Catatan Kuliah
MEP ISMKI
Wilayah 3 2020
&
1.1 PENDAHULUAN
D. Petunjuk Belajar
1.2 ISI
A. Definisi
Gangguan inflamasi kronis saluran pernapasan yang ditandai dengan wheezing, sesak
napas, dada sesak, batuk, dan terjadi berulang. Asma disebabkan oleh inflamasi kronis
saluran napas yang kemudian menyebabkan kontraksi bronkus sehingga aliran udara
menjadi terbatas termasuk juga dengan penumpukan mukus dan proses inflamasi yang
2
#CINTAISMKI
diperantarai sel inflamasi. Asma umumnya bersifat reversibel dengan terapi maupun tanpa
terapi. Asma bersifat fluktuatif tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat
hingga mengakibatkan kematian.
B. Epidemiologi
Data CDC (2001-2003) prevalensi asma sebesar 6,7% pada dewasa dan 8,5% pada
anak-anak. Sebelum pubertas, prevalensi asma lebih tinggi pada laki-laki daripada
perempuan. Prevalensi menjadi seimbang antara laki-laki dan perempuan pada remaja.
Riskesdas 2013 melaporkan prevalensi asma di Indonesia sebanyak 4,5% dari populasi
dengan jumlah kumulatif kasus asma sekitar 11.179.032. Asma menyebabkan disabilitas
dan kematian dini pada anak usia 10-14 tahun dan orang tua usia 75-79 tahun.
C. Etiologi
- Pajanan terhadap faktor pencetus seperti alergen dan virus
- Cuaca dingin
- Aktivitas fisik
- Refluks gastroesofageal
- Ketidakstabilan emosi
D. Faktor Resiko
Faktor genetik:
- Ras
- Jenis kelamin
- Atopi/alergi bronkus
- Hipereaktivitas saluran pernapasan
- Predisposisi genetik
Faktor lingkungan:
3
#CINTAISMKI
4
#CINTAISMKI
5
#CINTAISMKI
6
#CINTAISMKI
Uji faal paru PEF atau FEV1 PEF atau FEV1 PEF atau FEV1
serangan) >50%
7
#CINTAISMKI
8
#CINTAISMKI
G. Diagnosis
Anamnesis:
- Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada terasa berat) pada dewasa muda
- Gejala memberat pada malam hari atau pagi dini hari
- Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
- Gejala dipicu oleh infeksi, virus, aktivitas fisik, pajanan alergen, perubahan cuaca,
tertawa, iritan seperti asap kendaraan, rokok, atau bau yang menyengat
Pemeriksaan fisik:
- Hiperinflasi dada
9
#CINTAISMKI
- Chest indrawing
- Ekspirasi memanjang dengan mengi saat pemeriksaan auskultasi
- Mengi dapat tidak terdengar pada pasien dengan eksaserbasi asma berat karena
penurunan aliran napas (silent chest)
- Penggunaan otot bantu napas (retraksi otot sternokleidomastoideus) sebagai indikator
obstruksi berat
- Peningkatan laju napas (RR), takikardi, dan pulsus paradoksus pada serangan berat
- Pasien tampak gelisah dan sianosi
Pemeriksaan penunjang:
10
#CINTAISMKI
Tatalaksana farmakologis:
Salbutamol
- Oral
0,1-0,15 mg/KgBB/kali setiap 6 jam
Golongan β agonis kerja pendek atau
- Inhalasi
short acting β-2 agonist (SABA).
0,1-0,15 mg/KgBB (maksimum 5
mg/kali), interval 20 menit
- Subkutan
0,20 μg/KgBB/kali
11
#CINTAISMKI
Terbutalin
- Oral
0,05-0,1 mg/KgBB/kali, setiap 6
jam
- Inhalasi
2,5 mg/kali
- Subkutan
5-10 μg/KgBB/kali
Aminofilin
- Dosis inisial
Jika belum mendapatkan aminofilin
Golongan methyl-xanthine (teofilin 6-8 mg/KgBB dilarutakan dalam 20
kerja cepat) mL dektrosa 5%/NS diberikan
Diberikan pada serangan asma berat dalam 20-30 menit. Jika sudah
yang tidak merespon dengan pemberian mendapatkan aminofilin berikan
kombinasi SABA, antikolinergik, serta setengah dosis.
steroid. - Dosis rumatan
0,5-1 mg/KgBB/jam. Dosis
maksimal 16-20 mg/KgBB/hari
12
#CINTAISMKI
13
#CINTAISMKI
Prednison
Dosis 1-2 mg/KgBB/hari kemudian
diturunkan hingga dosis terkecil yang
diberikan selang sehari pada pagi hari
Zafirlukast
Golongan antileukotrien - usia < 5 tahun tidak digunakan
Kontraindikasi pada gangguan fungsi - usia 5-11 tahun 2 x 10 mg/hari po ac
hati. - usia > 12 tahun 2 x 20 mg/hari po ac
J. Komplikasi
- Pneumotoraks
- Pneumomediastinum
- Gagal napas
- Asma resisten terhadap steroid
K. Pencegahan
- Memberikan infromasi dan edukasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk
beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit, jenis dan mekanisme kerja obat-
obatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter
- Kontrol teratus untuk memonitor berat asma secara berkala
- Menerapkan pola hidup sehat
14
#CINTAISMKI
1.3 PENUTUP
A. Rangkuman
Asma bronkial merupakan suatu gejala hiperaktivitas bronkus yang ditandai dengan
wheezing, sesak napas, dada sesak, batuk, dan terjadi berulang. Hiperaktivitas pada
saluran napas ini terjadi karena pajanan alergen, suhu dingin, aktivitas fisik, dan emosi.
Pajanan alergen kemudian menyebabkan sel mast menjadi tersensitisasi dan
mengeluarkan berbagai mediator inflamasi. Asma bronkial dapat didiagnosis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun penunjang. Pemeriksaan penunjang yang
dianjurkan adalah yang digunakan untuk mengecek faal paru. Terdapat dua jenis
pengobatan yang dilakukan untuk penderita asma. Pengobatan ini berupa obat pereda dan
obat pengendali. Menemukan faktor penyebab asma serta edukasi pasien merupakan
langkah penting untuk mencegah asma kambuh.
B. Tes Formatif (boleh berupa MCQ atau Isian)
Tn. Aditya berumur 30 tahun datang ke IGD RSUP Sardjito dengan keluhan sesak napas
sejak 2 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil. Keluhan sesak napas
telah dirasakan pasien 3 kali dalam minggu ini. TD 120/65 mmHg, nadi 100 kali/menit,
frekuensi napas 29 kali/menit. Didapatkan wheezing di kedua lapang paru. Tatalaksana
yang tepat untuk pasien ini adalah?
a. Inhalasi β-2 agonis dan kortikosteroid
b. Inhalasi kortikosteroid
c. Inhalasi β-2 agonis dan kortikosteroid sistemik
d. Inhalasi β-2 agonis
15
#CINTAISMKI
16
#CINTAISMKI
BIOGRAFI PENULIS
17