Catatan Kuliah
MEP ISMKI
Wilayah 3 2020
&
1.1 PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat mengenai Sub Pokok Bahasan
Cutaneous larva migrans (CLM) atau creeping eruption, merupakan erupsi di kulit
berbentuk penjalaran serpiginosa, sebagai reaksi hipersensitivitas kulit terhadap invasi
larva cacing tambang.1 Yang paling sering menginvasi adalah cacing tambang dari feses
kucing dan anjing, yaitu Ancylostoma braziliense. Larva tersebut termasuk kedalam
golongan nematoda. Telur yang keluar bersama feses kucing dan anjing, matang di tanah
dan menetas menjadi larva yang kemudian dapat menembus kulit manusia.2
Penyakit ini sering ditemukan di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan
#CINTAISMKI
lembab, seperti Afrika, Amerika selatan, dan Asia Tenggara. Invasi paling sering terjadi
pada orang yang berjalan tanpa alas kaki, anak-anak yang bermain tanpa alas kaki,
petani, tentara maupun wisatawan.1
Diagnosis Cutaneous larva migrans dibuat berdasarkan diagnosis klinis. Setelah
larva menembus kulit, akan terlihat lesi eritematosa (kemerahan) sepanjang jalur migrasi
mereka. Lesi akan terlihat bergerak maju selama beberapa hari, namun dapat hilang
dengan sendirinya. Jika gejala dirasakan mengganggu dapat diatasi dengan ivermectin
atau albendazole.2
B. Penulis
Nama : Fatima Khiarun Nisa
Yashinta Saraswati Hakim
Felisa Nur Khayana
Organisasi : BEM Fakultas Kedokteran
Universitas : Universitas Muhammadiyah Semarang
C. Kompetensi
Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, Cutaneous Larva
Migrans termasuk dalam Tingkat Kemampuan 4A.
2
#CINTAISMKI
D. Petunjuk Belajar
1. Berdoa sebelum memulai belajar sesuai dengan keyakinan masing-masing.
2. Baca dan pahami materi catatan kulliah ini. Beri tanda pada bagian yang penting.
3. Siapkan text book atau gawai untuk berjaga-jaga bila ada materi yang belum
dipahami dan perlu dicari lebih detail.
4. Jawab soal soal yang telah tersedia tanpa melihat materi.
5. Akhiri belajar dengan berdoa Kembali. Lakukan hal ini berulang kali hingga ilmu
benar benar sudah dikuasai.
1.2 ISI
A. Definisi
#CINTAISMKI
Cutaneous larvae migrans (CLM) dikenal juga dengan creeping eruption,
dermatosis linearis migrans, atau sandworm disease merupakan erupsi di kulit
berbentuk penjalaran serpiginosa, sebagai reaksi hipersensitivitas kulit terhadap invasi
larva cacing tambang dari feses anjing dan kucing.1,2
B. Epidemiologi
Cutaneous larva migrans sering terjadi di negara berkembang dengan tingkat
penyebaran cukup tinggi di daerah beriklim hangat (negara tropis dan subtropics).
Penyakit ini dapat menginfeksi segala umur, namun anak-anak cenderung lebih sering
terinfeksi dari pada orang dewasa.3 Banyak studi yang melaporkan bahwa CLM banyak
terjadi pada wisatawan yang pulang dari berwisata ke daerah tropis/ subtropis. Infeksi
CLM dikaitkan dengan paparan kulit secara langsung dengan tanah/ pasir yang
terkontaminasi dengan feses anjing/ kucing.4 Belum ada laporan bahwa CLM
mengakibatkan kematian. Invasi CLM yang bertahan lama dan tidak diobati dapat
menyebabkan infeksi sekunder akibat garukan.1
C. Etiologi
Penyebab utama dari kejadian CLM adalah Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma
caninum, dan Uncinaria sternocephalia. Dari penelitian, A. braziliense banyak
3
#CINTAISMKI
#CINTAISMKI
5. Hewan peliharaan yang terinfeksi cacing tambang.
E. Patofisiologi/Patomekanisme
Nematoda penyebab Cutaneous Larva Migrans (CLM) hidup pada hospes. Telur
cacing yang keluar bersama feses hospes bercampur dengan tanah yang lembab dan
basah akan berubah menjadi larva yang mampu mengadakan penetrasi ke kulit. Larva
kemudian tinggal di kulit dan berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang taut demo-epidermal
dan setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.1
Hospes dari nematoda CLM dibagi menjadi 2, yaitu manusia dan hewan (anjing dan
kucing). Nematoda CLM yang hidup pada hospes manusia adalah Ancylostoma
duodenale, Necator americanus, dan Strongyloides sternocalis. Sedangkan nematoda
CLM yang hidup pada hospes hewan adalah Ancylostoma branziliense (kucing, anjing),
Ancylostoma caninum (anjing), Uncinaria stenocephala (kucing, anjing), Gnathostoma
spinigerum (kuding, dog), dan Dirofilaria repens (anjing, canis).
Patofisiologi CLM oleh karena nematoda pada hospes hewan, berikut pada
Ancylostoma braziliense:7
4
#CINTAISMKI
#CINTAISMKI
Patofisiologi CLM oleh karena nematoda pada hospes manusia, berikut pada
Strongyloides sternocolis:8
5
#CINTAISMKI
Larva penyebab Cutaneous Larva Migrans pada hospes hewan hanya dewasa dan
berkembang biak pada hewan. Pada saat penetrasi ke manusia, larva ini akan mati
dengan sendirinya.2 Berbeda dengan larva hospes pada manusia, larva tersebut dapat
hidup dan berkembang di dalam tubuh manusia.8
F. Manifestasi Klinis
Onset gejala akan timbul dalam rentang waktu setelah penetrasi, biasanya sekitar
10-15 hari. Gejala pertama yang dirasakan gatal yang intens pada suatu tempat yang
kemudian diikuti timbulnya jalur kemerahan dan serpiginosa. Jalur ini merupakan lesi
yang ditimbulkan setelah penetrasi. Biasanya lesi eritematosa (kemerahan) berukuran
lebar 3 mm dengan panjang sekitar 20 mm. Lesi eritematosa ini akan bergerak2 setiap
#CINTAISMKI
harinya mengikuti jalannya larva. Terkadang pula disertai munculnya sedikit bengkak
dan rasa menyengat.4
.
6
#CINTAISMKI
#CINTAISMKI
keluhan.4
1. Ivermectin oral
Ivermectin merupakan terapi oral yang paling direkomendasikan. Dosis tunggal
(200 μg per kgBB) dapat membunuh larva yang bermigrasi dengan efektif dan
mengurangi keluhan dengan cepat. Jika terapi awal dengan ivermectin gagal,
pengulangan terapi ivermectin kedua memberikan hasil yang bermakna. Dengan
kontraindikasi berupa anak-anak dengan usia kurang dari lima tahun, berat badan
kurang dari 15kg, ibu hamil,dan ibu menyusui.4
2. Albendazole oral
Terapi albendazole yang memberi efek adalah dosis 400 mg/ hari dengan
pemberian selama 3-7 hari. Obat ini cenderung lebih toleran, sehingga bisa
digunakan pada semua pasien dengan kasus CLM. Anak-anak usia kurang dari 2
tahun direkomendasikan albendazole dengan dosis 200mg/hari selama 3 hari.4
3. Pengobatan topical
Thiabedazol topical telah digunakan lebih dari 40 tahun. Terapi topical dengan
thiabedazol konsentrasi 10-15 dioleskan 3 kali sehari selama 5-7 hari memiliki
keefektifan yang sama dengan pengobatan ivermectin oral. Selain itu, bisa juga
7
#CINTAISMKI
diberikan Albendazole 10% dioleskan 3 kali sehari selama 7-10 hari. Dosis
tunggal ivermectin oral lebih efektif dari dosis tunggal albendazole oral. Tetapi,
albendazole bisa dijadikan alternatif jika ivermectin tidak tersedia.4
J. Komplikasi
Cutaneous Larva Migrans (CLM) oleh karena larva hospes pada hewan umumnya
tidak terjadi infeksi karena larva bisa mati dengan sendirinya. Namun, ditemukan kasus
infeksi sekunder terjadi karena invasi CLM yang terlalu lama, tidak diobati, dan garukan
yang keras. Infeksi sekunder yang terjadi berupa selulitis.1
Sedangkan CLM oleh karena larva hospes pada manusia, dengan ini karena
Strongyloides sternocolis, bisa menyebabkan terjadinya infeksi sekunder yang biasanya
bersamaan dengan temuan Staphylococcus aureus dan Streptococcus. Jika infeksi
dengan streptococcus terjadi berkepanjangan, dapat menyebabkan timbulnya
#CINTAISMKI
glomerulonefritis pasca streptokokus (GnAPS).10
K. Pencegahan
a. Memakai sepatu/ alas kaki lainnya saat keluar
b. Saat bejermur dengan duduk/ berbaring, gunakan tikar pelindung diatas tanah/ pasir
c. Hindari kontak kulit langsung dengan tanah yang terkontaminasi
d. Jika memiliki hewan peliharaan (anjing/ kucing), beri obat cacing secara teratur
e. Tutup lubang-lubang pasir dengan plastik dan atur pembuangan kotoran hewan
secara teratur.4
L. Prognosis
Cutaneous Larva Migrans (CLM) termasuk ke dalam golongan penyakit self-
limiting. Pada akhirnya, larva akan mati di epidermis setelah beberapa minggu atau
bulan. Hal ini disebabkan karena larva tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya pada
manusia.9
Quo ad vitam : bonam
Quo ad funtionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
8
#CINTAISMKI
1.3 PENUTUP
A. Rangkuman
Cutaneous Larva Migrans (CLM) atau creeping eruption, merupakan erupsi di kulit
berbentuk penjalaran serpiginosa, sebagai reaksi hipersensitivitas kulit terhadap invasi
larva cacing tambang.1 Larva penyebab berasal dari golongan nematoda dibagi menjadi
hospes pada hewan dan hospes pada manusia. Penyebab utama adalah larva dengan
hospes pada hewan, yang dikenal Ancylostoma branziliense.4 Diagnosis ditegakkan
secara klinis. Kejadian CLM banyak pada daerah tropis dan subtropics.1 CLM bersifat
self-limiting, jika perlu bisa diobati dengan ivermectin/ albendazole oral untuk
mengurangi keluhan.4 Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan modifikasi gaya
hidup sehat dan menggunakan alat plindung diri ketika akan berkontak dengan tanah
atau pasir.
#CINTAISMKI
B. Tes Formatif (boleh berupa MCQ atau Isian)
1. Seorang laki-laki 38 tahun, diantar istrinya ke puskesmas dengan keluhan kaki gatal
dan nyeri sejak 3 hari yang lalu. Pasien adalah tukang kebun. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan papul eritematosa, berkelok-kelok. Apa diagnosis pasien tersebut ….
a. Dermatitis venenata
b. Dermatitis kontak iritan
c. Creeping eruption
d. Ascariasis
e. Ancylostomiasis
2. Seorang laki-laki 38 tahun, diantar istrinya ke puskesmas dengan keluhan kaki gatal
dan nyeri sejak 3 hari yang lalu. Pasien adalah tukang kebun. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan papul eritematosa, berkelok-kelok. Apa etiologi dari penyakit tersebut….
a. Ancylostooma braziliense
b. Benar semua
c. Anylostoma caninum
d. Uncinaria stenochephala
9
#CINTAISMKI
e. Bunostomum phlebotonum
3. Seorang laki-laki 38 tahun, diantar istrinya ke puskesmas dengan keluhan kaki gatal
dan nyeri sejak 3 hari yang lalu. Pasien adalah tukang kebun. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan papul eritematosa, berkelok-kelok. Dibawah ini yang merupakan
infective stage adalah …..
a. Telur cacing tambang
b. Cacing tambang
c. Larva rhabditiform
d. Larva filariform
e. Semua benar
4. Seorang laki-laki 38 tahun, diantar istrinya ke puskesmas dengan keluhan kaki gatal
dan nyeri sejak 3 hari yang lalu. Pasien adalah tukang kebun. Dari pemeriksaan fisik
#CINTAISMKI
didapatkan papul eritematosa, berkelok-kelok. Bagimana tatalaksana yang tepat pada
kasus tersebut …..
a. Albendazole 15% oinment 1x/hari, 7-14 hari.
b. Albendazole 10% oinment 3x/hari, 7-10 hari.
c. Albendazole 500 mg, 3-7 hari
d. Albendazole 10% oinment 1x/hari, 7-10 hari
e. Albendazole 400 mg, dosis tunggal
5. Seorang laki-laki 38 tahun, diantar istrinya ke puskesmas dengan keluhan kaki gatal
dan nyeri sejak 3 hari yang lalu. Pasien adalah tukang kebun. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan papul eritematosa, berkelok-kelok. Yang merupakan faktor risiko dari
penyakit pasien adalah …..
a. Profesi pasien
b. Usia pasien
c. Jenis kelamin pasien
d. Profesi, usia pasien
e. Profesi, usia, jenis kelamin pasien
10
#CINTAISMKI
#CINTAISMKI
3. Robles D. Cutaneous larva migrans. [Internet]. Disitasi pada 11 September 2020. Tersedia
di : https://emedicine.medscape.com/article/1108784-overview.
4. Montgomery, SP. Cutaneous larva migrans dalam: Hunter’s tropical medicine and
emerging infectious disease. Elsevier Inc. 2020.
5. Gunawan, H., Kusmayadi, IR., Isneny, SU. Bullous cutaneous larva migrans and
generalized cutaneous larva migrans: A rare clinical manifestation. The Open Dermatology
Journal. 2020. 14. DOI: 10.2174/1874372202014010001
6. Wijaya, NH., dkk. Faktor resiko kejadian infeksi cacing tambang pada petani pembibitan
abansia di kecamatan kemiri kabupaten purworejo. Jurnal Epidemiologi Kesehatan
Komunitas. 2016. 1:1.
7. DPDx- Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern. Hoorkworm
(Intestinal) [Internet]. CDC. 2019. Available from:
https://www.cdc.gov/dpdx/hookworm/index.html
8. Jong, EC., Steven, DL. Netter’s infectious disease. Philadelphia: Elsevier. 2012.
9. Heukelbach J, Feldmeier H. Epidemiological and clinical characteristics of hookworm-
related cutaneous larva migrans. Lancet Infect Dis. 2008. 8: 302-09
11
#CINTAISMKI
10. Maxfield, L., Crane, Jonathan S. Cutaneous Larva Migrans [Internet]. NCBI. 2020.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507706/
#CINTAISMKI
12
#CINTAISMKI
BIOGRAFI PENULIS
Riwayat Pendidikan
- SD : SDIT Al-Islam
- SMP : SMPN 1 Kudus
- SMA : SMAN 1 Pati
Motto
#CINTAISMKI
Riwayat Organisasi : MADANI FK UNIMUS
: Tetap Semagat :)
Kontak
Email : Nisakhiarun10@gmail.com
Nomor HP : 081329258751
Media Sosial : ig: Khiarunisa
13
#CINTAISMKI
BIOGRAFI PENULIS
Riwayat Pendidikan
Motto
#CINTAISMKI
Riwayat Organisasi : IMM FK UNIMUS
Kontak
Email : hakimyasinta@gmail.com
Nomor HP : 081225580308
Media Sosial : ig: yasintahakim, line: yasintahakim
14
#CINTAISMKI
BIOGRAFI PENULIS
#CINTAISMKI
Motto : Man jadda wa jada
Kontak
● Email : felisanurkhayana.unimus@gmail.com
● Nomor HP : 081393549526
● Instagram : feli_nrk
15