Anda di halaman 1dari 55

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA HOME INDUSTRY

PABRIK TAHU BULAT FAJAR REKSA


DI KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR

RICKY CHANDIKA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan


Usaha Home Industry Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2018

Ricky Chandika
NIM H34140092
ABSTRAK

RICKY CHANDIKA. Strategi Pengembangan Usaha Home Industry Pabrik Tahu


Bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
WAHYU BUDI PRIATNA.

Pabrik tahu bulat Fajar Reksa masih menggunakan cara-cara tradisional


dalam kegiatan operasionalnya, sementara disisi lain persaingan berbagai industri
pengolahan makanan dari berbagai skala semakin tinggi. Untuk menjaga eksistensi
dari perusahaan ini, perlu adanya strategi dalam mengelolanya. Sehingga tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi faktor internal dan eksternal dari
pabrik tahu bulat Fajar Reksa, merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan
serta menentukan prioritas strategi. Metode yang digunakan adalah analisis
kualitatif dan kuantitatif berupa matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks
SWOT dan matriks QSPM. Adapun hasil dari analisis beberapa matriks tersebut
menghasilkan 5 alternatif strategi dengan prioritas strategi yakni membuka
investasi dari luar untuk memperbesar skala usaha.

Kata kunci: Strategi, pengembangan, tahu bulat, Fajar Reksa, bisnis

ABSTRACT

RICKY CHANDIKA. The Development Strategy of Home Industry Business Tahu


Bulat Factory Fajar Reksa at Ciomas District, Regency of Bogor. Supervised by
WAHYU BUDI PRIATNA.

Tahu Bulat factory Fajar Reksa still using traditional ways for its operational
activities, while on the other hand the competition of various food processing
industries of various scales is getting higher. To maintain the existence of this
company, Fajar Reksa needs a strategy to manage its factory. The purpose of this
research is to identify the internal and external factors of Tahu Bulat Factory Fajar
Reksa, formulate alternative strategies that can be applied as well as prioritize the
prior strategy. The method used is qualitative and quantitative analysis of IFE
Matrix, EFE matrix, IE matrix, SWOT matrix and QSPM matrix. The result of the
analysis of several matrix obtains 5 alternative strategies with strategic priority
which open an investment from outside to enlarge the scale of business.

Keywords: Strategy, development, tahu bulat, Fajar Reksa, business


STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA HOME INDUSTRY
PABRIK TAHU BULAT FAJAR REKSA
DI KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR

RICKY CHANDIKA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
Judul Skripsi: Strategi Pengembangan Usaha Home Industry Pabrik Tahu Bulat
Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Nama : Ricky Chandika
NIM : H34140092

Disetujui oleh,

Dr. Ir. Wahvu Budi Priatna, M.Si


Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

M.Si

Tanggal Lulus: 2 2 OC\ {018


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2018 ini ialah strategi
pengembangan usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Home Industry
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna,
M.Si selaku pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Sutisna
selaku pemilik pabrik tahu bulat Fajar Reksa, Nadhisa Maharani, Fathimah
Sholihah, dan seluruh sahabat di Agribisnis angkatan 51 yang telah memberikan
dukungan dan semangat. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah,
ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya
ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2018

Ricky Chandika
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
TINJAUAN PUSTAKA 5
Matriks EFE dan Matriks IFE 5
Matriks SWOT 6
Matriks QSP 7
KERANGKA PEMIKIRAN 8
Kerangka Teoritikal 8
Kerangka Operasional 14
METODE PENELITIAN 16
Lokasi dan Waktu Penelitian 16
Jenis dan Sumber Data 16
Metode Pengumpulan dan Pengolahan 16
Metode Analisis Data 18
GAMBARAN UMUM 24
Sejarah dan Perkembangan 24
Lokasi 24
Visi, Misi, dan Tujuan 24
Struktur Organisasi 25
Sumberdaya Perusahaan 25
Kegiatan Produksi Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa 26
Kegiatan Operasional 27
HASIL DAN PEMBAHASAN 28
Analisis Lingkungan Internal 28
Analisis Lingkungan Eksternal 34
Analisis IFE & EFE 37
Analisis Matriks IE 39
Analisis Matriks SWOT 39
Analisis Matriks QSP 42
SIMPULAN DAN SARAN 42
Simpulan 42
Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 45
RIWAYAT HIDUP 47
DAFTAR TABEL
1 Produktivitas palawija di Indonesia, 2013-2017 (ku/ha) 2
2 Rata-rata konsumsi dan pengeluaran per kapita per minggu (rupiah)
menurut jenis makanan di daerah perkotaan dan perdesaan, Maret
2016 (ku/ha) 2
3 Penilaian bobot faktor-faktor strategi internal 18
4 Matriks IFE 19
5 Penilaian bobot faktor-faktor strategi eksternal 20
6 Matriks EFE 20
7 Matriks IE 21
8 Matriks SWOT 22
9 Matriks QSP faktor kunci internal 23
10 Matriks QSP faktor kunci eksternal 23
11 Sumberdaya fisik pabrik tahu bulat Fajar Reksa 26
12 Kurs transaksi Bank Indonesia mata uang USD 34
13 Hasil analisis matriks IFE 38
14 Hasil analisis matriks EFE 38
15 Matriks IE 39
16 Analisis matriks SWOT 41
17 Prioritas strategi pabrik tahu bulat Fajar Reksa 42

DAFTAR GAMBAR
1 Model komprehensif manajemen strategis 9
2 Kerangka pemikiran operasional 15
3 Struktur organisasi perusahaan 25
4 Proses pembuatan tahu bulat Fajar Reksa 27

DAFTAR LAMPIRAN

1 Perhitungan QSPM 45
2 Dokumentasi 46
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Agribisnis merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdiri dari beberapa


subsistem yang saling memengaruhi. Subsistem tersebut adalah subsistem hulu,
subsistem onfarm, subsistem hilir, dan subsistem penunjang. Keempat subsistem
tersebut saling terkait, sehingga jika satu subsistem tidak berjalan dengan baik maka
akan berpengaruh ke subsistem lainnya. Keterhubungan antar subsistem tersebut
membuat kualitas suatu subsistem juga akan sangat berdampak pada subsistem
lainnya. Dalam agribisnis dikenal dengan istilah forward linkage dan backward
linkage. Forward linkage berarti adanya keterkaitan suatu subsistem dengan
subsistem lain yang berada di depannya (keterkaitan kedepan), sebaliknya,
backward linkage merupakan keterkaitan suatu subsistem dengan subsistem lain
yang berada di belakangnya (keterkaitan ke belakang).
Salah satu subsistem agribisnis yang memiliki peran besar pada sistem
agribisnis adalah subsistem hilir. Subsistem hilir (off farm) terdiri dari kegiatan
pemasaran dan pengolahan. Kegiatan pada subsistem hilir merupakan kegiatan
mengubah produk primer agribisnis menjadi produk olahan, baik produk antara
ataupun produk akhir serta kegiatan pemasaran produk tersebut di pasar domestik
maupun pasar internasional. Subsistem ini berperan besar dalam memberikan nilai
tambah pada sebuah produk pertanian, sehingga memiliki harga jual yang lebih
tinggi dibandingkan hanya dijual dalam bentuk primer. Selain itu, proses
pengolahan pada komoditas pertanian dapat mengatasi masalah produk pertanian
yang mudah rusak menjadi lebih tahan lama. Adapun yang termasuk ke dalam
subsistem hilir ini antara lain industri pengolahan makanan, industri pengolahan
minuman, industri farmasi, industri jasa boga, dan kegiatan ekonomi lainnya.
Pada tahun 2016, terjadi pertumbuhan pada sektor industri pengolahan
sebesar 4.29 persen. Salah satu sub sektor penunjang utama adalah sub sektor
industri pengolahan makanan dan minuman yaitu sebesar 32.84 persen terhadap
pertumbuhan industri pengolahan. Persentase tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan sub sektor lainnya seperti industri pengolahan logam dan peralatan
listrik sebesar 10.71 persen serta industri kimia, farmasi, dan obat tradisional
sebesar 9.86 persen (Kemenperin 2016). Hal tersebut menunjukkan bahwa sub
sektor industri pengolahan makanan dan minuman merupakan sub sektor industri
pengolahan yang memiliki potensi tinggi.
Sementara itu, SUSENAS (2016) menampilkan rata-rata konsumsi dan
pengeluaran masyarakat Indonesia `per kapita per minggu yang dibagi menurut
jenis makanan di daerah perkotaan dan pedesaan ke dalam 14 jenis makanan antara
lain padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur, kacang-kacangan, hingga
rokok. Dalam golongan padi-padian, jumlah konsumsi beras mendominasi dengan
jumlah 1.665 kg per kapita per minggu dan dalam jenis kacang-kacangan yang
mendominasi adalah jenis olahan kedelai yaitu tahu sebesar 0.151 kg per kapita per
minggu dan tempe sebesar 0.141 kg per kapita per minggu.
Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati yang umum dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia. Pada tahun 2015, produksi kedelai Indonesia mencapai
963 183 ton dengan luas panen 614 095 ha (BPS 2015). Berdasarkan Tabel 1 di
2

bawah ini, produktivitas kedelai di Indonesia pada tahun 2017 menempati urutan
keempat di golongan palawija yaitu sebesar 15.20 ku per ha, namun menempati
posisi pertama diantara jenis kacang-kacangan lain dalam golongan palawija seperti
kacang tanah dan kacang hijau. Dengan pertumbuhan sebesar 2.01 persen dari tahun
sebelumnya.

Tabel 1 Produktivitas palawija di Indonesia, 2013-2017 (Ku per Ha)


Tahun Pertumbuhan
No
Komoditas 2017 terhadap
. 2013 2014 2015 2016 2017
2016 (%)
1 Jagung 48.44 49.54 51.78 53.05 52.00 -1.98
2 Kedelai 14.16 15.51 15.68 14.90 15.20 2.01
3 Kacang
13.52 12.79 13.33 13.07 13.20 0.99
Tanah
4 Kacang
11.24 11.76 11.83 11.30 11.76 4.07
Hijau
5 Ubi Kayu 224.60 233.55 229.51 246.26 244.59 -0.68
6 Ubi Jalar 147.47 152.00 160.53 175.55 179.72 2.38
Sumber : Badan Pusat Statistik 2017

Kedelai merupakan komoditi yang dapat diolah menjadi berbagai hasil olahan
lainnya seperti tahu, tempe, oncom, dan kecap. Namun dari banyaknya hasil olahan
kedelai tersebut, hasil olahan kedelai yang termasuk kedalam data konsumsi hasil
SUSENAS pada tahun 2016 di Indonesia hanya tahu dan tempe. Hal ini
dikarenakan konsumsi pangan dari kedelai terbesar di Indonesia saat ini adalah
berupa tahu dan tempe.

Tabel 2 Rata-rata konsumsi dan pengeluaran per kapita per minggu (rupiah)
menurut jenis makanan di daerah perkotaan dan perdesaan, Maret 2016
(Ku/Ha)

Jenis Makanan Satuan Banyaknya Nilai (Rp)


Kacang-Kacangan
1. Kacang tanah tanpa kulit Kg 0.006 92
2. Tahu Kg 0.151 1141
3. Tempe Kg 0.141 1182
Sumber : Badan Pusat Statistik 2016

Tabel 2 menunjukkan bahwa tahu merupakan hasil olahan kedelai dengan


rata-rata konsumsi tertinggi yaitu 0.151 kg per kapita per minggu dibandingkan
dengan tempe yang hanya 0.141 kg per kapita per minggu. Dengan rata-rata
konsumsi yang tinggi, tahu menjadi olahan kedelai yang memiliki potensi tertinggi
dibandingkan olahan kedelai lainnya. Saat ini, di Indonesia tahu di sajikan dalam
berbagai cara, salah satu bentuk tahu yang mulai banyak di kenal di Indonesia
adalah tahu bulat. Bentuk tahu yang bulat dan rasanya yang gurih terutama disajikan
selagi hangat ini menjadi camilan yang cukup merajai pasar jajanan di Indonesia.
Usaha tahu bulat ini sebagian besar berbentuk Usaha Mikro Kecil.
3

Usaha Mikro Kecil (UMK) menjadi salah satu kontributor dalam


pembentukan PDB di Indonesia saat ini, yang memiliki kontribusi sebesar 43.08
persen yang berasal dari 30.25 persen usaha mikro dan sisanya sebesar 12.83
berasal dari usaha kecil (BPS 2016). Berdasarkan data tersebut, besar kecilnya
peran suatu usaha tidak dinilai dari besar kecilnya usaha tersebut namun dilihat dari
besarnya kontribusi suatu usaha terhadap PDB di suatu negara.
Besarnya peran usaha kecil pada PDB di Indonesia, di tambah lagi banyaknya
konsumsi masyarakat Indonesia akan tahu membuat usaha mikro kecil tahu bulat
juga turut memiliki peran yang penting terhadap perekonomian di Indonesia. Usaha
Mikro Kecil yang keberadaanya sangat banyak namun dengan modal yang terbatas
harus mampu dikelola dengan strategi yang baik dan tepat agar tidak kalah dalam
menghadapi persaingan di pasar. Usaha tahu bulat yang kini marak berkembang
menghadapi persaingan yang cukup ketat dalam industri makanan terutama jenis
makanan cemilan yang menyuguhkan banyak pilihan jenis makanan kepada
konsumen.
Sejalan dengan itu, tingginya popularitas tahu bulat saat ini tidak diimbangi
dengan adanya inovasi dan konsep pemasaran yang baik sehingga minat konsumen
terhadap produk ini semakin menurun. Hal tersebut terlihat dari penjual tahu bulat
yang jumlahnya semakin sedikit. Selain kurangnya inovasi dan pemasaran yang
baik, proses produksi yang masih sederhana juga menjadi salah satu penyebab tahu
bulat mengalami kesulitan dalam menghadapi pasar saat ini dibandingkan dengan
jenis makanan lain yang lebih modern. Salah satu daerah penghasil tahu bulat
adalah Kabupaten Bogor. BPS (2016) menyatakan bahwa salah satu potensi UKM
di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Ciomas adalah industri pengolahan
tahu. Salah satu industri pengolahan tahu tersebut adalah pabrik tahu bulat Fajar
Reksa milik Bapak Sutisna di Kecamatan Ciomas yang terletak di Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Usaha yang dirintis Bapak Sutisna terbilang masih tradisional
di tengah-tengah industri makanan serupa yang sudah modern. Oleh karena itu,
perlu di buat sebuah strategi pengembangan usaha tahu bulat guna meningkatkan
kualitas dan kuantitas usaha kecil terutama usaha kecil tahu bulat di Kecamatan
Ciomas.

Perumusan Masalah

Industri pengolahan dalam bentuk usaha mikro kecil di Indonesia saat ini
jumlahnya sangat banyak dan usaha tersebut sebagian besar dalam bentuk usaha
padat karya yang masih mengandalkan tenaga kerja yang banyak namun modal
yang sangat terbatas. Usaha mikro kecil tersebut merupakan usaha yang masih
menggunakan alat-alat dan cara-cara tradisional dalam proses pengolahan produk.
Selain itu, keterbatasan modal dan tenaga kerja yang terdidik membuat usaha-saha
kecil ini harus dikelola dengan manajemen yang seadanya. Hal ini menjadi faktor
pendorong banyaknya usaha mikro kecil yang mengalami kegagalan di tengah jalan.
Salah satu Industri kecil yang mulai banyak berkembang adalah usaha tahu
bulat. Fenomena tahu berbentuk bulat yang digoreng dan disajikan selagi hangat ini
begitu menarik perhatian bagi banyak masyarakat di Indonesia. Hal itu dikarenakan
rasanya yang gurih serta harganya yang murah. Tahu bulat biasanya di jajakan
dengan menggunakan mobil bak terbuka yang di dalam bak tersebut tahu digoreng
sekaligus dijajakan. Salah satu produsen tahu bulat yang masih beroperasi hingga
4

saat ini adalah Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas Kabupaten
Bogor.
Pabrik Fajar Reksa saat ini harus berhadapan dengan berbagai macam industri
pengolahan makanan dari berbagai skala, baik sesama usaha mikro maupun usaha
lain yang jauh lebih besar, baik sesama olahan tahu maupun olahan lainnya.
Ditambah lagi Fajar Reksa masih menggunakan cara-cara tradisional di sebagian
tahap produksinya, di sisi lain daya beli masyarakat untuk tahu bulat masih relatif
tinggi dan usaha ini sebagai alternatif pekerjaan yang juga berkontribusi pada
pendapatan keluarga kecil di tengah masyarakat. Masalah lain yang dihadapi Fajar
Reksa yaitu pemasarannya belum efektif dan kendala modal yang kurang enopang
jalannya usaha. Oleh karena itu, usaha ini akan dengan mudah terhenti di tengah
jalan jika tidak diimbangi dengan strategi dalam mengelolanya.
Analisis berupa strategi pengembangan sangat penting untuk dilakukan guna
membantu menyusun strategi apa yang dapat dilakukan agar usaha mikro kecil
terutama usaha tahu bulat Fajar Reksa tidak kalah dalam menghadapi persaingan
dengan kondisi manajemennya yang saat ini masih sangat sederhana serta agar
usaha ini tetap mampu menjadi sumber pekerjaan bagi sebagian orang.
Berdasarkan beberapa masalah yang telah di kemukakan di atas, berikut ini
merupakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian guna menemukan strategi
pengembangan usaha Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa:
1. Apa faktor internal dan eksternal dalam pengembangan usaha home industry
pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor?
2. Apa strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha home industry
pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor?
3. Apa strategi ilmiah yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha home
industry pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk :


1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dalam pengembangan usaha
home industry pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor.
2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan
usaha home industry pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor.
3. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan
usaha home industry pabrik tahu bulat Fajar Reksa di Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA

Matriks EFE dan Matriks IFE

Matriks EFE dan IFE digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan


dan digunakan pada input stage. Penelitian yang dilakukan oleh Alghifari (2017),
Putri (2014), dan Hamidurrahman (2016) menggunakan kedua matriks tersebut
dalam input stage sebagai alat analisis. Alghifari (2017) menggunakan matriks
EFE sehingga dapat diketahui faktor peluang yang terpenting dalam pengembangan
Restoran Ragusa Es Krim Italia adalah kepercayaan pemerintah untuk
berpartisipasi dalam perayaan HUT RI di Istana Negara setiap tahun. Ancaman
utama yang dihadapi yaitu sparepart mesin yang sulit didapatkan. Matriks IFE pada
penelitian ini menghasilkan diketahuinya faktor kekuatan terpenting yang harus
dipertahankan yaitu brand yang sudah terkenal. Kelemahan utama yang harus
diperbaiki oleh Restoran Ragusa Es Krim Italia ini adalah pemasaran yang belum
optimal. Skor bobot total faktor-faktor kunci internal Restoran Ragusa Es Krim
Italia yaitu 2.212 yang menunjukkan bahwa perusahaan ini mampu memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada.
Putri (2014) menggunakan matriks EFE untuk mengetahui faktor peluang
yang terpenting pada Rumah Tempe yaitu tren kuliner di masyarakat, sedangkan
ancaman terbesar bagi Rumah Tempe Indonesia adalah citra tempe sebagai
penganan berbagai kalangan masyarakat dengan harga murah. Hasil perhitungan
matriks EFE dalam penelitian ini menunjukkan skor faktor kunci eksternal sebesar
3.012453866, yang mengindikasi bahwa Rumah Tempe Indonesia dapat
memanfaatkan dengan baik peluang dan mengatasi ancaman yang ada di
industrinya. Hasil perhitungan matriks IFE pada penelitian ini menjukkan skor
faktor kunci internal sebesar 2.742437659. Hal ini mengindikasikan bahwa Rumah
Tempe Indonesia memiliki posisi internal yang kuat. Matriks IFE menunjukkan
faktor kekuatan utama dalam bisnis ini adalah kualitas produk premium dengan
perizinan yang lengkap, sedangkan kelemahan utama bisnis ini adalah belum
adanya sistem akuntansi.
Hamidurrahman (2016) menggunakan matriks EFE pada penelitiannya
terhadap usaha sapi kurban CV Bintang Tani yang menghasilkan diketahuinya
peluang utama pada usaha ini adalah kurban merupakan syariat Islam. Matriks EFE
juga menghasilkan diketahuinya ancaman utama pada usaha ini yaitu ketersediaan
tempat penjualan. Hasil analisis EFE terhadap sapi kurban CV Bintang Tani
memiliki skor bobot 2.77 yang mengindikasikan bahwa usaha ini merespon secara
sangat baik peluang dan ancaman yang ada di industrinya. Lingkungan internal
pada penelitian ini dianalisis menggunakan matriks IFE. Kekuatan utama yang
dimiliki perusahaan adalah penggunaan sistem bagi hasil yang sesuai syariat.
Kelemahan utama yang dimiliki perusahaan adalah sistem administrasi yang
sederhana. Hasil analisis IFE perusahaan ini memiliki skor bobot total sebesar 3.005
yang mengindikasikan bahwa perusahaan ini memiliki posisi internal yang kuat,
6

mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan


yang ada.
Ketiga penelitian diatas menunjukkan bahwa matriks EFE dan IFE mampu
menunjukkan kekuatan dan peluang utama yang ada pada suatu perusahaan yang
dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang ada. Skor yang
dihasilkan matriks EFE dan IFE juga mampu menunjukkan bagaimana kinerja
perusahaan dalam merespon lingkungannya. Faktor internal dan eksternal usaha
menjadi kunci utama dalam penggunaan matrik EFE dan IFE. Penentuan faktor
kunci yang kurang tepat akan menghasilkan alternatif strategi yang kurang tepat
pula bagi perusahaan.

Matriks SWOT

Matriks SWOT digunakan pada matching stage (tahap pencocokkan). Pada


teori formulasi David, input yang digunakan pada matriks SWOT ini berasal dari
matriks EFE dan IFE. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan acaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti 2006).
Alghifari (2017) menggunakan analisis SWOT pada Restoran Ragusa Es Krim
Italia dan menghasilkan 5 alternatif strategi yang terdiri dari satu strategi SO, dua
strategi WO, satu strategi ST, dan satu strategi WT. Strategi SO yang dihasilkan
adalah mempertahankan kualitas produk dengan standar mutu yang ketat. Strategi
WO yang dihasilkan yaitu pemanfaatan media sosial sebagai media promosi dan
menetapkan perencanaan organisasi dan SOP perusahaan. Strategi ST yang
dihasilkan adalah menciptakan inovasi produk secara berkala. Sedangkan strategi
WT yang dihasilkan adalah menampung kritik dan saran yang diberikan oleh
konsumen.
Putri (2014) melakukan analisis SWOT pada Rumah Tempe Indonesia dan
menghasilkan 5 alternatif strategi yang terdiri dari satu strategi SO, satu strategi
WO, satu strategi ST, dan dua strategi WT. Strategi SO yang dihasilkan yaitu
pengembangan pasar baru secara intensif. Strategi WO yang dihasilkan yaitu
menjalin kerjasama dengan para distributor yang memiliki konsumen sesuai
segmentasi pasar RTI. Strategi ST yang dihasilkan adalah mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk. Sedangkan strategi WT yang dihasilkan ada dua
yaitu memperbaiki manajemen RTI sebagai unit usaha dan melakukan evaluasi
fungsi manajemen secara rutin dan membuat sistem akuntansi.
Hamidurrahman (2016) melakukan analisis SWOT pada usaha sapi kurban
CV Bintang Tani menghasilkan 6 alternatif strategi yang terdiri dari satu strategi
SO, dua strategi WO, dua strategi ST, satu strategi ST. Strategi SO yang dihasilkan
yaitu membuka tempat penjualan baru yang berada di dalam dan luar Bogor untuk
memenuhi pasar potensial. Strategi WO meningkatkan upaya-upaya promosi
berbasis internet untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan
mambuat kartu pelanggan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Strategi ST
yang dihasilkan yaitu membuat kontrak kerja sama dengan pemasok pakan untuk
7

menjamin ketersediaan pakan dan melakukan kerja sama dengan konsumen kolektif
seperti DKM dan perusahaan untuk menghadapi persaingan. Strategi WT yang
dihasilkan adalah mengembangkan alternative pakan ternak untuk meningkatkan
daya saing.
Ketiga penelitian diatas menunjukkan bahwa matriks SWOT menghasilkan
beberapa alternatif strategi yang sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing
dan mungkin untuk diimplementasi untuk mengembangkan perusahaan tersebut.
Setiap perusahaan yang diteliti menghasilkan alternatif strategi yang berbeda-beda
menyesuaikan dengan keadaan perusahaan tersebut termasuk pada Pabrik Tahu
Bulat Fajar Reksa. Hal ini memungkinkan strategi yang dihasilkan menjadi tepat
sasaran terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi Pabrik Tahu Bulat
Fajar Reksa.

Matriks QSP

Matriks QSP digunakan pada decision stage (tahap keputusan). Penggunaan


matriks ini menghasilkan rekomendasi prioritas tertinggi terhadap alternatif strategi
yang bisa digunakan perusahaan. Keunggulan dari matriks QSP adalah adanya
integrasi antara faktor internal dan eksternal yang relevan dalam proses keputusan
sehingga memperkecil kemungkinan suatu faktor kunci akan terabaikan. Tapi
matriks ini juga memiliki kelemahan yaitu selalu membutuhkan penilaian intuitif
dan asumsi yang berdasar. Matriks QSP juga memiliki batasan lain yaitu hanya
dapat bermanfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisis pencocokan yang
menjadi dasarnya (David 2010).
Alghifari (2017) menentukan prioritas strategi bagi Restoran Ragusa Es Krim
Italia berdasarkan nilai STAS tertinggi dari semua alternatif strategi yang
dihasilkan yaitu mempertahankan kualitas produk dengan standar mutu yang ketat
untuk memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan daya saingnya dengan STAS
sebesar 6.573. Putri (2014) menentukan prioritas utama dari alternatif stategi yang
ada bagi Rumah Tempe Indonesia berdasarkan nilai STAS tertinggi dari semua
alternatif strategi yaitu melakukan pengembangan pasar baru secara intensif dengan
nilai STAS sebesar 6.269153111. Sedangkan Hamidurrahman (2016) menentukan
prioritas utama dari alternatif strategi bagi Usaha Sapi Kurban CV Bintang Tani
berdasarkan nilai STAS tertinggi dari semua alternative strategi yaitu membuka
tempat penjualan baru yang berada di dalam dan luar Bogor untuk memenuhi pasar
potensial dengan STAS sebesar 5.114.
Berdasarkan ketiga penelitian diatas, dapat dilihat bahwa pada matriks QSP
hasil STAS (Sum Total Attractiveness Score) atau jumlah keseluruhan daya tarik
total paling tinggi menunjukkan bahwa strategi tersebut paling menarik
dibandingkan dengan hasil strategi lainnya. Pilihan strategi yang paling menarik
memungkinkan pemegang keputusan perusahaan memprioritaskan strategi tersebut
untuk diimplementasikan.
KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Teoritikal

Konsep Strategi
Menurut Marrus (1995) diacu dalam Umar (2008) mendefinisikan strategi
sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut Hamel dan Prahalad (1995) diacu dalam Umar (2008)
mendefinisikan strategi lebih khusus yaitu strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar
yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (Core
Competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang
dilakukan. Setiap perusahaan selalu dihadapkan dengan lingkungan yang selalu
berubah-ubah. Oleh sebab itu kepekaan terhadap perubahan lingkungan serta
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perlu dimiliki oleh
perusahaan.

Konsep Manajemen Strategi


Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan – keputusan
lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya (David
2010). Manajemen strategis merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan.
Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategi dapat megakibatkan
perubahan dalam semua komponen lain dalam model manajemen stategi. Aplikasi
manajemen strategis biasanya diterapkan dalam organisasi yang besar, memiliki
banyak divisi, pasar maupun produk. Gambar 1 menunjukkan model komprehensif
manajemen strategi menurut David (2010).
Proses manajemen strategis (Gambar 1) merupakan alur dimana penyusun
strategis menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis
menurut David (2010), terdiri dari tiga tahap yaitu :
1. Perumusan Strategi
Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi
peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi –
strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
Keputusan perumusan strategi mendorong suatu organisasi untuk komit pada
produk, pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama kurun waktu yang
lama. Perumusan strategi menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang.
2. Penerapan Strategi
Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumber daya, sehingga strategi – strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.
9

Penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang suportif pada strategi,


penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya – upaya
pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan sistem
informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.
Penerapan strategi biasa disebut sebagai “tahap aksi” dari manajemen strategi.
Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk
memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan.
Strategi yang dirumuskan bila tidak diterapkan dengan baik maka strategi
tersebut tidak ada gunanya.
3. Penilaian Strategi
Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi.
Manajer harus tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik.
Penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh
informasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi di masa yang
akan data karena berbagai faktor eksternal dan internal terus menerus berubah.
Tiga aktivitas paling mendasar dari penilaian strategi adalah peninjauan ulang
faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini,
pengukuran kinerja, dan pengambilan langkah korektif. Penilaian strategi
diperlukan karena apa yang berhasil saat ini tidak selalu berhasil nanti.
Keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan baru dan berbeda. Organisasi
yang mudah berpuas diri akan mengalami kegagalan.

Melakukan
audit
eksternal

Implementasi Melaksanakan
Merumuskan, Mengukur dan
Membuat Menetapkan strategi isu-isu
mengevaluasi, mengevaluasi
pernyataan tujuan jangka isu-isu pemasaran,
dan memilih kinerja
visi misi panjang manajemen keuangan,
strategi
akutansi, litbang

Melakukan
audit internal

Formulasi Strategi Implementasi Strategi Evaluasi


Strategi

Gambar 1. Model komprehensif manajemen strategis


Sumber: David (2010)
10

Analisis Lingkungan Internal


Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki perusahaan yang
terdapat di dalam perusahaan itu sendiri terkait kelebihan dan kekurangan
perusahaan yang sifatnya dapat dikendalikan perusahaan. Menurut David (2010),
faktor internal yang dianalisis dalam suatu perusahaan diantaranya :
1. Aspek Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan
suatu organisasi dapat disebut pekerja, karyawan atau tenaga kerja. Sumberdaya
manusia yang baik dan bertanggung jawab dengan didukung oleh penguasaan
ilmu pengetahuan yang baik adalah sebuah modal bagi perusahaan untuk
mengarah pada lancarnya usaha hingga mencapai keuntungan. Faktor yang
diperhatikan dalam aspek sumberdaya manusia adalah keterampilan dan
motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan. Fungsi dari manajemen
sumberdaya manusia terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pengembangan kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian.
2. Aspek Pemasaran
Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses mendefinisikan,
mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan atas produk dan jasa (David 2010). Kegiatan pemasaran akan
berjalan lancar bila produsen memperhatikan dan memahami siapa konsumen,
apa kebutuhannya, permintaan serta keinginan konsumen. Sebaliknya,
produsen memberikan jasa, kecocokan serta segala sesuatu yang bernilai bagi
pelanggannya.
Menurut Kotler (1993), langkah penting dari pemasaran strategis modern
adalah STP (Segmenting, Targeting dan Positioning). Segmenting adalah
tindakan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang berbeda yang
mungkin membutuhkan produk-produk dan atau kombinasi pemasaran yang
terpisah. Targeting adalah suatu tindakan untuk mengembangkan ukuran-
ukuran daya tarik pasar dan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk
dimasuki. Positioning adalah suatu tindakan untuk menempatkan posisi
bersaing perusahaan dan penawarannya yang tepat pada setiap pasar sasaran.
Terdapat beberapa fungsi dasar pemasaran, yakni analisis konsumen,
penjualan produk atau jasa, perencanaan produk atau jasa, penetapan harga,
distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang. Pada aktivitas jual beli,
pertukaran antara produk dan jasa terhadap sesuatu yang bernilai dibutuhkan
strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran atau marketing mix adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
dalam pasar sasaran (Kotler 1993). Strategi utama dalam bauran pemasaran ini
terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi tempat.
Bauran meliputi empat faktor utama (4P), yakni: Product, Place, Promotion
dan Price, dimana perusahaan harus mampu mengkombinasikan faktor-faktor
tersebut sehingga menghasilkan yang terbaik bagi perusahaan.
Semakin berjalannya waktu, dikenal juga pemasaran relasional atau lebih
dikenal dengan pemasaran jasa yang menekankan pemeliharaan dan
mempertahankan pelanggan melalui peningkatan hubungan perusahaan dengan
pelanggannya. Dengan demikian, pada elemen bauran pemasaran relasional
11

atau pemasaran jasa para ahli pemasaran menambahkan tiga elemen sebagai
pertimbangan tambahan agar implementasi strategi perusahaan dapat lebih
sempurna, yakni: People, Process dan Physic, sehingga bauran pemasaran
menjadi tujuh elemen atau diketahui sebagai 7P.
Proses keputusan membeli seorang pengguna melewati lima tahap yaitu
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (Kotler 1993).
3. Aspek Keuangan
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk
posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan yang digunakan
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan terkait area investasi,
pendanaan dan deviden. Beberapa hal yang dikaji dalam aspek keuangan yaitu
mengenai bagaimana analisis keuangan perusahaan, kemampuan perusahaan
menghasilkan modal jangka pendek dan jangka panjang, kecukupan modal,
kebijakan pembayaran deviden, serta hubungan dengan investor dan pemegang
saham.
4. Aspek Produksi
Aspek produksi merupakan kegiatan pengolahan input (barang mentah)
menjadi output (barang setengah jadi maupun barang jadi) sehingga bernilai
ekonomi. David (2010) menyarankan sebaiknya di dalam aspek produksi
terdapat lima fungsi atau bidang keputusan yang harus diawasi, yaitu: proses,
kapasitas, persediaan, angkatan kerja, dan kualitas.
5. Aspek Penelitian dan Pengembangan
Menurut David (2010), banyak perusahaan yang tidak memiliki divisi
litbang, tetapi banyak pula perusahaan yang bergantung pada aktivitas litbang
yang berhasil untuk tetap bertahan. Perusahaan yang menjalankan strategi
pengembangan produk perlu memiliki orientasi litbang yang kuat. Manajemen
fungsi litbang yang efektif membutuhkan kemitraan yang strategis dan
operasional antara fungsi litbang dengan fungsi-fungsi bisnis penting lainnya.
6. Aspek Sistem Informasi Manajemen
Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk meningkatkan
kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial
(David 2010). Sistem informasi yang efektif dapat mengumpulkan, memberi
simbol/kode, menyimpan, mensintetis dan menyajikan informasi dalam bentuk
yang dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategi. Data base yang
berisi berbagai catatan dan data penting bagi perusahaan merupakan jantung
dari sistem informasi manajemen.

Analisis Lingkungan Eksternal


Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan
yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan yang pada
akhirnya mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal perusahaan.
Menurut David (2010), faktor lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang
pada dasarnya terletak di luar dan terlepas dari perusahaan.
1. Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar
perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi perusahaan. Aspek utama yang bisa diperhatikan adalah:
12

a. Aspek ekonomi.
Kondisi Ekonomi memiliki pengaruh terhadap potensi menarik atau
tidaknya berbagai strategi di suatu daerah. Kondisi ekonomi yang stabil
bahkan menunjukkan pertumbuhan kearah positif dapat mendukung
kelancaran usaha dan dapat mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok
usaha baru.
b. Aspek sosial, budaya, demografi dan lingkungan
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup
orang-orang di sekitar lingkungan eksternal perusahaan. Trend baru
menciptakan tipe konsumen yang berbeda yang mengakibatkan kebutuhan
akan barang berbeda, jasa yang berbeda dan strategi yang berbeda pula.
c. Aspek politik, pemerintah dan hukum
Aspek politik, pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang
sekaligus ancaman utama untuk perusahaan kecil maupun besar.
Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi, pasar, pemerintah dan
organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan politik terhadap
formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif.
d. Aspek teknologi
Teknologi perlu diterapkan dalam sebuah perusahaan untuk
menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi perusahaan. Adaptasi
teknologi yang kreatif dapat memiliki dampak terhadap perencanaan
perusahaan melalui pengembangan proses produksi dan pemasaran produk
suatu perusahaan.
2. Lingkungan Mikro
Lingkungan berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan.
Lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan dan pesaing perusahaan.
Analisis lingkungan mikro atau lingkungan industri dilakukan berdasarkan
konsep kekuatan bersaing Porter, yakni persaingan suatu industri dapat dilihat
sebagai kombinasi atas lima kekuatan yakni:
a. Persaingan antar perusahaan sejenis
Merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif.
Strategi yang dijalankan suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka
memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya.
Perubahan strategi oleh suatu perusahaan mungkin akan mendapat
serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas,
menambah feature, menyediakan jasa dan lain-lain. Misalnya antar
distributor buah semangka dalam suatu jangkauan area yang sama.
b. Potensi masuknya pesaing baru
Perusahaan baru tidak dengan mudahnya untuk masuk dalam dunia
industri. Terdapat beberapa hambatan untuk masuk diantaranya terkait
teknologi dan pengetahuan khusus, pengalaman, tingkat kesetiaan
pelanggan, preferensi merek, jumlah modal dan jalur distribusi.
c. Potensi pengembangan produk substitusi
Ancaman produk substitusi dipengaruhi oleh jumlah produk yang
memiliki fungsi sama. Produk pengganti yang secara strategi layak untuk
diperhatikan adalah produk yang mampu bersaing dengan kualitas produk
industri.
13

d. Kekuatan tawar menawar penjual atau pemasok


Kekuatan tawar-menawar bertujuan untuk melihat sejauh mana
kebutuhan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui kenaikan harga,
pengurangan kualitas produk yang dipasok dan peran produk yang dipasok
bagi pelanggan.
e. Kekuatan tawar menawar pembeli atau konsumen.
Kekuatan tawar-menawar pembeli ditentukan oleh produk yang
ditawarkan produsen, misalnya jumlah pembelian, ciri produk,
kemudahan beralih dari produk hasil produksi produsen, dan informasi
yang dimiliki pembeli.
Tahapan Perumusan Strategi dan Alat Analisis
Dalam konsep manajemen strategi terdapat tiga tahapan dimana masing-
masing tahap tersebut memiliki tujuan serta alat analisis untuk mengkaji lingkungan
perusahaan sehingga menghasilkan strategi yang tepat bagi perusahaan (David
2010).
1. Tahap Input
Merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi. Pada tahap ini,
meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Salah
satu teknik perumusan strategi pada tahap input adalah dengan mengembangkan
matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE).
Informasi dari matriks ini memberikan informasi dasar untuk matriks di tahap
kedua yaitu tahap pencocokan dan tahap keputusan.
a. Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan dalam mengamati faktor-faktor internal
perusahaan terkait kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data faktor internal
perusahaan yang biasa dipakai seputar pemasaran dan distribusi perusahaan,
operasi dan produksi perusahaan, sumberdaya manusia dan faktor keuangan
perusahaan.
b. External Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan dalam mengamati faktor eksternal perusahaan
yang merupakan lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi jalannya usaha. Faktor eksternal perusahaan terkait dengan
peluang dan ancaman yang ada. Faktor eksternal yang dianalisis terkait
masalah ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik dan
pemerintahan, hukum, teknologi dan tingkat persaingan perusahaan.
2. Tahap Pencocokan
Merupakan tahap yang dilakukan setelah tahapan input dilakukan. Pada
tahap ini, dilakukan pencocokan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah
dimasukkan sebelumnya ke dalam matriks IFE dan EFE. Teknik pada tahap
pencocokan diantaranya matriks Internal External (IE) dan Matriks Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT).
a. Matriks Internal External (IE)
Berisi Sembilan macam sel yang nantinya merupakan pemetaan hasil
ukur dari gabungan matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks IE
adalah untuk memperoleh strategi di tingkat perusahaan yang lebih rinci.
Sembilan sel strategi perusahaan pada intinya merupakan bagian dari tiga
kelompok strategi utama, yaitu: Strategi tumbuh dan membangun (pada sel
14

I, II dan IV), Strategi menjaga dan mempertahankan (sel III, V dan VII) dan
Panen dan Divestasi (sel VI, VII dan IX).
b. Matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT)
Matriks SWOT adalah matriks yang membantu perusahaan sebagai
alat untuk pencocokan empat tipe strategi, yakni strategi S-O, yaitu strategi
yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal perusahaan, strategi W-O, yaitu strategi yang bertujuan
meminimalisir kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan celah
peluang eksternal perusahaan, strategi S-T, yaitu strategi yang
memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk meminimalisir ancaman
eksternal perusahaan, dan strategi W-T, yaitu strategi yang digunakan untuk
mengurangi kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman
eksternal perusahaan.
3. Tahap Keputusan
Tahap keputusan adalah tahap terakhir dalam perumusan strategi.
Keputusan pada stage ketiga ini menggunakan alat analisis Quantitative
Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM adalah alat yang memungkinkan
penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif
berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang diidentifikasi
sebelumnya.

Kerangka Operasional

Alur kerangka pemikiran operasional dimulai dari identifikasi masalah yang


sering terjadi pada usaha pabrik tahu bulat, selanjutnya dilakukan
pengidentifikasian mengenai bisnis tahu bulat sebagai langkah awal untuk
mempelajari seluruh sistem yang terjadi pada usaha pabrik tahu bulat Fajar Reksa
di Ciomas termasuk pernyataan visi, misi, dan tujuan usaha. Untuk mewujudkan
harapan dalam visi, misi, dan tujuan tersebut menuntut usaha tersebut menerapkan
strategi yang tepat. Maka untuk mencapai rumusan strategi yang sesuai dengan
kondisi perusahaan, perlu diidentifikasi lebih dahulu lingkungan internal dan
eksternal. Identifikasi lingkungan internal dilakukan dengan menganalisis bidang
fungsional meliputi SDM, produksi, pemasaran, keuangan, penelitian dan
pengembangan serta sistem informasi komputer. Dari identifikasi tersebut dapat
ditentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan ataupun kelemahan usaha.
Sedangkan identifikasi faktor eksternal meliputi analisis lingkungan umum bisnis
tahu bulat dan analisis persaingan industri tahu bulat. Analisis lingkungan umum
meliputi analisis mengenai kondisi politik dan peraturan pemerintah, ekonomi,
sosial budaya, teknologi sedangkan analisis lingkungan industri dengan model lima
kekuatan Porter. Dari hasil identifikasi lingkungan eksternal dapat ditentukan juga
faktor-faktor yang menjadi peluang ataupun ancaman bagi perusahaan.
Setelah faktor internal dan eksternal diperoleh maka dilakukan tahap input
dengan alat analisis menggunakan matriks IFE dan EFE. Selanjutnya dilakukan
tahap pemaduan untuk memadukan faktor internal dan eksternal yang telah
didapatkan. Pada tahap ini akan diperoleh posisi strategis bisnis tahu bulat saat ini
dengan alat analisis matriks IE. Sedangkan untuk mendapatkan alternatif strategi
selanjutnya diperoleh melalui matriks SWOT. Dalam pengambilan keputusan
keputusan untuk menentukan strategi yang tepat, dilakukan tahap keputusan untuk
15

menentukan strategi yang paling layak diantara strategi alternatif yang ada sesuai
dengan kondisi eksternal dan internalnya. Alat analisis yang digunakan adalah
matriks QSP (Quantitative Strategic Planning). Hasil yang didapatkan dari matriks
QSP akan menghasilkan alternatif strategi yang diprioritaskan.

1. Produksi olahan tahu yang masih rendah dibanding daerah lain


2. Penggunaan teknologi yang masih tradisional

Perumusan Strategi Usaha Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa

Analisis Internal Analisis Eksternal

1. Manajemen 1. Ekonomi
2. Pemasaran 2. Sosial
3. Pengetahuan keuangan 3. Politik
4. Keuangan 4. Teknologi
5. Produksi dan operasi 5. Persaingan

Kekuatan/Kelemahan Peluang/Ancaman

Matriks IFE Matriks EFE

Matriks IE

Matriks SWOT

Pilihan Strategi QSPM

Rekomendasi Prioritas Strategi Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional


METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di pabrik tahu bulat Fajar Reksa milik Bapak Sutisna
yang merupakan warga asli Ciomas. Pabrik tahu bulat terletak di Ciomas,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa pabrik memiliki potensi yang bisa
dikembangkan. Pengambilan data pada penelitian dilakukan selama bulan Juli 2018.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer
berasal dari wawancara dan kuesioner terhadap responden serta observasi langsung
di lapangan mengenai kegiatan yang menunjang penelitian. Responden yang
dimaksud merupakan pemilik pabrik yang bernama Sutisna.
Data primer yang diperoleh digunakan untuk analisis internal dan eksternal
perusahaan yang merupakan dasar bagi analisis perumusan strategi. Data internal
perusahaan antara lain data mengenai sejarah perusahaan, SDM, keuangan,
produksi/operasi, pemasaran, dan litbang. Data eksternal perusahaan antara lain
data mengenai aspek politik dan peraturan pemerintah, ekonomi, sosial budaya, dan
teknologi serta kondisi persaingan industri. Hasil pengumpulan data diolah lebih
lanjut untuk merumuskan strategi yang tepat bagi perusahaan. Data sekunder
diperoleh dari berbagai sumber data yang diperlukan. Data tersebut mencakup data
dari penelitian terdahulu, literatur, buku, dan situs internet yang relevan dengan
kegiatan penelitian yang dilakukan. Data penunjang diperoleh dari pusat informasi
seperti Badan Pusat Statistik (BPS).

Metode Pengumpulan dan Pengolahan

Menurut David (2010), proses penentuan strategi dilakukan melalui tiga


tahapan, yaitu: tahap pengumpulan data (input stage), tahap pencocokan (matching
stage) dan tahap pengambilan keputusan (decision stage). Metode pengumpulan
data pada penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati objek secara langsung
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Observasi dilakukan
secara langsung pada lokasi produksi tahu bulat Bapak Sutisna yang terletak di
Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Tujuan observasi adalah untuk melihat
langsung sasaran penelitian.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian, agar data yang digunakan merupakan kondisi yang
sebenarnya. Wawancara dilakukan kepada Bapak Sutisna yang bertanggung
jawab atas usaha dan yang menjadi satu-satunya pengambil keputusan pada
perusahaan. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah
pengisian kuesioner.
17

3. Kuesioner
Pemberian lembar penilaian berupa kuesioner kepada Bapak Sutisna
mengenai identifikasi faktor eksternal dan internal, pembobotan, penentuan
rating faktor eksternal dan internal serta penyusunan strategi terpilih. Pengisian
kuesioner dilakukan secara bertahap dan berurutan sesuai denga nisi
kuesionernya.
4. Studi literatur dan melakukan pencatatan data yang dibutuhkan penelitian.
Pengisian kuesioner untuk penentuan faktor internal dan ekternal diberikan
kepada Bapak Sutisna yang dipilih secara sengaja atau purposive sampling
dengan mempertimbangkan responden yang dipilih memilik kontribusi yang
besar dalam perumusan strategi dan pelaksanaan strategi di perusahaan serta
berperan dalam pengambilan keputusan.
Langkah-langkah untuk pengisian kuesioner dilakukan dengan cara (1)
mengidentikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman, (2) melakukan
diskusi untuk merumuskan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
yang tepat, (3) pengisian kuesioner, dan (4) melakukan pencatatan data. Data diolah
melalui beberapa tahap yaitu pengelompokkan faktor-faktor dan pembobotan pada
matriks IFE dan EFE, tahap pencocokan data menggunakan matriks IE dan SWOT,
dan tahap keputusan dengan menggunakan QSPM
1. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini, data yang dibutuhkan terkait dengan gambaran umum
perusahaan dan keadaan bisnis yang pada saat ini sedang dihadapi pabrik tahu
bulat Fajar Reksa yang didapat melalui proses wawancara. Tahap ini
mengidentifikasi keadaan bisnis pabrik tahu bulat Fajar Reksa terkait dengan
faktor internal maupun eksternal perusahaan, dimana faktor internal berkaitan
dengan kekuatan dan kelemahan bisnisnya dan faktor eksternal berkaitan
dengan peluang dan ancaman bisnisnya.
Dari pertanyaan tersebut diolah sehingga diperoleh faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal yang ada di perusahaan. Selanjutnya faktor-
faktor lingkungan internal dan eksternal tersebut dibuat dalam kuesioner.
Kuesioner ini dibawa kembali kepada pihak perusahaan untuk dipilih faktor-
faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang.
Kuesioner tersebut berupa pemberian bobot faktor lingkungan internal dan
eksternal serta penentuan rating yang diisi oleh pihak internal dan eksternal
perusahaan. Setelah data bobot dan rating terkumpul, maka dilakukan
pengolahan data yaitu tahap pencocokan. Sedangkan tahap pertama dalam
penelitian ini menggunakan analisis Matriks IFE dan EFE.
2. Tahap Pencocokan Data
Tahap pencocokan data merupakan tahap dimana terdapat usaha untuk
mengkombinasikan antara faktor internal dan faktor eksternal pabrik tahu bulat
Fajar Reksa sehingga dapat menciptakan beberapa alternatif strategi yang layak
dengan menggunakan analisis IE dan SWOT.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Beberapa alternatif strategi pemasaran yang layak dilakukan hasil dari
Matriks SWOT (pada tahap dua) selanjutnya diberikan kembali kepada
perusahaan dalam bentuk kuesioner untuk diputuskan strategi yang sebaiknya
perusahaan jadikan prioritas sebagai strategi terbaik bagi pabrik tahu bulat
Fajar Reksa dengan menggunakan matriks QSP.
18

Metode Analisis Data

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)


Matriks IFE merupakan alat analisis strategi yang dapat diterapkan dalam
suatu perusahaan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam lingkungan usaha suatu perusahaan tersebut. Menurut
David (2010), matriks IFE dapat dikembangkan dalam lima tahap, yakni :
Buatlah daftar faktor-faktor internal yang terdapat dalam perusahaan
mencakup kekuatan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan kelemahan perusahaan.
Beri bobot berkisar 0 (tidak penting) hingga 1 (sangat penting) untuk setiap faktor.
Bobot yang diberikan kepada setiap faktor mengidentifikasikan signifikansi relatif
dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah bobot
total harus sama dengan 1. Penentuan bobot akan dilakukan dengan menggunakan
metode “paired comparison”. Penggunaan metode ini untuk memberikan penilaian
terhadap bobot setiap faktor internal dengan skala 1, 2 dan 3, dimana :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk tabel penilaian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3 Penilaian bobot faktor-faktor strategi internal


Faktor A B C D E F Total Bobot
Internal
A Xi
B
C
D
E
F
Total

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel


terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
αi = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
n = Jumlah data
i = 1, 2, 3, … n
1. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengidentifikasikan
apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat
(peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kelemahan
19

mendapatkan peringkat 1 dan 2, dan kekuatan harus mendapatkan peringkat 3


dan 4. Jadi, peringkat berdasarkan pada perusahaan, sedangkan bobot
berdasarkan pada industri.
2. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan skor
bobot untuk masing-masing variabel.
3. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot
total organisasi. Nilai skor bobot untuk organisasi adalah 2.5 , dimana total skor
bobot < 2.5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara
total skor bobot > 2.5 menggambarkan organisasi yang kuat secara internal.

Tabel 4 Matriks IFE


Skor (Bobot x
Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Peringkat
Peringkat)
Kekuatan
1.
.
.
.
10.
Kelemahan
1.
.
.
.
10.
Total
Sumber : David 2010

Matriks EFE (External Factor Evaluation)


Matriks EFE merupakan alat analisis strategi yang dapat diterapkan dalam
suatu perusahaan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi peluang dan
ancaman utama pada lingkungan eksternal usaha suatu perusahaan. Data eksternal
dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial,
budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan
persaingan (David, 2010). Seperti halnya matriks IFE, menurut David (2010),
matriks EFE dapat dikembangkan dalam lima tahap, yakni pertama buatlah daftar
faktor-faktor eksternal yang terdapat dalam perusahaan mencakup peluang terlebih
dahulu dan dilanjutkan dengan ancaman perusahaan. Kedua, beri bobot berkisar 0
(tidak penting) hingga 1 (sangat penting) untuk setiap faktor. Bobot yang diberikan
kepada setiap faktor mengidentifikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah bobot total harus sama dengan 1.
Penentuan bobot akan dilakukan dengan menggunakan metode “paired
comparison”. Penggunaan metode ini untuk memberikan penilaian terhadap bobot
setiap faktor eksternal dengan skala 1, 2 dan 3, dimana :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk tabel penilaian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
20

Tabel 5 Penilaian bobot faktor-faktor strategi eksternal


Faktor A B C D E F Total Bobot
Eksternal
A Xi
B
C
D
E
F
Total

Keterangan :
αi = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
n = Jumlah data
i = 1, 2, 3, … n
Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk
menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
tersebut (Tabel 5), dimana 4 = responnya sangat bagus, 3 = responnya di atas
ratarata, 2 = responnya rata-rata, dan 1 = responnya di bawah rata-rata. Dengan
demikian, peringkat berdasarkan pada perusahaan, sedangkan bobot berdasarkan
pada industri.

Tabel 6 Matriks EFE


Skor (Bobot x
Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Peringkat
Peringkat)
Peluang
1.
.
.
.
10.
Ancaman
1.
.
.
.
10.
Total
Sumber : David 2010
21

Ancaman dan peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3, atau 4. Kalikan


masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan skor bobot untuk
masing-masing variabel (Tabel 6). Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel
guna menentukan skor bobot total untuk organisasi. Total nilai skor bobot untuk
organisasi adalah 2.5. Total skor bobot sebesar 4.0 mengidentifikasikan bahwa
organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada
dalam industrinya. Total nilai 1.0 mengidentifikasikan strategi perusahaan tidak
memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman dari luar perusahaannya.

Matriks IE (Internal – External)


Matriks Internal-Eksternal memiliki sembilan sel yang menggambarkan
berbagai divisi organisasi yang dikenal juga sebagai matriks portofolio. Matriks IE
didasari pada dua dimensi kunci, yaitu: total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu
x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Total rata-rata tertimbang yang
diturunkan dari masing-masing divisi memungkinkan pembuatan matrik IE tingkat
korporasi.

Tabel 7 Matriks IE
Kuat Rata-rata Lemah
Tinggi I II III
Menengah IV V VI
Rendah VII VIII IX

Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats)


Berdasarkan pernyataan David (2010), alat analisis yang digunakan untuk
menganalisis lingkungan yang berupa kekuatan (Strengths), kelemahan
(Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) disebut analisis
SWOT atau matriks SWOT. Di dalam matriks ini, faktor lingkungan ekternal dan
faktor lingkungan internal digabungkan sehingga akan menghasilkan beberapa
alternatif strategi yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan usaha. Dalam
kegiatan pencocokan faktor internal dan eksternal ini adalah bagian yang paling
sulit dilakukan karena membutuhkan penilaian yang baik dan pencocokan yang
tepat. Beberapa alternatif strategi tersebut, yakni strategi Strengths - Opportunities
(SO), yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal, strategi Weaknesses - Opportunities (WO), yaitu
strategi yang memanfaatkan peluang eksternal untuk mengatasi kelemahan internal
strategi Strengths – Threats (ST), yaitu strategi yang menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk menghindari ataupun mengurangi ancaman eksternal
perusahaan strategi Weaknesses – Threats (WT), yaitu strategi defensif yang
dilakukan untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT terdapat pada tabel 8. Terdapat
delapan langkah dalam pembuatan matriks SWOT :
1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan.
2. Tuliskan ancaman ekternal perusahaan.
3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan.
4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, catat hasil pada sel SO.
22

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang ekternal, catat hasil pada sel WO.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, catat hasil pada sel ST.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman ekternal, catat hasil pada sel WT.
Tujuan dari alat pencocokan analisis SWOT dan matriks IE pada tahap
matching stage dalam konsep David adalah untuk menghasilkan alternatif strategi
yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik.

Tabel 8 Matriks SWOT


Internal
STRENGTH-S WEAKNESS-W
Kekuatan Kelemahan
Eksternal Internal Perusahaan Internal Perusahaan

OPPORTUNITIES-O STRATEGI S-O STRATEGI W-O


Peluang Gunakan kekuatan Meminimumkan
untuk memanfaatkan kelemahan dengan
Eksternal Perusahaan peluang memanfaatkan peluang

THREATS-T STRATEGI S-T STRATEGI W-T


Ancaman Gunakan Kekuatan Meminimumkan
untuk menghindari kelemahan dan
Eksternal Perusahaan ancaman menghindari ancaman

Sumber : David 2010

Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix)


Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning
Matrix) merupakan tahapan ketiga dari tahapan proses penentuan strategi (Decision
stage). Di dalam matriks ini pada hasilnya akan memetakan strategi apa yang
terbaik dilakukan pada suatu perusahaan yang nantinya akan menjadi prioritas yang
akan dijalankan disamping strategi lainnya yang tak kalah penting hasil identifikasi
sebelumnya.
QSPM menggunakan input dari analisis tahapan pengumpulan data dan
tahapan pencocokan data untuk menentukan secara objektif diantara alternatif
strategi, dimana pada tahap pencocokan data sebelumnya menggunakan matriks
EFE dan IFE, dan pada tahap pencocokan matriks IE dan Matriks SWOT. Terdapat
beberapa langkah dalam pengembangan QSPM, yakni :
1. Membuat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau kelemahan
internal pada kolom kiri dalam QSPM.
2. Beri bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal, dimana bobot
identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE.
3. Evaluasi matriks pada tahap pencocokan dan identifikasi alternatif strategi yang
harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Catat strategi ini
pada baris atas dari QSPM. Kelompokkan strategi ke dalam sel independen jika
memungkinkan.
23

4. Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores – AS) yaitu angka yang
mengidentifikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam sel
alternatif tertentu. AS harus diberikan untuk masing-masing strategi guna
mengidentifikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lain, dengan
mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk AS adalah 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.

Tabel 9 Matriks QSP faktor kunci internal


Faktor Kunci Internal Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Prioritas
Strategi
Sumber: David (2010)

Tabel 10 Matriks QSP faktor kunci eksternal


Faktor Kunci Eksternal Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Prioritas
Strategi
Sumber: David (2010)

5. Hitunglah Total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness Score – TAS) yang
didapat dari perkalian bobot dengan Nilai Daya Tarik (AS) dalam masing-
masing baris. Total AS mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing
alternatif strategi dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor
keberhasilan kunci internal atau eksternal yang terdekat. Semakin tinggi total
AS, semakin menarik alternatif strategi tersebut.
24

6. Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS). Tambahkan TAS dalam
masing-masing kolom dari QSPM. Penjumlahan STAS mengungkapkan
strategi mana yang paling menarik dengan mempertimbangkan semua faktor
internal dan eksternal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.

GAMBARAN UMUM

Sejarah dan Perkembangan

Berdasarkan hasil penelurusan melalui kuesioner dan wawancara dengan


pemilik usaha, pabrik tahu bulat Fajar Reksa ini berdiri sejak tahun 2013 oleh Bapak
Sutisna. Sebelum mendirikan pabrik tahu bulat, Bapak Sutisna bekerja sebagai
distributor tahu bulat yang mendistribusikan tahu bulat dari pabrik kepada
pedagang kecil. Namun, Bapak Sutisna merasakan ada keresahan dikarenakan
permainan harga yang cukup tinggi dari pabrik sehingga menyulitkan para
pedagang kecil untuk berkembanng. Pabrik memberikan harga sebesar 270
rupiah/butir dan dijual kembali oleh distributor sebesar 300 rupiah/butir kepada
pedagang, sedangkan pedagang menjual kembali ke konsumen dengan nilai 500
rupiah /butir sehingga keuntungan yang diperoleh sebesar 200 rupiah/butir belum
lagi banyaknya pengeluaran lain seperti minyak goreng dan bensin. Segala
peralatan yang digunakan oleh pedagang dimodali oleh Bapak Sutisna, seperti
gerobak dan seperangkat alat memasak. Berangkat dari keresahan tersebut Bapak
Sutisna memutuskan untuk mendirikan pabrik tahu bulat sendiri dengan tujuan
untuk memutus rantai harga yang terlalu panjang tersebut agar pedagang kecil dapat
berkembang.
Modal yang digunakan oleh pabrik Fajar Reksa berasal dari modal pribadi
sebesar 135 juta rupiah Modal tersebut dipergunakan untuk biaya mendirikan
bangunan pabrik, membeli peralatan untuk produksi, membeli bahan baku, dan
membayar gaji pegawai. Pada saat awal pembukaan pabrik, respon masyarakat
cukup positif karena belum pernah ada pabrik tahu bulat di Bogor terutama di
kawasan Ciomas.
Lokasi

Pabrik tahu bulat Fajar Reksa terletak di Kampung Sirnaraga RT 01 RW 04


Desa Pagelaran Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pabrik berada di tengah-
tengah pemukiman warga desa. Akses jalan menuju pabrik juga cukup baik untuk
dilalui baik motor maupun mobil.

Visi, Misi, dan Tujuan

Visi dan misi adalah poin penting dalam perusahaan sebagai penunjuk arah
langkah-langkah selanjutnya yang akan ditempuh perusahaan demi mencapai
tujuan tertentu. Visi, misi, dan tujuan juga harus dikomunikasikan dengan baik
kepada seluruh bagian yang terlibat dalam perusahaan. Pabrik tahu bulat Fajar
Reksa memang belum memiliki visi dan misi yang jelas, namun menurut hasil
wawancara dengan pemilik, pabrik ini mempunyai tiga tujuan utama. Pertama,
25

untuk memberikan peluang kepada masyarakat sekitar yang belum mempunyai


pekerjaan terutama yang sudah berkeluarga. Kedua, menumbuhkan minat
wirausaha kepada masyarakat dengan cara berjualan tahu bulat. Ketiga,
mensejahterakan pedagang-pedagang binaannya.

Struktur Organisasi

Pabrik tahu bulat Fajar Reksa memiliki struktur organisasi yang belum begitu
jelas. Struktur yang ada yaitu pemilik perusahaan, manajer produksi tahu bulat, dan
manajer produksi tahu kuning. Secara garis besar dapat digambarkan sebagai
berikut.
Pemilik
Perusahaan

Manajer Produksi Manajer Produksi


Tahu Bulat Tahu Kuning

Gambar 3 Struktur organisasi perusahaan

1. Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan adalah seorang yang memimpin perusahaan dan
menentukan langkah yang akan ditemuh oleh perusahaan dan pusat
pengambilan keputusan perusahaan. Bapak Sutisna adalah pemilik pabrik
Fajar Reksa.
2. Manajer Produksi Tahu Bulat
Manajer produksi yang ada di pabrik Fajar Reksa ini dibagi dua yaitu
manajer produksi tahu bulat dan tahu kuning. Manajer produksi bertugas
sebagai orang yang mengontrol jalannya proses produksi setiap harinya.
Posisi manajer poduksi tahu bulat dipegang oleh Bapak Sutisna yang juga
memegang posisi pemilik perusahaan.
3. Manajer Produksi Tahu Kuning
Pabrik Fajar Reksa selain memproduksi tahu bulat juga memproduksi
tahu kuning walaupun intensitas produksinya tidak terlalu sering. Manajer
produksi tahu kuning memiliki peran yang sama dengan manajer produksi
tahu bulat. Bagian manajer tahu kuning ini dipegang oleh Bapak Ali.

Sumberdaya Perusahaan

Sumberdaya perusahaan merupakan semua alat yang dipergunakan oleh


perusahaan dalam kegiatannya mencapai tujuan. Sumberdaya perusahaan meliputi
sumberdaya manusia, sumberdaya modal, dan sumberdaya fisik. Berikut ini
merupakan sumberdaya yang dimilikki oleh pabrik tahu bulat Fajar Reksa.
1. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan salah satu elemen penting dalam
sebuah perusahaan. Manajemen dan rekrutmen karyawan menjadi hal yang
26

perlu diperhatikan. Pabrik Fajar Reksa saat ini memiliki 4 karyawan dan 9
pedagang mitra yang terdiri dari 2 orang pedagang mobil milik pabrik, 4
orang pedagang dengan mobil pribadi dan 3 orang pedagang dengan gerobak
milik pabrik.
2. Sumberdaya Modal
Modal usaha yang digunakan oleh pabrik tahu bulat Fajar Reksa berasal
dari modal pribadi. Modal awal yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha
yaitu sebesar 135 juta rupiah. Modal tersebut digunakan untuk mendirikan
bangunan, membeli peralatan produksi, membayar karyawan, dan membeli
bahan baku.
3. Sumberdaya Fisik
Sumberdaya fisik merupakan semua peralatan yang dipergunakan
perusahaan dalam kegiatan produksi. Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh
pabrik Fajar Reksa dapat dijelaskan dalam Tabel 11.

Tabel 11 Sumberdaya fisik pabrik tahu bulat Fajar Reksa

No. Uraian Satuan Jumlah


1 Tanah m2 200
2 Bangunan m2 80
3 Grinder Unit 1
4 Kuali Unit 2
5 Penyaring ampas Unit 4
7 Mesin Press Unit 2
8 Super mixer Unit 1
9 Tahang Unit 2
10 Mesin Pembulat Unit 1
11 Mobil Unit 1
12 Tabung gas Unit 6
13 Wajan Unit 12
14 Saringan minyak Unit 12
15 Sodet Unit 12
16 Gerobak Unit 3

Kegiatan Produksi Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa

Pabrik tahu bulat Fajar Reksa menjalankan kegiatan produksinya selama 6


hari dalam seminggu dan kegiatan penjualan produknya dilaksanakan setiap hari.
Namun pada bulan Ramadhan kegiatan produksi lebih sedikit karena tahu bulat
bukan merupakan makanan pokok.
Bahan baku utama yang digunakan adalah kedelai impor yang dibeli langsung
dari Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe (PRIMKOPTI) Kabupaten Bogor.
Selain kedelai, bahan baku lain yang digunakan yaitu berupa beberapa bumbu dapur.
Dalam proses produksinya, pabrik ini memerlukan beberapa alat bantu untuk
mempermudah proses produksi. Alat yang digunakan dalam proses produksinya
antara lain, Grinder untuk menggiling biji kedelai, tungku dan kuali, Super Mixer,
penyaring ampas, tahang, mesin press, dan mesin pembulat. Mesin pembulat yang
27

digunakan di pabrik ini adalah buatan tangan dari Bapak Sutisna sendiri selaku
pemilik pabrik.
Proses pembuatan tahu bulat Fajar Reksa dimulai dari perendaman kedelai.
Kedelai direndam selama kurang lebih tiga jam. Setelah direndam lalu dilakukan
pencucian kedelai. Setelah itu, kedelai direbus di dalam kuali selama kurang lebih
15 menit. Proses pembakaran tungku masih tradisional menggunakan kayu bakar
karena dinilai lebih murah dibandingkan menggunakan gas elpiji.
Selanjutnya, hasil rebusan didiamkan selama 25 menit sampai mengendap
lalu disaring menggunakan alat penyaring. Endapan sari tahu yang sudah didiamkan
lalu dicampur air hasil rebusan kedelai yang sudah difermentasi selama sehari lalu
didiamkan selama satu jam untuk meningkatkan rasa asam. Kemudian diperas
menggunakan mesin press untuk mengurangi kadar air dan dicetak pada alat
pencetak.
Tahu yang sudah dicetak akan berbentuk kotak seperti tahu pada umumnya,
untuk membuat tahu menjadi bulat maka tahu yg berbentuk kotak di hancurkan
kembali menggunakan mesin Super Mixer sambil diberikan bumbu. Adonan tahu
yang sudah hancur lalu dimasukkan ke dalam mesin pembulat untuk dibentuk
menjadi bulat. Mesin ini mampu menghasilkan tahu bulat sejumlah 1 000 butir
hanya dalam waktu 3 menit. Setelah dibentuk lalu tahu dijemur di dalam ruangan
selama 10 menit dan siap dikemas. Tahu bulat dikemas menggunakan plastik.
Setelah proses pengemasan, tahu lalu siap dijual baik langsung kepada konsumen
akhir maupun kepada pedagang mitra. Proses produksi tahu bulat Fajar Reksa dapat
dilihat dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Perendaman Pencucian Grinding

Pencampuran air
fermentasi
Penyaringan Perebusan

Pengurangan
Proses fermentasi Pencetakan
kadar air (press)

Pengemasan Pembulatan Mixing

Gambar 4 Proses pembuatan tahu bulat Fajar Reksa

Kegiatan Operasional

Kegiatan kerja dan produksi di Pabrik Fajar Reksa tidak memiliki waktu yang
baku. Lamanya jam kerja yang ditetapkan pemilik pabrik bagi karyawannya adalah
28

selama delapan jam dalam sehari. Karyawan memiliki waktu libur kerja setiap hari
Jumat. Pabrik ini tidak menetapkan jam istirahat yang tetap namun karyawan
dibebaskan untuk melakukan kegiatan seperti sholat dan makan. Kegiatan
penyaluran produk kepada pedagang mitra biasanya dilakukan mulai pukul 08.00
WIB. Pedagang mitra langsung mendatangi pabrik untuk mengambil produk
sebanyak yang mereka butuhkan.
Saat ini Pabrik Fajar Reksa mempekerjakan 4 orang karyawan yang
mempunyai perannya masing-masing dalam proses produksi. Manajemen SDM
Pabrik Fajar Reksa yaitu karyawan tidak akan bertukar bidang pekerjaan karena
mereka direkrut sesuai keahliannya masing-masing.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal dimulai dengan mengidentifikasi kekuatan dan


kelemahan yang miliki oleh perusahaan dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
tersebut. Tujuan dari analisis lingkungan internal adalah terciptanya strategi yang
dapat memaksimalkan kekuatan dan menangani kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Faktor yang termasuk dalam lingkungan internal antara lain
manajemen, produksi/operasi, keuangan, pemasaran, penelitian dan
pengembangan, dan sistem informasi. Faktor lingkungan internal dari Pabrik Tahu
Bulat Fajar Reksa adalah sebagai berikut.
1. Manajemen
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa menerapkan sistem manajemen yang
sangat sederhana. Pengambilan keputusan terpusat kepada pemilik pabrik yaitu
Bapak Sutisna. Pemilik pabrik juga merangkap kerja sebagai manajer produksi
tahu bulat namun sebagian besar kegiatan produksinya diserahkan kepada
karyawan. Karyawan yang direkrut oleh pemilik pabrik sebagian besar berasal
dari luar daerah padahal keinginan utama pemilik pabrik adalah
mempekerjakan warga sekitar. Namun warga sekitar pabrik memiliki minat
yang kecil untuk bekerja di pabrik tersebut.
Fungsi utama manejemen terbagi menjadi empat yaitu planning,
organizing, actuating, dan controlling. Proses planning yang dilakukan Pabrik
Tahu Bulat Fajar Reksa dilakukan sepenuhnya oleh pemilik pabrik seperti
menentukan langkah selanjutnya atau menjalankan inovasi baru di dalam
perusahaan. Proses organizing di dalam perusahaan terlihat dalam penentuan
bidang kerja terhadap karyawan dan proses perekrutan karyawan dan mitra
pedagang yang sudah dijalankan dengan baik. Actuating atau directing yang
dilakukan oleh perusahaan bertujuan agar karyawan menjalankan bagian
kerjanya dengan tepat untuk mencapai tujuan perusahaan. Proses ini dilakukan
oleh pemilik pabrik secara berkala untuk menjaga agar proses produksi
berjalan dengan baik. Proses controlling dilakukan secara rutin setiap akhir
bulan dengan melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan pabrik untuk
meminimalisir kesalahan kerja di bulan selanjutnya.
29

2. Produksi / operasi
Produk utama dari Pabrik Fajar Reksa ini adalah tahu buat mentah yang
dijual kepada mitra pedagang maupun konsumen akhir. Namun, pabrik juga
menyediakan produk tahu bulat yang siap makan melalui pedagang mitra
dibawah merk Tahu Bulat FR.
Bahan baku utama yang digunakan oleh perusahaan adalah kedelai yang
dibeli langsung di Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe (PRIMKOPTI)
Kabupaten Bogor. Hubungan antara Pabrik Fajar Reksa dan PRIMKOPTI
terjalin cukup baik sehingga proses pembelian bahan baku terbilang lancar.
Permasalahannya adalah perusahaan belum mampu untuk membeli bahan
baku dengan skala besar seperti yang dilakukan oleh pabrik tahu maupun
tempe lainnya. Pabrik Fajar Reksa hanya mampu membeli keperluan bahan
baku untuk keperluan per hari dengan jumlah yang tidak terlalu banyak bila
dibandingkan dengan pabrik lainnya.
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Pabrik Fajar Reksa dimulai pagi
hari karena proses perendaman kedelai memerlukan waktu sekitar tiga jam
sampai ke proses selanjutnya. Dalam satu hari produksi, Pabrik Fajar Reksa
mampu memproduksi 5000 butir tahu bulat yang didistribusikan ke sekitar
daerah Ciomas Bogor.
3. Keuangan
Modal awal yang digunakan oleh perusahaan bersumber sepenuhnya dari
modal pribadi pemilik. Modal awal yang diperlukan oleh perusahaan untuk
menjalankan produksi pertamanya adalah sebesar Rp. 135.000.000. Dalam
kegiatan hariannya, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku
produksi berasal dari perputaran keuntungan yang diperoleh dari hasil
penjualan. Pemilik pabrik tidak pernah mengambil pinjaman kepada bank
melainkan pinjaman kepada orang terdekat karena dirasa lebih praktis dalam
segi pembayaran. Uang hasil pinjaman dialokasikan kepada pembelian mesin
baru untuk produksi. Pembayaran hutang berasal dari hasil keuntungan harian
yang dibayarkan setiap harinya kepada pengutang.
Kekurangan dari perusahaan ini adalah tidak ada pencatatan keuangan
yang jelas. Pemasukan dan pengeluaran jarang sekali dicatat secara rutin,
hanya beberapa kali dicatat di sebuah papan yang berada di pabrik. Hal ini
terjadi karena skala usaha pabrik masih kecil sehingga pencatatan
keuangannya belum terlalu banyak. Namun, kedepannya pencatatan keuangan
ini dapat bermanfaat besar ketika perusahaan ingin mengembangkan skala
produksinya lebih besar lagi.
4. Pemasaran
Aspek pemasaran terkait dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran
dibagi menjadi product, price, place, dan promotion. Bauran pemasaran Pabrik
Fajar Reksa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Product (produk)
Produk utama dari Pabrik Fajar Reksa adalah tahu bulat mentah dan
tahu bulat siap makan yang dijual melalui pedagang mitra. Perbedaan
antara tahu bulat yang dihasilkan Pabrik Fajar Reksa dengan pabrik
lainnya terletak pada segi rasa. Rasa yang dihasilkan oleh tahu bulat Fajar
Reksa ini dikarenakan perpaduan bumbu rahasia perusahaan dan proses
memasaknya yang berbeda dengan pabrik lain. Pabrik Fajar Reksa
30

memiliki standar khusus yang tidak tertulis tentang cara memproduksi


tahu bulat terutama pada segi besar api dan proses fermentasi. Panas api
diatur sedemikian rupa agar tahu yang dihasilkan tetap kenyal namun
renyah ketika digoreng. Proses pengendapan juga menentukan hasil akhir
dari tahu bulat ini. Proses pengendapan dilakukan tanpa menggunakan
bahan kimia apapun melainkan menggunakan air sisa perebusan kedelai.
b. Price (harga)
Produk utama tahu bulat mentah dijual dengan harga 200 rupiah per
butir baik kepada konsumen akhir maupun kepada pedagang mitra.
Harga pokok produksinya sebesar 100 rupiah per butir. Penetapan harga
ini bertujuan agar para pedagang mitra mendapatkan keuntungan yang
sepadan dibandingkan dengan pabrik tahu bulat lain yang menjual harga
tahu bulat mentahnya berkisar 300 rupiah per butir. Sedangkan pedagang
mitra menjual tahu bulat siap makan kepada konsumen akhir dengan
harga 500 rupiah per butir.
Tidak ada penetapan harga khusus baik untuk konsumen akhir yang
membeli langsung di pabrik maupun pedagang mitra. Hal ini dikarenakan
harga yang diberikan sudah dibawah harga dari pabrik tahu bulat lainnya.
c. Place (tempat)
Semua proses baik produksi dan penjualan dilakukan di Pabrik Fajar
Reksa. Proses produksi dilakukan dari pagi hingga sore hari. Pedagang
mitra yang ingin mengambil bahan baku berupa tahu bulat mentah dapat
langsung datang ke pabrik tanpa ada ikatan waktu tertentu.
Pabrik yang terletak di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor ini
memiliki akses yang cukup mudah. Letaknya berada di dalam sebuah
jalan yang bisa dilewati mobil dan tidak terlalu jauh dari jalan utama.
Saat ini Pabrik Fajar Reksa hanya berjumlah satu buah, namun pada
tahun 2011 Fajar Reksa memiliki dua pabrik yang memproduksi tahu
bulat. Salah satu pabrik tersebut dijual dikarenakan kekurangan SDM
untuk mengelola pabrik sehingga hanya difokuskan kepada satu pabrik
saja hingga saat ini.
d. Promotion (promosi)
Jalur promosi yang dijalankan oleh Fajar Reksa yaitu berupa word
of mouth dan media social Facebook. Metode word of mouth dirasa
paling ampuh bagi pemilik pabrik karena penggunaan media sosial yang
tidak begitu sering dan Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa tidak menerapkan
promosi secara jelas dan tertulis, namun pemilik pabrik biasanya
memberikan potongan harga khusus untuk pembelian yang lebih banyak.
Potongan harga ini tidak diberikan secara langsung melainkan hanya jika
pembeli mengajukan potongan harga.
5. Penelitian dan pengembangan
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa tidak memiliki bagian khusus di bidang
penelitian dan pengembangan. Sehingga bagian ini secara tersirat di pegang
oleh pemilik pabrik. Inovasi yang dilakukan perusahaan sampai saat ini yaitu
pada bagian produksi. Kontrol api, proses pengendapan, dan penambahan
bumbu rahasia hasil olahan sendiri menjadi kunci perbedaan produk yang
dihasilkan Fajar Reksa dibandingkan dengan pabrik lainnya. Pemilik pabrik
ini mempunyai beberapa inovasi yang belum sempat terlaksana yaitu
31

mencoba membuat tahu bulat yang berbahan dasar jagung maupun kacang-
kacangan lain selain kedelai. Hal ini dikarenakan stok dan harga kedelai yang
mulai mengkhawatirkan.
6. Sistem informasi
Manajemen informasi yang dilakukan Pabrik Fajar Reksa masih sangat
sederhana. Belum ada penggunaan teknologi khusus apapun dalam hal
pengolahan dan pencatatan informasi. Proses pencatatan dan pengolahan
informasi masih dilakukan secara manual yang tidak efisien. Khususnya pada
bagian pencatatan administrasi masih sangat tidak teratur sehingga banyak
data keuangan yang hilang maupun tidak dicatat. Hal ini mengakibatkan
pemilik sulit mengontrol perkembangan usahanya sendiri.
Berdasarkan identifikasi mengenai faktor internal tersebut, ditemukan
beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kelemahan dari pabrik tahu bulat Fajar
Reksa. Adapun kelebihan tersebut adalah:
1. Sistem kontrol operasi yang baik
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa memiliki sistem control operasi yang baik.
Manajer produksi sekaligus pemilik pabrik melakukan kontrol rutin setiap
harinya untuk meminimalisasi kesalahan pada produksi. Pembelian bahan baku
juga dilakukan oleh manajer secara langsung untuk memastikan kebutuhan
produksi terpenuhi dengan tepat.
2. Pembagian bidang kerja yang sesuai kemampuan
Pembagian bidang kerja di Pabrik Fajar Reksa menjadi kekuatan tersendiri
bagi perusahaan. Pemilik pabrik memposisikan karyawannya sesuai dengan
bidang kehaliannya masing-masing. Tiap-tiap proses produksi ditangani oleh
karyawan yang ahli di bidang tersebut. Contohnya karyawan yang ahli di bidang
perebusan dan penyaringan kedelai tidak diizinkan untuk menangani proses
penggilingan dan pembentukan tahu karena bagian tersebut ditangani oleh
karyawan yang ahli di bidangnya.
3. Fasilitas yang dimiliki
Proses produksi sangat penting memperhatikan tentang fasilitas yang
dimiliki perusahaan. Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan telah memenuhi
standar produksi dengan adanya alat-alat modern seperti super mixer, grinder,
dan alat pembulat tahu otomatis. Walaupun sebagian besar proses produksinya
masih menggunakan cara tradisional karena dinilai lebih murah dan mampu
menjaga kualitas rasa.
4. Proses produksi yang teratur
Proses produksi yang dilakukan oleh Pabrik Fajar Reksa dilaksanakan
enam hari selama seminggu. Walaupun karyawan tidak memiliki jam kerja yang
tetap namun, manajer produksi selalu mengatur agar produksi dapat
dilaksanakan setiap hari. Bahkan pada bulan Ramadhan sekalipun produksi tetap
rutin dilaksanakan mengingat bahwa produk yang diproduksi bukanlah makanan
pokok melainkan makanan sampingan.
5. Promosi untuk pembelian tertentu
Pemilik pabrik memberikan promosi untuk konsumen dengan syarat
konsumen harus membeli dengan jumlah tertentu maka akan diberikan potongan
harga. Jumlah pembelian tidak ditentukan secara tetap oleh pemilik pabrik begitu
juga dengan besarnya potongan harga. Namun, promosi ini rutin diberikan
kepada konsumen yang membeli dengan jumlah yang banyak.
32

6. Bentuk penjualan secara online


Pabrik Fajar Reksa memanfaatkan teknologi internet untuk memasarkan
produknya. Fajar Reksa menggunakan fasilitas sosial media berupa facebook
untuk memasarkan produknya lebih luas. Pemilik pabrik membuat akun khusus
Pabrik Fajar Reksa dan mengunggah foto produknya sehingga masyarakat luas
bisa membeli produk tersebut. Akan tetapi cara ini belum digunakan secara rutin.
7. Kualitas produk bersaing
Maraknya distributor tahu bulat di wilayah Bogor memberikan banyak
pilihan kepada konsumen. Oleh karena itu harus ada pembeda antara produk
Fajar Reksa dengan produk lainnya. Produk Fajar Reksa memiliki kualitas dan
rasa yang lebih baik karena sebagian besar proses produksinya masih
menggunakan cara tradisional. Pemilik pabrik menjelaskan cara agar tahu bulat
produksinya mempunyai kualitas yang baik yaitu dengan menjaga intensitas api
pada saat merebus kedelai dan juga racikan bumbu rahasia yang dicampur pada
adonan tahu.
8. Relasi yang baik dengan mitra
Pedagang dan supplier yang bermitra dengan perusahaan menjadi kekuatan
tersendiri untuk perusahaan. Oleh karena itu perusahaan menjaga dengan baik
relasi dengan mereka. Pemilik pabrik merupakan anggota yang terdaftar di
PRIMKOPTI yang menjadi supplier utama bahan baku produksi. Pedagang yang
bermitra dengan pabrik juga sangat dijaga relasinya sesuai dengan tujuan
perusahaan untuk mensejahterakan pedagang, maka peraturan-peraturan yang
dikeluarkan untuk pedagang sangat menguntungkan pihak pedagang. Relasi
dengan pedagang dijaga dengan sebaik-baiknya karena pedagang mitra menjadi
ujung tombak perusahaan untuk memasarkan produknya.
9. Pelayanan yang baik terhadap konsumen
Pelayanan yang baik terhadap konsumen menjadi hal penting yang harus
dilakukan setiap perusahaan. Begitu juga dengan Pabrik Fajar Reksa. Konsumen
diberikan pelayanan yang baik demi kenyamanan konsumen dalam melakukan
pembelian. Konsumen dapat memesan langsung ke nomer yang disediakan
untuk membeli produk yang nantinya akan diantar langsung ke konsumen atau
bisa datang langsung ke pabrik. Pabrik menyediakan armada mobil agar
konsumen bisa lebih mudah membeli produk tahu bulat Fajar Reksa.
10. Inovasi bahan dan proses produksi
Hal yang membedakan antara tahu bulat Fajar Reksa dengan tahu bulat
lainnya adalah dari segi inovasi bahan dan proses produksi. Inovasi bahan yang
dimaksud adalah penggunaan bumbu rahasia racikan pribadi yang ditambahkan
ke dalam adonan tahu bulat ketika proses penggilingan. Inovasi lainnya terdapat
pada proses produksinya yang menggunakan teknik kontrol api yang sedemikian
rupa agar menjaga kualitas produk dengan baik.
11. Mesin produksi buatan sendiri
Alat yang digunakan pabrik untuk melakukan produksi salah satunya
adalah mesin pembulat tahu. Fajar Reksa membuat sendiri mesin pembuat
tahunya dengan tujuan untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan produksi. Mesin pembulat tahu hasil buatan pribadi tersebut hanya
membutuhkan biaya sebesar Rp 8 000 000 untuk pembuatannya, sedangkan
harga mesin untuk membulatkan tahu di luar berkisar antara Rp 20 000 000 –
Rp 40 000 000 tergantung besar alatnya. Mesin buatan pribadi tersebut
33

mempunyai kinerja standar yang tidak jauh dengan mesin buatan luar. Mesin
tersebut mampu memproduksi 1 000 butir tahu bulat hanya dalam 3 menit.
Sementara itu, beberapa kelemahan yang juga berhasil di identifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Struktur organisasi tidak rapih
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa tidak memiliki struktur organisasi yang
rapih. Pemilik pabrik merangkap sebagai manajer produksi yang mengawasi
jalannya produksi setiap hari. Tidak ada dokumen ataupun pencatatan yang
menjelaskan bahwa perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas.
2. Tidak ada pencatatan administrasi
Pabrik Fajar Reksa tidak pernah melakukan pencatatan administrasi secara
rutin. Proses produksi dan penjualan setiap hari tidak pernah dilakukan
pencatatan dan berjalan begitu saja setiap harinya. Pemilik beranggapan karena
skala pabrik yang masih kecil jadi pencatatan administrasi dirasa belum begitu
penting.
3. Perekrutan tenaga kerja dan mitra yang kurang optimal
Sistem perekrutan karyawan dan pedagang mitra yang dilakukan Fajar
Reksa belum optimal. Tidak pernah ada kontrak yang tertulis jelas maupun
MoU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani kedua belah pihak.
Begitu juga dalam hal perekrutan karyawan. Tidak ada aturan yang jelas dan
tertulis perihal pembagian hasil keuntungan maupun kontrak diawal yang
menjelaskan bahwa terjadi kesepakatan kerjasama antara keduabelah pihak.
4. Sumber bahan baku yang tersendat
Bahan baku yang digunakan untuk produksi di pabrik dibeli langsung di
PRIMKOPTI Kabupaten Bogor. Namun, pabrik hanya mampu membeli dengan
jumlah 50 kg kedelai setiap harinya berbeda dengan pabrik-pabrik besar yang
mampu membeli lebih dari lima ton per hari. Oleh karena itu, pabrik hanya
mampu membeli bahan baku secara harian karena keterbatasan modal yang
menyebabkan pabrik tidak mampu membeli bahan secara bulanan.
5. Tidak membuka investasi dari luar
Pabrik belum mencoba untuk membuka investasi dari luar untuk menutupi
kekurangan modal. Proses produksi yang dilaksanakan pabrik setiap harinya
masih mampu menopang keberlangsungan usaha. Namun, dengan skala usaha
yang sekarang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk perusahaan bisa
berkembang.
6. Jangkauan daerah pemasaran yang kecil
Produk yang dipasarkan Pabrik Fajar Reksa menggunakan mobil dan gerobak
hanya mancakup wilayah sekitar Ciomas, Kabupaten Bogor. Padahal dengan
asset berupa mobil dan gerobak yang ada saat ini memungkinkan pabrik
memeperluas area pemasarannya sehingga keuntungan yang didapat menjadi
lebih besar dari biasanya.
7. Permodalan yang kurang
Permasalahan yang dihadapi Pabrik Fajar Reksa salah satunya adalah
keterbatasan modal. Keterbatasan modal ini mampu menghambat segala
aktivitas produksi dan penjualan. Permasalahan ini juga yang menyebabkan
skala usaha tidak bisa berkembang.
34

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal dimulai dengan mengindentifikasi faktor-


faktor yang berada diluar perusahaan. Fokus dari analisis ini adalah faktor-faktor
yang menjadi peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dalam
merumuskan strategi atau langkah perusahaan selanjutnya. Faktor yang termasuk
dalam analisis faktor eksternal yaitu ekonomi, politik, pemerintahan, dan hukum,
social, budaya, demografis, dan lingkungan, teknologi, dan persaingan. Faktor
lingkungan eksternal dari Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa adalah sebagai berikut.
1. Ekonomi
Kondisi ekonomi dunia mempengaruhi secara langsung terhadap
keberlangsungan usaha Pabrik Fajar Reksa. Menurut hasil wawancara terhadap
pemilik pabrik, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat berpengaruh
kepada harga bahan baku utama yaitu kedelai karena kedelai yang digunakan
adalah kedelai impor. Kenaikan nilai tukar USD terhadap Rupiah dapat dilihat
pada tabel di bawah.

Tabel 12 Kurs transaksi Bank Indonesia mata uang USD

Nilai Kurs Jual Kurs Beli Tanggal


1.00 12 029 11 909 30 Juni 2014
1.00 13 423 13 289 29 Juni 2015
1.00 13 232 13 100 29 Juni 2016
1.00 13 386 13 252 30 Juni 2017
1.00 14 476 14 332 29 Juni 2018
sumber : Bank Indonesia 2018

Tabel 12 menunjukkan kenaikan nilai tukar Dollar terhadap Rupiah yang


terus mengalami kenaikan sehingga mempengaruhi harga barang-barang atau
komoditi impor salah satunya adalah kedelai yang digunakan oleh Pabrik Fajar
Reksa. Tarif dasar listrik tidak banyak berpengaruh dalam kegiatan produksi
karena alat yang menggunakan listrik hanya sedikit.
Kenaikan harga bahan baku memberikan permasalahan tersendiri untuk
keberlangsungan usaha. Pemilik pabrik tidak bisa menaikkan harga produk
karena pemilik menjadikan kesejahteraan pedagang mitra sebagai prioritas.
2. Politik, pemerintahan, dan hukum
Menurut hasil wawancara dengan pemilik pabrik, tidak ada hukum
maupun ketetapan apapun dari pemerintah yang berpengaruh terhadap
keberlangsungan usaha. Selama berlangsungnya usaha tidak pernah ada
bantuan apapun dari pemerintah yang membantu jalannya usaha.
3. Sosial, budaya, demografis, dan lingkungan
Lingkungan sosial merupakan aspek dari interaksi manusia melalui
kelompok, apakah itu dekat ataupun jauh, yang dapat berpengaruh pada
kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan (Ancok, 2009). Lokasi Pabrik
Fajar Reksa juga menjadi penentu faktor sosial, budaya, demografis, dan
lingkungan. Lokasi pabrik yang berada di daerah dengan kondisi masyarakat
menengah ke bawah menjadikan sosial budaya masyarakat berpengaruh
terhadap perusahaan. Budaya masyarakat dimana rata-rata kepala keluarga
memiliki latar pendidikan yang rendah sehingga memerlukan pekerjaan yang
35

sesuai seperti karyawan pabrik. Sesuai dengan tujuan perusahaan untuk


mensejahterakan masyarakat sekitar. Namun, pada kenyataannya sebagian
besar masyarakat sekitar tidak ingin mendaftar menjadi karyawan di Pabrik
Fajar Reksa melainkan warga luar daerah seperti Tasikmalaya dan Sukabumi
yang berminat bekerja di perusahaan tersebut.
Pada aspek sosial, perusahaan memanfaatkan sifat konsumen yang
menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi produk dengan menyediakan
armada mobil sehingga produk tahu bulat bias didistribusikan langsung ke
lingkungan konsumen. Letak pabrik yang mudah diakses oleh pedagang mitra
juga menjadi keuntungan tersendiri, karena pendistribusian produk menjadi
lebih efisien. Menurut hasil wawancara dnegan pemilik pabrik, respon
lingkungan sekitar mengenai keberadaan pabrik yang positif menjadi peluang
tersendiri walau efeknya tidak terlalu besar.
4. Teknologi
Perkembangan teknologi memberikan dampak positif terhadap kemajuan
perusahaan. Menurut hasil wawancara dengan pemilik pabrik, pembuatan tahu
bulat pada awal kemunculannya masih menggunakan cara manual dan
perkembangan mesin produksi saat ini sangat berpengaruh dengan jumlah
produk yang dapat diproduksi oleh pabrik. Dengan proses manual, pabrik bisa
memproduksi 1000 butir tahu bulat dengan waktu lebih dari 6 jam, namun
dengan bantuan teknologi tersebut pabrik mampu memproduksi tahu bulat
sebanyak 1000 butir hanya dalam waktu 3 menit.
Perkembangan teknologi lainnya yang dapat dimanfaatkan adalah
perkembangan teknologi informasi sehingga terciptanya era digital marketing.
Nadya (2016) menyatakan bahwa peranan digital marketing dalam eksistensi
bisnis kuliner dapat terwujud dengan baik apabila didukung dengan pemahaman
perilaku konsumen yang sesuai dengan perkembangan teknologi yang terbaru.
Jadi, apabila digital marketing dapat disesuaikan penggunaannya dengan
perilaku konsumen maka eksistensi bisnis dapat terwujud
5. Persaingan
Maraknya produsen dan penjual produk tahu bulat menjadi kondisi yang
mempengaruhi perusahaan. Jumlah distributor tahu bulat dari luar daerah ke
wilayah Bogor jumlahnya cukup banyak. Begitu juga dengan jumlah pedagang
tahu bulat keliling yang jumlahnya cukup banyak di wilayah Bogor.
Ancaman lainya datang dari produk substitusi. Tahu bulat merupakan
makanan nonpokok yang berupa makanan goreng. Produk yang bisa
dikategorikan sebagai substitusi tahu bulat jumlahnya cukup banyak, karena
perkembangan dunia kuliner yang cukup pesat terutama di daerah Bogor. Hal
ini memberikan konsumen banyak pilihan sehingga menjadi hambatan
tersendiri bagi perusahaan. Namun, dengan adanya produk substitusi mampu
mendorong Pabrik Fajar Reksa untuk melakukan inovasi dan pengembangan
produk agar lebih dipilih oleh konsumen.
Berdasarkan identifikasi mengenai faktor eksternal tersebut, ditemukan
beberapa hal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Pabrik Tahu Bulat Fajar
Reksa. Adapun peluang tersebut adalah:
36

1. Ketersediaan kredit
Kredit mampu memudahkan pabrik dalam mengatasi masalah permodalan.
Banyak sekali sumber kredit yang ada dan mampu menunjang permasalahan
keuangan pabrik. Baik itu kredit secara formal maupun informal. Dengan
adanya kredit yang tersedia, permasalahan permodalan perusahaan dapat diatasi
dan mampu meningkatkan kemampuan atau kapasitas pabrik/perusahaan dalam
berbagai sisi.
2. Respon masyarakat tentang keberadaan usaha
Masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar pabrik tepatnya di daerah
Ciomas, Kabupaten Bogor memiliki respon yang positif tentang kehadiran
pabrik. Kehadiran pabrik di wilayah setempat tidak menimbulkan dampak
negatif apapun yang merugikan warga sehingga warga menyambut dengan
antusias kehadiran Pabrik Fajar Reksa di wilayahnya. Hal ini dinilai penting
karena apabila lingkungan masyarakat di sekitar pabrik mendukung
keberlangsungan usaha, maka proses berjalannya usaha menjadi semakin lancar
tanpa hambatan yang disebabkan oleh masyarakat sekitar.
3. Tingkat kesejahteraan masyarakat
Masyarakat sekitar pabrik rata-rata memiliki tingkat kesejahteraan
menengah ke bawah dilihat dari wilayah tempat tinggal mereka dan pekerjaan
yang mereka jalani. Hal tersebut menjadi peluang bagi perusahaan melihat
tujuan perusahaan yakni mensejahterakan masyarakat sekitar pabrik untuk
menaikkan taraf hidup mereka menjadi lebih baik.
4. Perkembangan teknologi mesin produksi
Teknologi produksi pengolahan saat ini sudah sangat maju dan mampu
membantu jalannya produksi menjadi lebih baik. Sebelum adanya
perkembangan seperti saat ini, proses produksi masih 100% menggunakan
tenaga manusia sehingga hasil produksi yang diperoleh sangat jauh lebih sedikit
bila dibandingkan dengan menggunakan mesin. Pemanfaatan teknologi yang
baik oleh perusahaan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap
keberlangsungan usaha. Terutama dalam hal ini di dalam kegiatan produksi,
perkembangan teknologi saat ini sangat membantu mengefisienkan jalannya
produksi.
Sementara itu, beberapa ancaman yang juga berhasil di identifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Kondisi perekonomian saat ini yang buruk
Kondisi perekonomian Indonesia sangat mempengaruhi keberlangsungan
produksi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kenaikkan nilai tukar
Dollar terhadap Rupiah sangat mempengaruhi harga bahan baku produksi yaitu
kedelai. Kedelai yang digunakan sebagai bahan baku utama produksi adalah
kedelai impor, maka dari itu harganya sangat dipengaruhi oleh nilai tukar Dollar
terhadap Rupiah.
2. Program pemerintah tentang kedelai
Pemerintah Indonesia khususnya belum ada program yang pro tentang
kedelai. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi keberlangsungan usaha karena
bahan dasar utamanya adalah kedelai. Terutama untuk pabrik Fajar Reksa,
berdasarkan hasil wawancara pemilik menyatakan bahwa tidak ada peraturan
khusus yang dikeluarkan pemerintah yang menguntungkan atau membantu
keberlangsungan usaha terkait kedelai.
37

3. Adanya produk substitusi


Tahu bulat merupakan makanan nonpokok yang berupa makanan goreng.
Banyak produk yang mampu mensubstitusi tahu bulat sebagai makanan camilan.
Maraknya pedagang makanan camilan saat ini mampu menyediakan banyak
pilihan kepada konsumen yang ingin membeli produk camilan. Maka dari itu,
hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa.
4. Adanya perusahaan sejenis sebagai pemain lama
Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa memulai produksinya pada tahun 2011
sebagai pabrik tahu bulat di daerah Kabupaten Bogor tepatnya di Kecamatan
Ciomas. Sebelum mendirikan pabrik, pemilik pabrik bekerja sebagai distributor
tahu bulat dari pabrik lain. Tentu saja banyak pabrik tahu bulat yang sudah lebih
lama berproduksi dan memiliki pengalaman yang lebih. Oleh karena itu, hal ini
menjadi ancaman bagi Pabrik Fajar Reksa untuk tetap bertahan di industri tahu
bulat.

Analisis IFE dan EFE

Internal Factor Evaluation (IFE)


Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada Tabel 13, faktor internal
yang menjadi kekuatan terbesar ada dua yaitu kualitas produk yang bersaing dan
pelayanan yang baik terhadap konsumen dengan bobot 0.072 dan memiliki rating 4
sehingga menghasilkan skor sebesar 0.288. Selain itu, faktor yang menjadi
kekuatan perusahaan antara lain sistem kontrol operasi yang baik dengan skor 0.139,
pembagian bidang kerja yang sesuai kemampuan dengan skor 0.236, fasilitas yang
dimiliki memadai dengan skor 0.168, proses produksi yang teratur dengan skor
0.173, promosi untuk pembelian tertentu dengan skor 0.091, bentuk penjualan
secara online dengan skor 0.091, relasi yang baik dengan mitra dengan skor 0.281,
inovasi bahan dan proses produksi dengan skor 0.134, dan mesin produksi buatan
sendiri dengan skor 0.271.Hasil analisis diatas juga menunjukkan kelemahan
terbesar perusahaan adalah permodalan yang kurang dengan bobot 0.073 dan rating
sebesar 2 sehingga menghasilkan skor sebesar 0.147.
Selain itu, faktor lain yang menjadi kelemahan perusahaan adalah struktur
organisasi yang tidak rapih dengan skor 0.083, tidak ada pencatatan administrasi
dengan skor 0.045, perekrutan tenaga kerja dan mitra yang kurang optimal dengan
skor 0.134, sumber bahan baku yang tersendat dengan skor 0.075, tidak membuka
investasi dari luar dengan skor 0.035, dan jangkauan daerah pemasaran yang kecil
dengan skor 0.070. Total skor rata-rata tertimbang dari matriks IFE sebesar 2.475
menunjukkan bahwa usaha Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa berada pada posisi di
bawah rata-rata (2.5) yang berarti belum mampu memanfaatkan kekuatan untuk
mengurangi kelemahan.
Berikut adalah hasil dari pembobotan dan pemberian rating dari faktor-faktor
kunci yang didapatkan melalui analisis internal sebelumnya:
38

Tabel 13 Hasil analisis matriks IFE


No. Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1 Sistem kontrol operasi yang baik 0.046 3 0.139
2 Pembagian bidang kerja yang sesuai kemampuan 0.059 4 0.236
3 Fasilitas yang dimiliki memadai 0.056 3 0.168
4 Proses produksi yang teratur 0.058 3 0.173
5 Promosi untuk pembelian tertentu 0.030 3 0.091
6 Bentuk penjualan secara online 0.030 3 0.091
7 Kualitas produk bersaing 0.072 4 0.288
8 Relasi yang baik dengan mitra 0.070 4 0.281
9 Pelayanan yang baik terhadap konsumen 0.072 4 0.288
10 Inovasi bahan dan proses produksi 0.045 3 0.134
11 Mesin produksi buatan sendiri 0.054 3 0.217
No. Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kelemahan
1 Struktur organisasi tidak rapih 0.042 2 0.083
2 Tidak ada pencatatan administrasi 0.045 1 0.045
3 Perekrutan tenaga kerja dan mitra yang kurang 0.067 2 0.134
optimal
4 Sumber bahan baku yang tersendat 0.075 1 0.075
5 Tidak membuka investasi dari luar 0.035 1 0.035
6 Jangkauan daerah pemasaran yang kecil 0.070 1 0.070
7 Permodalan yang kurang 0.073 2 0.147
Total 1 2.478

External Factor Evaluation (EFE)


Berikut adalah hasil dari pembobotan dan pemberian rating dari faktor-faktor
kunci yang didapatkan melalui analisis eksternal sebelumnya:

Tabel 14 Hasil analisis matriks EFE


No. Faktor Internal Bobot Rating Skor
Peluang
1 Ketersediaan kredit 0.116 2 0.232
2 Respon masyarakat tentang keberadaan usaha 0.116 3 0.348
3 Tingkat kesejahteraan masyarakat 0.116 4 0.464
4 Perkembangan teknologi mesin produksi 0.170 4 0.679
No. Faktor Internal Bobot Rating Skor
Ancaman
1 Kondisi perekonomian saat ini yang buruk 0.188 4 0.750
2 Program pemerintah tentang kedelai 0.134 4 0.536
3 Adanya produk subtitusi 0.080 1 0.080
4 Adanya perusahaan sejenis sebagai pemain lama 0.080 1 0.080
Total 1 3.170

Berdasarkan Tabel 14, faktor eksternal yang menjadi peluang terbesar bagi
perusahaan adalah perkembangan teknologi mesin produksi dengan bobot 0.170
39

dan memiliki rating 4 sehingga menghasilkan skor sebesar 0.679. Selain itu, faktor
yang menjadi peluang perusahaan antara lain ketersediaan kredit dengan skor
0.232, respon masyarakat tentang keberadaan usaha dengan skor 0.348, dan tingkat
kesejahteraan masyarakat dengan skor 0.464. Hasil analisis diatas juga
menunjukkan ancaman terbesar bagi perusahaan adalah kondisi perekonomian saat
ini yang buruk dengan bobot 0.188 dan rating sebesar 4 sehingga menghasilkan
skor sebesar 0.536. Selain itu, faktor lain yang menjadi ancaman bagi perusahaan
adalah program pemerintah tentang kedelai dengan skor 0.536, adanya produk
substitusi dengan skor 0.080, dan adanya perusahaan sejenis sebagai pemain lama
dengan skor 0.080. Total skor rata-rata tertimbang dari matriks EFE sebesar 3.170
menunjukkan bahwa usaha Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa berada pada posisi di
atas rata-rata (2.5) yang berarti cukup mampu memanfaatkan peluang untuk
mengatasi ancaman.

Analisis Matriks IE

Matriks IE menggunakan hasil olahan dari matriks IFE dan EFE sebagai input
untuk menentukan posisi dari Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa. Total skor faktor
strategis internal perusahaan adalah sebesar 2.478 dan total skor faktor strategis
eksternal perusahaan adalah sebesar 3.170. Gabungan dari kedua total skor ini dapat
digambarkan dalam tabel berikut.

Tabel 15 Matriks IE
Kuat (3.0 – 4.0) Sedang (2.0 – 2.99) Lemah (1.0 – 2.0)
Tinggi (3.0 – 4.0) I II III
Sedang (2.0 – 2.99) IV V VI
Rendah (1.0 – 1.99) VII VIII IX

Berdasarkan Tabel 15, Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa berada dalam kuadran
II yang berarti perusahaan berada dalam kondiri Grow and Build (tumbuh dan
membangun). Dalam posisi ini, strategi yang tepat untuk perusahaan adalah strategi
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi kebelakang,
integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.

Analisis Matriks SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dari


membandingkan antara faktor-faktor yang telah ditemukan seperti kekuatan dan
kelemahan pada bagian internal dan ancaman dan peluang pada bagian eksternal.
Input yang digunakan pada matriks SWOT berasal dari hasil identifikasi kekuatan
(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Oppurtunity), dan ancaman (Threat)
yang dihasilkan dari matriks IFE dan EFE.
Penentuan SWOT ini juga didasarkan pada hasil analisis matriks IE yang
menunjukkan bahwa Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa berada pada posisi kuadran II
yang artinya perusahaan dalam keadaan tumbuh dan membangun (Grow and Build)
sehingga perumusan strategi SO, WO, ST, dan WT terfokus pada strategi penetrasi
pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi kebelakang, integrasi
40

ke depan, dan integrasi horizontal. Hasil analisis matriks SWOT tersebut dapat
dilihat di dalam Tabel 16.
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT dihasilkan lima buah strategi yang
terdiri dari satu strategi SO, dua strategi WO, satu strategi ST, dan satu strategi WT.
1. Strategi SO
Strategi SO digunakan dengan menggunakan kekuatan perusahaan untuk
memanfaatkan peluang yang ada sehingga perusahaan dapat memperoleh
keuntungan. Strategi SO yang dihasilkan adalah memaksimalkan promosi atau
penjualan via online. Strategi tersebut juga bertujuan untuk memperluas pasar
melalui online marketing. Selain biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran
online tidak besar, jangkauan pasarnya juga cukup luas. Tujuan lainnya adalah
untuk menjangkau konsumen modern yang sering berbelanja online.
2. Strategi WO
Strategi WO digunakan untuk memperbaiki kelemahan perusahaan
dengan memanfaatkan peluang. Strategi WO yang dihasilkan adalah membuka
investasi dari luar. Dengan keterbatasan modal yang dialami oleh perusahaan,
pilihan yang tepat adalah dengan membuka investasi dari luar baik secara
formal maupun informal. Investasi yang nantinya didapatkan digunakan untuk-
memperbesar skala usaha sehingga perusahaan dapat melakukan produksi yang
lebih besar dan meningkatkan profit. Strategi WO lainnya yang dihasilkan
adalah memperluas jangkauan area pemasaran. area pemasaran Pabrik Tahu
Bulat Fajar Reksa saat ini hanyalah di sekitar wilayah Ciomas, Kabupaten
Bogor. Padahal, dengan asset yang dimiliki saat ini memungkinkan perusahaan
untuk memeperluas area pasarnya lebih besar lagi khususnya wilayah Bogor.
Dengan memperluas area pemasaran, profit yang didapat akan lebih banyak
seiring dengan banyaknya konsumen baru dan brand perusahaan akan dikenal
lebih luas dari sebelumnya.
3. Strategi ST
Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghadapi ancaman yang datang dari luar. Strategi ST yang dihasilkan adalah
fokus dalam mempertahankan kualitas dan pelayanan. Dengan menjaga kualitas
produk dan pelayanan maka kepercayaan konsumen dan mitra akan tetap
terjaga.
4. Strategi WT
Strategi WT adalah strategi untuk mengurangi kelemahan perusahaan dan
menghindari ancaman eksternal. Strategi WT yang dihasilkan adalah
meningkatkan sumber daya manusia sehingga mampu mengolah manajemen
dan teknologi dengan baik, sumber daya manusia yang dimaksud adalah
karyawan dan mitra pedagang. Dalam proses perekrutan karyawan sangat
penting untuk memilah pekerjaan sesuai dengan keahlian masing-masing
karyawan sehingga proses produksi dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Diadakannya pelatihan karyawan juga penting untuk mengasah maupun
memperdalam keahlian tiap-tiap karyawan di bidang kerjanya masing-masing.
Perekrutan mitra pedagang juga sangat penting dengan menerapkan aturan-
aturan dan kesepakatan yang jelas sehingga mengurangi kecurangan ataupun
kerugian antara salah satu atau dua belah pihak nantinya.
41

Tabel 16 Analisis matriks SWOT

Kekuatan Kelemahan
Internal (Strength - S) (Weakness - W)
1. Sistem kontrol 1. Struktur organisasi
operasi yang baik tidak rapih
2. Pembagian bidang 2. Tidak ada pencatatan
kerja yang sesuai administrasi
kemampuan 3. Perekrutan tenaga
3. Fasilitas yang kerja dan mitra yang
dimiliki memadai kurang optimal
4. proses produksi yang 4. Pembelian bahan baku
teratur masih dalam jumlah
5. Promosi untuk sedikit
pembelian tertentu 5. Tidak membuka
6. Bentuk penjualan investasi dari luar
secara online 6. Jangkauan daerah
7. Kualitas produk pemasaran yang kecil
bersaing
8. Relasi yang baik
dengan mitra
Eksternal 9. Pelayanan yang baik
terhadap konsumen
10. Inovasi bahan dan
proses produksi
Peluang Stategi SO Strategi WO
(Oppurtunity - O)
1. Ketersediaan kredit Memaksimalkan Membuka investasi dari
2. Respon masyarakat tentang penjualan via online pihak luar (W4, W6, O1,
keberadaan usaha (S6,S11, O2, 03) 04)
3. Tingkat kesejahteraan Memperluas jangkauan
masyarakat area pemasaran (W6, O1,
4. Perkembangan teknologi O2, O3, O4)
mesin produksi

Ancaman Strategi ST Strategi WT


(Threats - T)
1. Kondisi perekonomian saat Fokus pada Meningkatkan kualitas
ini yang buruk mempertahankan sumber daya manusia
2. Program pemerintah tentang kualitas dan pelayanan (W1, W2, W3, T3, T4)
impor kedelai (S3,S4,S6,S7,S8,S9, T3,
3. Adanya produk subtitusi T4)
4. Adanya perusahaan sejenis
sebagai pemain lama
42

Analisis Matriks QSP

Matriks QSP merupakan matriks yang digunakan untuk mendapatkan


prioritas utama dari alternatif strategi yang dihasilkan oleh matriks SWOT.
Prioritas strategi dihasilkan berdasarkan Total Atractiveness Score (TAS) yang
dihasilkan dari bobot dikali dengan Atractiveness Score (AS) lalu dijumlahkan
sehingga menghasilkan Sum Total Atractiveness Score (STAS), adapun
perhitungan dari matriks QSPM dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut merupakan
gambaran prioritas strategi Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa.
Berdasarkan hasil analisis matriks QSP (Tabel 17), maka urutan prioritas
strategi yang dapat digunakan pada Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa adalah :
1. Membuka investasi dari pihak luar (STAS 6.228)
2. Memaksimalkan promosi dan penjualan via online (STAS 5.098)
3. Memperluas jangkauan area pemasaran (STAS 4.673)
4. Fokus pada mempertahankan kualitas produk dan pelayanan (STAS 4.42)
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (STAS 3.954)

Tabel 17 Prioritas strategi pabrik tahu bulat Fajar Reksa

No. Pilihan Strategi STAS Prioritas


1 Memaksimalkan promosi dan penjualan via online 5.098 2
2 Membuka investasi dari pihak luar 6.228 1
3 Memperluas jangkauan area pemasaran 4.673 3
Fokus pada mempertahankan kualitas dan
4 4.42 4
pelayanan
5 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 3.954 5

Pada urutan prioritas utama yaitu membuka investasi dari pihak luar untuk
memperbesar skala usaha. Prioritas dibutuhkan karena perusahaan mengalami
keterbatasan dalam segi modal sehingga skala usaha suli tuntuk diperbesar.
Akibatnya perusahaan sulit untuk menerima produksi dalam jumlah besar padahal
produknya sudah banyak diminati oleh konsumen dari segi harga maupun kualitas.
Maka dari itu, dengan membuka investasi dari luar maka uang yang diperoleh bisa
untuk memeperbesar skala usaha guna meningkatkan skala produksi sehingga dapat
meningkatkan profit perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis faktor internal, Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa
memiliki sepuluh kekuatan dan tujuh kelemahan. Faktor internal yang menjadi
kekuatan terbesar ada dua yaitu kualitas produk yang bersaing dan pelayanan yang
baik terhadap konsumen. Kelemahan utama dari perusahaan ini adalah permodalan
yang kurang. Hasil analisis faktor eksternal menunjukan bisnis memiliki empat
peluang dan empat ancaman. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah
43

perkembangan teknologi mesin produksi. Sedangkan ancaman utamanya adalah


kondisi perekonomian saat ini yang buruk. Berdasarkan perhitungan matriks IFE
dan EFE, kondisi internal dan eksternal berada pada kondisi diatas ratarata dalam
kondisi Grow and Build.
Analisis matriks SWOT dari Pabrik Tahu Bulat Fajar Reksa menghasilkan
lima alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat dilakukan perusahaan.
Kelima strategi ini kemudian diurutkan sesuai prioritas menggunakan matriks QSP
dan mendapatkan hasil prioritas strategi yaitu membuka investasi dari luar.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha Pabrik


Tahu Bulat Fajar Reksa, saran yang dapat diberikan kepada pemilik pabrik adalah
mengimplementasikan prioritas strategi sesuai dengan prioritas hasil dari analisis
QSP. Dengan begitu maka skala usaha perusahaan akan meningkat dan tujuan
untuk mengembangkan perusahaan akan tercapai. Selain itu, saran yang dapat
diberikan adalah untuk menjaga higienitas pabrik untuk menjaga kualitas produk
serta tetap mempertahankan dan menginformasikan visi, misi, dan tujuan
perusahaan kepada para karyawan dan mitra pedagang agar lebih mudah dalam
mencapai tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
[BI] Bank Indonesia. 2018. Kurs Transaksi Bank Indonesia Mata Uang USD
[Internet]. [diakses pada 2018 Juli 1]. Tersedia pada:
https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Kedelai Menurut Provinsi (Ton),
1993-2015 [Internet]. [diunduh pada 2018 Januari 7]. Tersedia pada:
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/871
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Analisis Hasil Listing Sensus Ekonomi 2016 :
Analisis Ketenagakerjaan Usaha Mikro Kecil. Jakarta (ID): Badan Pusat
Statistik
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk
Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2017. Kabupaten Bogor Dalam
Angka 2017. Bogor (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2017. Kecamatan Ciomas Dalam
Angka 2017. Bogor (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor
[Kemenperin] Kementerian Pertanian RI. 2016. Pertumbuhan Industri Gagal Capai
Target [Internet]. [diakses pada 2018 Januari 7]. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/15225/Pertumbuhan-Industri-Capai-
Target
[Kementan] Kementerian Pertanian RI. 2017. Produktivitas Palawija di Indonesia,
2013-2017 [Internet]. [diunduh pada 2018 Januari 7]. Tersedia pada:
http://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TP-ARAM%20II%202017(pdf)/01-
PalawijaNasional.pdf
44

Alghifari MT. 2017. Strategi Pengembangan pada Usaha Ragusa Es Krim Italia
DKI Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
David FR. 2010. Strategic Management-Manajemen Strategis Konsep. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat.
Djamaludin, A 2009. “Social Environment and Business.” General Business
Environment: Syllabus and Material. Yogyakarta: MM UGM.
Hamidurrahman MF. 2016. Strategi Pengembangan Sapi Kurban CV Bintang Tani
di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Kotler P. 1993. Manajemen Pemasaran. Analisis, perencanaan, implementasi dan
pengendalian. Edisi ketujuh. Volume satu. Jakarta (ID): Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Nadya. 2016. Peran Digital Marketing Dalam Eksistensi Bisnis Kuliner Seblak
Jeletet Murni [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Bunda Mulia
Putri RT. 2014. Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Tempe Indonesia di Kota
Bogor, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Tenik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Umar H. 2008. Manajemen Risiko Bisnis (Pendekatan Bisnis dan Nonfinansial).
Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan QSPM


Faktor Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
Bobot
Kunci AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
A 0.046 2 0.093 4 0.185 4 0.185 3 0.139 4 0.185
B 0.059 1 0.059 3 0.177 4 0.236 3 0.177 4 0.236
C 0.056 2 0.112 4 0.224 3 0.168 2 0.112 3 0.168
D 0.058 3 0.173 4 0.230 4 0.230 3 0.173 4 0.230
E 0.030 4 0.121 4 0.121 1 0.030 4 0.121 1 0.030
F 0.030 4 0.121 2 0.061 4 0.121 2 0.061 1 0.030
G 0.072 2 0.144 4 0.288 1 0.072 4 0.288 3 0.216
H 0.070 3 0.211 3 0.211 2 0.141 4 0.281 2 0.141
I 0.072 4 0.288 3 0.216 3 0.216 4 0.288 2 0.144
J 0.045 2 0.089 4 0.179 2 0.089 3 0.134 3 0.134
K 0.054 1 0.054 4 0.217 2 0.109 1 0.054 3 0.163
Kelemahan
L 0.042 1 0.042 2 0.083 3 0.125 2 0.083 4 0.166
M 0.045 1 0.045 4 0.179 3 0.134 2 0.089 4 0.179
N 0.067 2 0.134 4 0.268 4 0.268 3 0.201 4 0.268
O 0.075 3 0.225 4 0.300 3 0.225 1 0.075 1 0.075
P 0.035 2 0.070 4 0.141 3 0.105 1 0.035 1 0.035
Q 0.070 4 0.281 3 0.211 4 0.281 2 0.141 2 0.141
R 0.073 3 0.220 4 0.294 4 0.294 2 0.147 1 0.073
Peluang
A 0.116 2 0.232 3 0.348 1 0.116 2 0.232 1 0.116
B 0.116 3 0.348 2 0.232 1 0.116 3 0.348 1 0.116
C 0.116 3 0.348 2 0.232 2 0.232 2 0.232 1 0.116
D 0.170 3 0.509 4 0.679 3 0.509 2 0.339 3 0.509
Ancaman
E 0.188 3 0.563 3 0.563 2 0.375 2 0.375 1 0.188
F 0.134 1 0.134 2 0.268 1 0.134 1 0.134 1 0.134
G 0.080 2 0.161 2 0.161 1 0.080 1 0.080 1 0.080
H 0.080 4 0.321 2 0.161 1 0.080 1 0.080 1 0.080
Total Skor
5.098 6.228 4.673 4.420 3.954
Prioritas Strategi
Alternatif Prioritas
2 1 3 4 5
Strategi
46

Lampiran 2 Dokumentasi
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ricky Chandika, lahir pad atanggal 15 Desember


1995 di Jakarta, dari pasangan Bapak Hanafi dan Ibu Meilianita. Penulis merupakan
anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 2008, penulis menyelesaikan
pendidikan di SD Bencongan 7 Tangerang. Selanjutnya pada tahun 2011, penulis
menyelesaikan pendidikan di SMP 1 Kelapa Dua Tangerang. Kemudian, penulis
menyelesaikan pendidikan di SMA 5 Kota Tangerang pada tahun 2014. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan studi di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SBMPTN.
Dalam menempuh pendidikan, penulis dilantik sebagai ketua angkatan
Agribisnis angkatan 51 (2014) pada tahun 2015. Penulis juga aktif dalam berbagai
organisasi yaitu menjadi Staff Promosi dan Marketing Century (2014), Anggota
Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Banten (2014), Kepala Biro Komunikasi
dan Informasi Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis (2016). Penulis
juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan diantaranya adalah Staff Divisi Acara IPB
Business Festival (2014), Staff Divisi Pertandingan Agribusiness Cup (2015), Staff
Divisi Acara Musyawarah Kerja Wilayah 2 POPMASEPI (2015), Kepala Divisi
Acara Talkshow AgriFest (2015), Wakil Ketua Pelaksana Masa Pengenalan
Departemen Agribisnis (2015), Staff Divisi Logistik dan Transportasi Masa
Pengenalan Fakultas (2015), dan berbagai kepanitiaan lainnya. Bulan Juli-Agustus
2017 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Banjaran,
Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Penulis pernah meraih medali perunggu
cabang olahraga Voli Putra dalam The 11th Sportakuler 2017.

Anda mungkin juga menyukai