pada orang dewasa. Pada orang dewasa, faktor resiko nya adalah pada
tukang kebun, petani, dan orang-orang dengan hobi atau aktivitas yang
berhubungan dengan tanah lembab dan berpasir. CLM dapat diterapi
dengan beberapa cara yang berbeda, yaitu: terapi sistemik (oral) atau
terapi topikal. Berdasarkan beberapa penelitian yang ada terapi sistemik
merupakan terapi yang terbaik karena tingkat keberhasilannya lebih baik
daripada terapi topical.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar
tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit
beratnya sekitar 16% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7-3,6 kg
dan luasnya sekitar 1,5-1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai
0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit
tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian
medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,
telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan
luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari
ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
1. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans
dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di
tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis
hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-
6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas
sampai yang terdalam).
1.
2.
2. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya
bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
3. Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri
dari
lapisan
lemak.
Lapisan
ini
terdapat
jaringan
ikat
yang
CREEPING ERUPTION
DEFINISI
Creeping eruption adalah kelainan kulit khas berupa garis lurus
atau berkelok-kelok, progresif, akibat larva yang kesasar. Sedangkan
creeping eruption, istilah ini digunakan pada kelainan kulit yang
merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul
dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal
dari anjing dan kucing. Cutaneous larva migrans dapat juga disebut
creeping eruption, dermatosis linearis migrans, sandworm disease (di
Amerika Selatan larva sering ditemukan ditanah pasir atau di pantai), atau
strongyloidiasis (creeping eruption pada punggung).
ETIOLOGI
Etiologi umum dan di mana parasit dari kulit larva migrans (CLM) yang
paling sering ditemukan adalah sebagai berikut:
Epidemologi
Creeping eruption adalah penyakit infeksi parasit yang jarang
terjadi, dan ditemukan pada daerah tropis atau subtropis yang hangat dan
lembab. Penyakit ini dapat mengenai semua jenis kelamin dan umur.
Dinilai kedua antara infeksi cacing kremi dinegara maju. misalnya di
Afrika, Amerika Selatan dan Barat, terutama Amerika Serikat bagian
tenggara, Karibia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Pusat, India, dan Asia
Tenggara, di Indonesia pun banyak dijumpai. Infestasi lebih sering ditemukan
saat ini karena tingginya mobilitas dan tamasya.
Patogenesis
antara stratum
Gejala Klinis
atau hari4. Rasa gatal dapat timbul paling cepat 30 menit setelah infeksi,
meskipun pernah dilaporkan late onset dari CLM.
Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti
benang berkelok- kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul dan membentuk
terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa sentimeter dan
bertambah panjang beberapa milimeter atau beberapa sentimeter setiap
harinya (Gambar 2). mumnya pasien hanya memiliki satu atau tiga
lintasan dengan panjang 2 5 cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada
malam hari, sehingga pasien sulit tidur. Rasa gatal ini juga dapat berlanjut,
meskipun larva telah mati.
Terowongan yang sudah lama, akan mengering dan menjadi
krusta, dan bila pasien sering menggaruk, dapat menimbulkan iritasi yang
rentan terhadap infeksi sekunder. Larva nematoda dapat ditemukan
terperangkap dalam kanal folikular, stratum korneum atau dermis
Tempat predileksi adalah di tempat tempat yang kontak langsung
dengan tanah, baik saat beraktivitas, duduk, ataupun berbaring, seperti di
tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha juga di bagian tubuh di
mana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada.
eruption
yang
disebabkan
oleh
Gnathostoma
Pseudofurunculous
berukuran
kecil,
terdapat
plak
inflamasi
fase
ini
ditandai
dengan
larva
currens
sistemik,
Patofisiologi
Telur parasit dalam kotoran binatang yang terinfeksi cacing tambang
( anjing dan kucing) dilepaskan ke tanah, lumpur dan pasir hingga menjadi
larva. Manusia mendapatkan infeksi apabila larva infektif dari tanah
menembus kulit. Biasanya larva ini merupakan stadium tiga siklus
hidupnya.
Pada
Manusia,
bila
tanah,
lumpur
dan
pasir
yang
terjadi beberapa hari dan penyakit ini dapat berlangsung beberapa minggu
sampai beberapa bulan bila tidak diobati.
Pada binatang, larva dapat berpenetrasi lebih dalam sampai lapisan
dermis serta menginfeksi darah dan jaringan limpha. Cacing tambang
yang sampai lumen usus akan bereproduksi menghasilkan lebih banyak
telur lalu dieksresikan melalui feces dan mulailah siklus baru.
Diagnosis
Anamnesis
Masuknya larva ke kulit biasanya disertai dengan rasa gatal dan
panas pada kulit yang terkena. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada
malam hari. Predileksi tersering berada di daerah siku,tangan, bokong dan
kaki, lokasi tubuh yang paling sering kontak dengan tanah. Jarang
ditemukan pada wajah. Biasanya ada riwayat kontak dengan tanah secara
langsung.
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan kulit berupa papul pada
awalnya, kemudian di ikuti bentuk yang khas yaitu berbentuk linier atau
berkelok-kelok,
menimbul
berwarnakemerahan,
degan
selanjunya
diameter
membentuk
2-3
mm,
terowongan
dan
(burrow)
kaki, tangan anus, bokong dan paha atau bagian tubuh yang kontak
dengan tempat larva berada.
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi sedikit membantu bila ada sisa reaksi inflamasi pada lokasi
gigitan parasit. Walaupun demikian, hal tersebut dapat dicoba setelah
pemberian pengobatan yang melumpuhkan organisme. Biopsi kulit
menunjukkan lubang yang disebabkan oleh parasit pada epidermis, dilihat
pada hasil biopsy pasien. Vesikel intraepidermal mengandung beberapa
eosinofil dan spongiosis yang menyebar dapat juga dilihat. Di dermis,
infiltrate inflamasi yang terlihat tersusun atas limfosit, sel plasma, histiosit
dan banyak eosinofil.
Pada Gnathostomiasis terdapat moderate leukocytosis dengan
eosinofil diatas 20%, terutama dengan keterlibatan visceral. Biopsy bisa
dilakukan
setelah
pengobatan
dengan
Albendazole
yang
dapat
Diagnosis Banding
Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitasi terhadap sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. Cara
penularan bisa melalui kontak langsung (kontak dengan kulit), misalnya
berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Dan melalui kontak
Gambar 5. Scabies
Herpes Zoster
Insect bite
Insect bite merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh gigitan
dari hewan. Kelainan kulit disebabkan oleh masuknya zat farmakologis
aktif dan sensitasi antigen dari hewan tersebut. Dalam beberapa benit
akan muncul papul persisten yang seringkali disertai central hemmoragic
punctum. Reaksi bullosa sering terjadi pada kaki anak-anak. Pada
permulaan timbulnya creeping eruption akan ditemukan papul yang
menyerupai insect bite (Gambar 7).
Tinea Corporis
Tinea corporis merupakan infeksi jamur golongan dermatofita
(berbagai spesies Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton) pada
badan, tungkai dan lengan dan mempunyai gambaran morfologi yang
khas (Gambar 8.). Pasien merasa gatal dan kelainan umumnya berbentuk
bulat, berbatas tegas, terdiri atas macam-macam effloresensi kulit
(polimorf) dengan bagian tepi lesi lebih jelas tanda peradangannya dari
pada bagian tengah. Beberapa lesi dapat bergabung dan membentuk
gambaran polisiklik. Lesi dapat meluas dan member gambaran yang tidak
khas terutama pada pasien imunodefisiensi.
Prognosis
Prognosis penyakit ini biasanya baik dan merupakan penyakit selflimited, dimana larva akan mati dan lesi membaik dalam waktu 4-8
minggu. Dengan pengobatan progresi lesi dan rasa gatal akan hilang
dalam waktu 48 jam.
Komplikasi
Ekskoriasi dan infeksi sekunder oleh bakteri akibat garukan. Infeksi
umum disebabkan oleh streptococcus pyogenes. Bisa juga terjadi selulitis
dan reaksi alergi.
Mortalitas
Mortalitas
karena
penyakit
ini
belum
pernah
dilaporkan.
Morbiditas
Morbiditas dikaitkan dengan pruritus hebat dan kemungkinan
infeksi bakterial sekunder. Sangat jarang sekali, dapat terjadi migrasi ke
jaringan dalam, seperti ke paru dan usus, yang dapat menyebabkan
penumonitis (Loefflers Syndrome), enteritis, myositis (nyeri otot)
- Larva cacing umumnya menginfeksi tubuh melalui kulit kaki yang tidak
terlindungi, karena itu penting sekali memakai alas kaki, dan
menghindari kontak langsung bagian tubuh manapun dengan tanah.
Penatalaksanaan
Modalitas topikal seperti spray etilklorida, nitrogen cair, fenol, CO2 snow,
piperazine citrate, dan elektrokauter umumnya tidak berhasil sempurna,
karena larva sering tidak lolos atau tidak mati. Demikian pula kemoterapi
dengan klorokuin, dietiklcarbamazine dan antimony jugatidak berhasil.
Terapi pilihan saat ini adalah dengan preparat antihelmintes baik topikal
maupun sistemik.
Sistemik (Oral)
1. Tiabendazol (Mintezol), antihelmintes spektrum luas. Dosis 50
mg/kgBB/hari, sehari 2 kali, diberikan berturut turut selama 2 hari.
Dosis maksimum 3 gram sehari, jika belum sembuh dapat diulangi
setelah beberapa hari. Sulit didapat. Efek sampingnya mual, pusing,
dan muntah.
2.
Daftar Pustaka
1.
Diunduh dari
2.
www.stanford.edu/group/parasites/parasites2002/cutaneous_larva_migran
s/clinical%20presentation.html pada tanggal 29 Desember 2009
4.
www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001454.htm
Update terakhir 12 Maret 2008
6.
www.en.wikipedia.org/wiki/Cutaneous_larva_migrans