Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN

KULIAH KERJA NYATA (KKN) INDIVIDU


SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021
(Periode : 79)

Disusun oleh :
Carolina Maharani Kharissa Putri
NPM : 180609868

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

KULIAH KERJA NYATA (KKN) INDIVIDU


SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021
(Periode : 79)

Yogyakarta, 2 Juni 2021

Dosen Pembimbing Lapangan, Penulis,

Agustinus Aryo Lukisworo, S.Sos., M.A Carolina Maharani K.P


NPM : 180609868

Mengetahui,
Ketua LPPM

Prof. Ir. Suyoto, M.Sc., Ph.D.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
KKN individu ini. Laporan ini disusun sebagai hasil kerja penulis dan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Laporan ini diharapkan dapat membantu warga Desa Hargorejo,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
memperhatikan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di sektor
pertanian.

Penyusunan laporan KKN ini dibantu oleh beberapa pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Suyoto, M.Sc., Ph.D., selaku Ketua LPPM Universitas Atma
Jaya Yogyakarta,
2. Bapak Agustinus Aryo Lukisworo, S.Sos., M.A., atas kesediaannya menjadi
dosen pembimbing KKN 79 kelompok 3
3. Teman-Teman KKN 79 kelompok 3 yang senantiasa memberikan
dukungan, bantuan, dan semangat,
4. Segenap dosen dan karyawan LPPM Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
5. Serta pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sadar bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan yang telah penulis
susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 1 Juni 2021

Carolina Maharani Kharissa Putri

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Carolina Maharani Kharissa Putri
NPM : 180609868

Menyatakan dengan ini :

1. Laporan KKN 79 ini adalah benar tidak merupakan salinan sebagian atau
keseluruhan dari karya sumber-sumber lain.
2. Memberikan kepada Universitas Atma Jaya Yogyakarta atas Laporan KKN 79
ini, berupa hak untuk menyimpan, mengelola, mendistribusikan, dan
menampilkan hasil karya ini selama tetap mencantumkan nama penulis.
3. Bersedia menanggung secara pribadi segala bentuk tuntutan hukum atas
pelanggaran Hak Cipta dalam pembuatan Laporan KKN 79 ini.

Demikian pernyataan ini dibuat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 1 Juni 2021


yang menyatakan,
Penulis

Carolina Maharani Kharissa Putri

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ILMIAH iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan KKN 3
1.3. Manfaat KKN 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Peranan Kuliah Kerja Nyata 5
2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 5
2.3. Persepsi Petani terhadap K3 6
2.4. Potensi Bahaya di Sektor Pertanian 6
2.5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Risiko Bahaya di Sektor
8
Pertanian
III. METODOLOGI 9
3.1. Model Pelaksanaan KKN 9
3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKN 9
3.3. Data KKN 10
3.4. Alat dan Media Pelaksanaan KKN 11
3.5. Metodologi Pelaksanaan KKN 11
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 13
4.1. Hasil 13
4.2. Pembahasan 29
V. PENUTUP 34
5.1. Kesimpulan 34
5.2. Saran 34

v
DAFTAR PUSTAKA ix
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin 1


Gambar 3.1. Peta Desa Hargorejo 9
Gambar 4.1. Cover E-book 13
Gambar 4.2. Halaman Penyusun E-book 15
Gambar 4.3. Halaman Kata Pengantar E-book 16
Gambar 4.4. Halaman Daftar Isi E-book 17
Gambar 4.5. Halaman Pendahuluan E-book 18
Gambar 4.6. Halaman Pengetahuan Umum K3 E-book 19
Gambar 4.7. Halaman Peran K3 di Sektor Pertanian E-book 20
Gambar 4.8. Halaman Potensi Bahaya Cuaca Esktrem E-book 21
Gambar 4.9. Halaman Potensi Bahaya Proses Pengangkutan Hasil Panen
22
E-book
Gambar 4.10. Halaman Potensi Bahaya Penyemprotan Pestisida E-book 23
Gambar 4.11. Halaman Potensi Bahaya Perilaku Kerja E-book 24
Gambar 4.12. Halaman Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja 1 E-book 25
Gambar 4.13. Halaman Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja 2 E-book 26
Gambar 4.14. Halaman Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja 3 E-book 27
Gambar 4.15. Halaman Penutup 28
Gambar 4.16. Tampilan Lembar Kerja Canva 29

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Timeline Unit A 30


Tabel 4.2. Timeline Penulis 30
Tabel 4.3. Logbook 31

viii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang berarti sebagian besar penduduknya
bekerja di bidang pertanian. Sampai dengan saat ini pertanian masih menjadi
pondasi utama yang mendukung perekonomian di Indonesia. Suhariyanto selaku
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia
yang bekerja di bidang pertanian berdasarkan data terbaru pada Agustus 2020 yaitu
sebanyak 128,45 juta orang dan meningkat sebesar 29,76% dari tahun sebelumnya
[1]. Sekretaris Jendral Kementan RI pada tahun 2018, Hari Priyono di acara Asian
Productivity Organization (APO) mengatakan bahwa diperlukannya pembinaan di
bidang pertanian agar dapat memperkuat ekonomi di Indonesia [2]. Sektor
pertanian memerlukan pembinaan yang dibutuhkan para petani dan pelaku usaha
agar dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian maupun kehidupannya.
Berdasarkan data BPS Kulon Progo pada update terakhir tahun 2017, luas lahan
pada Kecamatan Kokap yang digunakan sebagai sawah irigasi sebesar 64 hektar,
lahan tadah hujan sebesar 29 hektar, lahan kebun sebesar 597 hektar, dan luas lahan
yang ditanami sebesar 1.754 hektar [3].

Gambar 1.1. Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin


(Sumber : [4] BPS Kulon Progo, Update Terakhir 22 Februari 2019)

Komoditas utama di sektor pertanian pada Desa Hargorejo yaitu tanaman cengkeh
dengan menghasilkan pendapatan yang relatif besar bagi masyarakat desa disaat

1
musim panen tiba. Lahan tegalan atau kebun banyak difungsikan sebagai
perkebunan cengkeh, durian, nanas, dan petai. Area sawah dan tanaman jagung juga
masih sering dijumpai di Desa Hargorejo. Tanaman buah-buahan yang ditanam
seperti pisang, kelapa, nangka, duku, alpukat, kedondong, dan sukun. [5]

Pekerjaan sebagai petani yang menjadi mata pencaharian sebagian besar


masyarakat Desa Hargorejo dapat ditingkatkan dari segi kualitas dan pendapatan
masyarakat apabila mendapat pembinaan yang baik dari Pemerintah Daerah dan
Lembaga masyarakat setempat. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam
meningkatkan kualitas hasil pertanian adalah pembinaan mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada sektor pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan (Permenakertrans) No. 5 Tahun 2018, K3 merupakan aktivitas
yang dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dengan
mengetahui upaya pencegahan sebelum terjadi kecelakaan ataupun penyakit akibat
potensi bahaya. [6]

Sampai dengan saat ini pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di
bidang pertanian masih sering diabaikan oleh para petani, dan menganggap potensi
bahaya pada saat bekerja di lahan pertanian begitu kecil. Faktanya, masih banyak
petani-petani yang mengalami kecelakaan kerja yang disebabkan karena
mesin/peralatan, lingkungan, maupun cara/sikap dalam bekerja. Pemahaman yang
kurang akan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dapat
menyebabkan kecelakaan dan penyakit yang timbul dalam bekerja bahkan dapat
menyebabkan kematian. Terdapat beberapa potensi bahaya yang dapat mengancam
keselamatan dan kesehatan petani selama bekerja di lahan pertanian seperti bahaya
akibat cuaca ekstrem, bahaya selama proses pengangkutan hasil tani, bahaya dalam
penyemprotan pestisida, dan beberapa perilaku petani yang secara tidak langsung
dapat mendorong terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang muncul dapat
dicegah dan dikendalikan melalui upaya pencegahan dan pengendalian risiko
terhadap bahaya yang muncul. Pengendalian risiko dilakukan dengan penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) dalam bekerja di lahan pertanian dan pelatihan untuk
meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya peran K3 selama bekerja.

2
Universitas Atma Jaya Yogyakarta menghadirkan program pengabdian kepada
masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN diikuti oleh
mahasiswa sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan
mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah ke dalam
permasalahan real yang ada. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan membuat
program kerja yang dilakukan secara individu dan berkelompok dengan anggota 9
sampai 10 orang dalam satu kelompok. KKN merupakan kegiatan intrakurikuler,
sehingga menjadi mata kuliah wajib sebagai syarat menyelesaikan studi.
Berdasarkan permasalahan mengenai kurangnya pemahaman akan K3 di sektor
pertanian, penulis berfokus untuk membuat program kerja yang membahas
pentingnya K3 di sektor pertanian. Luaran program kerja ini berupa e-book yang
diharapkan dapat menjadi buku saku bagi petani akan wawasan pentingnya K3 di
sektor pertanian.

1.2. Tujuan KKN


Pelaksanaan KKN Bidang Penyuluhan ini memiliki beberapa tujuan yaitu :
a. Memberikan pemahaman mengenai konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) kepada petani di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Memberikan pemahaman mengenai potensi bahaya yang dapat muncul di sektor
pertanian sehingga sadar akan pentingnya menerapkan K3 dalam bekerja.
c. Memberikan pemahaman mengenai pengendalian risiko atau upaya pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat bekerja di sektor pertanian.

1.3. Manfaat KKN


1.3.1. Manfaat KKN untuk Masyarakat Desa Hargorejo
1. Membantu masyarakat di Desa Hargorejo untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya K3 di sektor pertanian.
2. Membantu masyarakat Desa Hargorejo mengenali potensi bahaya yang muncul
saat bekerja di lahan pertanian.
3. Memperoleh wawasan tetang konsep dasar K3.
4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan
risiko dengan upaya pencegahan dari pembahasan e-book.

3
5. Meningkatkan produktivitas kerja dan hasil panen apabila peran K3 dilakukan
dalam perkerjaan di sektor pertanian.

1.3.2. Manfaat KKN untuk Pemerintah


1. Membantu memperkenalkan pentingnya K3 pada desa-desa yang belum
terjamah oleh pemerintah melalui pelaksanaan KKN.
2. Mendukung upaya Pemerintah Desa Hargorejo dalam meningkatkan pelayanan
masyarakat di sektor pertanian.
3. Mendukung upaya Pemerintah Desa Hargorejo dalam meningkatkan ekonomi
produktif melalui sektor pertanian.

1.3.3. Manfaat KKN untuk Peserta KKN


1. Mengasah kemampuan peserta dalam mengembangkan kreativitasnya untuk
masyarakat Desa Hargorejo maupun masyarakat luas.
2. Menambah wawasan peserta dalam pelaksanaan KKN secara daring dengan
memanfaatkan media komunikasi daring.
3. Menumbuhkan rasa peduli melalui program pengabdian kepada masyarakat.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peranan Kuliah Kerja Nyata (KKN)


Kuliah Kerja Nyata atau biasa disingkat menjadi KKN, merupakan salah satu
program perkuliahan yang diadakan oleh kampus berupa kegiatan pengabdian
kepada masyarakat. KKN bersifat insidental dimana pelaksanaan kegiatan atau
program kerjanya hanya dilakukan pada waktu tertentu saja. KKN berfungsi
sebagai sarana pengembangan kompetensi sosial dan kepribadian mahasiswa pada
saat KKN dilaksanakan. Kompetensi yang muncul saat pelaksanaan KKN antara
lain, mengasah kemampuan komunikasi, berorganisasi dalam kelompok, kreativitas
untuk berfikir terbuka dalam memecahkan masalah, dan adaptasi dengan segala
keadaan desa yang bersangkutan. Kompetensi kepribadian mahasiswa yang dapat
dilihat antara lain kemandirian, etos kerja, jiwa kewirausahaan, berwibawa, peduli,
dan menjadi teladan di masyarakat.

Univeritas Atma Jaya Yogyakarta mengusung model KKN Society 5.0 dimana
pelaksanaan KKN model ini dilakukan secara daring. Hal ini dilakukan karena tidak
memungkinkan untuk menerjunkan mahasiswa ke lapangan disaat pandemi Covid-
19. Terdapat dua program selama KKN yaitu program kelompok dan program
individu. Program kerja kelompok dibagi menjadi KKN Potensi Desa dan salah satu
KKN Buku Saku atau Buku Ajar. Sedangkan program kerja individu dibagi
menjadi KKN Kewirausahaan, KKN Penyuluhan dan KKN Bidang Ilmu. Luaran
dari program kerja KKN Society 5.0 berupa e-book, video dan laporan.

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan kerja merupakan upaya melindungi pekerja dari potensi bahaya akibat
kecelakaan kerja, sedangkan kesehatan kerja merupakan pekerja yang terbebas dari
penyakit fisik maupun emosional pada saat bekerja. Tujuan K3 menurut (Permen,
2018) adalah menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan sehat dalam
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Standar sertifikasi
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja diatur dalam standar internasional
OHSAS 18001 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
yang di muat di Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2014. SMK3 digunakan untuk dalam perusahaan untuk melakukan

5
manajemen terhadap K3 dalam upaya pengendalian risiko sehingga pekerjaan
berada di tempat yang aman, meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja. [7]

2.3. Persepsi Petani Terhadap K3


Sampai dengan saat ini, masih banyak persepsi petani yang menganggap K3
sebagai kegiatan yang kurang berguna, tidak nyaman, dan mengganggu proses
pekerjaan mereka. Pemahaman tentang penerapan K3 yang kurang inilah yang
menyebabkan banyak kejadiaan kecelakaan dan penyakit akibat bekerja bahkan
hingga menyebabkan kematian. Penerapan K3 yang masih rendah dipengaruhi oleh
persepsi petani dalam menerapkan K3. Faktor karakteristik petani merupakan
persepsi yang mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan di
lingkungannya. Karakteristik petani yang mempengaruhi persepsi K3 meliputi
tingkat pendidikan, umur, penghasilan, status dan luas lahan, serta umur. Cara
mengubah presepsi petani untuk menerapkan K3 adalah pelatihan secara intensif
dengan tujuan melindungi dari kecelakaan kerja, memberikan rasa nyaman dan
aman dalam bekerja, dan meningkatkan produktivitas kerja [8]. Penulis
menggunakan media e-book sebagai salah satu bentuk pelatihan dengan
memberikan bahan pembelajaran yang berisikan materi K3, potensi bahaya, dan
upaya pencegahaannya.

2.4. Potensi Bahaya di Sektor Pertanian


Kesadaran yang rendah oleh petani akan penerapan K3 di sektor pertanian menjadi
permasalahan utama yang menimbulkan potensi bahaya. Penulis merangkum
beberapa potensi bahaya yang muncul di sektor pertanian yaitu keadaan iklim yang
ekstrem, penyemprotan pestisida, kendaraan angkut hasil panen, dan perilaku
petani yang menyebabkan kecelakaan kerja.

2.4.1. Bahaya Cuaca Ekstrem


Salah satu potensi bahaya yang muncul pada keadaan cuaca yang ekstrem adalah
paparan panas sinar matahari. Keadaan panas terik matahari pada siang hari dapat
menurunkan produktivitas kerja petani akibat panas yang langsung diterima petani
di sawah/ladang. Penurunan produktivitas kerja dapat dirasakan hingga 50% karena
kelelahan bekerja di luar ruangan yang terkena panas sinar UV. Penyakit kerja
akibat paparan panas matahari meliputi dehidrasi, kelelahan, keringat yang

6
berlebihan, pembengkakan pada anggota tubuh (kaki dan tangan), kejang otot,
pusing, gangguan neurologis, bahkan kematian. Potensi bahaya juga muncul pada
musim penghujan, dimana curah hujan yang tinggi menimbulkan beberapa potensi-
potensi bahaya. Hujan yang lebat menyebabkan banyak petani dirugikan karena
hasil tanaman yang rusak, selain itu menyebabkan kemungkinan tersambar petir di
lahan pertanian akibat tidak berlindung ke dalam ruangan, penyakit flu dan kutu air.
[9]

2.4.2. Bahaya Proses Angkut Hasil Panen


Kendaraan angkut hasil panen yang digunakan oleh petani biasanya merupakan
motor yang telah dimodifikasi dengan menambahkan kayu dikedua sisinya.
Penambahan kayu tersebut digunakan untuk menambah kapasitas angkut hasil
panen. Hal tersebut menimbulkan potensi bahaya yaitu kecelakaan kerja akibat
muatan yang terlalu banyak melebihi kapasitas angkut kendaraan. Lebar kendaraan
yang dimodifikasi dengan penambahan kayu menimbulkan potensi bahaya dimana
kendaraan modifikasi memungkinkan mengenai pengendara lain akibat menutupi
jalan. Kendaraan yang digunakan oleh petani biasanya menggunakan kendaraan
yang tidak standar sehingga menimbulkan pencemaran udara dan kebisingan.
Potensi bahaya lain yang muncul akibat penggunaan kendaraan angkut modifikasi
adalah perilaku petani yang tidak mementingkan penggunaan APD dan cenderung
berkendara dengan kecepatan tinggi di permukaan jalan yang terjal. [10]

2.4.3. Bahaya Penyemprotan Pestisida


Bahaya dari penyemprotan pestisida dapat dilihat dari prosedur penyemprotan
pestisida yang tidak benar. Hal ini dapat menyebabkan penyakit seperti keracunan
pestisida, iritasi pada kulit maupun mata, kanker, hingga kematian. Selain pengaruh
dampak terhadap kesehatan manusia, penggunaan pestisida secara terus-menerus
dapat merusak lingkungan sekitar [11]. Keracunan yang dialami oleh petani
disebabkan karena menganggap ringan pemakaian APD saat proses penyemprotan
pestisida. Meskipun tujuan penggunaan pestisida untuk membasmi musuh petani
yaitu hama, akan tetapi penggunaan dengan intensitas tinggi dapat membahayakan
kesehatan petani maupun alam sekitarnya. Hampir seluruh tahapan pengendalian
hama dengan pestisida menimbulkan risiko yang berbahaya bagi manusia. Mulai

7
dari penakaran pestisida hingga cara membuang bungkus pestisida dapat
memberikan potensi bahaya bagi manusia. Potensi bahaya yang muncul berasal dari
tangan yang menyentuh zat pestisida, teknik semprot yang salah, pencampuran
bahan baku pestisida dengan tangan yang melebihi dosis, dan wadah pestisida yang
tidak tertutup rapat. [12]

2.4.4. Perilaku Penyebab Kecelakaan Kerja


Kesadaran yang rendah akan K3 dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan,
umur, dan sikap dari petani [13]. Sikap yang cenderung menganggap ringan potensi
bahaya di sektor pertanian, memberi dampak negatif apabila terjadi kecelakaan
kerja. Aktivitas pekerjaan petani di sawah atau ladang didukung dengan alat-alat
untuk mengerjakan lahan pertanian. Alat-alat tradisional yang biasa digunakan
petani adalah cangkul, sabit, garu tanah, gosrok dan penanam benih. Alat-alat
tersebut memiliki sisi tajam yang dapat membahayakan petani. Oleh karena itu,
alat-alat tersebut dapat sewaktu-waktu melukai karena kelalaian, kurangnya
konsentrasi dan kurangnya pengalaman/pelatihan akan alat-alat tersebut. Dampak
yang ditimbulkan dari risiko bahaya berupa luka akibat tergores benda-benda tajam
tersebut. Selain itu, posisi pekerjaan mencangkul yang menunduk terus menerus
dapat menyebabkan penyakit akibat kerja yaitu cedera otot dan nyeri punggung.
[12]

2.5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Risiko Bahaya di Sektor


Pertanian
Pencegahan dan pengendalian risiko bahaya dapat dilakukan oleh para petani
dengan mengenali dan mengetahui lebih dulu akan potensi bahaya apa aja yang
mungkin terjadi dalam bekerja seperti potensi bahaya cuaca esktrem, tergigit ular,
dampak penggunaan pestisida, dan lain-lain. Setelah mengetahui potensi bahaya
maka petani dalam melakukan kegiatan preventif dengan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) selama bekerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang
sesuai dengan tujuan Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3). [14]

8
III. METODOLOGI

3.1. Model Pelaksanaan KKN


Pelaksanaan KKN pada tahun 2021 ini menggunakan model KKN Society dimana
pelaksanaan KKN tidak diterjunkan secara langsung ke lapangan, namun dilakukan
secara daring dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Kegiatan daring ini meliputi
pertemuan diskusi dengan kelompok dan bimbingan dengan Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL).

3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKN


Pelaksanaan KKN 79 dilakukan dengan membagi kelompok yang disebar pada 108
desa, salah satunya dilakukan di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah IstimewaYogyakarta. Kelompok 3 berserta penulis
didalamnya melakukan pelaksanaan KKN di desa tersebut. Waktu pelaksanaan
KKN dilakukan selama dua bulan dari Bulan April sampai Mei 2021. Selama KKN
dilakukan secara daring, penulis menggunakan software seperti Microsoft Teams
dan WhatsApp untuk berdiskusi Bersama teman-teman kelompok sekaligus
melakukan bimbingan dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Gambar 3.1. Peta Desa Hargorejo


(Sumber : http://hargorejo-kulonprogo.desa.id/ )

9
3.3. Data KKN
Data yang diperlukan dalam penyusunan program kerja KKN Bidang Penyuluhan
yaitu :
a. Data Profil Desa
Data profil desa dibutuhkan oleh penulis untuk mengetahui profil secara umum desa
yang akan dilaksanakan KKN. Data yang didapatkan berasal dari laman resmi desa
Hargorejo (http://hargorejo-kulonprogo.desa.id/). Data yang dapat diketahui berupa
informasi profil umum seperti, nama desa, nama Kepala Desa, alamat kantor desa,
website desa, kode pos desa, titik kordinat desa dalam peta, visi dan misi desa,
jumlah pedukuhan desa, dan sejarah singkat terbentuknya Desa Hargorejo.

b. Data Geografi Desa


Data geografi diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kulon Progo
pada tahun 2021. Data yang dikumpulkan meliputi lokasi Desa Hargorejo, luas
desa, luas penggunaan tanah desa, batas-batas wilayah, jarak desa dengan ibukota
kecamatan, kabupaten, dan provinsi, dan hasil pertanian desa.

c. Data Kependudukan
Data kependudukan dikumpulkan melalui data BPS Kabupaten Kulon Progo 2021.
Data yang diambil berupa banyaknya masyarakat yang bekerja di sektor pertanian.

d. Data Potensi Desa di Sektor Pertanian


Data potensi desa diambil melalui data-data sekunder yang diambil melalui laman
resmi desa, berita, dan jurnal-jurnal yang pernah melaporkan keadaan Desa
Hargorejo. Data potensi desa hanya difokuskan pada potensi desa di sektor
pertanian.

e. Data Materi K3 dan Upaya Pengendalian Risiko


Materi K3 berisikan pemahaman akan konsep dasar K3 dan K3 di sektor pertanian.
Upaya pengendalian risiko diambil dari jurnal-jurnal dengan studi kasus yang
berkaitan dengan pengendalian risiko di sektor pertanian.

10
3.4. Alat dan Media Pelaksanaan KKN
Alat dan media yang digunakan sebagai pendukung kelancaran proses pembuatan
program kerja dan luaran KKN yaitu :
a. Laptop
Laptop digunakan sebagai hardware untuk menjalan software dan penulisan
laporan, serta media dalam eksplorasi informasi.

b. Software Microsoft Teams


Microsoft Teams digunakan penulis sebagai media komunikasi untuk panggilan
video dan audio bersama dengan anggota kelompok 3 dan DPL. Penggunaan
Microsoft Teams sangat mudah karena sudah terintegrasi dengan email mahasiswa
dan ditambah dengan fitur-fitur pendukung yang memungkinkan penulis untuk
berbagi dan mengedit berkas kepada anggota kelompok dan DPL.

c. Aplikasi WhatsApp Messenger


WhatsApp (WA) Messenger digunakan oleh penulis sebagai media komunikasi
untuk berdiskusi secara langsung dengan anggota kelompok maupun DPL.
Pengoprasian WA menggunakan perangkat smartphone masing-masing anggota
kelompok. Penggunaan WA dirasa paling efektif karena alternatif komunikasi
dengan obrolan dapat dilakukan secara langsung, pribadi dan fleksibel karena dapat
dilakukan kapan saja.

d. Software Canva
Canva digunakan sebagai software pembuatan e-book yang dapat dioperasikan
secara daring dengan menggunakan aplikasi web browser seperti Google Chrome.

e. Microsoft Word
Microsoft Word digunakan sebagai media dalam penulisan laporan dan untuk
membuat catatan yang diperlukan.

3.5. Metodologi Pelaksanaan KKN


Pada sub bab ini akan dibahas metodologi pelaksanaan KKN yang diawali dengan
identifikasi masalah sampai dengan pembuatan program kerja.

11
3.5.1. Identifikasi Masalah
Tahap awal yaitu mengidentifikasi permasalahan yang muncul di sektor pertanian
Desa Hargorejo. Terdapat banyak potensi bahaya yang dapat mengancam
keselamatan dan kesehatan masyarakat selama bekerja di lahan pertanian. Salah
satu potensi bahaya adalah kegiatan penyemprotan pestisida dan penggunaan alat
angkut hasil pertanian. Potensi bahaya yang muncul dapat dicegah dan dikendalikan
melalui upaya pencegahan dan pengendalian risiko terhadap bahaya yang muncul.
Pengendalian risiko dilakukan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
dalam bekerja di lahan pertanian dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran
petani akan pentingnya peran K3 selama bekerja.

3.5.2. Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data bertujuan untuk membantu proses pembuatan program
kerja agar penulis dapat mencapai tujuan yang telah dibuat. Pengumpulan data yang
dilakukan oleh penulis menggunakan data sekunder yang didapatkan dari hasil
pencarian google seperti buku, jurnal, dan berita terkait masalah-masalah yang
muncul di sektor pertanian dan K3 beserta pengendalian risikonya.

3.5.3. Pengolahan Data


Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya diolah untuk mengetahui apakah
permasalahan di sektor pertanian perlu diperbaiki saat ini. Data yang sesuai dengan
kebutuhan penulis dan sesuai dengan tujuan kemudian digunakan sebagai dasar
pembuatan KKN Bidang Penyuluhan dalam bentuk e-book.

3.5.4. Pembuatan Program Kerja


Tahapan pembuatan program kerja KKN Bidang Penyuluhan dikerjakan dengan
menggunakan software Canva sebagai media editing e-book. Materi-materi yang
dituliskan di e-book dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami. Pengertian K3
secara umum dan K3 di sektor pertanian dibahas terlebih dahulu untuk memberikan
pemahaman kepada petani yang belum memahami K3. E-book dilengkapi dengan
gambar-gambar sesuai dengan fakta tentang keadaan yang biasa terjadi di lapangan.

12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil dari pelaksanaan KKN Society 5.0 individu yang dilakukan penulis adalah
program kerja KKN Bidang Penyuluhan. Penulis mengambil tema mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di sektor pertanian Desa Hargorejo
dikarenakan materi ini sesuai dengan bidang ilmu yang telah penulis dapatkan
selama menempuh pendidikan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada program
studi Teknik Industri. Luaran dari program kerja KKN Bidang Penyuluhan
mengenai K3 ini berupa e-book buku saku yang dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.1. Cover E-book

13
E-book yang telah disusun ini berisikan materi mengenai pentingnya keselamatan
dan kesehatan kerja di sektor pertanian, potensi bahaya apa saja yang mungkin
muncul dalam bekerja, dan upaya pengendalian risiko bahaya di sektor pertanian.
E-book yang memuat pengetahuan dasar mengenai K3 ini diharapkan dapat
digunakan oleh masyarakat Desa Hargorejo khususnya yang bekerja di bidang
pertanian sebagai media pembelajaran dan pembekalan dalam menerapkan
kesehatan dan keselamatan kerja pada saat bekerja, serta dapat meningkatkan
produktivitas kerja petani.

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pembahasan isi e-book mulai dari
halaman depan (cover) e-book, halaman penyusun, kata pengantar, daftar isi,
pendahuluan, pengetahuan umum keselamatan dan kesehatan kerja, peran K3 di
sektor pertanian, potensi bahaya di sektor pertanian, upaya pengendalian risiko
bahaya di sektor pertanian, dan penutup. Halaman depan (cover) e-book dapat
dilihat pada gambar 4.1 yang memuat judul e-book dan ilustrasi yang
menggambarkan kondisi di sektor pertanian.

14
Gambar 4.2. Halaman Penyusun E-book

Halaman selanjutnya yaitu halaman penyusun, pada halaman ini berisi identitas
penyusun seperti nama lengkap dan nomor pokok mahasiswa penyusun, nama
kelompok dan Desa tempat penugasan penyusun, serta nama Universitas dan
program studi penyusun. Halaman penyusun dapat dilihat pada gambar 4.2.

15
Gambar 4.3. Halaman Kata Pengantar E-book

Gambar 4.3 merupakan halaman kata pengantar yang secara umum berisikan
ungkapan syukur dari penulis kepada Tuhan, serta alasan penyusunan e-book KKN
bidang penyuluhan. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi penyempurnaan penyusunan karya tulis berikutnya.

16
Gambar 4.4. Halaman Daftar Isi E-book

Keseluruhan isi dari e-book ditampilkan pada daftar isi seperti pada gambar 4.4.
Daftar isi akan memudahkan pembaca dalam mengetahui pokok materi e-book dan
membuka topik yang ingin dibaca secara langsung dengan melihat nomor halaman
yang tertera pada daftar isi. Berdasarkan daftar isi, dapat diketahui bahwa e-book
yang telah disusun ini berjumlah 15 halaman.

17
Gambar 4.5. Halaman Pendahuluan E-book

Halaman pendahuluan menunjukkan latar belakang atau alasan dari penulis


melaksanakan program individu mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja di sektor pertanian. Pada halaman ini dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
Indonesia yang berprofesi di bidang pertanian sangatlah besar. Beberapa potensi
bahaya yang mungkin terjadi dalam bekerja di sektor pertanian akan dibahas lebih
lanjut dalam e-book ini, beserta dengan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan
atau penyakit dalam bekerja.

18
Gambar 4.6. Halaman Pengetahuan Umum K3 E-book

Pengetahuan umum mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditunjukkan


pada gambar 4.6. Halaman ini berisikan pengertian umum dari keselamatan dan
kesehatan kerja, serta tujuan dari penerapan K3.

19
Gambar 4.7. Halaman Peran K3 di Sektor Pertanian E-book

Isi dari halaman ini diawali dengan penjelasan singkat mengenai realisasi penerapan
K3 pada sektor pertanian. Kurangnya kesadaran pekerja dalam menerapkan K3
dapat memicu terjadinya kecelakaan dan penyakit dalam bekerja. Faktor penyebab
kecelakaan dan penyakit dalam bekerja juga telah dijelaskan, seperti kurangnya
sosialisasi dan pasokan alat.

20
Gambar 4.8. Halaman Potensi Bahaya Cuaca Esktrem E-book

Potensi bahaya cuaca esktrem ditunjukkan pada gambar 4.8. Cuaca esktrem yang
menjadi potensi bahaya bagi para petani berupa paparan sinar matahari yang
menyengat pada saat musim kemarau panjang dan hujan lebat saat musim
penghujan. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan dari paparan panas dan hujan
lebat juga telah dijelaskan seperti pada gambar.

21
Gambar 4.9. Halaman Potensi Bahaya Proses Pengangkutan
Hasil Panen E-book

Dalam proses pengangkutan hasil panen, kendaraan yang digunakan oleh petani
merupakan faktor utama penyebab terjadi kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang
timbul dari modifikasi kendaraan dan kecepatan kendaraan yang terlalu cepat yaitu
memungkinkan mengenai pengendara lain saat berkendara dan dapat terjatuh.

22
Gambar 4.10. Halaman Potensi Bahaya Penyemprotan Pestisida E-book

Halaman ke sepuluh dari e-book ini membahas mengenai potensi bahaya dari
penyemprotan pestisida bagi kesehatan petani. Penyemprotan pestisida yang
dilakukan secara sering maka dapat memberikan dampak buruk bagi pekerja.
Pestisida mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi kulit dan dapat
menyebabkan kanker hingga kematian. Faktor yang mendorong terjadinya penyakit
dalam bekerja yaitu kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan APD.

23
Gambar 4.11. Halaman Potensi Bahaya Perilaku Kerja E-book

Pada halaman sebelas, dijelaskan mengenai perilaku-perilaku kerja yang dapat


menimbulkan potensi bahaya. Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu
terjadinya kecelakaan kerja seperti kurang nya konsentrasi, kelelahan dalam
bekerja, atau kurangnya pengalaman dalam mengoperasikan alat atau mesin. Sikap
dalam bekerja yang salah juga dapat menimbulkan beberapa penyakit dan
menurunkan produktivitas kerja.

24
Gambar 4.12. Halaman Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja 1 E-book

Kecelakaan dan penyakit yang mungkin dapat terjadi selama bekerja dapat dicegah
apabila upaya pencegahan telah dilakukan lebih dahulu. Salah satu upaya
pencegahan adalah dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat
melakukan penyemprotan pestisida dan pada saat mengendarai kendaraan yang
sedang mengangkut hasil tani. Contoh dari pengaplikasian APD dapat dilihat pada
gambar 4.12.

25
Gambar 4.13. Halaman Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja 2 E-book

Pada gambar 4.13 dapat dilihat upaya pencegahan dan pengendalian risiko
kecelakaan kerja pada saat petani bekerja di ladang. Potensi bahaya dan penyakit
seperti kaki tergores benda tajam, penyakit kutu air, dan paparan sinar matahari
dapat dicegah dengan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai. APD yang
digunakan saat bertani seperti caping, sarung tangan, sepatu boots, kaos panjang
dan celana panjang.

26
Gambar 4.14. Halaman Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja 3 E-book

Pada gambar 4.14 dijelaskan mengenai upaya pencegahan penyakit akibat cuaca
ekstrem dan pencegahan kecelakaan pada proses pengangkutan hasil panen. Hal-
hal seperti yang disebutkan pada gambar dapat meminimalisir terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat bekerja, apabila pekerja juga memiliki kesadaran
yang tinggi untuk menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.

27
Gambar 4.15. Halaman Penutup E-book

Halaman ke-15 merupakan halaman terakhir dan penutup dari keseluruhan e-book
ini. Penutup memberikan garis besar isi dari e-book yaitu mengenai pentingnya K3
pada sektor pertanian Desa Hargorejo, beserta dengan informasi mengenai potensi
bahaya dalam bekerja dan upaya pencegahannya. Penulis juga berharap penulisan
e-book ini dapat memberikan wawasan bagi para pembaca di kemudian hari.

28
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pembuatan E-book KKN Bidang Penyuluhan
Pembuatan e-book diawali dengan identifikasi masalah yang terjadi di Desa
Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Topik
bahasan yang penulis gunakan yaitu di sektor pertanian, dikarenakan sebagian besar
masyarakat Desa bekerja sebagai petani. Pengumpulan dan pengolahan data
dilakukan dengan mencari sumber sekunder pada internet mengenai berita dan
jurnal-jurnal yang membahas mengenai keselamatan dan kesehatan kerja pada
sektor pertanian. Data yang dikumpulkan mengenai materi konsep dasar K3 dan
perannya di sektor pertanian, potensi-potensi bahaya, serta upaya pengendalian
risiko bahaya di sektor pertanian. Pengolahan data dilakukan untuk
menyederhanakan penyampaian materi agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat
Desa Hargorejo.

Dalam pembuatan e-book, penulis menggunakan bantuan software online yaitu


Canva. Dengan menggunakan Canva, maka penulis dapat membuat dan mengedit
e-book sesusai dengan keinginan penulis. Canva menawarkan desain grafis dengan
tampilan user interface yang mudah dipahami dan digunakan. Dalam proses
pembuatan e-book, penulis dapat menggunakan fitur-fitur yang ada seperti template
desain gratis yang dapat dimodifikasi, penambahan elemen-elemen berupa foto,
gambar grafis, ataupun bidang untuk dekorasi e-book, dan juga fitur-fitur lainnya
yang tentunya sangat mendukung proses pembuatan e-book. Berikut ini merupakan
tampilan lembar kerja pada software online Canva.

Gambar 4.16. Tampilan Lembar Kerja Canva

29
4.2.2. Timeline
Dalam melaksanakan program KKN 79, penulis mendapatkan timeline unit A yang
telah disusun oleh dosen pendamping lapangan. Adanya timeline unit A ini
membuat penulis dapat mengatur prioritas dan membuat target penyelesaian dari
tugas-tugas yang diberikan selama melaksanakan KKN. Meski demikian, penulis
tetap menyusun timeline sendiri sebagai acuan dalam pengerjaan progress program
kerja individu yaitu e-book dan laporan. Timeline unit A dan timeline yang penulis
susun dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2.

Tabel 4.1. Timeline Unit A

No. Aktivitas Tanggal Pengumpulan


1. Pemetaan potensi desa 20 Maret 2021
Penentuan program kerja
2. 24 Maret 2021
kelompok
Deadline penulisan laporan
3. 9 April 2021
kelompok (sampai bab 2)
Progress pengerjaan 2 video dan
4. 9 April 2021
2 e-book kelompok
Deadline e-book (potensi desa
5. 30 April 2021
dan buku saku/ajar)
Deadline video kelompok
6. 7 Mei 2021
(potensi desa dan buku saku/ajar)
Deadline laporan kelompok (full
7. 17 Mei 2021
draft)
8. Deadline jurnal kelompok 22 Mei 2021
Deadline video/e-book dan
9. 22 Mei 2021
laporan individu

Tabel 4.2. Timeline Penulis

No. Aktivitas Target Selesai


Penentuan topik atau judul
1. 20 Maret – 4 April 2021
program kerja individu
2. Penyusunan e-book individu 5 – 25 April 2021

30
Tabel 4.2. Lanjutan Timeline Penulis

No. Aktivitas Target Selesai


3. Penyusunan laporan individu 26 April – 16 Mei 2021
Mengirim hasil kerja laporan dan
4. e-book individu kepada dosen 17 Mei 2021
pembimbing
5. Revisi hasil kerja proker individu 18 – 29 Mei 2021
Pengumpulan final laporan dan
6. e-book individu kepada dosen 30 Mei 2021
pembimbing

4.2.3. Logbook
Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Society 5.0, Lembaga Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta
dosen pembimbing memberikan pembekalan dan koordinasi kepada seluruh peserta
KKN. Pada KKN Kelompok 3 Unit A, dosen pembimbing memberikan bimbingan
dan arahan mengenai program kerja baik kelompok maupun individu melalui
aplikasi Microsoft Teams. Berikut ini merupakan logbook selama pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Tabel 4.3. Logbook

No. Tanggal Kegiatan Keterangan

Pembekalan dilakukan
Pembekalan peserta KKN
1. 6 Maret 2021 melalui live youtube
oleh LPPM UAJY
LPPM UAJY

Penjelasan mengenai
program kerja
Bimbingan kelompok oleh
kelompok dan individu,
2. 13 Maret 2021 dosen pembimbing melalui
serta beberapa
Microsoft Teams
ketentuan dasar dalam
pelaksanaan KKN.

Pembekalan dilakukan
Pembekalan peserta KKN
3. 20 Maret 2021 melalui live youtube
oleh LPPM UAJY
LPPM UAJY

31
Tabel 4.3. Lanjutan Logbook

Membahas mengenai
Bimbingan kelompok oleh
timeline unit A dan
4. 27 Maret 2021 dosen pembimbing melalui
kemajuan progress
Microsoft Teams
kelompok potensi desa

Judul yang digunakan


yaitu Pentingnya
Penulis menentukan topik Kesehatan dan
5. 3 April 2021 atau judul program kerja Keselamatan Kerja
individu (K3) di Sektor
Pertanian Studi Kasus
Desa Hargorejo.

Topik atau judul


Bimbingan kelompok oleh
program kerja individu
6. 10 April 2021 dosen pembimbing melalui
disetujui oleh dosen
Microsoft Teams
pembimbing.

Penulis mulai
Pengerjaan e-book mengerjakan progress
7. 11 April 2021
individu e-book individu
mengenai K3.

Membahas progress
Bimbingan kelompok oleh
dan kendala dalam
8. 24 April 2021 dosen pembimbing melalui
penyusunan proker
Microsoft Teams
kelompok dan individu

Penulis telah selesai


Pengerjaan e-book
9. 25 April 2021 mengerjakan e-book
individu
individu mengenai K3.

Penulis mulai
Pengerjaan laporan
10. 26 April 2021 mengerjakan progress
individu
laporan individu.

Membahas progress
Bimbingan kelompok oleh
kelompok mengenai
11. 8 Mei 2021 dosen pembimbing melalui
laporan, e-book, dan
Microsoft Teams
video.

32
Tabel 4.3. Lanjutan Logbook

Penulis telah selesai


Pengerjaan laporan
12. 16 Mei 2021 mengerjakan laporan
individu
individu mengenai K3.

Penulis mengirimkan
Mengirim hasil e-book dan
file e-book dan laporan
13. 17 Mei 2021 laporan individu kepada
serta mengunggah pada
dosen pembimbing
Turnitin.

Penulis merevisi e-book


14. 19 Mei 2021 Revisi e-book individu berdasarkan feedback
dari dosen pembimbing.

Membahas kelengkapan
pengumpulan tugas
Bimbingan kelompok oleh
kelompok serta
15. 22 Mei 2021 dosen pembimbing melalui
merevisi kembali tugas
Microsoft Teams
kelompok yang masih
belum sesuai.

Membahas mengenai
kelengkapan tugas
kelompok dan individu,
dosen pembimbing juga
Bimbingan kelompok oleh
memberitahukan bahwa
16. 29 Mei 2021 dosen pembimbing melalui
proker individu yang
Microsoft Teams
telah dikirim sudah
diberikan feedback
sehingga dapat di revisi
kembali.

Penulis merevisi
Menyelesaikan revisi kembali laporan
laporan individu dan individu berdasarkan
17. 30 Mei 2021 mengunggah file laporan feedback dari dosen
pada Turnitin dan pembimbing dan
Microsoft Teams. mengumpulkan file
proker individu.

33
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Masyarakat Desa Hargorejo mengandalkan kegiatan ekonomi mereka dari hasil
produksi di sektor pertanian. Oleh karena itu, petani merupakan mata pencaharian
utama di Desa Hargorejo karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai
petani. Permasalahan yang muncul yaitu masih banyaknya pekerja di sektor
pertanian yang memiliki tingkat kesadaran rendah akan pentingnya penerapan K3
dalam bekerja. Beberapa faktor yang menyebabkan potensi bahaya yaitu cuaca
esktrem, kendaraan pengangkut hasil tani, proses penyemprotan pestisida, dan
perilaku kerja. Upaya yang dilakukan sebagai bentuk preventif terhadap kecelakaan
dan penyakit yang mungkin terjadi dalam bekerja yaitu dengan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) dan sikap dalam melakukan pekerjaan yang baik. Kegiatan
seperti penyuluhan dan pembinaan mengenai K3 yang dilakukan oleh Lembaga
masyarakat dan Pemerintah juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
warga mengenai pentingnya penerapan K3 dalam bekerja.

5.2. Saran
Penulis masih mengalami kesulitan dalam pengumpulan informasi mengenai Desa
Hargorejo, oleh karena itu LPPM dapat membantu para mahasiswa KKN Society
5.0 dengan memberikan paling tidak satu kontak pengurus desa sehingga informasi
yang didapatkan relevan dengan topik yang dibahas pada Desa Hargorejo.

34
DAFTAR PUSTAKA

[1] “Dampak Pandemi, Masyarakat Bekerja di Sektor Pertanian Mengalami


Peningkatan | merdeka.com.” [Online]. Available:
https://www.merdeka.com/uang/dampak-pandemi-masyarakat-bekerja-di-
sektor-pertanian-mengalami-peningkatan.html. [Accessed: 29-May-2021].

[2] “Kementerian Pertanian - Kementan dan APO Gelar Pelatihan Peningkatan


Produktivitas dan Daya Saing Produk Pertanian.” [Online]. Available:
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=1933.
[Accessed: 29-May-2021].

[3] “BPS Kabupaten Kulon Progo.” [Online]. Available:


https://kulonprogokab.bps.go.id/indicator/154/366/1/luas-lahan-menurut-
jenisnya.html. [Accessed: 29-May-2021].

[4] “BPS Kabupaten Kulon Progo.” [Online]. Available:


https://kulonprogokab.bps.go.id/statictable/2019/02/22/103/jumlah-petani-
menurut-subsektor-dan-jenis-kelamin-st2013.html. [Accessed: 29-May-
2021].

[5] M. Keterpaduan et al., “Seminar Nasional Restorasi DAS : Seminar Nasional


Restorasi DAS : dilakukan oleh masyarakat . Hal ini merupakan wujud
eksperience base miliki memberikan kontribusi untuk tambahan penghasilan
. Faktor ketimbang faktor sosial dan lingkungan dalam pembanguna,” pp.
649–658, 2015.

[6] Kementerian Tenaga Kerja, “Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5/2018 K3


Lingkungan Kerja,” Permenakertrans, vol. 5, pp. 1–258, 2018.

[7] Kementerian Tenaga Kerja, “Permenaker 26/2014 Penyelenggaraan


Penilaian Penerapan SMK3,” p. 26, 2014.

[8] M. K. W. Giri, “Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) pertanian di


desa antapan, kecamatan baturiti, kabupaten tabanan,” J. Widya Laksana,
vol. 5, no. 1, pp. 47–51, 2016.

ix
[9] FK Universitas Lampung, “Penyakit Terkait Paparan Panas : Tinjauan
Masalah Kesehatan pada Pekerja Pertanian Akibat Perubahan Iklim,” J.
Agromedicine, vol. 6, no. 2, pp. 343–346, 2019.

[10] P. E. Posumah, “Identifikasi Potensi Bahaya pada Proses Pengangkutan


Hasil Pertanian dengan Metode Job Safety Analysis di Kecamatan
Modoinding , Sulawesi Utara,” Kesehat. Lingkungan-UGM], vol. 35, no. 4,
p. 3, 2019.

[11] F. K. R. Akbar, “Analisis Risiko K3 Pemberantasan Hama Pekerjaan


Pertanian Jeruk,” J. Public Heal. Res. Community Heal. Dev., vol. 3, no. 1,
p. 01, 2019, doi: 10.20473/jphrecode.v3i1.13067.

[12] E. D. and A. R. Tualeka, “Risk Assesment dan Pengendalian Risiko pada


Sektor Pertanian (Studi Kasus di Pertanian Bawang Merah Desa Kendalrejo,
Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk),” Indones. J. Occup. Saf. Heal., vol.
2, no. 2, pp. 154 – 161, 2013.

[13] A. Farid, A. Pratiwi, and A. D. A. Fitri, “Hubungan Karakteristik Petani


Terhadap Persepsi Penerapan K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Pada
Petani Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur,”
Sosiol. Pedesaan, vol. 3, pp. 152---158, 2019.

[14] T. Susanto, R. Purwandari, and E. Wuri Wuryaningsih, “Model Kesehatan


Keselamatan Kerja Berbasis Agricultural Nursing: Studi Analisis Masalah
Kesehatan Petani (Occupational Health Nursing Model-Based Agricultural
Nursing: A Study Analyzes of Farmers Health Problem),” J. Ners, vol. 11,
no. 1, pp. 45–50, 2016.

x
LAMPIRAN

Lampiran 1. Bimbingan KKN Kelompok 3 Melalui Microsoft Teams

Lampiran 2. Diskusi Kelompok 3 Melalui Microsoft Teams


Lampiran 3. Diskusi Kelompok 3 Melalui Whatsapp Messenger
Lampiran 4. Hasil Turnitin Laporan Individu

Anda mungkin juga menyukai