Anda di halaman 1dari 7

Agroindustrial Technology Journal 02 (01) 2018 91-97

DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v2i1.2818

AGROINDUSTRIAL TECHNOLOGY JOURNAL


Available online at: ejournal.unida.gontor.ac.id

PENGARUH KONSENTRASI GARAM DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP


SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK KIMCHI

The Effect of Salt Concentration and Fermentation Duration on Chemical and


Organoleptic Chatacteristic of Kimchi
Ahmad Baiquni Fariz Azka1, Muhammad Thariq Santriadi1, Muhammad Nur Kholis2*
1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Darussalam Gontor
Ponorogo, 51246
2
Staf Pengajar Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Darussalam Gontor
Ponorogo, 51246
*email : mnurkholis@unida.gontor.ac.id

ARTICLE INFO : Received in 24 Februari 2018, Revised in 28 Maret 2018, Accepted 30 April 2018

ABSTRAK
Kimchi merupakan jenis makanan khas korea hasil fermentasi sayuran dengan tambahan bumbu
pedas. Proses fermentasi kimchi dipengaruhi oleh faktor konsentrasi garam serta waktu fermentasi. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi terhadap mutu
kimchi sawi putih. Penelitian ini menggunakan model rancangan acak lengkap 2 faktor, yaitu penggunaan
konsentrasi larutan garam (2% dan 4%) dan lama fermentasi. Parameter yang dianalisa adalah kadar air, total
padatan terlarut, pH, total bakteri asam laktat, kadar vitamin C, kadar serat, uji organoleptik terhadap aroma,
dan penerimaan konsumen. Hasil analisis ANOVA pada Rancang Acak Lengkap (RAL) perbedaan
konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi. Perbedaan konsentrasi garam dan lama fermentasi tidak
berpengaruh pada kadar air, total padatan terlarut, pH dan berbedanyata pada kadar vitamin C pada kimchi.
Kombinasi perlakuan K2H2 (Konsentrasi garam 4%, lama fermentasi 6 hari) memiliki karakteristik mutu
organoleptik aroma dan penerimaan konsumen yang paling baik terhadap kimchi sawi putih, karena memiliki
rasa masam khas kimchi yang pas.

Kata kunci : Kimchi sawi putih; Konsentasi garam; Waktu fermentasi

ABSTRACT

Kimchi is a kind of Korean food which is fermented with extra spicy herbs. Kimchi fermentation
is influenced by salt concentration and fermentation time. This research was conducted to determine the
effect of salt solution concentration and fermentation time on the quality of white mustard kimchi. This study
used a two-factor complete randomized design model, namely the use of a concentration of salt solution (2%
and 4%) and fermentation time. The parameters analyzed were water content, total dissolved solids, pH, total
lactic acid bacteria, vitamin C levels, fiber content, organoleptic test for aroma, and consumer acceptance.
The results of ANOVA analysis on Complete Random Design (CRD) were differences in the concentration
of salt solution and duration of fermentation. Differences in salt concentration and fermentation time did not

91
Agroindustrial Technology Journal 02 (01) 2018 91-97
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v2i1.2818

affect water content, total dissolved solids, pH and different levels of vitamin C in kimchi. The combination
treatment of K2H2 (4% salt concentration, 6 days fermentation time) has the best organoleptic quality
characteristics of aroma and consumer acceptance of chicory kimchi, because it has the typical sour taste of
kimchi
Key words : Chicory kimchi; Fermentation time; Salt concentration.

PENDAHULUAN Kimchi juga diyakini memiliki khasiat


Sayuran, terutama yang berdaun untuk mencegah kanker (Larasati, 2014).
hijau, merupakan salah satu bahan pangan Selain itu kimchi berperan dalam anti-
yang baik karena mengandung vitamin dan inflamasi, antibakteri, antioksidan,
mineral, antara lain vitamin C, provitamin antikanker, antiobesitas, sifat probiotik,
A, zat besi, dan kalsium. Sayuran dapat pengurangan kolesterol, dan sifat
tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan antipenuaan bagi tubuh (Patra, et.al. 2016).
dan suhu yang berbeda, sehingga beragam Karakteristik kimchi berbeda
jenisnya.Salah satu sifat sayuran adalah tergantung dengan varietas bahan baku
cepat layu dan busuk akibat kurang yang digunakan, metode proses, bumbu,
cermatnya penanganan lepas panen. Untuk lokalitas dan sifat fungsional kimchi.
memperpanjang masa simpannya dapat Kimchi dapat diklasifikasikan atas dua
dilakukan dengan berbagai pengolahan, kelompok, yaitu kimchi dan mul-kimchi
misalnya acar, sauerkraut, sayuran asin, (kimchi dengan penambahan air). Kimchi
kerupuk, dan lain-lain. tanpa penambahan air termasuk baechu
Kimchi adalah sejenis asinan kimchi (potongan kubis), tongbaechu
sayuran hasil fermentasi dengan bumbu kimchi (kubis utuh), yeolmoo kimchi (lobak
pedas. Sayuran yang di rendam atau muda), kakkdugi (kimchi lobak yang
digarami selama beberapa jam kemudian berbentuk kubus) sedangkan mul-kimchi
dicuci dan diberi bumbu yang terbuat dari termasuk baik kimchi (baechu kimchi
campuran udang krill, kecap ikan, bawang dengan penambahan air), dongchimi
putih, jahe, dan cabe merah bubuk. Karena (kimchi lobak dengan penambahan air),
hasil fermentasi, kimchi memiliki rasa dan nabak kimchi (kimchi dengan
masam seperti acar. Selain memiliki cita potongan lobak dan kubis) (Mheen, 2010).
rasa yang khas, kimchi juga dipercaya Penambahan garam berfungsi
dapat memberi manfaat bagi kesehatan sebagai penghambat selektif untuk
tubuh manusia karena mengandung kadar mikrobia kontaminan khususnya mikrobia
serat makanan yang tinggi dan memiliki patogen (Buckle et al., 1987). Menurut Ali
kadar kalori yang rendah. Hal ini (2014), penambahan garam dalam proses
disebabkan karena kimchi terbuat dari fermentasi dapat membantu mengurangi
berbagai jenis sayuran, seperti bawang kelarutan oksigen dalam air dan dapat
bombay, bawang putih, dan cabai merah menghambat aktivitas bakteri proteolitik.
yang kaya akan vitamin dan dapat Pada proses fermentasi jangka pendek
menyehatkan tubuh. Bakteri Laktobacillus sebaiknya penggunaan garam dibatasi
yang berperan dalam proses fermentasi dengan konsentrasi berkisar antara 2,5
dapat menghasilkan asam laktat dengan hingga 10%. Menurut Frazier (1981) dalam
kadar tinggi, sehingga jika dikonsumsi Sinaga dan Marpaung (1995), kadar garam
dapat memperlancar sistem pencernaan. yang terlalu tinggi (lebih dari 10%) dapat
92
Agroindustrial Technology Journal 02 (01) 2018 91-97
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v2i1.2818

menyebabkan proses fermentasi menjadi 2 Hari (H1) H1G1 H1G2


terhambat, sedangkan kadar garam yang 6 Hari (H2) H2G1 H2G2
terlalu rendah (kurang dari 2,5%) dapat
mengakibatkan tumbuhnya bakteri Data yang diperoleh dianalisis
proteolitik dan selulolitik yang dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan
mengganggu proses fermentasi. perlakuan yang memberikan pengaruh
Proses fermentasi asam laktat berbeda dilanjutkan dengan uji BNT.
terjadi dengan sempurna jika faktor yang
Tahapan Penelitian
mempengaruhi pertumbuhan bakteri asam
laktat dapat dikendalikan dengan baik.
Pada awal fermentasi umumnya bakteri
asam laktat yang tumbuh adalah
Leuconostoc mesenteroides (Karovičová
dan Kohajdová, 2003; Widowati et al.,
2013) Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri asam laktat antara
lain suhu fermentasi, kadar garam yang
ditambahkan serta keberadaan nutrien.

Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui pengaruh konsentrasi garam
dan waktu fermentasi terhadap kualitas
kimchi.

METODE PENELITIAN

Parameter variabel mutu yang


diamati adalah kadar air dan total asam
laktat (Ranganna, 1977), total padatan
terlarut dan kadar vitamin C (Sudarmadji et
al., 1997), pH, kadar serat (AOAC, 1995).
Serta uji organoleptik aroma dan
penerimaan konsumen. Gambar 1. Bagan alur penelitian
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap Alat dan Bahan
(RAL) faktorial dengan 2 faktor, Faktor I Bahan yang digunakan dalam
konsentrasi larutan garam (G) terdiri dari 2 penelitian ini adalah sawi putih, lengkuas,
taraf: G1: 2%, G2: 4%, waktu fermentasi bawang putih, daun jeruk, gula, bubuk
(T) yang terdiri dari 2 taraf, yaitu T1: 2 cabai merah, dan garam halus. Bahan
hari, T2 6 hari. kimia yang digunakan adalah larutan
Tabel 1. Variabel penelitian phenolptalein 1%, larutan pati 1%, larutan
Konsentrasi NaOH 1,25 N, larutan H2SO4 0,325 N,
Fermentasi NaCl 2% NaCl 4% dan media agar bakteri asam laktat. Alat
(G1) (G2) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

93
Agroindustrial Technology Journal 02 (01) 2018 91-97
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v2i1.2818

timbangan analitik, alat-alat gelas, porslen dan lemari pendingin.


refraktometer, soxhlet, desikator, oven,
HASIL DAN PEMBAHASAN oleh bakteri asam laktat, terutama untuk
membedakan diantara genus-genusnya
Kadar Air adalah 6,5% (Axelsson, 1998).
Dari tabel 2 menunjukkan
perbedaaan konsentrasi garam dan lama Total Padatan terlarut
waktu fermentasi terhadap tidak Dari Tabel 2 diketahui bahwa
berpengaruh nyata dengan kadar air pada didapatkan konsentrasi garam dan lama
kimchi, dengan nilai kadar air pada kisaran fermentasi tidak berbeda nyata terhadap
7,50 – 8,86. total padatan terlarut yang ada didalam
Kadar air merupakan banyaknya air kimchi tersebut. Untuk mengetahui nilai
yang terkandung dalam bahan yang brix dari kimchi mengguanakan alat
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga refraktometer dengan cara meneteskan
salah satu karakteristik yang sangat penting sampel kedalam refraktometer yang
pada bahan pangan, karena air dapat nantinya akan otomatis dibaca oleh alat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan tersebut.
cita rasa pada bahan pangan. Kadar air Total padatan terlarut yang
dalam bahan pangan ikut menentukan diperoleh yaitu antara 7 – 9 °Brix. Proses
kesegaran dan daya awet bahan pangan fermentasi bakteri asam laktat
tersebut, kadar air yang tinggi menghasilkan metabolit berupa asam
mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, laktat. Menurut Fardiaz (2003) metabolit
dan khamir untuk berkembang biak, tersebut akan terseksresikan keluar sel dan
sehingga akan terjadi perubahan pada akan terakumulasi dalam cairan fermentasi.
bahan pangan (Winarno, 1997) Sisa hasil total gula, asam laktat, dan asam
organik yang terbentuk terhitung sebagai
Nilai PH total padatan terlarut. Komponen padatan
Nilai pH yang diukur yaitu nilai pH terlarut terdiri dari total gula. pigmen,
medium kimchi fermentasi sesudah asam-asam organik, dan protein.
fermentasi, nilai pH tertinggi didapatkan Selama berlangsungnya proses
pada perlakuan K2H2 yaitu pada fermentasi laktosa dan sukrosa akan
konsentrasi garam 4% dan waktu dirombak oleh kultur starter. Menurut
fermentasi 6 hari sebesar Dari hasil Sintasari et al. (2014) sisa laktosa, sukrosa
analisis menggunakan ragam sidik anova dan asam-asam organik lain tersebut yang
diketahui bahwa sampel yang diuji tidak terhitung sebagai total padatan terlarut.
berbeda nyata. Hasil ini sesuai dengan
Aristiyan, dkk. 2014 bahwa konsentrasi Kadar Vitamin C
garam tidak berpengaruhnya terhadap Berdasarkan Tabel 2 didapatkan
peningkatan pH. Hal ini diduga variasi bahwa pada konsentrasi garam yang
garam yang ditambahkan yaitu 2%, 6%, digunakan memilki perbedaan nyata. Nilai
masih dalam range konsentrasi yang cocok vitamin C tertinggi pada perlakuan K1H2
untuk pertumbuhan bakteri asam laktat. dan K2H2 dengan kadar vitamin C masing-
Kadar garam yang masih dapat ditoleransi maisng sebesar 7,50 dan 8,50. Kenaikan

94
Agroindustrial Technology Journal 02 (01) 2018 91-97
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v2i1.2818

vitamin C disebabkan karena adanya peran proses biosinteisis vitamin C dari substrat.
bakteri asam laktat yang membantu dalam
Analisis vitamin C atau askrobat 0,75 log CFU/mL, sedangkan pada faktor
ini dilakukan dengan menggunakan titrasi pengenceran ke-5 sebesar 11 log CFU/mL.
redoks iodimetri dengan menggunakan Sedangkan pada konsentrasi 4% pada
larutan indikator kanji (strach) yaitu pengenceran 4 didapatkan hasil 18,25 log
dengan menambahkan sedikit demi sedikit CFU/mL. Sedangkan pada faktor
larutan iodin (I2) yang diketahui pengenceran ke-5 tidak tampaknya bakteri
molaritasnya sampai mencapai titik asam laktat tersebut.
keseimbangan yang ditandai dengan Komposisi bakteri asam laktat pada
perubahan warna larutan menjadi biru kimchi terdiri atas dominasi dari genus
pekat. Vitamin C digunakan sebagai Leuconostoc, Lactobacillus, and Weissella
antioksidan untuk membentuk kolagen (Jung et.al., 2012).
serta membantu memelihara pembuluh Menurut Daeschel (1993), bakteri
kapiler, tulang dan gigi. asam laktat hanya sedikit memproduksi
Vitamin C termasuk golongan bakteriosin dibandingkan asam organik.
vitamin yang sangat mudah larut dalam air, Meskipun begitu, aktivitas bakteriosin
sedikit larut dalam alkohol dan gliserol, pada isolat bakteri asam laktat yang
tetapi tidak dapat larut dalam pelarut polar diisolasi dari Kimchi kemasan dan
seperti eter, benzene, kloroform dan lain- homemade memiliki kemampuan zona
lain. Berbentuk kristal putih, tidak berbau, hambat yang lebih besar dibandingkan
bersifat asam dan stabil dalam bentuk zona hambat isolat bakteri asam laktat
kering. Karena mudah dioksidasi, maka genus Leuconostoc asal asinan sawi yang
vitamin C merupakan suatu reduktor yang hanya mampu menghambat pertumbuhan
kuat (Thurnham dkk, 2000 dalam Dwi dan bakteri gram negatif E. coli sebesar 4,67
Istikhomah). mm, bakteri asam laktat genus
Lactobacillus sebesar 5,16 mm dan sebesar
Total Asam Laktat 5,50 mm pada penghambatan bakteri gram
Dari hasil pengamatan didapatkan positif S. aureus dalam penelitian
bahwa pada konsentrasi garam 2% pada Rachmawati dkk (2005).
faktor pengenceran ke-4 didapatkan hasil

Tabel 2. Hasil perlakuan terhadap fermentasi kimchi

Total
Kadar
Perlakuan Padatan pH Vitamin C
Air
Terlarut
K1H1 7,50a 7,50a 6,15a 5,08a
K1H2 7,00a 7,00a 5,69a 7,50b
K2H1 8,75a 8,75a 5,57a 5,06a
K2H2 8,86a 8,88a 5,62a 8,50b

Uji Organoleptik

95
Agroindustrial Technology Journal 02 (01) 2018 91-97
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v2i1.2818

Dari tabel 3. dapat diketahui bahwa penerimaan konsumen. Kombinasi


kimchi yang direndam dengan garam 4% perlakuan K2H2 memiliki karakteristik
dengan lama 6 hari adalah kimchi yang mutu organoleptik aroma dan penerimaan
enak setelah dilakukan uji organoleptik konsumen yang paling baik terhadap
kepada beberapa orang. Hal ini kimchi Sawi Putih, karena memiliki rasa
dikarenakan semakin banyak garam yang masam khas kimchi.
dicampurkan, maka akan lebih terasa asin
yang ada didalam kimchi. DAFTAR PUSTAKA

Tabel 3. Uji organoleptik kimchi Aristyan. I., Ibrahim, R., Rianingsih L.


2014. Pengaruh Perbedaan Kadar
2% 4%
Paramete Garam Terhadap Mutu Organoleptik
2 4 6 2 4 6
r Dan Mikrobiologis Terasi Rebon
hr hr hr hr hr hr
(Acetes sp.). Jurnal Pengolahan dan
Rasa 1 2 4 1 3 5
Bioteknologi Hasil Perikanan 3(2) :
Tekstur 2 3 4 2 4 5
60-66
Aroma 3 3 4 3 3 5
Ket : Benedicta Yolanda, Vincentia Irene
1 : Sangat tidak suka 4 : Suka Meitiniarti. 2017. Isolasi Bakteri
2 : Tidak suka 5 : Sangat suka Asam Laktat Dari Kimchi Dan
3 : Netral Kemampuannya Menghasilkan
Senyawa Anti Bakteri. Scripta
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Biologica. 9 (3)
Hasil penelitian ini menunjukkan Daeschel MA. 1993. Application and
bahwa konsentrasi larutan garam Interactions of Bacteriocins from
memberikan pengaruh berbeda sangat Lactic Acid Bacteria in Foods and
nyata terhadap kadar air, berbeda nyata Beverages. In Bacteriocins of Lactic
pada kadar vitamin C, sedangkan tidak Acid Bacteria. New York: Academic
berbeda nyata pada pH dan Total Padatan Press Inc
Total Terlarut. Sedangkan untuk kadar
serat dan total bakteri asam laktat tidak Fardiaz S. 1989. Petunjuk Laboratorium.
menggunakan metode RAL karena uji Analisis Mikrobiologi Pangan.
dilakukan hanya digunakan 1 ulangan dan Bogor: Pusat Antar Universitas
2 konsentrasi. Lama Fermentasi Pangan dan Gizi, Direktorat Jenderal
memberikan pengaruh yang tidak berbeda Pendidikan Tinggi, Departemen
nyata terhadap pH, Kadar Vitamin C, Total Pendidikan dan Kebudayaan, Institut
Padatan Terlarut dan Kadar Air. Interaksi Pertanian Bogor.
kedua fakto masing masing memberikan
Fardiaz, S. 2003. Mikrobiologi Pangan.
pengaruh berbeda sangat nyata, berrneda
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
nyata dan tidak berbeda nyata. terhadap
pH, total asam laktat, Kadar Vitamin C, Jung J.Y., Lee, S.H., Kim, J.M., Park,
Total Padatatan Terlarut, Kadar Serat, M.S., Jin-Woo Bae, Hahn, Y.,
Kadar air uji organoleptik aroma, dan Madsen, E.L., Jeon, C.O. 2011.

96
Agroindustrial Technology Journal 02 (01) 2018 91-97
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v2i1.2818

Metagenomic Analysis of Kimchi, a Laktat asal Asinan Sawi Terhadap


Traditional Korean Fermented Food. Bakteri Patogen. Jurnal Bioteknologi
Applied And Environmental 2 (2): 43–48.
Microbiology, 77 (7) : 2264–2274.
doi: 10.3389/fmicb.2016.01493 Sintasari RA. Kusnadi J dan Ningtyas DW.
2014. Pengaruh penambahan
Karovičová, J. dan Kohajdová, Z. 2003. konsentrasi susu skim dan sukrosa
Lactic Acid Fermented Vegetable terhadap karakteristik minuman
Juices. Horticulture Science probiotik sari beras merah. Jurnal
(Prague). 30(4): 152–158 Pangan dan Agroindustri. 2(3): 66-
75.
Mheen, T. I. 2010. Kimchi Fermentation
and Characteristics of The Related Tri Wardani Widowati dan Nura
Lactic Acid Bacteria. Korean Malahayat. 2016. Pengaruh
Institute of Science and Technology Penambahan Garam terhadap
Information, Korea. Karakteristik Kimia dan
Mikrobiologi Asinan Sawi (Brassica
Patra, J.K., Das, G., Paramithiotis, S., juncea) Selama Fermentasi dengan
Kimchi, Han-Seung Shin. 2016. Medium Air Kelapa Effect Salt
Kimchi and Other Widely Consumed Addition on Chemical and
Traditional Fermented Foods of Microbiological Characteristics of
Korea: A Review. Front Microbiol. Brassica juncea Fermented using
7: 1493. doi: Coconut Water as a Medium of
10.3389/fmicb.2016.01493 Fermentation. Prosiding Seminar
Rachmawati I, Suranto, Setyaningsih R. Nasional Lahan Suboptimal.
2005. Uji Antibakteri Bakteri Asam

97

Anda mungkin juga menyukai