-rata mencapai 171 mm/bln. Tanah terdiri atas tigajenis, yaitu alluvial
dan latosol yang pembentukannya terdiri dari endapan liat berpasir yang
berwarna kelabu serta alluvial sidromop yang terdapat disepanjang pesisir
pantai.
3. Luas Wilayah

Luas lahan yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan salah satu factor
pendukung dalam peningkatan produksi dan produktifitas dari wilayah
tersebut. Luas wilayah kecamatan bangkala sekitar 121,82 Km2.
18

Tabel 3. Banyaknya rumah Tangga, Penduduk, Luas dan Kepadatan


Penduduk Dirincikan tiap Desa di Kecamatan Bangkala

RumahTPenduduk Luas Kepadatan


Kelurahan / Desa
angga (Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
1 Mallasoro 1.012 4.396 7,95 553
2 Punagaya 916 3.870 8,40 461
3 Bontomarannu 1.093 4.692 8,38 560
4 Jenetallasa 837 3.606 5,88 613
5 Kalimporo 925 3.659 7,63 480
6 Benteng 639 3.109 5,19 599
7 Pallantikang 1.197 4.445 12,70 350
8 Kapita 1.193 5.119 21,81 235
9 Maryoka 724 3.082 14,13 218
10 PantaiBahari 630 2.867 5,00 573
11 Pallengu 901 3.950 5,00 790
Tombo- 3,13 798
12 562 2.498
Tombolo
13 GunungSilanu 683 3.065 12,50 245
14 Bontomanai 631 1.723 4,21 661
Jumlah 11.943 51.081 121,81 419
Sumber: PPL 2020

4. Demografi

Jumlah penduduk kecamatan bangkala berjumlah 51.081 jiwa yang


terdiri atas 24,836 Jiwa Laki-Laki dan 26,245 Jiwa Perempuan, dengan
kepadatan penduduk 419 jiwa/Km2. Penduduk terbesar yakni 5.119 jiwa
mendiami Desa Kapita. Jumlah rumah tangga sebanyak 11.576 (Tabel 1).

B. KONDISI UMUM

1. Luas Sawah
Luas tanah sawah di Kecamatan Bangkala adalah 1.044,11 Ha.
19

Menurut jenis Pengairannya, luas sawah tehnis, yaitu 674,04 Ha,


setengah tehnis 221,83 dan pengairan desa 238,00 Ha. Adapun luas
sawah jenis pengairannya pada masing-masing Desa di Kecamatan
Bangkala seperti terlihat pada tabel 2.
Tabel 4. Luas sawah menurut Jenis Pengairan tiap Desa di Kecamatan
Bangkala.

PengairanDTadahHuj
Tehnis ½Tehnis
Kelurahan / Desa esa an Jumlah
(Ha) (Ha)
(Non PU) (HA)
1 Mallasoro - - 25,00 36,25 61,25
2 Punagaya - - - 54,00 54,00
3 Bontomarannu - - - 18,75 18,75
4 Jenetallasa - - 17,10 10,23 27,33
5 Kalimporo - - 51,71 9,21 60,92
6 Benteng - 85,00 - 171,45 251.45
7 Pallantikang - 82,20 36,14 - 118,34
8 Kapita - - 34,60 - 34,60
9 Maryoka - - - 23,00 23,00
10 PantaiBahari - - - 21,68 21,68
11 Pallengu - - - 119,54 119,54
Tombo- 28,19 - 28,19
12 - -
Tombolo
13 GunungSilanu - 55,80 45,26 2,00 112,06
14 Bontomanai - - - 117,00 117,00
Jumlah - 223,00 238,00 583,11 1044,11
Sumber: PPL 2020

2. JumlahTernak
Kecamatan Bangkala memiliki potensi populasi hewan ternak yang
cukup, baik ternakbesar, yaitusapi, kerbau dan kuda dengan populasinya
masing-masing 5.614 ekor, 480 ekordan 8.185 ekor. Ternak kecil yaitu
20

kambing sebanyak 8.430 ekor, domba 116 ekor. Sedangkan untuk ternak
unggas terdiri dari ayam buras 192.331 ekor, itik 16.150 ekor, ayam ras
pedaging 38.285 ekor dan itik manila 978 ekor.
Tabel 5. Banyaknya ternak menurut jenis masing-masing Desa Dan
Kelurahan di Kecamatan Bangkala
.
Kelurahan / Desa Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba

1 Mallasoro 402 17 634 568 -


2 Punagaya 312 47 686 562 -
3 Bontomarannu 373 21 392 260 -
4 Jenetallasa 574 20 584 957 -
5 Kalimporo 529 25 709 903 -
6 Benteng - 12 740 99 -
7 Pallantikang 409 47 651 892 -
8 Kapita 661 28 623 942 -
9 Maryoka 756 30 768 1.016 -
10 PantaiBahari 38 62 410 634 -
11 Pallengu - 39 593 303 116
Tombo- 302 606 -
12 620 22
Tombolo
13 GunungSilanu 596 78 602 399 -
14 Bontomanai 344 32 491 289 -
Jumlah 5.614 480 8.185 8.430 116
Sumber: PPL 2020
C. Sarana dan Prasarana Penunjang

1. Tempat dan Prasarana Penunjang


Terdapat empat pasar umum yang menjadi pusat aktivitas jual beli
masyarakat di Kecamatan Bangkala masing-masing di kelurahan pallengu
(pasarkecamatan), Desa Kapita, Marayoka dan Desa Gunung Silanu.
21

Tabel 6. BanyaknyaTempat Pemasaran (Pasar) Menurut Jenis dirinci tiap


Desa di Kecamatan Bangkala

Pasar Kios RM
PasarHeTempatLel
Kelurahan / Desa Umu Toko
wan ang
m
1 Mallasoro - - - - 43 -
2 Punagaya - - - - 37 11
3 Bontomarannu - - - 2 48 2
4 Jenetallasa - - - - 56 -
5 Kalimporo - - - 2 61 -
6 Benteng - - - 9 48 6
7 Pallantikang - - - 3 32 -
8 Kapita 1 - - 4 43 -
9 Maryoka 1 - -- 1 44 -
10 PantaiBahari - - - 2 56 -
11 Pallengu 1 - - 26 98 5
Tombo- - - 30 -
12 - -
Tombolo
13 GunungSilanu 1 - - - 16 -
14 Bontomanai - - - - 48 -
Jumlah 4 - - 49 660 35
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto 2020

2. Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani berupa kelompok tani dan gabungan kelompok
tani sudah terbentuk di semua desa di Kecamatan Bangkala. Jenis
kelompoknya yaitu kelompok tanidewasa,kelompok tani wanita tani dan
pemuda tani.Adapun jumlah kelompok tani dan anggotanya masing-
masing pada setiap desa sebagaimana terlihat pada tabel 5.
22

Tabel 7. Kelembagaan Petani Dirinci tiap Desa di Kecamatan Bangkala


JumlahAnggota KelasKemampuan
Keluarahan
Kelompok Anggota (Org)
/ Desa Pemul Lnjut Madya Utam
KD KW KP KD KW KP
a a
Mallasoro 20 - - 500 - 25 4 10 6 -
Punagaya 19 1 - 475 25 - 11 5 4 -
Bontorann 14 2 - 350 50 - 5 5 4 2
u
Jenetallasa 18 3 1 450 75 25 13 5 4 -
Kalimporo 19 1 - 475 15 - 10 6 4 -
Benteng 14 1 - 350 25 - 2 8 5 -
Pallantikan 18 1 - 450 15 - 3 9 7 -
g
Kapita 25 - - 625 - - 2 16 7 -
Marayoka 40 - - 960 - - 20 18 2 -
PantaiBaha 6 1 - 150 25 - 5 2 - -
ri
Pallengu 21 2 - 525 50 - 15 5 3 -
T. Tombolo 17 - 1 425 - - 4 13 - -
G. Silanu 17 - - 348 - - 6 7 3 -
Bontoman 29 - - 725 - 25 1 20 8 2
ai
Jumlah 27 12 2 6.80 280 75 101 129 57 4
7 8

3. Kelembagaan Ekonomi
Dalam wilayah kerja Balai Penyuluhan Kecamatan Bangkala terdapat
beberapa jenis kelambagaan ekonomi yang dapat membantu petani untuk
memperoleh kebutuhannya dan memasarkan hasil produksinya. Adapun
jenis kelembagaan ekonomi, yaitu:
23

a. KUD : 2 buah
b. KiosSaprotan : 15 buah
c. BRI Unit Desa : 0 buah
d. Bank Sul-Sul : 1 buah
e. BPR : 1 buah
f. Gapoktan : 14 buah
4. Produksi dan Produktivitas yang Dicapai

a. Sub SektorTanaman Pangan dan Holtikultura


Tingkat pencapaianproduksi rata-rata per-HA setiap komuditas
tanaman pangan dan hortikultura tahun 2020 di WKBP3K Bangkala
dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 8. Tingkat Produksi dan Produktivitas Komoditas Pertanian
Tanaman Pangan dan Holtikultura Kecamatan Bangkala 2020

No Komoditi Realisa Realisa Panen Produktivita Produksi


siTana siTana (Ha) s( KW/Ha) ( Ton)
m (Ha) m (Ha)
1. Padi 1.290 1.144 1.144 53,8 6.154,72
2. PadiLadang 750 625 625 45,62 2.851,25
3. Jagung 8.750 7.699 7.699 59,6 45.886,0
4
4. KacangHijau 1.875 1.384 1.384 11,92 1.649,28
5. Kedelai 750 90 90 12,68 114,12
6. Kacang Tanah 150 63 63 14,9 93,9
7. UbiKayu 500 718 718 282,3 20.269,1
4
8. UbiJalar 75 33 33 97,12 32,5
9. Kacang- 65 64 64 17,5 112
Kacangan
10. KacangPanjang 7 2 2 86,8 17,36
11. Cabe 250 187 187 125,52 2.347,22
24

12. Tomat 10 5 5 155 77,5


13. Bayam 5 2 2 130 26
14. Kangkung 10 7 7 123 86,1
15. Sawi 15 5 5 148 74
16. Mentimun 20 15 15 165 247,5
17. Labu 5 3 3 195 58,5
18. Terong 10 5 5 110 55
19. Manga 20 20 20 320 640
20. Pisang 40 35 35 125 437,5
21. Semangka 5 2 2 375 75
22. BawangMerah 75 44 44 156,81 685,6
Sumber data: PPL 2020

b. Sub Sektor Perkebunan


Tingkat pencapaianproduksidan rata-rata produksi komuditas
perkebunan tahun 2016 dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 9. Tingkat Pencapaian Produksi dan Produktivitas Tanaman


Perkebunan Kecamatan Bangkala 2020

No. Komoditi Tanam Panen Produktivitas Produksi(Ton


(Panen) (Ha) (Kw / Ha) / Ha)
1. Kelapadalam 869,8 869,8 150 13.047
2. KelapaHibrida 32,25 32,25 150 4,837
3. Kapas 31,00 31,00 12 337,2
4. Kapok 103,75 103,75 17 1.746,75
5. Jambu Mete 380,00 380,00 23 874
6. kemiri 6,25 - - -
Sumber data: PPL 2020

c. Sub Sektor Peternakan


Pencapaian produksi dan produktivitas sector peternakan tahun
2019 dapat dilihat pada table di bawah ini.
25

Tabel 10. Tingkat Produksi dan Produktivitas Sektor Peternakan


Kecamatan Bangkala 2020
Populasi Produktivitas Produksi
No. JenisTernak
(Ekor) (Kg / Ekor) (Ton)
1. Kerbau 480 160 76,8
2. Sapi 5.614 90 505,26
3. Kambing 8.430 10 84,3
4. Ayam 192.331 1,5 288,49
5. Itik/Bebek 16.150 1,5 24,22
Sumber data: PPL 2020
D. PROGRAMA DESA
1. Sasaran
Adapun sasaran yang akan dicapai dari kegiatan penyuluhan
adalah sebagai berikut:
- Kelompok Tani (poktan) dan kelompok wanita tani (KWT)
- Petani hamparan baik tanaman pangan,hortikultura,dan
peternakan
2. Tujuan
Adapun tujuan dari proses penyuluhan yang akan dicapai yang
akan datang adalah sebagai berikut:
- Menignkatkan pengetahuan petani dalam menerapkan
teknologi jajar legowo
- Meningkatkan pengetahuan petani tentang pemupukan
berimbang
- Meningkatkan pengetahuan pengurus dan anggota
kelompok
- Membantu petani dalam penyediaan modal usahanya
3. Permasalahan
Dalam sektor pertanian masalah yang dihadapi oleh petani masih
sangat kompleks, oleh karena itu bagaimana seorang penyuluh
pertanian untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh
26

petani maupun kelompok secara bersama-sama sehingga tumbuh


dan mampu menjadi petani yang mandiri dan bersaing seiring
dengan kemajuan informasi dan teknologi.
- Penerapan teknologi jajar legowo di tingkat petani masih
kurang (+- 30%)
- Penerapkan pemupukan berimbang pada tanaman padi dan
jagung baru mencapai +-60%
- Pengetahuan anggota dan pengurus kelompok tentang
administrasi dan manfaat kelompok masih rendah
- Rendahnya aksibilitas terhadap sumber permodalan
ditingkat petani

E. Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Programa penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan secara


bertahap ini akan berjalan hingga 100% bilamana adanya
dukungan dari pemerintah setempat, kelompok ditingkat desa
sarana dan prasarana serta pelengkap dan lainnya.

Adapun metode penyuluhan yang digunakan adalah sebagai


berikut:

a) Metode Ceramah

Untuk metode ceramah meliputi kegiatan sebagai berikut :

- Melalui pertemuan-pertemuan ditingkat kelompok tani

- System laku dan tatap muka yang dilakukan dengan


kunjungan perorangan dari rumah kerumah (anjangsana)
atau dari tempat usaha yang satu ketempat usaha yang
lainnya

b) Metode Penerapan Teknologi/Percontohan

Untuk metode penerapan teknologi percontohan akan


dilaksanakan melalui sebgai berikut:

- Demonstrasi cara.

- Demonstrasi penerapan teknologi.

a. Materi Penyuluhan
Untuk materi penyuluhan yang akan dilaksanakan ditingkat
kelompok atau petani di wilayah kerja sebagai berikut:
27

- Penyuluhan budidaya tanamaan melalui GP-PTT dan


pertemuan kelompok
- Penyuluhan tentang penerapan teknologi pemupukan
berimbang dan mengadakan demplot
- Kunjungan/bimbingan kelompok tani secara
kontinyu/terjadwal
- Membangun pola kemitraan melalui koperasi dan bank
b. Teknis penyuluhan
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penyuluhan pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarga


beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non
formal dibidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri
baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik, sehingga peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat tercapai.
Kegiatan penyuluhan yang dilakukan melalui identifikasi secara
langsung baik lewat petani, pemerintah yang ada bahkan penyuluhan di
Desa Bintarore, kebanyakan petani memiliki masalah dengan serangan
hama wereng coklat yang serangannya hingga dapat menyebabkan gagal
panen, akibatnya produktivitas dan pertumbuhan tanaman padi terhambat
dan sangat merugikan petani, dan ini menjadi alasan yang melatar
belakangi pemilihan materi penyuluhan yaitu “Pembuatan Perangkap
Hama Wereng Coklat”, dalam hal ini pembuatan dan penerapannya cukup
mudah dilakukan, efisen, ekonomis, dan ramah lingkungan.
B. Saran

Pelakasaan kegiatan penyuluhan yang dilakukan sebaiknya selalu


didasari pada permasalah yang ada sesuai dengan hasil identifikasi yang
dilakukan, dengan demikian kegiatan pelaksanaan penyuluhan dapat
berjalan dengan baik, dan perlu adanya tahap evaluasi dalam menlai
berhasil atau tidaknya inovasi yang disampaikan sehingga dapat
memengaruhi tahap adopsi materi penyuluhan tersebut.
29

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan


Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian,
Jakarta.
Masyadar, A., Isu, E., & wibowo, S. 2014. Hubungan Metode Penyuluhan
Pertanian Dengan Tingkat Keberhasilan Pendekatan PTT Padi
Sawah di Kecamatan Molowaru, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Jurnal Pertanian. 5 (2) : 58-72
Riyadi, I., Winoto, Y., & Komariah, N. 2017. Media Komunikasi dan
Informasi Dalam Menunjang Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Jurnal
Kajian Informasi Dan Perpustakaan. 5 (1) : 35-48
Wae, Derisent, 2013,Memilih Materi Penyuluhan.http://media-penyuluhan-
pertanian.blogspot.com/2013/04/memilih-materi-penyuluhan.html.
Wijaya, Wira, 2014, Pengertian Penyuluhan Pertanian. http://kutu
kuliah.blogspot.com/2014/02/pengertian-penyuluhan-
pertanian.html.
Kamaruzzaman. 2016. Penerapan Metode Komunikasi Oleh Penyuluh
Pertanian Pada Kelompok Tani Gemah Rifahi Desa Jamur Labu
Kecamatan Rantau Aceh Taming. Jurnal Simbolika. 2 (2) : 78-85
Kusnadi, T. 1993. Teknik Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas
Maret University Press. Surakarta.
30

LAMPIRAN 1. Jurnal Harian Kegiatan PKL I

JURNAL HARIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I PROGRAM


STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN
PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN
PERTANIAN GOWA

Nama : Nur Aqifah Rahman


NIRM : 05.03.19.1821
Lokasi PKL I :
Desa pallantikang,kec. Bangkala, kabupaten Jeneponto,
Provinsi Sulawesi Selatan

Paraf
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing
Eksternal
Penerimaan Mahasiswa PKL I
1. Kamis secara resmi di Kantor Dinas
01 /072021 Pertanian Kab. Jeneponto

- Pendataan mahasiswa PKL oleh


pemerintah daerah setempat dan
Jumat
tim satgas Covid-19
2. 02/07/ 2021
- Pembersihan di posko PKL I
31

Sabtu ∙ Identifiaksi wilayah di desa


3. 04/07/2021 Palantikang

Minggu ∙ Istrahat
4. 05/07/2021

Senin
5. 06/07/2021 ∙ Penerimaan mahasiswa PKL
BPP Bangkala.
∙ Penyusunan rencana
kegiatan PKL
∙ Tes PCR di Puskesmas
Bangkala.

∙ Karantina mandiri
07/07/2021-
6. 12/07/2021

Selasa ∙ Pengambilan titik koordinat


di Desa Gunung silanu,
7. 13/07/2021
Kapita dan Desa Marayoka.

∙ Pengambilan titik koordinat


8. Rabu di Desa Tombo-Tombolo.
14/07/2021

Kamis
9. ∙ Pengambilan titik koordinat di
15/07/2021
Desa pantai bahari.

∙ Rapat persiapan kerja PKL I.


32

Jumat ∙ Pengambilan Ubinan


10. 16 jagung di Desa
/07/2021 Palantikang.

Sabtu ∙ Pengambilan titik koordinat.


11. 17 Juli
2021

Minggu
12. 18/07/2021 ∙ Istrahat

Senin ∙ Pengimputan RDKK di BPP


13.
Bangkala.
19/07/2021
Selasa
20/07/2021 ∙ Libur Idul Adha
14.

Rabu ∙ Pembersihan di BPP


15. 21/07/ Bangkala.
2021

∙ Vaksinasi tahap 1 di
16. Kamis
Puskesmas Kapita.
22/07/2021
33

∙ Pembersihan di BPP
17. Jumat
Bangkala.
23/07/ 2021

Sabtu
18. ∙ Pembagian bibit pisang
Barangan di BPP.
24/07/2021
∙ Kegiatan penyuluhan
tentang pemanfaatan
pekaranganproduktif untuk
urban farming.

∙ Kegiatan penyuluhan
tentang pembuatan POC
dari feses sapi.

Minggu
19. 25/07/2021 ∙ Kegiatan penyuluhan
tentang pemanfaatan limbah
peternakan sebagai pupuk
organik pada tanaman hias.
∙ Kegiataan penyuluhan
tentang pengunaan POC
cucian beras pada tanaman
hias.
∙ Pengenalan urban farming
pada kelompok Wanita tani.

Senin ∙ Ujian tengah semester.


20. 26/07/2021
34

Selasa ∙ Ujian tengah semester.


21. 27/07/2021

Rabu ∙ Ujian tengah semester.


22. 28/07/2021

Kamis ∙ Ujian tengah semester.


23. 29/07/2021

Jumat ∙ Kegiatan penyuluhan


24. 30/07/2021 tentang pembuatan POC
dari kotoran ternak.
∙ Kegiatan penyuluhan
tentang pembuatan POC
dari Bonggol pisang.
Sabtu ∙ kerja bakti di BPP
25. 31/07/2021

Minggu ∙ -Istrahat
26. 01/08/2021

Senin ∙ Pengambilan Ubinan jagung


27. 02/08/2021 di Desa Gunung silanu.

Selasa ∙ Pengimputan Kenaikan


28. 03/08/2021 pangkat dan golongan
pegawai BPP .
Rabu ∙ Pengambilan Ubinan jagung
29. 04/08/2021 di Desa Gunung silanu.
35

Kamis ∙ Penyusunan Laporan PKL I.


30. 05/08/2021

Jumat ∙ Kerja bakti di BPP


31. 06/08/2021

Sabtu ∙ Penyusunan laporan


32. 07/082021

Minggu ∙ Penyusunan laporan


33. 08/08/2021

Senin ∙ Perpisahan di BPP


34. 09/08/2021 Bangkala

Selasa ∙ Penarikan
35. 10/08/2021

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Buhaerah, S.ST, MP Vandalisna, SP,.M.Si


NIP. 1957110 198101 1 002 NIP. 19690824 200112 2001
36

LAMPIRAN 2. SK Pelaksanaan Kegiatan PKL


SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN (PKL) I

MAHASISWA JURUSAN PERTANIAN DAN JURUSAN PETERNAKAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA

Penyelenggara kegiatan
Menerangkan bahwa mahasiswa Polbangtan Gowa di bawah ini:

a. Nama : Nur Aqifah Rahman

b. NIRM : 05.03.19.1821

c. Jurusan : Peternakan

Telah melaksanakan kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) I selama 42


hari, dimulai pada tanggal 01 Juli sampai 10 Agustus 2021 bertempat di
Desa Palantikang., Kec.Bangkala, Kab. Jeneponto, Provinsi Sulawesi
Selatan.

Selasa, 10 Agustus 2021

Mengetahui,
Pembimbing Ekstern Penyelenggara Kegiatan

MAKKARAENG, SP.,M.AP NUR AQIFAH RAHMAN


NIP. 1978040 1200801 1 013 NIRM. 05.03.19.1821
37

LAMPIRAN 3. Daftar Hadir Pertemuan Petani dengan Mahasiswa PKL I


38

LAMPIRAN 4. Resume Hasil Pertemuan


39

LAMPIRAN 5. Lembar Persiapan Menyuluh

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH


(LPM)

Judul : Penggunaan limbah ternak pada tanaman Hias

Tujuan : Agar Wanita tani dapat memanfaatkan limbah ternak Sebagai


bahan pupuk untuk tanaman Hias.

Metode : Ceramah, diskusi, anjangsana perorangan,dan demosntrasi

Media : Leaflet

Sasaran : Wanita Tani

Waktu : 45 menit

Tempat : Rumah Petani

Kegiatan :

Pokok Waktu
N Kegiatan Uraian Kegiatan (menit)
o
.
1 Pembukaan - Perkenalan
. 5
- Penjelasan maksud dan tujuan

2 Isi/Materi - Apa itu pupuk organik 9


40

- Manfaat pupuk organik bagi tanaman 3


hias

- Cara pembuatan pupuk dari feses sapi 10

- Cara pengaplikasian 3

- Diskusi 10

3 Penutup - Kesimpulan hasil pertemuan


. 5
- Salam penutup

Jumlah 45

Mengetahui

Pembimbing eksternal Mahasiswa

MAKKARAENG, SP.,M.AP NUR AQIFAH RAHMAN

NIP. 1978040 1200801 1 013 NIRM. 05.03.19.1821


41

LAMPIRAN 6 Sinopsis
SINOPSIS
“PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK
PADA TANAMAN HIAS”
Bahan organik berfungsi sebagai penyimpanan unsur hara yang
secara perlahan akan dilepaskan kedalam larutan air tanah dan
disediakan bagi tanaman. Ada lima cara dasar penanganan bahan organik
sebagai berikut: 1) memberikan langsung ke tanah, baik itu sebagai mulsa
pada permukaan tanah maupun dipendam dalam tanah, 2)membakar
(mengakibatkan mineralisasi), 3) membuat kompos 4) menjadikan sebagai
pakan ternak atau 5) memfermentasikan dalam instalasi biogas.

Manfaat pupuk organik dari feses sapi untuk tanaman hias:


 Mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding pupuk
anorganik
 Memberi kehidupan mikroorganisme tanah.
 Menjembatani hara yang sudah ada di tanah.
 Membantu menjaga kelembaban tanah.
 Mencegah erosi lapisan tanah.
Alat Dan Bahan

Alat: Bahan:
Ember serta penutupnya Feses sapi kering sebanyak 5 liter
Corong dan pengaduk Jerami sebanyak 1 kwintal
EM4 : 10 Tutup Botol
5 sendok gula pasir
5 Liter Air

Prosedur Pelaksanaan:
1. Menyiapkan jerami yang tela dipotong-potong kecil
2. Masukkan jerami dan feses sapi kering kedalam ember yang telah
42

disiapkan
3. Tambahkan air yang telah dilarutkan gula dan mikroba pengompos
(EM4) diatas permukaan jerami
4. Tutup ember dengan rapat dan simpan ditempat yang tidak terkena
matahari secara langsung
5. Pada hari ke-2, buka penutup sebentar dan aduk agar gas-gas
yang terbentuk dapat keluar, lalu tutup kembali. Lakukan seperti itu
hingga hari ke-7 dan tutup selama 2 minggu.
6. Pupuk Kompos (organik) feses sapi yang sudah selesai
difermentasi, sudah bisa digunakan untuk memupuk tanaman.
Proses fermentasi berjalan sukses ditandai dengan bau khas
seperti tape.
Cara Pengaplikasian:
Sebaiknya kompos cukup ditabur dipermukaan tanah setebal 5 cm-10 cm
sehingga nutrisi yang terkandung akan terserap secara perlahan dan ideal
bagi tanaman.

Mengetahui

Pembimbing eksternal Mahasiswa

MAKKARAENG, SP.,M.AP NUR AQIFAH RAHMAN

NIP. 1978040 1200801 1 013 NIRM. 05.03.19.1821


43

LAMPIRAN 7. Dokumentasi Kegiatan PKL I

Ket. Penerimaaan mahasiswa PKL 1 di dinas pertanian jeneponto

Ket. Kunjungan babinsa,kepala puskesmas dan ibu kepala desa agar


melakukan isolasi mandiri selama 11 hari

Ket. Penyusunan agenda program kerja selama melakukan PKL di


kec.bangkala
44

Ket. Pengambilan RDKK /Titik koordinat disetiap desa di kecamatan


bangkala

Ket. Melakukan kunjungan kepeternak ayam

Ket. Melakukan penyuluhan disuatu desa/kelompok tani


45

Ket. Melakukan penyuluhan disuatu desa/kelompok tani

Ket. Melakukan penyuluhan disuatu desa/kelompok tani

Ket. Melakukan penyuluhan disuatu desa/kelompok tani


46

Ket. Melakukan penyuluhan disuatu desa/kelompok tani

Ket. Pengambilan ubinan jagung disalah satu desa yang ada dikecamatan
bangkala

Ket. Pengambilan ubinan jagung disalah satu desa yang ada dikecamatan
bangkala
47

Ket.melakukan kerja bakti setiap hari jumat dikantor BPP Bangkala

Anda mungkin juga menyukai