Oleh:
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I
DI DESA PALLANTIKANG, KECAMATAN BANGKALA, KABUPATEN
JENEPONTO, PROVINSI SULAWESI SELATAN
HALAMAN PENGESAHAN
BANGKALA.KABUPATEN JENEPONTO,PROVINSI
SULAWESI SELATAN.
NIRM : 05.03.19.1821
KESEJAHTERAAN HEWAN
Jurusan : PETERNAKAN
Menyetujui :
Mengetahui:
Ketua Jurusan Peternakan /Ketua Program Studi Penyuluhan
Peternakan Dan Kesejahteraan Hewan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
III. METODE PELAKSANAAN 12
A. Waktu dan tempat 12
B. Materi kegiatan 12
C. Prosedur pelaksanaan 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 30
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
C. Manfaat
Arti kata materi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sesuatu
yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan,
disampaikan. Sedangkan kata dasar “suluh” yang dalam bentuk kata kerja
menjadi “penyuluhan” diartikan sebagai proses, cara, perbuatan
menyuluh. Berdasarkan kedua kata tersebut maka materi penyuluhan
secara sederhana dapat diartikan sebagai bahan yang dibicarakan dalam
menyuluh. (Wae, Derisent. 2013).
Menurut undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang SP3K, materi
penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk
yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,
hukum, dan kelestarian lingkungan.
C. Media Penyuluhan Pertanian
informasi potens iwilayah (data sekunder dan data primer) yang dilakukan
secara partisipatif. Analisis potensi wilayah adalah proses
menterjemahkan berbagai keterkaitan satu kelompok data dengan
kelompok data lain, untuk merumuskan alternative rekomendasi pola
pengembangan usahatani, berupa rancangan pemanfaatan sumber daya,
alternative jenis komoditas prioritas serta system usahatani yang sesuai
dengan wilayah tersebut.
Menurut Drajat A (2017), potensi wilayah terbagi menjadi 2 yakni potensi
fisik dan potensi nonfisik.
1. Potensi wilayah yang termasuk potensi fisik yakni:
A. Tanah, merupakan faktor yang penting bagi penghidupan dari warga
desa.
B. Air, digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
C. Manusia, dalam hal ini diartikan sebagai tenaga kerja.
D. Cuaca serta iklim, memiliki peran penting bagi warga desa.
E. Ternak, memiliki fungsi sebagai sumber tenaga hewan.
2. Potensi wilayah yang termasuk potensi non fisik yakni :
A. Masyarakat desa yang hidup secara bergotong-royong menjadi
kekuatan produksi serta pembangunan desa.
B. Aparatur desa atau pamong desa yang bekerja secara maksimal
menjadi sumber ketertiban serta kelancaran pemerintahan desa.
C. Lembaga social desa menjadi pendorong partisipasi warga desa
dalam kegiatan pembangunan desa secara aktif.
A. KEADAAN WILAYAH
1. Letak geografis
Bangkala adalah salah satu kecamatan dalam wilayah administrative
kabupaten Jeneponto. Wilayah ini terdiri dari 10 desa dan 4 keluarahan
yang merupakan wilayah kerja balai. Batas wilayah Kecamatan Bangkala
adalah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tamalatea
Sebelah Selatan berbatasan dengan Lau Flores
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bangkala Barat
2. Topografi, Tanah dan Iklim
Luas lahan yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan salah satu factor
pendukung dalam peningkatan produksi dan produktifitas dari wilayah
tersebut. Luas wilayah kecamatan bangkala sekitar 121,82 Km2.
18
4. Demografi
B. KONDISI UMUM
1. Luas Sawah
Luas tanah sawah di Kecamatan Bangkala adalah 1.044,11 Ha.
19
PengairanDTadahHuj
Tehnis ½Tehnis
Kelurahan / Desa esa an Jumlah
(Ha) (Ha)
(Non PU) (HA)
1 Mallasoro - - 25,00 36,25 61,25
2 Punagaya - - - 54,00 54,00
3 Bontomarannu - - - 18,75 18,75
4 Jenetallasa - - 17,10 10,23 27,33
5 Kalimporo - - 51,71 9,21 60,92
6 Benteng - 85,00 - 171,45 251.45
7 Pallantikang - 82,20 36,14 - 118,34
8 Kapita - - 34,60 - 34,60
9 Maryoka - - - 23,00 23,00
10 PantaiBahari - - - 21,68 21,68
11 Pallengu - - - 119,54 119,54
Tombo- 28,19 - 28,19
12 - -
Tombolo
13 GunungSilanu - 55,80 45,26 2,00 112,06
14 Bontomanai - - - 117,00 117,00
Jumlah - 223,00 238,00 583,11 1044,11
Sumber: PPL 2020
2. JumlahTernak
Kecamatan Bangkala memiliki potensi populasi hewan ternak yang
cukup, baik ternakbesar, yaitusapi, kerbau dan kuda dengan populasinya
masing-masing 5.614 ekor, 480 ekordan 8.185 ekor. Ternak kecil yaitu
20
kambing sebanyak 8.430 ekor, domba 116 ekor. Sedangkan untuk ternak
unggas terdiri dari ayam buras 192.331 ekor, itik 16.150 ekor, ayam ras
pedaging 38.285 ekor dan itik manila 978 ekor.
Tabel 5. Banyaknya ternak menurut jenis masing-masing Desa Dan
Kelurahan di Kecamatan Bangkala
.
Kelurahan / Desa Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba
Pasar Kios RM
PasarHeTempatLel
Kelurahan / Desa Umu Toko
wan ang
m
1 Mallasoro - - - - 43 -
2 Punagaya - - - - 37 11
3 Bontomarannu - - - 2 48 2
4 Jenetallasa - - - - 56 -
5 Kalimporo - - - 2 61 -
6 Benteng - - - 9 48 6
7 Pallantikang - - - 3 32 -
8 Kapita 1 - - 4 43 -
9 Maryoka 1 - -- 1 44 -
10 PantaiBahari - - - 2 56 -
11 Pallengu 1 - - 26 98 5
Tombo- - - 30 -
12 - -
Tombolo
13 GunungSilanu 1 - - - 16 -
14 Bontomanai - - - - 48 -
Jumlah 4 - - 49 660 35
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto 2020
2. Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani berupa kelompok tani dan gabungan kelompok
tani sudah terbentuk di semua desa di Kecamatan Bangkala. Jenis
kelompoknya yaitu kelompok tanidewasa,kelompok tani wanita tani dan
pemuda tani.Adapun jumlah kelompok tani dan anggotanya masing-
masing pada setiap desa sebagaimana terlihat pada tabel 5.
22
3. Kelembagaan Ekonomi
Dalam wilayah kerja Balai Penyuluhan Kecamatan Bangkala terdapat
beberapa jenis kelambagaan ekonomi yang dapat membantu petani untuk
memperoleh kebutuhannya dan memasarkan hasil produksinya. Adapun
jenis kelembagaan ekonomi, yaitu:
23
a. KUD : 2 buah
b. KiosSaprotan : 15 buah
c. BRI Unit Desa : 0 buah
d. Bank Sul-Sul : 1 buah
e. BPR : 1 buah
f. Gapoktan : 14 buah
4. Produksi dan Produktivitas yang Dicapai
a) Metode Ceramah
- Demonstrasi cara.
a. Materi Penyuluhan
Untuk materi penyuluhan yang akan dilaksanakan ditingkat
kelompok atau petani di wilayah kerja sebagai berikut:
27
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Paraf
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing
Eksternal
Penerimaan Mahasiswa PKL I
1. Kamis secara resmi di Kantor Dinas
01 /072021 Pertanian Kab. Jeneponto
Minggu ∙ Istrahat
4. 05/07/2021
Senin
5. 06/07/2021 ∙ Penerimaan mahasiswa PKL
BPP Bangkala.
∙ Penyusunan rencana
kegiatan PKL
∙ Tes PCR di Puskesmas
Bangkala.
∙ Karantina mandiri
07/07/2021-
6. 12/07/2021
Kamis
9. ∙ Pengambilan titik koordinat di
15/07/2021
Desa pantai bahari.
Minggu
12. 18/07/2021 ∙ Istrahat
∙ Vaksinasi tahap 1 di
16. Kamis
Puskesmas Kapita.
22/07/2021
33
∙ Pembersihan di BPP
17. Jumat
Bangkala.
23/07/ 2021
Sabtu
18. ∙ Pembagian bibit pisang
Barangan di BPP.
24/07/2021
∙ Kegiatan penyuluhan
tentang pemanfaatan
pekaranganproduktif untuk
urban farming.
∙ Kegiatan penyuluhan
tentang pembuatan POC
dari feses sapi.
Minggu
19. 25/07/2021 ∙ Kegiatan penyuluhan
tentang pemanfaatan limbah
peternakan sebagai pupuk
organik pada tanaman hias.
∙ Kegiataan penyuluhan
tentang pengunaan POC
cucian beras pada tanaman
hias.
∙ Pengenalan urban farming
pada kelompok Wanita tani.
Minggu ∙ -Istrahat
26. 01/08/2021
Selasa ∙ Penarikan
35. 10/08/2021
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Penyelenggara kegiatan
Menerangkan bahwa mahasiswa Polbangtan Gowa di bawah ini:
b. NIRM : 05.03.19.1821
c. Jurusan : Peternakan
Mengetahui,
Pembimbing Ekstern Penyelenggara Kegiatan
Media : Leaflet
Waktu : 45 menit
Kegiatan :
Pokok Waktu
N Kegiatan Uraian Kegiatan (menit)
o
.
1 Pembukaan - Perkenalan
. 5
- Penjelasan maksud dan tujuan
- Cara pengaplikasian 3
- Diskusi 10
Jumlah 45
Mengetahui
LAMPIRAN 6 Sinopsis
SINOPSIS
“PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK
PADA TANAMAN HIAS”
Bahan organik berfungsi sebagai penyimpanan unsur hara yang
secara perlahan akan dilepaskan kedalam larutan air tanah dan
disediakan bagi tanaman. Ada lima cara dasar penanganan bahan organik
sebagai berikut: 1) memberikan langsung ke tanah, baik itu sebagai mulsa
pada permukaan tanah maupun dipendam dalam tanah, 2)membakar
(mengakibatkan mineralisasi), 3) membuat kompos 4) menjadikan sebagai
pakan ternak atau 5) memfermentasikan dalam instalasi biogas.
Alat: Bahan:
Ember serta penutupnya Feses sapi kering sebanyak 5 liter
Corong dan pengaduk Jerami sebanyak 1 kwintal
EM4 : 10 Tutup Botol
5 sendok gula pasir
5 Liter Air
Prosedur Pelaksanaan:
1. Menyiapkan jerami yang tela dipotong-potong kecil
2. Masukkan jerami dan feses sapi kering kedalam ember yang telah
42
disiapkan
3. Tambahkan air yang telah dilarutkan gula dan mikroba pengompos
(EM4) diatas permukaan jerami
4. Tutup ember dengan rapat dan simpan ditempat yang tidak terkena
matahari secara langsung
5. Pada hari ke-2, buka penutup sebentar dan aduk agar gas-gas
yang terbentuk dapat keluar, lalu tutup kembali. Lakukan seperti itu
hingga hari ke-7 dan tutup selama 2 minggu.
6. Pupuk Kompos (organik) feses sapi yang sudah selesai
difermentasi, sudah bisa digunakan untuk memupuk tanaman.
Proses fermentasi berjalan sukses ditandai dengan bau khas
seperti tape.
Cara Pengaplikasian:
Sebaiknya kompos cukup ditabur dipermukaan tanah setebal 5 cm-10 cm
sehingga nutrisi yang terkandung akan terserap secara perlahan dan ideal
bagi tanaman.
Mengetahui
Ket. Pengambilan ubinan jagung disalah satu desa yang ada dikecamatan
bangkala
Ket. Pengambilan ubinan jagung disalah satu desa yang ada dikecamatan
bangkala
47