Oleh:
NABILA RIADI
1906111716
Dosen Pengampu:
Edo Saputra, S.TP., M.P.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi
pada cabai yang masih segar hingga menjadi kering saat diolah menjadi cabai
bubuk.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pengeringan
Salah satu proses pasca panen yang berperan penting terhadap mutu
simplisia adalah proses pengeringan. Proses pengeringan berpengaruh terhadap
kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam suatu tanaman herbal terutama
senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan. Terdapat beberapa metode dalam
pengeringan salah satunya pengeringan dengan sinar matahari langsung, Sinar
ultra violet dari matahari juga menimbulkan kerusakan pada kandungan kimia
bahan yang dikeringkan menurut Dharma, dkk (2020).
Cabai Merah
Cabai Bubuk
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Praktikum ini dilakukan dengan mengeringkan 5 cabe merah dengan
cahaya matahari. Setelah dilakukan pengeringan di dapatkan perubahan sesuai
dengan tabel berikut.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa perubahan warna yang
terjadi pada cabe merah yang mulanya bewarna merah segar setelah 10 hari
dikeringkan bewarna merah tua. Tekstur cabe merah mulanya keras setelah 10
hari menjadi lembek dan kering, dan agak sedikit mengkerut. Tapi selama proses
pengeringan hingga akhir tidak terlihat adanya jamur yang tumbuh pada ke 5 cabe
merah tersebut.
Pengeringan yang dilakukan pada praktikum ini masih menggunakan
proses yang sederhana yaitu pengeringan dengan sinar matahari langsung.
Menurut Hisworo (2018) Metode ini kurang efektif karena waktu pengeringan
yang relatif lama yaitu 5-10 hari, proses pengeringan tergantung pada cuaca, serta
efek sinar ultraviolet matahari dapat merusak warna dari kulit cabai yang tidak
terlihat cerah lagi. Mempertimbangkan Kekurang efektifan metode tersebut maka
perlu dicari suatu metode yang dapat menggantikan, namun masih memiliki
fungsi yang sama yaitu sebagai pengering yang dapat menurunkan kandungan
kadar air dalam cabai merah . Perubahan warna yang terjadi diduga akibat
oksidasi pigmen kartenoida seperti menurut Tjahjadi (2012) dimana pigmen
karotenoida bersifat stabil terhadap panas dan pemudaran warna yang terjadi
merupakan akibat dari kepekaan terhadap oksidasi.
Pengeringan yang banyak dipraktekkan masyarakat adalah penjemuran.
Pengeringan ini praktis dan murah walaupun kualitas produknya terbatas dan
banyak juga kelemahannya. Kelemahan-kelemahan ini seperti memakan tempat,
tidak higienis, rawan kontaminasi, kehilangan dan kerusakan produk, dan
menguras tenaga terutama saat musim hujan. Khusus untuk produk sayuran
kerusakan dapat diakibatkan oleh sengatan ultra violet yang berlebihan dari
matahari. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini beberapa pengering energy
surya telah diperkenalkan dan diuji kinerjanya (Yuwana,2012)
Tekstur bubuk cabai yang dihasilkan sudah cukup halus karena
menggunakan blender tetapi belum merata semua. Hal ini sesuai dengan yang
dinyatakan oleh Asni dan Suheiti (2017), cabai merah yang sudah kering
dihaluskan/digiling dengan menggunakan hammer mill atau blender, kemudian
diayak dengan menggunakan ayakan sehingga tingkat kehalusannya merata.
V KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah di hari pertama cabai merah masih
bewarna merah segar. Setelah 10 hari dikeringkan dibawah sinar matahari warna
berubah menjadi merah tua. Setelah 10 hari cabai sudah kering dan tekstur nya
menjadi mengkerut karna kadar air sudah berkurang. Kemudian pada bubuk cabai
yang dihasilkan teksturnya cukup halus tapi tidak merata.
DAFTAR PUSTAKA
Asni, N. dan Suheiti, K. 2017. Pengolahan Cabai Kering dan Tepung Cabai
Berkualitas Untuk Mengatasi Kelebihan Produksi dan Menunjang
Agroindustri di Tingkat Petani Provinsi Jambi. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP). Jambi.
Diah, Mufti. 2009. Uji model alat pengering tipe rak dengan kolektor surya (Studi
Kasus Untuk Pengeringan Cabai Merah (Capsium Annum Var.
Longum)). Jurnal Neutrino. 2 (1): 50-57
Jannah. A., et al. 2010. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah
(Capsicum annum L.) Varietas Prabu terhadap Berbagai Dosis Pupuk
Pospat dan Bokasi Jerami Limbah Jamur Merang. Jurnal Agrika. 4 (1):
Reringga, et al. 2019. Kajian Proses Pengeringan Cabai Merah (Capsicum annum
L.) Menggunakan Vaccum Dryer dengan Penambahan Maltodekstrin
dan Aplikasinya dalam Pembuatan Abon Cabai. Prosiding Semirata
BKS-PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian. Hal: 1395-1414.
Hari ke-0
Hari ke-10