ASMA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA : NURSAIDAH
NIM :069STYC19
Hari :
Tanggal :
Disetujui Oleh
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan
presipitasitimbulnya serangan asthma bronkial.
a. Faktor predisposisi
1) Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit
alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi.
Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit
asthma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu
hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
1) Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
C. Patofisiologi
D. Klasifikasi
a. Berdasarkan Penyebab
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3
tipe, yaitu:
1) Ekstrinsik (alergik)
Asma ekstrinsik ditandai dengan adanya reaksi alergik yang disebabkan
oleh faktor-faktor pencetus spesifik (alergen), seperti serbuk bunga, bulu
binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Oleh
karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan
di atas, maka akan terjadi serangan asthma ekstrinsik. Pasien dengan asma
ekstrinsik biasanya sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi
genetik terhadap alergi dalam keluarganya.
2) Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa
juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3) Asthma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik (Smeltzer & Bare, 2002).
b. Berdasarkan Derajat Penyakit
Derajat
No Gejala Gejala Malam Faal Paru Pengobatan
Asma
1 Intermitte - Gejala <1x/minggu £ 2 kali sebulan - VEP1 atau - Inhalasi agonis B-2
n - Tanpa gejala antar APE ³80% jangka pendek
serangan - Variabilitas APE
- Serangan singkat <20%
2 Persisten - Gejala >1x/minggu > 2 kali sebulan - VEP1 atau - Bronkodilator jangka
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Fisik
Padapemeriksaan fisik dijumpai napas menjadi cepat dan
dangkal, terdengar bunyi mengi pada pemeriksaan dada (pada serangan
sangat berat biasanya tidak lagi terdengar mengi, karena pasien sudah lelah
untuk bernapas)
b. Pemeriksaan Fungsi Paru
1) Spirometri
Spirometri adalah mesin yang dapat mengukur kapasitas vital paksa
(KVP) dan volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1).
Pemeriksaan ini sangat tergantung kepada kemampuan pasien
sehingga diperlukan instruksi operator yang jelas dan kooperasi pasien.
Untuk mendapatkan nilai yang akurat, diambil nilai tertinggi dari 2-3
H. Tes Diagnostik
1. Pemeriksaan sputum, Pada pemeriksaan sputum ditemukan :
a. Kristal –kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari
kristal eosinofil.
b. Terdapatnya Spiral Curschman, yakni spiral yang merupakan
silinder sel-sel cabang-cabang bronkus.
c. Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
d. Terdapatnya neutrofil eosinofil
2. Pemeriksaan darah, Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan
eosinofil meninggi, sedangkan leukosit dapat meninggi atau normal,
walaupun terdapat komplikasi asma
I. Komplikasi
1. Pneumothoraks: keadaan abnormalitas dimana terdapatnya udara dalam
rongga thoraks;
2. Pneumomediastinum dan emfisemi subkutis;
3. Atelektasis: ketidakmampuan organ paru untuk mengembang dengan
sempurna;
4. Aspergilosis bronkopulmonar alergik,
5. Gagal napas: keadaan dimana pertukaran oksigen dengan karbondioksida
pada paru-paru tidak dapat mengimbangi laju konsumsi oksigen dan
produksi karbondioksida pada sel tubuh yang mengakibatkan tekanan
oksigen arterial menjadi kurang dari 50 mmHg (hipoksemia) dan tekanan
karbondioksida arterial meningkat menjadi lebih dari 45 mmHg
(hiperkapnea).
6. Bronkhitis: radang pada bronkhus yang biasanya mengenai trakhea dan
laring.
J. Penatalaksanaan
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non
farmakologik dan pengobatan farmakologik.
1. Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang
penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor
pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada
tim kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
K. Penyebab Asma
Penyebab asma untuk saat ini belum dipastikan secara pasti, namun yang
menjadi faktor pencetus asma, Berikut beberapa hal yang menjadi Penyebab
Asma yaitu :
1. Keturunan Keluarga.
Bila orang tua atau pun kakek nenek mempunyai riwayat penyakit asma,
maka keturunannya akan lebih mudah terkena penyakit semacam ini.
Maka seringkali disebut sebagai penyakit keturunan dan bukan bagian dari
penyakit yang menular. Untuk itulah bila memang diketahui silsilah
keluarga mempunyai riwayat penyakit yang satu ini maka alangkah
bijaksananya bila kita berkonsultasi dengan dokter spesalis Dalam sub
pulmonologi untuk mengatahi bagaiman cara mencegah timbulnya
penyakit asma dan juga mengetahui akan faktor pemicu pencetus penyakit
asma ini sehingga bisa meminimalisasi efek samping ketika terjadi
serangan atau kambuhnya.
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan merupakan preskripsi untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat (Doenges, 2010).
Perencanaan diawali dengan memprioritaskan diagnosa
keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah yang ditemukan
pada pasien. Rencana keperawatan yang dapat disusun untuk pasien
asma yaitu: (Doenges, 2010).
4. Implementasi keperawatan
Pelaksanaan adalah pngelolaan, perwujudan dari rencana perawatan yang
telah disusun pada tahap kedua untuk memenuhi kebutuhan pasien secara
optimal dan komprehensif. Tindakan keperawatan yang dilaksanakan
disesuaikan dengan perencanaan (Nursalam, 2001).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan
rencana tujuan yaitu :
1. Bersihan jalan nafas efektif
2. Ventilasi dan pertukaran gas efektif
3. Aktivitas dapat ditingkatkan
4. Pemenuhan nutrisi adekuat
5. Nyeri berkurang/terkontrol
6. Kecemasan orang tua berkurang/hilang, pengetahuan orang tua
bertambah, keluarga memahami kondisi pasien.