Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

PENGENDALIAN HAMA WALANG SANGIT DENGAN PERANGKAP BANGKAI


KEONG MAS PADA TANAMAN PADI PRAKTIK KERJA LAPANGAN D-IV
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI KELURAHAN BONTOLEBANG
KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR

Oleh :
INDRIANY RAHMAN
05.01.20.2054

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022
i

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Pengendalian Hama Walang Sangit Dengan


Perangkap Bangkai Keong Mas Pada Tanaman
Padi Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I D-
IV Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Di
Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Galesong
Utara, Kabupaten Takalar
Nama : Indriany Rahman
Nirm : 05.01.20.2054
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Buhaerah,S.ST,.MP. Ummu Aimanah,S.TP.,M.Si.


NIP. 19571110 198101 1 002 NIP. 19780623 200212 2 001

Mengetahui :
Ketua Jurusan Pertanian/
Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Ummu Aimanah,S,TP.,M.Si.

NIP. 19780623 200212 2 001


ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu


Wa Ta‟ala, Dzat Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya,
Dzat Yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang
terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk- Nya. Berkat rahmat
dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan PKL I (magang bidang) D-IV ini. Shalawat serta salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
„Alaihi Wa Sallam, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan
penyempurna seluruh risalah-Nya.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Buhaerah,S.ST,.MP. dan ibu Ummu Aimanah,S.TP.,M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta
nasehat yang sangat berguna bagi penulis. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa selaku
penanggung jawab di Polbangtan Gowa
2. Ummu Aimanah,S.TP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Pertanian
3. Eka Aprilia Hakim, S.P. selaku POPT Galut
4. Panitia Pelaksanaan Kegiatan PKL I (magang bidang) D-IV
Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang.

Takalar, 15 Agustus 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN viii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
III. METODE PELAKSANAAN 7
A. Waktu dan Tempat 7
B. Materi Kegiatan 7
C. Prosedur Pelaksanaan 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9
A. Hasil 9
B. Pembahasan 11
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 13
A. Kesimpulan 13
B. Rekomendasi 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 16
iv

DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman


1. Alokasi Tahapan Kegiatan PKL I, Tahun 2022 7
2. Hasil Pengamatan Perangkap Walang Sangit. 9
v

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Halaman


1. Perangkap walang sangit botol ke-1 9
2. Perangkap walang sangit botol ke-2 10
3. Perangkap walang sangit botol ke-3 10
4. Penerimaan mahasiswa PKL I Polbangtan Gowa 27
dirumah ketua kelompok tani “SABAR”
5. Penerimaan mahasiswa PKL I di kantor BPP 27
kec. Galesong Utara
6. Penerimaan mahasiswa/i PKL I (Magang Bidang) 27
Polbangtan Gowa di kantor lurah kec. Galesong utara
7. Kunjungan ke lahan pertanian bayam, kangkung 28
dan padi
8. Penanaman tanaman kangkung 28
9. Pengamatan OPT pada padi 29
10. Panen Bayam di kelurahan Bontolebang 29
kec. Galesong utara
11. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara 29
12. Kunjungan ke peternak ayam pedaging di 30
kelurahan Bontolebang
13. Pembersihan di kantor BPP Galut kec. Galesong utara 30
14. Kegiatan magang bidang kelompok 6-7 di kandang 30
ayam broiler kelurahan Bontolebang, kec. Galesong
utara
15. Kegiatan pengamatan DOC (Day Old Chicken) 31
16. Kegiatan pengamatan ayam broiler dan pembersihan 31
tempat air minum
17. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara 31
18. Kenjungan ke lahan jagung di desa Pakkaba 32
19. Pemantauan ayam broiler hari ke-5 32
20. Monitoring pembimbing internal 1 oleh 32
vi

pak Buhaerah, S.ST, MP di posko 6


21. Pembersihan lapangan Bauru Dg. Gau kelurahan 33
Bontolebang kec. Galesong utara
22. Penyiraman rutin tanaman kangkung 33
23. Pemberian pakan ayam broiler usia ayam 9 hari 33
24. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara 34
25. Penggemburan tanah dengan alat cultivator 34
26. Pengamatan tanaman padi untuk melakukan 34
pengendalian hama penggerek batang bersama
POPT Galut
27. Penyemprotan hama penggerek batang pada 35
tanaman padi di kelurahan Bontolebang bersama
PPL & POPT Galut
28. Monitoring pembimbing internal 2 oleh 35
ibu Ummu Aimanah,S.TP., M.Si di posko 6
29. Monitoring dari dinas pertanian kab. Takalar di posko 6 36
30. Pembuatan perangkap dan pemasangan perangkap 37
bangkai binatang pada hama walang sangit
31. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara 37
32. Pengamatan terhadap perangkap walang sangit pada 38
tanaman padi di kelurahan Bontolebang
33. Upacara menyambut hari Kemerdekaan Republik 38
Indonesia yang ke-77 di lapangan Bauru Dg. Gau
34. Pengamatan tanaman bayam minggu ke-2 39
35. Pengamatan perangkap walang sangit minggu ke-2 39
pada tanaman padi
36. Pengamatan cabai terserang penyakit busuk buah/ 40
antraknosa di kelurahan Bontolebang
37. Panen tanaman bayam di kelurahan Bontolebang 40
38. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara 40
dan syukuran sekaligus perpisahan pada kami di
kantor BPP kec. Galesong utara
vii

39. Pembersihan dan pengecatan di kantor BPP 41


kec. Galesong utara
40. Pelepasan oleh mahasiswa PKL I Polbangtan Gowa 41
di kantor dinas pertanian kab. Takalar
41. Pembersihan dan pengecatan di kantor BPP 42
kec. Galesong utara, kab. Takalar
42. Pelepasan mahasiswa/i polbangtan gowa di kantor 43
BPP kec. Galesong utara sekaligus pelepasan
di posko 6 kelurahan Bontolebang
viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan PKL I 16


2. Format Lembar Konsultasi 25
3. Surat Keterangan Pelaksanaan Kegiatan 26
4. Dokumentasi Kegiatan PKL I (Magang Bidang) 27
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan beras di Indonesia setiap tahun cenderung
meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Untuk
memenuhi kebutuhan beras dari produksi dalam negeri, telah
ditetapkan sasaran produksi pada tahun 2016 sebesar 76,23 juta
ton gabah kering giling (GKG). Banyak tantangan yang harus
dihadapi untuk mencapai sasaran produksi tersebut. Oleh karena
itu, diperlukan berbagai upaya peningkatan produksi yang luar
biasa.
Dalam pengembangan produksi pangan khususnya padi,
petani dihadapkan kepada beberapa kendala baik yang bersifat
fisik. Salah satu kendala biologi adalah gangguan spesies
organisme yang menyebabkan penurunan baik kuantitas maupun
kualitas produk bahan sampai menggagalkan panen. Salah satu
hama serangga penting adalah walang sangit, dimana hama ini
hampir menyerang pertanaman padi setelah padi berbunga. Bulir
padi ditusuk dengan rostrumnya, kemudian cairan bulir tersebut
diisap. Akibat serangan hama ini pertumbuhan bulir padi kurang
sempurna, biji bulir tidak terisi penuh ataupun hampa sama sekali.
Dengan demikian dapat mengakibatkan penurunan kualitas
maupun kuantitas hasil.
Di Indonesia walang sangit merupakan hama potensial yang
pada waktu tertentu menjadi hama penting dan dapat
menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50%. Diduga bahwa
populasi 100.000 ekor perhektar dapat menurunkan hasil sampai
25%. Hubungan antara kepadatan populasi walang sangit dengan
penurunan hasil menunjukkan bahwa serangan satu ekor walang
sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27%
(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2009). Oleh karena itu perlu
2

dilakukan pengendalian terhadap hama walang sangit pada


pertanaman padi sehingga tidak terjadi penurunan kualitas maupun
kuantitas hasil produksi padi. Pengendalian walang sangit dapat
dilakukan dengan melakukan sanitasi lingkungan, kultur teknis,
secara biologi (menggunakan agens hayati), menggunakan
perangkap, dan secara kimiawi.
Pada umumnya dalam mengendalikan hama, petani bermitra
dengan bahan kimia atau pestisida kimiawi. Sedangkan jenis
pestisida kimiawi tersebut mempunyai dampak negatif bagi
lingkungan seperti terbunuhnya musuh alami serta hama bukan
sasaran. Untuk mengatasi atau mengurangi penggunaan pestisida
atau insektisida tersebut perlu dikaji alternatif pengendalian yang
ramah lingkungan (Qomarodin, 2006). Salah satu alternatif
pengendalian yang ramah lingkungan adalah dengan
menggunakan perangkap. Hama walang sangit sangat tertarik pada
bau busuk atau bangkai. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk
mengendalikan walang sangit menggunakan perangkap kemudian
memusnahkannya. Untuk membuat perangkap walang sangit bisa
menggunakan bangkai udang, keong mas, rajungan, ikan, atau
daging busuk. Walang sangit lebih tertarik untuk datang pada
bangkai binatang yang telah dibusukkan sehingga pengendalian
lebih mudah dilaksanakan karena terkonsentrasi pada areal sempit.
B. Tujuan
Tujuan diadakannya PKL I (magang bidang) D-IV ini
adalah :
1. Untuk mengetahui cara menganalisis masalah hama pada
penyakit tanaman padi
2. Untuk mengetahui pengendalian hama penyakit pada
tanaman padi
C. Manfaat
Kegiatan PKL I ( magang bidang ) D-IV diharapkan
memberikan manfaat berupa :
3

1. Memperoleh pengalaman dan memperluas ilmu-ilmu di


tempat praktek PKL I (magang bidang) yang belum
dikenal oleh mahasiswa.
2. Mewujudkan mental/ jiwa wirausaha, disiplin, rasa
tanggung jawab, kreatif dan sikap profesional pada
mahasiswa.
3. Memperolah informasi dan pengetahuan mengenai
penggunaan perangkap bangkai keong mas sebagai
salah satu teknik pengendalian hama.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi tanaman padi (Oryza Sativa L.)


Klasifikasi tanaman padi Oryza sativa L. menurut Susanto et. al (2003)
adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
Species : Oryza sativa L.
Tumbuhan padi (Oryza sativa L) adalah tumbuhan yang tergolong
tanaman air “waterplant”, sebagai tanaman air bukan berarti bahwa
tanaman padi itu hanya bisa tumbuh di atas tanah yang terus menerus
digenangi air, baik penggenangan itu terjadi secara alamiah sebagaimana
yang terjadi pada tanah rawa-rawa, maupun penggenangan itu disengaja
sebagaimana yang terjadi pada tanah-tanah sawah. Tanaman padi itu
dapat tumbuh ditanah daratan atau tanah kering, asalkan curahan hujan
mencukupi kebutuhan tanaman akan air (Andoko, 2002).
Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase : (1) vegetatif
(awal pertumbuhan sampai terbentuknya bakal malai/primordia); (2)
reproduktif (primordia sampai pembungaan); (3) pematangan
(pembungaan sampai gabah matang). Fase vegetatif merupakan fase
pertumbuhan organ-organ vegetatif seperti pertambahan jumlah anakkan,
tinggi tanaman, jumlah bobot, dan luas daun. Lama fase ini beragam yang
menyebabkan adanya perbedaan umur tanaman. Fase reproduktif di
tandai dengan: (a) memanjangnya beberapa ruas teratas batang
tanaman; (b) berkurangnya jumlah anakan (matinya anakan tidak
produktif); (c) munculnya daun bendera; (d) bunting; dan (e) pembungaan
(Makarim dan Suhartatik, 2008).
Tanaman padi dapat tumbuh didaerah yang memiliki curah hujan
yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama
5

4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat
yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0-1500 m dpl. Tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu
dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh
dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm
dengan pH antara 4-7 (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Klasifikasi hama walang sangit (Leptocorisa acuta T.)


Klasifikasi hama walang sangit Leptocorisa acuta T. menurut
Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Alydidae
Genus : Leptocorisa
Spesies : Leptocorisa acuta T.
Walang sangit (Laptocarisa acuta) adalah golongan serangga yang
bertipe alat mulut pencucuk dan penghisap. Serangga ini termasuk famili
Alydidae, ordo Hemiptera, makan dengan cara menusukkan alat
mulutnya yang berupa stylet dan kemudian menghisap cairan dari
tanaman yang dicucuknya (Yunus, 2015).
Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman, diletakan
satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. Lama periode bertelur
57 hari dengan total produksi telur per induk ± 200 butir. Lama stadia telur
7 hari (Feriadi, 2015).
Nimfa berwarna kekuningan, kadang – kadang nimfa tidak terlihat
karena warnanya sama dengan warna daun. Stadium nimfa 17 – 27 hari
yang terdiri dari 5 instar (Tjahyono dan Harahap, 2003).
6

Serangga dewasa berbentuk ramping dan berwarna coklat, berukuran


panjang sekitar 14 – 17 mm dan lebar 3 – 4 mm dengan tungkai dan
antenna yang panjang. Setelah menjadi imago serangga ini baru dapat
kawin setelah 4 – 6 hari, dengan masa pra peneluran 8,1 dan daur hidup
walang sangit antara 32 – 43 hari. Lama periode bertelur rata – rata 57
hari sedangkan serangga dapat hidup rata – rata 80 hari (Asikin dan
Thamrin, 2009).
Serangga dewasa Leptocorisa acuta yang panas akan bersembunyi
dibawah kanopi tanaman pada siang hari. Serangga dewasa aktif terbang
dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang relatif jauh terjadi
pada sore atau malam hari (Feriadi, 2015).
7

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat Praktik Kerja Lapang (PKL) I mahasiswa
semester IV Tahun 2022 dilaksanakan selama 42 hari dimulai pada
tanggal 20 juli 2022 s.d 30 agustus 2022. Lokasi kegiatan PKL I
(Magang Bidang) mahasiswa semester IV dilakukan di kelurahan
Bontolebang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar,
Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 1. Alokasi Tahapan PKL I, Tahun 2022.


NO. TAHAPAN KEGIATAN WAKTU
(HARI)
Persiapan :
a. Survei calon lokasi 3
1.
b. Pembekalan 1
c. Penyusunan proposal 7
Pelaksanaan :
2. a. Pelaksanaan dan 21
pembuatan laporan
Pengakhiran :
3. a. Konsultasi dan perbaikan proposal 7
b. Ujian PKL I (Magang Bidang) di Lokasi 1
Kab. Takalar
TOTAL 40 Hari

B. Materi Kegiatan
Adapun kegiatan pengendalian hama walang sangit dengan
perangkap bangkai keong mas pada tanaman padi adalah sebagai
berikut :
1. Penyediaan perangkap bangkai keong mas untuk
mengendalikan hama walang sangit pada tanaman padi.
2. Pengaplikasian perangkap bangkai keong mas
3. Gejala serangan walang sangit
8

4. Pengendalian hama walang sangit

C. Prosedur Pelaksanaan
Bahan dan Alat
 Bahan yang digunakan adalah bangkai keong mas, sabun
daia, tanaman padi.
 Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol plastik,
ember, batang bambu, kawat, tali rafia, cutter.
Prosedur Pelaksanaan
1. Lubangi dua sisi botol bekas dengan irisan memanjang
kebawah sepanjang 5- 10 cm dan lebar sayatan 3-4 cm.
2. Lengkungkan bekas sayatan ke atas agar botol tidak
kemasukan air.
3. Lubangi tutup botol untuk memasukkan kawat. Kawat ini
digunakan untuk menggantung bangkai keong mas.
4. Masukkan dan gantung bangkai keong mas dengan cara
menusukkannya ke kawat. Agar hama yang masuk
perangkap cepat mati, gunakan perekat atau cairan
detergen.
5. Letakkan perangkap di dalam petakan sawah dengan
menggunakan tiang bambu.
6. Perangkap ini dipasang dekat tanaman padi fase matang
susu dan bisa juga pada saat malainya keluar/ fase
pembungaan padi karena dimana pada fase tersebut walang
sangit sudah mulai bermunculan.
7. Banyak atau sedikitnya perangkap yang dipasang
menyesuaikan dengan luas area dan tingkat serangan hama
walang sangit.
9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil pengamatan perangkap bangkai keong mas pada
tanaman padi di kelurahan Bontolebang memberikan hasil bahwa
terdapat 28 total keseluruhan walang sangit yang terperangkap. Hal
ini dikarenakan adanya bau menyengat yang dikeluarkan oleh
bangkai keong mas berupa senyawa volatil yang terkandung pada
bangkai keong mas. Ketertarikan serangga terhadap bau
disebabkan oleh adanya senyawa volatil yang keluar dari bahan
yang mati (membusuk). Senyawa volatil dapat meningkatkan daya
tarik serangga baik dalam fase gas maupun cair serta mampu
menginduksi aktivitas biologis walau berbeda pada jarak yang jauh
dari sumbernya. Hasil pengamatan ini juga memberikan jalan
keluar bagi petani untuk mengendalikan hama walang sangit.
Fungsi dari penggunaan perangkap dari bahan yang
dibusukkan adalah untuk mengalihkan perhatian walang sangit
karena dengan perangkap tersebut walang sangit lebih tertarik
berkunjung ke tempat perangkap dibandingkan bulir padi.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Perangkap Walang Sangit.

No. Perangkap Walang Sangit Minggu Minggu Minggu


ke-1 ke-2 ke-3
1. Perangkap botol ke-1 3 2 2
walang walang walang
sangit sangit sangit

Gambar 1. Perangkap
walang sangit botol ke-1
10

2. Perangkap botol ke-2 6 5 1


walang walang walang
sangit sangit sangit

Gambar 2. Perangkap walang


sangit botol ke-2
3. Perangkap botol ke-3 4 3 2
walang walang walang
sangit sangit sangit

Gambar 3. Perangkap walang


sangit botol ke-3
TOTAL 28
KESELURUHAN walang
sangit

Pengendalian lebih mudah dilaksanakan karena bahan dan


alat yang digunakan dalam pembuatan perangkap sangat
sederhana sehingga memudahkan petani dalam melakukan
pengendalian hama walang sangit, dan pastinya cara pengendalian
ini adalah ramah lingkungan, sehingga tentunya akan menunjang
program berkelanjutan.
11

B. Pembahasan
Walang sangit (Leptocorisa acuta T.) adalah hama yang
menyerang tanaman padi setelah berbunga dengan cara
menghisap cairan bulir padi menyebabkan bulir padi menjadi
hampa atau pengisiannya tidak sempurna. Semakin tinggi populasi,
semakin tinggi intenstasi serangan, dan semakin rendah kuantitas
panen yang dihasilkan begitu pula sebaliknya. Hama walang sangit
bukan hanya dapat menurunkan hasil tetapi juga menurunkan
kualitas gabah seperti bintik-bintik coklat pada gabah akibat isapan
cairan dari hama tersebut. Lahan rawa lebak petani dalam
mengendalikan hama khususnya walang sangit menggunakan
perangkap yaitu dari bahan keong yang dibusukkan dengan cara
pengendalian tersebut intensitas kerusakan walang sangit dapat
ditekan. Walang sangit yang bergerombol datang pada perangkap
bau busuk tersebut untuk makan dan mengisap cairannya.
Pengendalian dengan menggunakan perangkap bau busuk
(keong mas) tersebut cukup efektif dibandingkan pengendalian
lainnya dalam mengendalikan walang sangit. Pengendalian walang
sangit dengan menggunakan perilaku ketertarikannya terhadap bau
– bauan tertentu ini dapat dilakukan dengan modifikasi perangkap,
artinya dibuat satu alat perangkap khusus seperti botol plastik
bekas minuman air mineral yang dilubangi sebagai tempat
masuknya walang sangit, kemudian diberi umpan berupa bangkai
keong mas yang diikat menggantung di dalam botol dan
dibawahnya diberikan larutan air sabun. Selanjutnya diikat pada
tiang bambu. Perangkap ini dipasang ketika pertanaman padi
memasuki periode matang susu/ pada saat malainya keluar (fase
pembungaan padi), bangkai keong mas akan diganti jika sudah
tidak berbau lagi.
Gejala Serangan
Salah satu hama pengganggu terbanyak pada tanaman padi
adalah walang sangit melakukan serangan pada bulir tanaman padi
12

dengan menghisap cairan tanaman sehingga mengakibatkan bulir


padi hampa dan mudah pecah pada penggilingan. Walang sangit,
merupakan hama utama dari kelompok kepik yang merusak
tanaman padi di Indonesia. Hama ini merusak dengan cara
mengisap bulir padi fase matang susu sehingga bulir menjadi
hampa. Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga hingga
tidak dapat dipanen.
Pengendalian
Serangan OPT pada produksi padi seringkali menimbulkan
kerugian yang cukup besar. Beragam cara telah dilakukan untuk
mengendalikan keberadaan OPT. Bermacam – macam teknik telah
dikembangkan untuk mengendalikan OPT pada tanaman padi.
Demikian pula untuk mengendalikan serangan hama walang sangit
telah ditemukan dan dipraktekkan cara pengendalian yang cukup
baik dan efektif mengendalikan keberadaan walang sangit dengan
perangkap bangkai pada tanaman padi.
Cara pengendalian hama walang sangit yaitu :
1. Membersihkan gulma di pematang, pertanaman, dan di
sekeliling tanaman padi.
2. Walang sangit datang di pertanaman sebelum tanaman padi
berbunga hidup pada gulma.
3. Memasang perangkap bangkai binatang seperti keong mas
karena walang sangit tertarik kepada bau bangkai.
13

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktik magang bidang dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hama walang sangit sangat tertarik pada bau busuk atau
bangkai. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan
walang sangit menggunakan perangkap kemudian
memusnahkannya.
2. Pengendalian dengan menggunakan perangkap bau
busuk (keong mas) tersebut cukup efektif dibandingkan
pengendalian lainnya dalam mengendalikan walang
sangit. Dalam pembuatan perangkap sangat sederhana
sehingga memudahkan petani dalam melakukan
pengendalian hama walang sangit, dan pastinya cara
pengendalian ini adalah ramah lingkungan.
B. Rekomendasi
Perlu dilakukan praktik lanjutan dengan menggunakan
jenis-jenis bahan yang lain untuk mengendalikan hama walang
sangit.
14

DAFTAR PUSTAKA

Adhimaharja, K. Dan Hikmat, H. 2003. Participatory


Research Araisal: Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat. Humaniora. Bandung.

Andoko, A. 2002. Budi Daya Padi Secara Organik. Penebar


Swadaya.Jakarta.

Asikin, S. Dan M. Thamrin. 2009. Balai Penelitian Pertanian


Lahan Rawa. Kalimantan Selatan.

Erdiansyah, I. Putri, S.U. 2018. Implementasi Tanaman Reafugia dan


Peran Serangga Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.)
di Kabupaten Jember. Agri Vol. 22, No 2.

Feriadi. 2015. Pengendalian Hama Walang Sangit (Leptocorisa


oratorius) Pada Tanaman Padi Sawah. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung. Kepulauan
Bangka Belitung.

Kartohardjono,A.,D.Kertoseputro.,dan T.Suryana. 2009. Hama Padi


Potensial dan Pengendalinnya. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi.

Kurniawati, N. 2015. Keragaman dan Kelimpahan Musuh Alami


Hama Pada Habitat Padi Yang Dimanipulasi dengan
Tumbuhan Berbunga. Ilmu Pertanian Vol. 18. No 1. (31- 36).

Kementerian Pertanian. 2015. Modul Pemberdayaan dalam Upaya


Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai
Tahun 2015.

Menauke, J. Assa, B. H. Pelealu, A. E. 2017. Rekomendasi


Teknologi Pengendalian Hama Secara Terpadu (Pht) Hama
Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa) Di Desa Makalonsow
15

Kecamatan Tondano Timur Kabupaten Minahasa. Jurnal


LPPM Bidang Sains dan Teknologi. Volume. 4. Nomor 1.

Makarim AK dan Suhartatik E. 2008.Morfologi dan Fisiologi Tanaman


Padi. R, Gofar N. 2012. Pemanfaatan Berbagai Jenis Pupuk
Hayati Pada Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Efisiensi Hara di Lahan Kering Marginal. Jurnal Lahan
Suboptimal. Vol 1 (1) : 31-39.

Nuryanto, B. 2018. Pengendalian Penyakit Tanaman Padi


Berwawasan Lingkungan Melalui Komponen Epidemik. Jurnal
Litbang Pertanian Vol. 37 No 1. (1-12).

Prasetyo, S.Y.J. 2015. Sistem peringatan dini serangan hama


penyakit padi di Jawa Tengah menggunakan GI dan GI*
statistic. Jurnal Ilmiah MATRIK 17(3): 205-214.

Qomarodin. 2006. Pengendalian Walang Sangit (Leptocorisa


oratorius F.) Ramah Lingkungan di Tingkat Petani di Lahan
Rawa Lebak. Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional
Pertanian. Kalimantan Selatan.

Tjahjono, B., dan I. S. Harahap, 2003. Pengendalian Hama Penyakit


Padi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Yunus, B. 2015. Populasi Hama Utama Pada Tanaman Padi.


[Skripsi]. Makasar. Fakultas Pertanian. Universitas
Hasanuddin.

Yudono, D. A. 2007. Studi Kombinasi Bentuk Perangkap Dan


Atraktan Terhadap Potensi Perangkap Walang sangit
(Leptocorisa acuta Thunberg). Skripsi Jurusan Hama
danPenyakit Tumbuhan. Universitas Jember. Jember.
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

LAMPIRAN 3. Format Surat Keterangan Pelaksanaan Kegiatan

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN


KEGIATANPKL I (MAGANG BIDANG)
PROGRAM DIPLOMA IV MAHASISWA
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
(POLBANGTAN) GOWA

Penyelenggara Kegiatan.......................................................................
Menerangkan bahwa mahasiswa Polbangtan Gowa di bawah ini :
a. Nama : Indriany Rahman
b. NIRM : 05.01.20.2054
c. Jurusan : Pertanian

Telah melaksanakan kegiatan ......................................................................


Selama .................................... jam, pada Tanggal ......................................
Bertempat di .................................................................................................

…………….Tanggal ........................2022

Mengetahui,

Pembimbing Ekstern Penyelenggara Kegiatan,

(.............................) (Indriany Rahman)

NIP. NIRM 05.01.20.2054


27

LAMPIRAN 4. Dokumentasi Kegiatan PKL I

Gambar 4. Penerimaan mahasiswa PKL I Polbangtan Gowa dirumah


ketua kelompok tani “SABAR”

Gambar 5. Penerimaan mahasiswa PKL I di kantor BPP kec. Galesong


Utara

Gambar 6. Penerimaan mahasiswa/i PKL I (Magang Bidang) Polbangtan


Gowa di kantor lurah kec. Galesong utara
28

Gambar 7. Kunjungan ke lahan pertanian bayam, kangkung dan padi

Gambar 8. Penanaman tanaman kangkung


29

Gambar 9. Pengamatan OPT pada padi

Gambar 10. Panen Bayam di kelurahan Bontolebang, kec. Galesong


utara

Gambar 11. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara


30

Gambar 12. Kunjungan ke peternak ayam pedaging di kelurahan


Bontolebang

Gambar 13. Pembersihan di kantor BPP Galut kec. Galesong utara

Gambar 14. Kegiatan magang bidang kelompok 6-7 di kandang ayam


broiler kelurahan Bontolebang, kec. Galesong utara
31

Gambar 15. Kegiatan pengamatan DOC (Day Old Chicken)

Gambar 16. Kegiatan pengamatan ayam broiler dan pembersihan tempat


air minum

Gambar 17. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara


32

Gambar 18. Kenjungan ke lahan jagung di desa Pakkaba

Gambar 19. Pemantauan ayam broiler hari ke-5

Gambar 20. Monitoring pembimbing internal 1 oleh pak Buhaerah, S.ST,


MP di posko 6
33

Gambar 21. Pembersihan lapangan Bauru Dg. Gau kelurahan


Bontolebang kec. Galesong utara

Gambar 22. Penyiraman rutin tanaman kangkung

Gambar 23. Pemberian pakan ayam broiler usia ayam 9 hari


34

Gambar 24. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara

Gambar 25. Penggemburan tanah dengan alat cultivator

Gambar 26. Pengamatan tanaman padi untuk melakukan pengendalian


hama penggerek batang bersama POPT Galut
35

Gambar 27. Penyemprotan hama penggerek batang pada tanaman padi


di kelurahan Bontolebang bersama PPL & POPT Galut

Gambar 28. Monitoring pembimbing internal 2 oleh ibu Ummu


Aimanah,S.TP., M.Si di posko 6
36

Gambar 29. Monitoring dari dinas pertanian kab. Takalar di posko 6


37

Gambar 30. Pembuatan perangkap dan pemasangan perangkap bangkai


binatang pada hama walang sangit

Gambar 31. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara


38

Gambar 32. Pengamatan terhadap perangkap walang sangit pada


tanaman padi di kelurahan Bontolebang

Gambar 33. Upacara menyambut hari Kemerdekaan Republik Indonesia


yang ke-77 di lapangan Bauru Dg. Gau
39

Gambar 34. Pengamatan tanaman bayam minggu ke-2

Gambar 35. Pengamatan perangkap walang sangit minggu ke-2 pada


tanaman padi
40

Gambar 36. Pengamatan cabai terserang penyakit busuk buah/


antraknosa di kelurahan Bontolebang

Gambar 37. Panen tanaman bayam di kelurahan Bontolebang

Gambar 38. Pertemuan rutin di kantor BPP kec. Galesong utara dan
syukuran sekaligus perpisahan pada kami di kantor BPP kec. Galesong
utara
41

Gambar 39. Pembersihan dan pengecatan di kantor BPP kec. Galesong


utara

Gambar 40. Pelepasan oleh mahasiswa PKL I Polbangtan Gowa di


kantor dinas pertanian kab. Takalar
42

Gambar 41. Pembersihan dan pengecatan di kantor BPP kec. Galesong


utara
43

Gambar 42. Pelepasan mahasiswa/i polbangtan gowa di kantor BPP kec.


Galesong utara kab. Takalar sekaligus pelepasan di posko 6 kelurahan
Bontolebang

Anda mungkin juga menyukai