Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II (MAGANG BIDANG)

MANAJEMEN PERKANDANGAN SAPI POTONG


DI KECAMATAN SIMBANG, KABUPATEN MAROS, PROVINSI
SULAWESI SELATAN

Oleh:

NUR AQIFAH RAHMAN

NIRM. 05.03.19.1821

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA

KEMENTERIAN PERTANIAN

2022
i

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II (MAGANG BIDANG)

MANAJEMEN PERKANDANGAN SAPI POTONG


DI KECAMATAN SIMBANG, KABUPATEN MAROS, PROVINSI
SULAWESI SELATAN

OLEH:

NUR AQIFAH RAHMAN

05.03.19.1821

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA

KEMENTERIAN PERTANIAN

2022
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul :Praktik Kerja Lapang (PKL) II Di Kecamatan


Simbang, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi
Selatan.

Nama : Nur Aqifah Rahman

NIRM : 05.03.19.1821

Program Studi : D-IV Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan

Hewan

Jurusan : Peternakan

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. H. Abd. Azis, MP Dr. Muhammad Irfan Aryawiguna, S. E., M. Si


NIP. 19620606 200112 1 001 NIP. 19770915 200112 1 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Peternakan/Ketua Program Studi Penyuluhan Peternakan


dan Kesejahteraan Hewan

Urfiana Sara, S.Pt., M. Si


NIP. 19920108 201801 2 001
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta

hidayah-Nya yang sangat besar sehingga penulis pada akhirnya bisa

menyelesaikan Laporan Praktikum Kerja Lapang (PKL) II Di Kecamatan

Simbang Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan tepat pada

waktunya.

Rasa terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Direktur

Polbangtan Gowa Dr. Ir. Syaifuddin, M.P, Ibu Urfiana Sara, S.Pt., M.Si

selaku Ketua Jurusan peternakan Polbangtan Gowa, Bapak Ir. Abd. Azis,

MP. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Muhammad Irfan

Aryawiguna, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing II,yang selalu

memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Laporan ini dapat

disusun dengan baik.

Terimakasih juga kepada Ibu Rukiah Asrida, S.TP selaku

Koordinator BPP Kecamatan Simbang dan Bapak Abdul Hamid Selaku

Pembimbing Eksternal PKL II beserta Bapak dan Ibu penyuluh lainnya

yang ada di BPP Kecamatan Simbang yang turut membantu penulis

dalam pelaksanaan PKL II.

Penulis juga menyadari bahwa laporan ini juga masih memiliki

banyak kekurangan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran serta

masukan dari para pembaca sekalian agar penulisan laporan dengan

tema serupa yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.


iv

Gowa, September 2022

Penulis
v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 3
C. Manfaat 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 5

A. Identifikasi Wilayah Pedesaan 5


B. Budidaya Sapi Potong 7

III. METODE PELAKSANAAN 20

A. Waktu Dan Tempat 20


B. Materi Kegiatan 20
C. Prosedur Pelaksanaan 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23

A. Hasil 23
B. Pembahasan 31

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 34


vi

A. Kesimpulan 34
B. Rekomendasi 34

DAFTAR PUSTAKA 35

LAMPIRAN 36
vii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Rincian Waktu Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II 22

2. Klasifikasi Geografi Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang 25

3. Luas Desa Jarak dan Ketinggian dan Permukaan Laut Desa Bonto

Tallasa Kecamatan Simbang 26

4. Jumlah Penduduk Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang menurut

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2021 26

5. Jumlah Penduduk, Jumlah KK Tani, Luas Lahan Sawah dan Rata-rata

Luas Pemilikan Sawah di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang

Tahun 2021 27

6. Luas Lahan Sawah yang Diusahakan untuk Pertanian di Desa Bonto

Tallasa Kecamatan Simbang, Tahun 2022 27

7. Luas Lahan Bukan Sawah Yang Diusahakan Untuk Pertanian di Desa

Bonto Tallasa Kecamatan Simbang Tahun 2021 27

8. Luas Lahan Bukan Sawah yang tidak Diusahakan untuk Pertanian di

Desa Tanete Kecamatan Simbang, Tahun 2021 28

9. Banyaknya Ternak dan Unggas Menurut Jenis yang Diusahakan di

desa bonto tallasa, Tahun 2020 28

10. Banyaknya Industri Penggilingan Padi di Desa Bonto Tallasa

Kecamatan Simbang, Tahun 2021 29


viii

11. Banyaknya Kelembagaan Petani di Desa Bonto tallasa Kecamatan

Simbang, Tahun 2021 29

12. Banyaknya Kelembagaan Petani Menurut Kelas Kemampuan di Desa

Bonto Tallasa Kecamatan Simbang, Tahun 2021 29

13. Data Posluhtan dan Pengurus Posluhtan di Desa Boto Tallasa

Kecamatan Simbang, Tahun 2021 30

14. Data Gapoktan dan Pengurus Gapoktan di Desa Bonto Talasa

Kecamatan Simbang, Tahun 2021 30

15. Data Kelompok Tani di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang,

Tahun 2021 30
ix

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Peta Kecamatan Simbang 23

2. Dokumentasi kegiatan PKL II 44


x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan PKL II 37


2. Surat Keterangan Pelaksanaan Kegiatan 44
3. Dokumentasi hasil Kegiatan 45
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian hingga saat ini menjadi kebijakan

strategis dalam perekonomian nasional. Dalam Strategi Induk

Pembangunan Pertanian (SIPP), peranan tersebut digambarkan melalui

kontribusi nyata sektor pertanian terhadap pembentukan kapital;

penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi;

penyerapan tenaga kerja; devisa negara; sumber pendapatan petani/

pedagang dan pelestarian lingkungan.

Selanjutnya Kementerian Pertanian menjabarkan kebijakan

pembangunan pertanian dalam program peningkatan kompetensi dari

penyuluh pertanian maupun peningkatan di bidang usaha pertanian.

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sebagai penyelenggara

pendidikan tinggi keahlian di lingkungan Kementerian Pertanian bertujuan

menghasilkan Praktisi Agribisnis yang akan bermitra dengan pelaku

utama/ petani dan pelaku usaha. Dengan tujuan pendidikan seperti

tersebut di atas, maka proses pendidikan dirancang sedemikian rupa

sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara maksimal. Proses

pembelajaran di Polbangtan terdiri atas kuliah klasikal dan praktik mata

kuliah.

Selain praktik mata kuliah dilaksanakan PKL II Program Diploma

IV (D-IV) pada semester VI Politeknik Pembangunan Pertanian


2

(Polbangtan) Gowa. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa bersama

masyarakat merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengembangan

usaha agribisnis di pedesaan. Kegiatan PKL II dilaksanakan di beberapa

Kabupaten di Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah kerja

Polbangtan Gowa salah satunya di Kecamatan Simbang, Kabupaten

Maros.

Kecamatan Simbang resmi dibentuk dan diundangkan pada

tanggal 30 Desember 2000 dari status kecamatan pembantu menjadi

kecamatan defenitif, alasan pembentukan tersebut karena semakin

meningkatnya volume kegiatan penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan pada kecamatan

pembantu Kabupaten Maros. Pembentukan wilayah defenitif dalam

wilayah Kabupaten Maros juga berpedoman pada keputusan Menteri

Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2000 tanggal 26 Januari 2000 tentang

pedoman pembentukan masyarakat.

Etnis: Penduduk kecamatan Simbang mayoritas adalah Suku

Makassar dan Suku Bugis.

1. Jumlah penduduk: Kecamatan Simbang memiliki luas 105,31 km² dan

penduduk berjumlah 25.925 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk

sebesar 246,18 jiwa/km² pada tahun 2021.

2. Pembagian wilayah administrasi: Kecamatan Simbang memiliki 6

(enam) wilayah pembagian administrasi berupa 6 desa yaitu Desa


3

Bontotallasa (luas wilayah 7,56 km2), Desa Jenetaesa (luas wilayah

10,08 km2), Desa Samangki (luas wilayah 43, 62 km2), Desa Sambueja

(luas wilayah 19,67 km2), Desa Simbang (luas wilayah 12,02 km2), dan

Desa Tanete (luas wilayah 12,02 km2)

3. Perkembangan potensi subsektor pertanian tanaman pangan di

Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros selama tahun 2020

mengalami kenaikan sampai sekarang .Berdasarkan data yang

diperoleh komoditi yang dominan dikembangkan meliputi: padi sawah

menempati areal dengan jumlah produksi 76,50 ton. Sedangkan

komoditi yang paling rendah produksinya adalah kacang kedelai

dengan jumlah produksi sebesar 11,10 ton.

PKL II dirancang sebagai bagian dari kegiatan proses

pembelajaran di Polbangtan, dan merupakan kegiatan yang dilaksanakan

secara mandiri oleh mahasiswa dengan capaian pembelajaran tentang

agribisnis dimana mahasiswa mampu mengenal unit usaha agribisnis dan

permasalahannya, serta pemecahan masalahnya, merencanakan

wirausaha dan memiliki jiwa wirausaha. PKL II dilaksanakan dengan bobot

4 SKS atau sepadan dengan 42 hari kerja efektif di lapangan.

B. Tujuan PKL II

Tujuan dari pelaksanaan PKL II adalah memberi bekal dan

pengalaman kepada mahasiswa agar mampu melakukan wirausaha di

bidang pertanian/peternakan yang meliputi aspek:


4

1. Pengetahuan pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti yang

diusahakan, termasuk pengenalan permasalahan pada unit usaha, dan

rumusan pemecahan masalahnya.

2. Keterampilan meningkatkan keterampilan, merencanakan wirausaha

minimal salahsatu subsistem agribisnis.

3. Sikap menumbuhkan mental/jiwa wirausaha, rasa percaya diri,

tangguh, kreatif, inovatif, dinamis, disiplin, dan bertanggung jawab.

C. Manfaat PKL II

Manfaat PKL II bagi mahasiswa adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis

permasalahan dan merumuskan pemecahan masalah pada unit usaha

agribisnis sapi potong, khususnya perkandangan.

2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan

wirausaha pada minimal salah satu subsistem agribisnis sapi potong,

khususnya perkandangan.

3. Mewujudkan mental/jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa percaya diri,

tangguh, kreatif, dinamis, disiplin, bertanggung jawab, dan inovatif

pada mahasiswa.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi Potensi Wilayah

Potensi secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

mempunyai arti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya dan wilayah dalam hal ini

bermakna lingkungan daerah (Provinsi, Kabupaten, Kecamatan). Untuk

keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi potensi

wilayah Desa. Jadi “potensi Desa mengandung arti kemampuan yang

dimiliki Desa yang memungkinkan untuk dikembangkan.

Menurut Kusnadi (1996), mengemukakan bahwa agroekosistem

adalah ilmu tentang masalah pengusahaan atau pembudidayaan tanaman

pertanian di lingkungannya dalam usaha memperoleh produksi

maksimum. Untuk itu diperlukan kegiatan identifikasi potensi wilayah yang

merupakan kegiatan penggalian data dan informasi potensi wilayah (data

sekunder dan data primer) yang dilakukan secara partisipatif. Berikut

tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengidentifikasi potensi wilayah :

1. Merencanakan identifikasi potensi wilayah

2. Melaksanakan identifikasi potensi wilayah

3. Menyusun laporan hasil identifikasi potensi wilayah

4. Analisis dan perumusan masalah.

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara). Ada beberapa metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu :


6

1. Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari sasaran

(responden).

2. Kuisioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

3. Observasi adalah cara pengambilan data dengan pengamatan

langsung yang dapat dilakukan dengan menggunakan seluruh alat

indera.

Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan metode

pendekatan belajar mengenai kondisi dan kehidupan pedesaan, dari,

dengan, oleh masyarakat pedesaan sendiri, meliputi kegiatan

menganalisis, merencanakan dan bertindak. Metode pendekatan PRA

dikembangkan dengan tujuan:

1. Tujuan praktis (jangka pendek): menyelenggarakan kegiatan bersama

masyarakat, untuk mengupayahkan penuhan kebutuhan praktis dan

peningkatan kesejatraan masyarakat sekaligus sebagai sarana

pembelajaran.

2. Tujuan strategis (jangka panjang) adalah mebawa visi sebagaimana

dikemukakan itu, yaitu mencapai pemberdayaan masyarakat dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran.


7

B. Budidaya Sapi Potong.

1. Pemilihan Bibit Sapi Potong

Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama

sebagai penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sapi tipe pedaging.

Adapun ciri-ciri sapi pedaging adalah seperti berikut: tubuh besar,

berbentuk persegi empat atau balok, kualitas dagingnya maksimum dan

mudah dipasarkan serta laju pertumbuhan cepat, cepat mencapai

dewasa, efisiensi pakannya tinggi (santoso, 1995). Menurut Abidin (2006)

sapi potong adalah jenis sapi khusus dipelihara untuk digemukkan karena

karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging

cukup baik.

Sapi potong lokal Indonesia mempunyai keragaman genetik yang

cukup besar dan mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tropis yang

kering (udara panasdengan kelembaban rendah dan tata laksana

pemeliharaan ekstensif, kuantitas dan kualitas pakan terbatas, relative

tahan serangan penyakit tropis dan parasit, serta performans

reproduksinya cukup efisien. Keunggulan tersebut berpotensi untuk

dimanfaatkan sebagai materi genetik dalam pengembangan sapi potong

yang unggul.

Bibit sapi potong yang akan digunakan sebagai ternak bakalan

sangat menentukan keberhasilan pengelolaan usaha penggemukan sapi

potong. Petani ternak sapi potong idealnya juga harus tahu betul dengan

pengetahuan pembibitan sapi potong dengan model penggemukan.


8

Dalam menentukan pemilihan bibit sapi potong yang akan digemukkan

dianjurkan memilih bibit sapi potong yang tercatat sebagai jenis ternak

unggul lokal maupun sapi impor atau hasil persilangan.

Pemilihan bibit bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan

pengalaman. Sapi-sapi dipilih berdasarkan genetik, tingkat pertumbuhan

dan pencapaian berat badan pada umur tertentu yang tinggi serta tidak

terdapat cacat tubuh yang dapat menurun, keserasian bentuk dan ukuran,

berumur 1,5 – 2 tahun, jenis kelamin jantan, kondisi sapi sehat,

ditunjukkan dengan mata yang bersinar, bulu halus , gerakan lincah, dan

kondisi kotoran normal (Prabowo, 2007).

Menurut Drh. Harjuli Hatmono Msi dalam buku Model Agribisnis

Sapi Pedaging yaitu jenis sapi unggul lokal yaitu sapi PO (Peranakan

Ongole), sapi Bali dan sapi Madura. Sapi unggul impor atau hasil

persilangannya yaitu sapi Brahman, sapi Angus, sapi Ongole dan sapi

Simental yang merupakan hasil dari Inseminasi Buatan.

2. Pengadaan dan Pemberian Pakan

Pakan adalah semua bahan makanan yang dapat diberikan

kepada ternak dan tidak mengganggu kesehatan ternak. Kebutuhan

ternak terhadap jumlah pakan tiap harinya tergantung dari jenis atau

spesies, umur dan fase pertumbuhan ternak (dewasa, bunting dan

menyusui). Penyediaan pakan harus diupayakan secara terus-menerus

dan sesuai dengan standar gizi ternak tersebut (Kusnadi, 1992).


9

Umumnya bahan pakan terdiri dari 2 macam, yaitu pakan berserat

(roughages) dan pakan penguat (konsentrat). Kelompok bahan pakan

berserat adalah hijauan (rumput alam, rumput budidaya, leguminosa, dan

tanaman lainnya) serta limbah pertanian (jerami padi, daun/jerami jagung,

pucuk tebu). Bahan pakan konsentrat terdiri dari biji-bijian, umbi-umbian,

bahan pakan asal hewan, dan limbah industri pertanian. Pemberian bahan

pakan tambahan (feed additive), berupa vitamin, mineral, antibiotika,

hormon, enzim (Anggorodi, 1994).

Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan

untuk mencapai pertambahan bobot badan yang setinggi-tingginya dalam

waktu relatif singkat. Untuk itu pemberian pakan hendaknya disesuaikan

dengan kebutuhan ternak baik dari segi kuantitas maupun nilai gizinya.

Pakan hijauan diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % dan pakan

konsentrat 1 – 2 % dari bobot badan ternak. Pemberian hijauan dapat

dilakukan 3 kali sehari yakni pada pagi hari, siang hari dan sore hari,

sedangkan pakan konsentrat diberikan pagi hari sebelum pemberian

hijauan (Siregar, 2013).

3. Pengadaan dan Pemberian Air Minum

Air memang tidak dapat terlepas dari mahluk hidup. Pada

umumnya, kandungan air dalam tubuh hewan mencapai 70 % dari berat

tubuhnya, oleh sebab itu, tidak dapat disangkal jika air termasuk salah

satu komponen yang sangat penting dalam tubuh ternak (Anonim, 1991).
10

Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air

minum yang bersih. Air minum diberikan secara adlibitum, artinya harus

tersedia dan tidak boleh kehabisan setiap saat. Kebutuhan minum sapi

per hari mencapai 30 liter-50 liter. Jika kurang, bisa timbul gangguan

pencernaan. (Anonim, 2000).

Seekor sapi setiap hari rata-rata membutuhkan air antara 3 - 6

liter/ 1kg pakan kering. Oleh sebab itu, air harus cukup tersedia di

kandang apabila menginginkan pertumbuhan sapi yang baik. Kebutuhan

air minum bagi sapi sebanyak 20 – 40 liter/ekor/hari, namun sebaiknya

diberikan secara adlibitum (Abidin, 2006).

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam usaha peternakan sapi potong. Kerugian yang besar

seringkali disebabkan oleh timbulnya penyakit yang menyerang ternak –

ternak yang ada.

Sapi potong sehat merupakan faktor penting dalam meraih

keberhasilan usaha sapi potong. Karena itu perlu dilakukan pencegahan

dan pengendalian penyakit. Pencegahan dan pengendalian penyakit

adalah menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk

memandikan sapi, sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan

segera dilakukan pengobatan, mengusahakan lantai kandang selalu

kering, serta memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan

vaksinasi sesuai petunjuk.


11

Penyakit yang umum menyerang sapi adalah cacingan, kutu,

brucellosis, kembung, PMK (penyakit mulut dan kuku) dan diare. Hal ini

disebabkan oleh bakteri karena kurangnya menjaga kebersihan kandang,

peralatan dan pemberian pakan yang tidak terkontrol. Tanda-tanda sapi

sehat adalah sebagai berikut:Nafsu makan besar, Minum teratur (kurang

lebih 8 Kali sehari), Mata merah, jernih dan tajam, hidung bersih,

memamah biak bila istirahat, Kotoran normal dan tidak berubah dari hari

kehari, Telinga sering digerakkan, kaki kuat, mulut basah, Temperatur

tubuh normal antara 38,5 - 39°C dan lincah, Jarak siklus berahi ternak

teratur (terutama sapi betina atau induk).

Tanda-tanda sapi sakit adalah:Mata suram, cekung, mengantuk

dan telinga terkulai, Nafsu makan berkurang, minumnya sedikit dan

lamba, Kotoran sedikit, diare atau kering dan keras, Badan panas, detak

jantung dan pernapasan tidak normal, Badan menyusut, berjalan

sempoyongan, Kulit tidak elastis, bulu kusut, mulut dan hidung

kering,Temperatur tubuh naik-turun.

Menurut Hadi (2009), Untuk tindak pencegahan penyakit pada

ternak dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : tetap menjaga

kondisi kandang selalu bersih dengan melakukan desinfeksi pada

kandang dan peralatan kandang, sanitasi lingkungan dengan baik, periksa

kesehatan ternak secara teratur, vaksinasi ternak secara teratur terhadap

penyakit yang diketahui sering timbul di daerah tersebut, isolasi sapi yang

di duga kena penyakit agar tidak menular ke sapi yang lain.


12

5. Pengolahan Limbah

Dari berbagai produk beternak sapi, Salah satu yang menjadi

masalah hingga bisa merepotkan pemilik ternak adalah kotoran sapi.

Untuk seekor sapi betina bisa menghasilkan kotoran antara 8 sampai 10

kilogram/ harinya. (Anonimus,2005)

Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang

potensial untuk mendorong kehidupan jazad renik yang dapat

menimbulkan pencemaran. Penanganan limbah ternak akan spesifik pada

jenis/ spesies, jumlah ternak, tatalaksana pemeliharaan, areal tanah yang

tersedia untuk penanganan limbah dan target penggunaan limbah.

Penanganan limbah padat dapat diolah menjadi kompos, yaitu

dengan menyimpan atau menumpuknya, kemudian diaduk-aduk atau

dibalik-balik. Perlakuan pembalikan ini akan mempercepat proses

pematangan serta dapat meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan.

Setelah itu dilakukan pengeringan untuk beberapa waktu sampai kira-kira

terlihat kering (Nurtjahya, 2003).

6. Perkandangan

Pada prinsipnya, kandang berfungsi sebagai pelindung bagi

ternak dan penunjang produktivitasnya. Kandang melindungi ternak dari

kondisi dari keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan maupun

terhadap ancaman binatang buas dan gangguan pencuri sehingga ternak

akan memperoleh kenyamanan (Santosa, 2009).


13

Sementara sebagai penunjang produktivitas, kandang

memudahkan dalam memelihara ternak sehari–hari khususnnya

penanganan pengawasan terhadap ternak dapat dilakukan lebih teliti, baik

menyangkut masalah kesehatan, produksi (termasuk laju pertumbuhan–

perkembangan), dan reproduksi ternak. Manfaat kandang yang berkaitan

dengan fungsi tersebut di atas adalah memudahkan pada waktu

pengambilan, pengumpulan, dan pembersihan kotoran ternak berupa

campuran antara feses, urine, dan sisa pakan yang berguna bagi lahan

pertanian (Rianto dan purbowati, 2013).

a. Syarat Kandang

Persyaratan untuk mendirikan kandang yang langsung

berhubungan dan berpengaruh pada kelangsungan hidup ternak dan tata

laksana pemeliharaannya. Ada 4 faktor yang termasuk dalam persyaratan

ini, yaitu faktor lingkungan (empironment), lokasi, tata letak (lay out), dan

karakteristik kandang. Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam

mendirikan kandang antara lain:

1) Lingkungan. Produksi ternak dipengaruhi oleh iklim setempat, baik

secara langsung terhadap ternak maupun secara tidak langsung

melalui lingkungan ternak. Faktor iklim yang secara langsung

berpengaruh terhadap ternak adalah sinar matahari, suhu udara dan

kelembaban udara.Tipe bangunan kandang yang paling cocok dengan

tingkat teknologi sederhana khusus untuk usaha ternak di Indonesia

adalah kandang dengan dinding setengah terbuka. Kelebihan kandang


14

tersebut adalah sirkulasi udara dapat berlangsung secara optimal

sehingga udara panas, lembab, dan kotor dapat dikeluarkan dari

dalam kandang.

2) Lokasi

a) Dekat dengan sumber air

b) Topografi (struktur tanah, ketinggian permukaan tanah, dan profil

tanah).

c) Dekat dengan sumber pakan dan jalur transportasi.

3) Tata Letak. Penempatan kandang hendaknya disesuaikan dengan

arus alir udara, air dan lalu lintas kegiatan. Hal ini untuk menghindari

terjadinya kontaminasi dan penularan penyakit. Lokasi yang ideal

untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh

dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan.,

kandang harus terpisah dari rumah tinggal minimal jarak 10 m (Rianto

dan Purbowati, 2013).

4) Karakteristik kandang. Menurut (Rianto dan Purbowati, 2013)

Persyaratan umum yang harus dipenuhi pada suatu kandang antara

lain sebagai berikut :

a) Luas ruang sesuai dengan bangsa sapi, umur, jenis kelamin, dan

jumlah sapi yang dipelihara.

b) Spesifikasi disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

c) Bahan yang digunakan dipilih dan bahan yang relatif kuat, tidak

terkontaminasi dengan bahan beracun, dan tahan lama.


15

d) Biaya relatife murah.

e) Sirkulasi udara baik

f) Bahan dan alat yang digunakan tidak menyulitkan dalam

pembersihan dan sanitasi

g) Dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum

h) Untuk kandang ganda (head to head), perlu dilengkapi dengan

lorong untuk memudahkan lalu lintas kegiatan.

Hal tersebut juga di nyatakan oleh (Rasyid, 2007) Kontruksi

kandang harus kuat dan tahan lama, qpenataan dan peralatan kandang

hendaknya dapat memberikan kenyamanan kerja bagi petugas dalam

proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan, pemeriksaan

birahi, pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan, mempunyai

permukaan yang lebih tinggi dari kondisi sekelilingnya sehingga tidak

terjadi genangan air dan pembuangan kotoran lebih mudah, tersedia

sumber air, dekat dengan sumber pakan, transportasi mudah terutama

untuk pengadaan pakan dan pemasaran, serta areal yang dapat

diperluas.

b. Tipe Kandang

Tipe kandang berdasarkan bentuK dan fungsinya terdiri atas

kandang individu dan kandang kelompok atau koloni (Murtidjo, 1992).

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari

jumlah sapi yang dimiliki. Pada tipe kandang tunggal terdiri satu baris

kandang atau satu jajar yang dilengkapi lorong jalan dan selokan atau
16

parit. Sedangkan kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan

pada dua jajaran yang saling berhadapan (head to head ) atau saling

bertolak belakang (tail to tail ) yang dilengkapi lorong untuk memudahkan

pemberian pakan dan pengontrolan ternak.

c. Bagian - bagian Kandang

Bangunan kandang harus memberikan jaminan hidup yang sehat

dan aman bagi sapi dan tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan

tata laksana (Prasetya, 2012). Oleh karena itu kandang harus memiliki

kontruksi, bentuk dan kandang harus dilengkapi dengan atap, dinding,

ventilasi, lantai, tempat pakan, tempat air minum, selokan/parit, tempat

penampungan kotoran, petak kandang, feed alley dan service alley

(Firman, 2010). Konstruksi Kandang harus berpondasi kuat serta terbuat

dari bahan-bahan ekonomis. Berikut yang harus ada di dalam kandang:

1) Atap: Untuk atap kandang sebaiknya disesuaikan dengan keadaan

iklim lingkungan sekitar. Kebanyakan orang memilih asbes, rumbia,

seng dan genteng sebagai bahan penutup kandang.

2) Lantai: Kemiringan lantai maksimal 5 derajat agar urine sapi yang

keluar dapat diserap maupun mengalir ke selokan. Lantai kandang

bisa dibuat menggunakan beton, tanah atau kayu yang tidak licin.

Masyarakat desa pada umumnya menggunakan jerami dan

rerumputan kering.

3) Dinding: Dapat dibuat dari bahan kayu, beton maupun kayu.

d. Sanitasi Kandang
17

Sanitasi selain tindakan untuk menjaga kebersihan juga untuk

mencegah terjangkitnya penyakit serta meminimalkan kemungkinan

penularan penyakit. Pembersihan pada kandang meliputi palung, lantai

dan selokan kandang kemudian sapi dimandikan setiap sebelum

pemerahan agar kotoran pada tubuh ternak sapi tidak mengkontaminasi

susu pada saat proses pemerahan (Anitasari, 2008). Sanitasi adalah satu

tindakan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak sapi melalui

kebersihan. Dengan sanitasi yang baik dan benar, ternak sapi dapat

terbebas dari penyakit yang disebabkan oleh : bakteri, virus ataupun

parasit.Beberapa tindakan sanitasi yang wajib dilakukan yaitu:

a. Selalu membersihkan peralatan yang telah digunakan dengan cara:

a) Menggunakan disinfektan seperti : creolin, Lysol, dll.

b) Menjemur langsung pada cahaya matahari.

c) Menggunakan air mendidih

b. Menjaga kebersihan kandang dengan cara :

a) Merancang ventilasi kandang agar aliran udara dapat berjalan

dengan lancar.

b) Merancang bangunan kandang agar sinar matahari dapat masuk

kedalam kandang.

c) Tidak membiarkan kotoran sapi menumpuk di kandang.

d) Segera membersihkan sisa-sisa pakan yang tercecer di lantai

kandang.
18

e) Menjaga kebersihan areal diluar kandang, seperti membersihkan

semak-semak, sampah peternakan, dll.

c. Menjaga kebersihan badan sapi , salah satunya dengan cara

memandikan sapi. Badan sapi terutama pada bagian kulit, seringkali

kotor akibat: kulit ari yang mengelupas atau debu/ lumpur yang

melekat bersama dengan keringat dan lemak sapi. Kulit yang kotor ini

dapat menyebabkan hal-hal yang merugikan yaitu :

a) Radang kulit.

b) Menyulitkan sapi untuk membuang zat yang merugikan melalui

keringat.

c) Sapi kesulitan untuk mengatur suhu badannya.

d) Mengganggu kenyamanan sapi sehingga pertumbuhannya tidak

maksimal.

e) Segera mengubur dalam-dalam atau membakar bangkai sapi yang

mati akibat penyakit yang membahayakan.

d. Menjaga kebersihan petugas/ pekerja kandang, untuk menghindari

penyebarluasan kuman dengan cara selalu membersihkan anggota

badan dengan air hangat dan sabun ataupun disinfektan.

e. Menjaga kebersihan pakan dengan cara menghindari pemberian

pakan yang tercemar oleh bahan-bahan yang membahayakan seperti :

a) Tanah ataupun lumpur kotor.

b) Hama ulat.

c) Jamur/cendawan.
19

d) Terkontaminasi logam seperti Besi (Fe), Seng (Zn), dll.

e) Peralatan Kandang

Kegiatan pemeliharaan ternak, dibutuhkan peralatan untuk

keperluan di dalam kandang. Peralatan hendaknya selalu dalam keadaan

bersih, adapun peralatan kandnag yang diperlukan antara lain sebagai

berikut: Ember, digunakan untuk mengangkut air, pakan penguat, dan

memandikan ternak. Sebaiknya ember terbuat dari bahan antikarat,

seperti ember plastik. (Anonim, 2012)

e. Tinggi Kandang

Kandang di daerah yang mempunyai suhu lingkungan yang agak

panas (daratan rendah dan pantai) hendaknya dibagun lebih tinggi

daripada kandang yang ada di daerah pegunungan. Hal ini dimaksudkan

agar udara panas didalam ruangan kandang lebih bebas bergerak atau

berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup sejuk (Wello,

2011).
20

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) II mahasiswa semester VI

dilaksanakan mulai minggu ke-4 Juli sampai minggu ke-1 September

2022. Adapun lokasi PKL II di Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros,

Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Materi Kegiatan

Materi kegiatan yang akan dilaksanakan pada Praktik Kerja

Lapangan (PKL) II difokuskan mengenai tata laksana perkandangan

ternak sapi potong, dimana perkandangan merupakan salah satu hal

terpenting yang harus diperhatikan dalam usaha yang prospektif. Untuk itu

disusunlah rencana kegiatan yang akan dilakukan dilokasi Praktik Kerja

Lapangan (PKL) II meliputi:

1. Jenis kandang

2. Atap, dinding, dan lantai kandang

3. Ventilasi kandang

4. Tempat pakan dan minum

5. Perlengkapan kandang

6. Sanitasi kandang
21

C. Prosedur Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) II

yaitu sebagai berikut:

1. Sebelum ke lapangan, mahasiswa terlebih dahulu diwajibkan

mengikuti kegiatan pembekalan yang dilaksanakan oleh panitia di

Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Gowa.

2. Menyusun rencana kegiatan dalam bentuk proposal secara individu

dan di konsultasikan bersama pembimbing.

3. Menetap di sekitar lokasi PKL II.

4. Selama melaksanakan PKL II, mahasiswa wajib membuat jurnal

harian, melengkapi bukti fisik kegiatan dan dokumentasi seluruh

kegiatan PKL II, serta melakukan konsultasi secara intensif dengan

pembimbing eksternal mengenai kondisi dilapangan.

5. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.

6. Membuat laporan secara individu.

7. Melaporkan kegiatan kepada pembimbing internal dan eksternal.

8. Mengikuti ujian PKL II di kampus Politeknik Pembangunan Pertanian

(POLBANGTAN) Gowa.
22

Pelaksanaan PKL II tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II

No. Tahapan Kegiatan Waktu (Hari)

1. Persiapan :

a. Survey calon lokasi 3

b. Pembekalan 1

c. Penyusunan proposal 7

2. Pelaksanaan :

a. Pelaksanaan dan pembuatan laporan PKL II 21

3. Pengakhiran :

a. Konsultasi dan perbaikan laporan 7

b. Ujian PKL II di Lokasi 1

TOTAL 40 hari
23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Identifikasi Potensi Wilayah

Secara geografis Wiliyah Administrasi Binaan Penyuluhan Pertanian


untuk Desa Bonto Tallasa dengan luas Desa 12 Km2 dengan luas Sawah
491 hadan jumlah kelompok tani 13 (tigabelas) kelompok.

PETA ADMINISTRATIFKECAMATAN
SIMBANG

Gambar 1. Peta Kecamatan Simbang

Desa Bonto Tallasa masuk wilayah Kecamatan Simbang terletak


sekitar 2 km dari Ibu Kota Kabupaten Maros dan sekitar 14 km dari Pusat
Pemerintahan Kecamatan Simbang. Daratannya terdiri atas tanah
persawahan yang subur terbentang luas sekitar 12 Km2 dengan jumlah
penduduk sebanyak 4224 jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk tahun
2021.
Adapun batas-batas wilayah Desa Bonto Tallasa sebagai berikut :
- Utara : Kelurahan Bori Bellaya Kecamatan Turikale
-Sebelah Timur : Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang
24

-Sebelah Selatan : Desa Allaere Kecamatan Turamatan Tanralili


-Sebelah Barat : Kelurahan Pettuadae Kecamatan Turikale
Wilayah Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang terdiri dari
beberapa dusun yaitu :
a. Dusun Bonto Paddingin
b. Dusun Pakere
c. Dusun Makuring
d. Dusun Banyo
e. Dusun Ujung Paku
f. Dusun Macinna
Keadaan Topografi wilayah binaan Administrasi Penyuluhan
Pertanian Desa Bonto Tallasa pada umumnya ditandai dengan tingginya
dari permukaan laut dengan curah hujan rata-rata, dengan tingkat erosi
sedang, berat, ringan dan tidak ada erosi.
2. Karateristik
1. Tanah
Tanah merupakan faktor utama dalam usaha pertanian
terutamadalampertumbuhantanaman. Tanah adalah sumber daya
alam yang sangat istimewa dan sangat penting khususnya dalam
bidang pertanian
2. Iklim
Berdasarkan data curah hujan 5 (lima) tahun terakhir, Desa
Bonto Tallasa Kecamatan Simbangmemiliki iklim tropis, menurut
Oldeman terdapat 2 (dua) tipe yaitu :
Tipe C.2 adalah bulan basah 2-5 bulan dan bulan kering 2-3 bulan
Tipe C.3 adalah bulan basah 5-6 bulan dan bulan kering 3-5 bulan
Bulan basah umumnya jatuh pada bulan Oktober sampai bulan
Maret. Sedangkan bulan kering jatuh pada bulan April sampai bulan
September. Puncak curah hujan tertinggi di bulan Januaridan akan
berakhir di bulan Mei. Temperatur udara berkisar antara 25 oC sampai 30
25

o
C. Temperatur terendah pada musim hujan dan tertinggi pada musim
kemarau.
3. Keadaan Geografis

Keadaan Geografis Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang dapat


dilihat pada Tabel 1. berikut ini :
Tabel 1. Klasifikasi Gografi Desa Bonto TallasaKecamatan Simbang.
Bukan Pantai
Desa Pantai Punggung
Lembah Dataran
bukit

Bonto - - - √
tallasa

Luas Desa,Jarak dan Ketinggian dari Permukaan LautDesa Bonto


TallasaKecamatan Simbang dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini, :
Tabel 2. Luas Desa, Jarak dan Ketinggian dari Permukaan LautDesa
Bonto Tallasa Kecamatan Simbang.
Jarak dari (Km)
Ketinggian Di
Luas Desa / Ibu Kota Atas
Desa Ibu Kota
Kel Kecamata Permukaan
2
Kabupaten
(Km ) n Laut (m)

Bonto 12
6 5 400
Tallasa

4. Keadaan Sumber Daya Manusia

Jumlah Penduduk Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang menurut


Kelompok Umur dan Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini:
26

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang


menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin,Tahun 2021
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelompok Umur
(jiwa) (jiwa) Penduduk (jiwa)
0–1 40 32 72
1–5 164 129 293
6 – 10 202 206 408
11 – 15 210 209 419
16 – 20 201 174 375
21 – 25 176 173 349
26 – 30 193 165 358
31 – 40 323 321 644
41 – 50 278 316 594
51 – 60 185 188 373
60 Tahun ke atas 132 207 339
Jumlah 2104 2120 4224
Sumber: Arsip Desa Bonto Tallasa,Kab. Maros, Kecamatan Simbang
Tahun 2021
Jumlah Penduduk, Jumlah KK, Jumlah KK Tani dan Rata-rata Luas
Pemilikan Sawah di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang dapat dilihat
pada Tabel 4. berikut ini :
Tabel 4. Jumlah Penduduk, Jumlah KK Tani, Luas Lahan Sawah dan
Rata-rata Luas Pemilikan Sawah di Desa Bonto Tallasa Kecamatan
Simbang, Tahun 2021.
Rata-rata Luas
Luas
Jumlah Jumlah Pemilikan
Desa Lahan
Penduduk KK Tani Sawah per KK
Sawah
Tani (Ha)
Bonto
4224 491 1.00
Tallasa
27

Sumber : BPP Kec. Simbang,Kecamatan Simbang dalam Angka


Tahun 2021
5. Keadaan Potensi Sumber Daya Alam

Data Luas Lahan Sawah untuk Pertanian di Desa Bonto Tallasa


Kecamatan Simbang dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini :
Tabel 5. Luas Lahan Sawah yang Diusahakan untuk Pertanian di Desa
Bonto Tallasa Kecamatan Simbang, Tahun 2022.
Pengairan
Non Tadah
Desa Teknis Jumlah
Teknis Hujan (Ha)
(Ha)
(Ha)
Bonto Tallasa - 200 291 491
Sumber : Tahun 2021

Data Luas Lahan Bukan Sawah untuk Pertanian di Desa Tanete


Kecamatan Simbang dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini :
Tabel 6. Luas Lahan Bukan Sawah yang Diusahakan untuk Pertanian di
Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang, Tahun 2021.
pekaran
Tegalan Hutan Perkebunan
Desa gan Lainnya
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha)
Bonto
137 - - 35 -
Tallasa
Sumber : BPP Kec. Simbang Tahun 2021

Data Luas Lahan Bukan Sawah yang tidak diusahakan untuk


Pertanian di Desa Bonto TallasaKecamatan Simbang dapat dilihat pada
Tabel 7. berikut ini :
Tabel 7. Luas Lahan Bukan Sawah yang tidak Diusahakan untuk
Pertanian di Desa Tanete Kecamatan Simbang, Tahun 2021
28

Perumahan / Industri / Kantor /


Desa Pemukiman Perkantoran Lainnya (Ha)
(Ha) (Ha)
Bonto Tallasa 10
Sumber : arsip ds bonto tallasa Kecamatan Simbang Tahun 2021

Banyaknya Ternak dan Unggas Menurut Jenis yang Diusahakan di


DesaBonto Tallasa Kecamatan Simbang dapat dilihat pada Tabel 9.
berikut ini :
Tabel 8. Banyaknya Ternak dan Unggas Menurut Jenis yang Diusahakan
di desa bonto tallasa, Tahun 2020
Ternak Jumlah Ternak
Kerbau 274
Sapi 529
Kuda 305
Kambing 88

1.196

6. Keadaan Potensi Industri

Banyaknya Industri Penggilingan Padi di Desa Tanete Kecamatan


Simbang dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini :
Tabel 9. Banyaknya Industri Penggilingan Padi di Desa Bonto Tallasa
Kecamatan Simbang, Tahun 2021
Desa Jumlah
Bonto Tallasa 10
Sumber : BPP Kec. Simbang Tahun 2019.

7. Kelembagaan Petani Yang Ada Di Kecamatan Simbang


29

Banyaknya Kelembagaa Petani di Desa Bonto Tallasa Kecamatan


Simbang dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini :
Tabel 10. Banyaknya Kelembagaan Petani di Desa Bonto tallasa
Kecamatan Simbang, Tahun 2021
Des Posluhta Klp Taruna
Gapoktan 3A WT
a n Tani Tani
Bon 1
to 1
13 1 1 1
Tall
asa
Sumber : BPP Kec. Simbang Tahun 2021

Banyaknya Kelembagaan PetaniMenurut Kelas Kemampuan di Desa


Bonto TallasaKecamatan Simbang dapat dilihat pada Tabel 11. berikut ini:
Tabel 11. Banyaknya Kelembagaan Petani Menurut Kelas Kemampuan di
Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang, Tahun 2021
No Kelas Kemamapuan Tani Dewasa KWT
1. Pemula 1 1
2. Lanjut 11
3. Madya 1
4. Utama -
Sumber : BPP Kec. Simbang Tahun 2022

Data Posluhtan dan Pengurus Posluhtan di Desa Bonto Tallasa


Kecamatan Simbang dapat dilihat pada Tabel 12. berikut ini :
Tabel 12. Data Posluhtan dan Pengurus Posluhtan di Desa Boto Tallasa
Kecamatan Simbang, Tahun 2021.
Nama Pengurus Posluhtan
Desa
Posluhtan Ketua Sekretaris Bendahara
Bonto Bonto Usman Sinar
30

Tallasa Tallasa
Sumber : BPP Kec. Simbang Tahun 2021

Data Gapoktan dan Pengurus Gapoktan di Desa Bonto Tallasa


Kecamatan Simbang dapat dilihat pada Tabel 13. berikut ini :
Tabel 13. Data Gapoktan dan Pengurus Gapoktan di Desa Bonto Talasa
Kecamatan Simbang, Tahun 2021
Nama Pengurus Gapoktan
Desa
Gapoktan Ketua Sekretaris Bendahara
Tanete Bonto Tallasa H.Syamsul
Sumber : BPP Kec. Simbang Tahun 2021

Data Kelompok Tani di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang


dapat dilihat pada Tabel 14. berikut ini :
Tabel 14. Data Kelompok Tani di Desa Bonto Tallasa Kecamatan
Simbang, Tahun 2021
Pengurus Kelompok Tani
Nama
N Kelompok Kelas
Ketu
o Tani Sekretaris Bendahara Kemampuan
a
1 Bonto Paddingin 1 Muh.Amri M.Tahir Lanjut
2 Bonto Jabaruddin Silman Lanjut
Paddingin 2
3 Bontan Syamsuddi H.Baharuddi Pemula
n n
4 Pakere Balang- Baharuddin Bungatang Muhamadon Lanjut
Balang g
5 Abbulo Sibatang H.Suyuti Madya
6 Mekar Sari Usman.N Pemula
7 Banyo Beringin M.Yusuf Hamdani Lanjut
8 Banyo Hasanudin Zaenal Lanjut
31

9 Makuring 1 Ambo dalle Lanjut


10 Makuring 2 H.Syamsul Lanjut
11 Permata A.MUH.Suk Lanjut
ri
12 Julu Atia Ansar Lanjut
13 Karaeng Loe ABD.Rauf Pemula
14 Cahaya ujung Hj Aisyah Pemula
Sumber : BPP Kec. Simbang Tahun 2021

B. Pembahasan

1. Jenis Kandang

Adapun tipe kandang yang di tempati magang yaitu terdiri dari 3

kandang terpisah yang merupakan jenis kandang tunggal terdiri satu

baris kandang atau satu jajar yang dilengkapi lorong jalan dan selokan

atau parit.

2. Atap,Dinding Dan Lantai Kandang

Atap kandang terbuat dari seng agar supaya dapat bertahan lebih

lama (awet) sehingga atap kandang terhitung aman dalam jangka waktu

yang lebih lama.Atap kandang dibuat miring dengan bagian yang

meluncur kebelakang.

Kandang yang bertempat di lokasi tidak memiliki dinding

melainkan hanya memiliki pembatas yang terbuat dari kayu saja untuk

membatasi gerak ternak dengan ternak lainnya.


32

Lantai kandang sendiri terbuat dari semen yang dibuat agak

miring agar supaya urine dan kotoran ternak dapat dengan mudah

mengalir ke selokan yang ada.

3. Ventilasi Kandang

Ventilasi berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara di dalam

kandang agar tidak kotor (bersih) .Kondisi ventilasi yang ada di lokasi

peternakan tersebut dapat dikatakan baik karena kandang dibuat terbuka

dan berada di lokasi yang rimbun sehinga udara yang ada selalu segar.

4. Tempat Pakan dan Minum

Tempat pakan dan minum dibuat menjadi satu bagian yang

terbuat dari drum yang di belah menjadi 2 bagian kemudian di paku

diantara balok kayu sebagai penahannya serta digunakan baik secara

bersamaan ataupun bergantian antara pakan dan pemberian minum

ternak.

5. Perlengkapan Kandang

Adapun perlengkapan kandang yang ada di lokasi magang yaitu:


Selang, Ember, Mesin Air, Sekop, Gerobak, Lampu, Karung.

6. Sanitasi Kandang

Berikut tindakan sanitasi yang dilakukan di lokasi magang,yaitu :

a. Peralatan yang telah digunakan kemudian dibersihkan.

b. Ventilasi udara di kandang berjalan dengan lancar.

c. Sisa-sisa pakan yang tercecer di kandang segera di bersihkan.


33

d. Kebersihan badan ternak sapi benar-benar di perhatikan yaitu dengan


cara di mandikan setiap hari.

e. Pakan tercemar kotoran tidak diberikan kepada ternak.

f. Lantai kandang selalu dibersihkan dari kotoran,


34

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan setelah pelaksanaan kegiatan PKL II yaitu

sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan Magang Bidang (PKL II) yaitu telah

merencanakan usaha peternakan sapi potong.

2. Selama Magang Bidang (PKL II) Mahasiswa telah melaksanakan

suatu usaha peternakan sapi potong di Usaha peternakan milik

bapak Muchtar,dalam proses pelaksanaannya dilaksanakan dari

pembersihan kandang dan ternak hingga pemberian pakan ternak.

dari segi perkandangan juga tergolong baik karena telah

menerapkan manajemen yang baik mulai dari lokasi kandang,jenis

kandang,ventilasi hingga sanitasi perkandangan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi untuk kegiatan PKL II yang telah dilaksanakan yaitu

koordinasi dalam pelaksanaan PKL II lebih ditingkatkan antara panitia,

pembimbing eksternal dan mahasiswa.


35

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pemeliharaan Sapi Potong. http://Suarakomunitas.net


(Online), Diakses 25 juni 2021
Anonim. 2012.SistemPerkandangan Ternak Sapi Potong.
http://infopeternakan.woordpress.com (Online), Diakses 25 Juni 2021
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. 2007. Manajemen
Pengelolaan Penggemukan Sapi Potong. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jambi: Jambi 2012. http://andinurfaini.blogspot.co.id
(Online), Diakses 25 Juni 2021
E. Rianto dan E. Prabowati, 2013. Panduan Lengkap Sapi Potong.
PenebarSwadaya. Jakarta
Hendro. 2011. Pemilihan Bibit Sapi. http://akanghendro.wordpress.com
(Online), Diakses 25 Juni 2021
https://id.scribd.com/doc/304823742/Laporan-PKL-Manajemen-
Pemeliharaan-Sapi-Potong (Online)
Kementerian Pertanian. 2015. Defisit Kebutuhan Daging Sapi Nasional.
http://www.sapibagus.com (Online),
Polbangan Gowa 2021,Panduan Praktik Kerja Lapang (PKL) II
Santosa. 2005. Cara Pemberian Pakan. http://www.pojok-vet.com
(Online), Diakses 25 Juni 2021
Saputro. 2015. Tinjauan Pustakan Manajemen Kesehatan Sapi.
http://ekoariputranto.blogspot.co.id (Online),
Sugeng, Y. B. 2002. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wello. 2012. Sistem Perkandangan Ternak Sapi Potong.
http://infopeternakan.woordpress.com (Online),
36

LAMPIRAN
37

LAMPIRAN 1.
JURNAL HARIAN KEGIATAN PKL II (MAGANG BIDANG) PROGRAM
STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN
HEWAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEBANGUNAN PERTANIAN GOWA


TAHUN 2022

Nama : Nur Aqifah Rahman

NIRM :05.03.19.1821

Lokasi PKL II (Magang Bidang) D-IV : Desa Bonto Tallasa, Kecamatan


Simbang, Kabupaten Maros.

Paraf
Pembimbing
No. Hari/Tanggal Kegiatan
Eksternal
Senin, 25 Juli 2022 Penerimaan Mahasiswa PKL II
secara resmi di Kantor Dinas
Pertanian Kab. Maros
1

Selasa, 26 Juli - Pendataan mahasiswa PKL


2022 oleh pemerintah daerah
2
setempat
- Pengenalan lokasi magang
38

Rabu, 27 Juli 2022 - Pengenalan lokasi magang

Kamis, 28 Juli 2022 Evaluasi di BPP bersama


penyuluh dan koordinator BPP
4

Jumat, 29 Juli 2022 Kerja bakti di BPP Simbang

6 Sabtu, 30 Juli 2022 Istirahat di posko

7 Minggu, 31 Juli Istirahat di posko


2022

8 Senin, 1 Agustus Mengikuti sosialisasi dari Dinas


2022 Kehutanan Kabupaten Maros
mengenai peluang usaha
39

9 Selasa, 2 Agustus - Pembersihan kandang di lokasi


2022 magang
- Pemberian pakan jerami

10 Rabu, 3 Agustus pembuatan kompos


2022

11 Kamis, 4 Agustus Evaluasi di BPP bersama


2022 penyuluh dan koordinator BPP

12 Jumat, 5 Agustus Kerja bakti di BPP Simbang


2022

13 Sabtu, 6 Agustus Istirahat di posko


2022

14 Minggu, 7 Agustus Istirahat di posko


2022
40

15 Senin, 8 Agustus - pembersihan kandang


2022
- pemberian pakan

16 Selasa, 9 Agustus - pengambilan jerami di lahan


2022 sebagai stok makanan

17 Rabu, 10 Agustus pengecekan kompos


2022

18 Kamis, 11 Agustus Evaluasi di BPP bersama


2022 penyuluh dan koordinator BPP

19 Jumat, 12 Agustus Kerja bakti di BPP Simbang


2022

20 Sabtu, 13 Agustus Istirahat diposko


2022
41

21 Minggu, 14 Agustus Istirahat di posko


2022

22 Senin, 15 Agustus Pengambilan pakan di lahan


2022 peternak

23 Selasa, 16 Agustus penyemprotan gusanex spray


2022 dan pemberian vitamin pada sapi

24 Rabu, 17 Agustus Mengikuti upacara kemerdekaan


2022 di lapangan Kecamatan Simbang
pengecekan kompos

25 Kamis, 18 Agustus Evaluasi di BPP bersama


2022 penyuluh dan koordinator BPP

26 Jumat, 19 Agustus Kerja bakti di BPP Simbang


2022
42

27 Sabtu, 20 Agustus Istirahat di posko


2022

28 Minggu, 21 Agustus Istirahat di posko


2022

29 Senin, 22 Agustus - pembersihan kandang


2022
- pemberian pakan

30 Selasa, 23 Agustus Pengambilan pakan ternak


2022

31 Rabu, 24 Agustus pengecekan kompos


2022

32 Kamis, 25 Agustus - Evaluasi di BPP bersama


2022 penyuluh dan koordinator BPP
- Foto bersama penyuluh BPP
Simbang
43

33 Jumat, 26 Agustus Kerja bakti di BPP Simbang


2022

34 Sabtu, 27 Agustus Istirahat di posko


2022

35 Minggu, 28 Agustus Istirahat di posko


2022

36 Senin, 29 Agustus - Pemberian cendramata untuk


2022 BPP Simbang
- Penarikan di Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan

Mengetahui:

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. H. Abd. Azis, MP Dr. Muhammad Irfan Aryawiguna, S. E., M. Si


NIP. 19620606 200112 1 001 NIP. 19770915 200112 1 001
44

LAMPIRAN 2.
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN (PKL) II

MAHASISWA JURUSAN PERTANIAN DAN JURUSAN PETERNAKAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA

Penyelenggara kegiatan
Menerangkan bahwa mahasiswa Polbangtan Gowa di bawah ini:

a. Nama : Nur Aqifah Rahman

b. NIRM : 05.03.19.1821

c. Jurusan : Peternakan

Telah melaksanakan kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) II selama 42


hari, dimulai pada tanggal 25 Juli sampai 30 Agustus 2022 bertempat di
Desa Bonto Tallasa., Kec.Simbang, Kab. Maros, Provinsi Sulawesi
Selatan.

Selasa, 30 Agustus 2022

Mengetahui,

Pembimbing Eksternal Penyelenggara Kegiatan

ABDUL HAMID NUR AQIFAH RAHMAN

NIRM. 05.03.19.1821
45

LAMPIRAN 3. Dokumentasi kegiatan PKL II

Penerimaan mahasiswa PKL II oleh koordinator dan bapak camat


Simbang

Pengenalan lokasi magang penyemprotan Biodin spray

Sosialisasi oleh Dinas Kehutanan evaluasi rutin di BPP


46

Bincang santai bersama penyuluh pembersihan lokasi magang

Rapat sebelum ke lokasi magang pengamatan kandang

Pemberian pakan ternak pengamatan penyakit ternak


47

Pemberian pakan ternak

Pengambilan pakan ternak dari lahan

Bincang santai bersama peternak mengenai PMK

Evaluasi rutin di BPP bersama penyuluh


48

Perencanaan pembuatan kompos

Pengamatan kandang

Pembersihan kandang
49

Kerja bakti jumat rutin

Foto bersama penyuluh BPP dan mahasiswa Polbangtan Gowa

Anda mungkin juga menyukai