Linda Armelia
Bag IPD FK YARSI
Penyakit pada Saluran pernafasan
Saluran nafas atas Saluran nafas bawah
ISPA Saluran:
Bronkitis
Rinitis alergika
Asma bronkial
Faringitis Bronkiektasis
Parenkim paru
TB paru dan atelektasis paru
Pneumonia / bronkopneumonia
PPOK
Ca paru
Pembungkus paru
Efusi pleura
Hemato toraks
Hidropneumo toraks
Empiema
Bronhitis
Peradangan pada bronkial
Sembuh sendiri
Komplikasi dari ISPA atau infeksi pernapasan lainnya
Ada 2: Akut dan kronis
B. kronis: iritasi atau peradangan scr konstan pd bronkial
Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala dan
memudahkan jalan napas
Gejala dan Faktor risiko
Mycoplasma pneumonia Inkubasi 2-3 mgg, onset 2-3 hari Azitromisin 500 mg
Akut Kronik
Pencetus: allergen, virus, iritan
Reaksi asma tipe cepat Limfosist T
Alergen pd IgE sel mast
degranulasi preformed
Epitel
mediator (histamin, protease) dan Eosinofil
newly generated mediator Sel mast
(leukotrin, PG, PAT) kontraksi
otot polos, sekresi mucus dan
vasodilatasi
Reaksi fase lambat
6-9 jam stlh provokasi allergen
aktivasi eosinophil, sel T CD4,
neutrophil dan makrofag
Mediator sel mast
Mediator Sasaran Gejala
Histamin Otot polos Kontraksi
Kelenjar Sekresi
Pembuluh darah Permbesan
Saraf kolinergik Pelepasan neurotransmitter
Prostaglandin D2 Otot polos Kontraksi
Kelenjar Sekresi
Lekotrien B4 Leukosit Kemotaksis
Lekotrien C4, D4 Otot polos Kontraksi
Kelenjar Sekresi
Pembuluh darah Permbesan
Adenosin Otot polos Kontraksi
NCF dan ECF Leukosit Kemotaksis
Chymase, trypase Otot polos Mudah kontraksi
Kelenjar Sekresi
Faktor pencetus dan factor risiko
Pencetus Risiko
Makanan tertentu Riwayat asma dalam keluarga
Polusi udara (termasuk juga debu) Terpajan asap rokok semasa dalam
Cuaca dan lingkungan kandungan
Emosi Sering mengalami infeksi saluran
Infeksi saluran pernafasan pernafasan
Aktivitas fisik tertentu, termasuk olah Infeksi Respiratory Synctitial Virus
raga pada masa bayi
Obat-obatan tertentu Hidup di daerah perkotaan
Wangi-wangian tertentu
Berbagai alergen lainnya, spt bulu
binatang
Riwayat penyakit dan gejala
Sifat episodic Hal yg perlu dipertimbangkan:
Reversibel Riw keluarga (atopi)
APE
Reversibiliti: perbaikan nilai APE >= 15% setelah inhalasi bronkodilator (uji
bronkodilator), atau bronkodilator oral 10-14 hari, atau respons terapi kortikosteroid
(inhalasi/ oral, 2 minggu)
Variabiliti: menilai variasi diurnal APE yang dikenal dengan variabiliti APE harian selama
1-2 minggu. Variabiliti juga dapat digunakan menilai derajat berat penyakit
Asma ringan : 10 - 20%
Asma sedang : 20 – 30%
Uji provokasi bronkus Asma berat : > 30%
Uji bronkodilator
Diagnosis banding
PPOK
Bronkitis kronis
Gagal jantung kongestif
Batuk kronik akibat lain
Disfugsi larings
Obstruksi mekanis
Emboli paru
Klasifikasi derajat asma berdasarkan gambaran klinis
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
I. Intermiten Bulanan APE >= 80%
Gejala < 1x/mgg <= 2x/bulan VEP1 >= 80% nilai
Tanpa gejala di luar prediksi
serangan APE >=nilai terbaik
Serangan singkat Variabilitas APE < 20%
Epidemiologi Patogenesis
15-20% kasus ISPA Imunitas
Kejadian di ICU lebih sering dari Mikroorganisme yang menyerang
ruang perawatan Lingkungan
Ada penyakit dasar yang
mengganggu daya tahan tubuh
Sering pada geriatri dan pdrt
PPOK
Patogenesis
Bbrp cara mikroorganisme mencapai permukaan :
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi dipermukaan mukosa
Bakteri dg ukuran 0,5 -2,0 m melalui udara dpt mencapai bronkus terminal atau alveol
dan selanjutnya tjd proses infeksi
Bila tjd kolonisasi pada sal. napas atas (hidung, orofaring) aspirasi ke sal. napas
bawah tjd inokulasi mikroorganisme
Laboratorium Radiologis
Leukositosis Foto toraks (PA/lateral)
Hitungan jenis shift to the left Infiltrat smp konsolidasi dengan " air
broncogram“ serta gambaran kaviti
P↑ LED
Foto toraks saja tdk dpt scr khas m’ttn
Utk m’tn D/ etiologi perlu penyebab pneumonia hanya sbg petunjuk
pemeriksaan dahak, kultur darah dan ke arah diagnosis etiologi
serologi Misal:
AGD: hipoksemia dan hikarbia, pd std Gbr pneumonia lobaris Steptococcus
lanjut dpt tjd asidosis respiratorik. pneumoniae
Infiltrat bilateral atau gbr BP
Pseudomonas aeruginosa
Konsolidasi pd lobus atas kanan meskipun
dpt mengenai bbrp lobus Klebsiela
pneumonia
Radiologis
Bayangan suram homogen
Pengobatan
Pengobatan td antibiotik dan suportif
Pemberian antibiotik sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaannya
Dapat diberikan scr empiris bila:
1. Penyakit berat dapat mengancam jiwa
2. Bakteri patogen yg berhasil diisolasi belum tentu sbg penyebab
pneumonia
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.
Terapi suportif:
Istirahat di tempat tidur
Infus atau minum cukup untuk mengatasi dehidrasi
Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian terapi oksigen
Evaluasi pengobatan
Komplikasi Prognosis Pencegahan
- Vaksinasi
• Efusi pleura. 1 lobus moratalitas 1% - Pola hidup sehat
• Empiema. 2-3 lobus, leukopenia,
• Abses Paru. bakteriemia mortalitas
10%
• Pneumotoraks.
Mortalitas pd usia tua,
• Gagal napas.
hamil III, penyakit penyerta
• Sepsis
Penyakit
paru-paru
obstruksi
kronik
(PPOK)
Asthma and COPD, Management strategies for the Primary care provider, MCM, 2008
Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penyakit paru kronik krn hambatan aliran udara di sal napas yg bersifat progressif
nonreversibel atau reversibel parsial PPOK td bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan keduanya
Bronkitis kronik
Kelainan sal. Napas ditandai batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dlm setahun,
sekurang-kurangnya 2 thn berturut – turut, tidak disbb penyakit lainnya
Emfisema
Suatu kel anatomis paru krn pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal,
disertai kerusakan dinding alveoli
PPOK
Bronkodilator Antiinflamasi
Scr tunggal atau kombinasi Untuk eksaserbasi akut
Diutamakan bentuk inhalasi Oral atau injeksi iv
Nebuliser tidak boleh jangka panjang Menekan inflamasi yg terjadi
Derajat berat diutamakan lepas lambat atau Gol metilprednisolon atau prednison
berefek panjang Btk inhalasi sbg terapi jangka panjang
Macam-macam bronkodilator: diberikan bl terbukti uji kortikosteroid
Gol. Antikolinergik positif yaitu tdpt perbaikan VEP1
pascabronkodilator meningkat > 20% dan
Gol. Agonis beta-2
minimal 250 mg
Kombinasi antikolinergik dan agonis Phosphodiesterase-4 inhibitor, utk mengurangi
beta-2 inflamasi dg menghambat pemecahan
Gol. xantin intraselular C-AMP.
Obat-obatan
Antibiotika Antioksidan
Diberikan jika terdapat infeksi Mengurangi eksaserbasi
Lini I : amoksisilin, makrolid Memperbaiki kualiti hidup
Lini II : amoksisilin dan asam klavulanat, Eksaserbasi sering diberikan pada PPOK
sefalosporin, kuinolon dan makrolid Tidak dianjurkan pemberian rutin
baru
Diutamakan pad:
Eksaserbasi dg 3 gjl kardinal: p↑vol sputum,
sputum mjd semakin purulen, dan p↑ sesak
Eksaserbasi dg 2 gjl kardinal dimn p↑
purulensi mrpk salah satu dr 2 gjl tsb
Eksaserbasi yg memerlukan ventilasi
mekanik.
Obat-obatan
Antitusif
Diberikan dengan hati hati
Terapi lainnya