RICKY CHANDIKA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Ricky Chandika
NIM H34140092
ABSTRAK
ABSTRACT
Tahu Bulat factory Fajar Reksa still using traditional ways for its operational
activities, while on the other hand the competition of various food processing
industries of various scales is getting higher. To maintain the existence of this
company, Fajar Reksa needs a strategy to manage its factory. The purpose of this
research is to identify the internal and external factors of Tahu Bulat Factory Fajar
Reksa, formulate alternative strategies that can be applied as well as prioritize the
prior strategy. The method used is qualitative and quantitative analysis of IFE
Matrix, EFE matrix, IE matrix, SWOT matrix and QSPM matrix. The result of the
analysis of several matrix obtains 5 alternative strategies with strategic priority
which open an investment from outside to enlarge the scale of business.
RICKY CHANDIKA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
Judul Skripsi: Strategi Pengembangan Usaha Home Industry Pabrik Tahu Bulat
Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Nama : Ricky Chandika
NIM : H34140092
Disetujui oleh,
Diketahui oleh
M.Si
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2018 ini ialah strategi
pengembangan usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Home Industry
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna,
M.Si selaku pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Sutisna
selaku pemilik pabrik tahu bulat Fajar Reksa, Nadhisa Maharani, Fathimah
Sholihah, dan seluruh sahabat di Agribisnis angkatan 51 yang telah memberikan
dukungan dan semangat. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah,
ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya
ilmiah ini bermanfaat.
Ricky Chandika
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
TINJAUAN PUSTAKA 5
Matriks EFE dan Matriks IFE 5
Matriks SWOT 6
Matriks QSP 7
KERANGKA PEMIKIRAN 8
Kerangka Teoritikal 8
Kerangka Operasional 14
METODE PENELITIAN 16
Lokasi dan Waktu Penelitian 16
Jenis dan Sumber Data 16
Metode Pengumpulan dan Pengolahan 16
Metode Analisis Data 18
GAMBARAN UMUM 24
Sejarah dan Perkembangan 24
Lokasi 24
Visi, Misi, dan Tujuan 24
Struktur Organisasi 25
Sumberdaya Perusahaan 25
Kegiatan Produksi Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa 26
Kegiatan Operasional 27
HASIL DAN PEMBAHASAN 28
Analisis Lingkungan Internal 28
Analisis Lingkungan Eksternal 34
Analisis IFE & EFE 37
Analisis Matriks IE 39
Analisis Matriks SWOT 39
Analisis Matriks QSP 42
SIMPULAN DAN SARAN 42
Simpulan 42
Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 45
RIWAYAT HIDUP 47
DAFTAR TABEL
1 Produktivitas palawija di Indonesia, 2013-2017 (ku/ha) 2
2 Rata-rata konsumsi dan pengeluaran per kapita per minggu (rupiah)
menurut jenis makanan di daerah perkotaan dan perdesaan, Maret
2016 (ku/ha) 2
3 Penilaian bobot faktor-faktor strategi internal 18
4 Matriks IFE 19
5 Penilaian bobot faktor-faktor strategi eksternal 20
6 Matriks EFE 20
7 Matriks IE 21
8 Matriks SWOT 22
9 Matriks QSP faktor kunci internal 23
10 Matriks QSP faktor kunci eksternal 23
11 Sumberdaya fisik pabrik tahu bulat Fajar Reksa 26
12 Kurs transaksi Bank Indonesia mata uang USD 34
13 Hasil analisis matriks IFE 38
14 Hasil analisis matriks EFE 38
15 Matriks IE 39
16 Analisis matriks SWOT 41
17 Prioritas strategi pabrik tahu bulat Fajar Reksa 42
DAFTAR GAMBAR
1 Model komprehensif manajemen strategis 9
2 Kerangka pemikiran operasional 15
3 Struktur organisasi perusahaan 25
4 Proses pembuatan tahu bulat Fajar Reksa 27
DAFTAR LAMPIRAN
1 Perhitungan QSPM 45
2 Dokumentasi 46
PENDAHULUAN
Latar Belakang
bawah ini, produktivitas kedelai di Indonesia pada tahun 2017 menempati urutan
keempat di golongan palawija yaitu sebesar 15.20 ku per ha, namun menempati
posisi pertama diantara jenis kacang-kacangan lain dalam golongan palawija seperti
kacang tanah dan kacang hijau. Dengan pertumbuhan sebesar 2.01 persen dari tahun
sebelumnya.
Kedelai merupakan komoditi yang dapat diolah menjadi berbagai hasil olahan
lainnya seperti tahu, tempe, oncom, dan kecap. Namun dari banyaknya hasil olahan
kedelai tersebut, hasil olahan kedelai yang termasuk kedalam data konsumsi hasil
SUSENAS pada tahun 2016 di Indonesia hanya tahu dan tempe. Hal ini
dikarenakan konsumsi pangan dari kedelai terbesar di Indonesia saat ini adalah
berupa tahu dan tempe.
Tabel 2 Rata-rata konsumsi dan pengeluaran per kapita per minggu (rupiah)
menurut jenis makanan di daerah perkotaan dan perdesaan, Maret 2016
(Ku/Ha)
Perumusan Masalah
Industri pengolahan dalam bentuk usaha mikro kecil di Indonesia saat ini
jumlahnya sangat banyak dan usaha tersebut sebagian besar dalam bentuk usaha
padat karya yang masih mengandalkan tenaga kerja yang banyak namun modal
yang sangat terbatas. Usaha mikro kecil tersebut merupakan usaha yang masih
menggunakan alat-alat dan cara-cara tradisional dalam proses pengolahan produk.
Selain itu, keterbatasan modal dan tenaga kerja yang terdidik membuat usaha-saha
kecil ini harus dikelola dengan manajemen yang seadanya. Hal ini menjadi faktor
pendorong banyaknya usaha mikro kecil yang mengalami kegagalan di tengah jalan.
Salah satu Industri kecil yang mulai banyak berkembang adalah usaha tahu
bulat. Fenomena tahu berbentuk bulat yang digoreng dan disajikan selagi hangat ini
begitu menarik perhatian bagi banyak masyarakat di Indonesia. Hal itu dikarenakan
rasanya yang gurih serta harganya yang murah. Tahu bulat biasanya di jajakan
dengan menggunakan mobil bak terbuka yang di dalam bak tersebut tahu digoreng
sekaligus dijajakan. Salah satu produsen tahu bulat yang masih beroperasi hingga
4
saat ini adalah Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas Kabupaten
Bogor.
Pabrik Fajar Reksa saat ini harus berhadapan dengan berbagai macam industri
pengolahan makanan dari berbagai skala, baik sesama usaha mikro maupun usaha
lain yang jauh lebih besar, baik sesama olahan tahu maupun olahan lainnya.
Ditambah lagi Fajar Reksa masih menggunakan cara-cara tradisional di sebagian
tahap produksinya, di sisi lain daya beli masyarakat untuk tahu bulat masih relatif
tinggi dan usaha ini sebagai alternatif pekerjaan yang juga berkontribusi pada
pendapatan keluarga kecil di tengah masyarakat. Masalah lain yang dihadapi Fajar
Reksa yaitu pemasarannya belum efektif dan kendala modal yang kurang enopang
jalannya usaha. Oleh karena itu, usaha ini akan dengan mudah terhenti di tengah
jalan jika tidak diimbangi dengan strategi dalam mengelolanya.
Analisis berupa strategi pengembangan sangat penting untuk dilakukan guna
membantu menyusun strategi apa yang dapat dilakukan agar usaha mikro kecil
terutama usaha tahu bulat Fajar Reksa tidak kalah dalam menghadapi persaingan
dengan kondisi manajemennya yang saat ini masih sangat sederhana serta agar
usaha ini tetap mampu menjadi sumber pekerjaan bagi sebagian orang.
Berdasarkan beberapa masalah yang telah di kemukakan di atas, berikut ini
merupakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian guna menemukan strategi
pengembangan usaha Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa:
1. Apa faktor internal dan eksternal dalam pengembangan usaha home industry
pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor?
2. Apa strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha home industry
pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor?
3. Apa strategi ilmiah yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha home
industry pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor?
Tujuan Penelitian
Matriks SWOT
menjamin ketersediaan pakan dan melakukan kerja sama dengan konsumen kolektif
seperti DKM dan perusahaan untuk menghadapi persaingan. Strategi WT yang
dihasilkan adalah mengembangkan alternative pakan ternak untuk meningkatkan
daya saing.
Ketiga penelitian diatas menunjukkan bahwa matriks SWOT menghasilkan
beberapa alternatif strategi yang sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing
dan mungkin untuk diimplementasi untuk mengembangkan perusahaan tersebut.
Setiap perusahaan yang diteliti menghasilkan alternatif strategi yang berbeda-beda
menyesuaikan dengan keadaan perusahaan tersebut termasuk pada Pabrik Tahu
Bulat Fajar Reksa. Hal ini memungkinkan strategi yang dihasilkan menjadi tepat
sasaran terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi Pabrik Tahu Bulat
Fajar Reksa.
Matriks QSP
Kerangka Teoritikal
Konsep Strategi
Menurut Marrus (1995) diacu dalam Umar (2008) mendefinisikan strategi
sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut Hamel dan Prahalad (1995) diacu dalam Umar (2008)
mendefinisikan strategi lebih khusus yaitu strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar
yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (Core
Competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang
dilakukan. Setiap perusahaan selalu dihadapkan dengan lingkungan yang selalu
berubah-ubah. Oleh sebab itu kepekaan terhadap perubahan lingkungan serta
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perlu dimiliki oleh
perusahaan.
Melakukan
audit
eksternal
Implementasi Melaksanakan
Merumuskan, Mengukur dan
Membuat Menetapkan strategi isu-isu
mengevaluasi, mengevaluasi
pernyataan tujuan jangka isu-isu pemasaran,
dan memilih kinerja
visi misi panjang manajemen keuangan,
strategi
akutansi, litbang
Melakukan
audit internal
atau pemasaran jasa para ahli pemasaran menambahkan tiga elemen sebagai
pertimbangan tambahan agar implementasi strategi perusahaan dapat lebih
sempurna, yakni: People, Process dan Physic, sehingga bauran pemasaran
menjadi tujuh elemen atau diketahui sebagai 7P.
Proses keputusan membeli seorang pengguna melewati lima tahap yaitu
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (Kotler 1993).
3. Aspek Keuangan
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk
posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan yang digunakan
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan terkait area investasi,
pendanaan dan deviden. Beberapa hal yang dikaji dalam aspek keuangan yaitu
mengenai bagaimana analisis keuangan perusahaan, kemampuan perusahaan
menghasilkan modal jangka pendek dan jangka panjang, kecukupan modal,
kebijakan pembayaran deviden, serta hubungan dengan investor dan pemegang
saham.
4. Aspek Produksi
Aspek produksi merupakan kegiatan pengolahan input (barang mentah)
menjadi output (barang setengah jadi maupun barang jadi) sehingga bernilai
ekonomi. David (2010) menyarankan sebaiknya di dalam aspek produksi
terdapat lima fungsi atau bidang keputusan yang harus diawasi, yaitu: proses,
kapasitas, persediaan, angkatan kerja, dan kualitas.
5. Aspek Penelitian dan Pengembangan
Menurut David (2010), banyak perusahaan yang tidak memiliki divisi
litbang, tetapi banyak pula perusahaan yang bergantung pada aktivitas litbang
yang berhasil untuk tetap bertahan. Perusahaan yang menjalankan strategi
pengembangan produk perlu memiliki orientasi litbang yang kuat. Manajemen
fungsi litbang yang efektif membutuhkan kemitraan yang strategis dan
operasional antara fungsi litbang dengan fungsi-fungsi bisnis penting lainnya.
6. Aspek Sistem Informasi Manajemen
Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk meningkatkan
kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial
(David 2010). Sistem informasi yang efektif dapat mengumpulkan, memberi
simbol/kode, menyimpan, mensintetis dan menyajikan informasi dalam bentuk
yang dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategi. Data base yang
berisi berbagai catatan dan data penting bagi perusahaan merupakan jantung
dari sistem informasi manajemen.
a. Aspek ekonomi.
Kondisi Ekonomi memiliki pengaruh terhadap potensi menarik atau
tidaknya berbagai strategi di suatu daerah. Kondisi ekonomi yang stabil
bahkan menunjukkan pertumbuhan kearah positif dapat mendukung
kelancaran usaha dan dapat mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok
usaha baru.
b. Aspek sosial, budaya, demografi dan lingkungan
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup
orang-orang di sekitar lingkungan eksternal perusahaan. Trend baru
menciptakan tipe konsumen yang berbeda yang mengakibatkan kebutuhan
akan barang berbeda, jasa yang berbeda dan strategi yang berbeda pula.
c. Aspek politik, pemerintah dan hukum
Aspek politik, pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang
sekaligus ancaman utama untuk perusahaan kecil maupun besar.
Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi, pasar, pemerintah dan
organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan politik terhadap
formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif.
d. Aspek teknologi
Teknologi perlu diterapkan dalam sebuah perusahaan untuk
menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi perusahaan. Adaptasi
teknologi yang kreatif dapat memiliki dampak terhadap perencanaan
perusahaan melalui pengembangan proses produksi dan pemasaran produk
suatu perusahaan.
2. Lingkungan Mikro
Lingkungan berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan.
Lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan dan pesaing perusahaan.
Analisis lingkungan mikro atau lingkungan industri dilakukan berdasarkan
konsep kekuatan bersaing Porter, yakni persaingan suatu industri dapat dilihat
sebagai kombinasi atas lima kekuatan yakni:
a. Persaingan antar perusahaan sejenis
Merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif.
Strategi yang dijalankan suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka
memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya.
Perubahan strategi oleh suatu perusahaan mungkin akan mendapat
serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas,
menambah feature, menyediakan jasa dan lain-lain. Misalnya antar
distributor buah semangka dalam suatu jangkauan area yang sama.
b. Potensi masuknya pesaing baru
Perusahaan baru tidak dengan mudahnya untuk masuk dalam dunia
industri. Terdapat beberapa hambatan untuk masuk diantaranya terkait
teknologi dan pengetahuan khusus, pengalaman, tingkat kesetiaan
pelanggan, preferensi merek, jumlah modal dan jalur distribusi.
c. Potensi pengembangan produk substitusi
Ancaman produk substitusi dipengaruhi oleh jumlah produk yang
memiliki fungsi sama. Produk pengganti yang secara strategi layak untuk
diperhatikan adalah produk yang mampu bersaing dengan kualitas produk
industri.
13
I, II dan IV), Strategi menjaga dan mempertahankan (sel III, V dan VII) dan
Panen dan Divestasi (sel VI, VII dan IX).
b. Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT)
Matriks SWOT adalah matriks yang membantu perusahaan sebagai
alat untuk pencocokan empat tipe strategi, yakni strategi S-O, yaitu strategi
yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal perusahaan, strategi W-O, yaitu strategi yang bertujuan
meminimalisir kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan celah
peluang eksternal perusahaan, strategi S-T, yaitu strategi yang
memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk meminimalisir ancaman
eksternal perusahaan, dan strategi W-T, yaitu strategi yang digunakan untuk
mengurangi kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman
eksternal perusahaan.
3. Tahap Keputusan
Tahap keputusan adalah tahap terakhir dalam perumusan strategi.
Keputusan pada stage ketiga ini menggunakan alat analisis Quantitative
Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM adalah alat yang memungkinkan
penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif
berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang diidentifikasi
sebelumnya.
Kerangka Operasional
menentukan strategi yang paling layak diantara strategi alternatif yang ada sesuai
dengan kondisi eksternal dan internalnya. Alat analisis yang digunakan adalah
matriks QSP (Quantitative Strategic Planning). Hasil yang didapatkan dari matriks
QSP akan menghasilkan alternatif strategi yang diprioritaskan.
1. Manajemen 1. Ekonomi
2. Pemasaran 2. Sosial
3. Pengetahuan keuangan 3. Politik
4. Keuangan 4. Teknologi
5. Produksi dan operasi 5. Persaingan
Kekuatan/Kelemahan Peluang/Ancaman
Matriks IE
Matriks SWOT
Rekomendasi Prioritas Strategi Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa
Penelitian dilaksanakan di pabrik tahu bulat Fajar Reksa milik Bapak Sutisna
yang merupakan warga asli Ciomas. Pabrik tahu bulat terletak di Ciomas,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa pabrik memiliki potensi yang bisa
dikembangkan. Pengambilan data pada penelitian dilakukan selama bulan Juli 2018.
Data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer
berasal dari wawancara dan kuesioner terhadap responden serta observasi langsung
di lapangan mengenai kegiatan yang menunjang penelitian. Responden yang
dimaksud merupakan pemilik pabrik yang bernama Sutisna.
Data primer yang diperoleh digunakan untuk analisis internal dan eksternal
perusahaan yang merupakan dasar bagi analisis perumusan strategi. Data internal
perusahaan antara lain data mengenai sejarah perusahaan, SDM, keuangan,
produksi/operasi, pemasaran, dan litbang. Data eksternal perusahaan antara lain
data mengenai aspek politik dan peraturan pemerintah, ekonomi, sosial budaya, dan
teknologi serta kondisi persaingan industri. Hasil pengumpulan data diolah lebih
lanjut untuk merumuskan strategi yang tepat bagi perusahaan. Data sekunder
diperoleh dari berbagai sumber data yang diperlukan. Data tersebut mencakup data
dari penelitian terdahulu, literatur, buku, dan situs internet yang relevan dengan
kegiatan penelitian yang dilakukan. Data penunjang diperoleh dari pusat informasi
seperti Badan Pusat Statistik (BPS).
3. Kuesioner
Pemberian lembar penilaian berupa kuesioner kepada Bapak Sutisna
mengenai identifikasi faktor eksternal dan internal, pembobotan, penentuan
rating faktor eksternal dan internal serta penyusunan strategi terpilih. Pengisian
kuesioner dilakukan secara bertahap dan berurutan sesuai denga nisi
kuesionernya.
4. Studi literatur dan melakukan pencatatan data yang dibutuhkan penelitian.
Pengisian kuesioner untuk penentuan faktor internal dan ekternal diberikan
kepada Bapak Sutisna yang dipilih secara sengaja atau purposive sampling
dengan mempertimbangkan responden yang dipilih memilik kontribusi yang
besar dalam perumusan strategi dan pelaksanaan strategi di perusahaan serta
berperan dalam pengambilan keputusan.
Langkah-langkah untuk pengisian kuesioner dilakukan dengan cara (1)
mengidentikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman, (2) melakukan
diskusi untuk merumuskan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
yang tepat, (3) pengisian kuesioner, dan (4) melakukan pencatatan data. Data diolah
melalui beberapa tahap yaitu pengelompokkan faktor-faktor dan pembobotan pada
matriks IFE dan EFE, tahap pencocokan data menggunakan matriks IE dan SWOT,
dan tahap keputusan dengan menggunakan QSPM
1. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini, data yang dibutuhkan terkait dengan gambaran umum
perusahaan dan keadaan bisnis yang pada saat ini sedang dihadapi pabrik tahu
bulat Fajar Reksa yang didapat melalui proses wawancara. Tahap ini
mengidentifikasi keadaan bisnis pabrik tahu bulat Fajar Reksa terkait dengan
faktor internal maupun eksternal perusahaan, dimana faktor internal berkaitan
dengan kekuatan dan kelemahan bisnisnya dan faktor eksternal berkaitan
dengan peluang dan ancaman bisnisnya.
Dari pertanyaan tersebut diolah sehingga diperoleh faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal yang ada di perusahaan. Selanjutnya faktor-
faktor lingkungan internal dan eksternal tersebut dibuat dalam kuesioner.
Kuesioner ini dibawa kembali kepada pihak perusahaan untuk dipilih faktor-
faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang.
Kuesioner tersebut berupa pemberian bobot faktor lingkungan internal dan
eksternal serta penentuan rating yang diisi oleh pihak internal dan eksternal
perusahaan. Setelah data bobot dan rating terkumpul, maka dilakukan
pengolahan data yaitu tahap pencocokan. Sedangkan tahap pertama dalam
penelitian ini menggunakan analisis Matriks IFE dan EFE.
2. Tahap Pencocokan Data
Tahap pencocokan data merupakan tahap dimana terdapat usaha untuk
mengkombinasikan antara faktor internal dan faktor eksternal pabrik tahu bulat
Fajar Reksa sehingga dapat menciptakan beberapa alternatif strategi yang layak
dengan menggunakan analisis IE dan SWOT.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Beberapa alternatif strategi pemasaran yang layak dilakukan hasil dari
Matriks SWOT (pada tahap dua) selanjutnya diberikan kembali kepada
perusahaan dalam bentuk kuesioner untuk diputuskan strategi yang sebaiknya
perusahaan jadikan prioritas sebagai strategi terbaik bagi pabrik tahu bulat
Fajar Reksa dengan menggunakan matriks QSP.
18
Keterangan :
αi = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
n = Jumlah data
i = 1, 2, 3, … n
1. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengidentifikasikan
apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat
(peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kelemahan
19
Keterangan :
αi = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
n = Jumlah data
i = 1, 2, 3, … n
Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk
menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
tersebut (Tabel 5), dimana 4 = responnya sangat bagus, 3 = responnya di atas
ratarata, 2 = responnya rata-rata, dan 1 = responnya di bawah rata-rata. Dengan
demikian, peringkat berdasarkan pada perusahaan, sedangkan bobot berdasarkan
pada industri.
Tabel 7 Matriks IE
Kuat Rata-rata Lemah
Tinggi I II III
Menengah IV V VI
Rendah VII VIII IX
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang ekternal, catat hasil pada sel WO.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, catat hasil pada sel ST.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman ekternal, catat hasil pada sel WT.
Tujuan dari alat pencocokan analisis SWOT dan matriks IE pada tahap
matching stage dalam konsep David adalah untuk menghasilkan alternatif strategi
yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik.
4. Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores – AS) yaitu angka yang
mengidentifikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam sel
alternatif tertentu. AS harus diberikan untuk masing-masing strategi guna
mengidentifikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lain, dengan
mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk AS adalah 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5. Hitunglah Total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness Score – TAS) yang
didapat dari perkalian bobot dengan Nilai Daya Tarik (AS) dalam masing-
masing baris. Total AS mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing
alternatif strategi dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor
keberhasilan kunci internal atau eksternal yang terdekat. Semakin tinggi total
AS, semakin menarik alternatif strategi tersebut.
24
6. Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS). Tambahkan TAS dalam
masing-masing kolom dari QSPM. Penjumlahan STAS mengungkapkan
strategi mana yang paling menarik dengan mempertimbangkan semua faktor
internal dan eksternal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.
GAMBARAN UMUM
Visi dan misi adalah poin penting dalam perusahaan sebagai penunjuk arah
langkah-langkah selanjutnya yang akan ditempuh perusahaan demi mencapai
tujuan tertentu. Visi, misi, dan tujuan juga harus dikomunikasikan dengan baik
kepada seluruh bagian yang terlibat dalam perusahaan. Pabrik tahu bulat Fajar
Reksa memang belum memiliki visi dan misi yang jelas, namun menurut hasil
wawancara dengan pemilik, pabrik ini mempunyai tiga tujuan utama. Pertama,
25
Struktur Organisasi
Pabrik tahu bulat Fajar Reksa memiliki struktur organisasi yang belum begitu
jelas. Struktur yang ada yaitu pemilik perusahaan, manajer produksi tahu bulat, dan
manajer produksi tahu kuning. Secara garis besar dapat digambarkan sebagai
berikut.
Pemilik
Perusahaan
1. Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan adalah seorang yang memimpin perusahaan dan
menentukan langkah yang akan ditemuh oleh perusahaan dan pusat
pengambilan keputusan perusahaan. Bapak Sutisna adalah pemilik pabrik
Fajar Reksa.
2. Manajer Produksi Tahu Bulat
Manajer produksi yang ada di pabrik Fajar Reksa ini dibagi dua yaitu
manajer produksi tahu bulat dan tahu kuning. Manajer produksi bertugas
sebagai orang yang mengontrol jalannya proses produksi setiap harinya.
Posisi manajer poduksi tahu bulat dipegang oleh Bapak Sutisna yang juga
memegang posisi pemilik perusahaan.
3. Manajer Produksi Tahu Kuning
Pabrik Fajar Reksa selain memproduksi tahu bulat juga memproduksi
tahu kuning walaupun intensitas produksinya tidak terlalu sering. Manajer
produksi tahu kuning memiliki peran yang sama dengan manajer produksi
tahu bulat. Bagian manajer tahu kuning ini dipegang oleh Bapak Ali.
Sumberdaya Perusahaan
perlu diperhatikan. Pabrik Fajar Reksa saat ini memiliki 4 karyawan dan 9
pedagang mitra yang terdiri dari 2 orang pedagang mobil milik pabrik, 4
orang pedagang dengan mobil pribadi dan 3 orang pedagang dengan gerobak
milik pabrik.
2. Sumberdaya Modal
Modal usaha yang digunakan oleh pabrik tahu bulat Fajar Reksa berasal
dari modal pribadi. Modal awal yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha
yaitu sebesar 135 juta rupiah. Modal tersebut digunakan untuk mendirikan
bangunan, membeli peralatan produksi, membayar karyawan, dan membeli
bahan baku.
3. Sumberdaya Fisik
Sumberdaya fisik merupakan semua peralatan yang dipergunakan
perusahaan dalam kegiatan produksi. Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh
pabrik Fajar Reksa dapat dijelaskan dalam Tabel 11.
digunakan di pabrik ini adalah buatan tangan dari Bapak Sutisna sendiri selaku
pemilik pabrik.
Proses pembuatan tahu bulat Fajar Reksa dimulai dari perendaman kedelai.
Kedelai direndam selama kurang lebih tiga jam. Setelah direndam lalu dilakukan
pencucian kedelai. Setelah itu, kedelai direbus di dalam kuali selama kurang lebih
15 menit. Proses pembakaran tungku masih tradisional menggunakan kayu bakar
karena dinilai lebih murah dibandingkan menggunakan gas elpiji.
Selanjutnya, hasil rebusan didiamkan selama 25 menit sampai mengendap
lalu disaring menggunakan alat penyaring. Endapan sari tahu yang sudah didiamkan
lalu dicampur air hasil rebusan kedelai yang sudah difermentasi selama sehari lalu
didiamkan selama satu jam untuk meningkatkan rasa asam. Kemudian diperas
menggunakan mesin press untuk mengurangi kadar air dan dicetak pada alat
pencetak.
Tahu yang sudah dicetak akan berbentuk kotak seperti tahu pada umumnya,
untuk membuat tahu menjadi bulat maka tahu yg berbentuk kotak di hancurkan
kembali menggunakan mesin Super Mixer sambil diberikan bumbu. Adonan tahu
yang sudah hancur lalu dimasukkan ke dalam mesin pembulat untuk dibentuk
menjadi bulat. Mesin ini mampu menghasilkan tahu bulat sejumlah 1 000 butir
hanya dalam waktu 3 menit. Setelah dibentuk lalu tahu dijemur di dalam ruangan
selama 10 menit dan siap dikemas. Tahu bulat dikemas menggunakan plastik.
Setelah proses pengemasan, tahu lalu siap dijual baik langsung kepada konsumen
akhir maupun kepada pedagang mitra. Proses produksi tahu bulat Fajar Reksa dapat
dilihat dalam bentuk bagan sebagai berikut.
Pencampuran air
fermentasi
Penyaringan Perebusan
Pengurangan
Proses fermentasi Pencetakan
kadar air (press)
Kegiatan Operasional
Kegiatan kerja dan produksi di Pabrik Fajar Reksa tidak memiliki waktu yang
baku. Lamanya jam kerja yang ditetapkan pemilik pabrik bagi karyawannya adalah
28
selama delapan jam dalam sehari. Karyawan memiliki waktu libur kerja setiap hari
Jumat. Pabrik ini tidak menetapkan jam istirahat yang tetap namun karyawan
dibebaskan untuk melakukan kegiatan seperti sholat dan makan. Kegiatan
penyaluran produk kepada pedagang mitra biasanya dilakukan mulai pukul 08.00
WIB. Pedagang mitra langsung mendatangi pabrik untuk mengambil produk
sebanyak yang mereka butuhkan.
Saat ini Pabrik Fajar Reksa mempekerjakan 4 orang karyawan yang
mempunyai perannya masing-masing dalam proses produksi. Manajemen SDM
Pabrik Fajar Reksa yaitu karyawan tidak akan bertukar bidang pekerjaan karena
mereka direkrut sesuai keahliannya masing-masing.
2. Produksi / operasi
Produk utama dari Pabrik Fajar Reksa ini adalah tahu buat mentah yang
dijual kepada mitra pedagang maupun konsumen akhir. Namun, pabrik juga
menyediakan produk tahu bulat yang siap makan melalui pedagang mitra
dibawah merk Tahu Bulat FR.
Bahan baku utama yang digunakan oleh perusahaan adalah kedelai yang
dibeli langsung di Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe (PRIMKOPTI)
Kabupaten Bogor. Hubungan antara Pabrik Fajar Reksa dan PRIMKOPTI
terjalin cukup baik sehingga proses pembelian bahan baku terbilang lancar.
Permasalahannya adalah perusahaan belum mampu untuk membeli bahan
baku dengan skala besar seperti yang dilakukan oleh pabrik tahu maupun
tempe lainnya. Pabrik Fajar Reksa hanya mampu membeli keperluan bahan
baku untuk keperluan per hari dengan jumlah yang tidak terlalu banyak bila
dibandingkan dengan pabrik lainnya.
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Pabrik Fajar Reksa dimulai pagi
hari karena proses perendaman kedelai memerlukan waktu sekitar tiga jam
sampai ke proses selanjutnya. Dalam satu hari produksi, Pabrik Fajar Reksa
mampu memproduksi 5000 butir tahu bulat yang didistribusikan ke sekitar
daerah Ciomas Bogor.
3. Keuangan
Modal awal yang digunakan oleh perusahaan bersumber sepenuhnya dari
modal pribadi pemilik. Modal awal yang diperlukan oleh perusahaan untuk
menjalankan produksi pertamanya adalah sebesar Rp. 135.000.000. Dalam
kegiatan hariannya, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku
produksi berasal dari perputaran keuntungan yang diperoleh dari hasil
penjualan. Pemilik pabrik tidak pernah mengambil pinjaman kepada bank
melainkan pinjaman kepada orang terdekat karena dirasa lebih praktis dalam
segi pembayaran. Uang hasil pinjaman dialokasikan kepada pembelian mesin
baru untuk produksi. Pembayaran hutang berasal dari hasil keuntungan harian
yang dibayarkan setiap harinya kepada pengutang.
Kekurangan dari perusahaan ini adalah tidak ada pencatatan keuangan
yang jelas. Pemasukan dan pengeluaran jarang sekali dicatat secara rutin,
hanya beberapa kali dicatat di sebuah papan yang berada di pabrik. Hal ini
terjadi karena skala usaha pabrik masih kecil sehingga pencatatan
keuangannya belum terlalu banyak. Namun, kedepannya pencatatan keuangan
ini dapat bermanfaat besar ketika perusahaan ingin mengembangkan skala
produksinya lebih besar lagi.
4. Pemasaran
Aspek pemasaran terkait dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran
dibagi menjadi product, price, place, dan promotion. Bauran pemasaran Pabrik
Fajar Reksa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Product (produk)
Produk utama dari Pabrik Fajar Reksa adalah tahu bulat mentah dan
tahu bulat siap makan yang dijual melalui pedagang mitra. Perbedaan
antara tahu bulat yang dihasilkan Pabrik Fajar Reksa dengan pabrik
lainnya terletak pada segi rasa. Rasa yang dihasilkan oleh tahu bulat Fajar
Reksa ini dikarenakan perpaduan bumbu rahasia perusahaan dan proses
memasaknya yang berbeda dengan pabrik lain. Pabrik Fajar Reksa
30
mencoba membuat tahu bulat yang berbahan dasar jagung maupun kacang-
kacangan lain selain kedelai. Hal ini dikarenakan stok dan harga kedelai yang
mulai mengkhawatirkan.
6. Sistem informasi
Manajemen informasi yang dilakukan Pabrik Fajar Reksa masih sangat
sederhana. Belum ada penggunaan teknologi khusus apapun dalam hal
pengolahan dan pencatatan informasi. Proses pencatatan dan pengolahan
informasi masih dilakukan secara manual yang tidak efisien. Khususnya pada
bagian pencatatan administrasi masih sangat tidak teratur sehingga banyak
data keuangan yang hilang maupun tidak dicatat. Hal ini mengakibatkan
pemilik sulit mengontrol perkembangan usahanya sendiri.
Berdasarkan identifikasi mengenai faktor internal tersebut, ditemukan
beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kelemahan dari pabrik tahu bulat Fajar
Reksa. Adapun kelebihan tersebut adalah:
1. Sistem kontrol operasi yang baik
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa memiliki sistem control operasi yang baik.
Manajer produksi sekaligus pemilik pabrik melakukan kontrol rutin setiap
harinya untuk meminimalisasi kesalahan pada produksi. Pembelian bahan baku
juga dilakukan oleh manajer secara langsung untuk memastikan kebutuhan
produksi terpenuhi dengan tepat.
2. Pembagian bidang kerja yang sesuai kemampuan
Pembagian bidang kerja di Pabrik Fajar Reksa menjadi kekuatan tersendiri
bagi perusahaan. Pemilik pabrik memposisikan karyawannya sesuai dengan
bidang kehaliannya masing-masing. Tiap-tiap proses produksi ditangani oleh
karyawan yang ahli di bidang tersebut. Contohnya karyawan yang ahli di bidang
perebusan dan penyaringan kedelai tidak diizinkan untuk menangani proses
penggilingan dan pembentukan tahu karena bagian tersebut ditangani oleh
karyawan yang ahli di bidangnya.
3. Fasilitas yang dimiliki
Proses produksi sangat penting memperhatikan tentang fasilitas yang
dimiliki perusahaan. Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan telah memenuhi
standar produksi dengan adanya alat-alat modern seperti super mixer, grinder,
dan alat pembulat tahu otomatis. Walaupun sebagian besar proses produksinya
masih menggunakan cara tradisional karena dinilai lebih murah dan mampu
menjaga kualitas rasa.
4. Proses produksi yang teratur
Proses produksi yang dilakukan oleh Pabrik Fajar Reksa dilaksanakan
enam hari selama seminggu. Walaupun karyawan tidak memiliki jam kerja yang
tetap namun, manajer produksi selalu mengatur agar produksi dapat
dilaksanakan setiap hari. Bahkan pada bulan Ramadhan sekalipun produksi tetap
rutin dilaksanakan mengingat bahwa produk yang diproduksi bukanlah makanan
pokok melainkan makanan sampingan.
5. Promosi untuk pembelian tertentu
Pemilik pabrik memberikan promosi untuk konsumen dengan syarat
konsumen harus membeli dengan jumlah tertentu maka akan diberikan potongan
harga. Jumlah pembelian tidak ditentukan secara tetap oleh pemilik pabrik begitu
juga dengan besarnya potongan harga. Namun, promosi ini rutin diberikan
kepada konsumen yang membeli dengan jumlah yang banyak.
32
mempunyai kinerja standar yang tidak jauh dengan mesin buatan luar. Mesin
tersebut mampu memproduksi 1 000 butir tahu bulat hanya dalam 3 menit.
Sementara itu, beberapa kelemahan yang juga berhasil di identifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Struktur organisasi tidak rapih
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa tidak memiliki struktur organisasi yang
rapih. Pemilik pabrik merangkap sebagai manajer produksi yang mengawasi
jalannya produksi setiap hari. Tidak ada dokumen ataupun pencatatan yang
menjelaskan bahwa perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas.
2. Tidak ada pencatatan administrasi
Pabrik Fajar Reksa tidak pernah melakukan pencatatan administrasi secara
rutin. Proses produksi dan penjualan setiap hari tidak pernah dilakukan
pencatatan dan berjalan begitu saja setiap harinya. Pemilik beranggapan karena
skala pabrik yang masih kecil jadi pencatatan administrasi dirasa belum begitu
penting.
3. Perekrutan tenaga kerja dan mitra yang kurang optimal
Sistem perekrutan karyawan dan pedagang mitra yang dilakukan Fajar
Reksa belum optimal. Tidak pernah ada kontrak yang tertulis jelas maupun
MoU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani kedua belah pihak.
Begitu juga dalam hal perekrutan karyawan. Tidak ada aturan yang jelas dan
tertulis perihal pembagian hasil keuntungan maupun kontrak diawal yang
menjelaskan bahwa terjadi kesepakatan kerjasama antara keduabelah pihak.
4. Sumber bahan baku yang tersendat
Bahan baku yang digunakan untuk produksi di pabrik dibeli langsung di
PRIMKOPTI Kabupaten Bogor. Namun, pabrik hanya mampu membeli dengan
jumlah 50 kg kedelai setiap harinya berbeda dengan pabrik-pabrik besar yang
mampu membeli lebih dari lima ton per hari. Oleh karena itu, pabrik hanya
mampu membeli bahan baku secara harian karena keterbatasan modal yang
menyebabkan pabrik tidak mampu membeli bahan secara bulanan.
5. Tidak membuka investasi dari luar
Pabrik belum mencoba untuk membuka investasi dari luar untuk menutupi
kekurangan modal. Proses produksi yang dilaksanakan pabrik setiap harinya
masih mampu menopang keberlangsungan usaha. Namun, dengan skala usaha
yang sekarang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk perusahaan bisa
berkembang.
6. Jangkauan daerah pemasaran yang kecil
Produk yang dipasarkan Pabrik Fajar Reksa menggunakan mobil dan gerobak
hanya mancakup wilayah sekitar Ciomas, Kabupaten Bogor. Padahal dengan
asset berupa mobil dan gerobak yang ada saat ini memungkinkan pabrik
memeperluas area pemasarannya sehingga keuntungan yang didapat menjadi
lebih besar dari biasanya.
7. Permodalan yang kurang
Permasalahan yang dihadapi Pabrik Fajar Reksa salah satunya adalah
keterbatasan modal. Keterbatasan modal ini mampu menghambat segala
aktivitas produksi dan penjualan. Permasalahan ini juga yang menyebabkan
skala usaha tidak bisa berkembang.
34
1. Ketersediaan kredit
Kredit mampu memudahkan pabrik dalam mengatasi masalah permodalan.
Banyak sekali sumber kredit yang ada dan mampu menunjang permasalahan
keuangan pabrik. Baik itu kredit secara formal maupun informal. Dengan
adanya kredit yang tersedia, permasalahan permodalan perusahaan dapat diatasi
dan mampu meningkatkan kemampuan atau kapasitas pabrik/perusahaan dalam
berbagai sisi.
2. Respon masyarakat tentang keberadaan usaha
Masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar pabrik tepatnya di daerah
Ciomas, Kabupaten Bogor memiliki respon yang positif tentang kehadiran
pabrik. Kehadiran pabrik di wilayah setempat tidak menimbulkan dampak
negatif apapun yang merugikan warga sehingga warga menyambut dengan
antusias kehadiran Pabrik Fajar Reksa di wilayahnya. Hal ini dinilai penting
karena apabila lingkungan masyarakat di sekitar pabrik mendukung
keberlangsungan usaha, maka proses berjalannya usaha menjadi semakin lancar
tanpa hambatan yang disebabkan oleh masyarakat sekitar.
3. Tingkat kesejahteraan masyarakat
Masyarakat sekitar pabrik rata-rata memiliki tingkat kesejahteraan
menengah ke bawah dilihat dari wilayah tempat tinggal mereka dan pekerjaan
yang mereka jalani. Hal tersebut menjadi peluang bagi perusahaan melihat
tujuan perusahaan yakni mensejahterakan masyarakat sekitar pabrik untuk
menaikkan taraf hidup mereka menjadi lebih baik.
4. Perkembangan teknologi mesin produksi
Teknologi produksi pengolahan saat ini sudah sangat maju dan mampu
membantu jalannya produksi menjadi lebih baik. Sebelum adanya
perkembangan seperti saat ini, proses produksi masih 100% menggunakan
tenaga manusia sehingga hasil produksi yang diperoleh sangat jauh lebih sedikit
bila dibandingkan dengan menggunakan mesin. Pemanfaatan teknologi yang
baik oleh perusahaan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap
keberlangsungan usaha. Terutama dalam hal ini di dalam kegiatan produksi,
perkembangan teknologi saat ini sangat membantu mengefisienkan jalannya
produksi.
Sementara itu, beberapa ancaman yang juga berhasil di identifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Kondisi perekonomian saat ini yang buruk
Kondisi perekonomian Indonesia sangat mempengaruhi keberlangsungan
produksi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kenaikkan nilai tukar
Dollar terhadap Rupiah sangat mempengaruhi harga bahan baku produksi yaitu
kedelai. Kedelai yang digunakan sebagai bahan baku utama produksi adalah
kedelai impor, maka dari itu harganya sangat dipengaruhi oleh nilai tukar Dollar
terhadap Rupiah.
2. Program pemerintah tentang kedelai
Pemerintah Indonesia khususnya belum ada program yang pro tentang
kedelai. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi keberlangsungan usaha karena
bahan dasar utamanya adalah kedelai. Terutama untuk pabrik Fajar Reksa,
berdasarkan hasil wawancara pemilik menyatakan bahwa tidak ada peraturan
khusus yang dikeluarkan pemerintah yang menguntungkan atau membantu
keberlangsungan usaha terkait kedelai.
37
Berdasarkan Tabel 14, faktor eksternal yang menjadi peluang terbesar bagi
perusahaan adalah perkembangan teknologi mesin produksi dengan bobot 0.170
39
dan memiliki rating 4 sehingga menghasilkan skor sebesar 0.679. Selain itu, faktor
yang menjadi peluang perusahaan antara lain ketersediaan kredit dengan skor
0.232, respon masyarakat tentang keberadaan usaha dengan skor 0.348, dan tingkat
kesejahteraan masyarakat dengan skor 0.464. Hasil analisis diatas juga
menunjukkan ancaman terbesar bagi perusahaan adalah kondisi perekonomian saat
ini yang buruk dengan bobot 0.188 dan rating sebesar 4 sehingga menghasilkan
skor sebesar 0.536. Selain itu, faktor lain yang menjadi ancaman bagi perusahaan
adalah program pemerintah tentang kedelai dengan skor 0.536, adanya produk
substitusi dengan skor 0.080, dan adanya perusahaan sejenis sebagai pemain lama
dengan skor 0.080. Total skor rata-rata tertimbang dari matriks EFE sebesar 3.170
menunjukkan bahwa usaha Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa berada pada posisi di
atas rata-rata (2.5) yang berarti cukup mampu memanfaatkan peluang untuk
mengatasi ancaman.
Analisis Matriks IE
Matriks IE menggunakan hasil olahan dari matriks IFE dan EFE sebagai input
untuk menentukan posisi dari Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa. Total skor faktor
strategis internal perusahaan adalah sebesar 2.478 dan total skor faktor strategis
eksternal perusahaan adalah sebesar 3.170. Gabungan dari kedua total skor ini dapat
digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel 15 Matriks IE
Kuat (3.0 – 4.0) Sedang (2.0 – 2.99) Lemah (1.0 – 2.0)
Tinggi (3.0 – 4.0) I II III
Sedang (2.0 – 2.99) IV V VI
Rendah (1.0 – 1.99) VII VIII IX
Berdasarkan Tabel 15, Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa berada dalam kuadran
II yang berarti perusahaan berada dalam kondiri Grow and Build (tumbuh dan
membangun). Dalam posisi ini, strategi yang tepat untuk perusahaan adalah strategi
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi kebelakang,
integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.
ke depan, dan integrasi horizontal. Hasil analisis matriks SWOT tersebut dapat
dilihat di dalam Tabel 16.
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT dihasilkan lima buah strategi yang
terdiri dari satu strategi SO, dua strategi WO, satu strategi ST, dan satu strategi WT.
1. Strategi SO
Strategi SO digunakan dengan menggunakan kekuatan perusahaan untuk
memanfaatkan peluang yang ada sehingga perusahaan dapat memperoleh
keuntungan. Strategi SO yang dihasilkan adalah memaksimalkan promosi atau
penjualan via online. Strategi tersebut juga bertujuan untuk memperluas pasar
melalui online marketing. Selain biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran
online tidak besar, jangkauan pasarnya juga cukup luas. Tujuan lainnya adalah
untuk menjangkau konsumen modern yang sering berbelanja online.
2. Strategi WO
Strategi WO digunakan untuk memperbaiki kelemahan perusahaan
dengan memanfaatkan peluang. Strategi WO yang dihasilkan adalah membuka
investasi dari luar. Dengan keterbatasan modal yang dialami oleh perusahaan,
pilihan yang tepat adalah dengan membuka investasi dari luar baik secara
formal maupun informal. Investasi yang nantinya didapatkan digunakan untuk-
memperbesar skala usaha sehingga perusahaan dapat melakukan produksi yang
lebih besar dan meningkatkan profit. Strategi WO lainnya yang dihasilkan
adalah memperluas jangkauan area pemasaran. area pemasaran Pabrik Tahu
Bulat Fajar Reksa saat ini hanyalah di sekitar wilayah Ciomas, Kabupaten
Bogor. Padahal, dengan asset yang dimiliki saat ini memungkinkan perusahaan
untuk memeperluas area pasarnya lebih besar lagi khususnya wilayah Bogor.
Dengan memperluas area pemasaran, profit yang didapat akan lebih banyak
seiring dengan banyaknya konsumen baru dan brand perusahaan akan dikenal
lebih luas dari sebelumnya.
3. Strategi ST
Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghadapi ancaman yang datang dari luar. Strategi ST yang dihasilkan adalah
fokus dalam mempertahankan kualitas dan pelayanan. Dengan menjaga kualitas
produk dan pelayanan maka kepercayaan konsumen dan mitra akan tetap
terjaga.
4. Strategi WT
Strategi WT adalah strategi untuk mengurangi kelemahan perusahaan dan
menghindari ancaman eksternal. Strategi WT yang dihasilkan adalah
meningkatkan sumber daya manusia sehingga mampu mengolah manajemen
dan teknologi dengan baik, sumber daya manusia yang dimaksud adalah
karyawan dan mitra pedagang. Dalam proses perekrutan karyawan sangat
penting untuk memilah pekerjaan sesuai dengan keahlian masing-masing
karyawan sehingga proses produksi dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Diadakannya pelatihan karyawan juga penting untuk mengasah maupun
memperdalam keahlian tiap-tiap karyawan di bidang kerjanya masing-masing.
Perekrutan mitra pedagang juga sangat penting dengan menerapkan aturan-
aturan dan kesepakatan yang jelas sehingga mengurangi kecurangan ataupun
kerugian antara salah satu atau dua belah pihak nantinya.
41
Kekuatan Kelemahan
Internal (Strength - S) (Weakness - W)
1. Sistem kontrol 1. Struktur organisasi
operasi yang baik tidak rapih
2. Pembagian bidang 2. Tidak ada pencatatan
kerja yang sesuai administrasi
kemampuan 3. Perekrutan tenaga
3. Fasilitas yang kerja dan mitra yang
dimiliki memadai kurang optimal
4. proses produksi yang 4. Pembelian bahan baku
teratur masih dalam jumlah
5. Promosi untuk sedikit
pembelian tertentu 5. Tidak membuka
6. Bentuk penjualan investasi dari luar
secara online 6. Jangkauan daerah
7. Kualitas produk pemasaran yang kecil
bersaing
8. Relasi yang baik
dengan mitra
Eksternal 9. Pelayanan yang baik
terhadap konsumen
10. Inovasi bahan dan
proses produksi
Peluang Stategi SO Strategi WO
(Oppurtunity - O)
1. Ketersediaan kredit Memaksimalkan Membuka investasi dari
2. Respon masyarakat tentang penjualan via online pihak luar (W4, W6, O1,
keberadaan usaha (S6,S11, O2, 03) 04)
3. Tingkat kesejahteraan Memperluas jangkauan
masyarakat area pemasaran (W6, O1,
4. Perkembangan teknologi O2, O3, O4)
mesin produksi
Pada urutan prioritas utama yaitu membuka investasi dari pihak luar untuk
memperbesar skala usaha. Prioritas dibutuhkan karena perusahaan mengalami
keterbatasan dalam segi modal sehingga skala usaha suli tuntuk diperbesar.
Akibatnya perusahaan sulit untuk menerima produksi dalam jumlah besar padahal
produknya sudah banyak diminati oleh konsumen dari segi harga maupun kualitas.
Maka dari itu, dengan membuka investasi dari luar maka uang yang diperoleh bisa
untuk memeperbesar skala usaha guna meningkatkan skala produksi sehingga dapat
meningkatkan profit perusahaan.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis faktor internal, Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa
memiliki sepuluh kekuatan dan tujuh kelemahan. Faktor internal yang menjadi
kekuatan terbesar ada dua yaitu kualitas produk yang bersaing dan pelayanan yang
baik terhadap konsumen. Kelemahan utama dari perusahaan ini adalah permodalan
yang kurang. Hasil analisis faktor eksternal menunjukan bisnis memiliki empat
peluang dan empat ancaman. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah
43
Saran
DAFTAR PUSTAKA
[BI] Bank Indonesia. 2018. Kurs Transaksi Bank Indonesia Mata Uang USD
[Internet]. [diakses pada 2018 Juli 1]. Tersedia pada:
https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Kedelai Menurut Provinsi (Ton),
1993-2015 [Internet]. [diunduh pada 2018 Januari 7]. Tersedia pada:
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/871
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Analisis Hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 :
Analisis Ketenagakerjaan Usaha Mikro Kecil. Jakarta (ID): Badan Pusat
Statistik
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk
Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2017. Kabupaten Bogor Dalam
Angka 2017. Bogor (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2017. Kecamatan Ciomas Dalam
Angka 2017. Bogor (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor
[Kemenperin] Kementerian Pertanian RI. 2016. Pertumbuhan Industri Gagal Capai
Target [Internet]. [diakses pada 2018 Januari 7]. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/15225/Pertumbuhan-Industri-Capai-
Target
[Kementan] Kementerian Pertanian RI. 2017. Produktivitas Palawija di Indonesia,
2013-2017 [Internet]. [diunduh pada 2018 Januari 7]. Tersedia pada:
http://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TP-ARAM%20II%202017(pdf)/01-
PalawijaNasional.pdf
44
Alghifari MT. 2017. Strategi Pengembangan pada Usaha Ragusa Es Krim Italia
DKI Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
David FR. 2010. Strategic Management-Manajemen Strategis Konsep. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat.
Djamaludin, A 2009. “Social Environment and Business.” General Business
Environment: Syllabus and Material. Yogyakarta: MM UGM.
Hamidurrahman MF. 2016. Strategi Pengembangan Sapi Kurban CV Bintang Tani
di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Kotler P. 1993. Manajemen Pemasaran. Analisis, perencanaan, implementasi dan
pengendalian. Edisi ketujuh. Volume satu. Jakarta (ID): Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Nadya. 2016. Peran Digital Marketing Dalam Eksistensi Bisnis Kuliner Seblak
Jeletet Murni [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Bunda Mulia
Putri RT. 2014. Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Tempe Indonesia di Kota
Bogor, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Tenik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Umar H. 2008. Manajemen Risiko Bisnis (Pendekatan Bisnis dan Nonfinansial).
Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Lampiran 2 Dokumentasi
RIWAYAT HIDUP