id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penyakit Asma
a. Pengertian Asma
dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari (Cano et al., 2010;
Menurut National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI, 2007), pada
individu yang rentan, gejala asma berhubungan dengan inflamasi yang akan
bervariasi derajatnya.
8
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
mengi, batuk, sesak napas, dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau
dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan.
Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya yaitu dapat tenang tanpa gejala,
tidak mengganggu aktifitas, tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai
b. Klasifikasi Asma
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
1) Faktor genetik
- Hipereaktivitas
- Jenis kelamin
2) Faktor lingkungan
lain - lain)
- Perubahan cuaca.
d. Patofisiologi Asma
spasme otot bronkus, sumbatan mukus, edema, dan inflamasi dinding bronkus
(Price, 2006). Selama ekspirasi, obstruksi bertambah berat karena secara fisiologis
saluran napas menyempit pada fase tersebut. Sehingga mengakibatkan udara distal
peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional, dan pasien akan bernapas
pada volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total. Keadaan hiperinflasi ini
bertujuan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar.
Gangguan berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara obyektif dengan
Volume Ekspirasi Paksa (VEP) atau Arus Puncak Ekspirasi (APE). Sedangkan
Penyempitan saluran napas dapat terjadi baik pada saluran napas yang besar,
deskuamasi sel epitel serta sel radang. Berbagai rangsangan alergi dan rangsangan
(seperti tungau debu, tepung sari, sari kedelai, dan protein minyak jarak), protein
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
sayuran lainnya, infeksi virus, asap rokok, polutan udara, bau busuk, obat - obatan
(metabisulfit), udara dingin, dan olah raga (Price, 2006; Sundaru, 2006).
Cursch-mann (silinder mukosa bronkiale), dan benda - benda Creola (sel epitel
terkelupas). Penyumbatan paling berat terjadi selama ekspirasi, karena jalan napas
napas difus, penyumbatan ini tidak seragam di seluruh paru. Atelektasis segmental
lebih lanjut, atau penutupan dini beberapa jalan napas total selama ekspirasi,
e. Diagnosis Asma
(sekarang, maupun yang pernah terjadi), dan adanya keterbatasan aliran udara
dalam saluran pernapasan. Diduga asma apabila muncul gejala seperti mengi, rasa
berat di dada, batuk (dengan atau tanpa dahak), dan sesak napas dengan derajat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
predisposisi, atau presipitasi yang umum, seperti keadaan atopi, aktifitas fisik
yang melelahkan, atau infeksi saluran pernapasan atas (Stark, 2000). Disisi lain,
napas. Keterbatasan aliran udara di saluran pernapasan dapat diketahui melalui uji
faal paru dengan menggunakan peak flow meter dan spirometer. Sulitnya
menegakkan diagnosis asma disebabkan karena gejala yang tidak jelas, oleh
karena itu dapat dilakukan uji provokasi bronkus yang dapat memperlihatkan
darah tepi. The National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) menentukan
tiga prinsip dasar untuk menentukan asma, yaitu adanya obstruksi saluran
pernapasan yang hilang dengan atau tanpa pengobatan, adanya inflamasi saluran
f. Diagnosis Banding
1) Asma Kardial
3) Bronkiektasis
4) Keganasan
5) Infeksi paru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
6) Penyakit granuloma
g. Penatalaksanaan Asma
agar dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari – hari
1) Edukasi
inflamasi yang merupakan patogenesis dasar penyakit asma. Obat ini diberikan
setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma terkontrol pada
asma persisten, dan sering disebut sebagai obat pencegah. Berbagai obat yang
Kortikosteroid inhalasi
Kortikosteroid sistemik
Sodium chromoglicate
Nedochromil sodium
Methylxanthine
Leukotriene modifiers
commit to
relaksasi otot polos, untuk memperbaiki user
dan atau menghambat bronkokonstriksi
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
yang berkaitan dengan gejala akut asma, seperti mengi, rasa berat di dada dan
pada saluran pernapasan. Oleh karena itu, penatalaksanaan asma yang hanya
menggunakan obat pelega, tidak akan menyelesaikan masalah asma secara tuntas.
lain)
Xanthine (Aminophylline)
2) Pemberian medikasi
Obat asma dapat diberikan melalui berbagai cara, yaitu inhalasi (diberikan
- Beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak efektif
- Breath-actuated MDI
- Turbuhaler
- Nebulizer
pasien asma harus benar - benar menyadari, bahwa pasiennya adalah mitra dalam
informasi yang paling dapat dipercaya untuk mencapai asma terkontrol, sebab
dilakukan oleh dokter yang merawatnya. Agar usaha ini dapat terlaksana dengan
baik, maka faktor edukasi atau komunikasi terapeutik di antara dokter dengan
pasien asma dan keluarganya merupakan hal yang sangat mendasar dalam
terjadi dan mengetahui bila saatnya pasien asma memerlukan bantuan medis atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
2. Efikasi Diri
tindakan yang ingin dicapai. Keyakinan tentang efikasi diri akan memberikan
untuk mencapai suatu tingkat kinerja yang mempengaruhi setiap peristiwa dalam
memotifasi dirinya, dan berperilaku. Efikasi diri terbentuk melalui 4 proses utama
yang dikeluarkan seseorang dalam suatu perilaku, berapa lama mereka akan
menghadapi situasi yang merugikan (Bandura, 1999). Dilain pihak, Tomey dan
Menurut teori kognitif sosial yang diperkenalkan oleh Bandura pada tahun
fisiologi, dan kondisi emosional yang dibutuhkan untuk membangun efikasi diri
dalam menyelesaikan tugas - tugas tertentu. Keempat sumber ini diperoleh baik
oleh pengalaman langsung maupun tidak langsung untuk mengetahui tingkat dan
kekuatan efikasi diri seseorang. Keempat sumber tersebut oleh Chen et al. (2010)
1) Pencapaian prestasi
sebaliknya kegagalan akan merusak rasa kepercayaan seseorang, terlebih bila rasa
kegagalan terjadi sebelum rasa keberhasilan tertanam kokoh pada dirinya. Orang
yang mengalami keberhasilan akan mudah mengharapkan hasil yang cepat dan
mudah berkecil hati bila mengalami kegagalan. Sementara itu untuk mencapai
Efikasi diri dapat diperkuat melalui pengalaman orang lain atau biasa
disebut model sosial. Melihat orang lain yang mirip dengan diri seseorang, dan
sukses melakukan suatu kegiatan dengan upaya yang terus menerus, akan
bahwa mereka juga mempunyai kemampuan yang sama untuk berhasil melakukan
mengalami kegagalan, meskipun dengan upaya yang tinggi, hal ini akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
usaha mereka. Dampak dari pemodelan efikasi diri sangat dipengaruhi oleh
3) Persuasi verbal
tentang efikasi diri. Persuasi verbal termasuk kalimat verbal yang memotivasi
akan lebih mampu bertahan ketika berada dalam kesulitan. Dan sebaliknya akan
sulit menanamkan efikasi diri pada seseorang ketika persuasi verbal tidak
melakukan aktifitas yang ada, dan akan lebih cepat menyerah dalam menghadapi
tantangan.
mempengaruhi keyakinan efikasi seseorang. Mereka akan terlihat stres dan tegang
Dalam sebuah kegiatan yang melibatkan kekuatan stamina, orang akan mengalami
kelelahan, sakit dan nyeri sebagai tanda - tanda kelemahan fisik. Mood juga akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
kegiatan.
1) Proses kognitif
manusia dan tujuan. Penentuan tujuan dipengaruhi oleh penilaian atas kemampuan
diri sendiri. Semakin kuat efikasi diri seseorang, maka semakin tinggi seseorang
(Bandura, 1999).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
2) Proses motivasional
kuat keyakinan akan kemampuan seseorang, maka akan lebih besar upaya yang
motivasi diatur oleh harapan seseorang dan nilai dari tujuan yang ditentukan
(Bandura, 1999).
3) Proses afektif
tidak akan terganggu, tetapi bagi orang - orang yang tidak bisa mengontrol
(Bandura, 1999).
4) Proses seleksi
Tujuan akhir dari proses efikasi adalah untuk membentuk lingkungan yang
dari lingkungan. Oleh karena itu keyakinan efikasi dipengaruhi dari tipe aktifitas
dan lingkungan yang dipilihnya. Seseorang akan menghindari sebuah aktifitas dan
lingkungan bila orang tersebut merasa tidak mampu untuk melakukannya. Tetapi
mereka akan siap dengan berbagai tantangan dan situasi yang dipilihnya bila
1) Magnitude
Dimensi magnitude berfokus pada tingkat kesulitan yang tidak akan sama
pada setiap orang. Seseorang bisa mengalami tingkat kesulitan yang tinggi terkait
dengan usaha yang dilakukan, sedikit agak berat, atau ada juga yang melakukan
usaha terkait dengan sangat mudah dan sederhana (Bandura, 1999). Semakin
tinggi keyakinan efikasi diri yang dimiliki maka akan semakin mudah usaha
2) Generality
pada hal tersebut, tetapi akan digunakan pada usaha yang lainnya (Bandura,
3) Strength
sebuah usaha. Harapan yang lemah bisa disebabkan oleh pengalaman yang buruk.
Tetapi bila seseorang mempunyai harapan yang kuat mereka akan tetap berusaha
optimis, ketika dalam realita sosial banyak sekali tantangan hidup seperti
tahan terhadap hambatan, dan kemunduran dari setiap kesulitan yang ada. Orang
yang mengalami kecemasan akan mudah terserang depresi. Sedangkan orang yang
mempunyai rasa efikasi diri yang tinggi akan lebih mampu untuk melakukan
(Bandura,1999).
Rasa efikasi diri yang tinggi yang dimiliki oleh sekelompok orang akan
signifikan. Efikasi diri yang tinggi menjadi suatu upaya untuk memecahkan
masalah yang mereka hadapi dan meningkatkan kualitas hidup mereka melalui
usaha yang terpadu. Dari usaha yang dilakukan inilah akan muncul suatu
penemuan baru. Rasa keyakinan yang tinggi, seberapa banyak usaha yang mereka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
lakukan, dan seberapa tahan mereka terhadap hambatan yang ditemui, akan
(Bandura,1999).
lingkungan sekitarnya. Getaran pada boks bayi atau tangisan akan membawa
akan menjadi lebih perhatian terhadap perilakunya sendiri, dan merasa berbeda
bermain. Tersedianya peluang ini akan memperbesar ketrampilan dasar dan rasa
3) Kelompok
diantara anggota kelompok. Perbedaan usia juga akan mempengaruhi efikasi diri
seseorang. Anggota kelompok dalam peer akan memberikan pengaruh yang besar
pada efikasi diri anggotanya. Pengaruh rasa efikasi diri rendah kepada anggota
kognisi dan pengetahuan yang dimiliki akan menjadi dasar bagi pembentukan
yang dialami akan membentuk efikasi diri bagi anak-anak (Bandura, 1999).
kehidupan. Kompetensi baru dan keyakinan akan sebuah keberhasilan perlu terus
1999).
kebutuhan baru yang timbul karena kemitraan, hubungan perkawinan, orang tua,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
efikasi diri yang tinggi. Mereka yang memasuki usia dewasa muda dengan
ketrampilan yang kurang akan merasa tidak yakin dengan diri sendiri dalam
(Bandura, 1999).
Banyak kapasitas fisik dan kognitif yang menurun pada orang lanjut usia.
dan adanya persepsi negatif terhadap harapan yang dimilikinya. Persepsi sosial ini
meningkatkan kerentanan lanjut usia terhadap stres dan depresi baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Para lanjut usia membutuhkan keyakinan akan
Penelitian oleh Sharifi et al. pada tahun 2011 menunjukkan bahwa efikasi
diri telah diterima sebagai hal yang utama dalam penanganan asma mandiri. Rhee
et al. (2009) juga memberikan bukti bahwa efikasi diri dapat meningkatkan
konsisten) dengan penurunan efek barrier cognition pada pasien asma dewasa
commit
dengan asma ringan memiliki skor to Self
Asthma userEfficasy Scale (ASES) yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
tinggi daripada pasien dengan derajad sedang atau berat. Pada penelitian Sharifi et
al. pada tahun 2011 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara efikasi
diri dan sikap diantara subyek penelitian. Sikap yang positif terhadap asma akan
asma secara mandiri. Intinya bahwa efikasi diri dapat memberikan prediksi
sendiri. Efikasi diri yang tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
sebagai efikasi diri yang rendah dimana akan menyebabkan pasien asma menahan
Asthma Self Efficasy Scale (ASES) merupakan kuesioner yang terdiri atas
8o item yang dapat digunakan untuk mengukur rasa percaya diri penderita asma
asma dalam berbagai situasi. Asthma Self Efficasy Scale (ASES) terdiri atas skala
mengindikasikan "sangat percaya diri." Skor total dari Asthma Self Efficasy Scale
(ASES) ini adalah 320 (skor yang tinggi mengindikasikan efikasi diri pasien asma
yang lebih baik). ASES telah memperlihatkan reliabilitas dan validitasnya sebagai
commit
alat ukur terhadap efikasi diri pasien to user
asma dan telah digunakan secara luas pada
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
secara berulang – ulang. Kuesioner The Chicago Initiative to Raise Asthma Health
Equity (CHIRAH) Asthma Self-Efficacy Scale (ASES) ini terdiri atas 5 dimensi
mengindikasikan reliabilitas internal yang kuat. Nilai total efikasi diri dihitung
Sydney, meneliti tentang efikasi diri pada pasien asma dengan menggunakan
diciptakan oleh Wigal et al.(1993). KASE-AQ adalah instrumen yang telah diuji
oleh pasien asma untuk menilai efikasi diri partisipan (pasien asma) tentang
pandangan, serta pengetahuannya yang berkaitan dengan kondisi mereka saat ini.
Kuesioner ini terdiri atas 60 item, dengan rincian 20 item yang terkait dengan
pengetahuan asma, 20 item yang terkait dengan attitude pasien, dan 20 item
kuesioner KASE-AQ ini dan hanya mengambil 20 item yang berkaitan dengan
efikasi diri sebagai tolok ukur efikasi diri pasien asma dalam penelitian yang
dilakukannya di Australia.
3. Dukungan Keluarga
a. Pengertian Keluarga
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung. Keluarga
individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang
dari keluarga.
hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
keluarga adalah bagian dari masyarakat yang terkecil yang dapat melahirkan suatu
yaitu: (1) Keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya,
(2) Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang
(1) Keluarga bentukan kembali adalah keluarga baru yang terbentuk dari
(2) Orangtua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan
(4) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pemah
menikah.
(6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
b. Struktur Keluarga
Pada dasamya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
masing - masing.
- Fungsi efektif, fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
keluarga.
2000).
c. Peranan Keluarga
kronik seperti asma, maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri
menunjukkan rasa simpati dan kasihan, namun sebagian lain bersikap menolak
akan kenyataan ini. Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh
penderita asma. Dalam banyak hal, ternyata respon penderita terhadap pengobatan
juga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
bagian dari jaringan sosial yang didalamnya tiap anggotanya saling mendukung.
informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku
sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal - hal yang dapat memberikan
hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa
lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada
individu dari orang lain melalui hubungan interpersonal yang meliputi perhatian,
keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
saran dan umpan balik tentang bagaimana seseorang untuk mengenal dan
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
sebagainya.
5) Dukungan Instrumental
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
6) Dukungan spiritual
oleh keluarga sebagai cara paling penting bagi keluarga untuk mengatasi suatu
stressor yang berkaitan dengan kesehatan atau sebagai suatu metode dan sangat
penting dan sangat sering digunakan, karena agama sebagai cara paling penting
oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diadakan untuk keluarga. Dukungan
keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal, seperti dukungan dari suami
atau istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan keluarga eksternal
(Friedman, 2000).
Menurut Rook dan Dooley dalam Kuncoro (2002), ada dua sumber
dukungan keluarga yaitu sumber natural dan sumber artifisial. Dukungan keluarga
secara spontan dengan orang - orang yang berada disekitarnya misalnya anggota
keluarga (anak, istri, suami, dan kerabat) teman dekat atau relasi. Dukungan
keluarga ini bersifat non formal sementara itu dukungan keluarga artifisial adalah
3) Sumber dukungan keluarga yang natural berakar dari hubungan yang telah
berakar lama.
5) Sumber dukungan keluarga yang natural terbebas dari bebas dan label
psikologis.
a) Usia
pada diri sendiri maupun orang lain. Berubahnya usia menuntut seseorang
b) Jenis kelamin
c) Pendidikan
d) Pekerjaan.
pengalaman-pengalaman perkembangan.
(Friedman, 2000).
4. Kualitas Hidup
ini masih belum ada suatu pengertian yang dapat diterima secara luas untuk
commit
menilai kualitas hidup seseorang. to user
Kualitas hidup merupakan suatu ide yang
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
abstrak tidak terkait oleh tempat dan waktu, bersifat situasional dan meliputi
berbagai konsep yang saling tumpang tindih (Kinghron & Gamlin, 2004, dalam
Kusuma, 2011).
Kualitas hidup merupakan salah satu bagian dari Report Outcome (PRO)
Kualitas hidup mengacu pada domain fisik, psikologis dan sosial kesehatan yang
unik untuk setiap individu. Masing - masing domain dapat diukur dengan tujuan
penilaian status kesehatan dari perspektif subyek kesehatan. Aspek lain yang
dalam konteks sistem budaya dan nilai dimana mereka hidup berhubungan dengan
menyangkut dimensi yang lebih luas termasuk kesehatan fisik, psikologis, tingkat
(WHO, 1997).
Patrik & Erickson (1996) (dalam Gupta & Kant, 2009) mendefinisikan
kualitas hidup adalah nilai yang diberikan selama hidupnya berlangsung dan
(1995) (dalam Gupta & Kant, 2009) menjelaskan kualitas hidup adalah sebuah
pengertian kualitas hidup ini akan berbeda bagi orang sakit dengan orang yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
sehat. Aspek yang paling banyak berkaitan dengan kualitas hidup adalah
wellbeing, satisfaction with life & happiness. Wellbeing diartikan sebagai hidup
kebutuhan dan realisasi diri. Satisfaction with life adalah perasaan bahwa ketika
harapan, kebutuhan, dan keinginan seseorang itu terpenuhi maka orang tersebut
akan merasa puas. Happiness yang berarti bahagia, merupakan sesuatu yang
dengan kualitas hidup pasien yang lebih baik. Semakin tinggi rasa percaya diri
pasien tersebut untuk mengontrol gejala asmanya, maka akan semakin tinggi pula
adanya perbedaan kualitas hidup yang dinilai dari aspek kesehatan seperti gejala
batuk, sesak napas dan gangguan tidur antara kelompok pengobatan apropiate dan
adekuat.
Studi yang dilakukan oleh Spiric (2004) menghasilkan faktor - faktor yang
berhubungan dengan kualitas hidup pasien adalah berat penyakit, tempat tinggal
dan kondisi cuaca (p< 0.05). Selain itu Spiric menemukan tidak ada hubungan
antara jenis penyakit asma, jenis kelamin dan polusi udara dengan kualitas hidup
bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita asma antara lain yaitu
umur, jenis pekerjaan, riwayat pendidikan, penyakit TBC, ISPA, alergi dermatitis,
Responden berumur > 60 tahun berisiko 4,5 kali dibandingkan responden yang
berusia 10-19 tahun. Berdasarkan beberapa studi diketahui bahwa asma pada
masa kanak - kanak tetap dapat bertahan sampai dewasa dan ada juga asma yang
pertambahan umur. Disamping itu terjadi penurunan fungsi paru- paru dan
asma memiliki kaitan terhadap baik buruknya kualitas hidup, dimana pasien
dengan sosial ekonomi baik akan berhubungan dengan kualitas hidup yang baik
dan demikian pula sebaliknya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rhee
et al. pada tahun 2010 disebutkan bahwa dukungan keluarga sebagai prekursor
terhadap kualitas hidup penderita asma. Dukungan keluarga yang kuat terhadap
pasien asma dapat memperbaiki persepsi negatif melalui komunikasi yang efektif,
Selain itu, pada pasien remaja maka dukungan orang tua dapat berperan aktif
masalah yang berkaitan dengan kognitif pasien (misalnya, pasien yang pelupa atau
(misalnya, emosional, aktivitas fisik dan kegiatan sosial. Kualitas hidup pasien
asma merupakan ukuran penting, karena berhubungan dengan keadaan sesak yang
berpakaian, dan aktivitas rumah tangga (Fiese, Winter & Botti, 2011).
Secara garis besar instrumen untuk mengukur kualitas hidup dapat dibagi
menjadi 2 macam, yaitu instrumen umum (generic scale) dan instrumen khusus
(specific scale). Instrumen umum adalah instrumen yang dipakai untuk mengukur
kualitas hidup secara umum pada pasien penyakit kronis. Instrumen ini digunakan
dan kekuatiran yang timbul akibat penyakit yang diderita. Instrumen khusus
adalah instrumen yang dipakai untuk mengukur suatu khusus dari penyakit pada
populasi tertentu (misalnya pada pasien penyakit paru) atau fungsi yang khusus
(misalnya fungsi saluran nafas). Berikut ini adalah instrumen yang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
kesehatan:
1. Instrumen Umum
Sickness Impact Profile (SIP) adalah salah satu intrumen yang bersifat
umum dan paling banyak digunakan. SIP dikembangkan oleh Berger pada tahun
1972 dan sejak saat itu telah digunakan secara ekstensif dalam berbagai penelitian
klinis. SIP berisi dari 136 item dibagi menjadi 12 domain. 3 domain menerangkan
tentang kondisi fisik yang terdiri dari : ambulatori, mobilitas, perawatan tubuh dan
lainnya menerangkan tentang independen yang terdiri dari: tidur dan istirahat,
makan, bekerja, manajemen rumah, rekreasi dan masa lalu. Namun kelemahan
yang dari SIP ini adalah memerlukan waktu yang relatif lama sekitar 20-30 menit
fisik dapat mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari -hari lainnya. Nilai yang
pengaruh nyeri terhadap pekerjaan normal, baik di dalam maupun di luar rumah.
Nilai yang rendah menunjukkan rasa sakit yang sangat berat dan sangat
membatasi aktivitas. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak ada keterbatasan yang
ramalan tentang kesehatan serta daya tahan terhadap penyakit. Nilai yang rendah
tinggi menunjukkan persepsi terhadap kesehatan diri sendiri yang sangat baik.
- Energi (vitality)
lesu. Nilai yang rendah menunjukkan perasaan lelah, capek, dan lesu sepanjang
waktu. Nilai yang tinggi menunjukkan perasaan penuh semangat dan berenergi.
masalah emosional yang mengganggu aktivitas sosial normal. Nilai yang rendah
menunjukkan gangguan yang sering. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak adanya
gangguan.
Terdiri dari 3 pertanyaan atau aktivitas sehari - hari lainnya. Nilai yang
sempurna, bahkan tidak dapat bekerja sepertinya biasanya. Nilai yang tinggi
yang rendah menunjukkan perasaan tegang dan depresi sepanjang waktu. Nilai
yang tinggi menunjukkan perasaan tenang dan bahagia dan penuh kedamaian.
persepsi kesehatan umum dan energi disebut sebagai dimensi kesehatan fisik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
(physical component scale). Masing -masing skala dinilai 0 - 100, dan skor yang
SF-12 adalah ringkasan dari versi SF-36 yang terdiri atas 12 item. SF-12
telah digunakan pada populasi study dan pada penderita asma. Instrumen ini
mengurangi biaya dan beban dari responden. SF-12 lebih efisien untuk mengukur
seluruh domain kualitas hidup dengan validitas, reliabilitas dan sensitivitas yang
dapat diterima serta dapat digunakan pada monitoring kesehatan populasi yang
lebih luas. Keuntungan tambahan dari SF-12 yaitu termasuk single item
pengukuran status kesehatan yang sering dikaitkan dengan SF-1 yang telah
2. Instrumen Khusus
gangguan fungsional yang dialami oleh orang dewasa ≥ 17 tahun. Kuesioner ini
emosional dan stimulus lingkungan) (Juniper, 2005 dan Bacon et al., 2009).
Kuesioner berasal dari Juniper ini dapat lebih spesifik digunakan pada
pasien asma. AQLQ terdiri dari 32 item yang mengukur 4 dimensi kesehatan yaitu
12 item menilai gejala, 5 item mengukur fungsi emosional, 4 item menilai paparan
(Spiric, 2004). Pasien memberi skor tiap item pada suatu skala ordinal yang terdiri
atas 7 poin. AQLQ skor 1 menunjukkan kualitas hidup yang sangat buruk dan
commit to user
skor 7 jika tidak ada gangguan kualitas hidup (Spiric, 2004 dan Scala, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
Kuesioner AQLQ memiliki nilai alpha Cronbachs 0.93 yang berarti validitas dan
reliabilitas kuesioner ini sangat baik untuk digunakan (Bacon et al., 2009 dan
Spiric 2004).
hidup yang dikembangkan terdiri dari 20 butir pertanyaan. Hasil uji validitas dan
pengukuran kualitas hidup pasien asma dewasa yang terdiri atas 20 pertanyaan.
Kuesioner ini terdiri atas 4 dimensi yaitu sesak napas (breathlessness), gangguan
memperlihatkan dampak dari asma mereka terhadap kualitas hidup pada skala
konsisten secara internal dalam sampel pasien rawat jalan (alpha Cronbach 0.92
pada 77 subyek penelitian) dan dalam sampel masyarakat dengan asma (alpha
untuk remaja dan dewasa dengan nama AQLQ (S) yaitu Asma Quality of Life
AQLQ 12+. Hal ini dikarenakan batas usia klinis penderita asma diturunkan
menjadi 12 tahun. Terdapat sedikit perubahan antara AQLQ (S) dengan AQLQ
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
sama antara usia 12-17 tahun dengan usia 12 tahun. Hal ini berarti AQLQ 12+
dapat digunakan pada usia 12 tahun ke atas (cocok untuk usia remaja > 12 tahun
dan usia dewasa). Selain kuesioner untuk remaja dan dewasa, Juniper sebelumnya
PAQLQ digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien asma usia 7 s.d
B. Penelitian Relevan
1. Imelda S., Yunus F., Wiyono W.H. (2007), dalam penelitiannya yang
derajat asma pada pasien asma derajat berat dibandingkan derajat sedang.
sedang – kuat sedangkan kualitas hidup dengan nilai fungsi paru mempunyai
korelasi lemah.
2. Rhee H., Belyea MJ., dan Brasch J. (2010), dalam penelitiannya yang
dengan semakin baiknya asthma control dan kualitas hidup pasien asma.
4. Chen SY, Sheu S, Chang CS, Wang TH, Huang MS (2010), dalam
program efikasi diri pada pasien asma memiliki pengaruh positif dalam
kemampuan dalam menjaga perilaku sehari – hari. Selain itu pasien dengan
efikasi diri yang tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
Jenis
Derajad Meningkatkan aderensi - Dukungan emosional Pekerjaan
Asma pengobatan - Dukungan n
Mengendalikan faktor pencetus penghargaan
Menurunkan tingkat stress - Dukungan materi
Menjaga kebugaran tubuh - Dukungan informasi
Menerapkan pola hidup sehat
- Dukungan spiritual
- Dukungan
instrumental
Keterangan : Variabel Perancu:
:Variabel diteliti - Umur
:Variabel tidak diteliti - Pendidikan
Kualitas Hidup Pasien Asma - Jenis kelamin
- Pekerjaan
1. Pencapaian prestasi
2. Pengalaman orang lain
D. Hipotesis
3. Persuasi verbal
1. Ada hubungan antara4. Umpan
efikasi balik fisiologiskualitas
diri dengan dan hidup pasien asma. Makin
kondisi emosional
tinggi efikasi diri, maka semakin baik kualitas hidup pasien asma.
2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien asma.
Makin kuat dukungan keluarga, maka semakin baik kualitas hidup pasien
asma.
3. Ada hubungan antara efikasi diri dan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien asma. Makin tinggi efikasi diri dan dukungan keluarga, maka