Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016 : 141-150 ISSN No.

2085-580X

PENGARUH BAHAN PENGENTAL PADA SAUS TOMAT

THICKENER MATERIAL EFFECT IN TOMATO SAUCE

Sjamsiwarni Reny Sjarif dan Shinta Wahyu Apriani


Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado
Jalan Diponegoro No: 21-22 Manado
Pos-el: Reny_sjarif@yahoo.co.id
Diterima tgl 10-08-2016, Disetujui tgl 22-09-2016

ABSTRAK

Buah tomat merupakan komoditi hortikultura yang mudah mengalami kerusakan karena
kandungan air yang tinggi. Salah satu cara pengolahannya adalah membuat menjadi produk saus tomat
dengan penambahan bahan pengental. Tujuan penelitian ini untuk membuat produk saus tomat dan
mengetahui pengaruh bahan pengental terhadap mutu fisikokimia saus tomat. Penelitian dilakukan
dengan perlakuan bahan pengental yaitu hunkuwe/pati kacang hijau, maizena/pati jagung, tapioka dan
karagenan sebanyak 7% dengan tambahan bahan lain sejumlah konstan. Penelitian ini dilakukan dengan
metode deskriptif ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Parameter yang diuji berdasarkan SNI
mutu saus tomat.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa produk saus tomat yang dihasilkan dengan
menggunakan pengental hunkuwe, maizena, tapioka dan karagenan tidak berpengaruh terhadap fisik
produk saus tomat seperti bau,rasa dan warna yaitu normal khas tomat. Jumlah padatan terlarut untuk
bahan pengental hunkuwe 42,3; maizena 42,2; tapioka 41,3 dan karagenan 41,5 Brix,20°C.Hasil uji
keasaman dihitung sebagai asam asetat untuk hunkuwe 2,25; maizena 2,46; tapioka 2,55 dan karagenan
1 1 1
2,51%. Angka lempeng total berkisar antara 2,2×10 -9,3×10 koloni/g dan kapang berkisar antara1×10 -
1
5×10 koloni/g. Uji organoleptik terhadap tekstur produk saus tomat diperoleh skor tertinggi 3,7 yaitu agak
suka sampai suka dengan bahan pengental karagenan. Dibandingkan dengan SNI 01-3546-2004 tentang
syarat mutu saus tomat memenuhi syarat mutu untuk semua kriteria parameter yang diujikan dalam
penelitian ini.
Kata kunci: Saus tomat,hunkuwe, maizena, tapioka, karagenan

ABSTRACT

Tomato fruit is a perishable horticulture commodity due to high water content. One way to process
by processing into tomato sauce products with the addition of thickening agents. The purpose of this study
is to make tomato sauce to determine the effect of thickening on the physicochemical quality. Research
carried out by the thickening treatment of hunkuwe/mung bean starch, maize/corn starch, tapioca and
carrageenan in as much as 7% with the addition of another ingredients in constant amount. The study was
conducted by descriptive method shown in the form of tables and pictures. The parameters tested based
on SNIabout tomato sauce quality. The results showed that tomato sauce product produced using
hunkuwe thickener, cornstarch, tapioca and carrageenan had no dwindling effect on the product's physical
tomato sauce of smell, taste and color that is typical of normal tomatoes. Total dissolved solids for
thickening hunkuwe 42.3,cornstarch 42.2, tapioca 41.5 and carrageenan 41.3 Brix, 20 ° C. The acidity
calculated as acetic acid of hunkuwe 2.25, 2.46 cornstarch, tapioca 2.55 and 2.51% carrageenan.Microbial
1 1 1 1
contamination of total plate count ranged from 2,2x10 -9,3x10 colonies/g and molds ranged 1x10 -x10
colonies/g. Organoleptic assessment of tomato sauce texture obtained the highest score of 3.7 which is a
bit like until like for carrageenan. Compared with the quality requirements of SNI 01-3546-2004, all tomato
sauces meet the quality requirements for all criteria of the parameters tested in this study.
Keywords: tomato sauce, hunkuwe, cornstarch, tapioca starch, carrageenan

PENDAHULUAN memperpanjang masa simpan buah tomat

Buah tomat merupakan komoditi dengan mengolahnya menjadi produk

hortikultura, buah tomat mudah mengalami olahan.Tomat sebagai sumber pangan dan

kerusakan jika tidak disimpan pada kondisi mineral mengandung vitamin yang tinggi

yang baik. Besarnya kerusakan buah tomat terdiri atas vitamin C, Vitamin B, Vitamin E

setelah panen berkisar antara 20% sampai dan provitamin A karoten, sedangkan

dengan 50% (1).Salah satu cara untuk mineral yang dikandung Ca, Mg, P,K, Na,

141
Pengaruh Bahan Pengental Pada Saus Tomat-Sjamsiwarni Reni Sjarif

Fe, sulfur dan klorin (2).Dalam 100 gram beberapa waktu pemanasan.Pati yang
tomat dapat menyumbangkan sekitar 10- umum digunakan dalam pembuatan saos
20% vitamin A (3).Selain vitamin dan tomat komersial adalah maizena,tapioka,
mineral, tomat juga mengandung pigmen ataupun pati termodifikasi. Pati
pemberi warna merah yang terdeteksi termodifikasi dipergunakan untuk
didominasi oleh likopen. Tomat segar memproduksi saos tomat skala besar oleh
mengandung likopen antara 3 dan 5 ppm, pabrik. Terdapat alternatif bahan pengental
sedangkan konsentrat likopen dari pasta saos tomat kental yaitu CMC, pectin dan
tomat mengandung 50% likopen (4). karagenan (7). Sedangkan bahan
Saos tomat adalah salah satu bentuk pengental buatan seperti
olahan yang dipergunakan sebagai bahan CMC(carboxymethil cellulose) tidak
penyedap makanan, Saus tomat biasanya mengandung unsur- unsur yang
menjadi pelengkap hidangan seperti bakso, bermanfaat bagi kesehatan (8). Bahan-
mie ayam, gorengan, dan masih banyak bahan ini berpotensi sebagai bahan
lagi.Saos tomat merupakan produk yang pengental dalam pembuatan saos tomat.
dihasilkan dari campuran bubur tomat atau Bahan pengental yang digunakan pada
pasta tomat, diperoleh dari tomat yang penelitian ini yaitu karagenan, tapioka,
masak, diolah dengan bumbu-bumbu dan maizena dan hunkuwe.
bahan tambahan pangan (5). Mutu saus Karagenan diperoleh melalui ekstraksi
tomat ditentukan berdasarkan berbagai dari rumput laut yang dilarutkan dalam air
parameter yaitu derajat keasaman (pH) atau larutan basa kemudian diendapkan
berkisar3-4, total padatan terlarut 30° brix, menggunakan alkohol atau KCl.Karagenan
serta penilaian terhadap warna, bau dan adalah senyawa yang diekstraksi dari
rasa khas tomat, oleh karena itu perlu rumput laut dari Famili Rhodophyceae
dilakukan penambahan bahan pengisi seperti Euchema spinosum dan Euchema
untuk meningkatkan kekentalan saus tomat cottonii yang terdiri dari rantai
(6). poliglikanbersulfat dengan massa molekuler
Kekentalan merupakan sifat fisik yang (Mr) kurang lebih di atas 100.000 serta
terpenting dalam produk saos tomat yang bersifat hidrokoloid. Karagenan digunakan
menentukan tekstur saos dan pada makanan sebagai bahan pengental,
mempengaruhi konsistensi dari saos itu pembuatan gel, dan emulsifikasi (9).
sendiri selama penyimpanan. Tidak terjadi Tapioka merupakan salah satu bentuk
penggumpalan dan mempunyai warna olahan berbahan baku singkong,
cerah. Tingkat kekentalan tersebut dapat Tepungtapioka mempunyai banyak
dibantu dengan penambahan bahan kegunaan, antara lain sebagai bahan
pengental berupa pati. Pati dapat berperan pembantu dalamberbagai industri.
sebagai pengental saos tomat dengan Komposisi zat gizi tepung tapioka lebih baik
memanfaatkan prinsip gelatinisasi pati. bila dibandingkandengan tepung jagung,
Saat larutan pati dipanaskan akan terjadi kentang, gandum atau terigu. Tepung
gelatinisasi pati, yang dicapai setelah tapioka juga dapatdigunakan sebagai

142
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016 : 141-150 ISSN No.2085-580X

bahan bantu pewarna putih (10).Pati jagung Metode Penelitian


atau maizena merupakan salah satu produk
dari hasil pengolahan jagung pasca panen. Penelitian ini menggunakan

Maizena merupakan homopolimer glukosa metode percobaan deskriptif dengan dua

dengan ikatan α-glikosidik, yang terdiri dari kali ulangan. Perlakuan yang digunakan

dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan yaitu 7% untuk bahan pengental

air panas yaitu fraksi terlarut amilosa dan (Karagenan, maizena, hunkuwe dan

fraksi tidak terlarut disebut amilopektin (11). tapioka). Bumbu yang digunakan antara

Bahan dasar pembuatan hunkuwe lain garam 5%, gula pasir 22%, bawang

yaitu kacang hijau. Kacang hijau adalah putih 1,5%, larutan cuka 25% 47ml, sodium

tanaman pangan legum mengandung gizi benzoate 0,7%, pewarna(ponceau 4R Cl

yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada 16255) 0,7%.).

100 gr kacang hijau mengandung pati


Prosedur Penelitian
67,22 gr, protein 27,10 gr, dan lemak 1,78
gr (12).Hunkuwe mampu membentuk gel Proses pembuatan saus tomat (12) adalah
sehingga dapatdigunakan sebagai bahan sebagai berikut:
pengental.
Tahap Pembuatan Bubur
Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan produk saos tomat dengan
Pertama tomat yang akan
bahan pengental yang dapat memenuhi
digunakan dan diolah dipilih buah segar
syarat mutu produk saos tomat.
dengan tingkat kematangan yang merata

BAHAN DAN METODE dan tidak cacat. Kedua, buah tomat yang
telah dipilih dicuci dengan air bersih agar
Bahan dan Alat
terbebas dari segala kotoran yang masih
melekat pada buah tomat. Ketiga,
Bahan yang digunakan dalam
pemanasan pendahuluan (blanching) buah
penelitian ini adalah: buah tomat matang
tomat yang sudah bersih diblansir selama 3
segar diperoleh dari pasar lokal Manado,
menit. Tujuan dari pemanasan
natrium benzoate, bumbu tambahan
pendahuluan yaitu untuk mengurangi
(bawang putih, gula, garam, penyedap,
jumlah mikroba pada tomat dan sekaligus
cuka) dan bahan pengental sebagai
menonaktifkan enzim penyebab perubahan
perlakuan (pati kacang hijau/hunkuwe,pati
warna. Buah tomat yang telah
jagung maizena, tapioka dan karagenan)
diblansirdikupas kemudian dihancurkan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian sampai halus dan berbentuk bubur yang
ini terdiri dari: blender, panci, loyang, lembut dengan menggunakan mesin
sendok, pisau, baskom,kompor,saringan penggiling atau blender.Setelah proses
dan botol untuk kemasan. penggilingan selanjutnya dilakukan proses
penyaringan untuk memisahkan bijinya

143
Pengaruh Bahan Pengental Pada Saus Tomat-Sjamsiwarni Reni Sjarif

sehingga diperoleh bubur tomat yang larutan cuka 25% 47ml,sodium


bersih. benzoate 0,7%, pewarna(ponceau
Pemasakan Saus Tomat 4R Cl 16255) 0,7%.)
a. Pendidihan:Bubur buah tomat c. Penambahan bahan pengental
direbus sampai mendidih dan Bahan pengental sesuai perlakuan
dimasak sampai mengental dengan (hunkuwe/pati kacang
api kecil pada suhu 80°C hijau,maizena,tapioka atau
b. Pemberian bumbu: Pada saat karagenan) sebanyak 7% yang
pendidihan bubur tomat terlebih dahulu dilarutkan dengan
ditambahkan bumbu-bumbu yang air 100 ml.
telah dihaluskan (garam 5%, gula Proses pemasakan saus tomat
pasir 22%, bawang putih 1,5%, dapat dilihat pada Gambar 1.

Buah tomat Segar

Blansir 3 menit

Blender

Penyaringan

Pemasakan(bumbu dan Pengental)

Produk Saos tomat

Gambar 1. Diagram alir pembuatan saus tomat

Pengamatan asam asetatdengan metode titrimetri,


Pengamatan dilakukan terhadap cemaran mikrobaangka lempeng total dan
mutu produk saos tomat dengan SNI 01- jumlah kapang dengan metode tuang.
3546-2004 (13), antara lain jumlah padatan Dilakukan juga uji organoleptik(bau, rasa,
terlarut dengan menggunakan alat warna dan tekstur) dengan skala hedonik.
refraktometer, keasaman dihitung sebagai

144
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016 : 141-150 ISSN No.2085-580X

HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 300g tidak digunakan yaitu kulit


dan biji buah tomat.
Bahan Baku Tomat

Buah tomat yang digunakan berasal Hasil Pengamatan Fisiko Kimia Produk
dari pasarKota Manado. Buah tomat yang Saos Tomat dengan Bahan Pengental
yang digunakan
sudah matang warnanya oranye kemerah-
merahan. Dari 1 kg buah tomat segar Hasil pengamatan fisiko kimia
didapatkan 700g bubur tomat setelah produk saus tomat dilakukan secara
diblender dan disaring,sisanya yaitu organoleptik. Hasilnya dapat dilihat pada
Tabel.3

Tabel 3. Hasil Pengamatan Keadaan Fisik Bau, Rasa dan Warna

Bahan
Bau Rasa Warna
Pengental
Hunkuwe Normal Normal khas tomat Normal
Maizena Normal Normal khas tomat Normal
Tapioka Normal Normal khas tomat Normal
Karagenan Normal Normal khas tomat Normal

Data pada Tabel 3. produk saos tomat Jumlah Padatan Terlarut Saus Tomat
dengan menggunakan bahan pengental Cara uji jumlah padatan terlarut
hunkuwe, maizena, tapioka dan karagenan menggunakan alat refraktometer (14). Dan
menunjukkan bau normal(bau khas saos hasil pengujian jumlah padatan terlarut
tomat), rasanya normal khas tomat dan dapat dilihat pada Gambar 2.
warnanya normal memenuhi persyaratan
SNI 01-3546-2004(13)tentang keadaan
saos tomat.

Jumlah Padatan Terlarut


45
43
41
39
37
Brix, 20 oC

35
33
31
29
27
25
Karagina
Hunkwe Maizena Tapioka Kontrol
n
Padatan terlarut 42,3 42,2 41,3 34,7 41,5
Standar minimal SNI 01-
30 30 30 30 30
3546-2004

Gambar 2. Hasil Uji Jumlah Padatan Terlarut Saus Tomat

145
Pengaruh Bahan Pengental Pada Saus Tomat-Sjamsiwarni Reni Sjarif

Hasil pengujian jumlah padatan terlarut dalam hal ini karagenan akan membentuk
saus tomat dengan bahan pengental suatu jaringan tiga dimensi yang dapat
hunkuwe, maizena, tapioka dan karagenan menghasilkan emulsi dan mencegah
berkisaran antara 34,7-42,3 Brix,20°C. pengendapan sehingga air akan
Jumlah padatan terlarut tertinggi dengan terperangkap dalam produk (15). Hasil
penggunaan pengental hunkuwe 42,3 yang diperoleh dari semua perlakuan
Brix,20°C dan jumlah padatan terendah pengental memenuhi persyaratan mutu
diperoleh dengan penggunaan bahan saos tomat SNI 01-3546-2004 (13).
pengental karagenan 34,7 Brix,20°C. Saus Keasaman dihitung sebagai asam asetat
tomat biasanya mengandung tidak kurang Acuan cara uji keasaman (14) dengan
dari 12% total solid tomat, karena saos prinsip banyaknya basa yang digunakan
tomat adalah bentuk dispersi zat-zat terlarut untuk titrasi menunjukkan jumlah asam
yang terkonsentrasi dalam media cair. yang terdapat dalam contoh. Hasil uji
Penambahan karagenan sebagai penstabil keasaman dihitung sebagai asam asetat
emulsi akan menyebabkan peningkatan dapat dilihat pada Gambar 3.
pada kekentalan dan stabilitas suspensi

Keasaman (dihitung sebagai asam


asetat)
3,00
2,50
2,00
% b/b

1,50
1,00
0,50
0,00
Karagina
Hunkwe Maizena Tapioka Kontrol
n
Keasaman 2,25 2,46 2,55 2,59 2,51
Standar minimal SNI 01-
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
3546-2004

Gambar 3 Hasil Uji Keasaman, Dihitung sebagai Asam Asetat Produk Saus Tomat

Dari hasil uji keasaman, dihitung sebagai Dari hasil yang diperoleh sudah memenuhi
asam asetat pada produk saos tomat syarat mutu SNI saus tomat hal ini diduga
dengan perlakuan bahan pengental semua perlakuan bahan pengental dapat
hunkuwe, maizena, tapioka dan karagenan digunakan sebagai pembentuk gel dan
diperoleh hasil berkisar antara 2,25- 2,59%. tidak mudah terhidrolisis pada pH rendah.

146
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016 : 141-150 ISSN No.2085-580X

Cemaran Mikroba

Angka Lempeng Total


2,5E+02
2,0E+02
Koloni/g

1,5E+02
1,0E+02
5,0E+01
0,0E+00
Hunkw Maizen Tapiok Karagin
Kontrol
e a a an
Angka lempeng total 9,3E+01 5,1E+01 2,8E+01 2,2E+01 4,6E+01
Maksimal menurut SNI
2,0E+02 2,0E+02 2,0E+02 2,0E+02 2,0E+02
01-3546-2004

Kapang
6,0E+01
5,0E+01
4,0E+01
koloni/g

3,0E+01
2,0E+01
1,0E+01
0,0E+00
Hunkw Maizen Karagin
Tapioka Kontrol
e a an
Jumlah kapang 2,0E+01 5,0E+01 1,0E+01 2,0E+01 2,0E+01
Maksimal menurut SNI
5,0E+01 5,0E+01 5,0E+01 5,0E+01 5,0E+01
01-3546-2004
Jumlah khamir 0,0E+00 0,0E+00 0,0E+00 1,0E+01 0,0E+00

Gambar 4. Hasil Uji Cemaran Mikroba Produk Saus Tomat

Pada gambar 4 menunjukkan hasil uji produk saus tomat tidak melewati proses
cemaran mikroba baik angka lempeng total penyimpanan, proses pembuatan dengan
dan kapang dengan penggunaan bahan bahan berkualitas dan peralatan yang
pengental hunkuwe,maizena, tapioka dan higenis juga menggunakan bumbu-bumbu
karagenan yaitu untuk angka lempeng total seperti garam NaCl, cuka, gula dan bawang
1 1
berkisar antara 2,2×10 -9,3×10 koloni/g putih yang berfungsi sebagai pemberi cita
sedangkan untuk kapang berkisar antara rasa. NaCl merupakan racun untuk jasad
1 1
1×10 -5×10 koloni/g. Hal ini dikarenakan renik, mikroba perusak (16) dan jika bumbu

147
Pengaruh Bahan Pengental Pada Saus Tomat-Sjamsiwarni Reni Sjarif

dikombinasikan dengan asam, daya bunuh dan tekstur secara langsung. Mutu
terhadap renik lebih kuat sebagai organoleptik dari suatu bahan pangan akan
pengendali mikroorganisme (17). mempengaruhi diterima atau ditolak bahan
pangan tersebut oleh konsumen sebelum
Uji Organoleptik menilai kandungan gizi dari bahan pangan
(18). Hasil uji organoleptik terhadap tingkat
Metode pengujian mutu organoleptik bahan
kesukaan saus tomatdengan menggunakan
pangan digunakan untuk membedakan
skala hedonik dapat dilihat pada Gambar 5.
kualitas bahan pangan pada aroma, rasa

Hasil Penilaian Organoleptik


3,9
3,7
3,5
3,3
3,1
2,9
2,7
Hunkwe Maizena Tapioka Karaginan Kontrol
Warna 3,8 3,8 3,8 3,9 3,7
Bau 3,6 3,5 3,6 3,4 3,3
Rasa 3,1 3 3 3,5 3
Tekstur 3,3 3,3 3,5 3,7 3,6

Gambar 5. Hasil Penilaian Organoleptik dengan Perlakuan Bahan Pengental

Hasil penilaian organoleptik terhadap warna dipengaruhi pada banyaknya zat warna
dari saos tomat diperoleh nilai rata-rata yang ditambahkan.
tingkat kesukaan panelis berkisar antara Hasil penilaian terhadap bau saus tomat
3,7-3,9 yaitu agak suka sampai suka. diperoleh rata-rata tingkat kesukaan panelis
Produk saos tomat ditambahkan bahan berkisar antara 3,3-3,6 yaitu agak suka
pewarna makanan(ponceau 4R Cl16255) sampai suka. Bau yang dihasilkan dari
sesuai dengan takaran penggunaan SNI produk saus tomat dengan menggunakan
01-02222-1995 (19) dan sesuai dengan pengental hunkuwe, maizena, tapioka dan
peraturan dibidang makanan yang berlaku karagenan memberikan bau khas saus
yaitu 1%. Pewarna yang digunakan pada tomat dimana pengental yang digunakan
semua perlakuan sama yaitu sebanyak tidak mempunyai bau ciri khas yang
0,7% menghasilkan warna produk saos khusus. Nilai tingkat kesukaan tertinggi
tomat oranye kemerah-merahan. Intensitas diperoleh dari perlakuan bahan pengental
warna merah pada saus sangat hunkuwe dan tapioka yaitu 3,6, diduga bau

148
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016 : 141-150 ISSN No.2085-580X

yang disukai panelis dihasilkan dari KESIMPULAN


penambahan bumbu.
Dari perlakuan bahan pengental
Hasil penilaian terhadap rasa dari saus
yang digunakan baik hunkuwe, maizena,
tomat diperoleh rata-rata tingkat kesukaan
tapioka dan karagenan diperoleh hasil yang
panelis berkisar antara 3-3,5 yaitu agak
memenuhi syarat mutu saus tomat SNI 01-
suka sampai dengan suka. Rasa yang
3546-2004. Uji fisik produk saus tomat bau
dihasilkan dari produk saos tomat dengan
normal, rasa khas tomat dan warna normal.
nilai kesukaan tertinggi diperoleh dengan
Jumlah padatan terlarut berkisar antara
perlakuan karagenan yaitu 3,5. Bahan
34,7-42,3 Brix pada suhu 20°C, keasaman
dasar dalam formulasi saus yaitu
dihitung sebagai asam asetat 2,25-2,59%.
tomat,cuka,gula, garam, dan juga bahan
Cemaran mikroba angka lempeng total
pengental (20). Penilaian rasa dari panelis
berkisar antara 2,2×101-9,3×101 koloni/g
ada yang menyatakan asin dan ada juga
dan kapang berkisar antara1×101-5×101
yang menyatakan asam hal ini dikarenakan
koloni/g. Uji penilain organoleptik terhadap
bahan atau bumbu-bumbu yang
tekstur produk saus tomat diperoleh nilai
ditambahkan pada produk saus
3,7 dengan bahan pengental karagenan.
tomat.Penggunaan saus tomat ini sebagai
bahan tambahan atau pelengkap di DAFTAR PUSTAKA
berbagai macam makanan.
1. WinarnoFG. Kimia pangan dan gizi.
Hasil penilaian terhadap tekstur saus tomat
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
diperoleh rata-rata tingkat kesukaan panelis 1984.
berkisar antara 3,3-3,7 yaitu agak suka 2. Rahmat R. Tomat dan chery.
Yogyakarta:Kanisius; 1994.
sampai dengan suka. Tekstur yang 3. Astawan. Tepung tapioka, manfaatnya
dihasilkan dengan nilai kesukaan tertinggi dan cara pembuatannya.
Jakarta:Penebar Swadaya; 2009.
dari produk saos tomat dengan 4. Wenli Y, Yaping Z, Zhen X, Hui J, Dapu
menggunakan bahan pengental karagenan W. The antioxidant properties of
lycopene concentrate extracted from
yaitu 3,7. Karagenan mempunyai fungsi
tomato paste. Journal of the American
sebagai stabilizer (penstabil),thickener Oil Chemists' Society. 2001 Jul
1;78(7):697-701.
(bahan pengental), pembentuk gel,
5. Wandestri, Hamzah F dan Harun N.
pengemulsi (21).Saus tomat kental yaitu Penambahan beberapa konsentrasi
saus tomat yang memiliki viskositas tinggi, xanthan gum terhadap mutu saos
tomat (Solanum lycopersicum Lin.,).
mempunyai sifat aliran diskontiyu, namun Jom Faperta Vol. 3 No. 1, Fakultas
masih bisa mengalir keluar dari botol Pertanian, Universitas Riau; 2016.
6. KoswaraS.2009. Pengolahan aneka
pengemas saos tomat.Pembentukan gel saus. Jakarta: Ebook Pangan; 2009.
merupakan hasil crosslinking antara rantai 7. Setiono G. Kajian sifat fungsional
tepung dari beberapa varietas beras.
heliks yang berdekatan, dengan grup Skripsi. Fakultas Teknik Pertanian.
sulfat(bersifat hidrofilik), banyaknya fraksi Universitas Katolik Widiya Mandala:
Surabaya; 2007.
sulfat dan keseimbangan kation dalam air
8. Suprapti L. Membuat saus tomat.
menentukan kekentalan atau kekuatan gel Trubus Agrisana: Surabaya; 2000.

yang dibentuk karagenan (22).

149
Pengaruh Bahan Pengental Pada Saus Tomat-Sjamsiwarni Reni Sjarif

9. Susanti A. Penggunaan kappa 17. Buckle KA, Edward RA, Fleet GH,
karagenan sebagai bahan penstabil Wooton. 1987. Ilmu pangan.
saos tomat. Fakultas Pertanian dan Terjemahan: H. Purnomo dan Adiono.
Kelautan. Institut Pertanian: Bogor;
Jakarta: Universitas Indonesia Press;
2005.
10. Radiyanti T dan AgustoWM. Tepung 1987.
tapioka. BPTTG. Puslitbang; 1990. 18. Winarno. Enzim angan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama; 1995.
11. Winarno FG. Teknologi pengolahan
19. Badan Standarisasi Industri. SNI
jagung. Badan Penelitian dan 01.02222-1995. Bahan tambahan
Pengembangan Pertanian. Pusat makanan: Jakarta; 1995.
Penelitian dan Pengembangan 20. Alam MD.Ahmed KM, Akter S, Islam N.
Tanaman Pangan; 1988. Effect of carboxy methyl celullose and
12. Susanti K, Taruna I, Sutarsi. Kajian starch ast thickening agents on the
sifat fisik tepung kecambah kacang quality of tomato ketchup.Pakistan
hijau hasil pengeringan fluidized bed Journal of Nutrition; 2009. 8(8):1144-
dryer. Jurnal Ilmiah Indonesia.Vol 4:(2) 1149.
91-105; 2015. 21. Winarno FG. Teknologipengolahan
13. Haryoto. Membuat saus tomat. Jakarta: rumput Laut. Jakarta: Pusat Sinar
Kanisius; 1998. Harapan; 1990.
14. Badan Standarisasi Nasional. SNI 01- 22. Campo VL, Kawano DF, da Silva DB,
3546-2004.Saus tomat: Jakarta; 2004. Carvalho I. Carrageenans: Biological
15. Rangga, S.Manual of analysis of fruit properties, chemical modifications and
and vegetable products.New Delhi: structural analysis–A review.
Tata Mc.Graw Hill; 1977. Carbohydrate Polymers. 2009 Jun
16. Sutuhu S. Penanganan dan 10;77(2):167-80.
pengolahan buah. Jakarta:Penebar
Swadaya; 1996.

Produk Saus Tomat

150

Anda mungkin juga menyukai