ABSTRAK
Atelektasis di definisikan sebagai kolapsnya alveoli dan berkurangnya udara di dalam
ruang intrapulmonal atau kolapsnya semua atau sebagian paru. Keadaan ini sering disebabkan
oleh obstruksi bronkus dan kompresi pada jaringan paru. Diagnosis atelektasis ditegakkan
berdasarkan gejala dan tanda yang didapatkan serta pemeriksaan radiografi.
Kata kunci : Atelektasis , kolaps.
ABSTRACT
Atelectasis is defined as the collapse of alveoli and decreased air in the intrapulmonary space or
collapse of all or part of the lung. This condition is often caused by bronchial obstruction and
compression in lung tissue. Diagnosis of atelectasis is established based on symptoms and signs
obtained as well as radiographic examination.
PENDAHULUAN
Atelektasis menggambarkan suatu keadaan dimana parenkim paru mengalami kolaps dan
berkurangnya suplai oksigen. (Peroni DG, Boner AL. Atelectasis : mechanisms, diagnosis and
management. Pediatric Respiration Rev. 2000;1(3):274-8.). Atelektasis dapat terjadi pada wanita
atau pria dan dapat terjadi pada semua ras. Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih
muda daripada anak yang lebih tua dan remaja.
EPIDEMIOLOGI
Menurut penelitian pada tahun 1994, secara keseluruhan terdapat 74,4 juta penderita
penyakit paru yang mengalami atelektasis. Di Inggris sekitar 2,1 juta penderita penyakit paru
yang mengalami atelektasis membutuhkan pengobatan dan pengawasan secara komprehensif. Di
Amerika Serikat diperkirakan 5,5 juta penduduk menderita penyakit paru yang mengalami
atelektasis. Di Jerman sekitar 6 juta penduduk. Kejadian ini merupakan angka yang cukup besar
yang perlu mendapat perhatian dari tenaga medis saat menjumpai kasus penyakit paru yang
mengalami atelektasis.
Penderita penyakit paru yang mengalami atelektasis pertama kali di Indonesia ditemukan
pada tahun 1971. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai
tahun 1980 hampir menyebar di seluruh provinsi di Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan,
jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah.
Di Indonesia insiden terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per
100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun
tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99% (tahun 2000) ; 21,66% (tahun
2001) ; 19,24% (tahun 2002) ; dan 23,87% (tahun 2003) (Ahuja, Anil T. “Pleural Effusion”. In
Case study in Medical Imaging.United Kingdom:University of Cambrigde. 2006. Page 35) dan
(Price, Sylvia A. “Gangguan Sistem pernapasan : Penyakit paru restriktif” dalam Patofisologi
dan konsep klinis penyakit Edisi 6 vol.2. Jakarta: EGC.2006. Hal 802-804).
ETIOLOGI
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko terjadinya atelektasis :
1. Pembiusan (anestesia) / pembedahan
2. Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi
3. Pernafasan yang dangkal
4. Penyakit paru-paru yang menyertai
(Ahuja, Anil T. “Pleural Effusion”. In Case study in Medical Imaging.United
Kingdom:University of Cambrigde. 2006. Page 35)
MANIFESTASI KLINIS